Praktikum ketiga mengenal sifat asam dan basa dari pestisida dan menguji air bersifat asam, basa atau netral. Praktikum ini dilaksanakan agar mahasiswa bisa mengetahui air yang bisa digunakan sebagai air baku. Praktikum dilaksanakan di IPM lab, Gedung Agrokomplek, Kampus Sudirman pada hari Selasa 28 November 2023 pukul 10.00-Selesai. Mahasiswa membawa beberapa bahan praktikum meliputi air suling, air selokan, air sumur, air sungai, air PAM, kertas lakmus serta pestisida yang berjenis Abamektin yang telah disediakan di laboratorium. Pertama praktikum menyiapkan alat dan bahan yang di pergunakan seperti cawan petri, pestisida, air suling, air selokan, air sumur, air sungai, air PAM, dan kertas lakmus. Masing-masing kertas lakmus di potong menjadi 2 bagian lalu masukan bahan cair dimasukan ke dalam cawan petri sebanyak 2-4 ml. Kedua potongan kertas lamus merah dan biru dimasukan ke dalam cawan petri yang sudah berisi larutan pestisida. Terkahir amati perubahan yang terjadi sampai warna pada kertas lakmus konstan. Catat dan ambil kesimpulan dari praktikum. Kesimpulan praktikum bahwa beberapa air yang diambil dari berbagai sumber yang menunjukkan sifat netral hanya ar sungai. Pada sifat netrallah yang dapat di rekomendasikan untuk bahan baku dalam mencanpur pestisida Air yang menunjukan pH netral merupakan air yang dapat direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan air baku untuk mencampur pestisid yang bertujuan agar zat yang terkandung dalam pestisida tidak mengalami perubahan atau tidak di pengaruhi oleh pH air baku. Praktikum Pengamatan Gejala Keracunan Pestisida Pada praktikum bertujuan memperdalam pengetahuan terkait gejala kesacunan yang di alami pada serangga ketika terkena racun kontak. Pestisida memiliki daya bunuh yang berbeda yang dapat dilihat dari nilai LD/LC yang terkandung. Misalmya nilai LD 50/LC 50 itu menandakan daya toksisitasnya dapat membunuh lebih kurang 50% dari total OPT sasaran yang ada di ekosistemnya. Praktikum dilaksanaksanakan di IPM lab, Gedung Agrokomplek, Kampus Sudirman pada hari Senin 04 Desember 2023 pukul 11.00 wita- Selesai. Mahasiswa membawa bahan praktikum berupa jangkri dan bahan lainya seperti pestisida cawan dan wadah pencampur pestisida dengan air serta alat pengaplikasi pestisida ke jangrik sudah di sediakan di laboratosium. Pertama praktikum dimulai dengan menyiapkan alat berupa cawan petri 5 buah dan larutan pestisida. Kedua, Jangkrik yang telah di sediakan dipotong kaki bagian belakangnya agar jagrik tidak melompat keluar dari cawan petri. Ketiga, jangrik di siapkan dalam cawan petri masing-masing 2 ekor. Keempat, jangkrik di tetesi dengan larutan pestisida dengan dosis 1 tetes menggunakan alat tetes. Keempat menggunakan stopwatch untuk mengukur daya toksisitas pada pengaplikasian pestisida di jangkrik. Kelima, catat gejala yang terjadi dan ukur waktu yang dibutuhkan oleh pestisida dalam membunuh serangga. Kesimpulan bahwa adanya gejala keracunan yang dialami oleh serangga berupa kejang-kejang, mengeluarkan cairan, kotoran, dan gangguan fungsi organ lainnya sehingga mengakibatkan kematian. Gejala keracunan yang dialami oleh serangga jangrik berbeda pada setiap jangriknya karena dipengaruhi oleh daya tahan tubuh serangga yang berbeda. Pada gejala pertama terlihat di menit ke-10 dan kematian terakhir terjadi di Waktu 1jam 30 menit. Dapat disimpulkan bahwa daya toksisitas pestisida menunjukan gejala yang berbeda karena dipengaruhi oleh daya tahan tubuh serangga. Gejala yang berbeda ini juga diakibatkan oleh nilai LD/LC yang terkandung dalam pestisida dengan tujuan agar tidak membunuh semua serangga yang ada di ekosistem.
EFEKTIVITAS FITOREMEDIASI KANGKUNG AIR (Ipomoea Aquatica FORSK) TERHADAP PENYERAPAN ORTHOPOSPAT PADA DETERGEN DITINJAU DARI DETENSI WAKTU DAN KONSENTRASI ORTHOPOSPAT