Anda di halaman 1dari 6

1. Apa itu Direct Selling (Penjualan Langsung) ?

Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah : Metode penjualan barang dan/atau


jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap
oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha dan bekerja
berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang
wajar.

2. Apa saja yang termasuk Direct Selling


1. Single Level Marketing (Pemasaran Satu Tingkat), maksudnya adalah :
Metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung
melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana Mitra Usaha
mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan
barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri.
2. Multi Level Marketing (Pemasaran Multi Tingkat), maksudnya adalah :
Metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung
melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, di mana
mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil
penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota
jaringan di dalam kelompoknya.
3. Bagaimana kita mengetahui perusahaan yang melakukan penjualan
langsung dengan benar
1. Mitra usaha hanya boleh membeli keanggotaan dari perusahaan satu kali
saja.
2. Perusahaan tidak boleh memberikan keuntungan kepada Mitra Usaha
hanya atas hasil rekrut anggota baru.
3. Di perusahaan, harus ada barang atau jasa yang diperdagangkan dan
dipergunakan oleh konsumen.
4. Barang tidak dipergunakan sekedar sebagai kedok, yang akan terlihat bila
barangnya dijual dengan harga yang tidak wajar.
5. Keuntungan atau laba yang diperoleh anggota adalah terutama
berdasarkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen, bukan dari
rekruting anggota baru.
6. Ada pelatihan tentang pengetahuan produk dan cara menjual kepada mitra
usaha.
7. Ada buy back guarantee (jaminan beli kembali setelah diperhitungkan
semua biaya-biaya terkait) dari perusahaan atas produk atau inventory
yang masih layak jual milik anggota bila anggota mengundurkan diri dari
perusahaan.

http://apli.or.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=54%3Aapabeda-direct-selling-dengan-mlm&catid=3%3Aberita

Direct selling dan Multi Level Marketing memiliki persamaan dan perbedaan. Apa saja
itu?

Bagi kalangan awam, penggunaan kata direct selling dan MLM (Multi Level Marketing)
secara bergantian menyebabkan mereka sedikit bingung. Bahkan dikalangan pelaku
bisnis DS/MLM pun kadang ada sedikit kebingungan apa beda dan apa persamaan antara
Direct Selling dengan MLM. Tulisan berikut mencoba memberi gambaran singkat
mengenai perbedaan dan persamaan Direct Selling dengan MLM, mulai dari penggunaan
istilah sampai ke substansi sistemnya.

Pertama-tama istilah direct selling memang lebih dulu muncul dibanding MLM. Istilah
direct selling merujuk pada aktifitas penjualan barang-barang atau produk langsung
kepada konsumen, dimana aktifitas penjualan tersebut dilakukan oleh seorang penjual
langsung (direct seller) dengan disertai penjelasan, presentasi atau demo produk. Praktekpraktek direct selling sesungguhnya sudah berlangsung sejak zaman dahulu kala.
Esensinya adalah adanya tenaga penjual independen yang menjualkan produk atau barang
dari produsen tertentu kepada konsumen.

Dalam sejarah industri ini, direct selling dalam bentuknya yang sekarang (dianggap)
pertama kali muncul dengan beroperasinya The California Perfume Company di New
York tahun 1886 yang didirikan oleh Dave McConnel. McConnell inilah yang memiliki
ide mempekerjakan Mrs. Albee sebagai California Perfume Lady yang pertama dengan
cara menjual langsung kepada konsumen dari rumah ke rumah. Perusahaan ini kemudian
berganti nama menjadi Avon pada tahun 1939, sementara Mrs. Albee sendiri dianggap
sebagai pioneer metode penjualan direct selling.

Dalam perkembangan berikutnya, muncul perusahaan Nutrilite tahun 1934 di California


dengan metode penjualan baru, yaitu memberi komisi tambahan pada distributor
independen yang berhasil merekrut, melatih, dan membantu anggota baru itu untuk ikut
menjual produk. Metode baru ini memungkinkan seorang distributor terus merekrut
anggota baru dengan kedalaman dan keluasan yang tidak terbatas. Berikutnya tahun 1956
berdiri Shaklee dan tahun 1959 berdiri Amway dengan metode penjualan yang sama,
yang kemudian lebih dikenal dengan metode penjualan multi level marketing.

Nah, mari kita telusuri perbedaan dan persamaan direct selling dengan MLM dari sisi
penggunaan istilahnya. Istilah MLM biasanya secara tegas menunjuk pada system Multi
level itu sendiri. Sebaliknya, itulah direct selling mempunyai dua arti. Pertama, direct
selling bisa dipakai untuk merujuk pada sistem kompensasi single level seperti yang
dipakai oleh Avon atau Tupperware. Kedua, direct selling biasanya juga dipakai untuk
menyebut industri ini secara keseluruhan, baik itu single level direct selling maupun
multi level marketing (termasuk dengan segala varian dari sistem multi level)

Yang unik, para pelaku bisnis single level direct selling saja dalam penyebutan jenis
bisnis mereka. Jarang sekali mereka menyebut bisnis single level. Sebaliknya, pebisnis
multi-level kadang-kadang menyebut bisnisnya direct selling, tapi memang lebih sering
digunakan istilah MLM atau belakangan network marketing.

