Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

NAVIGASI DARAT

A.

PERLUNYA NAVIGASI DARAT BAGI PENCINTA ALAM


Seorang pecinta alam yang berkegiatan di alam bebas, di daerah yang

belum pernah ditinggali penduduk ataupun belum dijamah manusia, memerlukan


suatu ilmu dan alat alat bantu agar dapat menggunakan pedoman pedoman buatan
manusia ataupun tanda tanda alam untuk mengetahui posisinya, membaca
keadaan medan di sekitarnya sert mengetahui arah dan jarak objek yang ditujunya.
Tujuan akhir dari perginya seorang pecinta alam sejati ke alam bebas
adalah untuk kembali pulang dengan selamat, untuk itu di perlukan pengetahuan,
keterampilan dan peralatan yang memadai. Navigasi darat sebagai suatu ilmu
yang dapat membimbing seorang pecinta alam menuju arah yang benar dengan
melalui lintasan medan yang paling aman mutlak harus di kuasai.

B.

POKOK PEMBAHASAN NAVIGASI DARAT


- Memahami ketentuan ketentuan topografi dan geografi
- Membaca peta
- Menggunakan kompas
- Resection dan intersection
- Teknik melintasi medan dan rintangan

C.

KETENTUAN KETENTUAN TOPOGRAFI DAN GEOGRAFI


C.1 GARIS LINTANG (PARALEL) DAN GARIS BUJUR (MERIDIAN)
Bumi kita berbentuk elips hampir bundar yang berputar (berotasi) pada
sumbunya. Sambil berputar, bumi mengelilingi matahari (ber-revolusi)
dengan lintasan tertentu. Oleh para ahli geografi, bumi di bagi menjadi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

beberapa garis imajiner secara membujur dengan kota greenwich sebagai


meridian 0, terhadap kota greenwich bumi di bagi menjadi bujur barat
dan bujur timur. Garis meridian ini yang karena letaknya tegak lurus
dengan lintasan matahari berperan dalam membedakan waktu. Lintasan
matahari terhadap bumi (melalui equator) membagi bumi menjadi lintang
utara dan linntang selatan. Garis bujur dan lintang dinyatakan dalam
derajat 1 = 60 (menit) dan 1 = 60 (detik).
C.2 GRID
Pada lembaran peta topografi terdapat garis garis dengan jarak tertentu
yang saling tegak lurus (sumbu X dan sumbu Y), garis garis ini di sebut
grid.
Adanya grid ini memudahkan kita untuk menyatakan dengan tepat posisi
suatu tempat untuk memudahkan orang lain mencarinya dengan
mengunakan koordinat peta.
C.3 UTARA SEBENARNYA (TRUE NORTH = GEOGRAPHIC NORTH)
Utara sebenarnya adalah arah utara kutub bumi, merupakan poros
perputaran bumi. Garis garis meridian (bujur) karena suatu titik
merupakan patokan arah utara sebenarnya dari wilayah / tempat yang
dilatihnya.
C.4 UTARA PETA (GRID NORTH)
Utara peta adalah arah yang di tunjukkan oleh gari garis yang menuju ke
atas (sumbu Y) dari grid suatu peta, Utara peta di lambangkan (

C.5 IKHTILAF PETA (GRID CONVERGENCE = KONVERGENSI


MERIDIAN)
Garis meridian bumi seharusnya di gambarkan melengkung bila di
proyeksikan ke bidang datar, pad peta digambarkan lurus sehingga ada
perbedaan antara arah utara sebenarnya dengan arah utara yang di

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

tunjukkan peta, penyimpangannya di sebut Ikhtilaf Peta.


