Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No.

1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
UJI TOKSISITAS AKUT LOGAM BERAT
MERKURI (Hg) TERHADAP MORTALITAS (Artemia sp) DAN (Daphnia sp)
Andrian Adi Pratama, Ika Rahmadhani, APutri Wulandari Pohan, Sundoro Yoga Azhary
andrianpratama@gmail.com, ikarahmadhani28@gmail.com,
putriwpohan@ymail.com, sundoroy@gmail.com
Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat
Abstract
Practicum conducted to determine the level of toxicity of heavy metals (Hg) Mercury on
daphnia and Artemia. Experiments were performed in triplicates, using 3 bottles vial. each
bottle contained 10 animals tested. Toxic is used at a concentration of 0:01 ppm Hg.
Observations were made for 24 hours. Data were analyzed using probit analysis. The
experimental results show that the daphnia begin to die after 2 hours of administration of
toxic and Artemia begin to die after 1 hour giving toxic. And all died after the 0:01 ppm Hg
for 24 hours. Value LC50-8 hours of 3.64 ppm. Based on testing of materials toxic to animal
mortality tests conducted by a group of seven is the whole test animals experienced 100%
mortality when it has reached 24 jam.Sedangkan exposure time of 8 hours at the time of
exposure of test animals experienced an average mortality did not reach 90%.
Keywords : Artemia, Daphnia, Mercury (Hg), Probit Analysis, Toxic.
Abstrak
Praktikum dilakukan untuk mengetahui tingkat toksisitas logam berat (Hg) Merkuri pada
daphnia dan artemia. Percobaan dilakukan dalam tiga ulangan, yaitu menggunakan 3 botol
vial. disetiap botol terdapat 10 ekor hewan uji. Toksik yang digunakan adalah Hg dengan
konsentrasi 0.01 ppm. Pengamatan dilakukan selama 24 jam. Data dianalisis menggunakan
analisis probit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa daphnia mulai mati setelah 2 jam
pemberian toksik, dan artemia mulai mati setelah 1 jam pemberian toksik. Dan semua mati
setelah pemberian Hg 0.01 ppm selama 24 jam. Nilai LC50-8 jam sebesar 3.64 ppm.
Berdasarkan pengujian bahan toksik terhadap mortalitas hewan uji yang dilakukan oleh
kelompok tujuh adalah seluruh hewan uji mengalami mortalitas 100% ketika telah mencapai
waktu pemaparan 24 jam. Sedangkan pada waktu pemaparan 8 jam hewan uji mengalami
mortalitas rata-rata tidak mencapai 90%. perlakuan
Kata kunci : Artemia, Analisis Probit, Daphnia, Merkuri (Hg), Toksik.
1

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
PENDAHULUAN

Pengertian dari LC50 adalah dosis

Mengenal

lingkungan

dengan

tunggal dari suatu zat, yang diturunkan

memahami toksisitas merupakan dampak

secara

ang baik agar dapat mentukan kadar racun

kematian 50% hewan uji. Uji toksisitas akut

yang berada di perairan maka dari itu perlu

bertujuan untuk menyelidiki intrinsik dari

dilakukan

uji

mengurangi

toksisitas

dan

statistik,

yang

menyebabkan

agar

dapat

suatu bahan kimia, untuk menilai jenis

menanggulangi

toksik

hewan yang peka, menyeleksi tingkat dosis

diperairan yang sudah mulai tercemar

dalam praktikum lebih lanjut, dan untuk

Uji toksisitas adalah untuk menentukan sifat

memperoleh informasi mengenai dampak

akut atau kronik limbah. Pengujian toksisitas

merugikan yang dapat muncul pada organ.

bertujuan untuk menilai efek racun terhadap

Tujuan dilakukannya praktikum ini

organisme, menganalisis secara obyektif

adalah agar mahasiswa dapat memahami

resiko yang dihadapi akibat adanya racun di

dan

lingkungan

pemaparan, dan pengamatan uji toksisitas.

(Meyer

et.,

al.,

1982

cit

mampu

melaksanakan

persiapan,

Wahyuni, 2003). Toksisitas akut terjadi pada


dosis tinggi, waktu pemaparan pendek

DATA DAN PENDEKATAN

dengan efek parah dan mendadak dimana

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan selama satu

organ

absorpsi

dan

eksresi

terkena.

