Anda di halaman 1dari 35

Perencanaan

Pengembangan Sumber
Daya Air
Sanidhya Nika Purnomo

Pemanfaatan Sumber Daya


Air

Pemanfaatan air untuk irigasi


Pemanfaatan air untuk pembangkit
listrik tenaga air
Pemanfaatan air untuk air baku
Pemanfaatan air untuk
penggelontoran
Pemanfaatan air untuk lalu lintas air
Pemanfaatan air untuk rekreasi
Pemanfaatan air untuk perikanan
nidya

Pemanfaatan Air untuk Irigasi

Karena air hujan tidak dapat


mencukupi kebutuhan
pengairan terutama di musim
kemarau
Harus dihindari konflik,
kerancuan, overlapping, dan
pemanfaatan SDA secara
berlebihan
nidya

Pemanfaatan Air untuk Irigasi

Pemanfaatan SDA untuk irigasi perlu


memperhatikan:
Kebutuhan air (tanaman, pada petak
sawah/lahan, pada tingkat jaringan irigasi
dan pada intake
Kualitas air (persyaratan untuk masingmasing tanaman)
Metode pemberian air yang cocok
Bangunan-bangunan irigasi yang
diperlukan supaya lebih efisien
Manajemen pemanfaatan air yang baik dari
sumbernya sampai pada tingkat pemakai
air
nidya

Langkeme,Sulawesi
Selatan

Bendung
Katulampa

Pemanfaatan Air untuk PLTA

Pemanfaatan SDA untuk PLTA


digunakan untuk:
Penerangan
Industri
Rumah Tangga
Pemanfaatan SDA untuk PLTA
harus didukung oleh topografi
yang memadai
nidya

Pemanfaatan Air untuk PLTA

Pada daerah yang memiliki tinggi


terjunan minimum 3 m dapat dibuat
pembangkit tenaga air mikrohidro
untuk keperluan listrik desa
Pada daerah yang memiliki banyak
potensi air, dibuat bendungan,
sehingga mempunyai tinggi jatuh
yang cukup untuk PLTA

nidya

Pemanfaatan Air untuk PLTA

Daya listrik dihasilkan akibat tinggi jatuh


air, memberi tekanan yang memutar turbin,
dan selanjutnya mengubah energi
potensial menjadi energi listrik, melalui
transmisi disalurkan ke daerah-daerah
yang membutuhkan
Pemanfaatan SDA untuk PLTA dapat
dikategorikan:
Pemanfaatan aliran sungai secara
langsung (Run of River Plant)
Pemanfaatan SDA untuk PLTA dengan
waduk
nidya

1 = waduk
2 = power intake
3 = bendungan
4 = pipa pesat (penstock)
5 = katup utama (main inlet valve)
6 = turbin

7 = generator
8 = tail race
9 = sungai
10 = trafo utama
11 = gardu induk
12 = tegangan tinggi

13 = spillway

Pemanfaatan Air untuk Air


Baku

Air baku: air bersih yang dipakai


untuk memenuhi kebutuhan air
minum, air rumah tangga, dan
industri.
Diperoleh dari: sungai, air tanah,
dsb.
Air harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan
kegunaannya.
nidya

Pemanfaatan Air untuk Air


Baku

Sumber daya air dari sungai


untuk air baku, ditampung untuk
memenuhi pola distribusi
kebutuhan air yang kadangkadang tidak sesuai dengan
pola debit aliran

nidya

Pemanfaatan Air untuk


Penggelontoran

Untuk penggelontoran sungai


yang tercemar oleh limbah
industri, limbah rumah tangga,
dsb.

nidya

Suplesi code (penggelontoran kota)

Pemanfaatan Air untuk Lalu


Lintas Air

Di Indonesia belum ada kritera yang


jelas mengenai persyaratan lalu
lintas air, sehingga pertimbangan
utama adalah pertimbangan
ekonomi
Harus diperhatikan: kedalaman
(draft), lebar, arus.
Lalu lintas air banyak terdapat di
pulau yang mempunyai sungai yang
besar, panjang, dan hidraulika yang
baik, misal: S. Musi, S.Kapuas,
S.Mahakam, dll.
nidya

Pemanfaatan Air untuk Rekreasi

Sarana rekreasi air: waduk, sungai, laut.

Pemanfaatan Air untuk Perikanan

Dilakukan di sungai, waduk, air payau, air


laut.
Dengan Kolam atau keramba
Yang perlu diperhatikan:
Kualitas air yang sesuai
Debit
Cara pemberian air, dsb
nidya

Waduk

Fungsi: menampung air sungai.