Dengan perkataan lain IP adalah sudut yng di bentuk antara garis
meridian (yang menuju US) dengan sumbu Y (arh utara yang di
tunjukkan peta). Ikhtilaf peta atau juga yang sering di sebut Inklinasi
berbeda harganya di setiap tempat .
C.6 UTARA MAGNETIK (MAGNETIK NORTH)
Utara magnetik adalah arah yang di tunjukkan oleh jarum kompas dari
suatu tempat tertentu ke Kutup Utara Magnetik Bumi.
Kutup Utara magnet bumi tidak berada tepat di poros utara perputaran
bumi tetapi terletak di atas teluk Hudson sebelah utara kanada. Utara
magnetik dilambangkan dengan tanda setengah anak panah (

).

C.7 IKHTILAF MAGNETIK (DECLINATION = DEKLINASI)


Karena kutup utara magnet bumi tidak tepat berada di poros utara
perputarn bumi (US) maka ada perbedaan antara arah utara yang di
tunjukkan oleh jarum kompas dengan arah utara sebenarnya,
penyimpangan ini di sebut ikhtilaf magnetik. Dengan perkataan lain : IM
adalah sudut yang di bentuk antara US dengan UM.
Harga ikhtilaf Magnetik berbeda besarnya tergantung pada lokasi suatu
tempat.
Ikhtilaf magnetik dibagi menjadi IM timur dan IM barat. IM timur
artinya posisi kutub utara magnet ada di sebelah timur US demikian jga
sebaliknya . Sebagai contohh harga IM di jakarta tahun 1974 adalah 11
ke arah timur sedangkan IM di padang adalah 040 barat.
C.8 VARIASI MAGNETIK (ANNUAL VARIATION)
Kedudukan utara magnetik selalu bergeser dari kedudukannya semula
dari tahun ke tahun karena pengaruh dari rotasi bumi. Variasi magnetik
biasanya di nyatakan per tahun, ada dua keadaan pengaruh variasi
magnetik terhadap besar ikhtilaf peta magnetik yaitu :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

1.

INCREASE artinya variasi magnetik menyebabkan pertambahan

nilai IM (sudut antara US dan UM semakin besar) karena UM bergeser


menjauhi US.
Contoh : bila pada variasi magnetik bergeser ke barat maka akan di sebut
Decrease.
Harga variasi magnetik di indonesia rata rata 2 per tahun ke timur.
Beberapa kota dalam suatu negara dapat memiliki VM yang berlainan,
misalnya : Jakarta 2 timur / th, Padang 1 timur / th dan makasar 2 timur
/ th.
C.9 SUDUT PETA MAGNETIK / SPM (GRID MAGNETIC ANGLE / GM
ANGLE)
Sudut peta magnetik adalah sudut yang di bentuk oleh garis utara peta
(UP) dengan utara magnetik (UM) . Karena kita bergerak di alam bebas
dengan berpedoman pada peta dan kompas, maka SPM ini yang akan kita
gunakan untuk mengkonservasi sudut peta / kompas (ingat UP dan UM
dapat tidak saling berimpitan). Jika harga SPM tidak di cantumkan di
peta maka dapat di hitung dengan melihat harga IP dan IM.
Besarnya SPM selain ditentukan oleh ikhtilaf peta juga ditentukan oleh
ikhtilaf magnetik dipengaruhi oleh adanya variasi magnetik. Maka besar
SPM pun selalu bergeser (berubah) dari tahun ke tahun sesuai perubahan
IM oleh variasi magnetik. Maka besar SPM pun selalu bergeser
(berubah) dari tahun ke tahun sesuai perubahan IM oleh variasi magneik.
Setiap peta selalu mencantumkan harga SPM pada tahun peta itu di buat
dan bila peta itu akan dan di gunakan, pada saat sekarang, maka harga
SPM peta tersebut harus kita koreksi terlebih dahulu karena harganya
telah berubah (oleh variasi magnetik).Hal ini penting agar kita dapat
mengkonversikan sudut peta kompas (merubah sudut peta ke sudut
kompas dan sebaliknya) dengan benar.
Perubahan besar SPM karena variasi magnetik Increase selama x tahun.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

Kedudukan US , UP , UM serta pergeserannya tidak selalu sama,


tergantung letak geografis daerah.
Pada beberapa peta hanya mencantumkan US dan UM saja tanpa UP,
dalam hal ini dapat di lakukan pendekatan dengan menganggap UP
berimpitan dengan US.
D.

MEMBACA PETA
Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang di

proyeksikan pada bidang datar dengan perbandingan tertentu (skala peta). Jenisjenis peta antara lain:
1. Peta Topografi adalah peta yang menyajikan gambaran proyeksi dan sebagian
permukaan fisik bumi yang mengambarkan secara detail tentang keadaan suatu
tempat, ketinggian dan sebagainya. Peta yang dipakai mempunyai skala 1: 25000
2. Peta Geografis adalah gambaran proyeksi dan seluruh permukaan fisik bumi
ini, seperti globe.
3. Peta Theknis adalah gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk
menunjang kebutuhan tehnik tertentu, seperti peta teknis jaringan jalan raya.
4. Peta Termatik adalah gambaran data dan informasi yang mempunyai tema
(topik) tertentu sehubungan dengan kedudukan geografisnya, seperti peta
distribusi peluru AS
Peta yang biasa kita gunakan adalah peta topografi. Bagian bagian yang
harus diperhatikan dalam mengguunakan peta topografi antara lain :
1. Judul peta, terdapat di bagian atas peta ; menerangkan lokasi atau nama daerah
yang tergambar di peta
2. Nomor lembar peta, menunjukkan registrasi peta
3. Petunjuk letak peta, menunjukan kedudukan lembar peta tersebut

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

4. Pembagian daerah, menerangkan pembagian daerah administrasi di dalam peta


tersebut
5. Diagram ikhtilaf menggambarkan kedudukan US, UP, UM dan harga
penyimpangannya
6. Keterangan riwayat, menerangkan sejarah peta tersebut
7. Petunjuk pembacaan peta
8. Legenda peta, menerangkan tanda tanda di dalam peta
9. Warna peta, menerangkan arti dari garis atau bagian berwarna pada peta

D.1 SKALA PETA(KEDAR PETA)


Skala peta adalah perbandingan jarak antara 2 titik di peta dengan jarak
mendatar 2 titik di medan (keadaan sebenarnya).
Skala Peta =
Makin kecil skala peta, maka jarak di peta relatif lebih mendekati jarak
yang sebenarnya dari pada peta yang bersekala besar (angka
perbandingan besar), sehingga bila kita menggunakan peta berskala kecil
maka mendapatkan gambar lebih jelas tetapi tentu saja jangkauan
wilayahnya akan lebih sempit daripada peta berskala besar dengan besar
peta yang sama.
1. Angka perbandingan

; 1:50.000 atau 1/50000

2. Perkatakan

: 1cm berbanding 500 meter

3. Garis skala

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

D.2 KONTUR ATAU GARIS KETINGGIAN


Peta dapat di buat dengan cara pemotretan udara atau denngan
pengukuran langsung di lapangan. Untuk memudahkan pengertian kita
mengumpamakan peta yang kita lihat di buat dengan pemotretan udara
sehingga kita membayangkan seakan melihat pemandangan dari jendela
pesawat terbang.
Kontur adalah garis pada peta yang merupakan rangkaian dari titik titik
yang mempunyai ketinggian yang sama dari permukaan laut.
Adanya kontur memungkinkan kita mendapatkan pemandangan tiga
dimensi dari peta topografi.
Ketentuan Kontur :
@ Kontur merupakan garis berkelok kelok , tertutup , tidak berpotongan
dan tidak bercabang
@ Bila tidak di nyatakan lain dalam catatan peta, perbedaan dua garis
kontur adalah setengah dari bilangan ribuan skala peta dan di nyatakan
dalam meter.
Contoh

