Gain Control With A Diode
Gain Control With A Diode
JUDUL
GRUP
5
5D
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PEMBUAT LAPORAN : -
NAMA PRAKTIKAN
1. Dustin Riyadi
3. Nofal Gusti
: 5 Oktober 2011
: 12 Oktober 2011
N I L A I
:..........
KETERANGAN
: .................................................
..................................................
..................................................
2. DIAGRAM RANGKAIAN
3. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
1 Universal power supply
1 Wobble function generator
3 Universal patch panel
1 Oscilloscope
1 Multimeter digital
2 Resistor 100 Ohm
1 Resistor 220 Ohm
2 Resistor 1 KOhm
1 Resistor 6,8 KOhm
2 Resistor 10 KOhm
1 Resistor 47 KOhm
3 Resistor 100 KOhm
1 variable capasitor 5 . . 500 pF
1 Capasitor 100 pF
4 Capasitor 0,1 F
1 Capasitor 1 F
1 Coil 140 H
1 Diode 1N4148
1 Diode AA118, N4007
2 Transistor BC 107, base left
TATA LETAK KOMPONEN
DAFTAR KOMPONEN
RESISTOR
R1 = 10 KOhm
R7 = 100 Ohm
R2 = 220 Ohm
R8 = 100 KOhm
R3 = 100 KOhm
R9 = 100 KOhm
R4 = 47 KOhm
R10 = 10 KOhm
R5 = 100 Ohm
R6 = 1 KOhm
Tambahan : R1 = 1 KOhm
KAPASITOR
DIODA
C1 = 5 . . 500 pF Variabel
V2 = 1N4148
C2 = 100 Nf
V3 = AA118
C3 = 100 nF
C4 = 100 nF
C5 = 100 pF
C6 = 1 F
C7 = 100 nF
TRANSISTOR
V1 = BC 107
V4 = BC 107
COIL
L1 = 140 ( SO 5123 6R )
4. PENDAHULUAN
Pada penerima-penerima radio AM, penguatannya harus dikendalikan oleh tegangan
rata-rata yang diterima dari suatu transmisi (automatic gain control, AGC). Ini diperlukan
untuk menghindari over-driving pada tingkat HF yang mana akan dapat menyebabkan
distorsi, pada penekanan secara keseluruhan dari modulasi AM. Alas an berikut dari
penggunaan AGC, adalah: menyamakan keluaran dari tingkat HF untuk level-level yang
bervariasi dari masukannya, mengimbangi perubahan dalam kuat medan suatu transmisi
(fading).
Pada umumnya, penguat dikontrol dalam 1 atau 2 penguat IF dan mungkin pada
tingkat HF.
Untuk melakukan suatu kendali, suatu tegangan DC diperlukan, besarnya ditentukan
oleh sinyal rata-rata yang diterima, tetapi tidak bergantung pada tingkat modulasi. Tegangan
tersebut merupakan tegangan referensi yang disediakan pada keluaran demodulator. Untuk
dapat memakai tegangan ini, sinyal-sinyal HF dan IF yang tidak diinginkan harus dibuang
dengan menggunakan filter.
Konstanta waktu dari filter menentukan kecepatan dari tanggapan proses pengendalian. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.1 diatas.
Pada percobaan yang akan dilakukan ini, penguatan dari tingkat HF dikendalikan dengan
menggunakan suatu pembagi tegangan variable pada masukan rangkaian ini. Jalur shunt
pembagi mengandung sebuah diode yang dibias-forward (maju), seperti yang terlihat pada
gambar 4.2 di bawah ini.
Dengan resistansi maju, diode akan memberikan tanggapan pada pembagi, dengan demikian
tegangan keluarannya akan berubah-ubah. Kapasitor C, semata-mata hanyalah komponen
dekopling DC. Fungsi dari rangkaian ini pada awalnya, diselidiki dengan suatu tegangan
terkendali yang dihasilkan secara manual. Kemudian, rangkaian yang lengkap dibentuk.
Sebuah pengubah impedansi dihubungkan.
5. LANGKAH PERCOBAAN
5.1 Membuat rangkaian seperti yang diperlihatkan pada diagram (bagian 2). Pengatuan
rangkaian :
Osiloskop : Channel 1 ke input, channel 2 ke MP2
Potensiometer pada awalnya diputar penuh berlawanan arah jarum jam.
5.1.1 Menset tegangan input Vipp = 100 mV. Memasukan pada penguat, frekuensi
5.1.2
sebesar 1 Mhz.
