Anda di halaman 1dari 2

MUSUH-MUSUH NABI SAW

MUSUH-MUSUH NABI SAW "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti Kami,
dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang
lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas Kami, bahkan Kami yakin
bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". (QS.Hud: 27)
adalah:MUSUH-MUSUH NABI SAW "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti
Kami, dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami
yang lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas Kami, bahkan Kami
yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". (QS.Hud: 27)
S ejak Nabi saw membawa da’wah kebenaran, beliau selalu dihadap-kan pada sikap permusuhan yang
dilancarkan para penguasa dan orang-orang kaya. Mereka selalu meng-khawatirkan kepentingannya yang berkembang
di bawah ayoman paganism dan kezaliman. Dan seakan-akan memang Allah membuka peluang kepada mereka untuk
berbuat seperti itu. Maka semua misi kenabian selalu dihadang oleh para penguasa yang mengkhawatir-kan
kepentingan dan kedudukan mereka. Sedang orang-orang yang lemah dan para budak berhimpun bersama para nabi.
Jumlah musuh Nabi saw sangat banyak, baik di Makkah maupun di Madinah. Masing-masing di antara mereka
memperlihatkan satu sisi permusuhan yang didorong oleh faktor permusuhan kekabilahan, kekuasaan, ekonomi
ataupun agama. Semua berkumpul menjadi satu untuk memusuhi beliau. Di antara mereka ada yang berasal dari
kalangan hartawan, yang bersikap congkak. Dia suka memperdaya dengan kekuatan harta dan anak-anaknya, seperti
Al-Walid bin Mughirah. Di antara mereka ada yang berasal dari kerabat Nabi saw sendiri. Namun ia lebih suka
mengikuti hawa nafsunya dan tunduk kepada kemauan istrinya, sehingga ia memilih memisahkan diri dari kerabatnya
sendiri, seperti Abu Lahab. Di antara mereka ada orang munafiq yang berselubung di balik Islam, namun hatinya
membara karena api dendam. Secara sembunyi-sembunyi ia memerangi da’wah Islam, seperti Abdullah bin
Ubay bin Salul. Di antara mereka ada orang Yahudi yang membawa kedengkian kaumnya. Ia menyerang Nabi saw
dan kaum muslimin dengan syair-syair yang tidak seronok serta mencaci muslimat. Pantun-pantunnya lebih banyak ia
tujukan kepada para istri Nabi saw, seperti Ka’ab bin Al-Asyraf. Di antara mereka ada yang menyaingi status
nubuwah beliau. Ia beranggapan bahwa dialah yang layak menjadi pemimpin. Ia menipu kaum kerabatnya dan
menggiring mereka ke medan peperangan. Ia mengaku bahwa wahyu turun kepadanya, seperti Musailamah Al-
Kadzdzab. Di antara mereka ada yang dibutakan oleh unsur kekabilahan. Sehingga dengan sikap yang amat keras ia
menentang da’wah Islam dan juga membentuk pasukan perang, seperti Abu Jahal. Di antara mereka ada yang
mengenal jubah pendeta dan juga mengaku iman. Ia menunggu-nunggu kedatangan seorang nabi. Namun ketika
datang seorang nabi yang buta huruf, ia berbalik secara total dan menyatakan perang, seperti Abu Amir Ar-Rahib.
Begitulah mereka berhimpun memusuhi Nabi saw, baik dari kalangan Yahudi, munafikin dan musyrikin. Secara terus-
menerus mereka melancarkan per-musuhan, siang maupun malam, secara terang-terangan maupun sembunyi-
sembunyi. Mereka mempergunakan berbagai macam senjata dan sarana, baik senjata militer, ekonomi maupun sosial.
Namun beliau terus meniti jalan sambil dilimpahi kekuatan oleh Allah. Tindak-tanduk beliau tetap suci, jalannya semakin
terang dan semangatnya tak pernah memudar, sehingga pertolongan Allah pun dilimpahkan kepadanya. Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”. (QS.Al-Mu’min: 51) Jalan yang beliau tempuh
sangat jelas, tiada jalan lain selainnya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan
ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-
jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah, agar kamu bertakwa”.
(QS.Al-An’am: 153) Al-Walid bin Al-Mughirah Orang Bengis dan Jahat Orang Quraisy terkenal sebagai
penyangga budaya Arab. Sebab corak kehidupan mereka pertengahan, antara kehidupan beradab dan kehidupan
Badui. Di samping itu, karena mereka hidup di sekitar Baitullah yang suci. Al-Walid tumbuh di lingkungan keluarga Bani
