Anda di halaman 1dari 34

Ranah penilaian

afektif
Mata Kuliah
Evaluasi Pendidikan Fisika
Prodi Pendidikan Fisika
STKIP-PGRI Pontianak

A. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya
bila seseorang telah memiliki kekuasaan
kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku

Aspek afektif yang dominan pada


mata pelajaran Matematika, Fisika,
Kimia, dan Biologi meliputi
ketelitian, ketekunan, dan
kemampuan memecahkan masalah
secara logis dan sistematis (SK
Dirjen Mandikdasmen Nomor
12/C/KEP/TU/2008 tentang Bentuk
dan Tata Cara Penyusunan Laporan
Hasil Belajar Peserta Didik Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah)

B. Tingkatan Ranah Afektif


Tingkatan ranah afektif menurut
taksonomi Krathwohl ( 1961 ) ada
lima, yaitu:
1. receiving (attending),
2. responding,
3. valuing,
4. organization, dan
5. characterization.

1. Tingkat Receiving
Pada tingkat receiving atau attending,
peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu fenomena khusus
atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan,
musik, buku, dan sebagainya. Tugas
pendidik mengarahkan perhatian peserta
didik pada fenomena yang menjadi objek
pembelajaran afektif. Misalnya pendidik
mengarahkan peserta didik agar senang
membaca buku, senang bekerjasama,
dan sebagainya.

A1 Menerima
Contoh kata kerja operasional:
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Mematuhi
Meminati
menganut

2. Tingkat Responding
Responding merupakan partisipasi aktif
peserta didik, yaitu sebagai bagian dari
perilakunya. Pada tingkat ini peserta
didik tidak saja memperhatikan
fenomena khusus tetapi ia juga
bereaksi. Hasil pembelajaran pada
ranah ini menekankan pada
pemerolehan respons, berkeinginan
memberi respons, atau kepuasan
dalam memberi respons.

A2 menanggapi
Contoh kata kerja operasional:

Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengkompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Memilah
Mengatakan
Menolak

3. Tingkat Valuing
Valuing melibatkan penentuan nilai,
keyakinan atau sikap yang
menunjukkan derajat internalisasi dan
komitmen. Derajat rentangannya mulai
dari menerima suatu nilai, misalnya
keinginan untuk meningkatkan
keterampilan, dsb.
Hasil belajar pada tingkat ini
berhubungan dengan perilaku yang
konsisten dan stabil

A3 menilai
Contoh kata kerja operasional:

Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Memperjelas
Mengusulkan
Menyumbang

4. Tingkat Organization
Pada tingkat organization, nilai satu
dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar
nilai diselesaikan, dan mulai membangun
sistem nilai internal yang konsisten.
Hasil pembelajaran pada tingkat ini
berupa konseptualisasi nilai atau
organisasi sistem nilai. Misalnya
pengembangan filsafat hidup.

A4 mengelola
Contoh kata kerja operasional:

Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengkombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Memadukan
Mengelola
Menegosiasikan
Merembukkan

5. Tingkatan Characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah
characterization nilai. Pada tingkat ini
peserta didik memiliki sistem nilai yang
mengendalikan perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga terbentuk gaya
hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini
berkaitan dengan pribadi, emosi, dan
sosial.

A4 menghayati
Contoh kata kerja operasional:

Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan

C. Karakteristik ranah Afektif


Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif
yang penting, yaitu
1. sikap,
2. minat,
3. konsep diri,
4. nilai, dan
5. moral.

D. Pengembangan Instrument Afektif


Instrumen penilaian afektif meliputi lembar pengamatan
sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Ada 11 (sebelas)
langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian afektif,
yaitu:
menentukan spesifikasi instrumen
menulis instrumen
menentukan skala instrumen
menentukan pedoman penskoran
menelaah instrumen
merakit instrumen
melakukan ujicoba
menganalisis hasil ujicoba
memperbaiki instrumen
melaksanakan pengukuran
menafsirkan hasil pengukuran

E. Spesifikasi Instrument
Berdasarkan Tujuannya :
1. Sikap : untuk mengetahui sikap diri
2. Minat : Untuk mengetahui minat siswa
3. Konsep diri : mengetahui kelebihan atau
kelemahan dir sendiri
4. Nilai : untuk mengetahui nilai dan
keyakinan diri siswa
5. Moral : Instrumen moral bertujuan untuk
mengungkap moral. Informasi moral
seseorang diperoleh melalui pengamatan
terhadap perbuatan yang ditampilkan dan
laporan diri melalui pengisian kuesioner

Hasil pengamatan dan hasil kuesioner


menjadi informasi tentang moral
seseorang. Dalam menyusun spesifikasi
instrumen perlu memperhatikan empat
hal yaitu:
(1)tujuan pengukuran,
(2)kisi-kisi instrumen,
(3)bentuk dan format instrumen,
(4)panjang instrumen.

F. Penulisan instrumen
Penilaian ranah afektif peserta didik
dilakukan dengan menggunakan
instrumen penilaian afektif sebagai
berikut.
1. Instrumen sikap
Definisi konseptual: Sikap merupakan
kecenderungan merespon secara
konsisten baik menyukai atau tidak
menyukai suatu objek.

