Anda di halaman 1dari 31

Makalah Fisika Statistika

Aplikasi Bose Einstein


Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Fisika Statistika
Dosen Pengampu

: Bpk. Masturi

Kelompok 9:
1. Putri Lestari

4201411026

2. Nur Hidayah

4201411050

3. Fitriyah Utami

4201411088

4. Rizki Khalaliyah

4201411130

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014

APLIKASI STATISTIK BOSE-EINSTEIN


Pembahasan kali ini mengenai aplikasi ataup penerapan dari statistik BoseEinstein. Pada statistik Bose-Einstein, assemblinya berupa assembli boson.
Apakah yang dimaksud assembli boson? Assembli boson dapat kita artikan
sebagai partikel kuantum dengan spin berkelipatan bulat dari =h/2. Partikel apa
sajakah yang termasuk ke dalam assembli boson? Jawabannya adalah partikel
foton, fonon, dan atom helium.
Aplikasi yang pertama akan kita bahas adalah aplikasi statistik BoseEinstein pada peristiwa radiasi benda hitam.
A. Radiasi Benda Hitam
Apakah benda hitam itu? Sebutan benda hitam pertama kali diperkenalkan
oleh Gustav Robert Kirchhoff pada tahun 1862. Benda hitam (blackbody) adalah
sebutan untuk benda yang mampu menyerap seluruh kalor radiasi (radiasi termal)
yang mengenainya. Radiasi termal yang diserap oleh benda hitam akan
dipancarkan kembali dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. Meskipun
namanya benda hitam tetapi objek tersebut tidak harus selalu berwarna hitam.
Benda hitam (blackbody) diilustrasikan sebagai radiasi dari sebuah lubang kecil
pada sebuah dinding berongga. Dengan mengabaikan bahan pembuat dinding dan
panjang gelombang radiasi yang masuk, maka selama panjang gelombang datang
lebih kecil dibandingkan dengan diameter lubang maka radiasi yang masuk ke
dalam rongga melalui lubang akan dipantulkan oleh dinding rongga berulang kali
serta semua energinya diserap, selanjutnya akan dipancarkan kembali sebagai
radiasi gelombang elektromagnetik melalui lubang tersebut juga.

foton

Radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda hitam


akibat temperaturnya disebut radiasi termal. Temperatur benda akan terus naik
apabila laju penyerapan energinya lebih bensar dari laju pancarannya. Sampai
benda hitam itu mencapai temperatur kesetimbangan termal.
Benda hitam (blackbody) ini dianalogikan sebagai kotak yang berisi gas
foton (partikel boson).
Bagaimana energi foton?
Foton memiliki spin kelipatan bulat sehingga foton merupakan partikel
boson dan dianggap gas foton mempunyai distribusi energi yang diberikan oleh
statistik Bose-Einstein.
Energi satu foton merupakan energi gelombang cahaya dirumuskan
dengan:

Hal yang perlu diingat dalam memahami radiasi benda hitam adalah:
Pertama, jumlah foton dalam kotak tidak selalu konstan

, yakni

berubah. Karena foton di dalam benda hitam ini diserap oleh atom-atom dinding
kotak dan begitu juga sebaliknya atom dinding kotak dapat memancarkan foton ke
dalam ruang kotak sehingga jumlah foton dalam rongga tidaklah konstan. Akibat
dari jumlah foton yang tidak konstan pada kotak maka faktor Bose-Einstein untuk
gas foton adalah

A adalah sebuah parameter

Karena

, sehingga

Kedua, Apakah foton itu? Foton adalah paket-paket energi cahaya/ kuantum
energi gelombang elektromagnetik. Foton ini direpresentasikan oleh keberadaan
gelombang berdiri dalam kotak.
Energi sebuah foton dirumuskan sebagai h dengan h merupakan
konstanta Planck dan adalah frekuensi gelombang elektromagnetik foton. Akan
lebih mudah jika distribusi energi foton kita nyatakan dalam variabel frekuensi
atau panjang gelombang foton. Dalam hal ini banyaknya modus gelombang dalam
daerah panjang gelombang dan +d persatuan volume adalah

Sehingga dapat diartikan kerapatan keadaan gelombang berdiri dalam kotak tiga
dimensi yakni
( )

(Disebut sebagai fraksi gelombang per satuan volume)


Karena gelombang elektromagnetik memiliki dua kemungkinan arah
osilasi (polarisasi) yang saling bebas maka kerapatan keadaan foton dalam kotak
merupakan dua kali kerapatan gelombang stasioner
( )
Jumlah foton dengan panjang gelombang antara sampai +d adalah
( )

( )

Maka energi tiap satuan volume menurut Planck yang dimiliki satu foton dengan
panjang gelombang antara sampai +d adalah
( )

( )

( )
( )

( )

( )
Dimana

sehingga dapat ditulis:


( )

Persamaan ini disebut sebagai persamaan radiasi Planck


Untuk radiasi Planck pada besar:

Sehingga persamaan radiasi Planck menjadi berbentuk:


( )
(

( )

Kemudian Rayleigh-Jeans melakukan eksperimen dan penjabaran rapat energi


spektral tetapi hasilnya tidak cocok dengan data eksperimen. Data eksperimen
menunjukkan bahwa pada frekuensi sangat tinggi, rapat energi spektral bernilai
nol. Sedangkan menurut teorinya Rayleigh-Jeans bahwa pada frekuensi sangat
tinggi maka nilai rapat energinya bernilai tak hingga.
Persamaan radiasi menurut Rayleigh-Jeans:
( )
Pada kecil

, sehingga:

( )

( )
Persamaan tersebut persamaan radiasi menurut Wien
Hukum Pergeseran Wien

Gambar ini merupakan spektrum radiasi benda hitam pada berbagai suhu
Semakin tinggi temperatur semakin tinggi pula frekuensi komponen spektrum
yang daya pancar energinya paling besar. Frekuensi komponen spektrum yang
daya pancar energinya paling besar
Maka hubungannya m T

Dan rumusan Wien yakni

Menjelaskan panjang gelombang pada intensitas maksimum


Berapakah nilainya

atau

? Berapakah nilai ?

Mari kita analisis menggunakan statistik Bose-Einstein


Menentukan m dengan mendeferensialkan E() terhadap dan menyamakan
dengan m
( )
|

Dengan
( )
Misalkan
Sehingga
( )

( )

Sehingga
( )

( )

Dengan

maka
( )

( )

( )

( )

Agar terpenuhi

maka

( )

( )
( )

( )

)
(

Menggunakan instruksi Mathematica (Wolfram research) maka solusi untuk x


yang memenuhi adalah 0,194197
Dengan demikian

memenuhi hubungan

Atau
Dengan menggunakan nilai

maka diperoleh

Spektrum energi radiasi matahari berdasarkan hasil pengukuran dan prediksi


dengan persamaan radiasi benda hitam (garis)

Warna bintang menginformasikan suhu bintang. Makin menuju ke warna biru


maka suhu bintang makin tinggi. Sebaliknya makin menuju ke merah maka suhu
bintang makin rendah

Warna api dari pandai besi semakin lama akan berubah dari warna merah,
kuning, hijau kemudian kebiru-biruan akibat semakin tinggi suhunya
Kesimpulan Hukum Pergeseran Wien:
a) Menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan panjang gelombang
pada intensitas maksimum yang dipancarkan benda tersebut.
b) Jika suhu (T) makin tinggi maka panjang gelombang () makin pendek
dan warna benda bergeser ke arah biru.
c) Ketika pandai besi memanaskan logam maka terjadi pergeseran warna
yakni warna logam berubah secara terus menerus dari semula merah,
kuning, hijau, dan ke biru-biruan akibat suhu yang semakin tinggi
d) Hukum pergeseran Wien ini dipakai untuk memperkirakan suhu benda
berdasarkan spektrum elektromagnetik yang dipancarkannya
e) Para astronom memperkirakan suhu bintang-bintang berdasarkan spektrum
energi yang dipancarkan oleh bintang tersebut yaitu dari warna bintang.
Persamaan Stefan-Boltzmann
Stefan-Boltzmann menegaskan hukum pergeseran Wien yaitu semakin tinggi suhu
atau temperatur benda hitam maka semakin tinggi pula fluks energi termal yang
dipancarkannya dengan laju kenaikan yang sangat cepat.

Bagaimana menganalisis energi total yang dipancarkan oleh radiasi benda


hitam?
Jika dibuat sebuah lubang kecil pada dinding kotak ruang dengan temperatur yang
konstan, maka sebagian energi dari dinding kotak tersebut akan terpancar keluar.
Dari teori kinetik telah diketahui bahwa fluks partikel yang mengenai satuan luas
adalah

Untuk foton, sebagai gelombang, muka fluks di sini berupa pancaran foton,
( )

sehingga banyaknya foton per satuan volume

, dan untuk foton adalah

(kecepatan cahaya)
untuk foton adalah
( )

Fluks

( )
( )

Intensitas pancaran foton dalam daerah panjang gelombang antara dan +d


adalah:
( )
( )

( )
( )

( )
( )
( )
(

( )

Sebuah

benda

hitam

(blackbody)

memancarkan

gelombang

elektromagnetik pada semua jangkauan frekuensi dengan intensitas gelombang


yang dipancarkan berbeda-beda. Ketika panjang gelombangnya menuju nol
(0) maka intensitasnya menuju nol (I0) dan ketika panjang gelombangnya
menuju tak hingga () maka intensitasnya juga menuju tak hingga (I).
Artinya panjnag gelombang berbanding lurus dengan intensitasnya.

Intensitas gelombang yang dipancarkan mencapai maksimum pada saat = m.

( )

Misal

Syarat batas yang berlaku bagi y.


