Oleh
Nama
: Novita Sari
Nim
: 06101381320009
Prodi
UTS
Media Pembelajaran Kimia
1.
2.
3.
Coba anda jelaskan juga karateristik dari setiap jenis media (pada nomor 2)
4.
Coba anda akses dari internet (di download) satu contoh tulisan tentang
produk media untuk setiap jenis media pembelajaran (lima contoh tulisan
tentang produk media)
Jawaban:
1. a. Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin,
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut
mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a
source)dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain,
media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak.
Berdasarkan jenis-jenisnya media secara umum dapat dibagi menjadi:
Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan
diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai
jenis media ini sangat mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat
banyak dan mudah untuk didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh:
media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku,
miniatur, alat peraga dan sebagainya.
Media Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja,
menggunakan indra telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik
dan lagu, alat musik, siaran radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.
Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar
dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran
dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan,
film, televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu
VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih
lengkap
dan
menyatukan
semua
jenis
format
media,
disebut Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.
b. Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan oleh pendidik/guru
untuk menyalurkan pesan atau informasi kepada siswanya sehingga siswa
tersebut dapat terangsang ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Dapat
dikatakan pula media pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk menerima
pembelajaran yang disampaikan pendidik/guru.
c. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses-proses selanjutnya. Pengguna
akan mendapatkan informasi atau umpan balik sesuai dengan aksi atau navigasi
yang dipilih, informasi tersebut menggunakan berbagai bentuk format data
seperti teks, gambar, audio, video, simulasi dan lain-lain.Contoh multimedia
interaktif
adalah:
Aplikasi
game
dan
CD
interaktif.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, apabila pengguna mendapatkan
keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut
multimedia interaktif. Karakteristik terpenting dari multimedia interaktif adalah
siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga
dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Multimedia
interaktif menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari: a)
teks; b) grafik; c) audio; dan d) interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2-6).
Model permainan merupakan salah satu bentuk model yang didesain untuk
membangkitkan kegembiraan pada siswa sehingga dapat meningkatkan
kemungkinan tersimpannya lebih lama konsep, pengetahuan ataupun
keterampilan yang diharapkan dapat mereka peroleh dari permainan tersebut.
Tujuan dari model permainan adalah untuk menyediakan suasana (lingkungan)
yang memberikan fasilitas belajar yang menambah kemampuan siswa. Model
permainan tidak perlu menirukan realita namun dapat memiliki karakter yang
menyediakan
tantangan
yang
menyenangkan
bagi
siswa.
Keseluruhan model permainan ini memiliki komponen dasar sebagai
pembangkit motivasi dengan memunculkan cara berkompetisi untuk mencapai
sesuatu. Interaksi berbentuk permainan akan bersifat instruksional apabila
pengetahuan dan keterampilan yang terdapat di dalamnya bersifat akademik
dan mengandung unsur pelatihan. Sebuah bentuk permainan disebut
intruksional apabila didalamnya terdapat tujuan pembelajaran yang harus
dicapai (Munir, 2010). Sama halnya dengan model lain, permainan harus
mengandung tingkat kesulitan tertentu dan memberikan umpan balik terhadap
tanggapan yang dikemukakan oleh siswa. Dalam model pemainan, umpan
balik diberikan dalam bentuk skor atau nilai standar yang dicapai setelah
melakukan serangkaian permainan. Dalam program berbentuk pemainan harus
ada aturan yang dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan orang yang
keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang dalam permainan ditentukan
berdasarkan skor yang dicapai kemudian dibandingkan dengan prestasi belajar
standar yang harus dicapai. Harus diingat pula bahwa bentuk permainan yang
disajikan tetap mengacu pada proses belajar-mengajar dan dengan PBK model
ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian siswa
tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.
d. Fungsi media pembelajaran
1. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Secara teknis, media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat
sumberbelajar ini tersirat makna keaktifan, yaitu sebagai penyalur,
penyampai, penghubung dan lain lain. Fungsi media pembelajaran sebagai
sumber belajar adalah fungsi utamannya di samping adanya fungsi-fungsi lain
yang akan kita bahas di dalam makalah ini. Sehingga untuk beberapa hal media
pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber
4. Fungsi Psikologis
a. Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa
terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel
khusus yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan
adanya sel penghambat ini, para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada
rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuat rangsangan yang lainnya
dengan demikian, media belajar yang tepat guna adalah media belajar yang
menarik dan memfokuskan siswa. Dalam psikologi komunikasi, fenomena ini
terjadi ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang
rangsangan yang lainnya disebut perhatian selektif (selectiv attention). Contoh
saat pembelajaran IPA tentu terasa sangat membosankan jika hanya sekedar
menyampaikannya secara teori.
b. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkatan
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki
gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud
pencurahan perasaan minat, dan sikap penghargaan, nilai-nilai, atau perangkat
emosi dan kecenderungan kecenderuangan batin. Media pembelajaran yang
tepat guna dapat meningkatkan sambutan dan penerimaan siswa terhadap
stimulus tertentu. Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan, dengan
adannya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk
menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada
pembelajaran yang di ikutinnya. Hal lain dari penerimaan itu adalah
munculnya tanggapan yaitu partisipasi siswa dalam keseluruhan proses
pemebelajaran siswa secara suka rela. Hal ini merupakan relaksasi siswa
terhadap rangsangan yang di terimannya. Apabila siswa tersebut di lakukan
dengan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan jiwannya melakukan
penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang di
perolehnnya. Pada tingkat tertentu nilai nilai atau norma-norma itu akan di
terimannya dan di yakininnya. Kemudian terjadilah pengorganisasian nilainilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang menjadi sistem batin
yang konsisten yang di sebut dengan karakteristik.
c. Fungsi kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk yang mewakili objek-objek yang di hadapi, baik
objek berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu di
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang,
yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
Belajar melalui kegiatan seperti darmawisata, siswa mampu menceritakan
pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempattempat yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak di bawa pulang, dirinya
sendiri juga tidak hadir di tempat darma wisata itu saat ia bercerita pada
temannya tersebut. Tetapi semua pengalaman tercatat di dalam benaknya.
Dalam bentuk gagasan-gagasan dan tanggapan-tanggapan. Gagasan dan
tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang di sampaikan kepada
temannya yang mendengarkan ceritannya. Dengan demikian pengalaman
selama berkunjung ke tempat darma wisata di wakilkan dalam betuk gagasan
atau tanggapan yang kedua dalam bentuk mental. Jelaslah kirannya, media
pembelajaran itu telah andil dalam mengembangkan kognitif siswa. Semakin
banyak ia di hadapkan dengan objek-objek akan semakin banyak pula pikiran
dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin kaya dan luas pikiran kognitifnya.
d. Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinatif
siswa. Imajinatif dalam kamus lengkap psikologi adalah proses menciptakan
objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinatif ini mencakup
penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana di masa mendatang,
atau dapat pula mengambil bentuk fantasi (khayal). Misalnya guru memberikan
gambar tentang peristiwa tanah longsor. Tentu secara otomatis anak akan
berpikir dan berimajinasi kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi.
e. Fungsi motivasi
Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan
demikian motivasi merupakan usaha dari pihak luar adalah guru untuk
mendorong, mengaktifkan, menggerakkan siswannya untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara
sama,
oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan 4 abad sampai runtuhnya
kekaisaran Roma pada tahun 476 M. Dizaman kekaisaran Augustus cara
penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu dengan cara beranting. Para pakar
menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajunalis dan masa
setelahActa Diurna sebagai Masa Jurnalis.
SURAT KABAR TERCETAK PERTAMA
Tsai Lun pegawai istana Kaisar Ho Ti membuat kertas pertama dari kulit
murbei, sebelum itu orang menulis diatas papyrus dan kulit kambing atau
lembu. Teknik pembuatan kertas baru dikenal orang Eropa sekitar abad ke-12
dan sejak itu kertas mulai digunakan secara luas.
Surat kabar tertulis pertama di Venesia dan Roma sekitar abad
pertengahan yang mereka sebut dengan Gazetta yang berisi seputar
pengumuman pemerintah Venesia dan berita berita lain. Johan Gutenberg
(1450) menemukan mesin cetak pertama di Jerman dan mulai dikenallah istilah
press (pers).Meskipun mesin cetak sudah ditemukan abad 14 namun surat
kabar tercetak pertama baru abad 17 dengan nama Relation yang diterbitkan
oleh Johan Carolus. Kemudian menyusul di Belanda (1618) dengan
nama Courante van Uyt Italien Duytshlandt ec yang diterbitkan oleh Casper
Van Hilten, Tydinghen Uytverscheyde Quartihenoleh Broer Jauszoon. Di
Inggris (1622) terbit Currant of General Newes oleh Nicholas Bourne dan
Thomas Acher. Prancis (1631) terbit Gazette de France oleh Theopraste
Renaudof dan milik pemerintah ( Raja Louis XIII dan Kardinal Richeliu).
