Anda di halaman 1dari 6

III.

Alat dan Bahan


1. Alat-alat
Model atom kubik primitif, kubik pusat badan, dan kubik pusat muka

Gambar 7. Model atom kubik

2. Bahan-bahan
Pola difraksi sinar-X suatu kristal kubik:

Gambar 7. Pola difraksi sinar-X suatu kristal kubik
IV. Pembahasan (Analisis)
Bedasarkan hasil pola difraksi sinar-x (X-Ray Diffractin, XRD)
material/kristal pada gambar 7, dapat dilakukan analisis struktur kubik,
analisis parameter kisi, dan identifikasi bidang pantulan/indeks Miller (hkl)
dengan bantuan program excel yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3
berikut:
Tabel 3. Hasil perhitungan analisis struktur kristal

Keterangan: a = d
hkl

, dengan d
hkl
= d()
Pembahasan
1. Bukti bahwa kristal yang diteliti memiliki sistem kubik
Kristal memiliki sistem kubik jika memenuhi persamaan:

atau a = d
hkl


Berdasarkan tabel perhitungan, harga a yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan tersebut untuk setiap nilai d () adalah sama
(dikatakan sama karena selisihnya sangat kecil) dengan rata-rata nilai a
sebesar 3,99147 . Dengan demikian terbukti bahwa kristal tersebut
memiliki sistem kubik.
Karena telah terbukti bahwa kristal yang diteliti memiliki sistem
kubik maka berlaku a=b=c dan = = = 90
2. Menentukan kelompok ruangnya.
Struktur kristal yang berbeda akan menunjukan kumpulan nilai s (s
= h
2
+k
2
+l
2
) yang berbeda pula. Untuk struktur kristal sistem kubus nilai
kumpulan s yang ditunjukan adalah sebagai berikut:
Kubus sederhana/kubik primitif (P): 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10
Kubus pusat badan/bcc (I) : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14
Kubus pusat muka/fcc (F) : 3, 4, 8, 11, 12, 16
Berdasarkan tabel perhitungan, kumpulan nilai s dari kristal yang
diteliti adalah 1,2,3,4,5, dan 6. Dengan demikian kelompok ruang dari
kristal sistem kubik tersebut adalah kubus sederhana/kubik primitif (P).

3. Menghitung parameter kisi
Nilai parameter kisi (a) dapat ditentukan dengan mensubstitusi
nilai d () ke dalam persamaan a = d
hkl

. Dari hasil
perhitungan pada tabel diperoleh nilai parameter kisi material sebesar a =
3,99147 .
Cara lain untuk menentukan parameter kisi adalah dengan
menggunakan hubungan

dimana adalah panjang gelombang


dari terget sinar-x yang digunakan dalam satuan amstrong, disini
digunakan target CuK (=1,54056 ) sehingga diperoleh nilai parameter
kisi sebesar a = 3,99180 .
Dengan demikian parameter kisis kristal kubik yang diteliti secara
lengkap dapat ditulis sebagai berikut:
a = b = c = 3,99147 dan = = = 90
4. Mengidentifikasi bidang kristal pola difraksi
Prosedur indeksasi sistem kristal kubik digambarkan dengan
tabulasi nilai {sin
2
/faktor pembaginya} dan {sudut 2} dari setiap
puncak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel perhitungan. Untuk
menentukan nilai konstanta A dicari nilai yang sama atau hampir sama
pada setiap kolom dari nilai {sin
2
/faktor pembaginya}. Dari nilai-nilai
yang sama inilah nilai konstanta A dapat ditentukan, disini nilai konstanta
A diperoleh sebesar 0,03724. Penentuan indeks Miller (hkl) untuk setiap
puncak diperoleh dengan membagi sin
2
pada setiap puncak terhadap
konstanta A, setelah itu nilai {sin
2
/A} dibulatkan. Nilai pembulatan dari
{sin
2
/A} merupakan nilai perbandingan s dimana s = h
2
+k
2
+l
2
. Dari nilai
s ini kemudian diperoleh nilai bidang pantulan/indeks Miller dari setiap
puncak seperti terlihat pada tabel.
Berdasarkan hasil tersebut, identifikasi bidang kristal kubik dapat
digambarkan sebagai berikut:


V. Kesimpulan
Berdasarkan data pola difraksi sinar-x:
1. Kristal yang diteliti terbukti memiliki sistem kubik karena memenuhi
persamaan


2. Kelompok ruangnya dari kristal sistem kubik tersebut adalah kubus
sederhana/kubik primitif (P).
3. Parameter kisi kristal yang diteliti adalah sebagai berikut:
a = b = c = 3,99147 ,dan = = = 90
4. Identifikasi bidang kristalnya adalah sebagai berikut: (100), (110), (111),
(200), (210), dan (211)





















Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai