Anda di halaman 1dari 11

PAPER ANALISIS RANTAI NILAI

GLOBAL VALUE CHAIN


Paper ini disusun bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis Rantai Nilai
Dosen Pengampu : Ir. I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara, MT.

Oleh :
1. I Gusti Ayu Prapti Pundari (1411305001)
2. Kadek Nindia Krisna Dewi (1411305004)
3. I Made Adi Surya Buana (1411305014)
4. Ni Putu Ely Kusumasari (1411305018)
5. I Gusti Putu Angga Wira Dananjaya (1411305021)
6. Nyoman Dhira Prayasa (1411305001)
7. Cokorda Mira Devi (1411305001)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
I. PENTINGNYA GLOBAL VALUE CHAIN

Ekonomi global mulai tersusun atas rantai nilai global. Hal ini adalah kunci dari kenaikan pangsa
pasar internasional, GDP global, dan pekerjaan. Evolusi GVC dalam berbagai macam komoditi,
pakaian, elektronik, pariwisata dan pelayanan bisnis outsoursing memiliki dampak yang
signifikan dalam hal penjualan global, produksi dan tenaga kerja dan bagaimana perusahaan
negara berkembang, produsen dan pekerja yang terintegrasi dalam kegiatan ekonomi global. Hal
jaringan GVC, pekerja dan pelanggan di seluruh dunia dan sering kali menyediakan batu
loncatan dan pekerja di Negara berkembang agar terintegrasi kedalam ekonomi global. Untuk
beberapa Negara khusunya Negara berpendapatan rendah, kemampuan dalam efektifitasnya
dalam memasukkan diri mereka ke dalam GVC merupakan kondisi vital bagi perkembangan
mereka. Ini mengharuskan kemampuan dalam mengakses GVC untuk bersaing dengan sukses
dan untuk menangkap untung hubungannya dalam perkembangan ekonomi nasional,
kemampuan pembangunan dan membangkitkan lebih banyak dan lebih baik pekerjaan untuk
mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Demikian ini bukan hanya permasalahan apakah
untuk berpartisipasi dalam ekonomi global akan tetapi bagaimana melakukan sesuatu yang
menguntungkan.

Kerangka kerja GVC memungkinkan seseorang untuk mengerti bagaimana industry global telah
terorganisir dengan pengujian struktur dan dinamika actor yang terlibat dalam suatu industri.
Sampai sekarang ekonomi global dengan begitu kompleksnya interaksi industry, metodelogi
GVC merupakan alat yang sangat berguna untuk melacak pola pergeseran dari produksi global.
Hubungan geografik aktivitas dan actor tunggal industry, dan menentukan peran aturan main di
Negara maju dan berkembang. Rangka kerja GVC focus pada urutan nilai tambah pada suatu
industri dari konsepsi sampai produksi dan pemakaian akhir. Hal ini menguji deskripsi
pengerjaan, teknologi, standar, regulasi produk, proses dan pasar dalam spesifik tempat dan
industry, sehingga memberikan gambaran holistik secara keseluruhan dari industry global baik
dari atas kebawah dan bawah keatas.

Sifat komprehensif kerangka kerja memungkinkan para pembuat kebijakan untuk menjawab
pertanyaan terkait isu-isu pembangunan yang belum ditangani oleh paradigma sebelumnya;
selain itu ia menyediakan sarana untuk menjelaskan dinamika global-lokal yang telah muncul
dalam 20 tahun terakhir (Gereffi & Korzeniewicz, 1994). Sebagai pembuat kebijakan dan
peneliti telah datang untuk memahami pro dan kontra dari penyebaran globalisasi. Kerangka
kerja GVC telah mendapatkan kepentingan dalam dalam menyelesaikan realitas industry baru
seperti peran munculnya ekonomis seperti China dan India sebagai pembawa rantai nilai global
yang baru, pentingnya sertifikasi dari produk dan proses secara internasional sebagai prasyarat
keberhasilan kompetitif untuk ekonomi dalam orientasi export, munculnya demand-driven
inisiatif pengembangan tenaga kerja sebagai bagian peningkatan ekonomi yang dinamis, dan
ploriferasi peraturan pribadi dan standar (lee, 2010; Mayer & Gereffi, 2010). Sementara juga
membuktikan kegunaan dalam pengujian dalam pembangunan social dan lingkungan.