Tipe waduk:
Tunggal guna (single purpose)
Multi guna (multi purpose)

nidya

Waduk:
Bendungan

Bahan konstruksi: beton,


timbunan batu, urugan tanah,
dll.
Konstruksi bendungan: stabil,
kuat, awet, tidak rembes air.
Lokasi bendungan: layak
ekonomis, teknis, sosial politik,
dll.
nidya

Waduk:
Bendungan -> Lokasi Bendungan

Penentuan lokasi bendungan perlu


memperhatikan pembagian ruas
wilayah sungai, umumnya ruas hulu
sebagai lokasi bendungan
Memiliki elevasi yang tinggi dengan
kondisi topografi tanah yang sempit
dan dalam.
Memiliki daya dukung tanah dan
kondisi geologi yang baik.
Umumnya memberikan bentuk
bendungan yang dalam
nidya

Waduk:
Bendungan -> Lokasi Bendungan

Bentuk bendungan yang dalam


umumnya murah, penguapan
kecil, kecil kemungkinan untuk
ditumbuhi rumput.
Bendungan lokal bila memenuhi
syarat lebih diprioritaskan untuk
menghemat biaya konstruksi.

nidya

Bendungan Grande Dixence di


Swiss (284m)

Bendungan Hoover, Black Canyon, Colorado

Bendungan Inaguri di Rusia


(272m)

Waduk:
Kapasitas Waduk

Keandalan waduk: memenuhi


kebutuhan air sepanjang tahun
selama umur rencana.
Umur rencana waduk: saat sedimen
mencapai tinggi muka air minimum.
Perlu memperhatikan karakteristik
waduk.
Menentukan kapasitas waduk:
Kurva massa debit
Metode simulasi
nidya

Zona Volume Waduk dengan Spillway tanpa Pintu Pengatur

Muka Air Kondisi Debit Banjir Rencana


Mercu Bangunan Pelimpah

Tampungan Air Efektif


M.A. Minimum

Debit Limpasan

Bangunan
Pengambilan
Tampungan Mati

nidya

Kurva Karakteristik Waduk

Hubungan antara elevasi, volume, dan


luas permukaan waduk
Luas (m 2)
7500

6500

5500

4500

3500

2500

1500

500

-500

13.5
13

Elevasi (m)

12.5
12
11.5
11
10.5
10
0

5000
Volume (m)

10000

15000

20000

25000

Volum e (m )

Luas (m)

nidya

Waduk:
Sedimentasi Waduk

Sedimen:
Sedimen melayang (suspended load)
Sedimen padat yang bergerak di
sekitar dasar sungai (bed load)
Muatan sedimen dinyatakan dalam
PPM (part per million)
Produksi sedimen: jumlah total
sedimen yang melewati setiap
penampang sungai
Laju produksi sedimen: volume
sedimen tahunan rata-rata
nidya

Waduk:
Pengoperasian Waduk

Operasi waduk disesuaikan dengan


kebutuhan air, air yang masuk ke waduk,
kondisi fisik, dll.
Sj = Sj-1 + Qj + Rj (A) Ij Ej (A) Oj Spj(A)
Sj = tampungan waduk pada akhir bulan ke j
Sj-1 = tampungan waduk pada akhir bulan sebelumnya
Qj = debit masukan ke waduk pada bulan ke j
Rj(A) = hujan yang jatuh ke waduk pada bulan ke-j sebagai fungsi
luas permukaan waduk
Ij
= pengambilan air dari waduk pada bulan ke j
Ej(A) = penguapan dari waduk pada bulan ke-j sebagai fungsi
luas permukaan waduk
Oj
= debit limpasan sebagai outflow melewati bangunan
pelimpah, bulan ke-j
Spj(A) = rembesan keluar dari waduk pada bulan ke-j sebagai
fungsi luas permukaan waduk
nidya

Tahapan Perencanaan
Pengembangan SDA

Penentuan jenis proyek


Definisi Alternatif
Kelayakan Teknis
KeElayakan Ekonomis
Kelayakan terhadap masyarakat dan
lingkungan
Kelayakan pembiayaan
Rancangan rinci
Pelaksanaan
Operasi dan Pemeliharaan
nidya

Kajian Ekonomi

Setiap alternatif harus didefinisikan dan


diidentifikasikan dengan jelas
Setiap alternatif diterjemahkan ke dalam
perhitungan uang
Laju perkembangan bunga (rate of return)
terkecil adalah alternatif yang paling
menguntungkan
Pemilihan alternatif dapat diputuskan
berdasar kriteria:
NPV (Net Present Value)
IRR (Interest Rate of Return)
BCR (Benefit Cost Ratio)
ARR (Annual Rate of Return / Biaya
tahunan)
nidya

Biaya Proyek (Cost) meliputi:


Biaya konstruksi
Biaya pemeliharaan
Biaya operasi
Biaya asuransi
Dll.
Biaya Pemasukan (Benefit) meliputi:
Pembayaran listrik
Pembayaran air bersih
Dll
Suku Bunga
nidya

Macam-macam kajian
ekonomi

NPV (Net Present Value): perhitungan


ekonomi nilai cost sama dengan Benefit
ditinjau pada saat yang sama
IRR (Interest Rate of Return): perhitungan
berdasarkan nilai bunga jika cost sama
dengan benefit, jika lebih kecil dari bunga
yang berlaku, maka proyek layak dibangun
BCR (Benefit Cost Ratio): jika benefit
dibagi cost lebih besar dari 1, maka proyek
layak dibangun
ARR (Annual Rate of Return): perhitungan
biaya secara flat tahunan
nidya

Anda mungkin juga menyukai