Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN PENILAIAN RANAH

AFEKTIF

Oleh :

Hairida
Hakikat Pembelajaran Afektif
• Hasil belajar menurut Bloom mencakup: ranah kognitif,
ranah psikomotorik, dan ranah afektif.
• Andersen --> berpendapat bahwa karakteristik manusia
meliputi cara yang tipikal dari: ber pikir, berbuat, dan
perasaan.
• Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal
berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal
perasaan berkaitan dengan ranah afektif.
• Istilah afektif dipergunakan untuk mengidentifikasi
dimensi perasaan dan kesadar an siswa (the feeling
dimension of consciousness), emosi, perilaku, atau
keinginan yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan
seseor ang. A fekt if m er upakan s u at u k a r a k t e r i s t i k
manusia yang multidimensional, ter masuk perilaku
(attitude), nilai, dan minat (Stiggins)
Tingkatan Ranah Afektif
1. Tingkat receiving
• Pada tingkat receiving atau attending, peserta
didik memiliki keinginan memperhatikan suatu
fenomena khusus atau stimulus tertentu.
• Tugas pendidik adalah mengarahkan perhatian
peserta didik pada fenomena tertentu yang positif.
Misalnya, mengarahkan agar peserta didik senang
membaca buku, senang bekerjasama, dsb.
2. Tingkat responding
• Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik,
yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini
peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena
khusus tetapi ia juga sudah memberikan reaksi.
• Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada
pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons,
atau kepuasan dalam memberi respons.
• Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat,
yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian
kesenangan thd sesuatu objek atau aktivitas yg khusus.
Misalnya: senang membaca buku, senang bertanya,
senang membantu teman, senang dengan kebersihan
dan kerapian, dan sebagainya.
3. Tingkat valuing
• Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap
yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen.
Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai,
sampai pada tingkat komitmen.
• Valuing atau penilaian didasarkan pada internalisasi dari
seperangkat nilai yang spesifik.
• Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan
perilaku yang konsisten dan stabil berkaitan dgn nilai yg
dianut. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini
diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
4. Tingkat organization

• Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai


lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan
mulai membangun sistem nilai internal yang
konsisten.
• Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa
konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai.
Misalnya, pengembangan falsafah hidup seseorang.
5. Tingkat characterization

• Tingkat ranah afektif tertinggi adalah


karakterisasi (characterization) nilai.
• Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem
nilai yg menjadi karakter dirinya, yang akan
mengendalikan semua perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.
• Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan
dengan karakter pribadi, emosi, dan sikap sosial.
Pengembangan Asesmen Ranah
Sikap/Afektif
1. Merumuskan definisi konseptual dan definisi operasional
2. Menyusun kisi-kisi instrumen
3. Menulis instrumen
4. Menentukan skala pengukuran
5. Menentukan rubrik penilaian/pedoman penskoran
6. Menenelaah (validitas isi) instrumen
7. Melakukan ujicoba instrumen
8. Menganalisis hasil ujicoba
9. Memperbaiki Instrumen
10.Melaksanakan pengukuran
11.Menafsirkan hasil pengukuran
Menyusun Skala Sikap
Karakteristik Ranah Afektif
Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral.
1. Sikap
• Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara
suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
• Menurut Fishbein dan Ajzen, sikap adalah suatu predisposisi
kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau
negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.

2. Minat
• Menurut Getzel, minat adalah suatu disposisi yang terorganisir
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha
memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
• Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat atau keinginan
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Lanjutan Karakteristik Ranah
Afektif
3. Konsep Diri
• Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu thd.
kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.
• Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.

4. Nilai
• Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan,
tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk.

5. Moral
• Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang
dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya,
membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.
• Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu
keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan
dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Pengukuran Ranah Afektif
• Menurut Andersen, ada dua metode yang dapat digunakan
untuk mengukur ranah afektif, yaitu: (1) metode observasi,
dan (2) metode laporan diri.
• Penggunaan metode observasi didasarkan pada asumsi
bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau
perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi psikologis
seseorang.
• Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui
keadaan seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, metode
ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik
afektif diri sendiri.
Pengembangan Asesmen Ranah
Sikap/Afektif
1. Merumuskan definisi konseptual dan definisi operasional
2. Menyusun kisi-kisi instrumen
3. Menulis instrumen
4. Menentukan skala pengukuran
5. Menentukan rubrik penilaian/pedoman penskoran
6. Menenelaah (validitas isi) instrumen
7. Melakukan ujicoba instrumen
8. Menganalisis hasil ujicoba
9. Memperbaiki Instrumen
10.Melaksanakan pengukuran
11.Menafsirkan hasil pengukuran
Instrumen Sikap