Metodologi ini telah diadopsi oleh berbagai lembaga dan pemerintah yang memiliki ditugaskan
dalam penelitian GVC untuk memahami industry global dan untuk memandu perumusan dari
program baru dan kebijakan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi.

II. Apa Itu Global Value Chains ?

Rantai nilai menjelaskan secara penuh berbagai aktvitas yang dilakukan dan pekerja membawa
produk dari konsepsi sampai konsumen akhir dan seterusnya. Ini mencakup aktivitas seperti
desain, produksi, pemasaran, distribusi dan bantuan kepada konsumen akhir. Aktivitas yang
terdiri dari rantai nilai dapat terkandung dalam satu perusahaan ataupun perusahaan yang
berbeda (globalvaluechain.org, 2011). Dalam konteks globalisasi aktivitas yang merupakan
sebuah rantai nilai telah dilakukan dalam jaringan antar perusahaan pada skala global. Dengan
berfocus pada urutan kegiatan penambahan nilai yang berwujud dan tidak berwujud, dari dari
konsepsi dan produksi sampai ke pengguna akhir, analisis GVC menyediakan gambaran
menyeluruh dari dari industry global baik dari atas ke bawah (contohnya, pengujian bagaimana
pemimpin perusahaan mengatur afiliasi skala global mereka dan jaringan pemasok) dan bawah
ke atas (contohnya, pertanyaan bagaimana keputusan bisnis ini berpengaruh pada peningkatan
dan penurunan lintasan ekonomi dan social dalam suatu Negara).

Terdapat 4 dimensi dasar metodelogi GVC (1) struktur input-output, yang menjelaskan proses
transformasi bahan baku menjadi produk akhir; (2) pertimbangan geografis; (3) struktur
pemerintahan, yang menjelaskan bagaimana rantai nilai dikendalikan; (4) konteks kelembagaan
dimana rantai nilai industry tertanam (Gereffi,1995). Menggunakan keempat dimensi
fundamental ini, kontribusi dari Gereffi (1999) dan Humphrey & Schmidt (2002) yang
mengembangkan tambahan unsure analisis yang disebut sebagai Upgrading, yang
menggambarkan gerakan dinamis dalam rantai nilai dengan memeriksa bagaimana pergeseran
produsen diantara perbedaan tingkatan rantai. Penggunaan awal metodelogi GVC difokuskan
terutama pada ekonomi dan masalah daya saing, sementara dimensi social dan linkungan telah
tergabung dalam satu badan. Penelitian GVC sekarang mengeksplorasi topic baru seperti
permasalahan hukum tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penghijauan rantai nilai dan
jenis kelamin.

III. ANALISIS DIMENSI GVC

Analisis global rantai nilai didasari oleh empat dimensi, seperti dibahas di bawah.

1. Input-Output

a. Mengidentifikasi kegiatan / segmen utama dalam rantai nilai global.

Dalam seluruh proses input-output diwakili oleh sebuah rantai guna membawa produk atau
layanan dari konsepsi awal kepada konsumen. Segmen utama yang biasanya meliputi penelitian
dan desain, input, produksi, distribusi, pemasaran, dan penjualan. Dalam struktur input-output
melibatkan barang dan jasa, serta berbagai industri pendukung, yang dimana biasanya
dikumpulkan rantai niai dan dihubungkan dengan panah yang menunjukkan arus barang
berwujud dan tidak berwujud, serta jasa. Dalam arus ini yang terpenting adalah nilai tambah dan
informasi dari setiap pemetaan alur rantai.