Memutar P1 perlahan-lahan searah jarum jam, dan menjelaskan efek apa yang
5.1.3
5.1.4
5.2
sedemikian rupa sehingga untuk setiap pengukuran, tegangan input diatur sedemikian
rupa sehingga untuk setiap pengukuran, tegangan outputnya merupakan nilai yang
konstan. Alat-alat yang digunakan tetap pada percobaan 5.1, dengan tambahan hubungan
voltmeter ke MP4.
5.2.1 Memeriksa jajaran pada penguat yang ditala (tuned amplifier). Mengukur tegangan
input untuk tanggapan DC yang diberikan pada MP4, U4, untuk tegangan output
5.2.2
5.3.2
5.3.3
5.3.4
5.3.5
5.3.6
6. DATA PERCOBAAN
Lembar kerja 1
Untuk 5.1.2
Pengaruh P1 : Membuat tegangan keluaran berubah dalam magnitudo.
Untuk 5.1.3
Hubungan antara tegangan pada MP1 dan MP2 :
Untuk 5.1.4
Dioda, membias maju melalui P1 sehingga resistansi tegangan berbagi, R2, C2 berubah
(C2 akan sebagai dicoupling kapasitor, resistansinya bisa diabaikan), sehingga tegangan
kontrol dapat dikurangi.
Lembar kerja 2
Untuk 5.2.1 dan 5.2.2
Pengukuran karakteristik kontrol
Fo = 1 MHz, Vopp = 16 V = konstan
U4/V
Vipp/mV
G=
0
0,4
40
3
0,6
26,6
6
0,8
20
9
0,9
17,7
12
1,2
13,3
14
2,2
7,27
Untuk 5.2.3.
Range control
Gmaks = 32,04 dB
Gmin = 17,23 dB
G = 93,9 93,45 = 14,81 dB
Lembar kerja 3
Untuk 5.3.1
Teg. Output Vopp/V
12
16
20
0,5
1,29
2,08
2,87
3,66
Hubungan antara Vo dan tegangan referensi : Semakin besar tegangan output di MP2, maka
makin besar pula tegangan referensi pada MP5.
Untuk 5.3.2
Kegunaan dari impedance converter : converter memindahkan tegangan input dc ke tegangan
output (MP4) tanpa ada perubahan.
Untuk 5.3.3
Pengaruh dari feed back tegangan referensi : meskipun tegangan input berubah-ubah,
tegangan output berubah hanya sendiri.
Lembar Kerja 4
Untuk 5.3.4
Vi meningkat tegangan referensi meningkat tegangan titik A meningkat tegangan
pada MP4 meningkat dioda D2 mengkonduksi banyak tegangan control pada MP1
terbagi kenaikkan pada V1 terbailk
Untuk 5.3.5
Hubungan antara Vi dan Vo
Fo = 1 MHz = konstan
Vipp/mV
a) Tanpa control Vopp/V
20
1,8
40
3,6
60
5,2
80
7
100
8,6
1,8
2,5
3,4
3,8
Untuk 5.3.6
7. ANALISA DATA
Pada praktikum kali ini, yaitu mengenai gain control with diode dapat dilihat bahwa
potensiometer(P1) pada rangkaian akan memberikan pengaruh terhadap nilai tegangan pada
MP2, dimana ketika P1 diputar searah jarum jam maka nilai tegangan pada MP2 akan menjadi
minimum, yaitu sebesar 3,5 Vpp.
Hubungan yang dapat dilihat antara tegangan MP1 dan MP2 ketika potensiometer (P1)
diputar searah jarum jam, maka nilai tegangan pada MP1 lebih besar daripada tegangan pada
MP2. Begitu pula ketika P1 diputar berlawanan arah jarum jam. Hal ini dikarenakan tegangan
pada MP2 telah mengalami peningkatan yang disebabkan oleh transistor yang telah dilewati
yaitu U1.
Dioda pada rangkaian berfungsi untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah
dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya.
Ketika MP4 dihubungkan ke voltmeter dan tegangan output pada MP2 diatur konstan yaitu
sebesar 16 V dan tegangan DC sebesar 0 V diberikan pada MP4 maka tegangan input yang
dihasilkan adalah sebesar 0,32 mV. Sementara ketika tegangan DC yang diberikan pada MP4
sebesar (3,6, dan 9) V maka tegangan input yang dihasilkan akan meningkat namun bernilai
konstan yaitu sebesar 0,34 mV. Tegangan input akan mengalami penurunan kembali menjadi
sebesar 0,32 mV ketika tegangan yang diberikan pada MP4 ditingkatkan menjadi (12 dan 14)
V.
