: Bpk. Masturi
Kelompok 9:
1. Putri Lestari
4201411026
2. Nur Hidayah
4201411050
3. Fitriyah Utami
4201411088
4. Rizki Khalaliyah
4201411130
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
foton
Hal yang perlu diingat dalam memahami radiasi benda hitam adalah:
Pertama, jumlah foton dalam kotak tidak selalu konstan
, yakni
berubah. Karena foton di dalam benda hitam ini diserap oleh atom-atom dinding
kotak dan begitu juga sebaliknya atom dinding kotak dapat memancarkan foton ke
dalam ruang kotak sehingga jumlah foton dalam rongga tidaklah konstan. Akibat
dari jumlah foton yang tidak konstan pada kotak maka faktor Bose-Einstein untuk
gas foton adalah
Karena
, sehingga
Kedua, Apakah foton itu? Foton adalah paket-paket energi cahaya/ kuantum
energi gelombang elektromagnetik. Foton ini direpresentasikan oleh keberadaan
gelombang berdiri dalam kotak.
Energi sebuah foton dirumuskan sebagai h dengan h merupakan
konstanta Planck dan adalah frekuensi gelombang elektromagnetik foton. Akan
lebih mudah jika distribusi energi foton kita nyatakan dalam variabel frekuensi
atau panjang gelombang foton. Dalam hal ini banyaknya modus gelombang dalam
daerah panjang gelombang dan +d persatuan volume adalah
Sehingga dapat diartikan kerapatan keadaan gelombang berdiri dalam kotak tiga
dimensi yakni
( )
( )
Maka energi tiap satuan volume menurut Planck yang dimiliki satu foton dengan
panjang gelombang antara sampai +d adalah
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dimana
( )
, sehingga:
( )
( )
Persamaan tersebut persamaan radiasi menurut Wien
Hukum Pergeseran Wien
Gambar ini merupakan spektrum radiasi benda hitam pada berbagai suhu
Semakin tinggi temperatur semakin tinggi pula frekuensi komponen spektrum
yang daya pancar energinya paling besar. Frekuensi komponen spektrum yang
daya pancar energinya paling besar
Maka hubungannya m T
atau
? Berapakah nilai ?
Dengan
( )
Misalkan
Sehingga
( )
( )
Sehingga
( )
( )
Dengan
maka
( )
( )
( )
( )
Agar terpenuhi
maka
( )
( )
( )
( )
)
(
memenuhi hubungan
Atau
Dengan menggunakan nilai
maka diperoleh
Warna api dari pandai besi semakin lama akan berubah dari warna merah,
kuning, hijau kemudian kebiru-biruan akibat semakin tinggi suhunya
Kesimpulan Hukum Pergeseran Wien:
a) Menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan panjang gelombang
pada intensitas maksimum yang dipancarkan benda tersebut.
b) Jika suhu (T) makin tinggi maka panjang gelombang () makin pendek
dan warna benda bergeser ke arah biru.
c) Ketika pandai besi memanaskan logam maka terjadi pergeseran warna
yakni warna logam berubah secara terus menerus dari semula merah,
kuning, hijau, dan ke biru-biruan akibat suhu yang semakin tinggi
d) Hukum pergeseran Wien ini dipakai untuk memperkirakan suhu benda
berdasarkan spektrum elektromagnetik yang dipancarkannya
e) Para astronom memperkirakan suhu bintang-bintang berdasarkan spektrum
energi yang dipancarkan oleh bintang tersebut yaitu dari warna bintang.
Persamaan Stefan-Boltzmann
Stefan-Boltzmann menegaskan hukum pergeseran Wien yaitu semakin tinggi suhu
atau temperatur benda hitam maka semakin tinggi pula fluks energi termal yang
dipancarkannya dengan laju kenaikan yang sangat cepat.
Untuk foton, sebagai gelombang, muka fluks di sini berupa pancaran foton,
( )
(kecepatan cahaya)
untuk foton adalah
( )
Fluks
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
(
( )
Sebuah
benda
hitam
(blackbody)
memancarkan
gelombang
( )
Misal
) (
Hubungan antara kerapatan energi yang diradiasi dengan energi foton dalam kotak
adalah
Sehingga
(
Tanda negatif berarti melepas energi atau meradiasi, dan bila tanda positif berarti
mengabsorbsi radiasi.