Sedangkan toksisitas kronis terjadi pada


dosis tidak tinggi pemaparan menahun,
gejala

tidak

mendadak

atau

gradual,

intensitas efek dapat parah/ tidak. Jenis uji


yang

digunakan

tergantung

pada

penggunaan zat kimia dan manusia yang


terpapar.
Uji toksisitas akut dilakukan dengan
memberikan zat kimia yang diuji sebanyak
satu kali, atau beberapa kali dalam waktu 24
jam. Suatu indeks untuk mendefinisikan
toksisitas akut dikenal dengan istilah LC50.

hari dengan parameter waktu pemaran 24


jam yaitu Rabu, tanggal 15 Oktober 2014 di
Laboratorium MSP Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran.
Alat dan Bahan
Alat
yang

digunakan

dalam

praktikum ini adalah botol vial 20 mL


sebagai wadah untuk pengujian, micropippet
sebagai alat untuk mengambil bahan toksik
uji dalam konsentrasi yang telah ditentukan,
pipet tetes digunakan untuk mengambil
hewan

uji,

gelas

ukur

mL untuk

menghitung volume air medium yang


2

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
digunakan, Beaker Glass 250 mL untuk

uji sebanyak 10 ml air laut dan pada botol

menampung hewan uji sebelum dimasukkan

vial dimasukkan larva artemia dengan 3 kali

ke dalam wadah pengujian, dan kaca

pengulangan masing-masing sebanyak 10

pembesar

untuk

ekor, begitupun sebaliknya masing-masing

membantu proses pengamatan.


Bahan praktikum yang digunakan

wadah uji sebanyak 10 ml air tawar dan

serta

Hand

Counter

adalah Artemia sp, dan Daphnia sp sebagai


hewan yang akan diujikan. Timbal (Pb),
Merkuri (Hg), Tembaga (Cu), Besi (Fe), dan
Krom (Cr) sebagai bahan toksik uji.
dalam

uji toksisitas Metode Uji Toksisitas Akut


Artemia

dan

sebanyak 10 ekor, selanjutnya botol vial


diberi label untuk memudahkan dalam
24 jam dengan selang pengamatan 15 menit,

praktikum ini adalah menggunakan metode


larva

dengan 3 kali pengulangan masing-masing

pengamatan. Pengamatan dilakukan selama

Metode dan Prosedur Percobaan


Metode yang digunakan

terhadap

pada botol vial dimasukkan larva daphnia

Daphnia

30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam


dan 24 jam. Mortalitas diamati dengan cara
menghitung jumlah larva yang diamati
dalam waktu yang bersamaan.

dimodifikasi dari prosedur yang dilakukan


oleh

Meyer

et.al.

(1982)

dan

juga

menggunakan metode hubbert. Praktikum


dengan uji toksisitas ini data yang diperoleh
dalam percobaan dianalisis berdasarkan Epa
Probit

Analysis

Program

Used

for

Metode Hubbert
Data Analisis data yang digunakan
untuk menentukan nilai LC50-24 jam adalah
Analisis Probit yang mengacu pada Hubert
(1979) yaitu sebagai berikut : Hubungan
nilai logaritma konsentrasi bahan toksik uji

Calculating LC/EC Value 1.5

dan nilai Probit dari persentase mortalitas


Metode Uji Toksisitas
Uji toksisitas

bertujuan

untuk

mendapatkan toksisitas yang mematikan


(letal toxicity) yang bersifat akut. Dalam
percobaan uji toksisitas ini dilakukan 6 botol
wadah vial yang berukuran 20 ml. Tingkat
pengenceran pada Merkuri (Hg) dalam
percobaan

pendahuluan

adalah

sebesar

0,01mg/l. Kedalaman masing-masing wadah

hewan uji merupakan fungsi linear Y = a +


bx. Nilai LC50-24 diperoleh dari 10 ekor
larva Artemia/ Dhapnia

Larutan Stock

Bahan Uji anti log m, dimana m merupakan


logaritma konsentrasi bahan toksik pada
Y = 5, yaitu nilai Probit 50% hewan uji,
sehingga persamaan regresi menjadi :
m= 5a
b
3

