Anda di halaman 1dari 5

Selenium dalam Tubuh Kita

Selenium dewasa ini makin marak pemanfaatanya dalam dunia industri


dan obat-obatan. Hal ini disebabkan makin banyak ditemukan manfaatnya yang
sangat besar bagi manusia, diantaranya sebagai antioksidan, anti kangker, dan
fungsi imunitas atau kekebalan tubuh. Selain itu juga selenium dimanfaatkan
dalam bidang kosmetik yaitu dalam sampo sebagai anti-dendruff, dimana
selenium tersebut bukan dalam bentuk unsurnya namun dalam bentuk sulfidanya.
Mengenal selenium
Selenium merupakan unsur yang banyak terdapat dalam batuan dan tanah
dalam bentuk kristal heksagonal yang berwarna abu-abu kehitaman. Di alam
selenium terdapat dalam campuran logam misal tembaga, timbal dan nikel, selain
itu juga dalam bentuk sulfidanya. Selenium dalam tanah dapat larut dalam air
tanah, oleh karena itu selenium dapat masuk dalam rantai makanan, dan hal ini
meyebabkan secara tidak langsung manusia mengkonsumsinya. Selenium juga
dapat dalam bentuk uapnya yang tidak berwarna.
Dalam tubuh manusia selenium antara lain merupakan komponen dalam
glutathione peroxidase yang berfungsi dalam imunitas tubuh. Aktivitas yang
tinggi dari enzim ini didapatkan dalam hati, selain itu juga dalam eritrosit, urat
jantung, paru-paru, dan ginjal. Dalam kerjanya selenium pada glutathione
peroxidase bekerja sama dengan vitamin E dalam menangani radikal bebas.
Bagaimana mendapatkan selenium
Selenium selain diperoleh dari batuan, juga banyak terdapat dalam
tanaman terutama tanaman yang tumbuh pada tanah yang banyak mengandung
selenium. Selain itu juga selenium dapat diperoleh dari daging dan seafood, hal ini
bisa dijelaskan sebagai berikut, hewan memakan tanaman yang mengandung
selenium sehingga tubuh hewan tersebut terkontaminasi oleh selenium. Berikut
tabel sumber dari selenium

Food
Micrograms
(g)
Percent
DV*
Brazil nuts, dried, unblanched, 1 ounce 544 780
Tuna, light, canned in oil, drained, 3 ounces 63 95
Nama : Edi Pramono
NIM : 10502006
Tugas Kimia Lingkungan bidang Biokimia
Beef, cooked, 3 ounces 35 50
Spaghetti w/ meat sauce, frozen entre, 1 serving 34 50
Cod, cooked, 3 ounces 32 45
Turkey, light meat, roasted, 3 ounces 32 45
Beef chuck roast, lean only, roasted, 3 ounces 23 35
Chicken Breast, meat only, roasted, 3 ounces 20 30
Noodles, enriched, boiled, 1/2 cup 17 25
Macaroni, elbow, enriched, boiled, 1/2 cup 15 20
Egg, whole, 1 medium 14 20
Cottage cheese, low fat 2%, 1/2 cup 12 15
Oatmeal, instant, fortified, cooked, 1 cup 12 15
Rice, white, enriched, long grain, cooked, 1/2 cup 12 15
Rice, brown, long-grained, cooked, 1/2 cup 10 15
Bread, enriched, whole wheat, commercially prepared, 1 slice 10 15
Walnuts, black, dried, 1 ounce 5 8
Bread, enriched, white, commercially prepared, 1 slice 4 6
Cheddar cheese, 1 ounce 4 6
(http://www.nal.usda.gov/fnic/cgi-bin/nut_search.pl.)

