Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia harus berusaha untuk mengupayakan langkah-langkah efisiensi

energi, karena dengan cara tersebut akan dapat memperkecil pemakaian bahan

bakar minyak, sehingga akan mampu menghemat cadangan minyak nasional.

Dalam banyak hal efisiensi energi dapat pula lebih dari sekedar pelestarian.

Efisiensi energi adalah usaha untuk menekan pemakaian bahan-bahan minyak

serta pemilihan bahan bakar alternatif. Peningkatan efisiensi energi juga

merupakan tuntutan lingkungan, karena dapat mengurangi polusi udara,

mengendalikan timbulnya hujan asam dan melindungi bumi dari pemanasan

global, yang dapat terjadi akibat menumpuknya karbondioksida pada atmosfir.

1. BBG SEBAGAI ALTERNATIF

Pada saat harga bahan bakar minyak melonjak telah diusahakan

adanya energi alternatif yang dapat mengganti minyak. Pada waktu itu para

pakar mencari energi alternatif yang murah dalam pengolahan dan mudah

pula dalam pengoperasiannya, misalnya konservasi energi BBM dari

alkkohol, atau kembali ke bahan bakar batubara. Setelah satu dasa warsa

elpiji (Liquified Petrolium Gas) sempat populer sebagai pengganti bahan

bakar kendaraan bermotor. Tetapi pemerintah akhirnya menetapkan LPG

harus diarahkan pada kebutuhan rumah tangga. Khusus dalam bidang


1
transportasi pemerintah menentukan kebijakan untuk memanfaatkan jenis-

jenis energi alternatif diantaranya bahan bakar gas. Sebenarnya bahan

bakar gas merupakan bahan bakar baru misalnya biogas yang diolah dari

kotoran hewan termasuk jenis BBG, sebab struktur kimianya hampir sama,

yaitu sama-sama berbentuk senyawa methana (CH4). Gas alam tersebut

belum dimanfaatkan secara luas, padahal berbagai negara maju seperti

Selandia Baru, Italia dan Amerika Serikat lebih dahulu memanfaatkan

BBG untuk kendaraan bermotor. Di Indonesia kendaraan berbahan bakar

Gas baru merupakan kendaraan uji coba. Namun jika BBG dapat

menggeser penggunaan BBM sampai dengan 75% tentu kita dapat

terhhindar dari kemelut perubahan harga BBM, sehingga sebagian besar

minyak kita dapat diekspor, ataupun dapat memperkecil subsidi BBM.

Adapun langkah-langkah penggunaan bahan bakar tersebut pemerintah

sejak bulan April 1989, secara resmi telah memasarkan BBG,

Hasil pengujian Sosiety Automotive Engineering di AS pada

berbagai macam kendaraan bermotor menunjukkan tidak ditemukan gas

CO, timah hitam (Pb), belerang dan gas nitrogen serta jelaga yang keluar

dari mulut knalpot. Selain itu methan hydrokarbon yang merupakan bahan

utama dari BBG tidak membentuk kabut yang dapat bereaksi dengan udara.

Hasil pengujian pada tabung BBG, menunjukkan tabung tersebut cukup

aman sebab gas yang keluar tidak mudah terbakar jika ada kebocoran.

2
1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk Mengetahui Pengaruh Penggunaan

Bahan Bakar Premium dan BBG (Bahan Bakar Gas) Mesin Bensin

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Mesin motor bensin yang digunakan adalah mesin bensin Merk Enduro XL

Type TQ TD 110.

2. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar premium dan GAS 3 kg.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Kalangan mahasiswa sebagai alat uji praktikum dibidang konversi energi dan

motor bakar.

2. Kalangan peneliti sebagai refensi bagi peneliti selanjutnya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak

dipakai dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi

energi mekanik. Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses

pembakarannya terjadi dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran

yang terjadi sekaligus sebagai fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara

seperti tersebut disebut mesin pembakaran dalam. Adapun mesin kalor yang cara

memperoleh energi dengan proses pembakaran di luar disebut mesin pembakaran

luar. Sebagai contoh mesin uap, dimana energi kalor diperoleh dari pembakaran

luar, kemudian dipindahkan ke fluida kerja melalui dinding.

Keuntungan dari mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin

pembakaran luar adalah kontruksinya lebih sederhana, tidak memerlukan fluida

kerja yang banyak dan efesiensi totalnya lebih tinggi. Sedangkan mesin

pembakaran luar keuntungannya adalah bahan bakar yang digunakan lebih

beragam, mulai dari bahan bakar padat sampai bahan bakar gas, sehingga mesin

pembakaran luar banyak dipakai untuk keluaran daya yang besar dengan bahan

bakar murah. Pembangkit tenaga listrik banyak menggunakan mesin uap. Untuk

kendaraan transpot mesin uap tidak banyak dipakai dengan pertimbangan

konstruksinya yang besar dan memerlukan fluida kerja yang banyak

4
2.2. Motor Bakar

Motor bakar adalah salah satu jenis mesin kalor yang mengubah Energi

termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah energi kimia dari bahan

