Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

1. JUDUL PRAKTIKUM
Bongkar Pasang Pompa Coolant

2. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari : Rabu
Tanggal : 5 April 2023

3. IDENTITAS KELOMPOK
Kelas : B2
Prodi : D4 Teknik Mesin

Nama Lengkap NIM Keterangan*

Bryan Kaisar 21508334085 Hadir

Farhan Febrian 21508334018 Hadir

Faishal Fadlurrohman 21508334058 Hadir

Febrian Rizky Eka Kurniawan 21508334074 Hadir


RINGKASAN
Unit pompa coolant adalah bagian penting dari sistem pendingin mesin kendaraan atau
mesin industri. Pembongkaran dan pemasangan unit pompa coolant perlu dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan aspek keselamatan kerja (K3). Berikut adalah cara kerja, prosedur
pembongkaran, identifikasi komponen, prosedur pemasangan, dan aspek K3 dari praktik
bongkar pasang pompa coolant:

1. Cara Kerja
Pompa coolant berfungsi untuk mengalirkan cairan pendingin (coolant) dari
radiator menuju mesin dan kembali lagi ke radiator untuk didinginkan ulang. Pompa ini
ditenagai oleh belt penggerak yang terhubung dengan mesin. Ketika mesin dihidupkan,
pompa akan mulai berputar dan menciptakan tekanan yang cukup untuk mengalirkan
coolant melalui sistem pendingin. Impeller pada pompa akan menghasilkan gaya yang
memaksa coolant untuk bergerak dan mengalir, serta mendorongnya menuju mesin dan
radiator. Hal ini membantu menjaga suhu mesin agar tetap optimal dan menghindari
overheating.

2. Prosedur Pembongkaran:
Sebelum membongkar Pompa Coolant, pastikan mesin bubut dalam kondisi
mati dan sudah dingin. Langkah-langkah pembongkaran Pompa Coolant pada
umumnya sebagai berikut:
a. Kosongkan sistem pendingin dari cairan coolant.
b. Lepaskan semua koneksi pipa dan selang yang terhubung dengan pompa
coolant.
c. Lepaskan belt penggerak pompa coolant.
d. Lepaskan baut-baut pengikat pompa coolant pada mesin.
e. Angkat pompa coolant dari tempatnya.

3. Hasil Identifikasi Komponen:


Setelah membongkar Pompa Coolant, maka langkah selanjutnya yaitu
mengidentifikasi komponen-komponen yang ada didalamnya. Identifikasi komponen
Pompa Coolant tersebut meliputi :
a. Periksa kondisi impeller pompa coolant.
b. Periksa kondisi bearing pompa coolant.
c. Periksa kondisi seal pompa coolant.
4. Prosedur Pemasangan:
Sebelum memasang Pompa Coolant, pastikan semua komponen dalam keadaan bersih
dan bebas dari kotoran. Berikut adalah prosedur pemasangan Pompa Coolant :
a. Pasang pompa coolant pada tempatnya.
b. Pasang baut-baut pengikat pompa coolant dengan ketat.
c. Pasang kembali belt penggerak pompa coolant.
d. Pasang kembali semua koneksi pipa dan selang yang terhubung dengan pompa
coolant.
e. Isi kembali sistem pendingin dengan cairan coolant.
f. Nyalakan mesin dan periksa apakah ada kebocoran atau masalah lain pada
sistem pendingin.

5. Aspek K3:
Untuk menjaga keamanan selama Pompa Coolant digunakan, ada beberapa aspek K3
yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Pastikan bahwa mesin sudah dingin sebelum memulai bongkar pasang pompa
coolant.
b. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan kacamata
keselamatan.
c. Pastikan area sekitar aman dan bebas dari benda-benda yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja.
d. Jangan menggunakan alat yang rusak atau tidak sesuai dengan tugas yang akan
dilakukan.
e. Pastikan bahwa koneksi pipa dan selang terpasang dengan benar dan rapat untuk
menghindari kebocoran.
f. Dalam melakukan bongkar pasang pompa coolant, penting untuk
memperhatikan prosedur yang tepat dan memperhatikan aspek keselamatan
kerja. Hal ini akan membantu memastikan bahwa tugas dilakukan dengan benar
dan aman bagi orang yang terlibat.
ALAT DAN PERLENGKAPAN

Tabel 1 Alat dan perlengkapan


No Nama alat/perlengkapan Fungsi
1. Buku pedoman dari Pompa Untuk buku petunjuk dalam pembongkaran Tailstock.
Coolant
2. Satu set kunci kombinasi ring pas Mengendurkan dan mengencangkan baut Hexagonal atau mur
dengan posisi berbeda.
3. Satu set Hex Key Mengendurkan dan mengencangkan baut yang berbentuk
Hexagonal
4. Kotak alat dan nampan Menyimpan peralatan kerja yang akan digunakan dan
menyimpan komponen setelah dilakukan pembongkaran
5. Kunci Inggris Untuk membuka dan memasang baut-baut pengikat
pompa pada mesin karena bisa memudahkan
pemyesuaian dengan ukuran bautnya.

TINDAKAN KESELAMATAN KERJA


Proses pembongkaran dan pemasangan pompa coolant melibatkan beberapa alat, mesin,
dan orang yang perlu memperhatikan tindakan keselamatan kerja. Beberapa tindakan
keselamatan kerja yang perlu diperhatikan dan dilakukan selama proses bongkar pasang pompa
coolant antara lain:
a. Pastikan bahwa mesin telah dingin sebelum memulai bongkar pasang pompa coolant
untuk menghindari risiko terbakar atau terpapar suhu tinggi.

b. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, kacamata keselamatan, sepatu
safety, dan masker debu. Hal ini dapat melindungi Anda dari cedera dan debu yang
mungkin terbang saat proses bongkar pasang.C

c. Pastikan bahwa area kerja bersih dan aman. Hapus semua benda atau alat yang tidak
diperlukan di area kerja dan jaga agar area tetap bersih dan rapi.

d. Pastikan bahwa alat yang digunakan dalam proses bongkar pasang pompa coolant dalam
kondisi yang baik dan aman untuk digunakan. Pastikan bahwa alat tersebut dapat
menangani tugas yang dihadapi dan tidak rusak atau patah.

e. Pastikan bahwa Anda memahami prosedur pembongkaran dan pemasangan dengan


benar sebelum memulai tugas. Ikuti instruksi dengan cermat dan jangan mencoba
melakukan tugas yang tidak Anda ketahui.
f. Hindari menggunakan kekuatan yang berlebihan saat melepaskan baut-baut pengikat
atau selang yang terhubung pada pompa coolant. Hal ini dapat merusak komponen
mesin atau menyebabkan kecelakaan kerja.

g. Jaga agar area kerja tetap bersih dan rapi setelah selesai melakukan bongkar pasang
pompa coolant. Pastikan bahwa alat dan komponen mesin yang digunakan selama
proses tersebut telah disimpan dengan benar.

Dengan memperhatikan tindakan keselamatan kerja yang tepat, proses bongkar pasang
pompa coolant dapat dilakukan dengan aman dan efisien. Hal ini akan membantu
meminimalkan risiko cedera, kerusakan pada komponen mesin, dan menjaga kesehatan
lingkungan kerja.

DASAR TEORI
Pompa coolant pada mesin bubut memiliki fungsi utama untuk mengalirkan cairan
pendingin (coolant) dari radiator ke mesin dan kembali lagi ke radiator untuk didinginkan
ulang. Dengan demikian, suhu mesin dapat dijaga pada level optimal dan menghindari
overheating atau kerusakan pada komponen mesin.
Prinsip kerja pompa coolant pada mesin bubut adalah ketika mesin dihidupkan, belt
penggerak akan menggerakkan impeller pada pompa coolant untuk berputar. Impeller akan
menciptakan tekanan yang cukup untuk mengalirkan coolant dari radiator ke mesin dan kembali
lagi ke radiator untuk didinginkan ulang. Sebagai tambahan, terdapat pula thermostat pada
mesin bubut yang dapat mengatur suhu coolant agar tetap pada level optimal.
Berikut adalah beberapa komponen penyusun pompa coolant pada mesin bubut dan
fungsinya:
a. Impeller
Impeller adalah komponen berbentuk roda berputar pada pompa coolant yang
digerakkan oleh belt penggerak. Ketika impeller berputar, ia akan menciptakan tekanan
yang cukup untuk mengalirkan coolant melalui sistem pendingin mesin.

b. Housing atau Casing


Housing atau Casing adalah tempat atau wadah yang menampung impeller dan
membentuk jalur aliran coolant dari radiator menuju mesin. Housing ini biasanya
terbuat dari bahan yang kuat dan tahan karat seperti aluminium atau baja.

c. Seal
Seal atau karet pelindung adalah komponen yang membantu mencegah
kebocoran coolant dari housing pompa ke mesin. Seal ini biasanya terbuat dari bahan
karet tahan panas dan tahan bahan kimia.

d. Shaft
Shaft adalah bagian pompa yang menghubungkan impeller dengan belt
penggerak. Shaft ini terbuat dari bahan yang kuat dan tahan karat seperti baja. Dengan
demikian, pompa coolant pada mesin bubut memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga suhu mesin agar tetap optimal dan menghindari overheating atau kerusakan
pada komponen mesin. Dalam prosesnya, beberapa komponen penting seperti impeller,
housing, seal, dan shaft bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan tersebut.

