Anda di halaman 1dari 21

DYSPNEA

Oleh : Hafsha Rizki Yuliani, S.Ked


BAB I
PENDAHULUAN
A. Laa! "elakan#
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen,pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke
lingkungan. Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai
tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan
membuang CO2 sebagai sisa metabolisme.
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , otot
interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .kemudian dara masuk ke dalam
paru-paru melalui hidung dan trakea. !inding trakea dilindungi oleh tulang ra"an agar
selalu terbuka. #rakea ber$abang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang
disambungkan pada paru-paru. %edua bronkus ber$abang lagi kepada bronkiolus dan
alveolus pada ujung bronkiolus.
&lat-alat pernapasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting. 'ika ini
terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan
dapat menyebabkan kematian.
(
BAB II
$IN%AUAN PUS$AKA
A. Ana&'i sise' (e!na(asan
a. Salu!an Nafas Aas
Hidun#
#erdiri atas bagian eksternal dan internal
)agian eksternal menonjol dari "ajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago
)agian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut
septum
*ongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidungPermukaan mukosa hidung
dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir se$ara terus menerus dan
bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
+idung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
+idung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
+idung juga bertanggung ja"ab terhadap olfaktori ,penghidu- karena reseptor
olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia
)a!in#
2
.aring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan
hidung dan rongga mulut ke laring
.aring dibagi menjadi tiga region / nasal ,nasofaring-, oral
,orofaring-, dan laring ,laringofaring-
.ungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif
La!in#
0aring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea
0aring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas /
E(i#l&is / daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
*l&is / ostium antara pita suara dalam laring
Ka!ila#& i!&id / kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun ,&dam1s apple-
Ka!ila#& k!ik&id / satu-satunya $in$in kartilago yang komplit dalam laring
,terletak di ba"ah kartilago tiroid-
Ka!ila#& a!ien&id / digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago
tiroid
Pia sua!a / ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara ,pita suara melekat pada lumen laring-
.ungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
0aring juga berfungsi melindungi jalan nafas ba"ah dari obstruksi benda asing
dan memudahkan batu
$!akea
!isebut juga batang tenggorok
jung trakea ber$abang menjadi dua bronkus yang disebut karina
2
". Salu!an Nafas Ba+ah
B!&nkus
#erbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
!isebut bronkus lobaris kanan ,2 lobus- dan bronkus lobaris kiri ,2 bronkus-
)ronkus lobaris kanan terbagi menjadi (3 bronkus segmental dan bronkus
lobaris kiri terbagi menjadi 4 bronkus segmental
)ronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental
yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki / arteri, limfatik dan saraf
B!&nki&lus
)ronkus segmental ber$abang-$abang menjadi bronkiolus
)ronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
B!&nki&lus $e!'inalis
)ronkiolus membentuk per$abangan menjadi bronkiolus terminalis ,yang tidak
mempunyai kelenjar lendir dan silia-
B!&nki&lus !es(i!a&!i
)ronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
)ronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas
Dukus al,e&la! dan Sakus al,e&la!
)ronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar dan kemudian menjadi alveoli
Al,e&li
5
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
#erdapat sekitar 233 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas
63 m2
#erdiri atas 2 tipe /
Sel-sel al,e&la! i(e I / adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
Sel-sel al,e&la! i(e II / adalah sel yang aktif se$ara metabolik dan mensekresi
surfaktan ,suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan men$egah
alveolar agar tidak kolaps-
Sel-sel al,e&la! i(e III / adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
Pa!u-(a!u
Merupakan organ yang elastis berbentuk keru$ut
#erletak dalam rongga dada atau toraks
%edua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapa pembuluh darah besar
Setiap paru mempunyai apeks dan basis
Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 2 lobus oleh fisura interlobaris
Paru kiri lebih ke$il dan terbagi menjadi 2 lobus
0obus-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmen bronkusnya
Pleu!a
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
#erbagi mejadi 2 /
Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
!iantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi $airan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk men$egah pemisahan toraks dengan paru-paru
7
#ekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
men$egah kolaps paru-paru

