Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KE-1

PENGEMBANGAN IDE DAN NARASI KREATIF

“BIG IDEA DAN BUSINESS STORYTELLING”

Disusun oleh :
Azhar Rana (20330034)
Ghazi Ghufran (20330064)
Reynaldi Dwi Prasetyo (20330124)
Semester 2 / 2D

Dosen Pengampu : Arius Krypton, M.Si

PROGRAM STUDI PERIKLANAN


JURUSAN PENERBITAN
POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF
JAKARTA 2020
BIG IDEA

Definisi

Big Idea dalam pemasaran dan periklanan merupakan simbol yang digunakan untuk
melambangkan landasan perusahaan besar di bidang ini, yaitu upaya untuk mempromosikan
suatu merek, produk atau konsep kepada masyarakat dengan menciptakan pesan yang kuat
dan beresonansi (menghasilkan suatu frekuensi tertentu) dengan konsumen.

Big idea merupakan suatu keharusan dan tantangan untuk dimasukkan ke dalam kreatif iklan.
Jika tidak, maka banyak di antaranya produk yang tidak memberikan keunikan, dan akibatnya
begitu sulit untuk memperoleh sesuatu yang menarik untuk dikatakan kepada audiens.

Istilah "Big Idea" telah digunakan dalam karya-karya guru pemasaran David Ogilvy dan
George Lois, dan dalam buku yang ditulis oleh Thomas H. Davenport, Laurence Prusak, dan
H. James Wilson.

Manfaat

Big Idea merupakan landasan utama dari semua kegiatan promosi. Dengan ide bagus, akan
dapat merancang promosi dengan lebih mudah, efektif, dan menarik di masa mendatang.
Semua kegiatan promosi juga akan lebih mudah diingat karena selalu memunculkan ide yang
sama di semua kegiatan promosi.

Ide besar dibutuhkan untuk memberikan arahan yang jelas saat menentukan ide visual pada
berbagai media setelah ditentukannya pesan penjualan (what to say), dengan tujuan ide-ide
yang dirancang meneriakan hal yang sama. Bukan berarti dengan adanya Big Idea akan
menghasilkan kreativitas visual di berbagai media dalam bentuk visual yang diulang-ulang.
Big Idea bertujuan untuk memandu ide-ide kecil agar memiliki kesamaan antara cerita di
antara media. Maka dari itu, ketika penonton melihat iklan produk yang sama di berbagai
media promosi iklan yang kita desain, mereka akan mengetahui cerita lengkap dari produk
yang kita sediakan.

Contoh

1. XL
Lembu Wiworo, selaku Executive Creative Director The Colorist memberikan big idea
yang terdapat pada iklan provider XL :
“Melihat nilai yang tidak seksi, seribu mau jadi apa, nah kita memutarbalikan fakta
bahwa, di pasaran di masyarakat uang seribu rupiah itu tidak ada harganya, tapi di XL
bisa menjadi luar biasa jadi kita mencoba merubah persepsi bahwa, seribu rupiah yang
gak berarti buat orang, kalo di XL bisa telpon kemana-kemana”.
Jadi big idea nya, walaupun sekarang seribu tidak ada harganya tapi di XL masih
berharga.

2. Tolak Angin
Orang Pintar Minum Tolak Angin” ide iklan ini mereposisi jamu yang selama puluhan
tahun, yang menganggap bahwa jamu hanya kelas dua diolah dengan cara yang
tradisional, teknologi tradisional, dan peralatan tradisonal. Citra yang tua dan untuk
kalangan bawah disulap menjadi yang memiliki posisi terhormat.
BUSINESS STORYTELLING

Definisi

Konsep dasarnya Business Storytelling adalah membuat promosi iklan tanpa membuat
konsumen merasa sedang menonton iklan. Dalam praktiknya, menggunakan kisah nyata atau
apa pun yang melibatkan emosi manusia dapat membantu meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk kita.

Pada dasarnya, Business Storytelling bukan hanya mencantumkan fakta. Karena cerita yang
bagus akan juga bertahan lebih lama di benak audiens.

Manfaat

1. Mempromosikan bisnis
Mengapa storytelling bisa mempromosikan bisnis? Sebab cerita yang indah, dramatis
itu mendapatkan engagement yang tinggi. Terutama di social media. Cerita adalah
konten yang sangat banyak mendapat like, komen bahkan share.

2. Mempertahankan loyalitas konsumen


Cerita yang bagus tidak hanya melibatkan penonton secara fisiologis. Mereka akan
memicu minat, Cerita yang bagus juga akan mengejutkan penonton. Lalu itu akan
membujuk. Sebuah cerita yang bagus akan menginspirasi tindakan di mana fakta
menginspirasi.
Gunakan sisi unik untuk menyampaikan narasi seperti menarik, mengasyikkan,
ekstrim, misterius, atau sisi lain yang tidak ada sebelumnya. Kedepannya, iklan akan
semakin berkesan di benak konsumen.

Contoh

1. Apple

Sejak awal berdiri, mereka telah menggunakan cerita dalam mempromosikan value
perusahaan mereka dengan tagline “think different,” menggunakan storytelling dalam
menjual product-productnya. Dari pada mengatakan, “Kami telah menciptakan
komputer yang hebat. Didesain dengan cantik dan elegan. Mudah digunakan.“

Yang Steve Jobs katakan, “Apapun yang kami lakukan, kami ingin melawan status
quo. Kami percaya pada berpikir dengan cara yang berbeda. Kami melawan status
quo dengan menciptakan computer yang didesain dengan menawan, praktis dan
mudah digunakan. Kami sedang menciptakan komputer yang hebat. Mau beli?”

Faktanya, kalimat Steve Jobs itu begitu melekat di benak masyarakat. Meskipun
produk-produk Apple adalah barang mewah yang gak wajib untuk dimiliki, tapi
kenyataannya mereka terus mencetak penjualan yang berhasil.

2. Nike
Nike telah lama dikenal sebagai brand yang mengandalkan kekuatan cerita jauh
sebelum bisnis online merajalela seperti sekarang. Tahun 1999, brand tersebut merilis
iklan satu menit yang merayakan puncak karir atlet basset Michael Jordan Slogan just
do it yang digunakan Nike hingga kini itu pun diambil dari sebuah foto Michael Jordan
kecil saat masih sekolah
Namun, Nike tahu bagaimana caranya mendorong brand masuk ke benak para
konsumen, menciptakan kesan tak terlupa, hingga menjual produk lebih banyak
dalam jangka panjang, yakni cerita yang otentik. Tak heran, apa pun yang Nike
lakukan selalu berdasarkan sebuah cerita. Contohnya saat peluncuran FLYEASE
bercerita bagaimana teknologi dapat membuat desain sepatu yang membantu atlet
memiliki performa lebih baik dijelaskan lewat video dan artikel mengenai "The
Flyease Story”.

Anda mungkin juga menyukai