Pada saat mereka memilih untuk berdamai dan mendapat kecocokan harga damai dengan
petugas, terhapuslah kesalahan mereka dalam seketika.
Tetapi apabila tidak terjadi kecocokan harga damai yang ditawarkan atau kondisi isi
dompet yang tidak memungkinkan, biasanya seseorang cenderung pasrah memilih untuk
ditilang. Saat itulah petugas (POLANTAS) akan memberikan yang namanya surat tilang
atau SLIP MERAH.
Kejadian inilah, banyak yang tidak diketahui oleh pengendara di jalan raya. Hal ini
dimanfaatkan oleh petugas untuk memberikan slip merah tersebut.
Ketidaktahuan masyarakat tentang hal ini karena tidak/belum pernah adanya sosialisasi
tentang SLIP MERAH dan SLIP BIRU dari pihak KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
(POLRI). Selama ini, pengendara yang pernah ditilang hanya mengetahui akan diberi
surat tilang SLIP MERAH oleh petugas.
Melaui tulisan ini saya ingin membagi pengetahuan tentang hal tersebut diatas untuk
diketahui oleh semua masyarakat umumnya dan pembaca blog ini khususnya.
- SLIP BIRU : surat tilang ini diberikan apabila terjadi kesalah di jalan raya dan
pengendara mengakui kesalahannya (tidak mangkir) yang disebutkan oleh petugas jalan
raya (POLANTAS) dan akan dikenakan denda maksimal Rp 50.600,- (Lima puluh ribu
enam ratus rupiah) serta dapat dibayarkan melalui Bank yang ditunjuk tanpa harus
melalui proses pengadilan. Yang artinya Rp 50.000,- masuk ke kas negara dan Rp 600,untuk petugas yang menanganinya dan itupun baru bisa diambil pada bulan berikutnya.
Di Indonesia pelanggaran lalu lintas selalu menjadi bahan pembicaraan yang hangat,
tidak jarang masyarakat yang terkena tilang mengumpat para petugas lalu lintas.
Memang kita semua tahu birokrasi di negeri ini belum sampai pada tahap yang ideal,
namun kita tidak dapat menimpakan seluruh kesalahan pada Polantas, karena sedikit
banyak kita telah ikut ambil bagian dalam praktek-praktek penyuapan "kecil" seperti ini.
Ada baiknya jika anda para pengendara baik itu motor maupun mobil harus tahu
Peraturan Lalu Lintas yang sekarang ini, dan juga tahu prosedur sebenarnya dari
penilangan itu sendiri.
Berikut Prosedur Penilangan Pelanggaran Lalu Lintas yang seharusnya dan hal yang
harus di perhatikan selama proses penilangan.
1.
Kenali Si Petugas
Cobalah mengenali nama dan pangkat Polisi yang tercantum dalam pakaian seragam.
Mereka mempunyai kewajiban menunjukkan tanda pengenal sebagai keabsahan
wewenang dan tanggung jawab dalam mengemban fungsinya (Psl. 25 UU 28/1997)
Nama dan pangkat polisi menjadi penting apabila polisi bertindak di luar prosedur.
Jangan hentikan kendaraan anda, bila ada orang berpakaian preman mengaku sebagai
Polantas.
2.
kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Alasan pelanggaran dan besarnya denda juga
harus didasarkan hukum yang berlaku. (Psl. 19 UU 28/1997).
3.
Berikut beberapa cabang Bank BRI yang ditunjuk sesuai wilayah saat ditilang, seperti
dilansir Traffic Management Center Polda Metro Jaya:
Jakarta Pusat
Bank BRI Jalan Cut Mutia Nomor 12
Bank BRI Jalan Gunung Sahari No 19-21
Bank BRI Jalan Hayam Wuruk No 108
Bank BRI Jalan Kramat Raya No 138
Bank BRI Jalan Veteran No 8
Jakarta Selatan
Bank BRI Jalan Fatmawati No 3
Bank BRI Gedung menara Mulia
Bank BRI Jalan Hasanudin No 62
Bank BRI Pondok Indah Mall
Bank BRI Jalan Warung Buncit No 8.
Jakarta Timur
Bank BRI Jalan Otista No 72
Bank BRI Jalan Dewi Sartika No 6
Jakarta Utara
Jalan Yos Sudarso No 1
Jakarta Barat
Bank BRI Jalan Kopi No 54.
Tangerang
Bank BRI Jalan Jenderal Ahmad Yani no 4
Depok
Bank BRI Jalan Margonda Raya No 12
Bekasi
Bank BRI Jalan Ir H Juanda No 63.
Bila anda menolak tuduhan
Katakan keberatan anda dengan sopan. Anda akan diberikan surat tilang berwarna
merah. Jangan sekali-sekali menandatangani surat tilang yang isinya anda tidak setujui.