Jadi
spektrum radiasi benda hitam berupa spektrum kontinu dengan daya pancar yang
bergam bagi masing-masing komponen spektrum. Komponen spektrum yang
berfrekuensi sangat rendah memiliki daya pancar sangat lemah. Seiring dengan
kenaikan frekuensi, daya pancar itu berangsur-angsur naik sampai batas tertentu
kemudian turun lagi. Pada temperatur tertentu selalu terdapat satu komponen yang
daya pancarnya paling kuat. Wien memperjelas dengan pernyataan semakin tinggi
temperatur semakin tinggi pula frekuensi komponen spektrum yang daya pancar
energinya paling besar dengan persamaan
1
En (n )
2
Fonon yang bergetar, dianggap sebagai fungsi gelombang. Jadi, energy fonon
dapat dituliskan sebagai berikut:
( )
exp[ ( ) / kT ] 1
p ( )
exp[ p ( ) / kT ] 1
( )d g p ( )d
d
exp[ / k B T ] 1
dU
dT
Cv
d
dT
dU
dT
d
exp[ / k B T ] 1
d
dT
d
exp[ / kT 1
g p ( )
p
( )
d
d dy
dT dy dT
d
2
kT dy
exp[ / kT ] 1
d 1
dT e y 1
d
dT
d 1
kT 2 dy e y 1
kT 2
kT 2
kT 2
ey
y
2
(e 1)
ey
(e y 1) 2
exp[ / kT ]
(exp[ / kT ] 1) 2
exp[ / kT ]
C v g p ( ) 2
d
2
p
kT (exp[ / kT ] 1)
2
exp[ / kT ]
g ( )
2 d
2 p
kT p
(exp[ / kT ] 1) 2
Model Dulong- Petit
Hukum Dulong- Petit, tentang panas jenis sudah lama diketahui,
bahwa panas atom
Dulong-Petit
menerangkan
bahwa panas
jenis elemen-elemen
berbanding terbalik dengan berat atomnya. Bahwa hal ini juga berlaku untuk gasgas yang dapat ditunjukkan dengan mudah dari teori kinetik energi dan ekipartisi
energi. Misalnya, apabila energi ratarata per molekul yang diperlukan untuk
menaikkan oksigen dan hidrogen sebesar satu derajat, maka untuk hal serupa
akan berlaku juga pada tiap atom dan bobot gas yang mempunyai jumlah atom
yang sama akan mempunyai kapasitas panas yang sama.
Dulong dan Petit adalah orang-orang pertama yang menunjukkan
bahwa nilai kapasitas panas material umumnya mendekati 3R, apabila diukur
pada suhu yang cukup tinggi serta dilakukan koreksi untuk volume tetap,
dimana R adalah konstanta gas.
Model Einstein
Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atomatom kristal
2
exp[ / kT ]
g ( )
2 d
2
kT
(exp[ / kT ] 1)
2
exp[ / kT ]
N ( 0 )
2 d
2
2
kT
(exp[ / kT ] 1)
exp[ 0 / kT ]
N 2
0 2
2
2
kT (exp[ 0 / kT ] 1)
Sedangkan, jika bidang yang dipakai adalah bidang 3 dimensi yaitu arah
sumbu x, y dan z maka kapasitasnya naik menjadi 3 kali semula, yaitu:
Cv
exp[0 / kT]
3N 2
0 2
2
2
kT (exp[0 / kT] 1)
3 N exp[ 0 / kT ]
0 2
2
2
kT (exp[ 0 / kT ])
3N 2 0 0 / kT
e
kT 2
2
kT 2
kT
0 2
3 Nk
3(nN A )k
3n( N A k )
3nR
3R
Eksp.
Einstein
Anggapan
tersebut
jelas
tidak dapat
lebih
teliti.
