Anda di halaman 1dari 3

1.

MENGOPERASIKAN CHILLER DENGAN BAIK DAN BENAR


A. Pengamanan chiller
1. AHU diinterlock dengan pompa cooler
2. Pipa out dari cooler dipasang flow switch
3. Pipa suction pompa cooler dipasang strainer
4. Pipa IN & OUT cooler dan condenser dipasang flexible joint
B. Urutan menjalankan chiller dan equipment yang terkait
1. Air Handling Unit (AHU)
2. Pompa cooler
3. Chiller
C. Urutan mematikan chiller dan equipment yang terkait
1. Matikan chiller
2. Matikan AHU
3. Matikan pompa cooler
Menjalankan/mematikan chiller hendaknya mengikuti urutan ketentuan diatas atau jika
sudah dipasang sistem interlock seperti urutan tsb akan lebih mudah pelaksanaanya. Jika
chiller tidak dapat distart, harus dicari penyebabnya dahulu kemudian setelah diperbaiki
baru distart kembali dan tidak boleh mem-by pass (jumper) kontak yang terbuka dari
peralatan safety control sebab sangat berbahaya dan bisa merusak chiller.
Operator harus MENGISI REFRIGERATION LOG SHEET SETIAP HARI dengan BENAR dan
apabila diketahui ada penyimpangan yang berarti dari bacaan parameter atau perubahan
parameter yang berlanjut dari waktu ke waktu agar dilaporkan ke Carrier (PT. Sarana Aircon
Utama) untuk pemeriksaan dan perbaikan jika diperlukan.

2. MENGATASI MASALAH MASALAH YANG SEDERHANA


Chiller model 30GTS dikenal sebagai SMART CHILLER maka setiap kali chiller mati akan
muncul ALARM yang memberitahukan macam trouble penyebab chiller mati. Apabila
MACAM TROUBLE YANG RINGAN (sederhana) a.l flow switch, fuse putus, flow air kurang,
strainer air kotor, pompa air/cooling tower bermasalah dll dapat dilakukan perbaikan sendiri,
sedangkan TROUBLE LAIN sehubungan dengan SAFETY CONTROL pada chiller agar
menghubungi Carrier (PT. Sarana Aircon Utama) dan jangan melakukan perbaikan dengan
coba-coba apalagi melakukan bypass (jumper) dari kontak safety control yang terbuka

3. PELAKSANAAN MAINTENANCE
Maintenance dilaksanakan secara teratur SETIAP 2 BULAN SEKALI agar dilakukan
PEMERIKSAAN DAN PEMBERSIHAN terhadap peralatan safety control, panel control, panel
chiller (contact point), nilai setting safety control, oli/refrigerant pressure, Amp
compressor, dll.
Hal ini dilakukan untuk PERAWATAN CHILLER dan MENGETAHUI ADANYA KELAINAN atau
TANDA-TANDA KERUSAKAN sehingga dapat segera dilakukan koreksi/perbaikan untuk
mencegah kerusakan yang lebih berat/fatal, sebab jika terjadi kelainan/penyimpangan
nilai sensor dari safety control yang
tidak diketahui, sedangkan chiller dalam kondisi berbahaya yang seharusnya dimatikan
oleh safety
control tsb,

4. MENCEGAH TERJADINYA KERUSAKAN BERAT DARI CHILLER


Agar dilaksanakan PREVENTIVE MAINTENANCE atau REGULAR MAINTENANCE dengan BAIK
DAN BENAR. Setiap macam kerusakan sekecil apapun agar segera diperbaiki sehingga chiller
selalu dalam kondisi prima dan selalu siap dioperasikan sewaktu-waktu sesuai dengan
fungsinya dan jangan sekali-kali dilakukan perbaikan dengan cara tambal sulam, sementara,
asal jalan, asal-asalan sebab jika perbaikan macam ini sering dilakukan/berturut-turut pada
satu chiller maka suatu saat pasti akan terjadi KERUSAKAN BERAT yang perbaikanya akan
memakan BIAYA BESAR dan WAKTU LAMA sehingga sewaktu-waktu chiller dapat breakdown
total yang akan mengganggu pendinginan gedung.

5. HAL HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN :


A. OPERATOR
Operator harus melakukan PENCATATAN REFRIGERATION LOG setiap hari DENGAN
BENAR dan BERTANGGUNGJAWAB.
Sebagai STANDARD DATA ISIAN LOG SHEET
diambil dari data log sheet pada saat chiller start up pertama kalinya atau pada saat
chiller performance 100% dengan kondisi cooler/condenser bersih.
Operator harus SEGERA melaporkan kepada Carrier (PT. Sarana Aircon Utama) untuk
dilakukan pemeriksaan/perbaikan, apabila
a. Jika terjadi penyimpangan/perbedaan yang berarti dari hasil pencatatan
refrigeration log harian.
b. Jika chiller mati karena bekerjanya SAFETY CONTROL.
B. TROUBLE
Jika terjadi TROUBLE/ALARM, pertama-tama harus DICATAT semua PESAN/DATA yang
muncul di display sebelum melakukan reset/pemeriksaan/perbaikan. Dalam
melaporkan trouble/alarm dari chiller harus menyebutkan lengkap semua PESAN/DATA
tsb.
Apabila chiller mati harus diketahui dahulu APA PENYEBABNYA dan BAGAIMANA
PERBAIKANNYA. Jika tidak tahu dengan pasti, jangan COBA-COBA memperbaikinya.
Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan fatal dengan biaya perbaikan yang mahal dan
disarankan agar menghubungi Carrier (PT. Sarana Aircon Utama).
Jangan sekali-kali mencoba menjalankan chiller kembali dengan mem-bypass (jumper)
peralatan safety control yang bekerja (open contact).
SETIAP KERUSAKAN/MASALAH yang terjadi pada chiller, disarankan agar
perbaikannya dilakukan oleh TENAGA AHLI DARI CARRIER yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal ini untuk menghindari kerusakan chiller yang
seharusnya tidak perlu terjadi, sebab biaya perbaikan chiller sangat besar karena
harga spare part dalam Dollar dengan nilai kurs yang mahal.
C. ComfortLink control
Jangan merubah NILAI SETTING SAFETY CONTROL yang telah ditentukan sebelumnya
oleh teknisi Carrier. Hal ini sangat berbahaya dan dapat merusak chiller.
Jangan coba-coba membuka file, pencet-pencet tombol pada ComfortLink control.
Hal ini dapat MENGACAUKAN PROGRAM, MERUBAH SETTING SAFETY CONTROL dll
yang dapat merusak chiller.
D. MAINTENANCE
PREVENTIVE MAINTENANCE hendaknya dilakukan oleh tenaga ahli/berpengalaman
agar dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga chiller dapat
dianalisa/diketahui lebih dini adanya kelainan pada chiller yang selanjutnya dapat
dilakukan tindakan preventive/perbaikan seperlunya. Sebab banyak hal yang hanya

49

bisa dilaksanakan oleh tenaga ahli/berpengalaman a.l setting safety control,


pemeriksaan kalibrasi thermistor & transducer, menganalisa penyebab masalah,
tindakan pencegahan terhadap masalah dll

Anda mungkin juga menyukai