Bacalah surat tilang tersebut dengan teliti.
Pastikan dalam surat tilang tercantum nama dan pangkat Polantas yang tertulis dengan
jelas. Polantas akan membuat dan mengirim surat tilang warna hijau untuk Pengadilan,
warna putih untuk Kejaksaan dan warna kuning untuk POLRI. Surat tilang yang berada di
tangan anda juga merupakan surat panggilan sidang.
Tanyakanlah kepada Polantas tersebut jadwal persidangan dan tempat sidang. Tempat
sidang merupakan Pengadilan Negeri di wilayah terjadinya pelanggaran. Ingatlah
kronologis kejadian sebagai argumentasi di ruang sidang nanti.
6.
Proses Persidangan
Penentuan hari sidang dapat memerlukan waktu 5-12 hari dan barang sitaan baru dapat
dikembalikan pada pelanggar setelah ada keputusan Hakim serta menyelesaikan
perkaranya. Pertimbangkanlah resiko ini sebelum menolak tuduhan Polantas.
Persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat. Dalam proses tersebut,
para tertuduh pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan. Kemudian hakim akan
memanggil nama tertuduh satu persatu untuk membacakan denda. Setelah denda
dibacakan hakim akan mengetukan palu sebagai tanda keluarnya suatu putusan. Sebelum
palu diketukkan, maka pengemudi dapat mengajukan keberatan. Secara teori, Polantas
yang bersangkutan akan turut ke Pengadilan. Kemudian, pengemudi dan Polantas akan
beradu argumentasi di depan hakim.
Pada prakteknya, pengemudi tidak sempat lagi mengajukan argumentasi karena hakim
setelah membacakan denda langsung mengetukan palu. Di samping itu, Polantas yang
bersangkutan juga kerap tidak ada di tempat. Bila pengemudi keberatan atas keputusan
hakim, dapat mengajukan kasasi. Kasasi akan berlangsung di ruangan yang berbeda dan
anda akan dipersilakan menanti dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa prosedur dan
pelayanan yang jelas.
Bagaimana.Mungkin anda akan berkata Ah mana mungkin prosedur tersebut di
lakukan Polantas atau Mana mungkin Si petugas mau komentar jika kita menanyakan
prosedur tersebut
Jangan khawatir, intinya:
a.
Selalu taati peraturan lalu lintas walaupun tidak ada polisi, karena itu pembelajaran
untuk disiplin Jangan melakukan sesuatu yang sebenarnya kita tahu itu salah.
b.
Tahu peraturan lalu lintas berikut dendanya.
c.
Jangan panik sewaktu menghadapi petugas.
d.
Jika kita tahu salah, segera minta SLIP BIRU. Ada 3 macam slip yang di bawa
petugas, yaitu
Slip putih: slip ini dipegang sama pihak kepolisian..
Slip merah: berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan, dan mau membela diri
secara hukum/sidang di pengadilan setempat.
Slip biru: berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita
tinggal transfer dana via ATM BRI. Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk
di tukar dengan SIM/STNK kita yang ditahan. Dana tersebut akan langsung masuk ke
Kas Negara.
Memang ada sedikit kekhawatiran mengenal SLIP BIRU ini. Pertama, masalah besarnya
denda. Para pengendara yang kena tilang dan minta slip biru, besaran dendanya biasany
akan di berikan yang maksimal, dan kita tahu bedasarkan peraturan lalu lintas yang
terbaru, besaran denda minimal Rp 100 rb (tergantung jenis pelanggaran). Oleh karena
itu, sebelum berani melanggar peraturan lalu lintas ada baiknya anda tahu denda yang
akan anda terima.
Jika anda tidak mau berdosa karena menyuap, sebaiknya terima saja (bayar lewat ATM)
Yang kedua, polisi sepertinya enggan mengeluarkan jenis slip ini, karena seperti kita
denda yang kita bayar langsung masuk ke kas negara. Untuk yang satu ini, anda bisa
memfoto si petugas tersebut lalu laporkan ke Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Ketika kita kena tilang, maka polisi yang baik akan menawarkan 3 pilihan. Pilihan pertama kita di
tawarkan slip tilang warna merah, pilihan kedua ditawari slip tilang warna biru dan tawaran
terakhir adalah tanpa slip tilang (damai ditempat).
Jika kita memilih opsi pertama (slip tilang warna merah) maka untuk mengambil STNK/SIM yang
ditahan Bapak Polisi yang terhormat maka kita harus mengikuti sidang Pelanggaran lalu lintas di
Pengadilan Negeri setempat. yang jangka waktunya paling cepat 2 pekan dan paling lama satu
bulan setelah kita menerima slip tilang. Undangan yang tertera di slip tilang biasanya jam 08.00,
tetapi setelah 2 kali mengikuti Sidang tersebut, persidangan baru dibuka pukul 09.00 WIB. Jika
kita mendapat nomer urut 500 keatas, maka disarankan untuk datang jam 10.00 WIB agar tidak
menunggu terlalu lama. untuk nomer urut yang lain bisa diperkirakan sendiri.
