Step 1 Electrical Air Conditioning

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 65

Air Conditioning System

AIR CONDITIONING
SYSTEM


















Hak Cipta oleh Hyundai Motor Company. Alih bahasa oleh Training Material & Development.
Buku ini tidak boleh diperbanyak tanpa persetujuan dari Hyundai Motor Company.

http://training.hmc.co.kr
daniyusuf@gmail.com

1 Training Support & Development
Air Conditioning System
KATA PENGANTAR

Penerbitan ini telah disiapkan untuk teknisi yang berminat belajat tentang sistem kontrol udara.
Sehubungan dengan hal itu, kami sudah mengembangkan kursus baru yang berjudul, Air
conditioning system sebagai bagian dari program pelatihan.
Kursus ini dirancang untuk diajar dalam dua segmen; pertama "Penyegaran" yaitu meninjau
ulang Prinsip dasar air conditioning system dan kedua (dan paling utama), yaitu pelajaran Full
Automatic Temperature Control System.
Kursus ini sebagian besar telah didisain untuk diajarkan pada lingkungan workshop dengan
tujuan mempertunjukkan praktek aplikasi dari isi kursus ini "dalam kendaraan".
Harapan kami agar penggunaan buku pelatihan ini dapat mengoptimalkan pengalaman peserta
dan akan menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya secara langsung pada kendaraan
yang diperbaiki di dealer-nya.
Kami berharap agar informasi yang diterima selama kursus ini akan meningkatkan pengetahuan
peseta tentang Air conditioning system. Kami juga membuat agar prosedur yang ditunjukkan
menjadi bagian dari diagnosa rutin yang dilakukan teknisi secara reguler dan diterapkan kapan
saja untuk membantu memastikan agar pelanggan dapat menerima servis yang terbaik.

2 Training Support & Development
Air Conditioning System
Daftar Isi

1. Informasi umum 9 5. FATC system 37
1.1 Heat transfer 9 5.1 FATC Input & output 37
1.2 Panas sensitif dan panas laten 11 5.2 Lokasi part 38
1.3 Temperatur dan kelembaban 11 5.3 Blower Motor speed control 38
1.4 Hubungan Tekanan - Temperatur 12 5.4 Actuator 41
2. Pendinginan 15 5.5 Sensor 44
2.1 Pendinginan 15 6. FATC Control panel 53
2.2 Bahan pendingin/refrigerant 16 6.1 FATC dengan AQS 53
3. Langkah pendinginan A C 21 6.2 FATC tanpa AQS 53
3.1 Evaporasi 21 6.3 Perubahan temperature unit 54
3.2 Kompresi 22 6.4 Fungsi switch 54
3.3 Kondensasi 22 7. FATC Control logic 57
3.4 Ekspansi 22 8. FATC Self diagnosis 59
4. Komponen air conditioner 23 9. Diagnosa A C 61
4.1 Compressor 23 9.1 Refrigerant AC 61
4.2 Magnetic clutch 24 9.2 Cara mencek & mentes bahan refrigerant 66
4.3 Safety valve (Pressure Relief Valve) 24 10. Troubleshooting A C 67
4.4 Fungsi belt lock safety 25 10.1 Compressor tidak bekerja 67
4.5 Condenser 26 10.2 Blower motor tidak bekerja 69
4.6 Receiver drier 28 10.3 Actuators tidak bekerja 70
4.7 Pressure switch 29 10.4 Udara dingin tidak memancar 72
4.8 Expansion valve 32
4.9 Evaporator unit 33
4.10 Thermostat 34
4.11 Heater unit 35
4.12 Air filter 36
4.13 Blower motor assembly 36



3 Training Support & Development
Air Conditioning System
PERHATIAN:
Kesalahan mengikuti prosedur, atau mengabaikan perhatian, peringatan, dan catatan
dapat mengakibatkan cedera pada manusia dan/atau kerusakan /perbaikan kendaraan
yang tidak perlu.

PERINGATAN:
1. Sebelum memperbaiki setiap komponen elektrik, lepaskan kabel battery negatif. Bila tidak
ada perintah itu, ignition switch harus dalam posisi off atau posisi lock.
2. Air conditioner system yang berisikan gas R-134a, membutuhkan penanganan khusus agar
tidak terjadi kecelakaan manusia. Ikutilah selalu instruksi khusus dibawah ini dalam
menanganinya:
a) Gunakan selalu pelindung mata dan bungkus sekitar fitting, valve dan koneksinya dengan
kain bersih saat merawat refrigerant system.
b) Selalu bekerja pada tempat yang berventilasi dan hindari menghirup hembusan
refrigerant.
c) Jangan mengelas atau mencuci dengan steam atau memanaskan tiap pipa atau
komponen air conditioner.
d) Jangan membiarkan refrigerant bersentuhan langsung dengan kulit anda. Jika gas R-
134a bersentuhan dengan bagian badan anda, basuhlan dengan air pada bagian itu dan
segeralah mencari bantuan medis.
e) Ketika menggantikan tabung R-134a, pasang kembali heavy metal screw cap setelah
dilepaskan.
f) Jangan membawa refrigerant container dalam ruang penumpang kendaraan ketika
mengisi gas R-134a
g) Ketika mengisi gas tabung kecil R-134a dari tabung besar, jangan mengisi tabung itu
secara penuh. Siapkan selalu ruang diatasnya untuk pengembang cairan gas itu.
3. Sebelum melakukan pelepasan, pembongkaran, atau penggantian tiap pipa atau komponen
air conditioner, seluruh gas refrigerant harus benar-benar dihisap dengan menggunakan
peralatan recovery untuk gas refrigerant yang diizinkan.
4. R-12 tidak cocok dengan R-134a. Mengunakan R-12 pada air conditioner system R-134a
akan menyebabkan kerusakan system tersebut.
5. Jangan melepaskan penutup/caps dari fitting sampai tiap komponen siap untuk dipasangkan.
6. Jangan membiarkan gas refrigerant bocor ke udara. Gunakan peralatan gas refrigerant recy-
cling saat anda membutuhkan untuk mengisi atau membuang gas dari air conditioner system.
7. Simpan tabung refrigerant pada tempat bersuhu dibawah 40C (104F).
8. Jangan membuang tabung gas refrigerant pada tempat bersuhu tinggi/sampah terbakar.

4 Training Support & Development
Air Conditioning System
CATATAN:
1. Pasang kembali bolt pengikat pada lokasi yang sama setelah dilepaskan.
2. Selalu gunakan nomor part pengikat yang tepat.
3. Kencangkan selalu pengikat dan fittingnya dengan nilai torque yang tepat. Tidak tepatnya
atau kelebihan pengencangan dapat menyebabkan kerusakan atau kebocoran pada air
conditioner system.
4. Setiap waktu air conditioner system selalu berhubungan langsung ke atmospir, ia seharusnya
secara benar dikeluarkan sebelum mengisi ulang R-134a.
5. Seluruh part harus ada dalam temperatur ruangan sebelum dibuka untuk mencegah dari kon-
densasi uap air kedalam komponen-komponen.
6. O-ring dan seal harus dalam kondisi yang baik. Kotoran atau debu, pada permukaan sealing
dapat menyebabkan refrigerant bocor.
7. Ketika mengencangkan O-ring fitting, pasangan fitting harus ditahan dengan kunci/wrench
agar mencegah terpuntirnya seal dan berikanlah pengencangan yang benar.
8. Ingatlah untuk memasang kembali service valve caps setelah mengisi kembali air conditioner
system.
9. Flexible hose lines janganlah bengkok dalam radius yang tidak lebih dari empat kali dari
diameter hose-nya.
10. Flexible hose lines janganlah dibiarkan dekat dengan exhaust manifold sekurangnya berja-
rak sekitar 2.5 inches (64mm) diantaranya.
11. Jagalah seluruh tools dan parts agar bersih dan kering.
12. Gunakan penutup pengaman untuk menghindari kerusakan pada body kendaraan.
13. Saat memasang air conditioner lines atau electrical harness, jalurnya harus benar jangan
menyentuh bagian parts yang bergerak.







5 Training Support & Development
Air Conditioning System
1. Informas umum
1.1 Penyerapan panas
Analisa penyerapan panas dikembangkan dari konversi massa dan energi dari hukum
thermodynamika, hukum kedua dari thermodynamika, dan tiga tingkat ekuasisi yang dijelaskan
sebagai berikut: konduksi, radiasi, dan konveksi.
Penyerapan panas dilakukan melalui bahan padat, digunakan sebagai konduksi, yang
melibatkan energi di tingkat molekul. Radiasi adalah suatu proses yang menyalurkan energi
melalui satuan energi pengembangan cahaya dari satu permukaan ke permukaan lainnya.
Konveksi adalah pemindahan panas yang tergantung pada tingkat konduksi dari permukaan
padat ke cairan yang berdekatan dan pergerakan cairan sepanjang permukaan atau menjauh
darinya. Dengan begitu mekanisme pemindahan panas jauh berbeda dari yang lain; sehingga,
mereka semua mempunyai karakteristik yang umum, karena tergantung pada temperatur dan
dimensi fisik dari objek yang dipertimbangkan.

1.1.1 Konduksi
Pertimbangan fluktuasi tenaga yang timbul dari
konduksi penghantar panas sepanjang batang padat,
hal itu sebanding dengan perbedaan temperatur dan
area penampangnya dan berbanding terbalik
an energi
h. Pengurangan
anas ini bisa dihubungkan dengan ketidak-adanya bahan intermolecular kuat
yang mengikat dan ruang molekul yang ada secara luas seperti halnya cairan.

