1. JUDUL PRAKTIKUM
Bongkar Pasang Pompa Coolant
2. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari : Rabu
Tanggal : 5 April 2023
3. IDENTITAS KELOMPOK
Kelas : B2
Prodi : D4 Teknik Mesin
1. Cara Kerja
Pompa coolant berfungsi untuk mengalirkan cairan pendingin (coolant) dari
radiator menuju mesin dan kembali lagi ke radiator untuk didinginkan ulang. Pompa ini
ditenagai oleh belt penggerak yang terhubung dengan mesin. Ketika mesin dihidupkan,
pompa akan mulai berputar dan menciptakan tekanan yang cukup untuk mengalirkan
coolant melalui sistem pendingin. Impeller pada pompa akan menghasilkan gaya yang
memaksa coolant untuk bergerak dan mengalir, serta mendorongnya menuju mesin dan
radiator. Hal ini membantu menjaga suhu mesin agar tetap optimal dan menghindari
overheating.
2. Prosedur Pembongkaran:
Sebelum membongkar Pompa Coolant, pastikan mesin bubut dalam kondisi
mati dan sudah dingin. Langkah-langkah pembongkaran Pompa Coolant pada
umumnya sebagai berikut:
a. Kosongkan sistem pendingin dari cairan coolant.
b. Lepaskan semua koneksi pipa dan selang yang terhubung dengan pompa
coolant.
c. Lepaskan belt penggerak pompa coolant.
d. Lepaskan baut-baut pengikat pompa coolant pada mesin.
e. Angkat pompa coolant dari tempatnya.
5. Aspek K3:
Untuk menjaga keamanan selama Pompa Coolant digunakan, ada beberapa aspek K3
yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Pastikan bahwa mesin sudah dingin sebelum memulai bongkar pasang pompa
coolant.
b. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan kacamata
keselamatan.
c. Pastikan area sekitar aman dan bebas dari benda-benda yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja.
d. Jangan menggunakan alat yang rusak atau tidak sesuai dengan tugas yang akan
dilakukan.
e. Pastikan bahwa koneksi pipa dan selang terpasang dengan benar dan rapat untuk
menghindari kebocoran.
f. Dalam melakukan bongkar pasang pompa coolant, penting untuk
memperhatikan prosedur yang tepat dan memperhatikan aspek keselamatan
kerja. Hal ini akan membantu memastikan bahwa tugas dilakukan dengan benar
dan aman bagi orang yang terlibat.
ALAT DAN PERLENGKAPAN
b. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, kacamata keselamatan, sepatu
safety, dan masker debu. Hal ini dapat melindungi Anda dari cedera dan debu yang
mungkin terbang saat proses bongkar pasang.C
c. Pastikan bahwa area kerja bersih dan aman. Hapus semua benda atau alat yang tidak
diperlukan di area kerja dan jaga agar area tetap bersih dan rapi.
d. Pastikan bahwa alat yang digunakan dalam proses bongkar pasang pompa coolant dalam
kondisi yang baik dan aman untuk digunakan. Pastikan bahwa alat tersebut dapat
menangani tugas yang dihadapi dan tidak rusak atau patah.
g. Jaga agar area kerja tetap bersih dan rapi setelah selesai melakukan bongkar pasang
pompa coolant. Pastikan bahwa alat dan komponen mesin yang digunakan selama
proses tersebut telah disimpan dengan benar.
Dengan memperhatikan tindakan keselamatan kerja yang tepat, proses bongkar pasang
pompa coolant dapat dilakukan dengan aman dan efisien. Hal ini akan membantu
meminimalkan risiko cedera, kerusakan pada komponen mesin, dan menjaga kesehatan
lingkungan kerja.
DASAR TEORI
Pompa coolant pada mesin bubut memiliki fungsi utama untuk mengalirkan cairan
pendingin (coolant) dari radiator ke mesin dan kembali lagi ke radiator untuk didinginkan
ulang. Dengan demikian, suhu mesin dapat dijaga pada level optimal dan menghindari
overheating atau kerusakan pada komponen mesin.