Contoh indikator sikap terhadap mata


pelajaran fisika misalnya:
Membaca buku Fisika.
Mempelajari fisika.
Melakukan interaksi dengan guru fisika.
Contoh pernyataan untuk kuesioner:
Saya senang membaca buku fisika.
Tidak semua orang harus belajar fisika.
Saya jarang bertanya pada guru tentang
pelajaran fisika.

2. Instrumen minat
Instrumen minat bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang minat peserta
didik terhadap suatu mata pelajaran yang
selanjutnya digunakan untuk meningkatkan
minat peserta didik terhadap mata pelajaran
tersebut
Contoh indikator minat terhadap pelajaran
fisika:
Memiliki catatan pelajaran fisika.
Berusaha memahami fisika
Memiliki buku fisika

Contoh pernyataan untuk kuesioner:


Catatan pelajaran matematika saya
lengkap
Catatan pelajaran matematika saya
terdapat coretan-coretan tentang halhal yang penting
Saya selalu menyiapkan pertanyaan
sebelum mengikuti pelajaran
matematika

3. Instrumen konsep diri


Instrumen konsep diri bertujuan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. Informasi kekuatan dan
kelemahan peserta didik digunakan untuk
menentukan program yang sebaiknya
ditempuh oleh peserta didik.

Contoh indikator konsep diri:


Memilih mata pelajaran yang mudah
dipahami
Memiliki kecepatan memahami mata
pelajaran
Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa
sulit
Contoh pernyataan untuk instrumen:
Saya sulit mengikuti pelajaran matematika
Saya mudah memahami bahasa Inggris
Saya mudah menghapal suatu konsep.

4. Instrumen nilai
Nilai merupakan konsep penting dalam
pembentukan kompetensi peserta didik.
Contoh indikator nilai adalah:
Memiliki keyakinan akan peran sekolah
Menyakini keberhasilan peserta didik
Menunjukkan keyakinan atas kemampuan
guru
Contoh kuesioner tentang nilai peserta didik:
Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar
peserta didik sulit untuk ditingkatkan.
Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik
sudah maksimal.

5. Instrumen Moral
Contoh indikator moral
Memegang janji
Memiliki kepedulian terhadap orang lain
Menunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas
Contoh pernyataan untuk instrumen moral
Bila saya berjanji pada teman, tidak harus
menepati.
Bila berjanji kepada orang yang lebih tua, saya
berusaha menepatinya.
Bila berjanji pada anak kecil, saya tidak harus
menepatinya

G. Skala Instrumen Penilaian


Afektif
Skala yang sering digunakan dalam
instrumen penelilaian afektif adalah
1.Skala Thurstone,
2. Skala Likert, dan
3. Skala Beda Semantik.

Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap


pelajaran Fisika
No

Pernyataan

Saya Senang belajar


Fisika

Pelajaran Fisika
Bermanfaat
Saya Berusaha Hadir
setiap Pelajaran Fisika
dst

7 6 5 4 3 2 1

Contoh skala Likert: Sikap terhadap


pelajaran matematika
No
1

Pernyataan

Pelajaran
Fisika bermanfaat

Pelajaran Fisika sulit


3

Tidak semua harus belajar


Fisika

dst

SS

TS

Contoh skala beda Semantik:


Pelajaran Fisika
a

MENYENANGKAN

MEMBOSANKAN

MUDAH

SULIT

BERMANFAAT

SIA-SIA

DST

DST

Sistem Penskoran :
Contoh Skala Likert :
SS = 4, S = 3, R = 2, TS = 1
Jika ada 10 pertanyaan Maka dari nilai skala dapat disimpulkan
bahwa nilai tertinggi yang akan di peroleh siswa adalah 40 dan
terendah adalah 10.
Tabel Kategorisasi sikap atau minat kelas
No

Skor Rata-rata Kelas

Kategori Sikap

Lebih dari 35

Sangat Tinggi/ Sangat Baik

29 sampai 35

Tinggi/ Baik

20 sampai 28

Rendah/ Kurang

Kurang dari 20

Sangat Rendah/ Sangat Kurang

OBSERVASI AFEKTIF SISWA


Yang Perlu diperhatikan
1. Penentuan Konseptual/ Indikator
2. Membuat pedoman Observasi
3. Contoh indikator peserta didik berminat pada
mata pelajaran matematika adalah
kehadiran di kelas, kerajinan dalam
mengerjakan tugas-tugas, banyaknya
bertanya, kerapihan dan kelengkapan
catatan.
4. Hasil observasi akan melengkapi informasi
dari hasil kuesioner

Contoh Pengembangan Observasi


Pribadi :
No

Jenis
Aspek/
sikap
Mandiri

dst

Standar pencapaian
Strategi Penilaian
Deskripsi

skor

Mengerjakan Tugas
siswa tanpa harus di
tunggu/ di suruh
SELALU

SERING

KADANG-KADANG

JARANG

SANGAT JARANG

dst

dst

Observasi
kegiatan siswa
dalam
melaksanakan
tugas
Rekam tugas
siswa yang telah
di kumpulkan
selama KBM
Dst

Terima kasih
Sudah ikhlas
mendengarkan, menyimak, dan
berdikusi

Anda mungkin juga menyukai