Gambar1-1. Konduksi panas
dengan panjangnya.
Penghantar panas dan tingkat konduksi penyaluran
panas, dihubungkan dengan struktur molekul bahan
itu. Semakin dekat kemasan molekul yang teratur
dari suatu bahan akan dapat memindahk
yang lebih baik dibanding molekul yang teracak dan
tidak padat dari bahan bukan metal.
Elektron bebas di dalam suatu metal juga berperan untuk menghantarkan panas yang tinggi.
Penghantaran panas pada bahan yang lebih sedikit tidak padat akan lebih rendah dari bahan
metal. Bahan organik dan berserat, seperti kayu, penghantar panasnya masih lebih rendah.
Penghantar panas dari bahan cairan nonmetallic biasanya lebih rendah dari bahan yang padat,
dan penghantar panas pada gas dalam tekanan atmospir adalah juga lebih renda
penghantaran p

6 Training Support & Development
Air Conditioning System
1.1.2 Radiasi
Perpindahan radiant-energy dihasilkan ketika satuan energi
cahaya dipancarkan dari satu permukaan ke permukaan lain.
Ketika energi mencapai permukaan lain penyebaran satuan
energi cahaya diserap, direfleksikan, atau dipancarkan melalui
permukaan itu. Energi tersebut menyebar dari suatu
permukaan digambarkan dalam bentuk tenaga emisive. Hal
itu dapat ditunjukkan dari pemikiran thermodynamika bahwa
tenaga emissive adalah sebanding dengan tenaga keempat
dari temperatur absolut. Sifat penting dari pertukaran radiasi
energi ini adalah radiasi yang meninggalkan suatu permukaan
itu disebarkan secara tidak bersamaan ke segala jurusan.
Oleh karena itu hubungan geometris antara dua permukaan
mempengaruhi pertukaran radiasi energi antara keduanya.
Karakteristik optimal dari permu

Gambar 1-2. Radiasi
kaan itu juga mempengaruhi
tingkat perpindahan panasnya.
da waktu ini, panas
ipindahkan sebagai cairan.

1.1.3 Konveksi
Tingkat penyamaan konveksi pemindahan panas
awalnya diusulkan oleh Newton pada tahun 1701,
tentang pengamatan atas gejala phisik, q=hc A (Ts-Tf).
Persamaan ini secara luas digunakan dalam rancang-
bangun walaupun itu adalah lebih merupakan definisi hc
dibandingkan sebagai hukum phenomenologik untuk
konveksi (pemindahan panas). Jadi, inti dari analisa
konveksi pemindahan panas adalah evaluasi dari hc.
Hal itu merupakan suatu kerja, dimana panas ditransfer
sebagai gerakan gas atau cairan. Suhu panas yang
tinggi diangkat oleh float age (pelampung usia) dan sisi
panas yang rendah adalah dataran yang berkaitan
dengan perubahan kepadatan udara menurut
perbedaan temperatur. Pa

Gambar 1-4. Alcohol menguap dari
kulit.
Gas
Gambar 1-3. Konveksi
Panas d


7 Training Support & Development
Air Conditioning System
1.2 Panas sensitip dan panas latent
Disebut panas sensitip karena panas ditingkatkan atau diturunkan ketika temperatur dari suatu
bahan berubah, tetapi kondisinya tidak berubah saat panas itu sedang ditingkatkan atau
diturunkan. Disebut panas latent karena temperaturnya tidak berubah, tetapi status bahannya
(uap air, cairan dan kepadatan) berubah. (Contoh) Jika panas dinaikkan pada es (-15
0
C) maka
temperatur akan diangkat. Kemudian suhu es akan menjadi 0
0
C, dan jika panas lebih lanjut
ditingkatkan es akan meleleh dan dirubah menjadi air. Temperatur berubah menjadi diatas 0
0
C.
Jika setelah es meleleh dipanaskan lagi maka temperatur air akan diangkat ke 100
0
C. Jika
panas ditingkatkan lagi maka temperatur menjadi lebih dari 100
0
C tetapi air akan mendidih
kemudian menguap, sehingga jumlah air akan berkurang. Jika panas ditingkatkan lagi pada uap
air itu maka temperatur uap air akan diangkat juga tetapi kondisinya tetap. Inilah apa yang
disebut panas sensitip dimana kondisinya tidak berubah ketika temperatur dinaikkan, dan disebut
panas latent dimana kondisinya berubah tetapi temperaturnya tidak berubah walau panas
itambahkan.
l ini disebut 'kondensasi', dan temperatur kondensasi ini disebut
ngat kering belum termasuk uap air
ut akan membuat air
ndakan kondisi kelembaban udara dimana berat air
ng jenuh ada diantara
ilangkan maka uap air itu akan berubah menjadi kondisi yang bukan
tis' dan 'temperatur kritis'.
d

1.3 Temperatur dan kelembaban udara
0
C dan
0
F digunakan untuk mengukur kondisi panas/dingin dari suatu bahan.
Temperatur titik pengembunan: Jika air es ditaruh pada gelas di musim panas, maka embun
muncul di permukaan gelas. Ha
'temperatur titik pengembunan'.
Udara kering: Adalah suatu kondisi udara yang sa
didalamnya, sebenarnya hal ini tidak benar-benar ada.
Kelembaban udara dan Kelembaban udara jenuh: Itu adalah pencampuran udara kering dan
uap air, dan hal ini disebut "kelembaban udara jenuh" dimana kondisi terseb
turun karena air keluar dari udara ketika kelembaban udara menjadi jenuh.
Kelembaban udara mutlak: Hal itu mena
yang ada terjadi dalam udara yang kering.
Titik kritis dan temperatur kritis: Uap air pada kelembaban udara ya
sekitar cairan yang didinginkan berlebihan dan uap air yang dipanaskan.
Jika peningkatan penyetalan tekanan uap air dari kelembaban udara jenuh yang dilakukan
secara perlahan itu dih
cairan ataupun uap air.
Titik itulah yang disebut temperatur 'titik-kri

8 Training Support & Development
Air Conditioning System
1.4. Hubungan Tekanan-Temperatur
Pelajaran tentang pisika menyangkut hukum yang menjelaskan hubungan antara tekanan dan
temperatur pada saat terjadi cairan kemudian berubah menjadi uap air itu dinamakan titik
.
sebuah
kendaraan yang tertutup rapat akan mendidih pada temperatur yang lebih dari 100

.
tapi ketika pressure cap dilepaskan, maka titik didih air pendingin itu akan segera
enurun.

didih.
Pernyataan hukum tersebut seperti berikut ini:
A. Jika tekanan berlaku atas cairan ditingkatkan, maka titik didih cairan itu akan meningkat
B. Penurunan tekanan yang berlaku atas cairan, maka titik didih cairan itu akan menurun.
DaIam kata lain, air dalam tekanan vacuum akan mendidih pada temperatur yang kurang dari
100

sementara dimana air dalam sebuah pressure cooker atau cooling system

(Contoh) Ketika cooling system ditutup dan dibawah tekanan, titik didih akan lebih tinggi dari
100 . Te
m

Suhu air
Diatas 100
Diatas 100
Air tidak menguap.
Pressure Cap Dipas lepaskan
Gambar 1-5. Hubungan Tekanan-Temperatur
angkan Pressure Cap Di
Suhu air













9 Training Support & Development
Air Conditioning System
1.4.1. Hubungan Tekanan-Temperatur A/C system
Tekanan yang ditingkatkan oleh compressor A/C akan menaikkan titik didih dari bahan
pendinginnya (refrigerant). A/C system dirancang untuk beroperasi agar temperatur udara yang
tepat dapat dihasilkan untuk melepaskan panas dari udara ruangan penumpang.
Ada hubungan yang membatasi antara cairan bahan pendingin dan uap air dalam udara. Ketika
refrigerant yang terkurung dalam sistem A/C ditingkatkan temperaturnya maka ia akan selalu
menghasilkan peningkatan dalam tekanannya, walaupun compressor A/C tidak beroperasi pada
saat itu.
Titik didih dari R-12 di tempat ketinggian permukaan air laut adalah -29.79. Tetapi temperatur
titik didih ini akan lebih rendah dari (-26.5) pada system R-134a, dimana tekanan yang terbaca
juga cenderung menjadi lebih rendah karena hubungan tekanan-temperaturnya.
Tekanan A/C diekspresikan dalam gauge dengan tekanan positive dalam kg/cm
2
atau tekanan
negative (Vacuum) dalam cmHg.
Sekarang anda telah mengulangi pelajaran dasar, sekarang marilah kita ambil pelajaran itu
semua sebagai pelajaran dasar untuk mempelajari bagaimana system A/C bekerja.

2. Pendinginan
2.1 Refrigerasi (proses pendinginan)
Proses ini akan membuat keadaan dimana temperatur bahan pendingin akan lebih rendah dari
suhu sekitarnya sehingga dapat melepaskan tenaga panas dari uadara disekitarnya. Bahan
pendingin akan dirubah menjadi padat, cair dan uap. Bahan itu dinamakan juga sebagai
refrigerant yaitu bahan pendingin yang digunakan pada saat ini.
2.1.1 Prinsip pendinginan:
Perubahan kondisi dari bahan pendingin itu mempunyai kemampuan merubah panas. Pada
umumnya, alat pendingin (refrigerator) mengoperasikan refrigerant untuk menghisap panas
uadara disekelilingnya. Ada berbagai macam cara kerja refrigerator ini:
1) Pendinginan dengan mengabutkan panas
Cara ini akan membuat bahan cair pendingin mudah dikabutkan, maka ketika ia akan
melakukan proses pendinginan ia akan menarik dan melepaskan panas dari bahan itu.
Contoh system ini adalah:
- Vapor compression refrigerator

10 Training Support & Development
Air Conditioning System
- Suction refrigerator
- Nitrogen refrigerator
2) Pendinginan dengan menghilangkan panas
Cara itu dilakukan dengan menghisap panas (79.68kcal/kg) pada suhu 0 ketika es dicairkan.
3) Pendinginan dengan mensublimasi panas
Cara itu digunakan pada es kering, dimana es kering akan menghisap panas dari udara
sekitarnya sehingga membuat es kering itu menjadi gas.
Saat itu juga ia akan membuat panas udara disekitarnya menurun karena suhu sublimasi dari
es kering itu.
4) Pendinginan dengan pemampatan bahan pendingin
Jika uap cair bahan pendingin ini ditekan lalu disemburkan dan dikeluarkan pada ruang
bertekanan rendah, temperaturnya akan meurun, sehingga akan membuat panas
disekitarnya menurun.









Melepaskan Panas
Kondensasi
Menguap
Refrigerant
Cairan
Uap

Menghisap Panas
Gambar 2-1. Sifat dari refrigerant
2.2 Refrigerant
Bahan ini akan menyalurkan panas dari sisi temperatur rendah ke sisi temperatur tinggi, dimana
ia akan berubah dari cair ke gas pada tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di
tempat bertemperatur tinggi. Bahan pendingin ini harus dipadatkan dengan mudah di bawah
tekanan yang rendah.

