Uji Pendahuluan
Tahap uji ini menggunakan 6
perlakuan selama 2 hari (48 jam). Uji
pendahuluan dilakukan dengan cara
menyediakan 18 akuarium, masingmasing diisi 30 L media uji (campuran
konsentrasi HgCl2 dengan air). Padat
penebaran
pada
masing-masing
akuarium adalah 8 ekor hewan uji.
Pengamatan mortalitas hewan uji
dilakukan
pada
periode
waktu
pendedahan 24 dan 48 jam.
Setelah konsentrasi didapatkan,
kemudian konsentrasi yang akan
digunakan pada uji definitif dicari
dengan menggunakan rumus logaritma.
Penentuan konsentrasi tersebut adalah
dengan menggunakan cara Quantal
Responses menurut cara Finney (1971)
dalam Destiany (2007) :
1
Y - b X
n
Persamaan regeresinya: y = a + bx
m
5-a
b
LC50 = antilog m
N
a
k log
n
n
Log
Keterangan:
y = probit kematian hewan uji,
x = logaritma konsentrasi uji,
a = konsentrasi regresi,
b = slope/kemiringan regresi,
m= logaritma konsentrasi (x)
n = jumlah perlakuan
a b c d x
N
... ... ...
b a b c d
x
Keterangan :
N = Konsentrasi ambang atas
n = Konsentrasi ambang bawah
a = Konsentrasi terkecil didalam deret
konsentrasi yang digunakan
k = jumlah interval konsentasi yang
diuji
Perhitungan
Jumlah
Eritrosit
(Wirawan dan Silman, 2000 dalam
Gitarama, 2012)
Pengambilan
dan
Pengukuran
Parameter Fisik dan Kimia Air
Pengambilan dan pengukuran
sampel air untuk analisis yaitu meliputi
pH, suhu dan kandungan oksigen
terlarut. Pengukuran dilakukan pada
awal dan akhir penelitian. Parameter
kualitas air yang diukur dalam
penelitian disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Parameter fisiska dan kimia air
E
x100
5 0,2 0,2 0,1
Keterangan:
E
= Jumlah eritrosit terhitung
5
= Jumlah bilik hitung
0,2
= Panjang bilik hitung
0,1
= Tinggi bilik hitung
100
= Faktor Pengenceran
Para
Perhitungan
Jumlah
Leukosit
(Wirawan dan Silman, 2000 dalam
Gitarama, 2012)
unit
o
Metode
Sumber
meter
Suhu
APHA
C
Pemuaian
(2005)
pH
APHA
Kolorimetri
(2005)
APHA
DO
ppm
Winkler
(2005)
x10
Keterangan :
L
= Jumlah leukosit terhitung
64
= Jumlah kotak yang terhitung
10
= Faktor pengenceran
1/160 = Volume kotak
Perhitungan
Angka
Hematokrit
(Schalm et al., 1975 dalam Prayitno,
2010)
4
Universitas
Purwokerto.
Jenderal
Soedirman,
Uji Pendahuluan
Konsentrasi yang digunakan pada
uji pendahuluan 0 ppm, 2 ppm, 2,25
ppm, 2,5 ppm, 2,75 ppm, dan 3 ppm.
Berdasarkan hal tersebut diketahui
bahwa pada konsentrasi
terendah
sebesar 2 ppm dengan kematian hewan
uji sebanyak 11 ekor, sedangkan pada
konsetrasi tertinggi sebesar 3 ppm
dengan kematian hewan uji sebanyak 24
ekor. Hasil uji pendahuluan HgCl2
terhadap ikan mas dapat dilihat pada
lampiran 1. Dari data tersebut maka
diambil nilai konsentrasi HgCl2 dengan
nilai ambang bawah yaitu 2 ppm dan
nilai ambang atas yaitu 3 ppm untuk
menjadi nilai ambang pada saat uji
toksisitas LC50-96 jam.
Analisis Data
Hasil data uji toksisitas letal
dianalisis dengan menggunakan analisis
probit untuk menentukan nilai LC50
pada periode pemaparan 96 jam. Hasil
data uji toksisitas subletal dianalisis
menggunakan uji F, dan apabila hasil uji
ANAVA signifikan maka dilanjutkan
dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Kualitas Air Media Uji
Pengukuran kondisi kualitas air
yang diukur selama penelitian meliputi
parameter fisik dan kimia air yaitu suhu,
pH dan oksigen terlarut. Pengukuran
suhu dan pH dilakukan di awal, tengah,
dan akhir penelitian, sedangkan
pengukuran oksigen terlarut dilakukan
di awal dan akhir penelitian.
