Status Perusahaan Berdasarkan Pasal 61 ayat (2) dan (3) UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa pada prinsipnya Perjanjian kerja antara perusahaan dengan pekerja/buruh tidak berakhir karena beralihnya hak atas perusahaan yang disebabkan adanya penjualan perusahaan. Artinya, hubungan kerja antar pengusaha dengan karyawan, tetap berlanjut sampai diakhirinya hubungan kerja tersebut tanpa terpengaruh oleh adanya peralihan atau perubahan kepemilikan atas perusahaan. Dengan terjadinya peralihan perusahaan (take over melalui jual beli saham/aset), maka segala sesuatu yang menyangkut penyelesaian peralihan tersebut, diselesaikan berdasarkan klausal dalam perjanjian jual beli (saham/aset) dimaksud. Apabila dalam perjanjian jual beli perusahaan dimaksud tidak terdapat klausal atau tidak diperjanjikan hal-hal yang menyangkut penyelesaian peralihan tersebut, termasuk penyelesaian status dan hak-hak/kewajiban terhadap karyawan, maka pada saat terjadinya pengakhiran hubungan kerja, hak dan kewajiban yang berhubungan dengan karyawan menjadi tanggung jawab pengusaha baru. Jika dalam perjanjian pengalihan perusahaan tidak diatur dan tidak diperjanjikan mengenai status hubungan kerja maka apabila karyawan akan di PHK, perhitungan masa kerjanya diperhitungkan sejak dimulainya hubungan kerja di perusahaan dimaksud dan hak-haknya berlaku sebagaimana ketentuan dalam Undang-undang Ketenagakerjaan, yang kesemuanya menjadi tanggung jawab pengusaha baru. Jika terjadi pemutusan hubungan akibat perubahan status kepemilikan sebagai dampak adanya jualbeli ini maka sesuai dengan pasal 163 UU No 13 tahun 2003 kepada karyawan diberikan pesangon dengan perhitungan sbb: 1.Jika pekerja diPHK karena perusahaan tidak mau menerima/menolak mempekerjakan kembali karyawan tsb, maka perhitungan pesangonya adalah 2 kali ketentuan pasal 156 ayat 2, uang penghargaan masa kerja (pasal 156 ayat 3) dan uang penggantian hak (pasal 156 ayat 4). 2. Sebaliknya, jika pekerja di PHK karena pekerjanya menolak melanjutkan hubungan kerja, perhitungan pesangonnya menjadi 1 kali ketentuan pasal 156 ayat 2, uang penghargaan masa kerja (pasal 156 ayat 3) dan uang penggantian hak (pasal 156 ayat 4). About these ads (hp://en.wordpress.com/about- these-ads/) Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 1 of 11 11/7/2013 5:53 PM Tulisan ini dikirim pada pada Minggu, April 17th, 2011 2:43 pm dan di isikan dibawah Buruh Buruh Buruh, Pencerahan, Pesangon. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari website anda. 39 Respon untuk Kedudukan Pekerja Jika Terjadi Perubahan Status Perusahaan Ayu mengatakan: 1 Juli 2011 pada 9:19 am Bagaimana perhitungan pesangon jika perusahaan tetap mempekerjakan karyawan tsb namun masa kerja kembali lagi ke 0 ? Thks Balas Febri D. Pramono mengatakan: 25 Februari 2012 pada 12:33 am menurut saya dengan mencermati paparan di atas, tinggal memasukan klausul dalam perjanjian jual-beli saham/aset yaitu di pertegas atau segera diselesaikannya hak-hak karyawan oleh pemilik lama dan diteruskan dengan perjanjian baru antara pemilik baru dengan karyawan. hal tersebut sudah kami lakukan tapi untuk akibat dan ekses negatifnya belum bisa tukar pengalaman. salam kenal Balas Drajad Eka Suwita mengatakan: 1 November 2011 pada 7:24 am Salam kenal pak. Dalam beberapa hari ini perusahaan tempat saya bekerja akan habis proyek. Ada 2 opsi yang diberikan oleh perusahaan : 1. Mutasi ke job site lain, Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 