11 Training Support & Development
Air Conditioning System
2.2.1. Kondisi refrigerant
Titik didihnya rendah: Jika menggunakan bahan pendingin yang terlalu tinggi titik didihnya,
tekanan hisapan compressor akan sangat rendah. Kemungkinan bahan yang dialirkan
tercampur gas yang tidak dipadatkan dan bahan pendingin ini akan bocor jika perbedaan
tekanan terjadi terlalu besar.
Panas latent dalam menguapkan bahan pendingin ini harus tinggi: Jika panas latent saat
penguapan tinggi, sungguhpun bahan pendingin ini tidak banyak diuapkan, pendinginan
dapat dioperasikan secara efisien.
Tekanan kondensasi harus selalu rendah: Jika tekanan gas itu terlalu rendah, maka gas yang
tidak dikondensasi dapat dialirkan, tetapi jika tekanan gas terlalu tinggi, sistem itu akan
mudah rusak.
Volume uap airnya harus kecil: Semakin kecil volume uap air yang dihisap oleh compressor,
maka semakin kecil juga jumlah uap air yang dikeluarkan.
Gas yang dikeluarkan dari compressor harus rendah: Jika gas yang dikeluarkan compressor
tinggi, maka tidak hanya efisiensi volume yang dikurangi tetapi juga oil akan jadi karbon atau
dipastikan fungsi pelumasan akan dapat berkurang juga.
Temperatur kritis harus cukup tinggi: Jika temperatur kritis rendah, hal itu tidak bisa
digunakan sebagai bahan pendingin sebab bahan pendingin itu tidak dapat diuapkan.
Karat yang rendah: Bahan pendingin tidak memerlukan bahan berkarat di dalam sistem itu.
Non-conductor: Bahan itu selain harus tidak berkarat juga bukan pengantar, dan nilai voltase
harus tinggi.

2.2.2. Tujuan penerapan R-134a
Efek kerusakan pada lapisan ozon dan lingkungan karena Chloro-Fluoro-Carbons (CFC), yang
digunakan pada air conditioning system kendaraan, merupakan masalah yang sudah diketahui.
Di tahun terakhir ini, dunia tengah membiayai dalam meningkatkan perhatian terhadap masalah
yang berhubungan dengan perlindungan lingkungan hidup. Perhatian terbesar di antara masalah
itu adalah kerusakan pada lapisan ozon.
Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar matahari ultra violet yang berbahaya, dengan
demikian perlindungan hidup di atas bumi dapat dilakukan. Untuk itu R-12 yang telah lama
digunakan sebagai bahan pendingin untuk proses air conditioning system kendaraan perlu
dipertimbangkan, ilmuwan telah menemukan bahwa R-12 adalah salah satu penyebab dari unsur
perusak lapisan ozon. Untuk menggantikannya sebagai bahan pendingin baru, R-134A, telah
dikembangkan.


12 Training Support & Development
Air Conditioning System









Gambar 2-2. Bentuk dan kerusakan ozone

O
2
O * O (analysis)

- Pembentukan ozone

O
2
+ O O
3
(Kombinasi)


CFC naik ke atas
CIO + O CI * O
2

CCl
2
F
2
(R-12) CI + O
3
CIO * O
2

- Kerusakan ozone
Naik ke atas

- Pemisahan oxygen

Name Life (Year) ODP GWP
CFC CFC 11
CFC 12
CFC 113
CFC 114
CFC 115
47 ~ 80
85 ~ 150
96 ~ 117
210 ~ 320
390 ~ 680
1.0
0.9 ~ 1.0
0.8 ~ 1.0
0.6 ~ 0.8
0.3 ~ 0.5
1.0
2.8 ~ 3.4
1.3 ~ 1.4
3.7 ~ 4.1
7.4 ~ 7.6
HFC HCFC 22
HFC 134a
15 ~ 23
8 ~ 11
0.04 ~ 0.05
0
0.32 ~ 0.37
0.24 ~ 0.29
Daftar 2-1. Umur dari CFC dalam udara
R-134A telah terpilih sebagai cairan alternatif yang tidak punya potensi untuk merusak ozon,
dengan sifat termodinamik serupa dengan R-12 yang lalu. Ada perbedaan penting antara dua
bahan pendingin ini. Yang paling penting, oil yang digunakan dalam R-12 dan R-134A tidaklah
dapat dipertukarkan dan tidak bisa dicampur, walaupun sedikit. Artinya untuk mencegah
pencemaran dan penggunaan peralatan servis untuk masing-masing jenis bahan pendingin
diperlukan. Sebagai tambahan, R-134a jauh lebih dapat larut dalam air, maka fitter-driers harus
mempunyai penyerapan yang lebih besar dan A/C system yang menggunakan R-134a
memerlukan special hose sebab R-134A system beroperasi pada tekanan yang sedikit lebih
tinggi dibanding R-12 system pada temperatur yang sama.

13 Training Support & Development
Air Conditioning System
2.2.3. R-134a characteristics
Keuntungan:
Tidak ada CI
Menstabilkan struktur molekul.
Struktur thermodynamika serupa dengan R-12.
Tidak dapat terbakar dan tidak beracun.
Kerugian:
Pendinginan menurun pada saat suhu kondensasi sama dengan R-12.
Masalah penggunaan bahan karet dan plastik.
Tidak tercampur dengan compressor oil (Mineral oil).

2.2.4 Perhatian saat memelihara A C
Haruslah diperhatikan terhadap penyerapan sendiri (self-suction) selama penyimpanan PAG
cooling oil.
NHBR sebagai bahan penutup harus digunakan.
Nylon coating hose perlu digunakan sebab tingkat penyerapan atau pengisapan air pada
refrigerant ini tinggi.
Ketika mengisi refrigerant, peralatan khusus yang digunakan untuk memvacuum dan mengisi
pada waktu yang sama, harus cocok untuk fitting yang baru.
Jagalah tingkat kevacuuman yang sama dengan R-12.
Jika pengisapan air dari cooling oil terlalu banyak, akan ada masalah ketika melumasi
compressor, sehingga membuat ketahanan compressor lebih buruk.

2.2.5. Pernyatan rumusan refrigerant

R a
Angka dalam satuan: Jumlah atom fluorine (n)
Angka dalam puluhan: Jumlah atom hydrogen (n+1)
Angka dalam ratusan: Jumlah atom carbon (n-1)
Menunjukkan keseimbangan




R-12 (CFC 12) R 134a (HFC 134a)
CCl
2
F
2
CH
2
FCF
3

F F F

14 Training Support & Development
Air Conditioning System
Cl C Cl
F
H C C H
F F
C: n = 1
H: n = 0
F: n = 2
Cl: n = 2
C: n = 2
H: n = 2
F: n = 4

2.2.6. Perbandingan refrigerant
REFRIGERANT R-134a R-12
Rumus molekul CH2FCF3 CCL2F2
Berat molekul 102.03 120.91
Titik didih (1atm,C) -26.14 -29.79
Titik beku (C)
-108
-155
Temperatur kritis (C) 101.29 111.8
2.98 kg/ cm2 (0 C) 3.15 kg/ cm2 (0 C)
17.11 kg/ cm2 (60 C) 15.51 kg/ cm2 (60 C)
47.04 kcal/ cm2 (0 C) 36.43 kcal/ cm2 (0 C)
33.18 kcal/ cm2 (60 C) 27.33 kcal/ cm2 (60C)
Kemampuan terbakar Tidak Tidak
Mengandung racun Mungkin (terbakar) Tidak
Waktu bertahan dalam atmospir 8~11 Tahun 95~150 Tahun
Tekanan gas yang diizinkan
Panas latent pengabutan

Daftar 2-2. Perbandingan refrigerant


15 Training Support & Development
Air Conditioning System
3. Langkah pendinginan air conditioning
Ada 4 langkah operasi pendinginan, dan refrigerant disirkulasikan berulang kali dengan
perubahan-perubahan sebagai berikut (Cair Uap Cair).

Panas dilepaskan
Panas sihisap
Evaporator
Blower Motor
Expansion Valve
Compressor
Condenser
Receiver Drier
Gambar 3-1. Langkah pendinginan
3.1. Evaporasi:
Refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh
hisapannya sendiri dimana saat proses evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar
evaporator.
Udara melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam kendaraan oleh
cooling fan; sambil menurunkan temperatur ruangan itu. Cairan refrigerant itu disalurkan dari
expansion valve di dalam evaporator kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan
itu terjadi berulang kali dari kondisi cair ke gas.
Tekanan dan temperatur dalam perubahan itu selalu berkaitan, jika tekanan di-set maka
temperatur juga akan di-set. Untuk pengabutan yang dilakukan saat temperatur lebih rendah dari
perubahan itu (Cair -> Gas) dalam kondisi seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus
dibuat tetap rendah. Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi secara
kontinyu keluar evaporator oleh hisapan compressor.

16 Training Support & Development
Air Conditioning System
Kompresi:
Refrigerant ditekan dalam compressor sampai kondisinya menjadi cair dengan temperature yang
tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator dihisap oleh compressor akan membuat tekanannya
tetap rendah didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara
dinamis pada temperature yang rendah (0). Maka tekanan gas refrigerant ditekan dalam
cylinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur dan tekanan refrigerant akan mudah
menjadi cair walaupun proses pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi.

3.2.

3.3. Ekspansi:

Kondensasi:
Refrigerant dirubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari temperatur yang tinggi didalam
condenser. Refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan tinggi itu dipancarkan dalam
condenser menjadi cairan dan disalurkan ke receiver drier. Hal itu juga dinamakan proses
kondensasi panas. Panas yang tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh condenser
sehingga refrigerant menjadi dingin dan dapat melakukan proses penyerapan panas di ruangan
dalam kendaraan.
Tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh expansion valve. Hal itu disebut proses ekspansi,
dimana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigerant
menjadi gas, dan expansion valve ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil menurunkan
tekanannya.
Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator di-set oleh tingkat pendinginan yang
harus dilakukan dibawah temperatur pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah
refrigerant yang dibutuhkan dengan melakukan pengecekan yang benar.

Gambar 3-2. Kerja expansion valve

17 Training Support & Development
Air Conditioning System
4. Komponen-komponen air conditioner
4.1. Compressor
4.1.1 Fungsi
Compressor merupakan unit tenaga dalam A/C system. Ia akan memompa gas refrigerant
dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi discharge (sisi tekanan tinggi dari system) dan
menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah).