: - Skala 1 : 50.000 x 50 = 25 meter


- Skala 1 : 25.000 x 25 = 12,5 meter

@ Garis kontur yang rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi letaknya, kecuali untuk lubang atau kawah. Garis kontur kawah
sering diberi tanda titik titik tidak berupa garis penuh.
@ Garis kontur ke sepuluh selalu di gambarkan lebih tebal
@ Relief (ketidakrataan) yang terdapat diantara dua garis kontur yang
tidak berurutan tidak dapat kita lihat pada peta
@ Rangkaian garis kontur yang menjorok ke arah satu puncak
menandakan suatu lembah, sedangkan yang menjorok menjauhi puncak
menandakan punggungan.
@ Garis kotur yang rapat menandakan suatu medan yang terjal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

D.3 MENGUKUR JARAK DI PETA


1. MENGUKUR JARAK MENDATAR
Jarak pada peta adalah jarak mendatar (karena peta adalah bentuk 3
dimensi, maka jarak mendatar di nyatakan oleh skala adalah bentuk rata
bumi tanpa kontur) dapat di ukur dengan menggunakan :
* Penggaris (untuk lintasan lurus)
* Benang atau
* Kurvimeter (untuk lintasan berkelok kelok)
2. MENGUKUR JARAK LINTASAN
Jarak lintasan adalah jarak sebenarnya yang akan dilalui di lapangan.
Untuk menghitung jarak lintasan harus di ikutsertakan perbedaan
ketinggian (atau banyak garus kontur yang dilewati) selain jarak
mendatar. Jarak lintasan dapat di hitung dengan menggunakan rumus
phitagoras.
D.4 TITIK KETINGIAN
Titik ketinggian pada peta menyatakan tinggi suatu tempat dari
permukaan laut.
Berdasarkan ketelitian pengukuran yang di lakukan, titik ketinggian
digolongkan pada; titik primer (P) , sekunder (S) , tersier (T) ataupun
quartener (Q).
Untuk menjadiketinggian sesuatu tempat pada peta dimana pada tempat
tersebut tidak tercantum harga titik ketinggian dapat di cari dengan
melihat tanda titik ketinggian terdekat kemudian menghitung perbedaan
garis konturnya.
D.5 SISTEM KOORDINAT PETA
Sistem koordinat peta adalah suatu cara untuk menentukan porsi suatu
tempat pada peta. Sangat berguna untuk memudahkan mencari suatu
tempat titik pada peta.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

Grid pada merupakan garis garis koordinat. Setiap garis mendatar


(sumbu x) di beri nomor urut dari barat ke timur , sedangkan garis
vertikal (sumbu y) diberi nomor urut dari selatan ke utara.
Ada tiga cara untuk menyatakan koordinat peta :
1. Cara 4 angka : untuk posisi tempat yang cukup luas, misalnya
kampung, danau dsb
2. Cara 6 angka : untuk posisi tempat yang lebih sempit, misalnya lokasi
berkemah, titik pertemuan.
3. Cara 8 angka : untuk menunjukkan suatu titik triangulasi, lokasi
korban dalam SAR dsb.
E.

MENGGUNAKAN KOMPAS
Kompas adalah suatu alat yang berguna untuk menunjukkan arah
mendatar.
Walaupun jenis kompas bermacam macam dengan karakteristik tersendiri,
sebuah kompas hanyalah sepucuk jarum bebas yang bergerak ke segala
arah mendatar. Jarum kompas adalah sebuah magnet yang akan di
pengaruhi kutub magnet bumi sehingga dapat menunjukkan arah kutub
utara - selatan magnet bumi.
E.1 KETENTUAN KETENTUAN KOMPAS ORIENTASI MEDAN
1. Jarum Kompas
Jarum kompas terbuat dari magnet. Petunjuk arah utara magnet jarum
kompas selalu memiliki tanda tanda yang menonjol. Pada umumnya
berfosfor guna memudahkan pembacaan bila di gunakan pada malam
hari.
2. Piringan Derajat
Piringan derajat kompas adalah pembagian / skala derajat dengan arah
utara magnetis sebagai titik permulaan dan akhir dari lingkaran piringan
derajat. Urutan pembacaan angka piringan ini searah dengan jarum jam.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