2 of 11 11/7/2013 5:53 PM 2. Surplus atau PHK. Pertanyaan saya adalah rumus penghitungan uang pesangon untuk sektor pertambangan. Karena saya pernah membaca bahwa untuk sektor pertambangan ada aturan tersendiri. Mohon dibalas ke email saya pak. Terima kasih, Salam. Balas mantanburuh mengatakan: 11 November 2011 pada 9:35 am Salam kenal juga, mas Drajat! yg sy ketahui perhitungan pesangon pd sektor pertambangan sama saja. mengacu pd UU 13/2003 psl 156 dst.. namun bisanya pada sektor ini pesangonnya besar-besar berbeda dengan sektor tekstil, karena kebanyakan pada sektor ini telah memiliki Kesepakatan Kerja Bersama (KKB/PKB) yang mengatur pesangonnya secara tersendiri dg nominal pesangon yg signikan (tinggi). Aturan tersendiri pada sektor pertambangan yg sy ketahui cm mengatur waktu kerja dan istirahat sektor ESDM (serta lemburnya) yakni Kepmen No.234/Men/2003. Balas Douglas mengatakan: 15 November 2011 pada 8:26 am Saya bekerja di perusahan dgn status rep oce, dan baru2 ini berubah menjadi PT. Perusahaan baru akan melanjutkan perusahaan lama dengan segala fasilitas dan sumber daya yang sama, transfer masa kerja pun dilakukan. Apakah legal merubah status company dan transfer semua pegawai ke perusahaan baru tanpa harus membayar pesangon? Kita pun ditawarkan surat resign dan surat bersedia bergabung kembali. Kita danjikan bahwa seluruh masa kerja kita akan di record sama persis di perusahaan baru.mohon jawabannya karena kita harus putuskan dalam 2 weeks.terima kasih. Balas mantanburuh mengatakan: 15 November 2011 pada 9:05 am Salam Pak Gun! Menurut pendapat sy hal tsb legal sebagaimana amanat UU No 13/2003, sepanjang karyawan tidak dirugikan, termasuk tidak terjadi demosi, mutasi, pengurangan gaji dsb. pesangon hanya akan terjadi apabila ada 2 hal yg terjadi akiibat dampak peralihan tsb yakni : 1).Perusahaan baru tidak mau melanjutkan hubungan kerja (tidak menerima karyawan peralihan), dan 2).Karyawannya sendiri yg tidak mau melanjutkan hub kerja dengan perusahaan baru tsb. Konsekwensi pesangon dari dua sebab tsb berbeda secara nominal. (lihat paragraf terakhir postingan diatas) Pak Gun Yth, jika akan dilanjutkan hub. kerjanya (mumpung masih ada waktu), sebaiknya karyawan/perwakilan karyawan membicarakan semua dampak yg bakal terjadi kedepan dengan manajemen/owner yg baru. karena biasanya perubahan status ini sering terjadi masalah dikemudian hari. biasanya sih, pemilik yg baru ingkar janji, thd apa yg danjikan saat awal peralihan, maka dokumentasikanlah segala bentuk perjanjian atau kesepakatan. Mustahil ada perubahan status tanpa merubah kebakan atau stuktur organisasi. Demikian pendapat sy semoga berkenan. Balas Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 3 of 11 11/7/2013 5:53 PM Hermawan Nobodyperfect mengatakan: 3 Desember 2011 pada 2:11 am perusahaan saya ini sudah melakukan peralihan status yaitu pergantian pemilik yaitu dari bapaknya pindah k anaknya,sedangkan perusahaan sudah memberikan pesangon kpd karyawan sebesar 1x dari beberapa yang harus di terima karyawan.dan karyawan masih bekerja kembali.yang saya tanyakan bagaimana bila karyawan masih bersedia bekerja kembali dan perusahaan juga menerima pekerja tersebut,sedangkan d pasal 163 ayat 1menjelaskan bahwa karyawan tidak bersedia bekerja kembali pekerja hanya mendapatkan pesangon 1 x dan bila bersedia bekerja kembali apa yang d dapat oleh karyawan?mohon penjelasannya? Balas mantanburuh mengatakan: 6 Desember 2011 pada 6:02 pm Mas Hermawan Yth! Merger, perubahan status, peralihan, perubahan kepemilikan dan sejenisnya, tidak berpengaruh apapun selama pemilik yg baru serta karyawan masing-masing saling menerima.