Anda di halaman 1dari 30

TUGAS

KEPERAWATAN MATERNITAS II
TENTANG
INTRANATAL CARE (INC)





Oleh :
Anisa Suzana
080101002


Dosen Pembimbing :
Ns. Yessi maifita, S.Kep
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul Intranatal Care
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, penulia sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin




Pariaman, februari 2012


(penulis)




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB I INTRANATAL CARE
1.1 Pengertian Kehamilan ....................................................................
1.2 Defenisi Persalinan .........................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................
1.4 Jenis-Jenis Persalinan .....................................................................
1.5 Sebab-sebab Yang Menimbulkan ..................................................
1.6 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan ........................
BAB II TENAGA YANG MENDORONG ANAK KELUAR
2.1 Hits
2.2 Sifat-sifat His .................................................................................
2.3 Pembagian dan sifat-sifat His : ......................................................
2.4 His pelepasan urin (Kala III) .........................................................
2.5 His pengiring (Kala IV) ..................................................................

BAB III GERAKAN-GERAKAN ANAK PADA PERSALINAN
3.1 Turunnya kepala .............................................................................
3.2 Masuknya kepala ...........................................................................
3.3 Fleksi ................................................................................................
3.4 Putaran paksi dalam .......................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................
4.1 Selama kehamilan ibu hamil harus memeriksakan ....................
4.2 Tatalaksana bayi baru lahir ...........................................................
4.3 Jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir ...................................
4.4 Jenis dan kompetensi sdm ..............................................................
4.5 Fasilitas ............................................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................................
5.1 Simpulan ..........................................................................................
5.2 Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA



















BAB I
INTRANATAL CARE
1.1 Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan normal dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggudihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahanfisik maupun emosional
dari ibu serta perubahan sosial di dalamkeluarga. Ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkanpelayanan/asuhan antenatal

1.2 Defenisi Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusui dengan pelepasan dan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anakselama
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dananak yang
sehat.

2. Tujuan Khusus
1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkindijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkindiderita sedini
mungkin
3. menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-haridan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi
5. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
6. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan sosial ibu
dan bayi.
7. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan dankomplikasi yang
mungkin terjadi.
8. Mempersiapkan persalinan cukupbulan, melahirkan dengan selamat, ibu
dan bayinya dengantrauma seminimal mungkin.
9. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal danmemberikan ASI
eksklusif.
10. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerimakelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal

1.4 Jenis-Jenis Persalinan

1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan
lahir
2. Persalinan buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi cesarean.
3. Persalinan anjuran Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione
Berhubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi
dilahirkan dikenal beberapa istilah :
1. Abortus Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau
bayi dengan berat badan < 500 gr
2. Partu Immaturus Pengeluaran buah kehamilan antara 22 28 minggu atau
bayi dengan berat badan 500 999 gr dan tidak dapat hidup diluar
kandungan
3. Partus prematurus Pengeluaran kehamilan 28 37 minggu atau bayi
dengan berat badan lahir 1000 2500 gr.
4. Partus serotinus (post maturitas) Pengeluaran kehamilan setelah kehamilan
42 minggu.

1.5 Sebab-sebab Yang Menimbulkan
Terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang kompleks antara lain :
1. Teori penurunan hormone
1 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan hormone estrogen
dan progesterone.progetseron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbulk his
bila kadar progetsteron turun/rendah
2. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim sehingga mengganggu sikrulasi utero placenta.