8ambar (. &natomi saluran pernapasan
B. )isi&l&#i sise' (e!na(asan
Proses bernafas terdiri dari 2 bagian, yaitu /
a. 9entilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara
udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun
dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
.aktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi /
#ekanan udara atmosfir
'alan nafas yang bersih
Pengembangan paru yang adekuat
b. !ifusi yaitu pertukaran gas-gas ,oksigen dan karbondioksida- antara alveolus dan
kapiler paru-paru.
:
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan;konsentrasi lebih
besar ke darah dengan tekanan;konsentrasi yang lebih rendah. %arena dinding
alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat
rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Se$ara normal gradien tekanan
oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 53
mm+g.
.aktor-faktor yang mempengaruhi difusi /
0uas permukaan paru
#ebal membran respirasi
'umlah darah
%eadaan;jumlah kapiler darah
&finitas
<aktu adanya udara di alveoli
$. #ranspor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida
harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Se$ara normal 46 =
oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan diba"a ke
jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 2 = ditransportasikan ke dalam $airan
plasma dan sel-sel.
.aktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi /
Curah jantung ,$ardia$ Output ; CO-
'umlah sel darah merah
+ematokrit darah
0atihan ,e>er$ise-
6
.. )ak&!-fak&! /an# 'e'(en#a!uhi (e!na(asan
.aktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah /
a. #ahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi $airan menjadi berisi udara. )ayi memiliki dada yang ke$il
dan jalan nafas yang pendek. )entuk dada bulat pada "aktu bayi dan masa
kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi
terhadap diameter transversal. Pada orang de"asa thorak diasumsikan berbentuk
oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
b. 0ingkungan
%etinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi
daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang
dari permukaan tubuh akan mengakibatkan $urah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin
sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan
tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
$. 8aya +idup
&ktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan
?
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakit paru.
d. Status %esehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang $ukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. &kan
tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem
pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah
satu $ontoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia,
karena hemoglobin berfungsi memba"a oksigen dan karbondioksida maka
anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
e. @arkotika
@arkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan
obat-obat narkotik analgetik, pera"at harus memantau laju dan kedalaman
pernapasan.
f. Perubahan;gangguan pada fungsi pernapasan
.ungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat
mempengarhi pernapasan yaitu /
Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
!ifusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
#ranspor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
8angguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas.
Hi(&ksia yaitu suatu kondisi ketika ketidak$ukupan oksigen di dalam tubuh
yang diinspirasi sampai jaringan. +al ini dapat berhubungan dengan
4
ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh
kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses
respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak
adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga
karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.
Sian&sis dapat ditandai dengan "arna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan
membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.
%orteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 2 A 7 menit
sebelum terjadi kerusakan permanen. <ajah orang hipoksia akut biasanya
terlihat $emas, lelah dan pu$at.
g. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. )ernapas yang sulit disebut
dyspnoe ,sesak-. %adang-kadang terdapat napas $uping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu
ketidakmampuan untuk bernapas ke$uali pada posisi duduk dan berdiri seperti
pada penderita asma.
h. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang
saluran pernapasan di sebelah atas atau ba"ah. Obstruksi jalan napas bagian
atas meliputi / hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena
adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang
,otrhopharing- bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk
disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian ba"ah melibatkan oklusi sebagian atau
lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan
jalan napas yang terbuka merupakan intervensi kepera"atan yang kadang-
(3
kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas
ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi ,inspirasi-.