Theopraste juga dikenal dengan gagasanya, yaitu mendirikan biro iklan yang
disebut Bereau daddresses. Pada umumnya surat kabar tersebut terbit
mingguan.
Surat kabar harian pertama terbit di Leipzig (1660) dengan nama Leipziger
Zeitung. Lalu menyusul Daily Courant di Inggris tahun 1720, Journal de
Paris di Prancis tahun 1777, Daily Advertaiser di AS (Philadelpia) tahun
1784, Algemeen Handelsblad di Belanda tahun 1830,Sourabaya Courant di
Hindia Belanda tahun 1837 yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia.
Media cetak (surat kabar) merupakan media massa yang muncul pertama dank
arena proses cetak yang dilakukan dengan cara menekan kertas diatas susunan
dan gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan
saat melalukan peredaran. Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini
yang tersedia di sekolah misalnya media pembelajaran berupa gambar dalam
bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari,
bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa
siswa akan belajar jika menggunakan media pembelajaran berupa gambar, dan
sejauh serta sedalam apa siswa akan belajar bila media yang digunakan adalah
model peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang
seharusnya dipilih dapat dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa
mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media
pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih mudah dipahami siswa.
Tetapi jika guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka
model peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus
dikeluarkan saat sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru
bisa mempertimbangkan, apakah biaya yang digunakan untuk menggunakan
media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan
diperoleh siswa.
Taraf Berpikir Siswa
Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir
siswa. Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media
pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula
media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih
sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media
pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam tubuh manusia haruslah
tidak serumit media pembelajaran untuk siswa SMP dan SMA. Media
pembelajaran yang sering digunakan untuk materi ini misalnya torso (model 3
dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama menggunakan gambar atau torso,
tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas) gambar dan torso harus dibedakan.
Media pembelajaran di SD tentunya tidak boleh serinci media pembelajaran
untuk
siswa
SMP
dan
SMA.
Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan
dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin mudah
memahami, alih-alih semakin bingung dan tidak fokus pada tujuan dan materi
pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran yang
diharapkan.
Interaktivitas Media Pembelajaran
Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam
pembelajaran di kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa
dapat berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif media, makin
bagus media pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa untukterlibat aktif
dalam belajar.. Misalnya, saat mengajar materi tentang operasi hitung bilangan
bulat, contoh media dalam pembelajaran di SD yang dapat digunakan adalah
video tentang bagaimana cara melakukan operasi hitung bilangan bulat atau
guru dapat juga menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif
pembelajaran mandiri tentang operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa
diberikan tontonan video, tentunya interaksi yang terjadi antara siswa dengan
media pembelajaran hanya satu arah saja: dari media ke siswa. Sedangkan bila
menggunakan media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang
dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu
lebih tinggi. Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih adalah
media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.
Ketersediaan Media Pembelajaran
Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang
sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi
pelajaran, dan interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak
tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih saat merancang pembelajaran
secara logis sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak dimiliki
masih dapat diperoleh dengan mudah, misalnya dengan meminjam atau
membuat sendiri. Jumlah media yang akan digunakan juga harus
diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila media pembelajaran
digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara berkelompok atau individual,
maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus mencukupi.
Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media
yang satu ini: minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh
pada minat siswa. Ada media-media pembelajaran yang dapat membangkitkan
minat siswa jauh lebih baik bila dibanding menggunakan media pembelajaran
lain. Misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia contoh media
pembelajaran di SD yang digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata
sifat, kata benda dan kata kerja) guru dapat menggunakan kartu-kartu
berukuran 10 x 8 cm. Kartu-kartu yang hanya memuat contoh kata yang harus
diidentifikasi siswa apakah merupakan kata kerja, kata benda, atau kata sifat
tentu kurang menarik bila dibandingkan dengan kartu-kartu serupa tetapi
memiliki variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar kartun yang familiar
dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut dengan warna-warna
yang semarak.