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
Dengan nilai a dan b diperoleh berdasarkan

: Nilai Probit Mortalitas

persamaan sebagai berikut :

: Logaritma konsentrasi bahan uji

: banyaknya perlakuan

: konstanta

: slope/ kemiringan

: nilai X pada Y = 5

b = XY 1/ n ( X Y)
X2 1/ n ( X)2
.... (1)
a = 1/ n (Y b X)
.(2)
Persamaan regresi = Y = a + bx
LC50-24 jam = anti log m, dimana :
m = 5 a .................................(3)
b

LC50-24 jam : anti log m


HASIL DAN DISKUSI
Perhitungan Mortalitas Daphnia sp
dan Artemia sp dengan konsentrasi Merkuri
(Hg) 0,01 ppm disajikan pada tabel 1.

Keterangan :
Tabel 1. Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Merkuri (Hg) konsentrasi 0,01 ppm
Artemia
Daphnia
Waktu
Keterangan
Dedah
1
2
3
1
2
3
15 menit
30 menit
1 jam
1
1
3
2 jam
2
4
1
4 jam
3
3
5
7
7
3
6 jam
1
1
1
1
2
3
8 jam
1
1
1
16 jam
1
24 jam
2
1
2
Jumlah
9
10
10
10
10
10
Mercuri secara alamiah terdapat

Dari hasil pengamatan uji toksisitas akut

dilingkungan dalam berbagai bentuk, ada 3

pada Artemia menggunakan bahan toksik

bentuk yang dikenal yaitu metallik mercuri,

Hg (Merkuri) dengan konsentrasi 0,01ppm,

mercuri inorganik dan mercuri organik.

mortalitas Artemia dengan waktu dedah dari

Tingkat keasaman air limbah berpengaruh

15 menit sampai 8 jam pada 3 botol vial

pada pH 5-7 konsentrasimercuri meningkat.

didapatkan hasil pengamatan bahwa pada


waktu dedah antara 15 menit sampai dengan
4

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
30 menit tidak ada Artemia yang mati.

bahan

Selanjutnya pada jam ke 1 artemia pada

konsentrasi 0.01 ppm dengan waktu dedah

botol vial 1 dan botol vial 2 mengalami

dari 15 menit sampai dengan 8 jam pada 3

kematian masing masing sebanyak 1 ekor.

botol vial, selama pengujian kematian

Artemia mengalami kematian lebih banyak

organisme bermula pada jam ke 4 dengan

pada jam ke 4 pengujian. Jam pengujian

jumlah 7 ekor daphnia pada botol vial 1 dan

terakhir yaitu jam ke 24 artemia mengalami

2. dan botol vial 3 kematian daphnia

kematian semua kecuali pada botol vial

sejumlah 3 ekor. Selanjutnya pada jam ke 8

pertama. Jadi total artemia yang mati pada

daphnia pada botol vial 1 dan 2 mati

jam ke 8 dalam bahan toksik Hg dengan

semuanya yang tersisa di botol vial 3 ada

konsentrasi 0,01 ppm sebanyak 28 ekor.

yang mati lagi sebanyak 3ekor pada jam ke

Pada botol vial pertama artemia masih hidup

8 dan sisanya1 ekor mati pada jam ke 24.

satu ekor.
mati

toksik

Merkuri

(Hg)

dengan

Pengamatan 24 jam didapatkan total

Adapun penambahan Artemia yang

Daphnia yang mati adalah 15 ekor total

perjam

organisme uji 15 ekor. Dilihat dari hasil

nya

tidaklah

signifikan.