bakar menjadi energi mekanis. sebelum menjadi tenaga mekanis energi kimia

bahan bakar di ubah menjadi energi termal atau panas melalui peroses

pembakaran, antara bahan bakar dengan udara diruang bakar. (Kiyaku Dan

Murdhana 1998) Motor bakar merupakan salah satu jenis motor pembakaran

dalam, yang sering disebut dengan Internal Combustion Engine ( ICE ) yaitu

dimana bahan bakar dan udara dicampurkan dan dihisap keruang bakar kemudian

mengalami peroses pembakaran akibat percikan bunga api dari busi, dimana

panas yang dihasilkan dari pembakaran tersebutlah yang menjadi sumber tenaga

mekanik untuk menggerakan kendaran tersebut. Selain mesin pembakaran dalam

ada juga mesin pembakaran luar yang disebut sebagai External Combustion

Engine ( ECE ) dimana pembakaran bahan bakar terjadi diluar, dimana untuk

proses pembakaran diperlukan mesin tersendiri, dan panas dari hasil pembakaran

tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media

penghantar setelah itu baru diubah menjadi energi mekanik. (Rahmad Nur

Hidayat,2013)

2.3. Proses Pembakaran

Pembakaran adalah reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen

diiringi kenaikan panas dan nyala. Pada pembakaran dalam silinder motor,

5
pembentukan panas itulah yang dibutuhkan. Hasil reaksi kimia dibuang sebagai

asap, dan tenaga panas itu selanjutnya akan diubah menjadi tenaga mekanis

(Agus, 2010 : 24).

Campuran bahan bakar dibakar oleh bunga api listrik, maka diperlukan

waktu tertentu bagi bunga api untuk merambat di dalam ruang bakar. Oleh sebab

itu akan terjadi sedikit kelambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian

tekanan pembakaran maksimum. Oleh karenanya, agar diperoleh output

maksimum pada engine dengan tekanan pembakaran mencapai titik tertinggi

(sekitar 10º setelah TMA), periode perlambatan api harus iperhitungkan pada

saat menentukan saat pengapian (Ignition timing) untuk memperoleh output

mesin yang semaksimal mungkin. Akan tetapi karena diperlukan waktu untuk

perambatan api, maka campuran udara dan bahan bakar harus dibakar sebelum

TMA. Saat terjadinya pembakaran ini disebut dengan saat pengapian (Ignition

Timing). Loncatan bunga api terjadi sesaat piston mencapai titik mati atas

(TMA) sewaktu langkah kompresi. Saat loncatan api biasanya dinyatakan dalam

derajat sudut engkol sebelum piston mencapai TMA (Syahril, dkk, 2013 : 60-61).

Pada pembakaran sempurna setelah penyalaan dimulai, api menjalar dari

busi dan menyebar keseluruh arah dalam waktu yang sebanding, dengan 200

sudut engkol atau lebih, untuk membakar campuran sampai mencapai tekanan

maksimum. Kecepatan api umumnya kurang dari 10 – 30 m/detik. Panas

pembakaran dari TMA diubah dalam bentuk kerja dengan efisiensi yang tinggi.

6
Kelambatan waktu akan menurunkan efisiensi dan ini disebabkan rendahnya

tekanan akibat pertambahan volume dan waktu penyebaran api yang terlalu

lambat. Bila proses pembakaran dimulai dari awal sebelum TMA (menjauhi

TMA), tekanan hasil pembakaran meningkat, sehingga gaya dorong piston

meningkat (kerja piston menuju gas pada ruang bakar). Jika proses sudut

penyalaan dimundurkan mendekati TMA, maka tekanan hasil pembakaran

maksimum lebih rendah, bila dibandingkan tekanan hasil pembakaran

maksimum, bila sudut penyalaan dimulai normal. Hal ini dikarenakan, pada saat

sudut penyalaan yang terlalu dekat dengan TMA, pada saat busi memercikkan

bunga api dan api mulai merambat, gerakan piston sudah melewati TMA,

sehingga volume ruang bakar mulai membesar. Sehingga walaupun terjadi

kenaikan tekanan hasil pembakaran, sebagian telah diubah menjadi perubahan

volume ruang bakar. Efek yang terjadi adalah kecilnya kerja ekspansi yang

diterima oleh piston (Syahril, dkk, 2013 : 60-61).

Proses pembakaran yang tertulis dalam jurnal Machmud Syahril, Untoro

Budi Surono dan Leydon Sitorus sangat berpengaruh untuk torsi dan daya,

dimana percikan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dalam siklus mesin sangat

mempengaruhi performa mesin, menimbulkan getaran yang berlebihan, dan

bahkan merusak mesin. Timing pengapian juga mempengaruhi umur mesin,

konsumsi bahan bakar, dan tenaga mesin. Timing pengapian untuk proses

pembakaran yang sesuai pada mesin akan juga berpangaruh maksimal pada

7
proses pembakaran yang dihasilkan di dalam silinder yaitu untuk menghasilkan

torsi kemampuan mesin yang maksimum (Syahril, dkk, 2013 : 60-61).