Makhzum yang selalu mempunyai status sosial yang terhormat. Bapak-bapaknya selalu menduduki jabatan sebagai
pemimpin, setidak-tidaknya anak dari seorang pemimpin. Bapaknya, Al-Mughirah bin Abdullah adalah seorang
pemimpin Bani Makhzum yang sangat berpengaruh. Sehingga namanya dijadikan asal penasaban yang disebut al-
Mughiry. Al-Walid sendiri mendapat gelar al-adl dan al-wahid. Sebab seorang diri ia menanggung pembiayaan kiswah
(kain penutup) Ka’bah selama satu tahun, dan tahun berikutnya, selama satu tahun, ditanggung secara gotong
royong oleh kaum Quraisy. Saudaranya, Hasyim, adalah komandan pasukan Bani Makhzum dalam perang Fujjar,
yang juga disaksikan Nabi saw ketika masih kecil. Selama tiga hari, pasar di Makkah tak buka karena berkabung atas
kematiannya. Sedang saudaranya yang lain, Al-Fakih termasuk orang yang sangat terhormat di kalangan bangsa Arab
pada masanya. Dia memiliki rumah khusus untuk perjamuan. Saudaranya yang lain, Abu Hudzaifah adalah salah
seorang di antara empat pemimpin kaum yang memegang ujung selendang untuk mengusung Hajar Aswad dalam
peristiwa perbaikan Ka’bah. Lalu Nabi-lah yang meletakkan Hajar Aswad itu di tempatnya. Sedang saudaranya
yang lain, Abu Umayyah digelari Zudur-Rakib (bekal bagi orang yang mengadakan perjalanan). Karena ia selalu
memberi bekal kepada sahabat-sahabatnya yang mengadakan perjalanan. Dialah yang mengusulkan bahwa orang
yang pertama kali masuk Baitullah dari (pintu gerbang) Babussalam, yang berhak memindahkan Hajar Aswad, yaitu
ketika mereka berselisih tentang hal itu. Dan ternyata yang masuk pertama kali aadalah Nabi saw. Karena ditunjang
oleh faktor kekayaan dan jumlah anggotanya yang banyak, maka Bani Makhzum adalah kelompok yang paling kuat di
Quraisy. Tapi mereka tidak mampu bersaing dalam kepemimpinan, yang lebih banyak dipegang Bani Hasyim, Bani
Abdid-dar dan Bani Umayyah. Kemampuan mereka sudah diakui dalam berbagai peristiwa, sebelum maupun sesudah
Islam. Mereka sendirian menanggung biaya pembangunan seperempat Ka’bah antara dua rukun (Al-Aswad dan
Al-Yamany). Al-Walid mempunyai beberapa sifat yang tak terpuji, seperti gila kekuasaan, keras hati, menumpuk harta,
YAYASAN ISTIQAMAH JL.TAMAN CITARUM BANDUNG
http://tausiyah.890m.com/main Powered by Joomla! Generated: 26 November, 2008, 13:09
mereguk kenikmatan hidup sepuas-puasnya dan menyombongkan kekayaannya. Ia juga dikenal sebagai seorang
rentenir. Sehingga ketika ia mati, tanggungan hutan berbagai kabilah di Makkah dan sekitarnya yang harus dibayarkan
kepadanya masih menumpuk. Anaknya, Khalid tetap menagih hutang mereka itu sampai akhirnya ia masuk Islam.
Orang-orang yang masih mempunyai hutang pun masuk Islam. Maka mereka hanya membayar uang pokoknya, tak
disertai bunganya, seperti yang diperintahkan Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279. Sebagai orang yang
duduk dalam jajaran pemimpin kaum, sudah selayaknya jika Al-Walid termasuk orang yang paling kaya di Makkah.
Maka ia digelari Raihanah Quraisy (sumber penghidupan Quraisy). Ia melarang ada api yang menyala kecuali apainya
sendiri untuk memberi makan para peziarah ke Baitullah saat di Mina. Ia tak suka melihat pemabuk meskipun pada
zaman jahiliyyah. Ia juga menguasai ilmu bahasa dan termasuk orang yang kuat hafalannya terhadap syair-syair. Anak-
anaknya tidak merasa perlu terjun dalam perdagangan dan mencari penghidupan, mengingat kekayaan ayahnya (Al-
Walid) yang melimpah ruah. Mereka hidup bersamanya, seperti yang sudah diisyaratkan di dalam Al-Qur’an
surat al-Muddatsir ayat 1. Di antara anak-anaknya yang menonjol adalah :1. Amarah. Dialah yang hendak ditukarkan
kaum Quraisy dengan Nabi saw dan yang ditawarkan kepada Abu Thalib. Namun ia menolak tawaran mereka seraya
berkata: “Kamu sekalian memberikan anakmu kepadaku untuk kusuapi demi kepentingan kalian. Lalu aku harus
memberikan anakku kepadamu untuk kami bunuh. Demi Allah, ini tidak adil”. 2. Khalid. Dialah saifullah (pedang
Allah) yang selalu terhunus dan pahlawan Islam yang sangat terkenal yang mampu mendepak pasukan Persi dan
Romawi.
YAYASAN ISTIQAMAH JL.TAMAN CITARUM BANDUNG
http://tausiyah.890m.com/main Powered by Joomla! Generated: 26 November, 2008, 13:09

Anda mungkin juga menyukai