Prinsip kerja pompa coolant pada mesin bubut adalah ketika mesin dihidupkan, belt
penggerak akan menggerakkan impeller pada pompa coolant untuk berputar. Impeller akan
menciptakan tekanan yang cukup untuk mengalirkan coolant dari radiator ke mesin dan kembali
lagi ke radiator untuk didinginkan ulang. Sebagai tambahan, terdapat pula thermostat pada
mesin bubut yang dapat mengatur suhu coolant agar tetap pada level optimal.
Berikut adalah beberapa komponen penyusun pompa coolant pada mesin bubut dan
fungsinya:
a. Impeller
Impeller adalah komponen berbentuk roda berputar pada pompa coolant yang
digerakkan oleh belt penggerak. Ketika impeller berputar, ia akan menciptakan tekanan
yang cukup untuk mengalirkan coolant melalui sistem pendingin mesin.
c. Seal
Seal atau karet pelindung adalah komponen yang membantu mencegah
kebocoran coolant dari housing pompa ke mesin. Seal ini biasanya terbuat dari bahan
karet tahan panas dan tahan bahan kimia.
d. Shaft
Shaft adalah bagian pompa yang menghubungkan impeller dengan belt
penggerak. Shaft ini terbuat dari bahan yang kuat dan tahan karat seperti baja. Dengan
demikian, pompa coolant pada mesin bubut memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga suhu mesin agar tetap optimal dan menghindari overheating atau kerusakan
pada komponen mesin. Dalam prosesnya, beberapa komponen penting seperti impeller,
housing, seal, dan shaft bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan tersebut.
a. Perkiraan penyebab:
Rotor pada pompa coolant mesin bubut bisa mengalami kerusakan dan cacat
seperti patah jika terjadi beban yang berlebih atau karena bahan material yang tidak
cukup kuat. Selain itu, rotor juga bisa mengalami kerusakan karena adanya benda
asing yang masuk ke dalam sistem pompa coolant.
c. Potensi kerusakan:
Jika rotor pada pompa coolant mesin bubut mengalami kerusakan dan cacat
seperti patah, maka sistem pompa coolant tidak akan berfungsi dengan baik dan
dapat menyebabkan overheating pada mesin. Jika masalah ini tidak segera
ditangani, maka dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada mesin dan
mengakibatkan biaya perbaikan yang lebih besar.
Untuk mengatasi kerusakan rotor pada pompa coolant, perlu dilakukan
penggantian rotor dengan yang baru. Proses penggantian rotor ini sebaiknya
dilakukan oleh tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, dan juga memperhatikan aspek keselamatan kerja. Selain itu, perlu
juga dilakukan pemeriksaan pada seluruh komponen pompa coolant dan
sistem pendingin mesin secara berkala untuk memastikan tidak terjadi masalah
yang serupa di masa depan.
a. Perkiraan penyebab:
Dudukan pulley yang aus pada pompa coolant mesin bubut dapat
menyebabkan masalah pada penggerak belt dan akhirnya mengganggu kinerja
pompa coolant. Beberapa penyebab umum dudukan pulley yang aus antara lain:
➢ Penggunaan pompa coolant yang berlebihan atau melebihi kapasitas yang
direkomendasikan, sehingga menyebabkan keausan pada dudukan pulley.
➢ Kualitas dudukan pulley yang buruk atau tidak tahan lama.
➢ Pemasangan yang kurang baik atau salah sehingga terjadi beban yang tidak
merata pada dudukan pulley.
c. Potensi kerusakan:
Jika dudukan pulley pada pompa coolant mesin bubut aus atau rusak, maka
dapat terjadi kerusakan lain pada mesin bubut, seperti:
➢ Belt penggerak pompa coolant menjadi kendor atau putus, sehingga pompa
coolant tidak berfungsi dan mesin menjadi overheat.
➢ Terjadi kebocoran pada sistem pendingin mesin karena pompa coolant tidak
berfungsi dengan baik.