Makin kecil pembagian skala piringan ini, semaki teliti kompas tersebut.
3. Skala Piringan Derajat
Piringan derajat standar internasional memiliki pembagian skala
hingga 360. Tidak semua kompas menggunakan sistem pembagian
derajat internasional. Di Skandinavia kompas memiliki skala piringan
derajat 6000 , 6300 , atau 6400
4. Rumah Kompas
Rumah kompas adalah tempat jarum kompas beserta poros dan tempat
lingkaran derajat . Ada kompas yang rumah kompasnya berisi cairan
anti-statik yang berguna untuk mengurangi gangguan luar. Cairan
kompas yang baik dapat di gunakan dari temperatur -40C hingga +50C
E.2 MACAM MACAM KOMPAS
Kompas yang biasa di gunakan dalam orientasi medan adalah :
# KOMPAS BIDIK
Kompas jenis ini dapat di bagi lagi menjadi kompas bidik kaca,
lensa dan prisma berdasarkan alat pembidiknya. Kompas ini memiliki
kemudahan membidik dengan ketepatan tinggi. Misalnya kompas Silva
tipe 60.
# KOMPAS DATAR
Kompas datar telah memiliki penggaris dan busur derajat yang
menyatu dengan kompas, tetapi kompas ini tidak dapat di gunakan untuk
membidik dengan tepat. Contoh kompas datar : Silva tipe 3
# KOMPAS SISTEM GABUNGAN
Kompas sistem gabungan merupakan kompas datar yang telah
dilengkapi alat untuk membidik
E.3 MENGGUNAKAN KOMPAS
Jarum kompas terbuat dari magnet, maka sebelum menggunakan kompas
periksa dulu apakah di dekatnya ada medan listrik atau benda benda dari

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

besi, seperti pisau, golok tebas, dsb. Jauhkan benda besi dari kompas
karena akan mengganggu akurasi arah kompas.
Bila akan di pakai peganglah kompas dengan tenang dan mendatar
sampai jarum penunjuknya diam (untuk patokan mendatar perhatikan
gelembung udara di dalam kompas sudah berada di tengah atau belum).
Bacalah skala pada piringan derajat.
Simpanlah kompas di tempat yang aman, hindari goncangan berlebihan
dan jauhkan dari logam. Hal tersebut mempengaruhi ketelitian
penunjukan skala kompas.
F.

AZIMUT MAGNETIK/SUDUT KOMPAS


Azimut magnetik adalah sudut yang terbentuk antara utara magnetik
dengan suatu titik di lapangan, yang di bidik (dengan kompas) oleh
seorang pengamat.
Back azimut adalah sudut yang di bentuk dari arah suatu titik (sasaran)
terhadap kedudukan pengamat. Back azimut (BA) merupakan kebalikan
dari azimut.

G.

SUDUT PETA
Sudut peta adalah sudut yang di bentuk dari kedudukan pengamat dengan
suatu titik / sasaran pada peta. Sudut peta menggunakan sumbu peta
sebagai titik awal (0)

H.

KONVERSI SUDUT PETA KOMPAS


Konversi sudut peta kompas adalah cara untuk merubah besar azimut /
sudut kompas ke sudut peta dan sebaliknya. Konversi sudut ini harus di
lakukan bila kita hemdak membuat suatu sasaran yang dibidik kompas
pada peta, demikian pula bila akan berjalan dengan sudut tertentu
berpedoman kompas berdasarkan sudut sasarannya yang di ukur di peta.
Arah utara magnet dan peta tidak berimpit, alasan ini yang mengharuskan
kita melakukan konversi sudut.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

Contoh :
Seorang yang berada di titik Ahendak berjalan ke titik B (pada peta)
dengan sudut sasaran (peta) 60 dengan berpedoman kompas. Sudut
kompas yang harus di ikuti tidak sama dengan sudut peta karena UM tidak
berimpit dengan UP, yang pada kasus ini besar sudut kompas (SK) adalah:
SK = Sudut peta / SP + SPM
= 60 + 2 = 62

Catatan :
Harga SPM yang digunakan adadalah harga SPM di peta yang sudah di
koreksi(di cocokan untuk tahun sekarang).
Ikhtilap magnetik : 2 increase / th.
Bila kita ingin merubah sudut kompas (SK) sebesar 70 ke sudut peta (SP),
berapa harga SP??