Dengan
kata
lain
model
Debye
digunakan
untuk
( 10. 1)
.
b. Ada sebuah frekuensi maksimum, m yang boleh dimiliki fonon dalam kristal
sehingga tidak ada fonon yang memiliki frekuensi diatas m.
Dari persamaan (10. 1) dengan pers. (10. 2) didapatkan :
( )
( )
( 10.3)
g()
g()
Model Einstein
Model Debye
Gambar kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi pada model Einstein dan
Debye
Gambar diatas merupakan perbedaan kurva kerapatan keadaan sebagai
fungsi pada model Einstein dan Debye. Persamaan g() adalah jumlah keadaan
per satuan frekuensi yang digunakan untuk menentukan m. m adalah frekuensi
maksimum fonon maka integral g() dari kfrekuensi 0 sampai m memberikan
jumlah total keadaan yang dimiliki fonon, dan itu sama dengan jumlah atom N,
jadi:
( )
untuk
mempermudah
sehingga didapatkan
perhitungan,
nilai
ke ruas
kanan
dengan mengggunakan perhitungan matematika,
merubah pembagian menjadi perkalian sehingga
sehingga didapatkan
sebagai Frekuensi maksimum.
(10. 4)
Suhu Debye
(10. 5)
(10. 6)
Kapasitas kalor kisi yang dihasilkan oleh tiap polarisasi fonon diasumsikan
sama besarnya. Pejumlahan terhadap indeks p dalam persamaan kapasitas kalor
menghasilkan 3 kali nilai per polarisasi karena terdapat tiga polarisasi getaran
yang mungkinan.
( )
( )
( )
( )
(10. 7)
(10. 8)
(10. 9)
Elanjutnya kita tinjau beberapa kasus yaitu ketika T0 dan T maka D/T
sehingga
( )
(10. 10)
Dengan
(10. 11)
(10. 12)
Dengan
(10. 13)
Sebaliknya, untuk T maka penyebut pada pers. (10. 9) diaproksimasi ex-1 x
dan pada pembilang diaproksimasi ex x, sehingga:
( )
( )
( )
(10. 14)
D. Kondensasi Bose Einstein
Kondensasi Bose-Einstein (KBE) adalah suatu wujud zat yang berupa gas
encer (dilute) dari partikel-partikel boson yang saling berinteraksi dan
terkungkung oleh suatu potensial eksternal dan didinginkan sampai suhu yang
mendekati nol derajad mutlak (0K atau 273,150C). Dalam keadaan suhu ekstrim
ini, sebagian besar partikel-partikel boson akan menempati keadaan kuantum yang
paling rendah sesuai dengan potensial eksternalnya, sedemikian sehingga efekefek kuantum teramati pada skala makroskopis.
Wujud zat ini pertama kali diprediksi oleh Satyendra Nath Bose dan
Albert Einstein pada tahun 19241925. Bose pertama kali mengirimkan sebuah
surat kepada Einstein tentang kuantum statistik dari kuanta cahaya (yang sekarang
disebut foton). Einstein terkesan dengan artikel tersebut, dan mengubahnya dari
bahasa Inggris ke bahasa Jerman dan di-submit kembali untuk Bose kepada jurnal
Zeitschrift fr Physik, yang kemudian berhasil terpublikasi. Selanjutnya, Einstein
mengembangkan ide Bose untuk partikel materi dalam dua artikel lainnya.
bukit. Walaupun, teman Anda tak terlihat dengan jelas (hanya kelihatan seperti
titik), Anda yakin titik itu adalah teman Anda (karena hanya ada satu orang yang
berada di kaki bukit). Tetapi, jika kemudian pengunjung semakin banyak berada
di kaki bukit, maka Anda tidak akan dapat lagi membedakan antara teman Anda
dan pengunjung lainnya.
Kondensasi Bose Bose-Einstein juga dapat diilustrasikan dengan
perhitunga peluang sederhana. Semisal terdapat dua partikel yang akan
ditempatkan dalam dua ruang
(lihat Gambar 1).
Gambar 1: dua buah partikel (warna merah dan hijau) yang dimasukkan
dalam sebuah ruang yang disekat (persegi panjang warna biru).