Saat =0 maka y= dan saat = maka y=0
Sehingga nilai kerapatan energi dalam kotak adalah
(
(

) (

Hubungan antara kerapatan energi yang diradiasi dengan energi foton dalam kotak
adalah

Energi yang diradiasi benda hitam menurut Stefan-Boltzmann yaitu

Dengan konstanta Stefan-Boltzmann


Sehingga nilai
(

Dengan menggunakan instruksi matematika sederhana didapatkan

Sehingga
(

Dengan memasukkan nilai

maka nilai konstanta Stefan-Boltzmann adalah

Tanda negatif berarti melepas energi atau meradiasi, dan bila tanda positif berarti
mengabsorbsi radiasi.
Jadi

disebut hukum radiasi Stefan-Boltzmann


Dari penjabaran rumusan energi radiasi di atas dapat disimpulkan bahwa

spektrum radiasi benda hitam berupa spektrum kontinu dengan daya pancar yang
bergam bagi masing-masing komponen spektrum. Komponen spektrum yang

berfrekuensi sangat rendah memiliki daya pancar sangat lemah. Seiring dengan
kenaikan frekuensi, daya pancar itu berangsur-angsur naik sampai batas tertentu
kemudian turun lagi. Pada temperatur tertentu selalu terdapat satu komponen yang
daya pancarnya paling kuat. Wien memperjelas dengan pernyataan semakin tinggi
temperatur semakin tinggi pula frekuensi komponen spektrum yang daya pancar
energinya paling besar dengan persamaan

Kemudian Stefan-Boltzmann ikut menegaskan Hukum Wien yakni bahwa


semakin tinggi temperatur benda hitam maka semakin tinggi pula fluks energi
termal yang dipancarkan. Kenaikan fluks energi termal terhadap temperatur
tersebut ternyata sangat cepat, dengan persamaan energi termal
Rayleigh-Jeans melakukan penjabaran yang hasilnya tidak cocok dengan
eksperimen, mengajukan hipotesis bahwa energi tiap ragam spektrum tidaklah
berubah sebarang nilai dari nol sampai tak hingga melainkan harus merupakan
salah satu dari sederetan nilai diskret yang terpisah secara seragam dengan
interval energi.
Setelah melakukan perhitungan maka Planck berhasil merumuskan teori
yang benar yakni energi rata-rata tiap ragam gelombang yang sesuai dengan
eksperimen, bahwa pada frekuensi tinggi nilai energinya bernilai nol. Begitulah
pembahasan secara statistik dan kuantum.
B. Kapasitas Kalor Kristal
Atom-atom pada bahan tidaklah diam akan tetapi bergetar pada kedudukan
setimbangnya. Energi yang ditimbulkan akibat getaran tersebut sangat berperan
dalam menentukan sifat zat. Foton merupakan kuantum energi dari gelombang
elektromagetik yang bisa mewakili kuantisasi getaran atom. Besarnya energy
fonon adalah:

1
En (n )
2
Fonon yang bergetar, dianggap sebagai fungsi gelombang. Jadi, energy fonon
dapat dituliskan sebagai berikut:

( )
exp[ ( ) / kT ] 1

Energy fonon sebagai gelombang yang terpolarisasi dapat dituliskan


sebagai berikut:
U

p ( )
exp[ p ( ) / kT ] 1

Secara matematis, operasi energy fonon di atas dapat diselesaikan dengan


mengganti seluruh penjumalahan ( sigma) ke dalam bentuk integral. Jadi:

( )d g p ( )d

Dengan demikian, energy fonon dapat dituliskan sebagai berikut ini:


U g p ( )
p

d
exp[ / k B T ] 1

Karena kapasitas termal pada volume tetap didefinisikan sebagai:


Cv

dU
dT

Maka, dengan memasukkan fungsi energy fonon yang telah didapatkan


pada persamaan di atas, maka didapatkan:

Cv

d
dT

dU
dT

d
exp[ / k B T ] 1

d
dT

d
exp[ / kT 1

g p ( )
p

( )

Persamaan di atas, dapat diselesaikan dengan berbagai cara dan berbagai


permisalan. Di sini kita akan memisalkan y = / kT dan memasukkannya pada
persamaan di atas. Maka persamaan di atas dapat diselesaikan sebagai berikut:

d
d dy

dT dy dT
d
2
kT dy

exp[ / kT ] 1
d 1

dT e y 1

d
dT

d 1

kT 2 dy e y 1

kT 2

kT 2

kT 2

ey
y
2
(e 1)
ey
(e y 1) 2
exp[ / kT ]
(exp[ / kT ] 1) 2

Nilai yang sudah didapatkan di atas, dimasukkan ke dalam persamaan


kalor kristal sebelumnya. Maka persamaannya kalor kristal pada energy fonon
yang bervibrasi adalah sebagai berikut:


exp[ / kT ]
C v g p ( ) 2
d
2
p
kT (exp[ / kT ] 1)
2
exp[ / kT ]

g ( )
2 d
2 p
kT p
(exp[ / kT ] 1) 2
Model Dulong- Petit
Hukum Dulong- Petit, tentang panas jenis sudah lama diketahui,
bahwa panas atom

sebagian dasar elemen-elemen pada suhu kamar,

mempunyai harga yang hampir sama. Dalam kenyataannya, kapasitas panas


satu gram atom untuk kebanyakan elemen tidak jauh dari enam kalori per
derajat.