3. Teori placenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pada pembuluh darah.

4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglon servikale,bila ganglion ini digeser
dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus

5. Induksi partus-partum dapat pula ditimbulkan dengan jalan

a. Bagang laminaria Beberapa laminarian dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan rangsang pleksus frakenhouser.
b. Amniotomi Pemecagahn ketubahan
c. Okstisosin drips
d. Pemberian oksitosin menurut tetesan/infuse

1.6 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus)
Kontraksi otot-otot dinding perut
Ligamtous action terutama ligamentum retundum

2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir

A. Keadaan-keadaan Memerlukan Spesialistis

1. Primigravida dengan :
Umur diatas 30 tahun
TB < 150 cm
Dengan penyakit-penyakit tertentu
Dengan komplikasi medis dan obstetric
Kelainan panggul
Kelainan letak janin

2. Multigravida dengan :
Umur diatas 35 tahun
Telah punya anak lebih dari 7
Dengan riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk



BAB II
TENAGA YANG MENDORONG ANAK KELUAR
2.1 His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan pada waktu kontraksi
otot-otot rahim menguncuk sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion kea rah segmen
bawah rahim dan serviks
2.2 Sifat-sifat His :
Kontraksi simetris dan terkoordinasi
Fundus dominant kemudian diikuti relaksasi
Involunter, intermitten
Terasa sakit dan kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan
psikis.Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang
His :
Frekuensi : obat dan jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10
menit atau permenit
Amplitude atau intensitas : batasan kekuatan his dikukur dalam mmHg
Aktivitas His : adalah frekuensi dan amplitude dengan unit motexido.
Durasi His : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur atau tidak
Perubahan-perubahan akibat His :Pada uterus dan serviks Uterus teraba
keras, padat karena kontraksi hidrostatik air ketuban dan tekanan
intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar dan
terbuka.
Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim, juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah
Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero placenta kurang, maka
timbul hipoksia janin, djj lambat dan kurang jelas didengar adanya iskemia
fisiologis.

2.3 Pembagian dan sifat-sifat His :
1. His pendahuluan
a. His tidak kuat, tidak teratur
b. Menyebabkan show

2. His pembukaan
a. His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 mm
b. Mulai kuat teratur dan sakit

3. His pengeluaran/his mengedan (kala II)
a. Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
b. His untuk pengeluaran janin
c. Koordinasi bersama antara his kontraksi, otot perut, kontraksi
diafragma dan ligament

2.4 His pelepasan urin (Kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
2.5 His pengiring (Kala IV)
Kontraksi lemah, masih relative nyeri, pengecilan dalam beberapa jam/hari
A. Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkapdan setelah ketuban pecah, tenaga yang
mendorong anak keluar setelah his,terutama disebabkan oleh otot dinding
perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdomen, pada saat
kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang
mengakibatkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot
perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini
hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap

B. Perubahan-perubahan pada Uterus dan Jalan Lahir Dalam Persalinan

1. Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri atas 2 bagian
Segmen atas rahim diberntuk oleh korpus uterus, berperanaktif dalam
kontraksi dan dindingnya tebal dengan mulainya persalinan untuk
mendorong anak keluar
Segmen bawah rahim terjadi dari isthmus uteri, berperan pasif dan makin
tipis dengan mulainya persalinan karena diregang mengadakan relaksasi
dan dilatasi serta menjadi saluran tipis

2. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan
ukuran
melintang maupun ukuran muka belakang berkurang
Karena ukuran melintang berkurang maka lingkaran tulang
punggung anak berkurang, artinya tulang punggung menjadi lebih
lurus dan dengan demikian katub atas anak tertekan pada fundus
sedangkan katub bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul
Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang dan
menarik pada SBR dan serviks

3. Faal ligament rotundum dalam persalinan
Ligament rotundum mengandung otot polos dan kalau uterus
berkontraksi otot ligament rotundum ikut berkontraksi hingga
ligament menjadi pendek Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya
bersandar pada tulang punggung berpindah ke depan mendesak
dinding perut ke depan.
Fundus uteri terlambat, sehingga waktu kontraksi fundus tidak dapat
naik ke atas


4. Perubahan pada serviks
Pendataran serviks Ialah pemendekan dari canalis servikalis, yang
semula berupa saluran yang panjangnya 1 -2 cm menjadi suatu
lubang saja dengan pinggir yang tipis
Pembukaan serviks Ialah pembesaran dari ostium eksternum yang
tadinya berupa suatu tulang dengan diameter beberapa mm menjadi
lubang yang dilalui anak kira-kira 10 cm