Dari hasil perhitungan gain atau penguatannya maka dapat dilihat bahwa grafiknya akan
berbentuk low pass filter, yaitu turun lalu konstan dan kemudian naik kembali.
Range control untuk penguatan maksimum adalah sebesar 93,9 dB, sementara range control
untuk penguatan minimum adalah sebesar 93,45 dB. Maka range control untuk penguatannya
adalah sebesar 0,45 dB.
Setelah potensiometer (P1) dilepas dan diganti dengan rangkaian pengikut emitter (pengubah
impedansi), serta R1 diganti dengan resistor 1 KOhm maka dapat dilihat bahwa tegangan
referensi pada MP5 akan mengalami peningkatan sesuai nilai tegangan output yang diatur
pada MP2.
Kegunaan dari impedance converter pada rangkaian ini adalah untuk mengubah impedansi
pada rangkaian, yaitu dengan pemberian sebuah transistor BC 107 yang mengakibatkan
tegangan output akan mengalami peningkatan.
Ketika MP5 dihubungkan dengan input dari converter stage (input A) maka tegangan output
akan semakin besar bila nilai tegangan input yang diberikan juga semakin besar. Ini
merupakan pengaruh dari feed back tegangan referensi.
Tegangan output akan meningkat apabila tegangan input yang diberikan semakin besar, baik
dengan control ( menghubungkan MP5 ke titik A) maupun tanpa control (melepas hubungan
MP5 dengan titik A).
Dari hasil penggambaran grafik hubungan antara tegangan output dan tegangan input dapat
dilihat bahwa hubungan antara keduanya adalah berbanding lurus.
8. KESIMPULAN
Amplitudo tegangan control dipengaruhi oleh potensiometer P1.
Tegangan akan semakin besar apabila potensiometer P1 diputar berlawanan arah jarum
jam.
Tegangan akan meningkat apabila melewati sebuah transistor. Hal ini terjadi karena
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
diberikan.
Kegunaan dari impedance converter pada rangkaian adalah untuk mengubah
impedansi pada rangkaian, yaitu dengan pemberian sebuah transistor BC 107 yang
9. REFERENSI
Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin
memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana
isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah
yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan
sebagai kondensator terkendali tegangan.
Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik
menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik
mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi
elektronik dari katup pada transmisi cairan.
Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-benar
menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai
karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang
digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut
katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti
silikon atau germanium.
I. Simbol Umum Dioda
Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis yang
melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu
sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung
anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).
Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias maju. Lapisan
yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai lapisan deplesi (depletion layer),
pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan hole dan electron. Secara sederhana cara kerja
dioda pada saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju,
maka electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif batere
(berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian katoda (sisi N dioda)
akan membuat electron yang ada pada katoda akan bergerak menuju anoda dan membuat
depletion layer akan terisi penuh oleh electron, sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai
kawat yang tersambung.
IV. Bias Mundur Dioda
Simbol untuk dioda tabung hampa pemanasan taklangung, dari atas kebawah adalah anoda,
katoda dan filamen pemanas. Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang
merupakan susunan elektroda-elektroda di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik
pertama bentuknya sangat mirip dengan bola lampu pijar.
Dalam dioda katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas secara tidak langsung
memanaskan katoda (Beberapa dioda menggunakan pemanasan langsung, dimana filamen
wolfram berlaku sebagai pemanas sekaligus juga sebagai katoda), elektroda internal lainnya
dilapisi dengan campuran barium dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari logam
alkali tanah. Substansi tersebut dipilih karena memiliki fungsi kerja yang kecil. Bahang yang
dihasilkan menimbulkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju,
elektroda logam disebelah yang disebut anoda diberi muatan positif jadi secara elektrostatik
menarik elektron yang terpancar.
Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan anoda yang
tidak terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik. Karenanya, aliran listrik terbalik apapun
yang dihasilkan dapat diabaikan.
Dalam sebagian besar abad ke-20, dioda katup termionik digunakan dalam penggunaan isyarat
analog, dan sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini, dioda katup hanya digunakan pada
penggunaan khusus seperti penguat gitar listrik, penguat audio kualitas tinggi serta peralatan
tegangan dan daya tinggi.