Dulong-Petit

menerangkan

bahwa panas

jenis elemen-elemen

berbanding terbalik dengan berat atomnya. Bahwa hal ini juga berlaku untuk gasgas yang dapat ditunjukkan dengan mudah dari teori kinetik energi dan ekipartisi
energi. Misalnya, apabila energi ratarata per molekul yang diperlukan untuk

menaikkan oksigen dan hidrogen sebesar satu derajat, maka untuk hal serupa
akan berlaku juga pada tiap atom dan bobot gas yang mempunyai jumlah atom
yang sama akan mempunyai kapasitas panas yang sama.
Dulong dan Petit adalah orang-orang pertama yang menunjukkan
bahwa nilai kapasitas panas material umumnya mendekati 3R, apabila diukur
pada suhu yang cukup tinggi serta dilakukan koreksi untuk volume tetap,
dimana R adalah konstanta gas.
Model Einstein
Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atomatom kristal

sebagai vibrator yang bergetar bebas satu sama lain di sekitar

kedudukan setimbangnya. Seakan-akan di dalam 1 mol terdapat NA buah atau


yang bebas dan hanya terikat pada titik setimbang tersebut.
Energi rata-rata tiap vibrator diasumsikan sebagai fonon yang bervibrasi
dengan frekuensi dan polarisasi yang sama. Secara matematis dapat dituliskan:
g p ( ) N ( 0 )

Maka, kapasitas kalor Kristal untuk model ini adalah:


Cv

2
exp[ / kT ]
g ( )
2 d
2

kT
(exp[ / kT ] 1)

2
exp[ / kT ]

N ( 0 )
2 d
2
2
kT
(exp[ / kT ] 1)
exp[ 0 / kT ]
N 2

0 2
2
2
kT (exp[ 0 / kT ] 1)

Sedangkan, jika bidang yang dipakai adalah bidang 3 dimensi yaitu arah
sumbu x, y dan z maka kapasitasnya naik menjadi 3 kali semula, yaitu:

Cv

exp[0 / kT]
3N 2
0 2
2
2
kT (exp[0 / kT] 1)

Persamaan di atas, digunakan untuk meninjau kasus khusus. Yaitu ketika


T mendekati 0 dan ketika T mendekati tak hingga. Untuk tinjauan T mendekati
nol, maka didapatkan nilai kapastitas kalor Kristal sebesar:
Cv

3 N exp[ 0 / kT ]
0 2
2
2
kT (exp[ 0 / kT ])

3N 2 0 0 / kT
e
kT 2
2

Sedangkan untuk kasus T mendekati tak hingga, didapatkan kapasitas


kalor kristal sebesar:
1 0 / kT
3 N 2
Cv
0 2
2
2
kT (1 0 / kT 1)
3 N 2

kT 2

kT

0 2

3 Nk
3(nN A )k
3n( N A k )
3nR

Teori Einstein diuji secara eksperimen oleh Nernst. Dalam eksperimen


pada suhu-suhu rendah,

Nernst mendapatkan Cv tidak mendekati nol secara

eksponensial melainkan sebanding dengan pangkat tiga suhu mutlaknya (Cv ~


T3). Disinilah letak kelemahan teori Einstein.
Cv

3R
Eksp.
Einstein

Gambar grafik Cv terhadap perubahan temperature model Einstein dan


eksperimen.
Teori Einstein di atas, masih mempunyai kekurangan dan butuh
penyempurnaan. Kelemahan teori Einstein adalah ketika meninjau kapastitas
panas pada suhu yang mendekati nol. Nilai kapasitas panas yang didapatkan oleh
Einstein sebanding dengan nilai eksponensialnya. Tidak seperti yang sudah
diramalkan oleh dulong- petit. Untuk itu, teori Einstein membutuhkan
penyempurnaan. Dan penyempurnaan tersebut dilakukan oleh debye.
C. Model Debye
Pada dasarnya atom bergerak dengan saling berinteraksi dengan atomatom lainnya. Namun, menurut model Einstein atom-atom bergetar secara
terisolasi dari atom di sekitarnya.

Anggapan

tersebut

jelas

tidak dapat

diterapkan karena pada kenyataannya atom saling berinteraksi. Seperti dalam


kasus penjalaran gelombang mekanik dalam zat padat, oleh karena rambatan
gelombang tersebut atom-atom akan bergerak kolektif.
Asumsi bahwa semua fonon bervibrasi dengan frekuensi yang sama
merupakan awal dari munculnya model Einstein. Tetapi hal tersebut tidak tepat,
hasil dianggap lebih tepat jika frekuensi fonon tidak seragam, dengan demikian
teori tersebutlah yang digunakan Debye untuk membangun teori kapasitas panas
yang

lebih

teliti.