Selenium yang terdapat dalam tanah dapat larut dalam air tanah, dan air
tanah tersebut masuk dalam sumur sehingga selenium dapat terkandung dalam air
yang kita minum. Menurut data dari United States Environmental Protection
Agency (EPA), kandungan selenium dalam air minum adalah 0.05 ppm.
Selenium dalam tubuh
Berdasarkan paragraf diatas, telah diutarakan bahwa selenium dalam tubuh
antara lain terdapat dalam glutathione peroxidase. Dalam hal ini protein (enzim)
dan selenium membentuk selenoprotein. Selenoprotein tersebut akan mencegah
kerusakan sel dari radikal bebas yang dapat dihasilkan dalam metabolisme
oksigen. Dan apabila radikal bebas tersebut dibiarkan dapat mengakibatkan
kangker dan penyakit pada hati. Selain itu selenoprotein yang terbentuk juga
bermanfaat dalam regulasi fungsi tiroid (bersama dengan deiodinase enzymes),
sebagai kontrol reaksi redoks dalam sel ( thioredoxin reductase) dan juga sistem
kekebalan tubuh.
Bentuk lain selenium dalam tubuh (metabolisme) adalah dalam senyawa
organiknya ataupun senyawa anorganiknya. Contoh senyawa organiknya adalah
CySeSeCy (seleno cistein), SeMet (selenometionin), DMSe (dimetilselenium),
TMSe (trimetil selenium). Contoh bentuk anorganiknya adalah selenat, dan
selenit.
Telah dikenal empat jenis selenoprotein yaitu selenium-spesifik protein,
protein bergabung dengan selenocistein pada kodon cistein, selenium dengan
selenoprotein dalam metionin, protein berikatan dengan selenide yang tidak
spesifik. J enis pertama selenium-spesifik protein terdiri atas glutathione
peroxidase, thyroxine reductase, and iodothyronine 5'-deiodinase.
J enis kedua dan ketiga terdapat dalam proses sintesa protein yaitu ikatan
cistein dan methionin pada tRNA untuk kodon cistein dan metionin. Dan jenis
keempat adalah selenium berikatan dengan protein, dalam jalur metabolisme
selenium, spesi ini merupakan spesi yang mengawali pembentukan dan degradasi
selenium-protein. Contohnya pada pembentukan selenide dari selenite melalui
reduksi glutation dalam sel darah merah. Kemudian selenide ditransportasikan ke
cairan sel, dan berikatan dengan albumin dan dikirim ke hati. Dalam hati di
metilasi untuk ekskresi urin.
Gambar 1. J alur metabolisme selenium
Pemanfaatan selenium
Pemanfaatan selenium dalam obat-obatan kian marak, antara lain dari hasil
penelitian membuktikan bahwa selenium mampu mengurangi resiko kangker
prostat. Mengurangi resiko penyakit jantung dan kangker, proteksi terhadap
hyperoxaluria, melindungi sel dari efek sinar UV, mengurangi penyebaran virus
HIV, penanganan penyakit kardiovaskular, arterial sclerosis, kemoterapi.,
melindungi jantung dari inflamasi yang disebabkan oleh adanya NO.
Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan selenium.
Hal ini disebabkan fungsi selenium sebagai aktivator hormon tyroid. Sebelum
tyroid bekerja, hormon tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu dan ini
membutuhkan enzim khusus, dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa enzim
tersebut termasuk dalam selenoprotein. Walaupun selenium memberikan efek
pada tiroid dalam hati dan ginjal, namun efek tersebut tidak muncul pada hormon
dalam otak.
Selenium banyak digunakan dalam dunia industri, yaitu untuk
fotokonduktif, sebagai sel foto elektrik dalam fotografi, pewarna, industri cat.
Dalam bidang geologi, isotop selenium digunakan sebagai perunut air tanah.

Dampak negatif keberadaan selenium dalam tubuh manusia
Dari sekian banyak manfaat selenium bagi tubuh manusia, namun dari
hasil penelitian menemukan bahwa selenium memberikan dampak negatif pula.
Apabila dalam tubuh telah melebihi batas ambang selenium (5g/Kg berat badan)
maka selenium justru akan menjadi racun bagi tubuh. Beberapa efek yang dapat
ditimbulkan yaitu mual-mual, muntah, dan diare. Kondisi kronis keracunan
selenium dikenal dengan selenosis, tanda-tanda yang muncul adalah rambut
rontok, kuku rapuh, abnormal sistem syaraf (memberikan sensasi yang ekstrim).
Dalam kondisi uapnya selenium atau selenium dioksida di udara dapat
mengganggu sistem pernapasan, iritasi, bronkhitis, sesak napas, batuk-batuk. Dari
penelitian menunjukan bahwa belum ditemukan efek kangker pada manusia yang
disebabkan oleh selenium, namun hal ini terjadi pada binatang. EFA menyebutkan
bahwa ada kemungkinan selenium dapat mengakibatkan kangker.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kita
membutuhkan selenium yang berfungsi dalam metabolisme tubuh. Kebutuhan
tubuh kita atas selenium adalah 50 200 g/hari untuk orang dewasa. Namun
apabila telah melebihi ambang batas dalam tubuh (5g/Kg berat badan) selenium
justru akan bersifat racun bagi tubuh kita. Hingga saat ini belum bisa dipastikan
mekanisme keracunan selenium dalam tubuh, namun pernah diusulkan bahwa
mekanisme yang terjadi adalah pelepasan sulfur dari persenyawaan sulfidanya,
dan hal ini dapat membahayakan protein.


Edi Pramono
10502006

Anda mungkin juga menyukai