Untuk memahami seluruh rantai diperlukan mengetahui evolusi industry, setelah itudapat
dilakukan identifikasi terhadap segmen rantai. Dalam hai ini penelitilah yang nantinya
menyatukan data dari identifikasi seluruh segmen rantai hingga jadi kesatuan yang jelas. Segmen
rantai menggambarkan bagaimana berbagai proses nilai tambah dalam kontribusi terhadap
produk atau layanan serta hal lain yang trkait dalam industry tersebut.
Diagram sangat berguna untuk menggambarkan temuan. Sebagai contoh, buah dan
sayuran rantai nilai global terdiri dari segmen berikut:

Gambar 1. Segmen Rantai Nilai Global Buah dan Sayuran

Input Produksi Packing & Pengolahan Distribusi &


Storage Pemasaran

Sumber: (. Fernandez-Stark et al, yang akan datang-c)

b. Mengidentifikasi dinamika dan struktur perusahaan di setiap segmen dari rantai


nilai.
Masing-masing segmen yang diidentifikasi pada langkah sebelumnya memiliki karakteristik dan
dinamika tertentu. Misalnya dalam raintai nilai buah dan sayuran pada masukan pengolahan
segmen tersebut bisa dari buah ataupun dari sayuran tergantung dari identifikasi yang diakukan.
Dalam hal ini penting untuk mengidentifikasi jenis perusahaan yang terlibat dalam industri dan
karakteristik utama dalam mengidentifikasi perusahaan yang berpartisipasi dalam rantai akan
membantu untuk memahami struktur tata kelola perusahan.

Di bawah segmen produksi, distribusi dan pemasaran, produsen utama produk segar dan pembeli
akhir dalam rantai tercantum pada Gambar 2.
Gambar 2. Rantai Nilai Global Buah dan Sayuran

INPUT Produksi Packing & Pengolahan Distribusi &


untuk export Storage Pemasaran

Pertanian : Pengolahan
Biji buah & Perusahaan
sayuran untuk
Supermarket
Pupuk
makanan kering
olahan

Agrokimia
beku
Food Service
(herbisida,
fungisida dan Pertanian : diawetkan
pestisida) buah &
sayuran untuk Importer &
Perusahaan Sari buah &
konsumsi usaha grosir
Peralatan pulp
segar eksportir
Pertanian
Packing
Petani Tanaman :
skala seleski, Pengecer
Peralatan pengepakan,
menengah skala Kecil
irigasi pemotongan,
& besar pelabelan dll

Ruang
Petani penyimpanan
dingin
skala
kecil

Besar Produsen Perusahaan Ekportir


Packing
Tanaman :
seleski,
pengepakan,
Petani pemotongan,
pelabelan dll

Ruang
penyimpanan
dingin

R&D
2. Lingkup Geografis
Pada globalisai saat ini industri yang sudah berkembang dengan pesat segala infrastruktur
transportasi dan komonikasi telah didukung oleh pemerintah dari setiap tingkatan rantai nilai.
Negara negara besar secara global saat ini rantai pasoknya yang terus berkembang dengan
melakukan berbagai kegiatan wilayah agar mencapai rantai pasok yang terbesar secara
global. Negara yang lebih memajukan industri dengan memanfaatkan kometitif yang masuk
sebagi aset dalam suatu negara,dimana negara tersebut menawarkan tenaga kerja dan bahan
baku dengan harga yang rendah, namun berbeda dengan negara yang maju dengan bakat
intlektual tinggi yang dapat melakukan berbagai penelitian dan disain pada produk hal ini
yang mengakibatkan perusahaan dan pekerja saling mempengaruhi satu sama laian, antara
produksi pada perusahaan berbeda dengan kondisi pasaran.

Analisis Geografis yang didasarkan pada identifikasi perusahaan induk dalam setiap segmen
rantai nilai, informasi yang dikeluarkan pertama pada data perusahaan, publikasi pada
industri khusus pada wawancara yang yang di hadiri pada sejumlah perusaahan terkemuka
pada negara negara tertentu yang sudah ditetapkan, kontribusi negara- negara differt dalam
rantai dapat diliat pada ekspor industri dimana pada setiap rantainya terkordinir dengan baik
Kontribusi utama pada analisis GVC yaitu mengambil alih pada lingkup geografis industri
global GVC yang beroprasi pada skala berbeda seperti halnya lokal, nasional,regional dan
global dan terus berkembang namun bukti mennunjukan bahwa GVC cederung lebih ke arah
regionalisasi dalam menghadapi berbagai faktor dan pentingnya ekonomi berkembang pada
kesempatan perdagangan regional