Dioda semikonduktor
Sebagian besar dioda saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n semikonduktor. Pada
dioda p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anoda) menuju sisi tipe-n (katoda), tetapi tidak
mengalir dalam arah sebaliknya.
Tipe lain dari dioda semikonduktor adalah dioda Schottky yang dibentuk dari pertemuan
antara logam dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.
Karakteristik arustegangan
Karakteristik arustegangan dari dioda, atau kurva IV, berhubungan dengan perpindahan dari
pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pemiskinan yang terdapat
pada pertemuan p-n di antara semikonduktor. Ketika pertemuan p-n dibuat, elektron pita
konduksi dari daerah N menyebar ke daerah P dimana terdapat banyak lubang yang
menyebabkan elektron bergabung dan mengisi lubang yang ada, baik lubang dan elektron
bebas yang ada lenyap, meninggalkan donor bermuatan positif pada sisi-N dan akseptor
bermuatan negatif pada sisi-P. Daerah disekitar pertemuan p-n menjadi dimiskinkan dari
pembawa muatan dan karenanya berlaku sebagai isolator.
Walaupun begitu, lebar dari daerah pemiskinan tidak dapat tumbuh tanpa batas. Untuk setiap
pasangan elektron-lubang yang bergabung, ion pengotor bermuatan positif ditinggalkan pada
daerah terkotori-n dan ion pengotor bermuatan negatif ditinggalkan pada daerah terkotori-p.
Saat penggabungan berlangsung dan lebih banyak ion ditimbulkan, sebuah medan listrik
Dioda
Dioda zener
LED
Dioda foto
Dioda terobosan
Dioda varaktor
Dioda Schottky
SCR
bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah
keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda, dioda bandangan berkoefisien positif,
sedangkan Zener berkoefisien negatif.
Dioda Cat's whisker
Ini adalah salah satu jenis dioda kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat logam tipis
dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya galena atau sepotong batu
bara[5]. Kawatnya membentuk anoda dan kristalnya membentuk katoda. Dioda Cat's whisker
juga disebut dioda kristal dan digunakan pada penerima radio kristal.
Dioda arus tetap
Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan langsung ke kaki
sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang
membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, dan
lalu menahan arus untuk tidak bertambah lebih lanjut.
Esaki atau dioda terobosan
Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang disebabkan
oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat dan sirkuit dwimantap
sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan terhadap radiasi radioaktif.
Dioda Gunn
Dioda ini mirip dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau InP
yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang semestinya, domain dipol
terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi
tinggi dibuat.
Demodulasi radio
Penggunaan pertama dioda adalah demodulasi dari isyarat radio modulasi amplitudo (AM).
Dioda menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, meninggalkan isyarat audio. Isyarat audio
diambil dengan menggunakan tapis elektronik sederhana dan dikuatkan.
Pengubahan daya
Penyearah dibuat dari dioda, dimana dioda digunakan untuk mengubah arus bolak-balik
menjadi arus searah. Contoh yang paling banyak ditemui adalah pada rangkaian adaptor. Pada
adaptor, dioda digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah.
Sedangkan contoh yang lain adalah alternator otomotif, dimana dioda mengubah AC menjadi
DC dan memberikan performansi yang lebih baik dari cincin komutator dari dinamo DC.
Gain Control
Pentingnya Gain Control yang dilakukan memakai suatu alat yang disebut Compressor
Limiter and Expander didalam suatu rekaman pada semua alat musik atau tracks.
Control gain ini dilakukan pada setiap tracks dan dilakukan berbeda beda tergantung peralatan
yang dipakai saat rekaman.
Jika memakai DAW, maka setting Compressor Limiter Expander ini dilakukan saat Tracking
tetapi hanya pada Track Monitor saja bukan pada Input Channels. Ini supaya setting itu masih
bisa anda rubah lagi nantinya, jika anda lakukan pada Input Channels maka setting itu akan
direkam permanen didalam Track dan tidak mungkin bisa anda rubah lagi nantinya. Hal
permanen ini sebisa mungkin dihindari.
Tetapi jika bekerja dengan peralatan Analog yang memiliki Outboard Compressor terbatas,
maka sebisa mungkin anda harus commit dengan settingan kompresor saat basic track ke Pita.
Kecuali jika anda memakai Board SSL G+ yang sudah memiliki kompresor pada setiap
channels.
RANGAKAIAN DIODA