• Definisi konseptual:
Sikap merupakan kecenderungan merespon secara
konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu
objek.
• Definisi operasional:
sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap
suatu objek.
Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta
didik adalah melalui kuesioner.
Pengembangan Instrumen Sikap
• Contoh indikator sikap terhadap IPA
– Membaca buku IPA
– Mempelajari IPA
– Melakukan interaksi dengan guru IPA
– Mengerjakan tugas IPA
– Melakukan diskusi tentang IPA

• Contoh pernyataan untuk kuesioner:


– Saya senang membaca buku IPA
– Tidak semua orang harus belajar IPA
– Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran IPA
– Saya tidak senang pada tugas pelajaran IPA
– Saya berusaha mengerjakan soal-soal IPA sebaik-baiknya
Instrumen minat

Definisi konseptual:
• Minat adalah keinginan yang tersusun
melalui pengalaman yang mendorong
individu berusaha mencari objek, melakukan
aktivitas, dan keterampilan untuk tujuan
memperoleh kepuasan.
Definisi operasional:
• Minat adalah keingin-tahuan seseorang
tentang keadaan suatu objek, dan atau
melakukan aktivitas tertentu.
Pengembangan Instrumen Minat
• Contoh indikator minat thd pelajaran matematika:
– Memiliki catatan pelajaran matematika.
– Berusaha memahami matematika
– Memiliki buku matematika
– Mengikuti pelajaran matematika

• Contoh pernyataan untuk kuesioner:


– Catatan pelajaran matematika saya lengkap
– Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran
matematika
– Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika
– Saya senang mengerjakan soal matematika.
– Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika
Instrumen konsep diri

• Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui


kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
• Definisi konseptual: konsep diri merupakan persepsi
seseorang terhadap dirinya sendiri yang menyangkut
keunggulan dan kelemahannya.
• Definisi operasional: konsep diri adalah pernyataan tentang
kemampuan diri sendiri yang terkait dengan sesuatu hal.
Pengembangan Instrumen Konsep
Diri
• Contoh indikator konsep diri:
– Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami
– Memiliki kecepatan memahami mata pelajaran
– Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit

• Contoh pernyataan untuk instrumen:


– Saya sulit mengikuti pelajaran matematika
– Saya mudah memahami bahasa Inggris
– Saya mudah menghafal suatu konsep.
– Saya mampu membuat karangan yang baik
– Saya bisa bermain sepak bola dengan baik
– Saya mampu membuat karya seni yang baik
– Saya perlu waktu yang lama untuk memahami
pelajaran fisika.
Instrumen Nilai
• Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui
bagaimana ia berbuat atau keinginan untuk
berbuat.
• Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan
aktivitas atau tindakan seseorang terhadap
sesuatu yg merupakan refleksi dari nilai yang
dianutnya.

• Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan


terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek.
• Definisi operasional: nilai adalah keyakinan
seseorang tentang keadaan suatu objek atau
kegiatan.
Pengembangan Instrumen Nilai
• Contoh indikator nilai adalah:
– Menyakini keberhasilan peserta didik
– Menunjukkan keyakinan atas kemampuan guru.
– Mempertahankan keyakinan akan harapan
masyarakat

• Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta


didik:
– Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit
untuk ditingkatkan.
– Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal.
– Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan
tes cenderung akan diterima di perguruan tinggi.
– Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik
adalah atas usahanya sendiri.
Instrumen Moral

• Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui


moral peserta didik.
• Contoh indikator moral sesuai dengan definisi
tersebut adalah:
– Memegang janji
– Memiliki kepedulian terhadap orang lain
– Menunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas
– Memiliki Kejujuran
Pengembangan Instrumen Moral
• Contoh pernyataan untuk instrumen moral:
– Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.
– Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta
bantuan orang lain.
– Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya
berusaha membantu.
– Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau ia
tidak melihat saya.
– Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman,
walau tidak seluruhnya benar.
– Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu
mempercayainya.
Skala Instrumen Penilaian Afektif
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran
sejarah
N PERNYATAAN 7 6 5 4 3 2 1
o
1. Saya senang belajar Sejarah
2. Pelajaran sejarah bermanfaat
3. Saya berusaha hadir tiap ada jam
pelajaran sejarah
4. Saya berusaha memiliki buku
pelajaran Sejarah
5. Pelajaran sejarah membosankan
dst
Sikap thd Mata Pelajaran
matematika
NO PERNYATAAN SS S N TS ST
S
1. Pelajaran matematika
bermanfaat
2. Pelajaran matematika sulit

3. Tidak semua harus belajar


matematika
4. Pelajaran matematika harus
dibuat mudah
5. Pembelajaran matematika
menyenangkan
• Pelajaran Bahasa Indonesia
Contoh Skala Beda Semantik

7 6 5 4 3 2 1
Menyenangkan Membosankan
Sulit Mudah
Bermanfaat Sia-sia
Menantang Menjemukan
Banyak Sedikit
Dst.

Anda mungkin juga menyukai