Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Pembahasan Hakikat Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang


lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.

Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau


pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar
keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang
maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan
yang disimaknya.

Apakah yang dimaksud dengan teks informatif? Informasi itu, artinya


berita, kabar, penjelas/pemberitahuan tentang suatu hal/objek tertentu.
Sumber/pemberi informasi disebut informan yaitu orang yang memberikan
informasi. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan teks informatif ialah
teks yang memuat berita, kabar, panjelas/pemberitahuan tentang suatu
hal.

tahapan proses menyimak yaitu tahap mendengarkan, mengidentifikasi,


menginterpretasi, memahami, menilai, dan menanggapi

menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi


memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understanding) isi
pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi
diharapkan dalam menafsirkan (interpreting) butir-butir pendapat yang
disimaknya baik tersurat maupun yang tersirat. Kegiatan selanjutnya
dalam proses menyimak adalah kegiatan mengevaluasi (evaluating). Pada
kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan
maupun dari segi kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi
(responding). Pada tahap akhir ini penyimak menyembut, mencamkan,
menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh sipembicara.

Berdasarkan hal tersebut, dalam menyimak diperlukan suatu kemampuan


khusus. Kemampuan ini berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan
(Poerwadarminta, 1984:628). Menyimak dapat juga diartikan sebagai
memperhatikan baik-baik yang diucapkan atau dibaca orang
(Pusbinbangsa, 1988:840). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat
dirumuskan kemampuan menyimak itu adalah kemampuan, kesanggupan,
kecakapan, siswa menerima dan memahami apa yang diucapkan atau
dibaca orang lain. Urias (1987:21) juga memperjelas bahwa kemampuan
menyimak merupakan proses belajar mengajar dan pembentukan
kebiasaan yang terus-menerus. Seperti yang kemukakan Bloom yang
berhubungan dengan aspek kognitif di dalam menyimak dapat berupa
kemampuan menyimak tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi (Nurgiantoro, 1995:237).

Kegitan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi,


kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian, dan motivasi yang
harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat
kegiatan menyimak berlangsung baik menyimak intensif maupun
ekstensif. Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu
kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol pada suatu hal tertentu baik
dari program pengajaran bahasa maupun pemahaman serta pengetahuan
umum secara kritis, konsentratif, kretaif, eksploratif interogatif, dan
selektif, berbeda dengan menyimak ekstensif. Untuk melaksanakan dan
mengoptimalkan kemampuan menyimak mahasiswa tersebut, salah satu
pendekatannya adalah pendekatan kontekstual.

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat


keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca dan berbicara.
Keterampilan menyimak dapat kita klasifikasikan ke dalam keterampilan
berbahasa yang paling awal kita peroleh. Dalam kajian proses perolehan
bahasa anak, maka keterampilan ini memegang peranan yang tidak kecil,
bahkan dapat dikatakan sangat penting. Pengenalan satu wujud benda
tertentu tidak akan berarti apa- apa tanpa adanya penyebutan atau
penamaan benda itu oleh orang lain atau anak. Perolehan suatu kata
lewat pendengaran itulah yang memberikan makna pada benda yang
diperlihatkan kepada anak tersebut.

Jenis tes untuk mengukur kemampuan menyimak adalah tes respons


terbatas, tes respons pilihan ganda, dan tes komunikasi luas.

“ Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan


bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi
atas makna yang terkandung di dalamnya. “ Menyimak melinbatkan
pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan
situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus
diperhitungkan dalam menentukan maknanya.

Tes Menyimak
Tes menyimak adalah tes yang tidak hanya untuk mengetahui
apakah seseorang mendengarkan atau tidak, tetapi juga untuk mengukur
kemampuan seseorang memahami bahasa lisan yang didengarnya.
Sampel yang disimakkan dalam tes ini dapat berupa satu kalimat
perintah, pertanyaan, atau pernyataan tentang fakta; juga berupa
simulasi percakapan singkat atau uraian wacana ekspositori. Namun,
apapun hakikat sampel itu, peserta tes (subjek) dituntut secara serentak
(simultan) menanggapi ”sinyal” fonolofis, gramatikal, dan leksikal; dengan
jawaban mereka menunjukkan sejauh mana mereka dapat menangkap
makna dari unsur yang disinyalkan bila digunakan dalam komunikasi
verbal (Harris,1969;35).
Tes menyimak dapat disesuaikan dengan tingkatannya, yaitu tes
menyimak tingkat marjinal atau deskriptif, tes menyimak tingkat
apresiatif, tes menyimak tingkat komprehensif, tes menyimak tingkat
kritis, dan tes menyimak tingkat terapis. Tes menyimak tingkat marjinal
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan pebelajar dalam
membedakan suara dan untuk mengembangkan kepekaan pada
komunikasi nonverbal. Tes menyimak apresiatif bertujuan untuk
mengetahui gambaran kemampuan pebelajar dalam menangkap dan
memehami bahan simakan yang berhubungan dengan perasaan dan
emosi sehingga dalam pelaksanaannya, pebelajar diberi bahan simakan
yang bersifat menyenangkan,misalnya: drama, puisi, lagu, cerita, dan
sebagainya.
Tes menyimak komprehensif bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman pebelajar terhadap pesan yang disimak. Tes menyimak kritis
bertujuan untuk mengetahui pemahaman pebelajar terhadap bahan
simakan yang dilanjutkan dengan memberi evaluasi, sedangkan tes
menyimak terapis bertujuan untuk menyembuhkan seseorang, yang biasa
dilakukan oleh seorang psikolog.

Anda mungkin juga menyukai