Anda di halaman 1dari 18

Derivat Entoderm

Elistia Tripuspita
102010173
C4

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Terusan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat
sweet_guardianangel@yahoo.com

Pendahuluan
Sebaiknya perlu berhati-hati dalam makan,jangan berbicara ketika sedang
makan. Karena walaupun terlihat sepele, tersedak makanan itu bisa berakibat fatal. Hal ini
terjadi karena makanan yang seharusnya masuk ke dalam saluran cerna justru masuk ke
dalam saluran pernapasan. Reaksi yang timbul pun dapat berupa batuk-batuk ataupun sulit
bernapas. Padahal bernapas merupakan kebutuhan wajib bagi setiap manusia untuk bisa
hidup. Terjadinya tersedak itu dikarenakan terhalangnya jalur pernapasan bagian atas akibat
makanan atau benda asing lainnya. Tersedak bisa menyebabkan seseorang mengalami batukbatuk. Tapi jika saluran pernapasan tersebut terhalang cukup banyak, maka bisa meninggal
dunia. Oksigen yang masuk dalam tubuh berguna sebagai sumber bahan bakar. Saat
seseorang tersedak, jalur pernapasan terhambat sehingga tidak ada oksigen yang masuk ke

dalam paru-paru. Pada kerongkongan terdapat dua saluran yakni saluran napas untuk
masuknya udara ke paru-paru, dan saluran pencernaan untuk masuknya makanan menuju
usus. Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan lubang hidung maupun mulut. Agar
tidak terjadi salah masuk, maka di antara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah
katup (glotis). Katup ini bergerak secara bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan
seperti halnya daun pintu. Saat bernapas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju
tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan katup menutup tenggorokan agar makanan
lewat kerongkongan. Tersedak dapat terjadi bila makanan yang seharusnya menuju
kerongkongan, malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab. Banyak faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami tersedak di antaranya makan terburu-buru, tertawa atau
bicara saat makan, proses menelan yang belum sempurna, atau adanya kelainan bawaan sejak
lahir.
Membahas sedikit mengenai mekanisme terjadinya tersedak, maka akan dilanjutkan
dengan pembahasan mengenai pembentukan pada saluran pernapasan dan pencernaan pada
tubuh manusia sejak masih embrio. Selama perkembangan minggu ke-3 sampe minggu ke8,suatu masa yang dikenal sebagai masa embrionik atau masa organogenesis,masing-masing
lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik.
Menjelang masa akhir embrionik ini,sistem lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan
epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga
membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas. Akhirnya, lapisan epitel
kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm -sistem organ telah terbentuk.
Setelah implantasi, embrio mengalami pertumbuhan dan diferensiasi yang cepat. Pencapaian
membran embrionik dan perkembangan jaringan dan organ dari tiga lapisan germinal primer
embrio terjadi sebagai berikut:
1. Ektoderm. Jaringan dan organ yang berkembang dari ektoderm meliputi sistem saraf
pusat, sistem saraf perifer, epitel sensorik (telinga, hidung, mata, sinus, mulut, dan
saluran anus), epidermis kulit, rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat,
folikel rambut, dan kelenjar mamae, kelenjar hipofisis, email gigi, dan kelenjar mulut.
2. Mesoderm. Jaringan dan organ yang berkembang dari mesoderm meliputi tulang,
kartilago, skeleton, jaringan penyambung, otot polos dan otot lurik, sistem
kardiovaskular dan limpatik, sel-sel darah dan limfe, ginjal dan organ reproduktif,
jaringan subkutan kulit, membran serosa yang melapisi rongga perikardium, pleura,
dan rongga peritoneum serta limpa

3. Endoderm. Jaringan dan organ-organ yang berkembang dari endoderm meliputi epitel
saluran pernapasan, epitel yang melapisi saluran pencernaan (faring, lidah, tonsil,
tiroid, paratiroid, timus), epitel yang melapisi kandung kemih dan uretra, hati serta
pankreas.

Pembahasan
Endoderm (lapisan dalam) akan berkembang membentuk intestinum dan organorgan internal pada saloran pencernaan dan pernapasan. Endoderm sendiri mula-mula
melapisi kantung kunir yang berada di sebelah ventral embrio. Dinding kantung kunir ini
berhubungan dengan lapisan di sebelah bawah cakram embrio yaitu entoderm.1 Dalam
perkembangannya embrio melalui melakukan perlekukan (flexion) ke ventral. Mula-mula
perlekukan terjadi di bagian kepala dan meluas ke arah kaudal kemudian juga di bagian
kaudal embrio meluas ke arah kranial. Perlekukan badan embrio (ektoderm) yang membentuk
bagian kepala juga diikuti oleh perekukan lapisan entoderm di sebelah bagian bawahnya.
Dengan demikian terbentuklah usus depan (fore-gut) di bagian kepala dan usus belakang
(hind-gut) di bagian ekor embrio yang menyerupai bentuk tabung. Bagian dari usus yang
masih terbuka dan berhubungan dengan kantung kunir disebut gerbang intestin (intestinal
portal). Jadi ada dua gerbang intestin,yaitu gerbang intestin anterior (GIA) dan ada gerbang
intestin posterior (GIP). Bagian yang terletak di antara GIA dan GIP ini yang disebelah
dorsalnya ada atap yaitu entoderm, sedangkan disebelah ventral langsung dengan kunir
disebut usus tengah (mid gut) atau kadang-kadang disebut juga sebagai usus terbuka (open
gut). Dari usus depan akan berkembang menjadi mulut,faring,esofagus,lambung,duodenum
dan dari sebagian usus halus (intestin). Sedangkan usus belakang akan menjadi sebagian
usus halus,kolon sampai membentuk rektum. Dari derivat entoderm saluran pencernaan ini
pula terbentuk kelanjar-kelenjar seperti tiroid,paratiroid,timus,saluran pernapasan,hati,dan
pankreas. Pada ujung rostral (ujung kranial) di sebelah ventral,entoderm dari usus depan
berdempetan dengan lapisan ektoderm. Kedua lapisan ini disebut membran oral (membran
faring). Lapisan ini kemudian akan pecah dan lobang yang terbentuk adalah mulut.
Sebaliknya di ujung kaudal sebelah ventral,lapisan entoderm dari usus belakang juga
berdempetan dengan ektoderm yang disebut membran kloaka (proktodeum). Lapisan ini pada
akhirnya akan pecah juga dan lubang yang terbentuk ialah liang anus. 2