5. Factor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks

Waktu kontraksi SBR dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air
ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks Waktu kontraksi, bagian
dari selaput yang terdapat diatas canalis servikalis menonjol ke dalam
canalis servikalis dan membukanya. Mungkin otot-otot serviks menarik
pada pingir ostium dan membesarkannya

6. Perubahan pada vaginan dan dasar panggul

Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina, dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis oleh bagian depan anak.
Saat kepala sampai di vulva, lubang vagina menghadap ke depan atas, dari
luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol
dan menjadi tipis sedangkan anus membuka






BAB III
GERAKAN-GERAKAN ANAK PADA PERSALINAN
3.1 Turunnya kepala
Synclitismus : sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah dalam lahir, ialah
tepat diantara symphisis dan promontorium, os parietal dan belakang sama
tingginya.
Asyncltitismus : sutura sagitalis anak ke depan mendekati symphisis atau
agak kebelakang mendekati promontorium
Asynclitismus posterior : sutura sagitalis mendekati sympisis dan os
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan
Asynclitismus anterior : sutura sagitalis menedekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.

3.2 Masuknya kepala
Ini terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan bersamaan
dengan gerakan fleksi, putaran paksa dalam dan ekstensi
Yang menyebabkan masuknya kepala : Tekanan cairan intra uterin dan
tekanan langsung oleh fundus pada bokong
Kekuatan mengejan dan melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk
rahim.

3.3 Fleksi
Dengan masuknya kepala biasanya juga fleksi bertambah sehingga ubun-
ubun kecil jelas lebih rendah dari UUB ini disebabkan karena anak di
dorong ibunya dan sebaliknya mendapat tekanan dari pinggir PAP,
serviks, dinding panggul atau dasar panggul
Keuntungan fleksi : ukuran kepala lebih kecil melalui jalan lahir diameter
sub occipitus brognalitika (95 cm) menggantikan diameter sub occipitalis
frontal (11 cm)


3.4 Putaran paksi dalam
Ialah pemutaran dari bagian dalam sedemikian rupa sehingga bagian
terendah bagian depan memutar ke depan kebawah symphisis
Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala.
Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah depan atas dimana terdapat meatus genitalia.
Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter antero posterior
















BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
komprehensif bagi bayi baru lahir dimulai sejak janin dalam kandungan sampai
dengan bayi berumur 28 hari di puskesmas dan jaringannya, maka setiap tenaga
kesehatan harus mematuhi standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Standar yang
dijadikan acuan antara lain : Standar Pelayanan Kebidanan (SPK), Pedoman
Asuhan Persalinan Normal (APN), dan Pelayanan Neonatal Esensial Dasar.
Pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayi baru lahir,
diselenggrakan dengan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
4.1 SELAMA KEHAMILAN IBU HAMIL HARUS MEMERIKSAKAN

kehamilan minimal empat kali di fasilitas pelayanan kesehatan, agar
pertumbuhan dan perkembangan janin dapat terpantau dan bayi lahir selamat dan
sehat.
Tanda-tanda bayi lahir sehat:
Berat badan bayi 2500-4000 gram;
Umur kehamilan 37 40 mg;
Bayi segera menangis ,
Bergerak aktif, kulit kemerahan,
Mengisap ASI dengan baik,
Tidak ada cacat bawaan






4.2 TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR
Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 6 jam:
Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah
lahir, dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.