2.4 Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah

Motor bakar 4 langkah adalah motor pembakaran dalam dimana motor

bakar ini melakukan 4 langkah kerja dalam satu siklus. siklus keja motor 4

langkah sebagai berikut :

1. Langkah hisap

Pada langkah ini bahan bakar yang telah bercampur dengan udara di

isap melalui katup isap dan katup buang tertutup dan posisi piston bergerak

dari TMA menuju TMB, sehingga tekanan dalam silinder mesin lebih rendah

dari tekanan atmosfir. Dengan demikian maka campuran udara dan bahan

bakar akan terisap ke dalam silinder.

Gambar 2.1 Langkah hisap

8
2. Langkah Kompresi

Langkah ini kedua katup isap dan buang tertutup dan piston bergerak

dari TMB ke TMA. Sehingga tekanan dan suhunya akan meningkat, sehingga

sebelum piston mencapai TMA terjadi proses penyalaan campuran udara dan

bahan bakar yang telah terkompresi oleh busi. Pada proses pembakaran ini

terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi panas dan gerak.

Gambar 2.2 Langkah Kopresi

3. Langkah Usaha

Langkah ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi gerak dan

panas menimbulkan langkah usaha yang menyebabkan piston bergerak dari

TMA ke TMB. Pada saat langkah ini kedua katup dalam kondisi tertutup.

9
Gambar 2.3 Langkah Usaha

4. Langkah Buang

Langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, sedangkan katup

buang terbuka dan katup isap tertutup, sehingga gas sisa pembakaran akan

terdorong keluar melalui saluran buang menuju udara luar.

Gambar 2.4 Langkah Buang

10
2.3. Siklus Udara Volume Konstan (siklus otto)

Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan

siklus volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan

pengeluaran kalor terjadi pada volume konstan. Siklus ini adalah siklus yang

ideal. Seperti yang terlihat di diagram P – V Gambar 2.5.

3
P3
Q in
P2 2 4
P4
Q out
P1 = P2 1
0

V2 = V3 V1 = V4 V

VS VL

Vd

Gambar 2.5 Siklus Motor Bensin Diagram P-V

Prsoses – proses yang terjadi :

1. Proses (0 – 1) = Langkah isap (Campuran

udara dan bahan bakar) pada tekanan konstan

2. Proses (1 – 2) = Langkah kompresi isentropic

3. Proses (2 – 3) = Proses pembakaran (pemasukan kalor pada

volume konstan)

11
4. Proses (3 – 4) = Langkah ekspansi (kerja)

5. Proses (4 – 1) = Proses pembuangan (pengeluaran kalor) pada

volume konstan

6. Proses (1-0) langkah buang pada tekanan konstan 0-1 lanka isap

2.4. Bagian-Bagian Utama Mesin Motor Bengsin

1. Blok Silinder

Blok silinder sebagai bentuk dasar kerja mesin dan biasanya dibuat

dari Cast Iron, tetapi belakangan ini banyak juga blok silinder yang terbuat

dari aluminium dengan maksud mengurangi berat dan menambah panas

radiasi. Beberapa silinder disusun pada blok silinder yakni blok silinder yang

bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder dan bagian bawahnya

membentuk ruang engkol untuk pemasangan poros engkol.

Gambar 2.6 Blok silinder

12
2. Kepala Silinder

Kepala silinder dibuat bagian atas blok dan diantaranya diselipkan

gasket, bagian bawah kepala silinder dibuat bentuk cekung sebagai ruang

bakarnya. Selain dilengkapi dengan ruang bakar juga di lengkapi dengan

lubang pemasangan busi dan pemasangan untuk katup.

Gambar 2.7 Kepala silinder

3. Busi

Busi adalah piranti untuk memberikan percikan bunga api dan udara

yang telah di kompresikan didalam ruang bakar. Arus listrik tegangan tinggi

tersebut dari koil pengapian, pada mesin berselinder banyak arus arus

tersebut melalui distributor.

13
Gambar 2.8 Busi

4. Karburator

Tenaga motor bensin diperoleh dari pembakaran, campuran bahan

bakar dan udara didalam silinder. Udara dan bahan bakar dicampurkan

menurut kondisi tertentu didalam karburator. Sebagai tenaga maka sebelum

memasuki silinder bahan bakar ini harus bersifat sangat mudah terbakar agar

supaya motor dapat menghasilkan daya yang besar dan ekonomis. Ada

beberapa macam karburator, misalnya karburator solex, stromberg, catur dan

karburator Su, namun semuanya mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu

kesemuanya dimaksud untuk memperoleh kesempurnaan dalam

pembentukan campuran didalam silinder.