➢ Penggunaan pompa coolant yang tidak optimal dapat menyebabkan keausan
pada komponen mesin lainnya, seperti radiator atau blok silinder.
3. Motor keropos
a. Perkiraan penyebab
Motor keropos pada pompa coolant mesin bubut dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya adalah:
➢ Umur pemakaian: Pompa coolant yang sudah berusia tua cenderung lebih rentan
terhadap keropos atau aus pada bagian motor dan bearing. Semakin lama
dipakai, semakin besar kemungkinan pompa mengalami kerusakan.
➢ Kualitas bahan: Kualitas bahan yang digunakan pada pompa coolant, seperti
material dari motor dan bearing, dapat mempengaruhi masa pakai pompa. Jika
bahan yang digunakan tidak berkualitas, maka kemungkinan kerusakan akan
lebih tinggi.
➢ Penggunaan yang tidak benar: Penggunaan pompa coolant yang tidak benar
dapat mempercepat kerusakan pompa, misalnya dengan menghidupkan mesin
saat pompa belum terisi air atau mengalirkan cairan yang tidak sesuai dengan
rekomendasi produsen.
c. Potensi kerusakan pada pompa coolant mesin bubut akibat motor yang keropos
Sistem pendingin mesin tidak bekerja dengan baik, sehingga suhu mesin
menjadi lebih tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin bubut secara
keseluruhan. Potensi kerusakan lainnya adalah kemungkinan terjadinya kebocoran
atau tumpahan cairan pendingin akibat pompa coolant yang rusak, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan lingkungan kerja yang kurang
aman. Oleh karena itu, perawatan berkala dan penggantian pompa coolant yang
rusak perlu dilakukan untuk meminimalkan potensi kerusakan yang lebih besar.
a. Perkiraan penyebab
Kehilangan hexnut (baut) pada pompa coolant mesin bubut adalah
kurangnya ketatannya ketika dipasang atau bisa juga karena pemasangannya tidak
sesuai dengan spesifikasi. Beberapa penyebab umum kehilangan hexnut pada
pompa coolant antara lain:
➢ Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknisi dalam melakukan
pemasangan baut.
➢ Vibrasi yang berlebihan karena kondisi mesin yang tidak stabil atau komponen
mesin yang sudah aus.
➢ Penggunaan baut atau hexnut yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.
b. Potensi kerusakan
Potensi kerusakan yang dapat terjadi ketika hexnut pada pompa coolant
hilang adalah:
➢ Kebocoran pada sistem pendingin mesin, yang dapat menyebabkan overheat
pada mesin dan mengurangi umur mesin secara keseluruhan.
➢ Kerusakan pada pompa coolant, karena beban kerja pada pompa akan meningkat
ketika ada kebocoran pada sistem pendingin mesin.
➢ Kerusakan pada komponen mesin lainnya seperti head silinder, piston, dan
lainnya, karena suhu mesin yang tidak terkendali dan menyebabkan keausan
pada komponen-komponen tersebut.
Jika hexnut pada pompa coolant hilang, segera lakukan tindakan perbaikan
atau penggantian baut yang hilang untuk menghindari kerusakan yang lebih parah
pada sistem pendingin mesin.
Dengan melakukan program perawatan dan perbaikan yang tepat, pompa coolant dan
unit terkait lainnya pada mesin bubut akan tetap berfungsi dengan baik dan umur mesin dapat
bertahan lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Suzuki. (n.d.). Retrieved from Fungsi Kunci Pas Ring : Cara Penggunaan dan Perbedaannya
The Complete Guide to Operating a Lathe by John Gateley (2011)
Machinery's Handbook, 30th Edition by Erik Oberg, Franklin D. Jones, Holbrook L. Horton,
and Henry H. Ryffel (2016)
Machining Fundamentals by John R. Walker and Bob Dixon (2017)
Metalworking Sink or Swim: Tips and Tricks for Machinists, Welders and Fabricators by
Tom Lipton (2009)
Modern Machine Shop Magazine