Gambar 4-1. Compressor swash plate type
a) Fungsi penghisap: proses ini membuat cairan refrigerant dari evaporator dikondensasi dalam
temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant dinaikkan.
b) Fungsi penekanan: proses ini membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga membuat
temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke condenser, dan dikabutkan pada
temperatur yang tinggi.
c) Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan mensirkula-sikan
refrigerant berdasarkan hisapan & kompresi.

4.1.2. Pelumasan
Oil pada compressor tersekat dalam ruang oil dan disalurkan ke tiap bagian bersama dengan
aliran tekanan gas refrigerant. Jika compressor dioperasikan, oil dalam compressor akan
dikirimkan karena tekanan yang dikirimkan ke block dibagian bawah dari kedua sisi penampang-

18 Training Support & Development
Air Conditioning System
rotary, needle bearing, dan shaft seal melalui lubang oil. Compressor akan mengakhiri
pelumasan, dan mengembalikan oil ke ruang bawah melalui suction hose.

4.2. Magnetic clutch
4.2.1. Fungsi
Magnetic clutch dipasangkan pada compressor pulley. Magnetic clutch berputar dan menyalurkan
putaran engine ke compressor, berdasarkan operasi thermostat dan operasi High / Low pressure
switch.

B V
+
No power
Compressor Compressor





Gambar 4-2. Magnetic clutch berhubungan

4.2.2. Operasi
a) Saat arus mengalir ke magnetic coil (ON)
- Pulley assembly (Armature & Rotor Frame) dan clutch pad masing-masing dihubungkan.
b) Saat arus diputus aliriannya ke magnetic coil (OFF)
- Pulley assembly (Armature & Rotor Frame) dan clutch pad masing-masing dilepaskan.
- Clutch pad tidak menghubungkan rotor dalam pulley assembly. Sehingga, V-belt berputar
bebas.

4.3. Safety valve (Pressure Relief Valve)
Alat ini berfungsi menstabilkan A/C system ketika menyalurkan refrigerant dan oil melalui PRV
ketika tekanan tinggi terjadi dalam compressor untuk mencegah A/C system setelah dideteksi
bahwa tekanan A/C meningkat ketika condenser fan rusak, refrigerant overcharged (tekanan
melewati batas), dan A/C system terjadi penyumbatan.
Oleh karena itu, refrigerant dan oil harus diisi dan diinjeksi lagi ke dalam A/C system setelah
mengoperasikan PRV.

19 Training Support & Development
Air Conditioning System

- Tekanan operasi: 35.3~42.2kg/






Gambar 4-3 Safety valve

4.4. Fungsi pengaman belt lock safety
Ketika mengembangkan engine, jenis belt - 1 umumnya ditujukan untuk mengurangi tenaga yang
hilang. Jika bagian dalam A/C compressor dihubungkan ke belt - 1 terjadi kemacetan atau terjadi
clutch slip, maka belt itu bisa putus. Untuk itu fungsi belt lock control dipasangkan, dan ada
beberapa jenis belt seperti berikut ini.

clutch slip.
1. Speed sensor type:
Perlindungan ini dengan cara memutus tenaga compressor ke belt karena terlampauinya
perbandingan batas slip normal yaitu perbandingan RPM engine dan RPM compressor dan hal
itu diditeksi oleh speed sensor yang terpasang pada compressor.

2. Thermal fuse type
Jenis ini melindungi belt dan engine agar tidak merusak pulley bearing atau menghilangkan
clutch slip dengan menghentikan kerja clutch oleh pemutusan listrik ke coil yang dilakukan oleh
temperature fuse (184 OFF) yang terpasang pada clutch compressor dan ia selalu
mendeteksi panasnya





20 Training Support & Development
Air Conditioning System











Gambar 4.4. Thermal fuse type

4.5. Condenser
Condenser didalam air conditioning system merupakan alat yang digunakan untuk merubah gas
refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara ini dengan
menghilangkan panas dari refrigerant panas ke temperature atmospir. Condenser terdiri dari coil
dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigerant ketika udara tertiup diantaranya. Jenis air
conditioning condenser ini adalah aluminum serpentine type (R-12) dan parallel flow type (R-
134a) ditempatkan di depan radiator kendaraan.
Jenis parallel Flow type condenser lebih memperbaiki efisiensi dan meminimalkan fungsi
pendinginan dibandingkan dengan jenis serpentine Type.








Gambar 4-5. R-134A, Parallel flow type

21 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.5.1 Fungsi
Perubahan refrigerant dari bentuk gas yang bersuhu dan bertekanan tinggi menjadi cairan yang
bersuhu dan bertekanan tinggi juga belum cukup untuk proses pendinginan selanjutnya.
Karenanya gas refrigerant ini dimasukkan kedalam condenser agar panasnya disalurkan ke
udara luar atau disamakan dengan suhu atmospir.

4.5.2 Operasi
Dari sisi pandang panas, bila temperatur (sekitar 60) dari refrigerant dalam condenser dan /
atau temperatur udara luar (sekitar 55) merupakan kegagalan, karena suhu refrigerant akan
menjadi sekitar 57. Walaupun suhu refrigerant diturunkan hanya sekitar 2~3, ia tetap akan
berubah dari gas menjadi cairan, karena sifat alami refrigerant.
Condenser kendaraan, yang menggunakan refrigerant R-12 A/C system, adalah berjenis
corrugated type. Tetapi condenser, yang menggunakan refrigerant R-134a system, jenisnya
adalah parallel flow type untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek
pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.


PARALLEL FLOW TYPE SERPENTINE TYPE








(R-12) (R-134a)

Gambar 4-6. Condenser type




22 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.6. Receiver drier
Receiver Drier Fungsi









Gambar 4-7. Receiver Drier

Outlet Inlet
Filter
Desiccant
1) PENYARINGAN
REFRIGERANT
2) PENYIMPANAN
REFRIGERANT
3) PEMISAHAN
GELEMBUNG GAS
4.6.1. Fungsi
Receiver-drier merupakan tabung penyimpan refrigerant cair, dan ia juga berisikan fiber dan
desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi
refrigerant. Receiver-drier menerima cairan refrigerant bertekanan tinggi dari condenser dan
disalurkan ke expansion valve.
a. Jumlah sirkulasi refrigerant haruslah dapat berubah sesuai dengan perubahan beban dari
langkah pendinginan. Maka, receiver drier akan membantu penyimpanan refrigerant dengan
benar.
b. Ketika cairan refrigerant tercampur gelembung, fungsi pendinginan akan menurun. Dalam hal
ini, receiver direr dapat menyalurkan hanya cairan refrigerant saja ke expansion valve dengan
memisahkan gelembung dari cairan.
c. Ia juga menyaring benda-benda asing dan uap air dari refrigerant dengan menggunakan
Desiccant dan Filter.
d. Jumlah refrigerant dapat diperiksa melalui sight glass (R-12).
4.6.2. Struktur dan operasi
Alat itu terdiri dari main body filter, desiccant, pipe, dan side glass dlsb. Cairan refrigerant
dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke expansion valve melalui outlet pipe yang ditempatkan
pada bagian bawah main body setelah tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan
desiccant.

23 Training Support & Development
Air Conditioning System
24 Training Support & Development

4.7. Pressure switch
4.7.1. Dual pressure switch
Dual pressure switch dipasangkan pada refrigerant line di
antara condenser dan receiver drier atau pada receiver
drier. Dual pressure switch, sebagai alat pengaman,
berfungsi untuk menghentikan compressor dengan meng-
off-kan magnetic clutch, ketika tekanan pada high-
rmal tinggi atau rendah.
pengiriman listrik ke
. Ia dapat melindungi kerusakan
compressor.
si tekanan tinggi, jika tekanan yang ada lebih tinggi dari
normal, maka switch akan terbuka dan memutus aliran listrik, untuk menjaga agar tekanan
system A/C tidak melampaui batasnya.












pressure line tidak no
1. Low pressure:
Jika tidak ada refrigerant dalam system A/C, switch ini
akan terbuka, sehingga memutus
compressor clutch
2. High pressure:
Ia mendeteksi tekanan refrigerant pada si

Gambar 4-8. Dual
pressure switch
Gambar 4-9. Spesifikasi dari dual pressure switch

Air Conditioning System









nya
inaikkan, switch akan tertutup dan membuat cooling fan berputar pada posisi high-speed.





4.7.2. Triple pressure switch
Ada 3 nilai dari tekanan yang di-set oleh switch ini, dan ia mengatasi fungsi-fungsi dual switch,
dan middle-pressure switch. Switch ini mendeteksi tekanan refrigerant dan jika tekanan

(Kondisi normal) (Kerja high-pressure switch)
Gambar 4-10. Kerja dual pressure switch
Low & high switch: Compressor control
Middle switch: Condenser fan control
ECM
MIDDLE
LOW
HIGH
d




MEDIUM MEDIUM
LOW &
LOW & HIGH (2)
(1) (3) (4)
LOW HIGH
MEDIUM
ELECTRIC DIAGRAM
HIGH (1)








Gambar 4-11. Triple pressure switch


25 Training Support & Development
Air Conditioning System
1. Daftar Compressor & Condenser fan control
PRESSURE
(Kg/cm2)
COMPESSOR CONDENSER FAN CATATAN
2.3 ~ 15.5 OFF Tekanan meningkat
15.5 ~ Tekanan meningkat
n
ON
ON ON
ON
ON ON
ON
32 OFF Tekanan berlebiha
26.0 ~ 11.5 Tekanan menurun
11.5 ~ 2.0 OFF Tekanan menurun

2. Tingkat Switch ON & OFF

Low & high switch (kg/cm
2
)

262.0 2.30.25

ON



OFF
322.0
(High switch)
2.00.2
(Low switch)

Middle switch (kg/cm
2
)

15.50.8

ON



OFF

11.51.2 (Middle switch)



26 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.8. Expansion valve
Tujuan dari expansion valve adalah membuat cairan tekanan yang tinggi untuk di semprotkan
masuk kedalam evaporator. Ia juga mengontrol, atau sebagai pengatur system untuk mencegah
evaporator dari peluapan dan pembekuan (freezing up).
Expansion valve merupakan jenis pemerata tekanan didalam (Block type). Diaphragm terpasang
dibagian atas dari expansion valve. Dan, ruangan diaphragm atas dihubungkan ke sensing bulb.