PELAKSANAAN BONGKAR PASANG


a. Persiapan:
1. Mempelajari cara kerja dari Pompa Coolant
2. Siapkan tempat kotak alat untuk penempatna komponen
3. Siapkan alat-alat dan peralatan yang diperlukan seperti kunci inggris, obeng, dan
sejenisnya.
4. Siapkan bahan pengganti seperti coolant baru jika diperlukan.
5. Pastikan lingkungan kerja bersih dan aman.
b. Pembongkaran:
1. Buka tutup radiator dan lepaskan selang penghubung antara radiator dan pompa
coolant.
2. Lepaskan belt penggerak pompa coolant.
3. Lepaskan selang penghubung antara pompa coolant dan mesin.
4. Lepaskan pompa coolant dari housing atau casing.
c. Pemasangan:
1. Pasang pompa coolant baru pada housing atau casing.
2. Pasang kembali selang penghubung antara pompa coolant dan mesin.
3. Pasang kembali belt penggerak pompa coolant.
4. Pasang kembali selang penghubung antara radiator dan pompa coolant.
5. Tambahkan coolant baru jika diperlukan.
6. Tutup radiator kembali.
Setelah semua proses pemasangan selesai, pastikan seluruh komponen yang telah
dipasang sudah terkunci dengan rapat dan tidak ada kebocoran pada sistem pendingin mesin.
Selanjutnya, hidupkan mesin dan periksa apakah sistem pendingin bekerja dengan baik dan
suhu mesin sudah mencapai level optimal.
Perlu diingat bahwa proses pembongkaran dan pemasangan pada mesin adalah proses
yang memerlukan kehati-hatian dan perlu dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai. Pastikan untuk mengikuti prosedur yang benar dan
memperhatikan faktor keamanan selama melakukan proses ini. Jangan lupa untuk memeriksa
manual atau panduan mesin bubut terkait dengan proses pembongkaran dan pemasangan
pompa coolant untuk memastikan proses tersebut dilakukan dengan benar.
(Dokumentasi Foto)
IDENTIFIKASI DAN ANALISA KOMPONEN
1. Rotor patah (cacat)

a. Perkiraan penyebab:
Rotor pada pompa coolant mesin bubut bisa mengalami kerusakan dan cacat
seperti patah jika terjadi beban yang berlebih atau karena bahan material yang tidak
cukup kuat. Selain itu, rotor juga bisa mengalami kerusakan karena adanya benda
asing yang masuk ke dalam sistem pompa coolant.

b. Perawatan yang dilakukan :


Untuk mencegah kerusakan rotor pada pompa coolant mesin bubut,
perawatan yang perlu dilakukan adalah:
➢ Melakukan pemeriksaan rutin pada sistem pompa coolant untuk memastikan
tidak ada benda asing yang masuk ke dalam sistem.
➢ Memeriksa kondisi bahan material rotor secara berkala, dan melakukan
penggantian jika diperlukan.
➢ Memastikan sistem pompa coolant bekerja dengan baik, terutama terkait dengan
suhu mesin dan aliran coolant.

c. Potensi kerusakan:
Jika rotor pada pompa coolant mesin bubut mengalami kerusakan dan cacat
seperti patah, maka sistem pompa coolant tidak akan berfungsi dengan baik dan
dapat menyebabkan overheating pada mesin. Jika masalah ini tidak segera
ditangani, maka dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada mesin dan
mengakibatkan biaya perbaikan yang lebih besar.
Untuk mengatasi kerusakan rotor pada pompa coolant, perlu dilakukan
penggantian rotor dengan yang baru. Proses penggantian rotor ini sebaiknya
dilakukan oleh tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai, dan juga memperhatikan aspek keselamatan kerja. Selain itu, perlu
juga dilakukan pemeriksaan pada seluruh komponen pompa coolant dan
sistem pendingin mesin secara berkala untuk memastikan tidak terjadi masalah
yang serupa di masa depan.