2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/
pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan.
Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau
keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.
4.3 JENIS PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
1. Asuhan bayi baru lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan
Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru
lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi
baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat
gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu
selama 24 jam).
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
Pencegahan infeksi (PI)
Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Pemotongan dan perawatan tali pusat
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak
kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di
paha kiri
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis
tunggal
Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemberian ASI eksklusif

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap
di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD.
Langkah IMD pada persalinan normal (partus
spontan):
1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin
2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan
vernix, kemudian tali pusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu
dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi
puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi.
4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri
mencari puting susu ibu.
5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi
sebelum menyusu.
6. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu minimal selama
SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap
di dada ibu sampai 1 jam
7. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi
lebihdekat dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu selama 30 MENIT atau 1 JAM berikutnya.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi
tanda identitas, diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha
kiri. Satu jam kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha
kanan.
Pelaksanaan penimbangan,penyuntikan vitamin K1,salep mata dan
imunisasi Hepatitis B (HB 0)
Pemberian layanan kesehatan tersebut
dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan
dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.
Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
desiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%).
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam dipaha kanan setelah penyuntikan
Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B
melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal
di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan
ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu
atau keluarga dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir:
Bayi Lahir Di Fasilitas Kesehatan Bayi Lahir Di Rumah
Baru lahir sebelum usia 6 jam
Usia 6-48 jam
Usia 3-7 hari
Minggu ke-2 paska lahir
Baru lahir saebelum usia 6 jam
Usia 6-48 jam
Usia 3-7 hari
Minggu ke-2 paska lahir

Langkah langkah pemeriksaan:
Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).
Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.
Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi.
Pemeriksaan sis yang dilakukan Keadaan normal
Lihat postur, tonus dan aktivitas




Lihat kulit





Hitung pernapasan dan lihat tarikan
dinding dada bawah
ketika bayi sedang tidak
menangis.
Posisi tungkai dan lengan
eksi.
Bayi sehat akan bergerak
aktif.

Wajah, bibir dan selaput
lendir, dada harus
berwarna merah muda,
tanpa adanya kemerahan
atau bisul.

Frekuensi napas normal
40-60 kali per menit.
Tidak ada tarikan dinding
dada bawah yang dalam

Hitung denyut jantung dengan
meletakkan stetoskop di dada kiri
setinggi apeks kordis.

Lakukan pengukuran suhu ketiak
dengan termometer


Lihat dan raba bagian kepala










Lihat mata

Lihat bagian dalam mulut:

Frekwensi denyut jantung
normal 120-160 kali per
menit.

Suhu normal adalah 36,5 -
37,5 C

Bentuk kepala terkadang
asimetris karena
penyesuaian pada saat
proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48
jam.
Ubun-ubun besar rata atau
tidak membonjol, dapat
sedikit membonjol saat
bayi menangis.

Tidak ada kotoran/sekret

Bibir, gusi, langit-langit
utuh dan tidak ada bagian
yang terbelah.







Pemeriksaan sis yang
dilakukan
Masukkan satu jari yang
menggunakan sarung tangan
ke dalam mulut, raba langit-
langit.

Lihat dan raba perut.



Lihat tali pusat





Lihat punggung dan raba tulang
belakang



Pemeriksaan ekstremitas atas
dan bawah






Keadaan normal

Nilai kekuatan isap bayi.
Bayi akan mengisap kuat
jari pemeriksa.



Perut bayi datar, teraba
lemas.

Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau
yang tidak enak pada tali
pusat atau kemerahan
sekitar tali pusat

Kulit terlihat utuh, tidak
terdapat lubang dan
benjolan pada tulang
belakang

Tidak terdapat sindaktili,
polidaktili, siemenline, dan
kelainan kaki (pes equino
varus dan vagus).





Lihat lubang anus

Hindari memasukkan alat
atau jari dalam memeriksa
anus

Tanyakan pada ibu apakah
bayi sudah buang air besar



Terlihat lubang anus dan
periksa apakah mekonium
sudah keluar.

Biasanya mekonium keluar
dalam 24 jam setelah lahir.


Pemeriksaan sis yang dilakukan Keadaan normal
Lihat dan raba alat kelamin luar
Tanyakan pada ibu apakah
bayi sudah buang air kecil












Timbang bayi
Timbang bayi dengan
menggunakan selimut, hasil
penimbangan dikurangi berat
selimut
Bayi perempuan kadang
terlihat cairan vagina
berwarna putih atau
kemerahan.
Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis.
Teraba testis di skrotum.
Pastikan bayi sudah buang air
kecil dalam 24 jam setelah
lahir.
Yakinkan tidak ada kelainan
alat kelamin, misalnya
hipospadia, rudimenter,
kelamin ganda.