8ambar 2. .isiologi Pernafasan
D. *an##uan P&la Pe!na(asan
((
a. B!adi(nea /.rek"ensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur
". $aki(nea /.rek"ensi pernapasan $epat yang abnormal
0. Hi(e!(nea /Pernafasan $epat dan dalam
d. A(nea /)erhenti bernapas
e. Hi(e!,enilasi /Sesak nafas yang diakibatkan dari kegagalan vertikel
kiri
f. Hi(&,enilasi /Pernafasan tampak sulit dan tertahan terutama saat
ekspirasi
#. Pe!na(asan kuss'aul /@afas dalam yang abnormalbisa $epat, normal atau
lambat pada umumnya pada asidosis metabolik
h. Pe!na(asan "i&k /#idak terlihat pada kerusakan otak bagian ba"ah dan
depresi pernapasan
i. Pe!na(asan .he/ne1s&kes /Periode pernapasan $epat dalam yang bergantian
dengan periode apnea, umumnya pada bayi dan anak
selama tidur terasa nyenyak, depresi dan kerusakan
otak.
E. Dis(nea 2 sesak nafas
a. Definisi
Suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai
ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda
intensitasnya.
Merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor fisiologi, psikologi, sosial dan
lingkungan dan dapat menginduksi respons fisiologis dan perilaku sekunder.
". 3ekanis'e Dis(nea
sensasi dispnea bera"al dari aktivasi sistem sensorik yang terlibat dalam
sistem respirasi
informasi sensorik sampai pada pusat pernapasan di otak dan meproses
respiratory Arelated signals dan menghasilkan pengaruh kognitif,
kontekstual, dan perilaku sehingga terjadi sensasi dispnea.
(2
8ambar 2. mekanisme !ispnea
0. Pe'"a#ian Dis(nea
!ispnea akut / sesak napas yang berlangsung B ( bulan
!ispnea kronik / sesak napas yang berlangsung C ( bulan
d. Ei&l&#i
Sise' Ka!di&,askula!, yaitu dispneu yang disebabkan oleh adanya kelainan pada
jantung, misalnya /
infark jantung akut ,DM&-, dimana dispneu serangannya terjadi bersama-sama
dengan nyeri dada yang hebat.
.ibrilasi atrium, dispneu timbul se$ara tiba-tiba, dimana sudah terdapat
penyakit katup jantung sebelumnya.
%egagalan jantung kiri ,Dnfark miokard akut dengan komplikasi, e>ample /
edema paru kardiogenik- dimana dispneu terjadi dengan mendadak pada malam
hari pada "aktu penderita sedang tidurE disebutParoxysmal nocturnal dyspnoe.
Pada keadaan ini biasanya disertai otopneu dimana dispneu akan berkurang bila
si pasien mengambil posisi duduk.
(2
Sise' !es(i!asi4
Pneumotoraks, penderita menjadi sesak dengan tiba-tiba, sesak nafas tidak akan
berkurang dengan perubahan posisi.
&sma bron$hiale, yang khas disini adalah terdapatnya pemanjangan dari
ekspirasi dan "heeFing ,mengi-.
COP!, sesak bersifat kronik dimana dispneu mempunyai hubungan dengan
e>ertional ,latihan-.
Gdema paru yang akut, sebab dan tipe dari dispneu disini adalah sama dengan
dispneu yang terjadi pada penyakit jantung.
He'a&#en&us dis(neu
!isebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya
berhubungan dengan e>ertional ,latihan-.
Neu!&#enik dis(neu4
Psikogenik dispneu yang terjadi misalnya oleh karena emosi dan organik dispneu
yang terjadi akibat kerusakan jaringan otak atau karena paralisis dari otot-otot
pernafasan.
Sise' 'ea"&li02 #in5al4
Pada C%! dan sindrom nefrotik.
Sise' End&k!in
Pada hipertiroid.
In&ksikasi
Pada overdosis aspirin, sho$k anafilaktik.
O"esias
Pada obesitas masif.
(5
Psik&#enik4
Pada gangguan somatisasi, ansietas dan depresi.
8ambar 5. tabel kondisi dispneu pada berbagai sistem
f. Pa&fisi&l&#i
6. Keku!an#an &ksi#en 7O
8
9
8angguan konduksi maupun difusi gas keparu-paru
Obstruksi dari jalan nafas, misalnya pada bronchospasme H adanya benda asing
)erkurangnya alveoli ventilasi, misalnya pada edema paru, radang paru,
emfisema.
.ungsi restriksi yang berkurang, misalnya pada. pneumotoraks, efusi
pleura dan barrel $hest.
Penekanan pada pusat respirasi
8. *an##uan (e!uka!an #as dan hi(&,enilasi
8angguan neuro mus$ular
8angguan pusat respirasi, misal karena pengaruh sedatif
8angguan medulla spinalis misalnya sindrom guillain-barre
(7
8angguan saraf prenikus, misalnya pada poliomielitis
8angguan diafragma, misalnya tetanus
8angguan rongga dada, misalnya kifiskoliosis