Dengan

kata

lain

model

Debye

digunakan

untuk

menyempurnakan model Einstein.


Frekuensi getaran kisi dalam Kristal secara umum tidak konstan, tetapi
bergantung pada bilangan gelombang. Persamaan dispersi, = (k) merupakan
persamaan yang menyatakan kebergantungan frekuensi dengan bilangan
gelombang. Dari persamaan dispersi tersebut dapat diturunkan persamaan
kerapatan keadaan sebagai berikut:
( )
Asumsi Debye dalam membangun model kapasitas panas:

( 10. 1)

a. Frekuensi getaran kisi memenuhi persamaan dispersi


( 10.2)

.
b. Ada sebuah frekuensi maksimum, m yang boleh dimiliki fonon dalam kristal
sehingga tidak ada fonon yang memiliki frekuensi diatas m.
Dari persamaan (10. 1) dengan pers. (10. 2) didapatkan :
( )
( )

Ungkapan umum untuk kerapatan keadaan dari penggabungan dengan asumsi


kedua tentang adanya frekuensi maksimum getaran fonon diperoleh sebagai
berikut ( )

( 10.3)

g()

g()

Model Einstein

Model Debye

Gambar kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi pada model Einstein dan
Debye
Gambar diatas merupakan perbedaan kurva kerapatan keadaan sebagai
fungsi pada model Einstein dan Debye. Persamaan g() adalah jumlah keadaan
per satuan frekuensi yang digunakan untuk menentukan m. m adalah frekuensi
maksimum fonon maka integral g() dari kfrekuensi 0 sampai m memberikan

jumlah total keadaan yang dimiliki fonon, dan itu sama dengan jumlah atom N,
jadi:

( )

, mengganti nilai g () dengan

untuk

mempermudah

sehingga didapatkan
perhitungan,

nilai

dikeluarkan dari integral sehingga


integral 2 d didapatkan nilai m3

dilanjutkan dengan memindahkan nilai

ke ruas

kanan
dengan mengggunakan perhitungan matematika,
merubah pembagian menjadi perkalian sehingga
sehingga didapatkan
sebagai Frekuensi maksimum.

(10. 4)

Suhu Debye

(10. 5)

kemudian mensubstitusi pers. (10. 4) dan (10. 5)


, memasukkan nilai m
(

(10. 6)

Kapasitas kalor kisi yang dihasilkan oleh tiap polarisasi fonon diasumsikan
sama besarnya. Pejumlahan terhadap indeks p dalam persamaan kapasitas kalor
menghasilkan 3 kali nilai per polarisasi karena terdapat tiga polarisasi getaran
yang mungkinan.
( )

, mengintegralkan persamaan ini sehingga

( )

( )

( )

Untuk menyelesaikan integral pada pers. (10. 7) kita misalkan:


memindahkan ke ruas kiri
menurunkan persamaan disamping

Selanjutnya, syarat batas untuk x ditentukan sebagai berikut :


Jika = 0 maka x = 0 dan jika = m maka

Dengan demikian bentuk integral kapasitas panas menjadi :

(10. 7)

(10. 8)

Berdasarkan pers. (10. 6) kita dapat menulis


(

memangkatkan 3 ruas kanan dan ruas kiri

Substitusi hubungan ini ke persamaan (10. 8) kita peroleh ungkapan


kapasitas kalor dalam bentuk:
( )

(10. 9)

Elanjutnya kita tinjau beberapa kasus yaitu ketika T0 dan T maka D/T
sehingga
( )

(10. 10)

Dengan

(10. 11)

Dan ketika T0 maka


( )

(10. 12)

Dengan
(10. 13)
Sebaliknya, untuk T maka penyebut pada pers. (10. 9) diaproksimasi ex-1 x
dan pada pembilang diaproksimasi ex x, sehingga:

( )

( )

( )

(10. 14)
D. Kondensasi Bose Einstein
Kondensasi Bose-Einstein (KBE) adalah suatu wujud zat yang berupa gas
encer (dilute) dari partikel-partikel boson yang saling berinteraksi dan
terkungkung oleh suatu potensial eksternal dan didinginkan sampai suhu yang
mendekati nol derajad mutlak (0K atau 273,150C). Dalam keadaan suhu ekstrim
ini, sebagian besar partikel-partikel boson akan menempati keadaan kuantum yang
paling rendah sesuai dengan potensial eksternalnya, sedemikian sehingga efekefek kuantum teramati pada skala makroskopis.
Wujud zat ini pertama kali diprediksi oleh Satyendra Nath Bose dan
Albert Einstein pada tahun 19241925. Bose pertama kali mengirimkan sebuah
surat kepada Einstein tentang kuantum statistik dari kuanta cahaya (yang sekarang
disebut foton). Einstein terkesan dengan artikel tersebut, dan mengubahnya dari
bahasa Inggris ke bahasa Jerman dan di-submit kembali untuk Bose kepada jurnal
Zeitschrift fr Physik, yang kemudian berhasil terpublikasi. Selanjutnya, Einstein
mengembangkan ide Bose untuk partikel materi dalam dua artikel lainnya.

