Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
Hemat energi hemat biaya, itu merupakansalah satu tagline yang sering muncul
pada iklan layanan masyarakat dari Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral.Saat ini, kita dituntut untuk hemat dan cermat dalam penggunaan energi.
Hal ini terkait dengan cadangan bahan bakar migas (BBM) dan batu bara.
Diketahui bersama bahwa cadangan BBM di negeri tercinta ini semakin
berkurang. Otomatis, hal ini mengisyaratkan upaya untuk mencari bahan bakar
penggantinya.
Dengan dikuranginya subsidi BBM secara drastis maka banyak industri beralih
dari penggunaan BBM ke batubara. Banyak diantaranya yang membeli boiler baru
dengan bahan bakar batubara sementara boiler lama dengan bahan bakar minyak
tidak digunakan karena tidak ekonomis lagi.
Bahan bakar pengganti yang sangat relevan untuk digunakan saat ini yaitu batu
bara. Mutiara hitam ini cadangannya di Indonesia masih cukup besar.
Pemanfaatannya pun dirasa belum optimal. Program Konversi minyak tanah ke
gas di masyarakat, secara luas sudah berjalan. Namun, tampaknya pemanfaatan
batu bara di dalam negeri untuk sektor industri belum terasa optimal. Saat ini,
sebagian besar industri di tanah air masih menggunakan BBM sebagai bahan
bakar. Padahal, bagi industri konversi batu bara ini merupakan cara yang paling
murah.
Saat itu, batu bara hanya dapat bersaing dengan kayu bakar, belum dapat bersaing
dengan bahan bakar minyak yang murah, karena subsidi pemerintah. Setelah
subsidi berkurang, harga BBM naik secara drastis pada 2005 , sejak saat itulah
batu bara mulai menjadi bahan bakar penting untuk industri.

BAB II
ISI
Cycloburner dikembangkan pada awal tahun 1942 oleh Babcock & Wilcox untuk
mengambil keuntungan dari nilai batubara tidak cocok untuk bubuk batubara
pembakaran , siklon tungku batubara pakan secara spiral ke dalam ruang bakar
untuk efisiensi pembakaran yang maksimal. Diperoleh proses pembakaran yang
handal dan stabil antara 1.200-1.400 derajat Celsius untuk batu bara muda atau
1.600 derajat Celsius untuk batu bara bituminous. Teknik ini awalnya
dikembangkan untuk industri kalsinasi kapur sampai pada 2003.
Cycloburner adalah ruang pembakaran horisontal silinder dari batu bata tahan api
dengan salah satu ujung ditutup. Ujung memiliki lubang pusat besar dimana
merupakan tempat keluarnya api. Sebuah komponen baja shell mengelilingi ruang
tahan api membentuk ruang udara annular atau pleno. Bahan Bakar dimasukkan
ke dalam ruang pembakaran secara mekanik. Pembakaran udara yang
ditambahkan melalui sejumlah tuyeres sekitar keliling ruangan. Kedua bahan
bakar dan udara masuk tangensial. Pembakaran dapat diselesaikan dalam ruang
utama ini, atau, dengan peraturan udara pembakaran, pembakaran dapat dibuat
untuk melanjutkan dalam ruang sekunder.

Melalui pembakar batu bara jenis siklon ini, batu bara berputar dalam silinder
siklon yang terbakar pada suasana turbulensi yang tinggi pada suhu tinggi. Teknik
yang dikembangkan adalah pembakaran tepung batu bara-0,5 mm baik yang
mengandung abu yang meleleh maupun tidak, ataupun yang tidak me-ngandung
abu atau berkadar abu rendah.
Sebuah siklon burner memiliki tiga bagian utama: area burner di bagian belakang,
yang membakar batubara dengan menggunakan minyak atau gas, area laras di
mana batubara dan udara dicampur dalam sebuah aksi berputar dan dinyalakan
oleh minyak atau dipecat kompor gas dan leher yang ulang peserta mana api dari
batubara dinyalakan ke daerah tungku boiler atau peralatan lain yang
memanfaatkan panas.

Teknologi pembakar sikion dengan batubara halus mempunyai karakteristik dan


kualitas hasil pembakaran menyerupai burner BBM. Batubara ditiupkan ke dalam
silinder secara tangential menggunakan peniup udara dan debitnya diatur dengan
screw feeder yang dilengkapi dengan inverter sehingga nyala api sama dengan
yang dihasilkan dari penggunaan minyak dan gas.
Modifikasi dapat dilakukan secara murah dan minimal, hanya dengan mengganti
burner BBM yang ada dengan pembakar siklon batubara, didapatkan
penghematan 70-80% karena penghematan biaya bahan bakar.
Industri yang bisa menggunakan pembakar siklon dalam produksinya yaitu boiler
untuk industri tekstil, makanan, minuman, bahan kimia, produk pertanian,
pemanas oli. Selanjutnya bisa digunakan pada pengering berputar untuk pupuk,
mineral, pozolan; juga pada tanur putar untuk pembuatan karbon aktif dan AMP
(Asphalt Mixing Plant). Selanjutnya pada otoklaf untuk penyulingan minyak
atsiri, oven annealing, ketel galvanisasi, tungku peleburan logam dan timah, serta
pembakar siklon mini untuk keperluan industri kecil dan mikro. Sedangkan pada
industry-industri kimia siklo burner dapat digunakan pada alat alat:
1. Boiler Uap (Steam)
2. Boiler Air Panas (Hot Water Boiler)

3. Boiler Oli (Thermo Oil Heater)


4. AMP (Asphalt Mixing Plant)
5. Tungku (Furnace)
6. Ovens
7. Rotary Dryers
8. Grain Dryers
9. Kiln Dryers
10. Spray booth
11. Incinerator, dll
Saat ini sudah sangat banyak boiler berbahan bakar solar, tapi telah ada suatu
perubahan/modif menjadi boiler berbahan bakar batubara, kayu, cangkang sawit,
dll karena harga solar yang sangat tinggi agar dapat menghemat biaya produksi.
Penghematan biaya tersebut sebesar 70 % didasarkan pada selisih harga batubara
dengan solar. Modifikasi ini bukan hanya diaplikasikan ke boiler bisa juga
kesistem yang lain seperti oil boiler, water heater, air heater.
Keunggulan cyclo burner:
1.

Pembakaran efisien, bersih tidak berasap dan tidak mengeluarkan residu


karbon dalam abunya

2.

Fleksibel dan dapat mengimbangi kapasitas pembakar BBM di berbagai


fasilitas industri

3.

Harga bahan bakar lebih ekonomis dari minyak

4.

Teknologi dan peralatan yang digunakan sederhana

Anda mungkin juga menyukai