(pemilik baru mau menerima karyawan sebelumnya dan karyawan mau melanjutkan hubungan kerja dg pemilik baru tsb). Jadi jika karyawan mau bekerja kembali maka tidak akan mendapat kompensasi apa-apa. Jika mau dilanjutkan hubungan kerjanya, sebaiknya dibuat kesepakatan dngan pemilik yg baru terkait berbagai hal, misalkan perhitungan masa kerja, prestasi atau kondite, tingkat upah, jabatan dll. jangan sampai kelak dikemudian hari Mas Hermawan mengundurkan diri masa kerjanya hanya dihitung sejak pergantian kepemilikan tsb. Balas Febri D. Pramono mengatakan: 25 Februari 2012 pada 12:42 am Menurut saya,pemilik lama harus menyelesaikan samapi tuntas hak karyawan (upah,lembur,cuti,jamsostek dsb) kemudian langsung disambut dengan perjanjian kerja baru dengan pemilik baru. salam kenal hermansyah mengatakan: 7 Desember 2011 pada 9:30 am slamt siang pak, persahaan tmp saya bekerja skrg sedang melakukan merger. -saya pekerja harian lepas gaji 300.000,-/hari. -masa kerja 1 tahun 8 bulan. -tidak ada perjanjian kerja dengan perusahaan -jumlah karyawan 15 0rang smua pekerja harian lepas & tidak punya perjanjian kerja dengan perusahaan pertanyaan saya adalah: 1.Apakah saya dan kawan2 bisa menuntut perusahaan jika perusahaan tidak memberikan kompensasi buat kami. 2. apakah saya & kawan2 bisa menuntut perusahaan walau kami tidak punya perjanjian kerja..? apakah ada dasar hukumnya? mohon bantuannya pak. sebelumnya saya mengucapkan terimakasih banyak .salam Balas mantanburuh mengatakan: Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 4 of 11 11/7/2013 5:53 PM 23 Desember 2011 pada 4:24 pm Pak Herman Yth! Koq bisa ya, bekerja selama 20 bulan tanpa perjanjian apapun, padahal UU mensyaratkan itu! Terkait pertanyaan bapak, sy coba jawab sbb: 1.Bisa di telaah dulu dalam UU No 13 tahun 2003 pasal 61 ayat 3 2.Pada prinsip-nya hak normatif pekerja (antara lain upah lebih rendah dari UMP, diikutsertakan dalam program Jamsostek, cuti 12 hari jika sudah mencapai masa kerja 12 bulan, THR dll) wajib dipenuhi oleh pengusaha tanpa memandang status tetap, lepas, atau yg lainnya. Balas Nurul H mengatakan: 15 Desember 2011 pada 3:02 am Saya Bekerja di Perusahaan yang mempunyai kantor cabang di 3 kota, yaitu Jakarta Bali dan Surabaya dan berpusat di Hongkong. dan dalam waktu dekat ini kami akan mengalami peralihan ke local company dimana segala sesuatunya di atur berdasarkan negara masing masing, dan pihak management mengupayakan agar seluruh karyawan transfer ke perusahaan baru tanpa pesangon dengan alasan itu masih dalam perusahaan yang sama, payung yang sama. Sementara para karyawan berupaya adanya negosiasi dengan pihak perusahaan agar di berikan pesangon dan di pekerjakan kembali. Bagaimana menurut bapak untuk hal ini, terima kasih. Balas mantanburuh mengatakan: 23 Desember 2011 pada 4:51 pm Nurul Yth! bahwa pada prinsipnya Perjanjian kerja antara perusahaan dengan pekerja/buruh tidak berakhir dan tidak terpengaruh oleh perubahan status.Artinya, hubungan kerja antar pengusaha dengan karyawan, tetap berlanjut sampai salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja tsb. Sepanjang tidak ada yang mengakhiri, ya tidak ada kompensasi, hal ini berbeda dengan perusahaan yg Lock Out atau tutup, kemudian membuat lagi perusahaan baru. Demikian