Gambar 4-12. Expansion Valve

Gambar 3-2. Kerja expansion valve Gambar 4-13. Expansion valve unit



27 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.9. Evaporator unit
4.9.1 Fungsi
Evaporator adalah penyalur panas yang lain dalam air conditioning system. Ia memiliki coil dan
fin seperti condenser, tetapi fungsinya berbeda terbalik. Evaporator menerima atom cairan
refrigerant bertekanan rendah dan dingin dari expansion valve. Ketika refrigerant dingin ini
melewati coils dari evaporator, maka pengabutan refrigerant akan menyerap panas dari ruang
dalam kendaraan.










Gambar 4-14. Evaporator unit

4.9.2. Operasi
Keadaan refrigerant setelah receiver drier adalah 100% cair. Segera setelah tekanan cairan itu
turun, mulailah terjadi gelembung, dan dengan demikian, gas itu akan menyerap panas. Panas
ini dilepaskan dari udara yang ditiup lewat cooling fins dari evaporator dan menyebabkan udara
menjadi dingin.
Refrigerant yang benar masuk kedalam evaporator haruslah semuanya cairan 100% setelah
melewati receiver drier dan menjadi 100% gas setelah berada di outlet.







(Kerja normal) (Evaporator membeku)
Gambar 4-15. Kerja evaporator

28 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.10. Thermostat
Jika temperatur evaporator fin, dimana suhu pengabutan refrigerant, menurun dibawah 0,
beku/frost atau es akan terbentuk pada fin tersebut, yang menyebabkan menurunnya aliran
udara dan akibatnya akan menurunkana kapasitas pendinginan. Untuk mencegah seperti
pembekuan/frosting ini, dan agar temperature ruang dalam kendaraan dapat disetel sesuai
dengan suhu yang diinginkan, maka thermostats dipasangkan. Alat berupa switch ini terpasang
pada evaporator case dengan pipa kapilernya terpasang dan terbungkus rapat pada evaporator
inlet line.

(Struktur)


(Lokasi)








Gambar 4-16. Thermostat
Alat itu dihubungkan ke magnetic clutch pada compressor secara serie. Dia akan melepaskan
magnetic clutch ketika temperature permukaan evaporator fin ada dibawah sekitar 01.

4 0 1
OFF
ON









29 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.11. Heater unit
Ketika air pendingin engine dapat dialirkan ke bagian heater core, maka panas dari air
pendingin/coolant dapat disalurkan ke cooler, udara akan dialirkan melalui fin dari heater core
dan masuk ke ruangan penumpang sehingga ruang itu menjadi hangat.










Gambar 4-17. Heater unit











Gambar 4-18. Kerja heater unit


30 Training Support & Development
Air Conditioning System
4.12. Air filter
4.12.1. Penjelasan
Air filter ini menggunakan combination filter, untuk
menyaring debu dan bau dalam u
Air filter cover
dara secara efektif.
bih banyak dalam udara.
pengunci dari air filter cover
an bahwa tanda panah pada filter menunjuk
earah sisi evaporator core.
ter core, jika dikehendaki.
ectronic motor dan fan
blade jenis squirrel cage style.
Motor : magnet motor(70)
1. Tingkat voltage: 12V2. tanpa beban
- Kecepatan: 3300 rpm (min)
- Arus: 3.0A (max)


4.12.2. Perawatan
Periode penggantian filter adalah 5000 ~ 12,000 km.
Tetapi hal ini dapat menjadi lebih pendek jika kondisi
jalan buruk yang menyebabkan debu dan asap hitam
le
+ PIN - PIN
Gambar 4-19. Air filter cover
Gambar 4-20. Tanda panah air filter
Gambar 4-21. Blower motor

4.12.3. Cara melepas
* Lepaskan glove box.
* Tarik bagian
PERHATIAN!!
Pastik
k


4.13. Blower motor assembly
Kegunaannya adalah meniupkan udara ke ruangan
dalam penumpang dan mengirimkannya melalui
evaporator core dan hea
Alat itu terdiri dari 12V el

31 Training Support & Development
Air Conditioning System
2. Dengan beban
- Tingkat beban: 4.4 kgf-cm
- Arus : 18.3 1.3a (max)
. Tingkat temperatur digunakan: -30C ~ 80 C


- Kecepatan : 2900 300 rpm

3


32 Training Support & Development
Air Conditioning System
5. FATC (Full Automatic Temperature Control)
Full Automatic Temperature Control (FATC) adalah suatu system AC yang menonjolkan
seluruh kendali otomatis terhadap kondisi udara yang dikeluarkan AC. FATC juga mengendalikan
sirkulasi dan kelembaban udara di dalam kendaraan. Dengan FATC, pengemudi dapat memilih
temperatur dan fungsi FATC untuk menjaga temperatur itu, dengan mengabaikan temperatur
udara luar yang berubah-ubah. Modul pengontrol FATC ini mengendalikan system air
conditioning, ventilasi, pemanasan, dan sistem defrosting. Dan sistem pengontrol elektronik ini
secara otomatis melakukan penyetelan katup udara, kecepatan blower, dan langkah compressor.

5.1. FATC Input & output













MODE ACTUATOR
TEMP ACTUATOR
HI SPEED RELAY
INTAKE DOOR
INTAKE ACTUATOR
AQS CONTROL
BLOWER SPEED
OUTPUT INPUT
COMPRESSOR
MODE DOOR
MIX DOOR
ECM
POWER TR
DISPLAY
AUTO SWITCH
OFF SWITCH
A/C SWITCH
AQS SWITCH
AMB SWITCH
TEMP SWITCH
DEF SWITCH
BLOWER SWITCH
AMB SENSOR
FIN SENSOR
INCAR SENSOR
PHOTO SENSOR
HUMIDITY SENOSR




FATC
CONTROL
MODULE





33 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.2. Lokasi parts


A/C Relay,
Blower Relay
Hi Speed
Blower Relay
Sensor
Power TR
Compressor
In-car
FATC
Module
Receiver & Drier
Blower Relay
Expansion Valve
HEATER/EVAP
Photo Sensor
AQS
AQS
Ambient Sensor
Triple switch










Humidity Sensor

Gambar 5-1. Lokasi part FATC
(Itu tergantung dari model-nya.)

5.3. Pengotrol kecepatan blower motor
5.3.1. Power TR
Kecepatan blower dikontrol oleh fan control switch dan power TR. Perubahan fan switch dari
posisi 1 ke 5, mengakibatkan fan berputar lebih cepat.
Emitter Base





Collector
Gambar 5-2. Lokasi power TR Gambar 5-3. Power TR


34 Training Support & Development
Air Conditioning System
1). Pemeriksaan power TR metode 1

2). Pemeriksaan power TR metode 2



35 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.3.2. High-speed blower relay
Ketika blower switch ada diposisi kecepatan 6
th
, FATC controller akan menerapkan ground ke sisi
pengontrol dari high-speed blower relay. Hal ini membuat battery voltage, mengalir melalui
kontaknya ke coil dalam high-speed blower relay. Ketika itu terjadi, blower motor beroperasi di
posisi kecepatan tinggi.
High-speed blower relay








Gambar 5-4. Lokasi high-speed blower relay (Itu tergantung dari model-nya.)

5.4. Actuators
5.4.1. Intake door actuator
Intake door actuator (fresh/recirculation actuator) merupakan 12V electric motor, yang
ditempatkan disisi blower motor assembly, dan dioperasikan oleh intake control switch.
Ia dapat membuat penumpang memilih antara udara segar/fresh (udara luar) atau udara
sirkulasi/recirculated didalam dengan merubah katup masuk (fresh/recirculation) ke posisi yang
diinginkan. Ketika katup itu telah mencapai posisi yang diinginkan, maka actuator akan berhenti.









36 Training Support & Development
Figure 5-5. Intake door actuator operation
(It depends on the models.)
Air Conditioning System
5.4.2. Temperature door actuator
TEMP DOOR ACTUATOR ditempatkan di bagian bawah heater unit. Actuator itu mengontrol
posisi dari temperature blend door berdasarkan pada sinyal voltase dari FATC module.
Potentiometer didalam actuator mengirimkan sinyal feedback ke controller dan controller akan
memutus sinyal voltase yang datang dari controller ketika posisi katup yang dikehendaki dicapai.


connector
1
5 4 3 2
[KARAKTERISTIK POTENTIOMETER]








Potentiometer mengirimkan sinyal
feedback (perubahan voltase) ke
controller.











Gambar 5-6. Potentiometer didalam Temperature door actuator
mengirimkan sinyal feedback ke FATC controller



37 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.4.3 Mode door actuator
Mode door actuator ditempatkan disisi heater unit.











Gambar 5-7. Operasi mode door actuator


Pemeriksaan
1. Berilah tegangan 12V ke terminal 7 mode actuator dan ground ke terminal 6.
2. Pastikan bahwa mode actuator bekerja seperti dibawah ini ketika terminals 5, 4, 3, 2 dan 1
diberi ground secara berurutan.
VENT BI/LEVEL FLOOR MIX DEF








38 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.5. Sensors
5.5.1. FIN thermo sensor
1). Penjelasan
Fin sensor terpasang dalam evaporator untuk
mendeteksi temperatur dari evaporator. Ia menjaga
evaporator dari pembekuan/freezing.
Dimasukkan kedalam evaporator pin
4). /OFF:
C: ON




2). Lokasi
:


3). Karakteristik
TEMP.
(C)
RESISTANCE
( )
TEMP.
(C)
RESISTANCE
( )
TEMP.
(C)
RESISTANCE
( )
-10 18012.8 8 8015.1 26 3875.2
-8 16387.9 10 7365 28 3590.8
-6 14927.4 12 6774.5 30 3330.1
-4 13612.9 14 6237.4 32 3090.9
-2 12428.5 16 5748.4 34 2871.3
0 11360 18 5302.8 36 2669.3
2 10394.8 20 4896.3 38 2483.6
4 9521.9 22 4525 40 2312.5
6 8731.5 24 4185.7 42 2154.9
Gambar 5-8. Lokasi fin sensor

Temperatur ON
0 ~ 0.5C: OFF
3.5 ~ 4


39 Training Support & Development
Air Conditioning System
5). FATC control
coil dalam A/C compressor magnetic clutch. Ketika ini terjadi,
A/C compressor mulai beroperasi.
COMP


.
M
A/C
MID
HI
LOW
A/C OUTPUT
B B
A/C ON
input
A/C pressure
switch input
FIN SENSOR
RELAY
RADI.
FAN FAN
A/C relay
control
E
E
C
C
M
M
F
F
A
A
T
T
C
C
C
C
O
O
N
N
T
T
O
O
D
D
U
U
L
L
E
E

M
CON.
A/C

R
R
O
O
L
L
M
M

G


H



















Gambar 5-9. Diagram skema FATC

Ketika ignition switch ada di posisi ON, tegangan battery diberikan pada coil pada sisi pengontrol
dari A/C relay. Dengan A/C switch ON, voltase dialirkan melalui closed contact secara normal
dari triple switch, dan masuk ke ECM. Parameter operasi yang diijinkan, ketika ECM menerima
sinyal A/C ON, ia akan memberikan ground pada sisi kontrol dari A/C relay, dan membiarkan
kontak relay berhubungan. Lalu mengalirkan voltase battery, dimana selalu ada di sisi beban dari
A/C relay, untuk melewati kontak ke

40 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.5.2. In-car sensor
In-car sensor ditempatkan pada lower crash pad seperti ditunjukkan dalam gambar. Ia berisikan
thermister, yang mengkur temperatur udara didalam ruang dalam kendaraan. Ia akan mendeteksi
temperatur ruang dalam kendaraan, merubah nilai resistan, dan memasukkan voltase yang
berhubungan kedalam modul automatic temperature control (FATC).