Setelah tujuh puluh tahun kemudian, kondensasi Bose-Einstein dihasilkan


pertama kalinya oleh Eric Cornell dan Carl Wieman pada tahun 1995 dari
Universitas Colorado di laboratorium Boulder NIST-JILA. Kedua fisikawan ini
menggunakan atom-atom rubidium dalam fase gas yang didinginkan pada suhu
sekitar 170 nanokelvin. Untuk keberhasilan inilah kedua ilmuwan ini dan
Wolfgang Ketterle dianugerahi hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 2001.
Kondensasi Bose-Einstein untuk foton ditemukan untuk yang pertama kali pada
bulan November 2010.
Untuk memahami kondensasi Bose-Eistein, perlu dipahami terdahulu
tentang boson
dan fermion. Elektron, proton, netron, dan quark adalah contoh-contoh partikel
fermion. Partikel-partikel ini memiliki spin tengahan (kelipatan 1/2). Partikelpartikel boson, di lain pihak, memiliki spin kelipatan bulat, yakni 0, 1, 2, .
Sebuah keadaan terikat (bound state) yang terdiri dari dua buah partikel fermion
berperilaku seperti sebuah boson. Hal ini disebabkan spin dari dua partikel
fermion tersebut dapat saling menghapuskan jika saling berlawanan arah ( ,- - )
atau bertambah jika arahnya ( , - ). Kedua kasus ini akan menghasilakn sebuah
partikel boson. Namun demikian, suatu keadaan terikat dari dua buah partikel
boson tetaplah menjadi boson, karena bilangan bulat jika ditambah atau
dikurangkan akan menghasilkan bilangan bulat.
Menurut prinsip eksklusi Pauli, partikel-partikel fermion tidak boleh
menempati ruang
yang sama (dengan bilangan kuantum yang persis sama), sedangkan partikel
boson dapat menempati ruang yang sama. Dengan demikian, dua buah elektron
dengan arah spin yang sama tidak dapat ditempatkan berdekatan, sedangkan dua
partikel boson dapat saling overlap. Posisi dari sebuah materi, menurut teori
medan, selalu tetap dalam suatu bagian ruang. Namun demikian, dalam suatu
keadaan tertentu dapat dihasilkan sebuah keadaan, dimana tidak mungkin untuk
membedakan posisi sebuah partikel relatif terhadap partikel lainnya. Sebagai
contohnya, semisalnya Anda dan seorang teman Anda berpesiar ke sebuah bukit.
Sesampainya, di bukit tersebut ternyata Anda dan teman Anda adalah pendatang
yang pertama. Anda kemudian menaiki bukit, sedangkan teman Anda tetap di kaki

bukit. Walaupun, teman Anda tak terlihat dengan jelas (hanya kelihatan seperti
titik), Anda yakin titik itu adalah teman Anda (karena hanya ada satu orang yang
berada di kaki bukit). Tetapi, jika kemudian pengunjung semakin banyak berada
di kaki bukit, maka Anda tidak akan dapat lagi membedakan antara teman Anda
dan pengunjung lainnya.
Kondensasi Bose Bose-Einstein juga dapat diilustrasikan dengan
perhitunga peluang sederhana. Semisal terdapat dua partikel yang akan
ditempatkan dalam dua ruang
(lihat Gambar 1).

Gambar 1: dua buah partikel (warna merah dan hijau) yang dimasukkan
dalam sebuah ruang yang disekat (persegi panjang warna biru).
Dimisalkan kedua partikel tersebut merupakan dua partikel fermion.
Karena partikel yang sama tidak boleh menepati ruang yang sama, maka terdapat
empat (4) cara untuk memasukkan kedua partikel dalam dua tempat di atas (lihat
Gambar 2).

Gambar 2: Empat cara untuk menempatkan dua buah partikel fermion ke dalam
dua ruang.

Menurut postulat fisika statistik, dalam keadaan setimbang, peluang


terjadinya salah
satu keadaan (dari keempat keadaan) tersebut adalah sama, yaitu p = 1/4, atau
terdapat peluang sebesar 25% salah satu dari keempat keadaan di atas untuk
muncul. Partikel boson tersebut berwarna merah, maka hanya terdapat tiga cara
untuk menempatkan kedua partikel boson ke dalam dua tempat (lihat Gambar 3).

Gambar 3: Tiga keadaan untuk menempatkan dua partikel boson ke dalam dua
tempat.