8angguan obstruksi jalan nafas/ Obstruksi jalan nafas atas, misal laringitis;udem
laringE Obstruksi jalan nafas ba"ah, misal asma bro$hiale dalam hal ini status
asmatikus sebagai kasus emergen$y
8angguan pada parenkim paru, misalnya emfisema dan pneumonia
8angguan yang sirkulasi oksigen dalam darah, misalnya pada keadaan &*!S
dan keadaan kurang darah.
:. Pe!uka!an #as di (a!u-(a!u n&!'al a(i kada! &ksi#en di dala' (a!u-(a!u
"e!ku!an#. +al ini oleh karena 2 hal, yaitu /
%adar +b yang berkurang
%adar +b yang tinggi, tapi mengikat gas yang afinitasnya lebih tinggi misalnya
CO , pada kasus kera$unan ketika inhalasi gas-
Perubahan pada inti +b, misalnya terbentuknya met-+b yang mempunyai inti
.e
2I
.
;. Sa#nasi da!i ali!an da!ah, da(a di"a#i aas :
Sentral, yang disebabkan oleh karena kelemahan jantung.
8angguan aliran darah perifer yang disebabkan oleh renjatan ,shock-, $ontoh
syok hipovolemik akibat hemototaks.
0okal, disebabkan oleh karena terdapat vasokontriksi lokal
!apat pula disebabkan oleh karena jaringan tidak dapat mengikat O2 , terdapat
$ontohnya pada intoksikasi sianida.
<. Kele"ihan 0a!"&n di&ksida 7 .O8 9
%arena terdapatnya shunting pada COP! sehingga menyebabkan terjadinya aliran
dari kanan ke kiri.
(:
=. Hi(e!aki,asi !efleks (e!nafasan
Pada beberapa keadaan refleks Hearing-Breuer dapat menjadi aktif. +al ini
disebabkan olek karena refleks pulmonary stretch.
>. E'&si
?. Asid&sis
)anyak hubungannya dengan kadar CO2 dalam darah dan juga karena kompensasi
metabolik.
@. Pena'"ahan ke0e(aan 'ea"&lis'e
Pada umumnya tidak menyebabkan dispneu ke$uali bila terdapat penyakit penyerta
seperti COP! dan payah jantung ,dekomensasi kordis-.
#. Dia#n&sis Bandin#
tabel (. diagnosis banding dispnea
Dis(nea aku Dis(nea k!&nik
a. %anun#:
C+., C&!, aritmia, perikarditis,
&MD, anemia.
". Pul'&ne!:
COP!, asma, pneumonia,
pneumotoraks, efusi pleura, edema
pulmonal, 8G*! dengan asfiksia.
0. Psik&#enik:
Panic attack, hiperventilasi, sensasi
nyeri, ansietas.
d. O"s!uksi salu!an na(as aas:
Gpiglotitis, $roup, Gpstain-)arr virus
e. End&k!in
&sidosis metaboli$
a. %anun#:
C+., C&!, aritmia, pericardiac
disease, valvular heart disease
". Pul'&ne!:
COP!, asma, efusi pleura,
bronkiektasis, keganasan.
c. Noncardiac nonpulmonary
#romboemboli
+ipertensi pulmonal
Obesitas massif
&nemia berat
Sirosis +epatis
remia
Penyakit tiroid
@euromus$ular ,myasthenia
gravis-
0aryngeal disease
(6
f. Sen!al:
@euromus$ular disorder, nyeri,
overdosis aspirin, hipoksia
#ra$heal
#. Penaalaksanaan
a. Manajemen dispnea yang paling penting adalah mengobati penyakit
dasar serta komplikasinya.
b. Penatalaksaan simptomatis antara lain/
Pemberian oksigen 2 lt;menit untuk nasal, atau 7 lt;menit dengan
sungkup
Mengurangi aktifitas yang dapat menyebabkan sesak dengan tirah
baring.
Posisi
)ronkodilator ,theophylline-
Pada keaadan psikogenik dapat diberikan sedative
Gdukasi
Psikoterapi
h. Al#&!i'a
6. Dis(nea Aku
(?

8. Dis(nea K!&nik
(4
BAB III
PENU$UP
Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen,pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem
pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan
udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai
sisa metabolisme. &lat-alat pernapasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting.
'ika ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu,
bahkan dapat menyebabkan kematian.
!ispnea merupakan suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif
mengenai ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda
intensitasnya. Selain itu juga merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor fisiologi,
23
psikologi, sosial dan lingkungan dan dapat menginduksi respons fisiologis dan perilaku
sekunder.
!ispnea dapat disebabkan oleh gangguan organ dan sistem organ antara lainE sistem
kardiovaskulaar, sistem respirasi, sistem neuromuskular, sistem endokrin, sistem
hematologi, sistem metabolik, dan psikogenik. Penatalaksaan dispnea yang terutama adalah
mengobati penyakit dasar dan komplikasinya. Selebihnya merupakan penatalaksaan
simptomatis.
2(

Anda mungkin juga menyukai