Gambar 5-10. Lokasi in-car sensor
[Lokasinya tergantung dari model-nya]
Pemeriksaan
Periksalah resistan dari sensor antara terminal 1 dan
2. Thermistor negative type, dimana resistan akan
meningkat saat temperature turun, dan menurun
aat temperatur meningkat.

s


TEMP.( C) RESISTANCE ( )
18 3403
21 2976
25 2500
28 2199
32 1862
Gamb hose
[Lokasinya tergantung dari model-nya.]
Gambar 5-12. Pemeriksaan in-car sensor
ar 5-11. In-car sensor dengan aspirator









41 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.5.3. Photo sensor
Photo sensor ditempatkan di sisi pengemudi dekat
dengan defrost nozzle. Sensor ini responsif
terhadap tingkat intensitas sinar dalam kendaraan,
dan sensor ini akan mengirimkan sinyal ke control
module lalu ke pengotrol tingkat blower dan
pengaturan temperature udara.
gsung kearah sisi
engemudi dan sisi penumpang dengan
menggunakan lampu, dan periksa perubahan
oltase antara


Ia berisikan sebuah diode photovoltaic (sensitif
terhadap sinar matahari).
Pancarkan sinar secara lan
p
v termi & 2
10 ~ 15cm
60W
nals 1
^ (Over 0.45V)
Gambar 5-15. Karakteristik photo sensor

Gambar 5-13. Lokasi photo sensor
[Lokasinya tergantung dari model-nya]
Gambar 5-14. Pemeriksaan photo sensor
















42 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.5.4. Ambient Sensor
Ambient temperature sensor ditempatkan di depan
condenser fan shroud. Sensor ini mendeteksi
temperatur udara luar dan mengirimkan sinyal
oltase ke controller.
mperature door control, blower motor level control, mix mode control dan in-car humidity control.
sistan akan meningkat ketika temperature turun,
an akan menurun ketika temperatur m ningkat.


v



Output sensor ini akan digunakan untuk mengatur temperature udara, sensor fail-safe,
te








Sensor ini merupakan negative type thermistor; re
d e
* Resistan antara a & b
Temperature (C) Resistance ( )
-10 157.8
0 95
10 58.8
20 37.3
30 24.3
Gambar 5-16. Lokasi ambient sensor
[Lokasinya tergantung dari modelnya]
Gambar 5-17. Karakteristik ambient sensor
[Lokasinya tergantung dari modelnya]
(

)

R
e
s
i
s
t
a
n
Temperatur()









43 Training Support & Development
Air Conditioning System
Support & Development
5.5.5. AQS (Air Quality System)
Umumnya kebanyakan pengemudi memilih mode
udara recirculation atau fresh secara manual dan
juga untuk menginterupsi aliran udara dari exhaust
gas yang berbahaya, dalam menghindari ketidak-
nyamanan dan bahaya ketika berkendara. Gas
berbahaya itu dapat menyebabkan kelelahan,
mengantuk atau batuk ketika berkendara.
Mereka akan mencium exhaust gas dan secara
manual menutup inlet udara kendaraan sementara
gas itu sudah terperangkap didalam, dan akan
terlambat bagi kesehatan mereka jika sudah
menghirup exhaust g
Gambar 5-18. AQS mendeteksi exhaust
gas dari kendaraan terdekat dan
menginterupsi secara otomatis.
9 ~ 16V DC
12V DC
-30 ~ 105
Gas gaso-
line engine
CXHY, CO
Gas diesel
NOX, SO2
ang
dapat
dideteksi
SPESFIKASI
perasi
ta-rata
Temp r operasi
engine
kurang dari
Waktu reaksi
1 detik
Gas y
Voltase o
Voltase ra
eratu
berkendara dengan inlet udara tertutup semua,
cadangan udara kurang dan penumpukan carbon
dioxide (CO
2
) akan terjadi. Hal ini akan
menyebabkan kelelahan, sakit kepala, lemas, dan
mengantuk.
as. Kebalikannya, jika
ystem AQS memberikan solusi sempurna
terhadap masalah ini. Air Quality System ini
exhaust gas dari kendaraan terdekat
QS
engontrol inlet kendaraan secara otomatis dan
dapat dengan mudah dipasangkan pada kendaraan
ang ada. Panduan operasinya juga tersedia.
). Lokasi
QS ini ditempatkan di depan radiator engine.

S
mendeteksi
dan menginterupsinya secara otomatis. A
m
y

1
A
Gambar 5-19. Lokasi AQS
[Lokasinya tergantung dari modelnya]





44 Training
Air Conditioning System
2). AQS switch




3). Diagram


Gambar 5-20. Dia

mendeteksi gas i
5V akan dihasilkan. FA

Module
irculation Mode berdasarkan pada sinyal itu.
gram skema AQS
Ketika Air Quality System berbahaya dalam atmospir kurang dari nila
TC Module mengontrol Intake Actuator ke
bih dari nilai pengesetan,
mengontrol Intake Actuator ke posisi Re-
pengesetan, sinyal High, i.e.,
posisi Fresh Mode berdasarkan pada sinyal itu.
Jika Air Quality System mendeteksi gas berbahaya dalam atmospir le
sinyal Low, i.e., 0V akan dihasilkan. FATC
c


45 Training Support & Development
Air Conditioning System
5.5.6. Humidity sensor
Humidity sensor mendeteksi hu
kelembaban dari ruang kabin kenda
ini akan menggantinya menjadi sinyal voltase
mengirimkan sinyal ke FATC controller



1). Karakteristik sensor
bungan
raan. Sensor
dan
.
Gambar 5-21. Lokasi humidity sensor




Jika temperature udara lingkungan atau kelembaban dalam kendaraan tingkatannya sama
dengan udara luar kendaraan, controller akan menghidupkan A/C untuk mengontrol kelembaban
udara itu untuk mencegah pengabutan dalam kendaraan.
Kerja air conditioner tergantung pada temperature udara lingkungan dan kelembaban udaranya.
KELEMBABANVOLTASE (V)KELEMBABAN
30% 3.13 65%
35% 3.07 70%
40% 2.94 75%
45% 2.67 80%
50% 2.35 85%
55% 2.01 90%
60% 1.54
VOLTASE (V)
1.29
1.12
1.05
1.01
0.98
0.94
[Lokasinya tergantung dari modelnya]
Gambar 5-22. Karakteristik humidity sensor

46 Training Support & Development
Air Conditioning System
2). Spesifikasi
1). Sensor type: High polymer impedance variation sensor
2). Voltase rata-rata: DC 5V.
3). Arus konsumsi: dibawah 10mA
4). Tingkat temperatur: 0 - 60C
5). Tingkat kelembaban: dibawah 99% Kelembaban relatif
6). Terminals: 3 terminals (DC 5V, Ground, Sensor output)

3). Block diagram










47 Training Support & Development
Air Conditioning System
6. FATC Control panel
6.1. FATC dengan AQS




A AQ QS S
s sw wi it tc ch h
A Am mb bi ie en nt t
t te em mp pe er ra at tu ur re e
c ch he ec ck k s sw wi it tc ch h
T Te em mp pe er ra at tu ur re e
u up p/ /d do ow wn n s sw wi it tc ch h
M Mo od de e
s sw wi it tc ch h
S Sy ys st te em m O OF FF F
s sw wi it tc ch h
A A/ /C C A AU UT TO O
s sw wi it tc ch h
B Bl lo ow we er r s sp pe ee ed d
u up p/ /d do ow wn n s sw wi it tc ch h
D De ef fr ro os st t
s sw wi it tc ch h
A A/ /C C O ON N/ /O OF FF F
s sw wi it tc ch h
F Fr re e/ /R Re ec c
s sw wi it tc ch h

Gambar 6-1. FATC controller panel dengan AQS
[Lokasinya tergantung dari modelnya]

6.2. FATC tanpa AQS









Gambar 6-2. FATC controller panel tanpa AQS
[Lokasinya tergantung dari modelnya]

48 Training Support & Development
Air Conditioning System
6.3. Perubahan temperature unit
Pengendara mungkin memilih tanda temperatur antara C dan F.
Tekanlah temp down button selama 3 detik sambil menekan AMB button.
* Unit pengesetan: C (Battery dilepaskan)

Tekan selama 3 detik
atau lebih
Terus ditekan






Gambar 6-4. Dengan AMB Switch ditekan, saat itu tekan
temperature down switch selama 3 detik atau lebih.