Sebagaimana peluang partikel fermion, peluang untuk munculnya setiap


keadaan untuk partikel-partikel boson adalah ! = 1/3. Hal ini berarti terdapat
sekitar 33% untuk mendapatkan salah
Satu dari tiga keadaan yang mungkin dari penempatan partikelpartikel
boson. Lebih jauh lagi, dapat dibandingkan pula peluang untuk mendapatkan dua
partikel fermion ataupun dua partikel boson dalam ruang yang sama. Untuk
partikel fermion, ada dua cara (dari empat keadaan) untuk menempatkan dua
partikel fermion dalam satu ruang.
Dengan demikian, besar peluangnya adalah 1/2. Sedangkan untuk partikel
boson, terdapat dua cara dari tiga keadaan untuk menempatkan dua partikel boson
pada ruang yang sama. Hal ini berarti terdapat peluang sebesar 2/3. Ternyata,
peluang untuk menempatkan dua partikel boson di satu tempat lebih besar
daripada dua partikel fermion. Hal inilah yang menandakan partikel boson
cenderung untuk mengumpul.

Inilah yang terjadi pada kondensasi Bose-Einstein. Saat sejumlah jutaan


partikel berkondensasi, sebuah fase zat akan tercapai dimana identitas individual
tiap-tiap partikel tersebut hilang. Jikalau telah diusahakan untuk melabeli tiap-tiap
partikel, tetap tidak dapat dipilih sebuah partikel yang diinginkan dalam
kondensasi tersebut. Pada akhir tahun 2001, terdapat sekitar 36 laboratorium di
dunia yang dapat menghasilkan sebuah kondisi fisis untuk menghasilkan
kondensasi Bose-Einstein. Teori ini telah menghasilkan kemajuan dalam bidang
superkonduktor, superfluida atau perancangan chip computer yang berukuran
kecil. Sehingga, kondensasi Bose- Einstein dapat dikatakan sebagasi salah satu
keberhasilan abad keduapuluh.
Kondensat Bose-Einstein: Super-Foton sebagai Sumber Cahaya Baru
Para fisikawan dari Universitas Bonn telah mengembangkan sumber
cahaya yang sama sekali baru, disebut sebagai kondensat Bose-Einstein, di mana
kandungannya terdiri dari foton. Hingga saat ini, para ahli menduga bahwa hal ini
adalah mustahil.
Secara potensial, metode ini mungkin cocok untuk perancangan laser yang
bekerja pada kisaran X-ray. Dan di antara aplikasi lainnya, ini bahkan bisa
digunakan untuk mengembangkan chip komputer yang lebih bertenaga. Para
ilmuwan melaporkan penemuan mereka ini dalam jurnal Nature edisi mendatang.
Dengan mendinginkan atom-atom Rubidium secara mendalam dan
mengkonsentrasikannya dalam jumlah yang cukup di dalam ruang padat,
mendadak atom-atom ini menjadi sulit dibedakan. Mereka berperilaku seperti
partikel super tunggal yang besar. Fisikawan menyebutnya sebagai kondensat
Bose-Einstein.
Untuk partikel cahaya atau foton, ini juga semestinya bekerja.
Sayangnya,

gagasan

ini

menghadapi

masalah

mendasar.

Ketika

foton

mendingin, mereka lantas menghilang. Hingga beberapa bulan yang lalu,


tampaknya

mustahil

mendinginkan

cahaya

dengan

sekaligus

mengkonsentrasikannya pada waktu yang sama. Bagaimanapun juga, para ahli

fisika Bonn, Jan Klrs, Julian Schmitt, Dr Frank Vewinger, dan Profesor Dr
Martin Weitz telah berhasil melakukan hal ini adalah sebuah sensasi kecil.
Ketika kawat tungsten pada lampu bohlam dipanaskan, ia mulai bersinar
pertama merah, kemudian kuning, dan akhirnya kebiruan. Jadi, setiap warna
cahaya bisa memberikan sebuah temperatur formasi. Cahaya biru lebih hangat
dari cahaya merah, tapi sinar tungsten berbeda dengan besi, misalnya. Inilah
sebabnya mengapa para ahli fisika menentukan temperatur warna berdasarkan
pada obyek model teoritis, disebut sebagai benda hitam. Jika benda ini
dipanaskan dengan suhu 5.500 derajat, ia akan memiliki warna yang hampir sama
dengan sinar matahari di siang hari. Dengan kata lain: cahaya siang hari memiliki
suhu 5.500 derajat Celsius, tidak cukup hanya dengan 5.800 Kelvin (skala Kelvin
tidak diketahui nilai-nilai negatifnya, sebaliknya, ia dimulai dengan nol absolut
atau -273 derajat; akibatnya, nilai-nilai Kelvin selalu 273 derajat lebih tinggi dari
nilai Celcius yang berkaitan).
Ketika benda hitam mendingin, maka akan berada pada beberapa titik
pancaran, tidak lagi berada di dalam kisaran yang terlihat, melainkan hanya akan
mengeluarkan foton inframerah yang tidak terlihat. Pada saat yang sama,
intensitas radiasinya akan menurun. Jumlah foton menjadi lebih kecil karena
suhunya menurun. Inilah yang membuatnya sangat sulit memperoleh jumlah foton
dingin yang diperlukan agar kondensasi Bose-Einstein bisa terwujud.
Namun,