Perhitungan nilai LC50-8 jam dengan

yang

menggunakan Metode Hubert didapatkan

organisme uji yang peka terhadap toksikan

hasil

dengan

yang diberikan. Nilai LC50-24 jam dengan

menggunakkan EPA Probit didapatkan hasil

menggunakkan Metode Hubert didapatkan

3,64 ppm. Terdapat perbedaan yang sangat

hasil

jauh

dapat

menggunakkan EPA Probit tidak dapat

diperkirakan bahwa banyak faktor yang

dihitung. Hal tersebut terjadi diduga bahwa

mempengaruhi

terdapat kematian total pada konsentrasi

0,38

antara

ppm,

sedangkan

keduanya

sehingga

ketika

pengujian

berlangsung.
Untuk organisme uji Daphnia uji
toksisitas akut pada Daphnia menggunakan

didapatkan

24.54

ppm,

Daphnia

merupakan

sedangkan

dengan

50ppm yang seharusnya kematian total


terjadi pada konsentrasi 100ppm sehingga
EPA Probit tidak dapat mendeteksi nilainya.

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532

Grafik 1. Mortalitas Hewan Uji


Dari grafik mortalitas hewan uji, Artemia sp

yang sebanding hingga waktu 16 jam proses

mengalami tingkat mortalitas yang lebih

pemaparan.

cepat

dibandingkan

dikarenakan

terjadi

Daphnia
kesalahan

sp,

Persentase mortalitas Daphnia sp

dalam

dan Artemia sp dengan konsentrasi Merkuri

pemberian medium air untuk hewan uji

(Hg) 0,01 ppm disajikan pada tabel 2.

Artemia sp. Namun demikian ketika sudah


memasuki

waktu

jam

dari

proses

pemaparan hewan uji Artemia sp dan


Daphnia sp mengalami proses kematian
Tabel 2. Data Persentase Mortalitas (p) Daphnia Setelah Pemaparan 8 jam Bahan Toksik Merkuri
(Hg)
Konsentrasi (ppm)
Ulangan
0.005
0.05
0.10
1
70
70
100
2
70
90
100
3
80
100
70
Rerata
73
87
90
Tabel 4. Data Persentase Mortalitas (p) Artemia Setelah Pemaparan 8 jam Bahan Toksik Merkuri
(Hg)
Konsentrasi (ppm)
Ulangan
0.005
0.05
0.10
1
100
80
90
2
100
90
80
3
100
60
80
Rerata
100
77
83
6

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
Data

pengamatan

bahwa

konsentrasi sebesar 2884,03 ppm mampu

pemaparan hewan uji dengan Krom (Cr)

mematikan 50% populasi Daphnia dan 1,48

pada tingkatan konsentrasi yang berbeda

ppm

pada Daphnia sp. , yaitu 0.005 ppm, 0.01

Artemia. Dengan menggunakan software

ppm dan 0.1 ppm dengan waktu dedah

EPA Probit tidak diperoleh data LC50-8h

selama

untuk daphnia yang dipaparkan logam berat

jam

menunjukkan

sebagai

uji

toksisitas

menyebabkan kematian pada hewan uji.

untuk

mematikan

50%

populasi

Hg.

dengan rata-rata tingkat kematian masing-

Berdasarkan gambar 2. Mengenai

masing 90%. Dengan konsentrasi yang

grafik kelas mortalitas Daphnia sp oleh

rendah, Merkuri (Hg) dapat menyebabkan

berbagai

kematian pada Daphnia serta menghambat

menunjukkan bahwa Daphnia sp yang

proses fotosintesis pada tanaman, sehingga

dipaparkan berbagai bahan toksik yang

dapat

rantai

diujikan mengalami mortalitas 100% dalam

makanan dalam ekosistem perairan (Bosnic

waktu 8 jam. Dimana konsentrasi logam Pb

et al., 2000).

yang

menyebabkan

Pada

terputusnya

tingkatan

konsentrasi

konsentrasi

diberikan

cukup

bahan

besar

toksik,

sehingga

uji

mampu membuat hewan uji di setiap

toksisitas Merkuri (Hg) pada Artemia sp.

perlakuan konsentrasi memiliki rata-rata

terlihat bahwa pada dosis yang sama, rata-

kematian 100 % dibandingkan

rata tingkat kematian sebesar 90%. Respon

bahan toksik lainnya.

kematian dari hewan uji terhadap bahan

Sedangkan

rata-rata

dengan
kematian

toksik Hg cukup tinggi pada berbagai

terendah untuk hewan uji Daphnia sp

konsentrasi.

dicapai oleh bahan uji Hg, dikarenakan

Untuk
digunakan

menentukan

konsentrasi

LC50-8H
yang

telah

hanya tiga perlakuan saja yang mengalami


mortalitas

100%.