Pengukuran ini bertujuan untuk
memantau kondisi kualitas air bagi ikan
mas
selama
penelitian.
Hasil
pengukuran
kualitas
air
selama
penelitian diperoleh kisaran nilai yang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kisaran hasil pengukuran
parameter fisik dan kimia pada
media uji
Parameter
Nilai
Kisaran
Suhu (oC)
25 - 27
pH
6-7
DO (ppm)
5 - 15,6
Baku Mutu
25 32
(Gusrina,
2008)
69
(Nuryanto,
2001)
>5 (Effendi,
2003)
Berdasarkan
hasil
pengukuran
parameter yang meliputi suhu, pH, dan
oksigen terlarut diketahui bahwa secara
umum kualitas air selama penelitian
pada masing-masing perlakuan masih
dalam batas toleransi atau memenuhi
syarat bagi kehidupan ikan.
5
Kisaran
98.000115.550
98.200162.750
137.600180.250
150.500162.500
198.000224.000
dengan
leukositosis,
sedangakan
penurunan jumlah leukosit di dalam
sirkulasi disebut dengan leukopenia
(Effendi,
2003;
Erika,
2008).
Leukositosis
terjadi
karena
meningkatnya sel leukosit jenis
heterofil.
Peningkatan
persentase
heterofil ini diduga disebabkan karena
adanya bahan asing yang masuk ke
dalam tubuh, dan juga adanya stress
pada ikan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah leukosit ikan mas pada
kontrol dan konsentrasi 0,188 ppm
masih termasuk kisaran normal,
sedangkan konsentrasi HgCl2 sebesar
0,376 ppm, 0,564 pmm, 0,752 pmm
menunjukkan kisaran nilai leukosit
yang melebihi kisaran normal pada ikan
mas. Leukosit pada ikan mas jumlahnya
sekitar
32.000-146.000
sel/mm3
(Rahardjo et al., 2011).
Rataan
Stdev
105.817
8930,6
134.983
33206,2
155.450
22158,1
157.167
6110,1
211.833
13079,9
Secara
umum
untuk
membandingkan nilai rataan leukosit
yang diperoleh pada masing-masing
perlakuan, dapat dilihat pada gambar 2.
Jumlah Eritrosit
Hasil perhitungan eritrosit pada
masing-masing
perlakuan
selama
penelitian uji toksisitas subletal dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Nilai kisaran dan rataan
(sel/mm3 Stdev) perhitungan
eritrosit ikan mas pada uji
toksisitas subletal HgCl2
Konsentrasi
HgCl2
Kontrol
0,188 ppm
0,376 ppm
0,564 ppm
0,752 ppm
Kisaran
1.600.0001.860.000
860.0001.040.000
870.0001.080.000
650.0001.070.000
600.000780.000
Rataan
Stdev
1.726.667
130.128,1
950.000
90.000
966.667
105.978,4
820.000
221.133,4
683.333
90.737,7
Secara
umum
untuk
membandingkan nilai rataan eritrosit
yang diperoleh pada masing-masing
perlakuan, dapat dilihat pada gambar 3.
Kisaran
36-39%
12-15%
10-18%
11-14%
10-14%
Rataan Stdev
37,3 1,53%
13,3 1,53%
15 4,36%
12,7 1,53%
12,3 2,08%
Secara
umum
untuk
membandingkan nilai rataan hematokrit
yang diperoleh pada masing-masing
perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.
Nilai Hematokrit
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa nilai toksisitas letal (LC50-96
jam) HgCl2 pada ikan mas (Cyprinus
carpio L.) yaitu sebesar 1,88 ppm dan
toksisitas subletal HgCl2 berpengaruh
terhadap perubahan profil darah ikan
mas (Cyprinus carpio L.) yaitu
menurunkan jumlah eritrosit dan
hematokrit serta meningkatkan jumlah
leukosit.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Attar, A. M. 2005. Changes in
Haematological Parameters of the
Fish,
Oreochromis
niloticus
Treated
with
Sublethal
Concentration of Cadmium. Pak.
J. Biol. Sci., 8 (3): 421-424.
APHA (American Public Health
Association). 2005. Standard
9
10