Tahap Pengerjaan :
1. Hitung sebesar ikhtilaf magnetik (tahun 1960)
- SPM (1960) = 1 = 130
- Ikhtilaf peta (grid convergence)= 0
- Maka, besar IM = SPM (1960) IP = 130 - 024 = 16
2. Hitung perubahan ikhtilaf magnetik
- Variasi magnetik 2 increase / th
- Peta tahun 1960, maka sekarang (tahun 1990) harga perubahan
IM karena variasi magnetik = (1990 - 1960) x 2 increase
= 30th x 2 = 60 = 1 increase
- Karena variasi magnetik harga IM (1990) bertambah 1
- Besar IM (1990) = IM (1960) + 1
= 16 + 1 = 26

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

3. Perhatikan kedudukan UP dan UM tahun sekarag


4. Hitung hingga SPM tahun sekarang
SPM (1990) = SPM (1960) + perubahan IM
= 130 + 1 = 230
5. Konversi sudut kompas ke sudut peta
- Perhatikan kembali kedudukan UP dan UM (1990)
- SP = SK + SPM (1990)
= 70 + 230 = 7230
Untuk mendapatkan hasil bidikan yang benar, maka hasil bidikan kompas
sebesar 70 bila ingin di tuliskan pada peta harus di konversi menjadi
7230.
I.

ORIENTASI PETA
Untuk mendapatkan gambaran yang benar bentangan alam yang ada di
sekitar kita dengan melihat peta, maka kita harus melakukan orientasi peta,
artinya , menghadapkan peta ke arah yang benar.
Cara melakukan prientasi peta,
1. Letakkan kompas di tengah peta dengan jarum kompas (yang bergerak)
sejajar sumbu Y peta. Sekarang UP telah berimpit dengan UM.
2. Perhatikan kedudukan UP dan UM serta besar SPM.
3. Putar peta sebesar SPM. Bila UP ada di sebelah kiri UM maka peta di
geser ke arah kiri, bila UP ada di sebelah kanan maka UM peta di geser ke
sebelah kanan.
4. Peta kita sekarang telah menghadap UP dengan benar.

J.

RESECTION (CARA KE BELAKANG)


Resection adalah suatu cara untuk menentukan posisi kita pada peta.
Untuk dapat melakukan resection diperlukan minimal dua titik ekstrem
atau dua tempat yang telah kita ketahui dengan tepat posisi dan namanya
di medan (terlihat) dan di peta.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM
BAHTERA BUANA
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918
Palembang 30139. Email: himpalabahterabuana@ymail.com

Cara melakukan resection :


1. Bidik tempat A, lakukan back azimut (bila azimut < 180 maka Baz =
Az + 180 , bila azimut > 180 maka Baz = Az - 180)
2. Konversikan back azimut ke sudut peta
3. Gambarkan back azimut dari titik A di peta
4. Lakukan hal yang sama dengan titik/ tempat B
5. Titik perpotongan dua garis back azimut adalah posisi kita
K.

INTERSECTION (CARA KE MUKA)


Intersection adalah cara untuk menentukan posisi suatu objek yang kita
lihat di medan pada peta. Untuk dapat melakukan intersection kita harus
mengetahui dan dapat mencapai dua tempat di medan, serta
mengetahuinya di peta.
Cara melakukan intersection :
1. Bidik objek tersebut dari tempat kita berdiri (A) yang telah diketahui
posisinya
2. Konversikan sudut kompas ke sudut peta
3. Gambarkan garis azimut itu pada peta
4. Berjalanlah menuju lokasi B yang telah diketahui posisinya di medan
dan di peta
5. Bidik objek dari B, konversikan azimut ke sudut peta dan gambarkan
garis dari B

Anda mungkin juga menyukai