Hal

tersebut

juga

ditentukan yaitu 0.05 ppm, 0.01 ppm dan 0.1

disebakan oleh pemberian bahan uji Hg

ppm menggunakan analisis probit dengan

yang lebih sedikit dibandingkan dengan

metode

pemberian bahan toksik lainnya terhadap

Hubert

(1979)

dan

dengan

menggunakan software EPA Probit V 1.5.


Hasil

pengujian

menggunakan
memperlihatkan

LC50-8H

metode
bahwa

hewan uji.

dengan

Hubert

(1979)

Hg

dengan
7

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532

Gambar 2.
Mortalitas

Grafik Kelas
Daphnia
Oleh Berbagai Konsentrasi Bahan Toksik
Berdasarkan gambar 3. Mengenai grafik

mortalitas 100% dalam waktu 8 jam.

kelas mortalitas Artemia sp oleh berbagai

Dimana logam Pb kembali dapat mematikan

konsentrasi

hewan uji sebesar 100%. Dibandingkan

bahan

toksik

menunjukkan

bahwa Artemia sp yang dipaparkan berbagai

bahan uji lainnya.

bahan toksik yang diujikan mengalami

Gambar 3. Grafik Kelas Mortalitas Artemia sp


Oleh Berbagai Konsentrasi Bahan Toksik
Sedangkan

kematian

mengalami mortalitas 100%. Hal tersebut

terendah untuk hewan uji Daphnia sp

juga disebakan oleh pemberian bahan uji Hg

kembali

yang lebih sedikit dibandingkan dengan

dicapai

rata-rata
oleh

bahan

uji

Hg,

dikarenakan hanya tiga perlakuan saja yang


8

Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. I No. 1/Oktober 2014 (1-9)


ISSN 0853-2532
pemberian bahan toksik lainnya terhadap

dalam pemberian air medium untuk hewan

hewan uji.

uji Artemia sp.

Namun
diartikan

bahwa

demikian
bahan

tidak
uji

Hg

dapat
tidak

Berdasarkan praktikum yang telah


dilaksanakan

Bahan
hewan

uji

yang

uji

dalam

mampu

berbahaya bagi organisme perairan, karena

mematikan

setiap

semua bahan uji yang diberikan merupakan

perlakuan dengan rata-rata mortalitas 100%

bahan toksik bila kandungannya melebihi

adalah Timbal (Pb), Sedangkan bahan uji

batas maksimum di dalam suatu lingkungan

Bahan uji yang tidak mampu mematikan

(perairan). Toksisitas dari bahan uji juga

hewan uji dalam setiap perlakuan adalah

sangat dipengaruhi oleh respon dari masing-

Merkuri (Hg) dimana hanya tiga perlakuan

masing organisme perairan.

saja yang memiliki mortalitas 100%.

literatur
perbandingan kelompok, literatur
efek

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak M Untung Kurnia Agung,
S.kel.,M.Si

SIMPULAN

Asisten

Laboratorium,

Laboratorium FHA Fakultas Perikanan dan

Berdasarkan pengujian bahan toksik


terhadap

mortalitas

hewan

uji

yang

Ilmu Kelautan atas fasilitas yang telah


diberikan.

dilakukan oleh kelompok tujuh adalah


seluruh hewan uji mengalami mortalitas

DAFTAR PUSTAKA

100%

Meyer et al. 1982. Brine shrimp: A convient


general bioassay for active plant
constituents.
Planta
Medica.

ketika

telah

mencapai

waktu

pemaparan 24 jam.Sedangkan pada waktu


pemaparan 8 jam hewan uji mengalami
mortalitas ratra-rata tidak mencapai 90%.
Artemia

sp

mengalami

tingkat

Bosnic M., J. Buljan, and R.P. Daniels.


2000.
Pollutants
in
Tannery
Effluents. UNIDO, New York.

mortalitas yang lebih cepat dibandingkan


Daphnia sp, dikarenakan terjadi kesalahan

Anda mungkin juga menyukai