3. Pemerintahan
Menganalisis pemerintahan dapat membantu memahami bagaimana pengendalian dan
pengkoordinasian rantai ketika aktor tertentu dalam rantai memiliki kekuasaan lebih.
Pemerintahan didefinisikan hubungan otoritas dan kekuasaan yang menentukan bagaimana
keuangan, material dan sumber daya manusia dialokasikan dan mengalir dalam rantai
(Gereffi). Dalam rantai komoditas global, pemerintahan digambarkan secara luas dalam hal
buyer-driven dan producer-driven. Analisis rantai buyer-driven menyoroti peran kuat
dari pengecer besar dalam menentukan pengoperasian rantai dengan mengharuskan pemasok
untuk memenuhi standar dan protokol tertentu. Sebaliknya rantai producer-driven lebih
terintegrasi disepanjang rantai pasokan dan memanfaatkan keunggulan teknologi. Terdapat 5
struktur dalam pemerintahan dimana struktur ini diukur dengan 3 variabel : komplesitas
informasi antara pelaku dalam rantai, bagaimana informasi untuk produksi dapat
dikodifikasikan dan tingkat kompetensi pemasok (Frederick & Gereffi).
a. Pasar
Transaksi yang terjadi di pasar relatif sederhana. Informasi tentang produk mudah
disebar dan pemasok membuat produk dengan masukan dari pembeli. Pertukaran lengan
panjang ini memerlukan sedikit/tidak ada kerjasama resmi antara pelaku dan biaya
beralih ke mitra baru rendah untuk kedua produsen dan pembeli. Yang menjadi pusat
mekanisme pemerintahan adalah harga daripada lead firm yang kuat.
b. Modular
Pemerintahan modular terjadi ketika transaksi yang kompleks relatif mudah disusun.
Pemasok dalam rantai modular membuat produk dengan spesifikasi pelanggan dan
bertanggung jawab penuh atas teknologi proses menggunakan mesin generik. Ini
membuat biaya rendah dan membatasi investasi transaksi spesifik. Teknologi informasi
dan standar untuk bertukar informasi adalah kunci keberhasilan dalam fungsi
pemerintahan modular.
c. Relational
Pemerintahan Relational terjadi ketika pembeli dan penjual mengandalkan informasi
kompleks yang tidak mudah menyebar atau dipelajari, sehingga menyebabkan sering
terjadi interaksi dan berbagi pengetahuan antar pihak. Hubungan seperti ini
membutuhkan kepercayaan dan mengakibatkan saling ketergantungan. Produsen dalam
rantai relasional lebih seperti memasok produk yang berbeda berdasarkan kualitas, asal
geografis dan karakter unik lainnya.
d. Memikat
Pemasok kecil biasanya tergantung pada pembeli yang memegang kekuasaan. Kekuasaan
asimetri dalam memikat jaringan memaksa pemasok menghubungkan pembeli dibawah
kondisi yang sudah ditetapkan. Karena inti dari persaingan perusahaan berada diluar area
produksi, membantu pemasok meningkatkan kemampuan produksi tidak melanggar inti
kompetensi, tapi meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Ethical leadership penting
dilakukan untuk memastikan pemasok menerima perlakuan yang adil.
e. Hirarki
Ketika spesifikasi produk tidak dapat disusun dan tidak adanya pemasok yang kompeten,
maka perusahan akan menerapkan pemerintahan hirarkis dimana rantai ditandai dengan
adanya integrasi vertikal dan kontrol manajerial dalam mengembangkan dan
memproduksi produk.
Bentuk pemerintahan dapat berubah seiring dengan perkembangan dan matangnya sebuah
industri, dan pola pemerintahan dalam suatu industri dapat bervariasi dari satu tahap atau
tingkat dari rantai yang lain.

4. Konteks Institusional
Kerangka kelembagaan mengidentifikasi bagaimana kondisi lokal, nasional, dan kebijakan
internasional membentuk globalisasi dalam setiap tahap dari rantai nilai (Gereffi, 1995).
GVC yang tertanam dalam dinamika ekonomi, sosial dan kelembagaan lokal. Kondisi
ekonomi termasuk ketersediaan input kunci: biaya tenaga kerja, infrastruktur yang tersedia
dan akses ke sumber daya lainnya seperti keuangan; konteks sosial yang mengatur
ketersediaan tenaga kerja dan tingkat keterampilan, seperti partisipasi perempuan dalam
tenaga kerja dan aksen pendidikan, dan akhirnya lembaga termasuk pajak dan regulasi tenaga
kerja, subsidi, pendidikan dan hebijakan berinovasi yang dapat mempromosikan atau
menghambat pertumbuhan dan perkembangan industri.

IV. PEMBENAHAN
Pendekatan analisis ekonomi global GVC dari dua sisi yang berbeda: puncak bawah yang
berfokus pada pemerintahan dari rantai nilai global, terutama pada perusahaan-perusahaan
timah dan organisasi industri internasional dan dasar atas yang berfokus pada pembenahan,
strategi yang digunakan oleh negara, daerah, dan pemangku kepentingan ekonomi lain untuk
mempertahankan atau meningkatkan posisi mereka di ekonomi global. Pembenahan ekonomi
didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan, negara, atau wilayah yang pindah ke aktivitas
nilai yang lebih tinggi pada GVC dimana dalam rangka meningkatkan keuntungan (misalnya
keamanan, keuntungan, nilai tambah, kemampuan) dari berpartisipasi dalam produksi global
(Gereffi, 2005b, hal. 171).

Dari perspektif dinamis kita dapat memahami tentang pembanahan seperti terkait dengan
serangkaian peran ekonomi dan kemampuan yang terkait dengan kegiatan produksi dan
ekspor, seperti: perakitan berdasarkan input yang diimpor (khas zona ekspor-pengolahan),
original equipment manufacturing (OEM), juga dikenal sebagai produksi paket-penuh,
original brand name manufacturing (OBM); dan original design manufacturing (ODM)
(Gereffi, 1999, hal. 51). Jalur ini (perakitan OEM-OBM-ODM) tidak bisa dan penelitian
GVC telah menganalisis kondisi yang bervariasi pola upgrade dan merendahkan terjadi
menggunakan kategori ini.

Berbagai kebijakan pemerintah, lembaga, strategi perusahaan, teknologi, dan pekerja


keterampilan berhubungan dengan suksesnya pembenahan. Dalam kerangka GVC, empat
jenis pembenahan telah diidentifikasi (Humphrey & Schmitz, 2002):
proses pembenahan, yang mengubah input menjadi output lebih efisien dengan
reorganisasi sistem produksi atau memperkenalkan teknologi tinggi.
pembenahan produk, atau pindah ke lini produk yang lebih canggih.
pembenahan fungsional, yang memerlukan fungsi baru untuk meningkatkan
keterampilan keseluruhan kegiatan.
pembenahan rantai, di mana perusahaan-perusahaan pindah ke industri-industri baru
tetapi sering terkait.

Pola pembenahan yang berbeda oleh kedua industri dan negara berdasarkan struktur input-
output dari rantai nilai dan konteks kelembagaan masing-masing negara. industri tertentu
membutuhkan pembenahan linear dan negara harus mendapatkan keahlian dalam satu
segmen dari rantai nilai sebelum melakukan pembenahan ke segmen berikutmya, seperti yang
ditunjukkan di bawah ini untuk negara-negara yang terlibat dalam rantai nilai hortikultura
(lihat Gambar 4).
Bahwa akses ke pasar negara maju semakin bergantung pada partisipasi rantai nilai global
yang dipimpin oleh perusahaan yang berbasis di negara maju. Oleh karena itu, bagaimana
fungsi rantai nilai sangat penting untuk memahami bagaimana perusahaan di negara
berkembang dapat memperoleh akses ke pasar global.

Anda mungkin juga menyukai