pendapat sy. Balas Andin mengatakan: 26 Desember 2011 pada 7:35 am Salam kenal, Saya bekerja di perusahaan lama yang akan ditutup karena perusahaan tsb akan ganti menjadi perusahaan baru dengan nama baru, nama kepemilikan baru namun satu management dengan perusahaan lama. Perusahaan baru tsb akan tetap menggunakan karyawan perusahaan lama sejumlah 23 orang tanpa PHK dan langsung daliihkan ke PT baru dengan alasan karyawan akan diperhitungkan masa kerjanya tetap seperti di perusahaan lama, gaji yang sama, dan fasilitas yang sama, Dari pihak karyawan tidak menginginkan langsung dialihkan ke PT baru namun karyawan menginginkan untuk di PHK lebih dahulu walaupun perusahaan masih membolehkan untuk melanjutkan di perusahaan baru. Bagaimana tanggapan Bapak tentang ini, Terimakasih. Balas mantanburuh mengatakan: Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 5 of 11 11/7/2013 5:53 PM 26 Desember 2011 pada 8:16 am Mba Tri Andin Yth, Masih dalam manajemen yg sama ya.. Tulisan sy hanyalah sedikit memberikan pemahaman, keputusan tetap ditangan anda. Seperti yg sy tulis dalam postingan tsb, cuma ada dua kemungkinan menghadapi permasalahan seperti yg andin sampaikan, yakni perusahaan nya yg menolak, atau pekerjanya yg menolak dan masing-masing memiliki nilai resiko dan kompensasi yg berbeda. Menurut sy, jika perusahaan mau menerima atau mau melanjutkan hubungan kerjanya, maka tidak ada alasan bagi perusahaan untuk memberikan dahulu kompensasi PHK. Sepanjang hak-hak karyawanya tetap daga/tidak ada perubahan (fasilitas, gaji dll), maka menurut sy tidak menjadi persoalan, asalkan benar-benar direlisasikan oleh manajemen yg baru tsb. oleh karena itu (agar tidak mengingkari janjinya) sebaiknya dibuatkanlah kesepakatan antara 23 orang karyawan tsb dengan manajemen yg baru. dilain sisi, Perlu disadari juga bahwa manakala opsi meminta dulu di PHK oleh perusahaan dipenuhi, maka resikonya adalah perusahaan tidak punya pula kewajiban untuk menerima kembali pekerja tsb, karena toh sudah di PHK, dan bebas mengangkat siapa saja, kalaupun toh diterima maka sy yakin semua karyawan akan di set menjadi status karyawan baru, dengan fasilitas dan upah sebagaimana karyawan baru. jadi baik dilanjutkan ataupun di phk dulu, keduanya beresiko. Selamat memilih Mba Andin Balas helmi mengatakan: 9 Januari 2012 pada 8:22 am salam kenal, terkait dengan implementasi pasal 163 ayat 1 yang menyatakan bahwa Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dalam hal terjadi peru-bahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, ada dua hal yang ingin saya tanyakan: 1. Kalau melihat redaksionalnya, disebut bahwa Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. kata dapat disini sepertinya mengandung makna boleh dan bukan wajib. apakah dalam implementasinya perusahaan memiliki hak untuk menolak karyawan yang tidak bersedia melanjutkan hub kerja karena merger? 2. Apabila dalam suatu merger, perusahaan yang baru bersedia menerima seluruh karyawannya dengan syarat2 kerja sama dengan perusahaan lama, apakah hak yang diatur di dalam pasal 163 ayat 1 ini berlaku untuk seluruh karyawan atau hanya bagi karyawan tertentu yang mengalami mutasi/demosi/rotasi saja? bagaimana dengan karyawan yang syarat2 kerjanya tidak berubah sama sekali apakah tetap berhak mengajukan pengunduran diri sesuai pasal 163 ayat 1 ini? mohon pencerahannya, karena seringkali pada saat akan dilakukan merger perusahaan menghembuskan isu2 tsb diatas untuk menakut2i karyawannya, dengan