6.4. Fungsi switch
SWITCH FUNGSI
TEMP.
SWITCH

- TINGKAT TEMPERATUR SET: 17 32C
- INTERVAL TEMPERATUR: 0.5 C
AOTO
SWITCH

- SYSTEM OFF atau MANUAL STATE AUTO SW
A/C SYSTEM AUTOMATICALLY CONTROLLED
DEFROST
SWITCH
- MODE DOOR: DEF MODE
- A/C: ON
- INTAKE DOOR: FRESH MODE
- OTHERS: KEADAAN SAM SEPERTI 'OFF'
A/C
SWITCH


- A/C ON
- A/C OFF (JIKA SWITCH DITEKAN LAGI)
AMB
SWITCH


- AMBIENT TEMPERATURE DITAMPILKAN
(UNTUK 5 DETIK)

49 Training Support & Development
Air Conditioning System

SWITCH FUNGSI
OFF
SWITCH



- SYSTEM OFF: BLOWER, COMPRESSOR OFF
- TEMP DOOR: AUTOMATICALLY CONTROLLED
- MODE DOOR:
AUTO CONTROL (JIKA 'AUTO' SEBELUM 'OFF')
SAME POSITION (JIKA 'MANUAL' SEBELUM 'OFF')
- INTAKE DOOR
REC (JIKA 'AUTO' SEBELUM 'OFF')
POSISI SAMA (JIKA 'MANUAL' B)
MODE
SWITCH
* VENT B/L FLOOR MIX VENT
REC.
SWITCH

- RECIRCULATION
AQS
SWITCH

- ACTIVATION: AQS INDICATOR ON
(INTAKE DOOR: FRE REC)














50 Training Support & Development
Air Conditioning System
7. FATC Control logic
A. Koreksi in-car temperatur
Saat in-car sensor mendeteksi perubahan temperatur yang tiba-tiba, controller memperbaiki
perbedaan temperatur dengan perlahan.
- 1C naik / 4detik tunda
- 1C turun / 4detik tunda
B. Koreksi ambient temperatur
Saat ambient sensor mendeteksi perubahan temperatur yang tiba-tiba, controller memperbaiki
perbedaan temperatur dengan perlahan.
- 1C naik / 3 menit tunda (ex. Underground, tunnel)
- 1C turun / 4detik tunda
C. Koreksi radiasi panas
Saat photo sensor mendeteksi perubahan radiasi sinar matahari, controller mengkompensasi-
kannya secara perlahan.
- 350 1000 (W/m
2)
/ 1 menit tunda
- 350 1000 (W/m
2)
/ 5 menit tunda
D. Temp. Door control
Sudut terbuka temp. door (0% ~ 100%) secara otomatis dikontrol berdasarkan pada pemilihan
temperatur dan sinyal sensor lainnya.
: Tingkat pilihan temperatur tersedia
- MAX COOL: 17C
- MAX HOT: 32C
-17C 32C, 0.5C step (62F 90F, 1F step)
E. Blower speed control
- AUTO mode: linear control
- MANUAL mode: 7 step control
F. Mode control
- AUTO: Mode berubah dengan otomatis berdasarkan pada pemilihan temperatur dan sinyal sensor
lainnya.
- Manual: Mode berubah saat mode switch dipilih.
VENT B/L FLOOR MIX VENT

51 Training Support & Development
Air Conditioning System
G. Intake door mode
- Keadaan FRE/REC door dapat dirubah pada AUTO mode berdasarkan kombinasi input data.
H. Compressor on/off control (AUTO mode)
- Fin sensor: dibawah 0.5C Compressor OFF
diatas 3C Compressor ON
I. Fungsi Max. Panas (Saat 32C dipilih pada AUTO mode)
- Temp door: MAX HOT side
- Mode door: Floor mode
- Intake door: FRE mode
- Compressor: OFF
- Blower speed: MAX high
J. Fungsi Max. Dingin (Saat 17C dipilih pada AUTO mode)
- Temp door: MAX COOL side
- Mode door: VENT mode
- Intake door: REC mode
- Compressor: ON
- Blower speed: MAX HIGH
K. Fungsi pengaman udara hangat (Awal kerja A/C)
K KO ON NT TR RO OL L
- KECEPATAN BLOWER:
AUTO low: 12 detik
AUTO low AUTO high: 30 detik
O OU UT TP PU UT T K KO ON ND DI IS SI I
- AUTO MODE
- A/C ON
- FIN sensor > 30

FATC

L. Fungsi pengaman udara dingin (musim dingin)


52 Training Support & Development
Air Conditioning System
8. FATC Self diagnosis
Sifat FATC module self diagnosis test akan mendeteksi kesalahan elektrik dan memberikan kode
kesalahan untuk system components dengan kesalahan yang dicurigai.

Tekan OFF
Tekan AUTO Tekan AUTO
Self-diagnosis (Operasi kontinyu)
Self-diagnosis (Langkah operasi)
Setelah VFD display berkedip 3 kali per 0.5 detik,
mulailah self-diagnosis.
Tekan AMB switch lebih dari 4 kali dalam 2 detik
sambil menekan Auto switch
Kembali ke kondisi semula
Ignition switch : OFFON








Tekan OFF





8.1 Daftar DTC & failsafe

KODE
DTC
PENJELASAN FAILSAFE
00 Normal -
11 Putus In-car sensor circuit
12 Short In-car sensor circuit
13 Putus Ambient sensor circuit
14 Short Ambient sensor circuit
17 Putus Fin sensor circuit
18 Short Fin sensor circuit
19
Putus atau short Temp. door
potentiometer
20
Rusak Temp. door
potentiometer
25 C DISET
20 C DISET
- 2 C DISET
SETTING TEMP. 17~25 C : MAX COOL
SETTING TEMP. 25~32 C : MAX HOT








53 Training Support & Development
Air Conditioning System
9. Diagnosa A/C
9.1. A/C refrigerant
Refrigerant haruslah terjaga dengan baik agar performa A/C dan ketahanan Compressor dan
pengisiannya benar-benar membuat Compressor bisa menghasilkan pengisian dan kondisi
system A/C yang baik sebelum refrigerant diisikan. Untuk itu, A/C refrigerant haruslah diperiksa
seperti dibawah ini. Cara ini juga dibutuhkan ketika menggunakan peralatan pengisian otomatis
agar tidak terjadi kesalahan.



Pengisian refrigerant
Proses vacuum ulang
Cek kebocoran vacuum
Proses vacuum (selama 15 min.)
Pembuangan otomatis refrigerant
Tes kerja & cek kebocorannya
Cek kebocoran gas













9.1.1. Pembuangan refrigerant
- Ketika menggunakan manifold gauge
a) Tutup high (low) pressure valve lalu hubungkan high (low) pressure hose coupling ke lubang
charge/pengisian refrigerant dari A/C system.
<Note> High (low) pressure valve dari manifold gauge haruslah tertutup sebelum hose
dipasangkan ke A/C system. Jika high (low) pressure hose dihubungkan ke A/C system ketika
valve terbuka, refrigerant dan oil banyak terbuang keluar, menyebabkan Compressor
menjadi rusak.


54 Training Support & Development
Air Conditioning System
b) Dengan perlahan buka high valve hanya ketika hose telah terhubungkan ke lubang
pengisian/charge port sehingga dapat membuat hanya refrigerant saja yang dapat terbuang
keluar.

Ke high
pressure
service port
Ke low
pressure
service port
Buka
Tutup
High
Low


Gambar 9-1. Buka high valve hanya
sedikit. Jika refrigerant dibiarkan
keluar terlalu cepat, compressor oil
akan terbuang keluar dari system
Cek dengan lap handuk untuk
meyakinkan bahwa tak ada oil yang
keluar. Jika oil ada, tutuplah hand
valve sedikit lagi.







Untuk mengukur oil yang keluar bersama refrigerant pasanglah cup atau tabung pada ujung
exhaust hose.
<Note> Bahkan jika high pressure valve dibuka saat tekanan sisi high pressure port naik
ketika mengeluar refrigerant tepat setelah A/C system dioperasikan, refrigerant dan oil akan
banyak terbuang. Untuk itu, refrigerant jangan dikeluarkan sampai tekanan high (low) dari
A/C system menjadi sama.
c) Jika refrigerant tidak keluar walaupun high-pressure valve dari manifold gauge dibuka, berarti
refrigerant sudah tidak ada dalam A/C system.
Untuk itu, hal itu dapat diasumsikan ada kebocoran pada parts yang rusak atau hubungan
antara part bocor. Vacuumlah setelah memeriksa dan melakukan hal seperti dibawah ini.
< Cara mencari kebocoran>
1. Periksalah oil pada hubungan part dari tiap hose dan pipe
2. Permukaan condenser apakah kotor karena debu dan oil yang bocor.
3. Tercampurnya oil pada air kondensasi di drain hose bila evaporator bocor.


55 Training Support & Development
Air Conditioning System
9.1.2. Proses vacuum
Jika refrigerant sudah dikeluarkan, hubungkan exhaust hose ke vacuum pump. Operasikan
vacuum pump dan buka high (low) pressure valve. Ketika low-pressure gauge menunjukkan
sekitar 29.5 inHg (750mmHg), tutuplah kedua pressure valves dan matikanlah vacuum pump.











Low High
Udara
Buka Buka
Gambar 9-2. Hidupkan vacuum
pump dan lalu buka high and low
manifold pressure valves.

Vacuum pump

<Note> Jika proses vacuum kurang, akan sulit untuk mengisi refrigerant. Jika air tidak
dikeluarkan dari A/C system maka ia akan menjadi es pada expansion valve, maka rangkaian
A/C dapat tertutup dan akan memburukkan performa A/C. Hal lainnya, compressor bisa rusak
karena tercampurnya air sehingga merusak compressor oil.
<Note> Jika kebocoran terjadi karena part yang rusak tidak diganti, maka oil bersama refrigerant
akan keluar. Untuk itu, isi oil sekitar 30cc. Ketika tidak ada kebocoran, isikan oil itu sebagai
drained oil.

9.1.3. Menjaga kevacuuman
Setelah proses vacuum cukup, pastikan apakah tekanan vacuum yang ada tetap sama selama 5
menit atau lebih. Jika tekanan itu berubah, berarti system ada kebocoran, dan perbaiki
seperlunya.
<Note> Periksa perubahan tekanan setelah high (low) valve dari manifold gauge ditutup.


56 Training Support & Development
Air Conditioning System
9.1.4. Tes kebocoran
Tes ini dapat membuktikan apakah ada kebocoran pada hubungan antar tiap part, jika terjadi
perubahan pada high (low) pressure gauge. Periksa dan gunakan leak tester setelah mengisi
sedikit refrigerant.

<Note> Akan sulit bila ditemukan ada kebocoran yang kecil.
Untuk itu, periksalah dengan menaikkan tekanan ketika A/C ON setelah mengisi refrigerant
secara normal.

