2
z p
Dp
=
1
z p
dp
=
z2 = z1 x i
Cp
] 28 , 6 / ) z
) Cp 2 (
2
z
2
1 2
- [(z z
Lp
2 1
+ +
+
=
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
138
Cp bisa dalam bentuk pecahan untuk memudahkan
perhitungan.
9. Setelah didapat panjang sabuk, cocokkan dengan nomer sabuk
standar yang ada di pasaran berdasarkan tabel 5.5. (untuk
sabuk tipe L dan H)
Tabel 5.5 Nomer nominal, jumlah gigi dan panjang sabuk gigi
standar
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
139
10. Setelah dicocokkan dengan tabel 5.5, maka ada kemungkinan
panjang sabuk berubah, sehingga jarak antar porosnya pun
menjadi berubah. Karena itu maka diperlukan
koreksi/penyesuaian pada Cp, dengan persamaan :
(
(
|
.
|
\
| +
+ |
.
|
\
| +
=
2
1 2
2
2 1 2 1
) z - (
9,86
2
-
2
z
-
2
z
- L
4
1
Cp z
z
L
z
Karena Cp berubah nilainya, maka jarak antar poros (C)
menjadi berubah juga, dimana :
11. Daya yang dapat ditransmisikan per inchi lebar sabuk gigi (Po)
ditampilkan dalam tabel 5.6. Pada tabel 5.6 ini hanya terbatas
pada sabuk gigi tipe L dan H, untuk tipe-tipe yang lain dapat
dilihat pada buku referensi lain. Untuk mencari Po, diperlukan
jumlah putaran puli kecil (n1), dan jumlah gigi puli kecil (z1). Bila
diperlukan dapat digunakan interpolasi.
C= Cp x p
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
140
Tabel 5.6 Kapasitas daya yang ditransmisikan setiap inchi lebar
sabuk gigi
Dalam satuan kW
12. Sudut kontak sabuk ()
C
dp) - 57(Dp
- 180 =
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
141
13. Jumlah gigi terkait (JGT)
Yaitu jumlah gigi sabuk yang terkait pada gigi puli. Semakin
banyak gigi yang terkait akan semakin baik, karena nilai JGT
yang kecil akan memperpendek umur sabuk. Nilai JGT
dihitung berdasarkan persamaan :
Jika JGT kurang dari 6, maka perlu dilakukan koreksi dalam
perhitungan faktor lebar gigi. Faktor koreksi untuk berbagai
nilai JGT ditabelkan dalam tabel 2.7.
Tabel 5.7 Faktor koreksi untuk berbagai JGT
14. Faktor lebar gigi (fw)
Setelah mendapatkan fw, kemudian lihat gambar 5.3 untuk
menentukan lebar sabuk standar. Perlu diperhatikan bahwa
satuannya adalah 1/100 inci. Misal, bila angka lebar sabuk yang
ditunjukkan pada gambar adalah 100, maka artinya lebar sabuk
adalah 1 inci, dan seterusnya.
15. Lebar gigi sabuk di pasaran (Wb)
1
z
=
360
JGT
ft Po
Pd
fw
=
Wb = 25,4 x lebar sabuk standar [mm]
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
142
Dimana Wb dalam satuan [mm], dan lebar sabuk standar
dalam satuan [inci]
16. Kesimpulan hasil perhitungan
Jenis & nomer sabuk, panjang dan lebar sabuk, Jumlah gigi puli
kecil dan besar, jarak antar poros.
Gambar 5.3. Lebar sabuk gigi standar
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
143
CONTOH :
Sebuah mesin gerinda digerakkan oleh motor listrik AC (momen
tinggi) dengan daya 2,2 kW 1450 rpm, digunakan untuk memutar
poros hingga kecepatan 1000 rpm. Jarak sumbu poros 430 mm.
Pilih sabuk gigi dan puli yang sesuai, jika mesin bekerja 8 jam
sehari !
PENYELESAIAN :
Dari soal diketahui : P=2,2 kW; n1=1450 rpm; i=1450/1000=1,45 ;
C=430mm
1. Daya rencana (Pd)
Terlebih dahulu kita harus mencari faktor koreksi yang tepat,
dari tabel 5.1 untuk mesin perkakas yang bekerja 8 jam/hari
didapat fc=1,5.
Kemudian kita carifaktor koreksi tambahannya, dari tabel 5.2,
untuk perbandingan putaran (i) 1,45, maka fc=0,1. Untuk
persyaratan kerja, karena bekerja hanya 8jam/hari maka
digolongkan menjadi penganggur dengan fc=0,2. Sehingga
fc (total) = 1,5+0,1+0,2 = 1,8.