tujuan tidak ada karyawan yg menggunakan haknya sesuai pasal 163 ayat 1 ini. terima kasih banyak. Balas aachsan mengatakan: Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 6 of 11 11/7/2013 5:53 PM 2 Februari 2012 pada 12:47 pm mau tanya nih. seandainya terjadi peralihan kepemilikan perusahaan tetapi pemilik yg baru tidak mau mengadakan peralihan kepemilikan sehingga karyawan mau tidak mau harus mau untuk mengikuti pemilik yang baru. apa yang harus dilakukan karyawan agar pemilik yang baru mau melaksanakan peralihan kepemilikan sesuai dg pasal 163 uu tenaga kerja th 2003 Balas dhanny silverlance mengatakan: 9 Februari 2012 pada 4:47 pm Salam kenal bro Perusahaan saya melakukan kerjasama dengan pihak ke 3 (outsourcing) untuk security, kemudian security yg sudah bekerja di perusahaan diberikan opsi untuk bergabung dengan outsourching tsb. Dalam kasus ini, apakah perusahaan wajib memberikan pesangon? jika iya mengacu pada pasal brp? my thanks. Balas yasser mengatakan: 14 Februari 2012 pada 8:16 am dalam jangka 2 bulan ini perusahaan akan melakukan perubahan kepemilikan, melihat pasal 163 ayat 1 ini, apakah karyawan dapat langsung mengajukan tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, ataukah menunggu opsi dari pengusaha, atau terhitung mengundurkan diri normal. Balas hasan mengatakan: 2 Maret 2012 pada 3:54 am di perusahaan saya kerja cuma ada 3 karyawan, dan tidak ada perjanjian kontrak kerja.. apakah suatu saat nanti jika kami dikeluarkan dengan sepihak bisa menuntut pesangon Balas Lut mengatakan: 25 Agustus 2012 pada 11:20 pm Tidak dapat pesangon karena semua di atur di UU Ketengakerjaan berdasarkan perjanjian kerja antara 2 belah pihak. Balas ari.ikhsan mengatakan: 13 Maret 2012 pada 2:25 pm Pak, gmna klu perushaan mmbri uang pesngon sebsar 1 x ketntuan pasal 156 ayt 2, uang penghrgaan msa krja sbsar 1 x ktntuan pasl 156 ayt 3, dn uan penggntian hak sesuai ktntuan pasl 156 ayt 4, pi prusahaan mnrima kta bkrja dimulai dri nol msa krja lg, nmun bgaimana klu tb2 bru bbrpa blan krja kta di phk, otmatis kta tdk dpt uang psgon lg, ap yg hrus di lakukan ?. Trma kash Balas gaulego mengatakan: 15 April 2012 pada 4:09 am Alangkah beruntungnya andai sd dapat pesangon 1x dr perusahaan lama daripada kita berharap yg tak pasti dr yg baru. Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 7 of 11 11/7/2013 5:53 PM Balas gaulego mengatakan: 30 April 2012 pada 9:02 am Sebelum hitung-hitungan itu terjadi, lebih dahulu teror pengusaha baru agar membuat perjanjian dgn pengusaha lama dlm hal clearing hub kerja dgn kary. Kecuali pengusaha baru itu mau terima resiko andai yg anda maksud terjadi, karena anda pasti emosi dan marah. Kita berharap 2 x pasal 156 ayat 2 dst. Masalah kerja atau tidak pd pengusaha baru ntar dulu. Klo diterima malah seru, its HERO, ya bukan? Balas Ricky mengatakan: 7 Juni 2012 pada 8:32 am Dengan hormat, Perusahaan saya sebelum menjadi PT adalah rep oce, dikarenakan beberapa hal, ada rencana untuk merubah kembali status PT tersebut menjadi rep oce, pertanyaannya apakah hal ini dapat dilakukan dan bagaimana dengan status kepegawaian karyawan (note: tidak ada pemutusan hubungan kerja), terima kasih. Balas benkjakarta mengatakan: 14 Juni 2012 pada 6:20 am Permisi Pak, Saya mau tanya bagaimana kalau seandainya saya seorang Manager HRD yang baru bergabung ke sebuah serbuah perusahaan swasta dan mau menyelesaikan masalah Karyawan/Karyawati di Perusahaan tersebut, karena selama ini