2. Dudukan Pulley yang aus

a. Perkiraan penyebab:
Dudukan pulley yang aus pada pompa coolant mesin bubut dapat
menyebabkan masalah pada penggerak belt dan akhirnya mengganggu kinerja
pompa coolant. Beberapa penyebab umum dudukan pulley yang aus antara lain:
➢ Penggunaan pompa coolant yang berlebihan atau melebihi kapasitas yang
direkomendasikan, sehingga menyebabkan keausan pada dudukan pulley.
➢ Kualitas dudukan pulley yang buruk atau tidak tahan lama.
➢ Pemasangan yang kurang baik atau salah sehingga terjadi beban yang tidak
merata pada dudukan pulley.

b. Perawatan yang dilakukan:


Untuk mencegah dudukan pulley yang aus pada pompa coolant mesin
bubut, perawatan rutin dapat dilakukan sebagai berikut:
➢ Memeriksa kondisi dudukan pulley secara teratur dan memastikan bahwa tidak
ada kerusakan atau keausan yang berarti.
➢ Pastikan penggunaan pompa coolant tidak melebihi kapasitas yang
direkomendasikan.
➢ Pastikan pemasangan yang benar dan aman untuk menghindari beban yang tidak
merata pada dudukan pulley.

c. Potensi kerusakan:
Jika dudukan pulley pada pompa coolant mesin bubut aus atau rusak, maka
dapat terjadi kerusakan lain pada mesin bubut, seperti:
➢ Belt penggerak pompa coolant menjadi kendor atau putus, sehingga pompa
coolant tidak berfungsi dan mesin menjadi overheat.
➢ Terjadi kebocoran pada sistem pendingin mesin karena pompa coolant tidak
berfungsi dengan baik.
➢ Penggunaan pompa coolant yang tidak optimal dapat menyebabkan keausan
pada komponen mesin lainnya, seperti radiator atau blok silinder.

Untuk mengatasi kerusakan tersebut, perlu dilakukan perbaikan atau


penggantian dudukan pulley pada pompa coolant mesin bubut. Jika kerusakan
sudah terjadi, segera lakukan perbaikan untuk mencegah kerusakan yang lebih
parah dan biaya perbaikan yang lebih besar.

3. Motor keropos

a. Perkiraan penyebab
Motor keropos pada pompa coolant mesin bubut dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya adalah:
➢ Umur pemakaian: Pompa coolant yang sudah berusia tua cenderung lebih rentan
terhadap keropos atau aus pada bagian motor dan bearing. Semakin lama
dipakai, semakin besar kemungkinan pompa mengalami kerusakan.
➢ Kualitas bahan: Kualitas bahan yang digunakan pada pompa coolant, seperti
material dari motor dan bearing, dapat mempengaruhi masa pakai pompa. Jika
bahan yang digunakan tidak berkualitas, maka kemungkinan kerusakan akan
lebih tinggi.
➢ Penggunaan yang tidak benar: Penggunaan pompa coolant yang tidak benar
dapat mempercepat kerusakan pompa, misalnya dengan menghidupkan mesin
saat pompa belum terisi air atau mengalirkan cairan yang tidak sesuai dengan
rekomendasi produsen.

b. Perawatan yang dilakukan


Untuk mencegah terjadinya keropos pada motor pompa coolant, perawatan
yang dilakukan antara lain:
➢ Perawatan berkala: Lakukan perawatan pompa coolant secara berkala sesuai
dengan rekomendasi produsen untuk memastikan kondisi pompa selalu baik.
➢ Pemilihan bahan yang baik: Pilih pompa coolant yang terbuat dari bahan yang
berkualitas untuk meminimalkan risiko kerusakan.
➢ Pemakaian yang sesuai: Pastikan penggunaan pompa coolant sesuai dengan
rekomendasi produsen agar tidak mengalami kerusakan yang tidak diinginkan.

c. Potensi kerusakan pada pompa coolant mesin bubut akibat motor yang keropos
Sistem pendingin mesin tidak bekerja dengan baik, sehingga suhu mesin
menjadi lebih tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin bubut secara
keseluruhan. Potensi kerusakan lainnya adalah kemungkinan terjadinya kebocoran
atau tumpahan cairan pendingin akibat pompa coolant yang rusak, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan lingkungan kerja yang kurang
aman. Oleh karena itu, perawatan berkala dan penggantian pompa coolant yang
rusak perlu dilakukan untuk meminimalkan potensi kerusakan yang lebih besar.