Dimisalkan kedua partikel tersebut merupakan dua partikel fermion.
Karena partikel yang sama tidak boleh menepati ruang yang sama, maka terdapat
empat (4) cara untuk memasukkan kedua partikel dalam dua tempat di atas (lihat
Gambar 2).
Gambar 2: Empat cara untuk menempatkan dua buah partikel fermion ke dalam
dua ruang.
Gambar 3: Tiga keadaan untuk menempatkan dua partikel boson ke dalam dua
tempat.
gagasan
ini
menghadapi
masalah
mendasar.
Ketika
foton
mustahil
mendinginkan
cahaya
dengan
sekaligus
fisika Bonn, Jan Klrs, Julian Schmitt, Dr Frank Vewinger, dan Profesor Dr
Martin Weitz telah berhasil melakukan hal ini adalah sebuah sensasi kecil.
Ketika kawat tungsten pada lampu bohlam dipanaskan, ia mulai bersinar
pertama merah, kemudian kuning, dan akhirnya kebiruan. Jadi, setiap warna
cahaya bisa memberikan sebuah temperatur formasi. Cahaya biru lebih hangat
dari cahaya merah, tapi sinar tungsten berbeda dengan besi, misalnya. Inilah
sebabnya mengapa para ahli fisika menentukan temperatur warna berdasarkan
pada obyek model teoritis, disebut sebagai benda hitam. Jika benda ini
dipanaskan dengan suhu 5.500 derajat, ia akan memiliki warna yang hampir sama
dengan sinar matahari di siang hari. Dengan kata lain: cahaya siang hari memiliki
suhu 5.500 derajat Celsius, tidak cukup hanya dengan 5.800 Kelvin (skala Kelvin
tidak diketahui nilai-nilai negatifnya, sebaliknya, ia dimulai dengan nol absolut
atau -273 derajat; akibatnya, nilai-nilai Kelvin selalu 273 derajat lebih tinggi dari
nilai Celcius yang berkaitan).
Ketika benda hitam mendingin, maka akan berada pada beberapa titik
pancaran, tidak lagi berada di dalam kisaran yang terlihat, melainkan hanya akan
mengeluarkan foton inframerah yang tidak terlihat. Pada saat yang sama,
intensitas radiasinya akan menurun. Jumlah foton menjadi lebih kecil karena
suhunya menurun. Inilah yang membuatnya sangat sulit memperoleh jumlah foton
dingin yang diperlukan agar kondensasi Bose-Einstein bisa terwujud.
Namun,
para
peneliti
Bonn
berhasil
mewujudkannya
dengan
menggunakan dua cermin yang sangat reflektif, yang mana di antara keduanya
terus memantulkan sinar maju-mundur. Di antara permukaannya yang reflektif,
terdapat pelarutan molekul-molekul pigmen dengan disertai penabrakan fotonfoton secara berkala. Dalam tabrakan ini, molekul menelan foton dan kemudian
meludahkan mereka kembali keluar. Selama proses ini, foton menyesuaikan
suhu larutan, jelas Profesor Weitz. Dengan cara ini, mereka saling
mendinginkan satu sama lain hingga mencapai temperatur ruang, dan mereka
melakukannya tanpa harus menghilang dalam proses tersebut.
mengkonsentrasikan
partikel cahaya
yang telah
SOAL
Tunjukkanlah cara memperoleh hukum radiasi Planck untuk spektrum distribusi
energi radiasi dalam sebuah ruang tertutup:
( )
yang berarti
sehingga:
karena
Jumlah foton yang bermomentum
hingga
( )
(
Dengan ( )
adalah:
( )
( )
polarisasi maka:
( )
dengan
Dengan demikian,
( )
dan
( )
adalah:
( )
dan |
dan
diperoleh:
( )
Arti masing-masing lambang di atas adalah:
dan
adalah:
REFERENSI
Abdullah, Mikrajuddin. 2009. Pengantar Fisika Statistik. Bandung: KK FismatelFMIPA Institut Teknologi Bandung.
Bose-Einstein
Condensate,
en.wikipedia.org/wiki/Bose-Einstein_condensate,