mereka tidak pernah mendapatkan Surat Perjanjian Kerjasama dan hanya berdasarkan lisan untk bekerja di Perusahaan ini.Tapi dari Owner sendiri mau mendepak mereka semua karena satu atau berbagai macam hal tanpa mengeluarkan uang pesangon apapun. Balas indra mengatakan: 31 Juli 2012 pada 7:30 am salam kenal, bagaimana karyawan yang menolak apabila dia dimutasi ke pusat di Bali, di karenakan gedung kantor cabang di surabaya sudah di jual dan tidak dibuka kantor lagi di Surabaya Balas zaizaa mengatakan: 1 September 2012 pada 1:57 pm perusahaan saya sudah 2 bulan ini di take over,tetapi pemilik baru tetap ingin mempekerjakan karyawan lama.mereka tidak mengubah status karyawan.mereka tetap memberikan hak2 normatif karyawan yang selama ini di terima.walaupun ada sedikit aturan dalam operasional kerja yang di rubah.akan tetapi karyawan sebenarnya ingin supaya semua di PHK terlebih dahulu baru kalau pemilik baru ingin menjalin hubungan kerja lagi silahkan buat mengkontrak.apa karyawan berhak menuntut hal itu terhadap pemilik baru?mohon segera di balas Balas p.siregar mengatakan: 7 September 2012 pada 10:28 am pak,perusahaan tempat sy bekerja melakukan joint venture di holding(singapore) dan untuk cabang perusahaan di indonesia ada 3.menurut surat edaran manajement joint venture hanya di perusahaan Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 8 of 11 11/7/2013 5:53 PM induk. pertanyaannya: 1.dan apabila surat edaran itu hanya mengelabui karyawan.joint venture terjadi di cabang,apa hukum yg menjerat pengusaha,dan hak yg harus di dapatkan karyawan? 2.departement pemerintah yg menangani hal tentang joint venture,untuk pembuktian kebenaran joint venture terhadap perusahaan yg ada di indonesia? Balas mas soso nurpe mengatakan: 14 September 2012 pada 10:38 am Saya bekerja diperusahaan A th 1972, kemudian managemen diambil alih B. sejak itu semua urusan baik gaji maupun kebaksanaan diambil alih B dan A tidak tidak berperan apa apa. Yg ingin saya tanyakan, masa kerja saya dihitung th 1972 atau th 1990, Terima kasih jawabannya Balas ayu mengatakan: 30 Oktober 2012 pada 6:07 am saya bekerja di building management sebelumnya building management masih 1 group dengan developer skrg setelah developer serah terima ke pprs (perhimpunan penghungni) maka building management skrg terlepas dr developer yg ingin saya tanyakan apakah saya harus mendapatkan pesangon krn pengalihan ini ataw tidak krn diperjanjian kerja saya, saya adalah karyawan tetap di developer Balas hariri mengatakan: 21 November 2012 pada 6:27 am macam mane kalau peralihan syarikat ? tolong bagi ayat . saya tidak paham Balas HERY PURYANTO mengatakan: 15 Desember 2012 pada 11:08 am Pak mohon pencerahanya. Pabrik tempat sy bekerja akan mlalkukan Pemutihan seluruh karyawan tetapny +/- 200 orang dengan pesangon 1x PMTK. Pabrik sy dlm keadaan sehat dan tetap berjalan, dan tetap pemilik yg sama hanya saja cuma ingin semua karyawanya menjadi kontrak (karyawan yg sudah di PHK bisa bkrja lg). Menurut bpk apa benar UU no13/2003 pasal 163 membenarkan kasus ini. Karna menurut pabrik tmpat sy bkerja, Telah terjadi perubahan Status dari Tetap menjadi Kontrak)? Apa kami salah apabila menuntut 2 PMTK pd pabrik? Trima kasih atas jawabany Balas rrf91, mengatakan: 4 Januari 2013 pada 4:25 pm mohon maaf izin bertanya, sebagaimana diketahui bahwa pengalihan perusahaan (akuisisi) menyebabkan perubahan kepemilikan..perubahan kepemilikan hanya disebutkan dalam pasal 163 ayat (1) ketika pihak yang menolak adalah pekerja, sedangkan dalam pasal 163 ayat (2) ketika pihak pengusaha yang menolak tidak disebutkan perihal perubahan kepemilikan ini..dengan kata lain UU tidak mengatur mengenai PHK yang dilakukan pengusaha akibat pengusaha tidak bersedia mempekerjakan pekerja dalam hal akuisisi ini. berdasarkan hal tersebut maka akan timbul dua opini : 1.pasal 163 ayat (2) tidak berlaku pada akuisisi. 