9.1.5. Pengisian oil
Oil haruslah diisikan setelah mengganti part pada A/C karena cooling oil telah terbuang. Setelah
mengisi oil itu, refrigerant haruslah diisikan setelah proses kevacuuman dilakukan kembali.


< Cara mengisi cooling oil >
a) Hubungkan exhaust hose ke vacuum pump dan vacuum-lah selama 5 menit atau lebih.
Kemudian, biarkan hose terpasang di bawah cylinder untuk mengalirkan oil ke A/C system
dengan mengunci valve dan memasangkan hose pada tabung oil. Bukalah low-pressure
valve agar oil dapat mengalir ke dalam A/C system.
Ketika oil sudah dimasukkan secara normal, low-pressure valve haruslah ditutup.
<Note> Hati-hatilah ketika menempatkan cooling oil karena kekuatan menghisap air dari
cooling oil sangat kuat. Gunakan dengan benar dan letakkan oil itu dengan penutupnya.
9.1.6. Pengisian
Kuncilah manifold high (low) pressure valve setelah proses vacuum dan hubungkan exhaust
hose ke charge cylinder. Jika refrigerant telah cukup diisi dengan membuka hubungan part pada
exhaust hose dan manifold, tutuplah hubungan part itu.
Saat menggunakan tabung gas, isilah dengan menghubungkan tabung gas ke exhaust hose, dan
isilah refrigerant dengan dihangatkan air (dibawah 40) ketika temperatur atmospir rendah.

<Note> Pengisian refrigerant haruslah ke sisi low-pressure. Pastikan agar tetap memposisikan
container keatas untuk mencegah cairan refrigerant masuk ke dalam system melalui sisi suction,

57 Training Support & Development
Air Conditioning System
dan hal ini akan memungkinkan rusaknya compressor. Refrigerant haruslah diisikan setelah
kevacuuman cukup.

Tutup
High Low
Refrigerant
Buka











9.2. Cara memeriksa & mengetes bahan fluorescent
1) Cek kebocoran dye inject : Cek tanda dye pada receiver drier dalam kendaraan yang
terpasang injected leak dye.
2) Pengecekan dan pengisian refrigerant : Akan sulit bila ditemukan kebocoran karena
kekurangan sedikit refrigerant karena oil tidak dapat bersirkulasi dengan normal.
3) Pengisian bahan fluorescent : Pada kendaraan yang tidak terpasang leak dye, masukkan
bahan fluorescent (sekitar 5cc) kedalam sisi low-pressure.
4) Warming up A/C : Operasikan A/C (selama kira-kira 15 min.) untuk mengalirkan bahan
fluorescent kedalam bagian yang bocor agar tercampur dengan oil.
5) Tes kebocoran : Temukan kebocoran dengan menggunakan UV lamp. Pada saat ini, A/C
system line harus diperiksa seluruhnya.
6) Perbaikan dan pembersihan kebocoran : Bersihkan bahan fluorescent dengan menggunakan
air pembersih setelah memperbaiki kebocoran agar tidak terjadi hubungan yang kurang baik
sehingga kebocoran ada lagi saat pemeriksaan ulang.
7) Tandai kendaraan berinjeksi bahan fluorescent : Walaupun refrigerant telah diganti,
kendaraan berinjeksi bahan fluorescent dapat diperiksa tanpa injeksi tambahan.


58 Training Support & Development
Air Conditioning System
< Flow chart test kebocoran fluorescent >




Injeksikan dye
Jika kurang
Jika tidak diinjeksi
Cek ulang kebocoran
Perbaiki kebocoran
Tes kebocoran
Cek refrigerant
Selesai
Cek injeksi dye
Isi refrigerant







10. A/C Trouble Shooting
10.1. Compressor tidak beroperasi.

















Check low-pressure switch
Ganti field coil Field coil rusak Cek magnetic clutch coil
Ganti relay Relay rusak Cek A/C relay
Periksa switch Pressure s/w rusak Cek pressure switch
Ganti yang rusak
Cek evaporator sensor Evaporator sensor putus
Cek low-pressure switch
Switch tidak bekerja
Cek setelah mengisi
refrigerant
Refrigerant bocor Cek kebocoran refrigerant
Periksa switch Switch tidak bekerja Cek A/C switch
Ganti fuse Fuse putus Cek fuse kendaraan


59 Training Support & Development
Air Conditioning System
10.1.1. Compressor bekerja on dan off kembali saat A/C bekerja.









Cek refrigerant
overcharging Refrigerant overcharging Recharge refrigerant
lalu periksa ulang Refrigerant low charging
Ganti switch
Cek refrigerant low
charging
System tersumbat Cek sisi high pressure
Switch berbunyi Cek pressure s/w
Ganti yang rusak


10.1.2. Compressor tidak bekerja setelah dimatikan mendadak.





Sensor rusak Cek temp sensor pada
Compressor
Ganti sensor
Water temp sensor rusak Cek water temp sensor Ganti sensor

10.1.3. A/C berbunyi; Compressor tidak bekerja saat A/C bekerja.



Terminal bengkok Perbaiki kebengkokan
Comp connection rusak
Cek compressor connector
Perbaiki connector


60 Training Support & Development
Air Conditioning System
10.2. Blower motor tidak beroperasi










10.2.1. Blower motor beropersi hanya kecepatan tinggi.




10.2.2. Blower beroperasi saat blower switch off.



10.2.3. Blower motor tidak beroperasi pada max- hi speed.





10.2.4. Blower motor tidak beroperasi pada terminal spesifik.





Resistor rusak Resistor panel retak Ganti resistor
Switch rusak Cek blower s/w Ganti controller
Blower s/w rusak Cek blower hi relay Ganti hi-relay
Controller tidak bekerja Cek max-high speed Ganti controller
T/R short Cek P/TR Ganti T/R
T/R short Cek P/TR Ganti T/R
Fuse putus Cek blower resistor fuse Ganti resistor
Hubungan rusak Cek B/motor connector Perbaiki connector
Hubungan rusak Cek titik hubungan Blower
s/w & connector
Ganti s/w & perbaiki
connector
Relay rusak Cek Blower relay Ganti relay
Fuse putus Cek Blower fuse Ganti fuse





61 Training Support & Development
Air Conditioning System
10.3. Actuators tidak beroperasi.

10.3.1. Tidak beroperasi airflow mode (vacuum type) & REC/FRE mode.



Vacuum hose bocor
Control s/w vacuum bocor Cek part berhubungan
dengan vacuum
Ganti part rusak

10.3.2. Tidak beroperasi airflow mode (manual type) & REC/FRE mode.







10.3.3. Tidak beroperasi airflow mode (FATC type) & REC/FRE mode








10.3.4 Temperatur tidak disetel (Manual type).









Door seal terbuka Cek door seal Ganti heater unit
Door shaft rusak Cek door shaft Ganti heater unit
Cable setting rusak Cek temp cable setting Cable diset ulang
Cable terlepas Cek temperature cable Pasang ulang cable
Kerja actuator rusak Cek kerja actuator Ganti actuator
Kerja signal rusak Cek kerja signal Ganti controller
Connector rusak Cek mode actuator Perbaiki connector
Door shaft rusak Cek door shaft Ganti blower unit
Cable setting rusak Cek mode cable setting Reset cable itu
Cable terlepas Cek mode control cable Cable dipasang ulang



62 Training Support & Development
Air Conditioning System
10.3.5. FATC temp. tidak bekerja










Signal rusak Cek kerja signal Ganti controller
Ganti actuator Cek kerja actuator Kerja actuator rusak
Ganti actuator Cek kerja actuator Kerja actuator rusak
Ganti heater unit Cek door shaft Door shaft rusak
Connector rusak Cek temp actuator Perbaiki connector


10.4. Udara dingin tidak dipancarkan.

10.4.1. Blower motor bekerja, tetapi pendinginan udara tidak dipancarkan.













Cek part yang berkaitan Cek kerja Comp Comp tidak bekerja
Ganti yang rusak Cek kerja temp door Cek control temp cable &
actuator
Ganti air filter Cek tersumbat eva air filter Air filter tersumbat
Ganti s/w Cek kerja A/C s/w A/C s/w ON putus
Isi refrigerant dan cek Cek refrigerant Refrigerant bocor
Setel temp s/w hot Cek temp s/w setting Setel temp s/w cool



63 Training Support & Development
Air Conditioning System
10.4.2. Tiba-tiba udara dingin tidak dipancarkan.













Engine temp sensor rusak Cek engine temp sensor Ganti temp sensor
Compressor tdk bekerja Cek compressor Cek yang berkaitan
Ganti s/w
Pasang ulang thermistor
Cek low-pressure s/w
Cek posisi pemasangan
thermistor
Cek resistan thermistor
Cek Evaporator beku
Blower putus Cek kerja blower motor Ganti blower


10.4.3. Engine coolant temperature meningkat secara kontinyu.



Cek coolant Cek jumlah coolant Isi coolant



Cek retaknya cap Isi coolant
Cek bocornya radiator Ganti radiator
Cek cock plug bocor Ganti cock plug
Cek kerja engine
thermistor
Ganti thermistor







Cek kerja pada low -speed
Cek kerja fan relay
Cek kerja Water temp
sensor
Ganti resistor
Ganti relay
Ganti sensor
Cek cooling fan




64 Training Support & Development
Air Conditioning System
Panduan

Terima kasih atas penggunaan panduan pelatihan ini. Kami berharap buku ini akan berharga
untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman kerja anda menjadi lebih baik.
Jika anda membutuhkan hal yang lebih rinci atau jika anda menemukan kekurangan dari buku ini
selama anda belajar, silahkan anda memberitahu kami untuk segera diperbaiki.

Ini alamat kontak kami.
Web site : http://training.hyundai-motor.com
E-mail : training@hyundai-motor.com
Fax No. : 82-41-561-0584 (Jika anda ingin menggunakan fax, tulislah permohonan anda atau
keluhan anda dalam lembaran ini dan fax-lah kepada kami.)
Alamat :
Hyundai & Kia Corporate After Service Division
407-7, Youngdu-Ri, Byungchon-Myun, Chonan-City,
Chungnam, 330-863, Korea

Informasi
Pengirim
Negara :
Perusahaan :
Nama :
E-mail :
Kembali ke Fax No. :
Permohonan




Keluhan






2003 Copyright by Hyundai Motor Company. All rights reserved.

65 Training Support & Development

Anda mungkin juga menyukai