4. Hexnut (baut) yang hilang

a. Perkiraan penyebab
Kehilangan hexnut (baut) pada pompa coolant mesin bubut adalah
kurangnya ketatannya ketika dipasang atau bisa juga karena pemasangannya tidak
sesuai dengan spesifikasi. Beberapa penyebab umum kehilangan hexnut pada
pompa coolant antara lain:
➢ Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknisi dalam melakukan
pemasangan baut.
➢ Vibrasi yang berlebihan karena kondisi mesin yang tidak stabil atau komponen
mesin yang sudah aus.
➢ Penggunaan baut atau hexnut yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.

b. Potensi kerusakan
Potensi kerusakan yang dapat terjadi ketika hexnut pada pompa coolant
hilang adalah:
➢ Kebocoran pada sistem pendingin mesin, yang dapat menyebabkan overheat
pada mesin dan mengurangi umur mesin secara keseluruhan.
➢ Kerusakan pada pompa coolant, karena beban kerja pada pompa akan meningkat
ketika ada kebocoran pada sistem pendingin mesin.
➢ Kerusakan pada komponen mesin lainnya seperti head silinder, piston, dan
lainnya, karena suhu mesin yang tidak terkendali dan menyebabkan keausan
pada komponen-komponen tersebut.

c. Perawatan yang dapat dilakukan


Untuk mencegah kehilangan hexnut pada pompa coolant antara lain:
➢ Pastikan teknisi yang melakukan pemasangan memahami spesifikasi mesin dan
tahu bagaimana cara memasang baut dengan benar.
➢ Periksa secara berkala kekencangan baut-baut pada mesin, termasuk pada
pompa coolant.
➢ Gunakan baut dan hexnut yang sesuai dengan spesifikasi mesin.
➢ Lakukan inspeksi visual pada seluruh komponen mesin secara berkala untuk
mengetahui apakah ada bagian yang sudah aus atau rusak.

Jika hexnut pada pompa coolant hilang, segera lakukan tindakan perbaikan
atau penggantian baut yang hilang untuk menghindari kerusakan yang lebih parah
pada sistem pendingin mesin.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Berikut adalah rekomendasi terkait program perawatan/perbaikan yang perlu dilakukan
untuk unit/bagian yang dibongkar-pasang pada pompa coolant mesin bubut:
1. Perawatan berkala: Lakukan perawatan berkala pada pompa coolant dan unit-unit
terkait lainnya. Lakukan pembersihan dan pelumasan jika diperlukan.
2. Penggantian suku cadang: Ganti suku cadang yang aus atau rusak pada pompa coolant
dan unit terkait lainnya, seperti seal, bearing, impeller, dan lain-lain. Pastikan
penggantian dilakukan dengan suku cadang yang sama dengan spesifikasi mesin.
3. Inspeksi visual: Lakukan inspeksi visual pada seluruh bagian pompa coolant dan unit
terkait lainnya. Cek apakah terdapat kerusakan atau kebocoran pada bagian-bagian
tersebut.
4. Pemeriksaan dan penggantian baut dan mur: Lakukan pemeriksaan dan penggantian
baut dan mur yang aus atau rusak. Pastikan baut dan mur yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi mesin.
5. Pelumasan: Lakukan pelumasan pada bagian-bagian yang memerlukan seperti bearing
dan shaft. Pastikan pelumasan dilakukan dengan pelumas yang sesuai dengan
spesifikasi mesin.
6. Cek kebocoran: Lakukan pemeriksaan kebocoran pada seluruh bagian sistem pendingin
dan pastikan tidak ada kebocoran yang terjadi.
7. Cek tekanan pompa: Lakukan pemeriksaan tekanan pompa coolant dan pastikan pompa
bekerja dengan baik.
8. Kalibrasi: Lakukan kalibrasi pada seluruh sensor yang terkait dengan sistem pendingin.
9. Catat riwayat perawatan dan perbaikan: Penting untuk mencatat semua perawatan dan
perbaikan yang telah dilakukan pada pompa coolant dan unit terkait lainnya. Catatan ini
akan membantu teknisi dalam melakukan perawatan dan perbaikan selanjutnya, dan
juga akan mempermudah pemantauan kondisi mesin secara keseluruhan.

Dengan melakukan program perawatan dan perbaikan yang tepat, pompa coolant dan
unit terkait lainnya pada mesin bubut akan tetap berfungsi dengan baik dan umur mesin dapat
bertahan lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA
Suzuki. (n.d.). Retrieved from Fungsi Kunci Pas Ring : Cara Penggunaan dan Perbedaannya
The Complete Guide to Operating a Lathe by John Gateley (2011)
Machinery's Handbook, 30th Edition by Erik Oberg, Franklin D. Jones, Holbrook L. Horton,
and Henry H. Ryffel (2016)
Machining Fundamentals by John R. Walker and Bob Dixon (2017)
Metalworking Sink or Swim: Tips and Tricks for Machinists, Welders and Fabricators by
Tom Lipton (2009)
Modern Machine Shop Magazine

Anda mungkin juga menyukai