para

peneliti

Bonn

berhasil

mewujudkannya

dengan

menggunakan dua cermin yang sangat reflektif, yang mana di antara keduanya
terus memantulkan sinar maju-mundur. Di antara permukaannya yang reflektif,
terdapat pelarutan molekul-molekul pigmen dengan disertai penabrakan fotonfoton secara berkala. Dalam tabrakan ini, molekul menelan foton dan kemudian
meludahkan mereka kembali keluar. Selama proses ini, foton menyesuaikan
suhu larutan, jelas Profesor Weitz. Dengan cara ini, mereka saling
mendinginkan satu sama lain hingga mencapai temperatur ruang, dan mereka
melakukannya tanpa harus menghilang dalam proses tersebut.

Para fisikawan Bonn kemudian menambah jumlah foton di antara cermin


dengan menggunakan laser untuk membangkitkan larutan pigmen. Hal ini
memungkinkan mereka

mengkonsentrasikan

partikel cahaya

yang telah

mendingin. Konsentrasi ini dilakukan dengan begitu kuat sehingga mereka


memadat menjadi sebuah super-foton.
Fotonik kondensat Bose-Einstein ini merupakan sumber cahaya yang
benar-benar baru, memiliki karakteristik yang menyerupai laser. Namun jika
dibandingkan dengan laser, fotonik ini memiliki sebuah keuntungan yang penting.
Prospek ini terutama menjadi kabar gembira bagi para perancang chip.
Maka dapat digunakan sinar laser untuk mengetsa sirkuit logis menjadi bahan
semikonduktor. Namun seberapa pun halusnya struktur-struktur ini, tetap masih
dibatasi dengan riak gelombang cahaya, ini satu masalah di antara faktor-faktor
lainnya. Laser riak gelombang panjang kurang cocok untuk pekerjaan presisi
dibandingkan riak gelombang pendek ini sama halnya jika Anda mencoba
menandatangani surat dengan cat kuas.
Radiasi X-ray memiliki riak gelombang yang lebih pendek daripada
cahaya tampak. Pada prinsipnya, laser X-ray seharusnya memungkinkan
penerapan sirkuit yang jauh lebih kompleks pada permukaan silikon yang sama.
Hal ini akan memungkinkan terciptanya chip generasi baru berkinerja tinggi dan
sebagai konsekuensinya, komputer menjadi lebih bertenaga bagi para pengguna
akhir. Proses ini juga bisa berguna dalam aplikasi lainnya seperti spectroscopy
atau photovoltaic.

SOAL
Tunjukkanlah cara memperoleh hukum radiasi Planck untuk spektrum distribusi
energi radiasi dalam sebuah ruang tertutup:
( )

Terangkan arti lambang-lambang yang digunakan


Jawab:
Foton dalam rongga mengikuti distribusi statistik Bose-Einstein yaitu:

Karena foton dapat musnah dan dapat tercipta maka:

yang berarti

sehingga:
karena
Jumlah foton yang bermomentum

hingga

( )
(
Dengan ( )

adalah:
( )
( )

, mengingat foton mempunyai dua arah

polarisasi maka:
( )

dengan

Dengan demikian,

( )

dan

( )

adalah:

dan tiap foton berenergi

Maka rapat energi foton dengan panjang gelombang antara


Dari ungkapan

( )

Rapat foton dengan panjang gelombang antara


( )

dan |

dan

diperoleh:

yang sering ditulis sebagai:

( )
Arti masing-masing lambang di atas adalah:

dan

adalah:

( )= rapat energi foton dengan panjang gelombang


= panjang gelombang foton
= laju rambat foton dalam vakumh= tetapan Planck
T= temperatur mutlak
= tetapan Boltzmann
adalah fungsi Planck

REFERENSI

Abdullah, Mikrajuddin. 2009. Pengantar Fisika Statistik. Bandung: KK FismatelFMIPA Institut Teknologi Bandung.
Bose-Einstein

Condensate,

en.wikipedia.org/wiki/Bose-Einstein_condensate,

diunduh Tanggal 18 Juni 2014.


F. Potter dan C. Jargodzki, Mad About Modern Physics: Braintwisters, Paradoxes
Curiosities, John Wiley & Sons, Inc., 2005.
Krishnayanti, Resta, dkk. 2013. Aplikasi Distribusi Statistika Bose Einstein Pada
Kapasitas Kalor Kristal. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Mirwan. 2007. Paparan Kuliah/Buku Ajar Fisika Statistik KB422054 Revisi ke 3.
Semarang: Pendidikan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.
Supahar. 2007. Thermodinamika Statistik. Yogyakarta: Pendidikan Fisika
Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai