DASAR-DASAR CLAMPING
WORKHOLDER
Workholder memiliki dua makna tergantung dari sistem yang ditinjau :
Umum
Posisi Klem
Selalu bersentuhan dengan bk pada posisi yang rigid
Untuk menghindari defleksi bk shg tidak mengganggu pergerakan pahat.
Klem harus diletakkan sedemikian shg tidak mengganggu pergerakan pahat
Klem diletakkan shg operator dpt bekerja dng mudah & aman
D3 Teknik Mesin
Gaya pemotongan
Manfaatkan gaya pemotongan untuk membantu pencekaman.
Resultan gaya pemotongan diarahkan ke locator shg mengurangi gaya
pencekaman yang dibutuhkan.
Gaya pencekaman
Gaya pencekaman adalah gaya yang dibutuhkan untuk menjaga posisi bk
selama proses permesinan.
Besarnya gaya pencekaman tergantung dari besarnya gaya pemotongan
dan cara peletakan bk relatif terhadap pahat ( tool ).
Gaya pencekaman hanya cukup untuk menahan bk ke lokator. Gaya total
harus ditahan oleh locator.
D3 Teknik Mesin
Jenis Klem
Strap clamp
Mekanisme kerja seperti tuas / pengungkit
Berdasarkan posisi tuas, dibagi ke dalam tiga kelas; kelas 1, 2 , 3 .
Gaya yang diterima bk dan gaya yang dibutuhkan sebanding dengan posisi
tuas, karena itu pemilihan posisi tuas menjadi faktor yang sangat penting.
Dapat digerakan manual maupun secara mekanis.
D3 Teknik Mesin
Screw clamp
Menggunakan bentuk ulir
Keuntungan : pemakaian tak terbatas, biaya rendah, desain sederhana
Kerugian
: kecepatan operasi yang rendah.
D3 Teknik Mesin
D3 Teknik Mesin
Cam Clamp
A : titik terendah
B : titik tertinggi
E : titik bawah
G : titik atas
M : titik tengah.
D3 Teknik Mesin
Gaya P akan ada selama gaya Fo bekerja. Jika
gaya Fo dihilangkan, maka gaya P menjadi
berkurang. Keadaan semacam ini tidak
diinginkan didalam clamping element . Maka
dengan adanya friksi / gesekan, persamaan
keseimbangan momen menjadi :
momen = 0 terhadap titik
P. e + 1 . P . H + 2 . R . r 2 = F . L
Cam device direncanakan untuk memperoleh P
jauh lebih besar daripada F ( 10 s/d 20 kali),
disamping memperhatikan harga R yang
timbul. Harga perkiraan dari R adl. R=1,03.P,
Sehingga :
P. ( e + 1 .H + 1,03 . 2 . r2 ) = F.L
Tetapi secara praktis diperlukan faktor
keamanan FS ( safety factor), yang ditentukan
oleh :
( 1 .H + 2 .r2 ) / e = FS
P/F = L / (e + 1 .H + 1,03 . 2 . r2 )
Dengan assumsi bahwa cam dijepit dalam
keadaan self locking position dengan gaya P.
Fo / F = e / (e + 1 .H + 1,03 . 2 . r2)
F1 / P = ( - e + 1 .H + 1,03 2 .r2 ) / L
Contoh :
L = 125 mm, r2 = 6 mm, H = 21 mm, e = 2 mm
1 = 0,18 ; 2 = 0,05 ; required P = 2670 N
F = 130 N
P . e - 1.P.H - 2.R.r2 = - F1 . L
- P . e + 1.P.H + 2.R.r2 = 0
- e + 1 .H + 2 .r2 = 0
( 1 .H + 2 .r2 ) / e = 1
D3 Teknik Mesin
D3 Teknik Mesin
D3 Teknik Mesin
D3 Teknik Mesin
Toggle Clamp
Toggle clamp disebut juga linked operated
clamp ( Clamp yang operasinya berantai).
Prinsip kinematikan sama dengan eccentric
clamp.
Clamp jenis ini mempunyai flexibilitas
elastis yang cukup tinggi terhadap sumbu
matinya ( saat toggle dalam keadaan lurus).
Pada keadaan dead center (titik mati) ,
eksentriknya e = 0., dan dalam keadaan
tanpa gesekan. Gaya penjepit P menjadi
besar sekali.
Atau
untuk gaya penjepitan P yang besarnya
tertentu dapat ditimbulkan oleh suatu gaya
yang kecil .
D3 Teknik Mesin
Momen gaya terhadap pin sebelah kanan memberikan persamaan keseimbangan gaya
sbb.:
F1.B + .P ( B R ) = .P.R
F1 = { .P.( 2.R - B )} / B
Momen-momen gaya terhadap pusat bearing pin didapat ;
F. L = 2. .P. R {( A / B ) + 1 }
Contoh :
A toggle clamp has ; L = 300 mm, A = 19 mm, B = 50 mm and R = 6 mm
Assume = 0,15, then
F. L = 2. .P. R {( A / B ) + 1 }
F x 300 = 2 . 0,15 . P . 6 . { (19 + 50 ) / 50 }
P / F = 120,8 121
Power clamping
Gaya manual diganti dengan mekanis
Tenaga
: hydraulic, pneumatic atau air-to-hydraulic booster
Keunggulan : tekanan dapat dikendalikan & kecepatan clamping