2.pasal 163 ayat (2) berlaku pada akuisisi dengan penafsiran tertentu. pertanyaannya penafsiran yang seperti apa agar opini kedua dapat dibenarkan dengan legal reasioning Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 9 of 11 11/7/2013 5:53 PM yang tepat? mohon bantuannya untuk melengkapi bahan skripsi Balas afan mengatakan: 22 Maret 2013 pada 7:57 am ab Balas gogor budiono mengatakan: 2 April 2013 pada 5:32 pm saya kary di koperasi peg telkom sbb,atas arahan management pt.Telkom,bahwasanya semua mitra kerja pt.TELKOM yg berbendera koperasi tdk di perkenankan lagi mengikuti job tender dlm rangka pengelolaan jaringan akses di pt.TELKOM,sehingga mitra kerja telkom yg ada hrs berbendera pt.dlm hal ini koperasi yg sdh berpuluh-puluh tahun bermitra dlm menunjang pekerjaan telkom turut serta mendirikan pt,yg saya tanyakan:1.bgm status masa kerja saya? 2.bgm perhitungan pesangon bila kami tdk menghendaki bekerja di persh yg baru.yg durasi kontrakny dg ptTELKOM hanya setahun stlh itu di evaluasi kembali?dg kata lain bisa di beri job lagi atau tidak.tergantung performance kerja.sekian terimakasih Balas yusup mengatakan: 19 Mei 2013 pada 2:29 pm mohon izin bertanya pa,saya bekerja di pt A dari agustus 2012 sampe 1 maret 2008,lalu saya di mutasi ke pt B.saat itu masih satu manajemen.ketika di thn 2010 manajemen terpisah satu dng yang lain,sejak itu saya menanyakan kejelasan hak pesangon di pt A sampe saat ini belum kelar..bagaimana perhitungan nya pamohon pencerahannya.terima kasih banyak pa Balas ktandoksu2 mengatakan: 25 Juni 2013 pada 3:21 am teman saya bekerja pada suatu kopkar bumn, sudah lebih dari 5 tahun, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun dengan status karyawan kontrak dimana kontrak tersebut diperbaharui setiap tahunnya (padahal k lo lihat lihat uu no 13 th 2003 karyawan kontrak max.2 th dan diperpanjang 1 th > apakah mungkin terjadi pelanggaran uu oleh kopkar tersebut???). kemudian ada rencana peralihan ke sebuah PT dimana seluruh karyawan kontrak tersebut harus menjalani serangkaian tes ( kesehatan dan wawancara yang dilakukan oleh PT yang baru. Yang saya ingin tanyakan adalah apakah karyawan kontrak yang lulus tes dan diterima PT yang baru berhak menuntut pesangon??? Dan bagaimna nasib Karyawan kontrak yang tidak diterima oleh PT yg baru, berhak menerima pesangon apa tidak? besarnya berapa pesangon tersebut? terima kasih Balas zaenal hakim mengatakan: 30 Agustus 2013 pada 3:16 am saya mau tanya,perusahaan sy berkerja telah di akuisisi pada tahun 2012,dan tidak ada nya penawaran sesuai pasal 163 uu 2003,dan perusahaan saya merencanakan perpindahan dalam 1 kabupaten.karyawan meminta ada nya pemutihan dahulu sebelum perpindahan.apakah tututan karyawan bisa terjadi? Balas Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 10 of 11 11/7/2013 5:53 PM Tema: Contempt oleh Vault9. Blog pada WordPress.com. Kedudukan Pekerja J ika Terjadi Perubahan Status Perusahaan | Buruh Indo... http://mantanburuh.wordpress.com/2011/04/17/kedudukan-pekerja-jika-te... 11 of 11 11/7/2013 5:53 PM