D=
kelas
(B)
sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit
kepada yang abstrak.
Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan
Pembelajaran di atas:
1.
Praktek Sholat
2.
Nama Pulau-pulau besar yang ada di Indonesia
4)
Rumusan Materi
Alat Pengukur (Tes)
Nama-nama pulau Sebutkan minimal 5
Besar yang ada di nama-nama
pulau
Indonesia
besar yang ada di
Indonesia
Tata Cara Sholat
- Sebutkan bacaan
ketika Ruku, Itidal
dan Sujud
Tunjukkan gerakan
ruku dan Itidal
5)
6)
Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu
dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan
situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media
yang dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih
harus dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita
buat itu diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih
sekitar 30 orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti
kepandaian, kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar,
dan lain sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak
ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut
siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi
ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek
materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus
seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang
dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari
media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesanpesan yang disampaikan melalui media tersebut.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak
ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut
siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi
ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek
materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus
seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang
dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari
media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesanpesan yang disampaikan melalui media tersebut.
2. a. Jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan indera yang digunakan
a.Media audio.
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya
melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata.
Alat-alat yang termasuk kategori media audio adalah CD (Compact Disc), MP3
(MPEG Audio Layer 3), WAV (Waveform audio format), Radio, Kaset Pita,
alat perekam pita megnetik, piringan bersuara, dan Laboratorium bahasa.
b.Media visual
Media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media ini
mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat
mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk
didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik,
gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
c.Media audio visual
Media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara (Sanaky, 2010:105). Teknologi audio-visual
merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi mengunakan mesin-
mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual
(Cecep dan Bambang , 201:34). Paduan antara gambar dan suara membentuk
karakter sama dengan obyek aslinya. Alat alat yang termasuk kategori media
audio- visual adalah Televisi, VCD, sound slide, dan film
b. Jenis-jenis medie berdasarkan jenis pesan yang disampaikan
a. Media cetak.
Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media
penyampai pesan pembelajaran di mana padanya terkandung teks (bacaan) dan
ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Berbagai bentuk media pembelajaran jenis ini
contohnya: buku teks pembelajaran, majalah, buku kerja, LKS, guntingan
koran; majalah, leaflet, brosur, dan sebagainya.
b. Media non cetak.
Jenis bahan ajar noncetak di antaranya adalah OHT, audio, slide, video
dan komputer.
Kelebihan bahan ajar noncetak secara umum adalah:
a) dapat menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak
terhadap topik yang dibahas,
b) dapat dikombinasikan antara gambar dengan gerakan, serta
c) fleksibel dan mudah diadaptasi.
Kekurangan bahan ajar noncetak secara umum adalah:
a) pada umumnya membutuhkan alat khusus untuk menggunakannya,
b) tidak kompatibel antarjenis yang ada, serta
c) aliran informasi yang disampaikan sangat fixed.
c. Media grafis.
Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang
dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam media grafis ini adalah gambar dan tulisan.
Media ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui
penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbol (lambang). Bila Anda akan
menggunakan media grafis ini Anda harus memahami dan mengerti arti
simbol-simbolnya, sehingga media ini akan lebih efektif untuk menyajikan isi
tema kepada anak. Karakteristik media ini yaitu sederhana, dapat menarik
perhatian, murah dan mudah disimpan dan dibawa.
d. Media non grafis adalah media yang tidak menyajikan fakta, ide atau
gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan
simbol/gambar, namun media non grafis ini disajikan melalui suara.
c. Jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan asal media
1) Dibuat guru, artinya media pembelajaran ini dibuat langsung oleh pendidik
peserta didik. Misalnya guru membuat sebuah animasi mngenai fenomena
tsunami sendiri.
2) Diproduksi pabrik, artinya media pembelajaran ini di produksi secara masal
untuk semua orang. Misalnya media alat peraga yaitu alat peraga tengkorak
manusia yang digunakan dalam pembelaajaran biologi.
3) Sudah tersedia dilingkungan kita, artinya media ini tinggal kita gunakan saja
sebagai media pengalaman langsung. Misalnya kita mengadakan karya
wisata ke tempat persawahan media untuk bersawah suda ada tinggal kita
mempraktikkan cara-cara bercocok tanam yang benar.
4) Media asli, merupakan spesimen yang masih hidup (akuarium, kebun
binatang, kebun laboratorium, dll)
Spesimen yang sudah mati (herbarium, hewan yang sudah diawetkan),
spesimen dari bend tidak hidup (batu batuan, mineral dll), benda mati
yang bukan makhluk hidup (mobil, kereta api dll)
5) Media model (tiruan dari benda benda) yaitu bentuk tiruan dari benda
benda mati yang karena sesuatu hal tidak dapat ditunjukkan aslinya
(misalnya benda itu terlalu besar maka dibuat monsternya, demikian
sebaliknya).
d. Jenis-jenis media berdasarkan kesiapan dalam penggunaan.
1) Media jadi, yaitu media yang sudah ada di pasaran tinggal kita gunakan,
biasanya berupa gambar, kaset, video, film.
2) Media rancangan, yaitu media yang khusus dirancang jika kita mau
menggunakannya saja. Misalnya d kimia yaitu model-model atom &
molekul. Jika kita beli bahan-bahan untuk membuatnya kita rancang model
itu sehingga menyerupai model-model molekul yang ada. Di mana pada
waktu beli di pasaran masih harus dirancang.
pengajaran perlu mengambil kira kesesuaian peranan grafik dan objektif yang
ingin dicapai. Grafik patut digunakan untuk tujuan pengajaran dan bukan
hiasan (Norhashim, Mazenah & Rose Alinda). Grafik akan membantu
pembelajaran sekiranya grafik tersebut berkait dan kongruen dengan bahan
teks tetapi grafik akan mengganggu pembelajaran dan menjemukan sekiranya
tidak berkait dengan teks, terlalu kompleks dan berlebihan, semata-mata
perhiasan atau untuk menghasilkan kesan yang menarik (Willowes; Hazen).
(http://www.kedah.edu.my/sahc/esei_karya/Microsof-Word-Grafik-DalamPembelajaran.pdf)
2) Gambar
Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini
mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan
pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita
hanya membaca dan memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena
sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam
pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol verbal, (2) mengkonkritkan
dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan. (3) memberikan
ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi belajar dan
menghidupkan suasana kelas.
Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di
gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media
pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa
sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar
yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal
melalui
media
gamabar
tersebut.
Walaupun media gambar merupakan media yang tepat dan baik digunakan
dalam pembelajaran di sekolah dasar namun pasti ada saja kekurangan serta
kelebihan yang dimiliki oleh media gambar tersebut sebagai sebuah
karakteristik dari media gamabar itu sendiri.
Dari sumber yang ada, ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki oleh media gambar yaitu :
1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibanding dengan media verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anakanak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya.
Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau
foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan
menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar
atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah
pahaman.
5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan
peralatan yang khusus.
(http://pendas2013.blogspot.com/2013/01/penggunaan-media-gambar-dalamproses.html)
3) Radio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun non verbal. Ada
beberapa
jenis
media
audio,
salah
satunya
dalah
radio.
Radio adalah media auditif yang hanya bisa dinikmati dengan alat
pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui
gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Radio adalah sistem
komunikasi yang menggunakan udara atau ruang antariksa sebagai bahan
antara (medium) yang bentuk umum sistemya adalah sebuah pemancar yang
memancarkan dayanya melalui antena kearah tujuan dalam bentuk gelombang
elektromagnetis.
Penggunaan radio sebagai media pendidikan cukup efektif karena radio
memiliki jangkauan yang luas. Penduduk yang buta huruf dapat mendengarkan
dan mengerti secara efektif informasi-informasi dengan bahasa lisan, yaitu
melalui radio.
Adapun
jenis-jenis
media
radio
anatara
lain:
Berdasarkan frekuensi radio diklasifikasikan menjadi:
1. Frekuensi Modulasi (FM) bergerak pada frekuensi 87 MHz sampai 108
MHz.
2. Amplitudo Modulasi (AM) atau Medium Wave (MW) berada pada jalur 540
sampai
1600
KHz.
3. Short Wave (SW) mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu dari
1600 KHz sampai 30.000 KHz.
Berdasarkan penyelenggara radio diklasifikasikan menjadi:
1. Radio milik Negara
2. Radio publik
3. Radio swasta/komersial
4. Radio komunitas (kampus/LSM)
5. Radio asing
Berdasarkan program media radio diklasifikasikan menjadi:
1. Radio Hiburan/Musik
2. Radio Informasi/News
3. Radio Campuran
4. Radio Propaganda
5. Radio Religius
Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk
pendidikan, karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide yang
kreatif. Dengan demikian, alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang
berpengaruh dalam pendidikan. Masalah penggunaannya tergantung
bagaimana filsafat pendidikan yang dianut, dan kesadaran atas potensi yang
dimaksud tadi. Nilai Radio bagi Pendidikan diantaranya :
1. Memberikan berita yang ter up-to-date.
2. Menarik Minat.
3. Beritanya Autentik
4. Berdasar pada kenyataan
5. Mempunyai tinjauan yang luas.
6. Memberikan gambaran yang jelas.
7. Mendorong kreatifitas.
8. Integrasi dan diskriminasi maksudnya radio berpengaruh terhadap
pembentukan pribadi seseorang,
9. Menimbulkan sosial adjustment dan ini penting bagi pembentukan seorang
warga Negara yang baik,
10. Mendidik siswa untuk dapat mendeskriminasikan persoalan-persoalan
dalam masyarakat.
11. Radio mendorong manusia berfikir rasional dan komparatif.
(http://luhsudiani.blogspot.com/2013/01/media-pembelajaran-radio.html)
4) Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan
untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang
monokrom (hitam putih) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara.
Menurut Oemar Hamalik (1985:134) mengemukakan bahwa televisi
5) Internet
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru /
fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator
perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk
belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang
bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Media pembelajaran yang saat ini sedang panas diperbincangkan adalah
internet. Internet memiliki potensi besar untuk dijadikan media pembelajaran
mengingat kelebihannya yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sumber
informasi
bisa
diakses
kapan
saja
dan
dari
mana
saja.
Menurut Kamarga, Internet adalah jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan
jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan
melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh
dunia (Suyanto : 2005)Internet pertama kali muncul di Amerika pada tahun
1970 yakni dengan diawali munculnya TCP/IP (Transmissiaon Control
Protocol / Internet protocol oleh sebuah penelitian di Stanford University Of
Utah. Sebelum munculnya TCP/IP, Amerika telah menggunakan jaringan
komputer yang pertama untuk menghubungkan empat situs, yaitu Stanford
Reseach University Institude, University of California at Los Angeles,
University of California at Santa Barbara dan University of Utah. Jaringan
komputer ini disebut dengan ARPAnet. Jadi, dari sejarah kemunculannya dapat
dilihat bahwa internet pertama kali digunakan untuk akses informasi
pendidikan.
Kelebihan
internet
sebagai
media
pembelajaran,
yaitu:
Internet memberikan sambungan (konektivitas) dan jangkauan yang sangat luas
sehingga akses data dan informasi tidak dibatasi waktu, tempat, dan negara.
Akses infromasi di internet tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya yang
dihadirkan secara global tidak perneh tidur. Dengan kata lain, kita dapat
melakukan pencarian informasi melalui internet kapan saja selama 24 jam
sehari dan 7 hari seminggu.
Akses informasi melalui internet lebih cepat bila dibandingkan dengan
mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di perpustakaan. Kita
tinggal mengklik icon tertentu, maka apa yang kita inginkan akan muncul di
layar monitor komputer kita.
Internet juga menyediakan kegiatan pembelajaran interaktif seperti
fasilitas elearning yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tertentu yang
dapat meningkatkan kemampuan intelektual kita, seperti sekolah menulis
online, dsb. Tentu saja dengan menjadi anggota pada kegiatan tersebut dan
mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga tersebut.
Kita dapat berdiskusi dengan teman-teman sebaya atau setingkat mengenai
berbagai hal jika kita memasuki mailing list atau melakukan chatting.
Dibandingkan dengan membeli buku atau majalah asli, penelusuran informasi
melalui internet jauh lebih murah. Apalagi pada saat ini banyak situs yang
menyediakan jasa informasi secara cuma-cuma. Kita btinggal mengunduh atau
mencetak informasi yang kita butuhkan.
(http://smp.labschool.upi.edu/2011/10/media-pembelajaran-berbasis-internet-elearning/)