Berikutnya dari sisi esensi sistemnya, single level direct selling memang sangat berbeda
dengan multi level marketing. Dalam buku Pesona Bisnis Direct Selling dan MLM,
Andrias Harefa menyebutkan perbedaan pokok antara kedua sistem tersebut lebih pada
jenjang karier si penjual langsung. Jika sistem direct selling si penjual ini hanya
mampu memiliki kaki terbatas antara 1-2 tingkat kedalam vertical saja.

Misalnya Nani dapat merekrut Nina. Dan Nina dapat merekrut Neni. Berhenti sampai
disitu. Nah, untuk penjualan yang dilakukan oleh Nina dan Neni, Nani berhak atas
overriding fee karena ia membina dan merekrut kedua orang tersebut. Jika Neni merekrut
Nana, dan Nana berhasil merekrut Nene, dan kedua member terakhir itu berhasil menjual
dalam jumlah tertentu, maka Nani tidak mendapat penghasilan apa-apa lagi.

Nah, dalam sistem multi level tingkat kedalaman vertikal jaringan tidak dibatasi seperti
itu. Di sini Nani masuk akan mendapat keuntungan dalam persentase tertentu.

Dari sisi rekrutmen secara horizontal, baik direct selling maupun MLM keduanya tidak
ada batas. Namun dari sisi rekrutmen vertical, direct selling terbatas dan MLM tidak
terbatas. Dalam prakteknya, system MLM memiliki variasi sistem yang lebih beragam.

http://apli.or.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=132&Itemid=62

PERATURAN
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/2008
T E N TAN G
PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN
DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG

http://apli.or.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=134&Itemid=65

BAGAIMANA CARA MENJADI ANGGOTA APLI :


1. Apa manfaat Menjadi Anggota APLI ?
Manfaat yang diperoleh bila suatu perusahaan DS/MLM sudah bergabung dengan APLI,
diantaranya :
1. Merupakan acuan masyarakat dalam memilih perusahaan DS/MLM yang baik
dan benar.
2. Adalah Mitra dari Pemerintah bagi pengembangan industry DS/MLM
3. Mengetaui secara pasti Kode Etik perusahan, dengan etika yang benar dan
universal.
4. Mendapatkan kemudahan dalam mengakses kebijaksanaan Pemerintah.
5. Menambah relasi yang lebih luas dengan para Pengusaha Bisnis Jualan Langsung
MLM, untuk lingkup nasional maupun internasional.
6. Dapat mengikuti pertemuan anggota APLI yang dilaksanakan setiap 3 bulan
sekali.
7. Mendapatkan majalah intern Info APLI dengan artikel-artikel yang menarik.

8. Dapat mengikuti program-program pelatihan khusus untuk anggota APLI dalam


rangka pengembangan usaha khususnya skala kecil dan menengah yang
dilaksanakan oleh APLI.
9. Dapat mengikuti program-program yang dilaksanakan oleh WFDSA
Nama perusahaan akan tercantum dalam website APLI, iklan di media yang dipasang
oleh APLI dalam rangka sosialsiasi kepada masyarakat.

2. Apa saja persyaratan untuk menjadi anggota APLI


Apabila perusahaan sudah memiliki SIUPL (Surat Izin Usaha Penjualan Langsung) dan
sudah beroperasi dengan menjunjung tinggi etika dalam menjalankan usaha, tidak
melakukan usaha perdagangan yang bersifat Money Game, Sistem Piramida, Berkedok
MLM dan/atau sejenisnya, memiliki produk untuk dijual dan berguna untuk masyarakat,
pendapatan utama distributor dari penjualan produk bukan dari rekruting anggota, maka
APLI membuka pintu lebar-lebar bagi perusahaan yang mau bergabung.
Persyaratan untuk menjadi anggota APLI dengan mengisi Formulir Permohonan untuk
menjadi anggota APLI dan melampiri berkas-berkas di bawah ini :
1. Salinan Akte Notaris Pendirian PT
2. Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas dari instansi
berwenang
3. Tanda daftar dan izin dari Departemen teknis atas barang dan/atau jasa yang
dipasarkan (contoh : registrasi produk dari Badan POM untuk produk makanan
kesehatan dan kosmetika)
4. Copy NPWP Perusahaan
5. Copy KTP Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan
6. Pas Photo Direktur Utama/Penanggung jawab perusahaan ukuran 4x6 = 1 lembar
7. Brosur/Leaflet, catalog dan daftar harga barang dan/atau jasa
8. Program Pemasaran / Marketing Plan
9. Kode Etik Perusahaan
10. Contoh aplikasi permohonan menjadi distributor
11. Copy SIUPL
Note : point 9 dan 10 dalam bentuk starterkit lengkap dari perusahaan untuk distributor

Proses Perekrutan untuk menjadi Anggota APLI : - Mengisi formuilr permohonan


menjadi Anggota APLI
1. Menyerahkan lampiran yang telah dipersyaratkan APLI
2. Pemeriksaan kelengkapan berkas di Sekretariat APLI

3. Evaluasi Marketing plan dan Kode Etik


4. Jika dianggap perlu, Perusahaan akan diundang untuk memberikan presentasi
5. Akan dilakukan kunjungan/survey ke perusahaan untuk meninjau kantor, produk
dan kegiatan yang jelas-jelas menjalankan MLM.
6. APLI akan menerima perusahaan calon anggota setelah memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dan akan diinformasikan secara tertulis.

Daftar nama Perusahaan MLM anggota APLI


http://apli.or.id/website/index.php?
option=com_contact&view=category&catid=48&Itemid=78

Anda mungkin juga menyukai