Berat lahir 2,5-4 kg.
Dalam minggu pertama, berat
bayi mungkin turun dahulu
(tidak melebihi 10% dalam
waktu 3-7 hari) baru


Mengukur panjang dan lingkar
kepala bayi



Rawat Gabung Bayi









Kunjungan Neonatal














kemudian naik kembali.

Panjang lahir normal 48-52
cm.
Lingkar kepala normal 33-37
cm.

Ibu dan bayi dirawat dalam satu
kamar,
berada dalam jangkauan ibu selama
24 jam.
Berikan hanya ASI saja tanpa
minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi
medis.
Tidak diberi dot atau kempeng.

Adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
Kunjungan neonatal I (KN1)
pada 6 jam sampai dengan
48 jam setelah lahir
Kunjungan neonatal II (KN2)
pada hari ke 2 s/d 7 hari
Kunjungan neonatal III
(KN3) pada hari ke
8 28 hari
Pelayanan kesehatan diberikan oleh
dokter/
bidan/perawat, dapat dilaksanakan di
puskesmas atau melalui kunjungan
rumah.



















Pencatatan dan Pelaporan

Pelayanan yang diberikan mengacu
pada
pedoman Manajemen Terpadu Balita
Sakit
(MTBS) pada algoritma bayi muda
(Manajemen Terpadu Bayi
Muda/MTBM)
termasuk ASI ekslusif, pencegahan
infeksi
berupa perawatan mata, perawatan
tali
pusat, penyuntikan vitamin K1 dan
imunisasi
HB-0 diberikan pada saat kunjungan
rumah
sampai bayi berumur 7 hari (bila
tidak
diberikan pada saat lahir).

Hasil pemeriksaan dan tindakan
tenaga kesehatan harus dicatat pada:
1. Buku KIA (buku kesehatan
ibu dan anak)
Pencatatan pada ibu meliputi
keadaansaat hamil, bersalin
dan nifas.
Pencatatan pada bayi meliputi
identitas bayi, keterangan
lahir, imunisasi, pemeriksaan
neonatus, catatan penyakit,
dan masalah perkembangan
serta KMS
2. Formulir Bayi Baru Lahir
Pencatatan per individu bayi
baru lahir, selain partograph
Catatan ini merupakan
dokumen tenaga kesehatan
3. Formulir pencatatan bayi
muda (MTBM)
Pencatatan per individu bayi
Dipergunakan untuk
mencatat hasil kunjungan
neonatal yang merupakan
dokumen tenaga kesehatan
puskesmas
4. Register kohort bayi
Pencatatan sekelompok bayi
di suatu wilayah kerja
puskesmas
Catatan ini merupakan
dokumen tenaga kesehatan
puskesmas



4.4 JENIS DAN KOMPETENSI SDM
Pelayanan kesehatan asuhan bayi baru lahir dan kunjungan neonatal dapat
dilaksanakan oleh:
1Dokter termasuk dokter umum dan dokter spesialis anak
2Bidan
3Perawat
Kompetensi yang di butuhkan meliputi :
Asuhan Persalinan Normal
Manajemen Asksia BBL
Manajemen BBLR
Manajemen Terpadu Balita Sakit