Untuk mendapatkan nomor urut, kita harus mencocokan nomor tilang terlebih dahulu di papan
informasi tilang yang sudah disediakan oleh panitia setempat. Ketika kita datang pagi-pagi maka
kita harus bergelut untuk mendapat nomor tersebut dengan ratusan orang lainnya. Kalau kita
tidak ingin repot, biasanya ada orang yang menawarkan jasa agar kita mendapat nomor urut
dengan tidak ikut berdesakan, cukup dengan mengeluarkan Rp 2000,-. Setelah orang yang
menawarkan jasa itu mendapat nomor urut untuk kita, maka dia akan segera melapor ke kita dan
akan mengarahkan kita pada ruangan tempat persidangan. Duduk yang manis jika masih tersedia
kursi, kalau sudah kehabisan kursi berarti bersabar berdiri sembari nunggu panggilan dari Pak
Hakim.
Panitia biasanya menyebutkan range nomer urut yang akan dipanggil oleh Pak Hakim. Jika nomor
kita masuk dalam range tersebut maka bersiaplah maju ke dapan dengan mempersiapkan bukti
tilang yang sudah kita bawa. Setelah dipanggil maka Pak Hakim langsung menjatuhkan vonis
berapa nominal rupiah yang harus dibayarkan ke pangadilan dengan melihat keterangan
pelanggaran yang ada pada slip tilang. kisaran nomilal dendanya Rp 30.000,- s.d Rp 40.000,- bagi
pemegang slip merah. Tarif ini untuk wilayah kota semarang tertanggal 7 Desember 2012. Untuk
perbandingan saja, tarif denda slip merah kota semarang Oktober 2008 sebesar Rp 16.500,-.
Setelah nomilal denda sudah kita ketahui makan kita diarahkan untuk kekasir untuk membayar
denda dan mengambil STNK/SIM yang ditahan sebelumnya. setelah SIM/ STNK sudah ditangan
maka aktifitas persidangan selesai.
Setelah ditetapkan nominalnya, kita diminta untuk menyetorkan sejumlah uang tersebut ke BRI
atas nama titipan tilang. Wilayah Semarang biasanya di BRI Patimura. tapi bisa juga di bayarkan
ke bank BRI terdekat jika kita mengetahui nomor rekening titipan tilang tersebut, atau minta
tolong ke customer servis (CS) untuk lebih mudahnya.
Setelah uang kita setor maka, slip setoran dan slip tilangnya kita fotokopi untuk arsip kita guna
mengambil lebihan (selisih) antara uang awal yang disetor ke bank dan denda seharusnya yang
kita keluarkan saat persidangan. Bukti pembayaran asli kita serahkan kepada Pak Polisi dan kita
bisa mengambil langsung STNK/ SIM kita yang sempat ditahan Pak Polisi.
Ternyata urusannya belum selesai sampai disini. Masih ada uang lebihan denda di bank yang
menjadi hak milik kita yang bisa kita ambil jika kita membawa slip/ kwitansi nominal tilang saat
persidangan. Berarti mau tidak mau kalau kita menginginkan uangnya kembali harus mengikuti
persidangan. Kecuali kalau kita mengikhlaskan sisanya untuk shodaqoh.
Kita harus mengikuti persidangan yang sudah terjadwal di slip tilang yang kita fotokopi tadi.
Karena slip biru asli dan bukti setoran bank akan dibawa pak polisi untuk keperluan persidangan.
Prosedur selanjutnya hampir sama seperti prosedur slip merah. Perbedaannya adalah,
berdasarkan hasil observasi/ pemantauan lapangan, yang menggunakan slip biru (sudah membayar
dibank) mendapat vonis rata dan nominalnya adalah nominal tertinggi yang dikeluarkan hakim saat
persidangan roda dua yaitu Rp 50.000,-. sedangkan yang menggunakan slip merah kisarannya
Rp.30.000 s.d Rp. 40.000,-.
Setelah mengetahui nominal kita diminta ke kasir untuk mengambil kwitansi. Sebelumnya oleh
kasir, kita diminta menfotokopi berkas-berkas yang ada seperti slip kwitansi, slip setoran bank
dan slip tilang. Setelah mendapatkan kwitansi maka untk mengambil kembalian tilang kita harus
ke BRI Patimura, tidak boleh diambil di cabang lainnya. Batas waktu pengambilan tidak terbatas,
asalkan kita masih mempunyai kwitansi tilang dan slip setoran dari BRI. jika salah satunya hilang
kemingkinan prosedurnya akan lebih lama dan bisa jadi hangus.