Pd = fc x P = 1,8 x 2,2 = 3,96 kW
2. Pemilihan sabuk gigi berdasarkan gambar 5.2, untuk Pd=3,96
dan putaran puli kecil 1450 rpm, didapat tipe sabuk gigi H.
3. Ukuran sabuk gigi, berdasarkan tabel 5.3 untuk penampang
sabuk gigi H, didapat jarak bagi (p)=12,70 mm
4. Jumlah gigi minimum puli kecil, berdasarkan tabel 5.4 diambil
nilai 20, sehingga z1=20 gigi
5. Jumlah gigi puli besar (z2)=z1 x i = 20 x 1,45 = 29 gigi
6. Diameter jarak bagi puli kecil (dp)
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
144
85 , 80
20 7 , 12 z p
dp
1
=
=
t t
mm
7. Diameter jarak bagi puli besar (Dp)
23 , 117
14 , 3
29 7 , 12 z p
Dp
2
=
=
t
mm
8. Panjang sabuk gigi (Lp)
7 , 12
430
= =
p
C
Cp
Cp
] 28 , 6 / ) z
) Cp 2 (
2
z
2
1 2
- [(z z
Lp
2 1
+ +
+
=
7 , 12
430
] 28 , 6 / ) 20 - [(29
)
7 , 12
430
2 (
2
29 20
Lp
2
+ +
+
=
277 , 92
7 , 12
430
054 , 2
7 , 12
860
2
49
Lp = + + =
9. Kemudian nilai 92,277 digenapkan menjadi 93, dengan
mencocokkan dengan tabel 5.5 untuk nomer sabuk gigi
standar, didapat nomer sabuk gigi 465H.
10. Karena ada penggenapan panjang sabuk, maka Cp dihitung
ulang.
(
(
|
.
|
\
| +
+ |
.
|
\
| +
=
2
1 2
2
2 1 2 1
) z - (
9,86
2
-
2
z
-
2
z
- L
4
1
Cp z
z
L
z
(
(
|
.
|
\
| +
+
+
=
2
2
) 20 - 29 (
9,86
2
-
2
29 20
- 93 )
2
29 20
- (93
4
1
Cp
( )
(
+ =
2 2
) 9 (
9,86
2
- 68,5 68,5
4
1
Cp
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
145
| | 22 , 34 38 , 68 68,5
4
1
Cp = + =
Karena Cp berubah, maka jarak antar sumbu poros aktual
adalah :
C= Cp x p = 434,594 mm
11. Daya yang ditransmisikan oleh setiap inci sabuk gigi,
berdasarkan tabel 5.6, dengan interpolasi.
Putaran puli kecil (rpm) Jumlah gigi puli kecil (20)
1400 3,10
1450 x
1600 4,11
10 , 3 11 , 4
10 , 3
1400 1600
1400 1450
x
3525 , 3 10 , 3 01 , 1
200
50
= + |
.
|
\
|
= x Jadi didapat Po=3,3525
kW
12. Sudut kontak sabuk ()
( )
=
= = 23 , 175
594 , 434
85 , 80 23 , 117 57
180
C
dp) - 57(Dp
- 180 u
13. Jumlah gigi terkait (JGT)
735 , 9 20
360
23 , 175
360
JGT
1
= = = z
u
gigi
Berdasarkan tabel 5.7, untuk JGT yang lebih dari 6,
maka ft = 1,0.
14. Faktor lebar gigi (fw)
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
146
18 , 1
1 3525 , 3
96 , 3
ft Po
Pd
fw =
=
Lihat gambar 5.3, dimana nilai fw (1,18) berada antara 1,0
1,56, ikuti garis tebal, sehingga didapat lebar sabuk standar
1,5 inchi.
15. Lebar gigi sabuk (Wb)
Wb = 25,4 x 1,5 = 38,1 mm
16. Kesimpulan :
Jenis sabuk : sabuk gigi tipe H
Nomer sabuk : 465 H
Panjang sabuk : 93 gigi; 1181,1 mm
Lebar sabuk : 1,5 inchi; 38,1 mm
Jumlah gigi puli kecil : 20
Jumlah gigi puli besar : 29
Jarak antar poros : 434,594 mm
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
147
APLIKASI GAMBAR BELT DAN PULLY
Flat Belt
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
148
Pulley
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
149
Pully dan Sabuk
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
150
Timing Belt
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
151
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
152
Aplikasi Sistem Transmisi Sabuk, Sabuk Gigi dan Rantai
ELEMEN MESIN II
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
153
Sistem transmisi kabel