Gambar 2.9 Karburator

14
5. Torak

Kepala torak biasanya berbentuk datar tetapi ada juga yang berbentuk

cekung yakni untuk mesin 2 tak dan pada sisinya diberikan celah untuk

pemasangan cincin dengan jumlah 2 atau 3 celah torak diberikan bos pada

bagian tengah torak untuk dudukannya pen torak.

a. Adapun model torak yaitu :

1. Torak model tepi

2. Torak model slop

3. Torak autotermis

4. Torak lonjong

b. Komponen torak

1. Pen torak

2. Rin torak

3. Batang torak

Gambar 2.10 Torak

15
6. Poros Engkol

Poros engkol merupakan bagian yang mempunyai tugas penting untuk

mengubah gerak lurus torak yang diperoleh didalam silinder pada gerak putar

dengan melalui batang-batang torak dan menjaga pergerakan torak dalam

langkah-langkah selanjutnya. Poros engkol terdiri atas Crank journal yang

didukung oleh bantalan-bantalan utama crank calse bermain dan merupakan

pusat. Putaran pada crank pin dipasangkan batang torak dan crank pin yang

menghubungkan antara Crank journal dan Crank pin sebagai tambahan

diberikan balance warght untuk menjamin keseimbangan perputaran.

Gambar 2.11 Poros engkol

7. Katup

Campuran bahan bakar bensin dan udara masuk keruang bakar disebut

katup masuk atau katup isap dan tempat dimana gas buang keluar disebut

katup buang. Setiap silinder mempunyai katup buang dan katup hisap. Katup-

katup harus tahan terhadap panas, dan dibuat dari bahan nikel chrome ( baja

16
nikel ). Pada umumnya katup berbentuk seperti jamur dan disebut poppet

valve.

a. Komponen Katup

1. Batang katup

2. Pegas katup

3. Nok dan sumbu ( can and camshaf )

4. Valve tifter, pushrod dan rocet arm

b. Macam-macam mekanisme katup

1. Susunan katup sisi ( side valve arrangment )

2. Susunan katup kepala ( overhead valve arrangment )

3. Sohc ( single overhead camshaft )

4. Dohc ( double overhead camshaft )

Gambar 2.12 Katup

17
2.5. Sistem Bahan Bakar

Secara umum sistem bahan bakar pada sepeda motor berfungsi untuk

menyediakan bahan bakar, melakukan proses pencampuran bahan bakar dan

udara dengan perbandingan yang tepat, kemudian menyalurkan campuran

tersebut ke dalam silinder dalam jumlah volume yang tepat sesuai kebutuhan

putaran mesin. Cara untuk melakukan penyaluran bahan bakarnya dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu sistem penyaluran bahan bakar dengan sendirinya

(karena berat gravitasi) dan sistem penyaluran bahan bakar dengan tekanan.

Sistem penyaluran bahan bakar dengan sendiri diterapkan pada sepeda motor

yang masih menggunakan karburator (sistem bahan bakar konvensional). Pada

sistem ini tidak diperlukan pompa bahan bakar dan penempatan tangki bahan

bakar biasanya lebih tinggi dari karburator. Sedangkan sistem penyaluran bahan

bakar dengan tekanan terdapat pada sepeda motor yang menggunakan sistem

bahan bakar injeksi atau EFI (electronic fuel injection). Dalam sistem ini, peran

karburator yang terdapat pada sistem bahan bakar konvensional diganti oleh

injektor yang proses kerjanya dikontrol oleh unit pengontrol elektronik atau

dikenal ECU (electronic control unit) atau kadangkala ECM (electronic/engine

control module).

18
2.6 Bahan Bakar

1. Bahan bakar Bensin

Bensin adalah satu jenis bahan bakar minyak yang digunakan untuk

bahan bakar mesin kendaraan bermotor yang pada umumnya adalah jenis

sepeda motor dan mobil. Bahan bakar bensin yang dipakai untuk motor bensin

adalah jenis gasoline atau petrol.

Bensin pada umumnya merupakan suatu campuran dari hasil

pengilangan yang mengandung parafin,naphthene dan aromatic dengan

perbandingan yang bervariasi. Dewasa ini tersedia tiga jenis bensin, yaitu

premium, pertamax, dan pertamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau

prilaku (perfomance) yang berbeda. Mutu bensin dipergunakan dengan istilah

bilangan oktana (Octane Number).

2. Angka Oktan

Angka oktan merupakan acuan untuk mengukur kualitas dari bensin

yang digunakan sebagai bahan bakar motor bensin. Makin tinggi angka oktan

maka makin rendah kecenderungan bensin untuk terjadi knocking.Knocking

adalah Ketukan yang menyebabkan mesin mengelitik, mengurangi efisiensi

bahan bakar dan dapat pula merusak mesin.

Naphtalene merupakan suatu larutan kimia yang memberikan

pengaruh positif untuk meningkatkan angka oktan dari bensin. Untuk

19
menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding

yaitu “isooktana” dan n-haptana.

Kedua senyawa ini adalah dua diantara macam banyak senyawa yang

terdapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit, diberi

nilai oktan 100, sedangakan n-heptana menghasilkan ketukan paling banyak,

diberi nilai oktan 0 (nol). Suatu campuran yang terdiri 80 %isooktana dan

20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar (80/100 x 100) + (20/100 x 0)

= 80 ( Tirtoatmojo, R. 2004 ).

3. Premium

Premium asal mulanya adalah naphtha (salah satu Produk destilasi

minyak bumi) + TEL (sejenis aditif penaik oktan) agar didapat RON 88.

Namun isu lingkungan sejak era tahun 2006, mengharuskan TEL (aditif

penaik oktan yang mengandung lead alias timbal hitam yang tidak sehat) di

hentikan penggunaannya. Oleh karena itu TEL diganti HOMC (High Mogas

Component untuk menaikkankan Oktane ke 88). HOMC merupakan produk

naphtha (komponen minyak bumi) yang memiliki struktur kimia bercabang

dan ring (lingkar) berangka oktan tinggi (daya bakar lebih sempurna dan

instant cepat), nilai oktan diatas 92, bahkan ada yang 95, sampai 98 lebih.

Kebanyakan merupakan hasil olah lanjut Naphtha jadi ber-angka oktane tinggi

atau hasil perengkahan minyak berat menjadi HOMC.

20
Terbentuknya oktane number tinggi adalah hasil perengkahan

katalitik ataupun sintesa catalityc di reaktor kimia Unit kilang

RCC/FCC/RFCC atau Plat Forming atau proses polimerisasi katalitik lainnya.

Refinery Nusantara memiliki unit FCC/RCC demikian namun tidak banyak,

belum mencukupi untuk menjadi pencampur, meng-upgrade Total Naphtha

produk nusantara menjadi Premium 88.

Masih perlu tambahan dari luar Refinery Nusantara alias import.

Mengingat Pakai TEL tidak akrab lingkungan, maka solusinya adalah import

HOMC dari luar negeri atau bangun Kilang HOMC. Saat ini tengah dibangun

RFCC di salah satu kilang di Nusantara, Jawa Tengah. Bedanya, dengan TEL

volume premium tetap karena TEL bagaikan aditif yang secara volume tidak

menambah volume Naphtha saat jadi premium ON 88. Premium + TEL

volume sama alias tetap. Namun, Naphtha + HOMC akan menghasilkan

volume yang proporsional. Vomul premium akan bertambah sebesar volume

HOMC yang menaikkan oktan number naphtha tersebut mencapai ON 88.

Biasanya ON naphtha hasil destilasi minyak bumi antara 65 – 75 (tergantung

jenis rantai hydrocarbon komponen Minyak Buminya).

Premium 88 zaman dulu, Volumen 88 ~ Volume Naphtha ex destilat

minyak buminya. (Volume TEL nyaris sangat kecil) Premium 88 zaman saat

ini ~ Volume Naphthanya + Volume HOMC Tambahan. (Volume HOMC

nyaris sebesar Volume naphtha itu sendiiri sehingga volume bertambah

21
hampir 2 kali lipat). Penambahan HOMC adalah untuk meng-upgrade

Naphtha lokal (produk ex destilasi minyak mantah Kilang Nusantara agar laku

terjual) jadi BBM akrab lingkungan dan memenuhi kebutuhan pemerintah.

Naphtha bisa diupgrade jadi Pertamax 92 – 95 bila dibangun kilang

plat-format seperti Kilang Blue Sky Project Balongan yang telah beroperasi,

atau sejenis itu di seluruh refinery nusantara. Bensin adalah salah satu jenis

bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua,

tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai

lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin

terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat

antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Jika bensin

dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan

CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ. Bensin

dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut

bumi dan biasa disebut dengan petroleum.

Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak

mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk

rantai yang panjangnya yang berbeda-beda.

Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki

sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”;

bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin

22
“berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana,

dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas,

dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya,

dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas

berwujud padat.

Spesifikasi Premium sebagai berikut :


Tabel 2.1 Spesifikasi Premium

(Sumber : PT. Pertamina, 2007)


23
4. Bahan Bakar Gas

1. BBG SEBAGAI ALTERNATIF

Pada saat harga bahan bakar minyak melonjak telah diusahakan

adanya energi alternatif yang dapat mengganti minyak. Pada waktu itu para

pakar mencari energi alternatif yang murah dalam pengolahan dan mudah

pula dalam pengoperasiannya, misalnya konservasi energi BBM dari

alkkohol, atau kembali ke bahan bakar batubara. Setelah satu dasa warsa

elpiji (Liquified Petrolium Gas) sempat populer sebagai pengganti bahan

bakar kendaraan bermotor. Tetapi pemerintah akhirnya menetapkan LPG

harus diarahkan pada kebutuhan rumah tangga. Khusus dalam bidang

transportasi pemerintah menentukan kebijakan untuk memanfaatkan jenis-

jenis energi alternatif diantaranya bahan bakar gas. Sebenarnya bahan

bakar gas merupakan bahan bakar baru misalnya biogas yang diolah dari

kotoran hewan termasuk jenis BBG, sebab struktur kimianya hampir sama,

yaitu sama-sama berbentuk senyawa methana (CH4). Gas alam tersebut

belum dimanfaatkan secara luas, padahal berbagai negara maju seperti

Selandia Baru, Italia dan AmerikaSerikat lebih dahulu memanfaatkan BBG

untuk kendaraan bermotor. Di Indonesia kendaraan berbahan bakar Gas

baru merupakan kendaraan uji coba. Namun jika BBG dapat menggeser

penggunaan BBM sampai dengan 75% tentu kita dapat terhhindar dari

kemelut perubahan harga BBM, sehingga sebagian besar minyak kita dapat

24
diekspor, ataupun dapat memperkecil subsidi BBM. Adapun langkah-

langkah penggunaan bahan bakar tersebut pemerintah sejak bulan April

1989, secara resmi telah memasarkan BBG, setelah diadakan studi

kelayakannya. Hasil pengujian Sosiety Automotive Engineering di AS

pada berbagai macam kendaraan bermotor menunjukkan tidak ditemukan

gas CO, timah hitam (Pb), belerang dan gas nitrogen serta jelaga yang

keluar dari mulut knalpot. Selain itu methan hydrokarbon yang merupakan

bahan utama dari BBG tidak membentuk kabut yang dapat bereaksi dengan

udara. Hasil pengujian pada tabung BBG, menunjukkan tabung tersebut

cukup aman sebab gas yang keluar tidak mudah terbakar jika ada

kebocoran langsung dapat diketahui dengan mudah karena gas tersebut

berbau.

Tabel 2.2 Spesifikasi GAS

Gambar 1. Hasil uji daya pada Toyota Kijang

25
Tabel 1. Hasil pengujian motor berbahan bakar BBM dan BBG oleh TIB

Prosentase Perubahan %
NoParameter Prestas i
BBM BBG
1 Daya efektif + 15 -6
2 Torsi + 4,5 - 14,3
3 Tekanan efektif rata-rata + 15,4 - 3,8
4 Emisi gas buang
CO + 6,7 - 78
HC + 85 - 40
5 Laju pemakaian bahan bakar 0 + 18
6 Pemakaian bahan bakar spesifik 13,2 + 38,7
7 Efisiensi thermal +9 - 30,3
8 Air fuel ratio - 14,3 - 20,5
9 Laju pemakaian udara - 5,5 - 22,2
10 Efisiensi volumetris + 11,5 - 20,5
11 Temperatur gas buang + 10 - 21
12 Ruang bakar Banyak kerak Sedikit kerak putih
hitam
13 Minyak pelumas kekentalan 310 K +9 + 29,8
Kekentalan 317 K + 4,4 + 21,1
Titik nyala + 3,3 + 23,3
Titik bakar 0 0
Berat jenis 0 0
Air dan endapan 0 0
Abu sulfat - 15,4 - 58,5
Sisa karbon - 0,9 - 19
(Sumber : PT. Pertamina, 2007)

2. BENEFIT BBG

Keuntungan dari pemakaian BBG untuk kendaraan bermotor, selain

harganya lebih murah 50% dari harga premium, BBG harus dari deposit karbon.

Besarnya dari deposit karbon dalam bahan bakar dapat menurunkan kualitas

pelumas dalam karter. Boleh dikatakan BBG bebas dari deposit itu, akibatnya

masa pakai pelumas berbahan bakar gas lebih panjang daripada yang

menggunakan premium, demikian juga masa pakai busi dan juga umur turun

mesinnya, kecuali itu kendaraan pun mudah distarter dalam segala cuaca, karena

26
BBG sudah berbentuk gas.

Pemasangannyapun mudah, selesai sehari. Konverter kit mudah dipindah-

pindahkan ke mobil

Melihat potensi gas di Indonesia, menurut hasil study Pertamina cukup

besar, penemuan gas sering bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak.

Produksi gas ikutan biasanya dibakar di lapangan produksi minyak, sebagian

dimanfaatkan untuk membantu dalam memproduksi seperti dipakai untuk

pressure maintenance dan gas lift. Dengan menginjeksi gas tersebut ke lapisan

reservoir, akan diperoleh hasil produksi yang lebih efisien. Sedangkan pemakaian

gas untuk gas lift, membantu mengeluarkan minyak mentah dari dalam sumur ke

permukaan. Gas selain dipakai untuk membantu memproduksi minyak, juga mulai

dipakai untuk pembangkit tenaga listrik dan kebutuhan rumah tangga. Berkat

perkembangan teknologi yang begitu pesat melalui suatu proses tekanan dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas. Penemuan- penemuan gas bumi tidak

selalu dapat dimanfaatkan, jika dalam pemakaiannya tidak dapat dikembangkan

3. SISTEM KERJA

Isi tabung gas yang biasanya diletakkan pada ruang bagasi, dapat dialirkan

ke motor melalui pipa, melewati alat regulator, yang berfungsi mengurangi

tekanan gas sampai pada tekanan atmosfer. Dari karburator campuran udara gas

diteruskan ke ruang pembakaran. Penyampur (mixer) gas dan udara ini dapat

diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh pembakaran optimal. Sistem regulator

27
dan mixer mampu memberikan baja aliran BBG yang cukup untuk pengoperasian

kendaraan. Optimalisasi pemakaian BBG tersebut dapat dilaksanakan dengan cara

memilih regulator dan mixer yang tepat, sampai dengan besar ruang silinder

motor yang menggunakannya. Pada

lain, hanya tinggal soal penempatannya, memang ada perbedaan Spark dan

timing pada motor, ini disebabkan perbedaan karakteristik bahan bakar.

BBG mempunyai oktane rating 130 sedangkan BBM hanya 90. Untuk

mengatasi perbedaan oktan number ini pada kendaraan yang menggunakan

bahan bakar ganda (bi fuel) dibutuhkan alat tambahan elektrik Spark

advance yang bekerja secara ototmatis dan tepat. Sejak dimulai pemakaian

Bahan Bakar Gas, persepsi dan apresiasi masyarakat semakin baik. Pada

Gambar 1 dapat kita lihat hasil uji daya pada Toyota Kijang.

Pada gambar 1 terlihat juga memang ada sedikit penurun daya, namun

perlu diketahui, bahwa harga Bahan Bakar Gas jauh lebih murah

dibandingkan dengan premium, kecuali itu dampak polutan yang timbul

lebih rendah dan lebih sedikit jenisnya. Pada Tabel 1 dapat kita lihat hasil

test laboratorium bahan bakar premium yang dilengkapi dengan kit dan

motor dengan bahan bakar gas.

Melihat data-data pada table 1 maka penggunaan bahan bakar gas

ternyata menguntungkan karena harganya lebih murah, yaitu untuk

sementara 1 kgRp. 3.500,- setara dengan 1,3 l premium. Bahan bakar gas

28
(Compressed natural gas) juga lebih bersih karena kandungan karbon

monoksidanya hanya dua proses dibanding dengan bahan bakar minyak

sampai dengan sepuluh prosen. Disamping itu dapat digunakan dua fungsi

karena selain kendaraan tetap menggunakan bahan bakar gas juga dapat

mengalihkan dengan bahan bakar minyak, serta tingkat polusi dengan BBG

juga lebih rendah, ditambah jarak tempuhnya lebih panjang sepuluh prosen.

2.7. Rumus yang digunakan

Untuk mengetahui prestasi atau kinerja mesin maka beberapa parameter

harus dihitung berdasarkan persamaan berikut:

1. Daya poros efektif (Ne)

Prameter yang menunjukan kemampuan mesin dalammembangkitkan

daya pada berbagai keadaan.

Ne = τ . ω .................................................................................................(kW)
Dengan :
1. Ne = daya poros efektif (kW)

τ = torsi motor (Nm)

=m.g.L
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi (9,81m/s2)
L = panjang lengan (m)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

29
2. π . n
=
60
n = putaran mesin (Rpm)
π = 3,14

2. Tekanan efekif rata-rata (Pu)


60 . Ne
Pu = .........................................................................................(Pa)
VL. z . n . a
Dengan :

Pu = tekanan efektif rata-rata (Pa)

Ne = daya poros efektif (kW)

1. VL = volume langkah piston (m3)

Z = jumlah silinder

n = putaran mesin (Rpm)

a = Jumlah siklus (2)

3. Pemakaian bahan bakar (Fc)

Pemakaian bahan bakar adalah perbandingan waktu yang di butuhkan

untuk konsumsi. Bahan bakar dapat di hitung dengan persamaan:

3600 . ρbb . Vbb


Fc = .............................................................................(kg/jam)
t
Dengan :

Fc = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

30
ρbb = massa jenis bahan bakar (kg/m3)

Vbb = Volume bahan bakar (m3)

t = waktu pemakaian bahan bakar (s)

4. pemakaian bahan bakar spesifik (SFc)

Pemakaian bahan bakar spesifik adalah ukuran ekonomi dari suatu

mesin, dinyatakan dalam jumlah bahan bakar yang di gunakan setiap jamnya

untuk menghasilkan satu satuan daya motor yang di hitung dengan persamaan

sebagai berikut:

Fc
SFc = .....................................................................................(kg/kW. Jam)
Ne
Dengan :

SFc = Pemakaian bahan bakar spesifik (kg/kW. Jam)

Fc = PeDmakaian bahan bakar (kg/jam)

Ne = Daya poros efektif (kW)

5. Debit aliran udara (Qu)

Qu =
π
. do . cd
√2 . g . ρoil . ho . Ru. Tu ...................................................(m3/s)
4 Pa

Dengan :

Qu = debit aliran udara (m3/s)

π = 3,14

do = diameter orifice (0,01 m)

31
cd = koefisien discharge (0,60-0,65) yang dipilih (0,61)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)

ρoil = massa jenis cairan manometer (1100 kg/m3)

Ru = konstanta gas ideal (287 J/kg K)

Tu = temperatur udara ruang (K)

Pu = tekanan udara ruang (Pa)

ho = beda tinggi cairan manometer

Δh sin 30 (h 2−h 1)sin 30 ( h 2−h 1 ) . 0 ,5


= = = = mH20
1000 1000 1000
6. massa jenis udara (ρu)
Pu
ρu = ......................................................................................... (kg/m3)
Ru . Tu
Dengan :

ρu = massa jenis udara (kg/m3)

Pu = tekanan udara ruang (Pa)

Ru = konstanta gas ideal (287 J/kg K)

Tu = temperatur udara ruang (K)

7. Laju aliran udara aktual (ḿaktual)

ḿaktual = ρu . Qu . 3600 .......................................................................(kg/jam)

Dengan :

32
ḿaktual = laju aliran udara aktual (kg/jam)

ρu = massa jenis udara (kg/m3)

Qu = debit aliran udara (m3/s)

8. Laju aliran udara teoritis (ḿideal)

Pemakaian udara teoritis menyatakan besarnya jumblah udara dalam unit

massa udara yang di gunakan oleh suatu mesin pada langkah isap secara ideal

(teoritis) guna menghasilkan daya efektif.

n
ḿideal = . 60 . ρu . VL ...................................................................... (kg/jam)
2
Dengan :

ḿideal = Laju aliran udara teoritis (kg/jam)

n = putaran mesin (Rpm)

ρu = massa jenis udara (kg/m3)

VL = volume langkah (1,54 x10-4 m3)

9. Perbandingan udara dan bahan bakar (AFR)

Komposisi pada campuran udara bahan bakar yang mempengaruhi

proses penyebaran nyalah api dalam ruang bakar dan jumblah panas yang dapat

di lepaskan dari pembakaran. Campuran udara bahan bakar menyatakan harga

dari suatu perbandingan atau jumlah pemakaian udara sebenarnya dengan

jumblah pemakaian bahan bakar pada suatu pembakaran.


33
ḿaktual
AFR = .............................................................................(kgudara/kgbb)
Fc
Dengan :

AFR = Perbandingan udara dan bahan bakar (kgudara/kgbb)

ḿaktual = laju aliran udara aktual (kg/jam)

Fc = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

10. Efisiensi volumetrik (ηvol)

Efesiensi volumetric merupakan suatu persentase perbandingan antara

jumlah udara masuk sebenarnya dengan jumlah udara yang masuk secara

teoritis. Kenyataan nya jumlah udara yang seharusnya masuk kedalam ruang

bakar lebih rendah dari jumlah udara yang seharusnya masuk kedalam ruang

bakar secara teoritis.

Persamaannya adalah sebagai berikut:

ḿaktual
ηvol = x100 %
ḿideal

Dengan :

ηvol = efisiensi volumetrik (%)

ḿaktual = laju aliran udara aktual (kg/jam)

ḿideal = Laju aliran udara teoritis (kg/jam)

11. Efisiensi thermal (ηth)

34
Efesiensi thermal didefenisikan sebagai persentase perbandingan antara

energi kalor menjadi daya efektif dengan jumlah kalor yang di suplai kedalam

silinder. Parameter ini menunjukkan kemampuan mesin dalam mengubah

energi kalor menjadi energi mekanis, dapat dihitung dengan persamaan:

3600 . Ne
ηth = x100 %
Fc . LHV
Dengan :

ηth = Efisiensi thermal (%)

Ne = daya poros efektif (kW)

Fc = pemakaian bahan bakar (kg/jam)

LHV = Nilai kalor bahan bakar (41000 kJ/kg K)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

35
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Mesin-Mesin

Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia dan di mulai bulan

Agustus 2019 sampai bulan Oktober 2020

3.2 Alat Penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Stopwatch.

2) Barometer.

3) Termometer.

4) Tachometer.

5) Multimeter.

6) Manometer.

7) Fuel gauge.

8) Beban.

3.3 Sesifikasi motor bensin Enduro XL


a. Daya maksimum : 5,0 Hp
b. Putaran maksimum : 3750 rpm
c. Volume selinder ; 195 cc
d. Diameter selinder : 70,99 mm
e. Langkah torak : 49,23 mm
f. Torsi maksimum ; 10 Nm/ 2500
g. Jumlah selinder : 1 buah

36
h. Proses kerja : Mesin empat langkah

Gambar 3.1. skema instalasi penelitian (TQ Education and training Ltd.,2003)

Gambar 3.2. Panel alat ukur (TQ Education and training Ltd.,2003

3.4 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian prestasi mesin motor bensin merk Enduro XL

type TQ TD110 adalah sebagai berikut:

37
1) Hidupkan mesin.

2) Mengatur putaran mesin.

3) Mengatur pembebanan .

4) Mengukur waktu pemakaian bahan bakar.

5) Mengukur kebutuhan udara pada manometer.

6) Untuk putaran konstan beban yang berubah-ubah.

7) Untuk beban konstan putaran yang divariasikan.

8) Mengukur temperatur udara.

9) Mengukur tekanan udara.

10) Mengulanggi prosedur 1 sampai 5.

11) Matikan mesin.

38
3.5 Diagram Alir

Mulai

Memeriksa kondisi mesin

Menghidupkan mesin

Tentukan pembebanan

Tentukan Putaran mesin.

Beban konstan : Putaran konstan :


p =…… kg n = ….. rpm.
n=…… rpm p = …. kg.

n = ….. P= kg?
rpm?

T T
Y

Pengolahan data

Analisa data dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

39
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin Yasim dan Yahrib, 2007. Analisis Pengaruh Bahan Bakar dan Emisi. Universitas

Muslim Indonesia, Makassar.

Haryono, G. 1997. Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar. Penerbit Aneka Ilmu.

Semarang

Sururi Eri dan Waluyo Budi, ST. 2010., Perbandingan penggunaan bahan bakar premium

dan GAS. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9

40

Anda mungkin juga menyukai