Pengambilan kembalian melalui CS BRI seperti biasa dengan mengambil nomor antrian terlebih
dahulu. setelah dipanggil kita mengutarakan maksud dan tujuannya maka petugas CS akan
merespon cepat dan membantu kita. Untuk kelancaran administrasi keuangan maka pengambilan
uang harus menggunakan perjanjian materai Rp 3000,- dan memperlihatkan identitas diri asli dan
menyerahkanentitas fotokopian identitas diri. Maka beberapa menit uang kita kembali dan yang
menandakan urusan kita terkait penilangan dari awal hingga akhir sudah selesai.
Pilihan ketiga adalah tilang ditempat atau tanpa surat tilang alias damai. mungkin prosedur ini
sudah sangat familiar ditelinga sehingga tidak perlu diceritakan lagi. ingat-ingat saja nominal
denda diatas agar kita tidak terlalu besar memberi jajan Bapak Polisi ang terhormat.
Bro ada baiknya denda damai tilang seperti yang gw lakukan kemarin nggak ditiru.Ini suntingan gw
ambil dari wikipedia
Menolak Berdamai dengan Dasar Hukum
Kalau ditilang di jalan sebenarnya anda diberi dua pilihan, form tilang biru dan merah.
1.Formulir biru adalah menerima kesalahan (artinya tidak perlu berdebat dengan hakim).
Dengan form ini bayar denda di BRI yg ditunjuk.
Sehabis bayar denda resmi ke BRI, ambil SIM atau STNK yang disita ke kantor Ditlantas
setempat (klo jakarta gak jauh dari pancoran)
2.Formulir merah artinya anda tidak terima kesalahan yang dituduhkan, dan diberikan
kesempatan untuk berdebat atau minta keringanan kepada hakim. Biasanya tanggal sidang adalah
maksimum 14 Hari dari tanggal kejadian, tergantung Hari sidang Tilang di PN (Pengadilan Negeri)
bersangkutan.
Oleh polisi, barang sitaan (SIM dan/atau STNK) akan disetor ke kantor Ditlantas setempat
sampai dengan H-1 tanggal sidang.
Selama masih di kantor Ditlantas SIM/STNK itu bisa ditebus tanpa sidang ke PN, cukup ke loket
yang tadi disebutkan, serahkan formulir merah, bayar dendanya, SIM/STNK kembali ke tangan
anda.
H-1 sebelum sidang dan seterusnya, SIM/STNK sudah dikirim ke pengadilan sesuai daerah
perkara, jadi harus ditebus di PN masing-masing
Menghadiri Sidang banyak alternatif untuk menyelesaikan melalui calo, tetapi biasanya akan lebih
mahal daripada kalau menyelesaikan sendiri:
1.Sepanjang jalan menuju pengadilan, +- 50-100 m sebelum pengadilan banyak terdapat 'Calo'
jasa pengurus tilang yang sebenarnya tidak memiliki pengaruh atau efek apapun terhadap
pengurusan surat yang ditilang apalagi kemudahannya. Keberadaan mereka 'Calo' jangan
ditanggapi dan jangan dihargai sama sekali! Karena mereka mudah emosi dan marah.
2.Setibanya di PN, begitu parkir sudah dikerubuti calo. Parkir kendaraan di dalam bangunan
pengadilan, ambil tiket parkir pada petugas. Jangan parkir depan tepat dibagian luar pagar
pengadilan yg banyak 'Calo' juga tukang parkir 'Preman' yang memaksa dan berkata "ya..
yak..parkir disini.. Disini.. Didalam tidak bisa!" Itu bohong, mereka cuma menggangu saja.
3.Selepas resepsionis calo masih saja akan mendekati anda. Kali ini calo-nya berseragam hijau
pegawai negeri. Kata calo tersebut "anda tunggu aja disini, Rp 65.600,- aja. cepat kok
selesainya".
4.Setelah ditunjukkan ruangan sidangnya, anda tunggu hakim datang. Lalu satu persatu, akan
dibacakan nama dan kasusnya hakim langsung akan memberikan putusan soal besarnya denda
pembelaan diri bisa dilakukan kalau perlu pembayaran langsung dilakukan di ruang sidang dan
STNK yang ditahan juga langsung dikembalikan saat itu
5.Selepas sidang ada loket untuk mengambil SIM. Bayar disitu untuk mengambil SIM Anda. Akan
dikatakan bahwa biayanya Rp 50.600,- jangan percaya.
1.Langsung sodorkan surat tilang ke salah satu petugas sambil berkata "saya mau ambil berkas
ini."
2.Sang petugas memeriksa surat tilang tersebut dan langsung mencari berkas yang diperlukan di
tumpukan yang tepat, dan dalam waktu singkat menemukan berkas yang dicari.
3.Langsung SIM tersebut diambil dari berkas itu dan diserahkan kepada anda, dan dia akan