4.5 FASILITAS
Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir
harus tersedia dalam satu ruangan dengan ibu, meliputi:
Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibubersalin
Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang
sedemikian rupa dengan jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk
penerangan dan memberikan kehangatan di atas tempat resusitasi
Alat resusitasi (balon sungkup)bayi baru lahir
Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering
Sarung tangan bersih
Kain bersih dan hangat
Stetoskop infant dan dewasa
Stop watch atau jam dengan jarum detik
Termometer
Timbangan bayi
Pengukur panjang bayi
Pengukur lingkar kepala
Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc
Senter
Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
Salep mata Oxytetrasiklin 1%
Vaksin Hepatitis B (HB) 0
Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir registerkohort bayi)
Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal
meliputi:
Tempat periksa bayi
Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
Air bersih, sabun dan handuk kering
Sarung tangan bersih
Kain bersih
Stetoskop
Stop watch atau jam dengan jarum detik
Termometer
Timbangan bayi
Pengukur panjang bayi
Pengukur lingkar kepala
Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1 ml/cc
Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
Salep mata Oxytetrasiklin 1%
Vaksin Hepatitis B (HB 0)
Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM,
Partograf, Formulir register kohort bayi)








BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada Ny. R, penulis dapat
mengetahui pelaksanaan Asuhan keperawatan dengan kesimpulan bahwa dalam pelaksanakan
asuhan keperawatan Komprehensif pada Ny. R tidak menemukan perbedaan. Kesimpulan dari
tiap langkah asuhan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mampu melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny. R usia 30 tahun G5P3A1 hamil 36-37
minggu di BPS. Amelalui pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam
catatan SOAP.2.
2. Mampu melaksanakan asuhan persalinan pada Ny. R usia 30 tahun G5P3A1
hamil 38-39 minggu di BPS. Amelalui pendekatan manajemen keperawatan dan di
dokumentasikan dalam catatan SOAP.
3. Mampu melaksanakan asuhan nifas pada Ny. R usia 30 tahun P dirumah pasien melalui
pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam catatan SOAP.
4. Penulis mampu melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir Ny. R di rumah pasien melalui
pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam catatan SOAP.9691










5.2 Saran
Setelah melakukan asuhan komprehensif pada pada Ny. R maka pada kesempatan ini
penulis merasa perlu untuk memberikan beberapa saran antara lain :
1. KlienDisarankan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin dan
melakukan pemeriksaanmasa nifas serta bayi baru lahir ke tenaga kesehatan.
2. Instansi PelayananInstansi pelayanan disarankan meningkatkan pelayanan kesehatan
melalui evaluasi dalammeningkatkan pelayanan kebidanan yang terorganisir mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasiterhadap asuhan kehamilan khususnya ibu hamil
sehingga komplikasi-komplikasi dapat dicegah sedinimungkin.
3. Institusi PendidikanInstansi pendidikan disarankan meningkatkan sarana
kepustakaan sebagai wacana kreatifitas bacadan agar mahasiswa dapat mudah
memperoleh referensi.
4. Penulis Sebagai calon tenaga kesehatan, maka mahasiswa disarankan untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar praktik keperawatan,
standar kompetensi bidan dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
























DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2001. Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. JakartaIBI.
2003. Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI. JakartaIlyas, J.2002. Asuhan
Keperawatan Antenatal. Cetakan I. Jakarta : BukuKedokteran. Jakarta.Idanati,


2005.Tetanus Neonatorum padaBayiBaruLahir.http://www.medicastor.com diakses
tahun 2008Kepmenkes 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta :PP. Ikatan Bidan
IndonesiaMarwan.2008.AngkaKematianMasihTinggi.http://www.acehrecoveryforum
.org diakses tanggal tahun 2008Pengurus Pusat IBI, 2004. Etika dan Kode Etik
Kebidanan. JakartaPPKC, 2003. Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan.
PPKC/Publik manajemenAsuhan Kebidanan. JakartaSaifuddin, 1999. Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.JakartaSaifudin,
AB.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta, YBP SarwonoPrawirohardjo bekerja sama dengan JPNPKKR POGI
JHPIEGO/MNH PROGRAM.Setiawan, 2005. Infeksi Nifas.http://www.s iaks of
t.com diakses tahun
2008Siregar,K AsuhanAntenatal(AntenatalCare).Darihttp://www.geocities.com/yosemite dikases
tahun 2007SPK, 2001. Standar Pelayanan Kebidanan. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.Wiknjosastro S., 2002. Ilmu Kebidanan Edisi Ke Tiga. Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai