NIM
: 1111113000060
Civic Education
UTS
Presiden Indonesia yang ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono saya maknai sebagai
perubahan rezim Indonesia dan awal dari berkembangnya demokrasi di Indonesia. Bahkan,
keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di
kawasan Asia yang hingga saat ini beberapa diantaranya masih dijalankan dengan tangan
besi. Peristiwa ini juga membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan ini
merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat
berpotensi menjadi kiblat demokrasi dikawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan
dan melaksanakan sistem demokrasi. Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa
pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya
suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur. Atas jasa-jasa beliau yang menurut
saya sukses untuk memimpin Indonesia yang Demokrat, tidak heran beliau menerima
anugrah mendali demokrasi.
Untuk mencapai Indonesia yang Demokrasi seperti sekarang ini, kita telah melalui
jalan yang sangat panjang. Bayangkan saja, Indonesia adalah negara terbesar ke-4 di dunia,
dan merupakan negara demokrasi terbesar ke-3 dengan populasi Muslim terbesar di dunia,
seharusnya membuat kita berpikir bahwa ini merupakan hal yang impossible. Meski pada
awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataanya
demokarasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang.
Sebagian orang pernah berpendapat bahawa demokrasi tidak akan berlangsung lama di
Indonesia, karena masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah menagtakan bahwa negara
Indonesia terlalu besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan itu bahkan
menyerupai kekhawatiran yang dapat membuat Indonesia Chaos yang dapat
mengakibatkan perpecahan.
Di satu sisi, Terpilihnya Presiden ke-7 Indonesia Ir. H. Joko Widodo langsung
ditangan rakyat, adalah bukti demokrasi sudah berjalan sangat baik di Indonesia. Pemilihan
umum atau kita sebut pesta demokrasi kali ini juga membuktikan bahwa Indonesia telah
mencapai prestasi besar, karena sejak Indonesia merdeka 68 tahun silam, hanya anggota elite
politik dan militer yang terpilih sebagai presiden. Seperti halnya Susilo Bambang Yudhoyono
yang terpilih melalui proses demokrasi dan sebagai bukti awal presiden yang terpilih
langsung oleh rakyat, pun merupakan anggota elite politik dan elite militer. Dan Jokowi
adalah bukti bahwa rakyat biasa di luar kedua golongan tersebut juga mampu menjadi orang
nomor satu di Indonesia.
control social terhadap pelaksanaan kerja lembaga tersebut. Dengan demikian masyarakat
madani menjadi sangat penting keberadaannya dalam mewujudkan demokrasi.
Indonesia, Islam, dan Demokrasi. Demokrasi memang bukan terlahir dari dunia Islam,
tetapi, orang-orang Indonesia yang mayoritas pemeluk Islam yang taat pun mengetahui
bahwa demokrasi telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Saya asumsikan terdapat tiga
pandangan tentang Islam dengan demokrasi. Pertama, Islam dan demokrasi dua sistem
politik yang berbeda, Kedua, Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi
didefinisikan secara procedural seperti dipahami dan dipraktikkan di negara-negara
Barat.Ketiga, Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik
demokrasi seperti yang dipraktikkan di negara-negara maju. Dari ketiga pandangan tersebut,
pandangan ketiga lah yang paling sejalan dengan pemikiran banyak orang sekarang, atau
rakyat Indonesia. Bahkan berhubungan dengan sistem pemerintahan Indonesia yang termasuk
kedalam paradigma simbiotik.
Demokrasi cocok dengan masyarakat muslim Indonesia karena demokrasi dapat
memberi contoh yang baik dan sejalan dengan Islam itu sendiri. Misalnya, pertama, dalam
demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang untuk mengangkat seorang kandidat
yang berhak memimpin dan mengurus keadaan mereka. Tentu saja, mereka tidak boleh akan
memilih sesuatu yang tidak mereka sukai. Demikian juga dengan Islam. Islam menolak
seseorang menjadi imam shalat yang tidak disukai oleh makmum di belakangnya. Kedua,
usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran juga sejalan dengan Islam. Bahkan
amar makruf dan nahi mungkar serta memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian
dari ajaran Islam. Ketiga pemilihan umum termasuk jenis pemberian saksi. Karena itu,
barangsiapa yang tidak menggunakan hak pilihnya sehingga kandidat yang mestinya layak
dipilih menjadi kalah dan suara mayoritas jatuh kepada kandidat yang sebenarnya tidak
layak, berarti ia telah menyalahi perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada saat
dibutuhkan. Ketiga penetapan hukum yang berdasarkan suara mayoritas juga tidak
bertentangan dengan prinsip Islam. Keempat juga kebebasan pers dan kebebasan
mengeluarkan pendapat, serta otoritas pengadilan merupakan sejumlah hal dalam demokrasi
yang sejalan dengan Islam.
Indonesia menganut sistem demokrasi pancasila, tidak seperti negara Amerika yang
memakai demokrasi liberal. Pancasila adalah ideologi Indonesia, dimana pancasila adalah
sebuah dasar atau tiang penompang negara untuk mewujudakan Indonesia yang maju.
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara
Republik Indonesia. Pancasila merupakan hal yang universal untuk Indonesia, dan Pancasila
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang mengikat seluruh rakyat dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan pancasila adalah cerminan dari beragam budaya dan
karakter bangsa Indonesia yang telah berlangsung berabad-abad lampau. Demokrasi
pancasila, demokrasi berdasarkan pancasila, nilai-nilai pancasila tidak lepas dari demokrasi
dan sebaliknya. Dalam artian, walaupun Indonesia memakai sistem demokrasi, bukan berarti
bebas tanpa batas, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab sesuai dengan pancasila.
Kelima sila pancasila saling berkaitan dan secara tidak langsung sebenaranya memiliki nilainilai Islam dan demokrasi didalamnya. Maka dari itu secara tidak langsung, sebenarnya
Demokrasi, Pancasila, dan Islam saling berkaitan satu sama lain di Indonesia. Karena di
dalam Islam nilai-nilai demokrasi dan pancasila sebenarnya ada, hanya saja tidak secara
sistematis atau secara langsung nilai-nilai itu diwujudkan.
Namun demikian, setelah saya memaparkan harmonisnya Indonesia, Islam, Budaya,
dan Pancasila, Indonesia masih memiliki kekurangan. Karena, Demokrasi yang seharusnya
sesuai standar hendaknya memenuhi dua komponen utama yang menjadi indikator
berjalannya demokrasi. Komponen yang pertama adalah demokrasi prosedural, yang mana
demokrasi harus memenuhi prosedur-prosedur standar untuk bisa disebut demokrasi,
misalnya adanya partai politik, adanya pemilihan umum, dan lain sebagainya. Lalu
komponen yang kedua yakni demokrasi substansial, yang mana demokrasi bukan hanya
selesai dengan terpenuhinya prosedur-prosedur untuk disebut sebagai sistem demokrasi tapi
juga harus menyentuh substansi dari prosedur demokrasi itu sendiri, misalnya adanya parpol
yang memenuhi standar, adanya pemilu yang berkualitas dan lain sebagainya. Tapi
sayangnya, demokrasi yang berjalan di Indonesia baru sebatas prosedural, belum sampai pada
substansial.
Dalam praktiknya, masih banyak nilai-nilai demokrasi yang belum terpenuhi dalam
sistem demokrasi Indonesia. Saya sangat menyesali perekrutan-perekrutan artis, mantan
model majalah dewasa, dan orang-orang yang tidak berkompeten menjadi calon anggota
legislatif, dan bahkan sebagian berhasil menjadi wakil rakyat. Dapat dibayangkan untuk
kedepannya akan kearah mana negara kita apabila wakil rakyat tidak berkompeten yang
padahal wakil rakyat merupakan komponen penunjang Demokrasi Indonesia. Dan tentunya
masih banyak indikator-indikator kegagalan dalam berdemokrasi di Indonesia yang harus
dicarikan solusinya kedepan. Dan juga, saat ini Indonesia memang memiliki demokrasi,
tetapi demokrasi yang ada tidak memiliki kontrol dan tidak memiliki equality yang baik
(persamaan hak) bagi setiap warga negara, akhirnya output yang dihasilkan masih berbau
oligarchy dan demokrasi menjadi pincang.
Apa saja catatan-catatan yang harus kita perbaiki, diantaranya parpol, pemilu, pers
(yang pemakalah sebelumnya namai aliansi kelompok strategis). Menurut saya parpol
harusnya memiliki peranan yang sangat penting untuk lancarnya demokrasi sudah sangat
rusak di Indonesia. Lahirnya parpol-parpol instan, perekrutan artis/kader politik yang tidak
berkualitas dan bahakan tak menyeleksinya. Berjalannya pemilu yang Tak Pernah luput dari
kecurangan (bahakan tak perlu lagi saya jelaskan contohnya). Dan yang terakhir menurut
saya adalah pers yang kebablasan dengan pemberitaan tak berimbang atau lebih parahnya
provoaktif. Tentu sebagai warga negara yang seharusnya, kita memiliki andil untuk
mengawasi jalannya pemerintahan sebagaimana pemerintahan memperhatikan masyarakat.
Berjalan atau tidaknya demokrasi, masyarakat madani memiliki andil yang sangat besar.