Derivat entoderm meliputi :


A. Faring
Pada embrio manusia di daerah faring mengalami perkembangan yang mirip dengan
embrio filum hewan yang lebih rendah seperti pada Aves dan Amphibia. Walaupun didaerah
tersebut terbentuk juga lubang/saluran yang sama homologinya,namun tidak pernah sama
dalam analoginya yaitu tidak untuk pernapasan brankial,maupun sebagai tempat lewatnya zat
makanan bagi embrio. Pada manusia pembentukan kantung faring (pharyngeal pouch),celah
brankial (branchial groove) dan lengkung brankial (brankial arch) akan menjadi organ
kelenjar atau saluran di sekitar mulut. (Gambar 1)

Gambar 1. Skema perkembangan kantung faring pada embrio manusia


Keterangan gambar :
A. Umur 4 Minggu

B. Umur 6 minggu

Kantung faring I : akan menjadi tuba Euustachia dan ruang timpani telinga tengah
Kantung faring II : sangat berdegenerasi,sisanya menjadi tonsil palatini (jaringan limfoid)
Kantung faring III & IV : menjadi kelenjar paratiroid di bagian lateralnya
Kantung faring V : akan menjadi badan ultimobrankial. Disebelah ventral faring setinggi
lebih kurang kantung faring I ,invaginasi ke ventral membentuk saluran kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroidnya sendiri manifes di seblah kaudal setinggi i.k kantung faring IV.3
Pada awal perkembangan embrio,bagian kranial dari usus depan disebut juga
faring. Bentuk anatomi dari faring ini melebar ke kanan dan ke kiri,tetapi sempit pada ukuran
dorso-ventral. Dari aspek dorsalis faring berbentuk segitiga yang mengecil ke arah kaudal
dan berlanjutan dengan eofagus. Sisi lateral dari lapisan endoderm mengadakan
evaginasi,yaitu pembentukan kantung-kantung yang berpasangan sebanyak 5 buah yang
disebut kantung faring. Pada waktu yang bersamaan lapisan ektoderm disebelah luar
mengadakan invaginasi yang letaknya sama tinggi dengan kantung faring. Jumlahnya juga
berpasangan sama dengan kantung faring tadi. Invaginasi ektoderm ini disebut juga alur
branchial (branchial groove). Kedua lapisan ini akan berdempetan yang disebut celah faring.
(Pharyngeal cleft). 4
B. Lengkung brankhial
Suatu bagian yang terbentuk diantara 2 pasangan kantung faring dan alur
branchial disebut lengkung branchial (branchial arch). Dengan demikian ada 5 pasang
lengkung brankial di kanan dan kiri. Pada setiap lengkung ini dialiri pembuluh darah
lengkung aorta yang menghubugkan antara aorta dorsalis dan aorta ventralis. Disamping itu
daerah ini juga akan dilewati saraf,dan sel mesenkim. Mesenkim inilah kelak yang akan
membentuk tulang,tulang rawan dan otot di daerah kepala dan leher. Pada perkembangan
selanjutnya,lengkung branchial I : akan membelah dan menjadi proses maksila yang nantinya
menjadi rahang atas dan proses mandibula yang akan menjadi rahang bawah.
C. Sistem pernapasan5
Mula-mula sekali tampak adanya celah laringo-trakheal disebelah ventral usus
depan. Primordium ini berkembang menjadi laring,trakea,bronkus dan paru-paru.

1. Laring
Lapisan dalam laring berasal dari endoderm,tetepai kartilago dan otot berasal dari
mesenkim arkus faring (pharyngeal arches) keempat dan keenam. Akibat proliferasi cepat
mesenkim ini,penampakan aditus laringis berubah dari celah sagital menjadi lubang
berbentuk T. Selanjutnya bentuk aditus laringis seperti orang dewasa sudah dapat dikenali
ketika mesenkim dari kedua arkus berubah menjadi kartilago tiroidea,krikoidea,dan
aritenoidea. Pada saat kartilagoterbentuk,epitel laring juga berproliferasi dengan cepat
sehingga terjadi oklusi lumen untuk sementara. Kemudian terjadi vakuolisasi dan rekanalisasi
yang menghasilkan sepasang resesus lateral,ventrikulus laringis. Cekungan ini dibatasi oleh
lipatan-lipatan jaringan yang berdiferensiasi menjadi pita suara sejati dan palsu. Karena
perototan laring berasal ari mesenkim akus faring keempat dan keeanm,semuat otot laring
disarafi oleh cabang-cabang saraf kranial kesepuluh,nervus vagus. Nervus laringeus superior
menyarafi turunan arkus faring keenam.
2. Trakhea dan bronkhus
Sewaktu terpisah dari usus depan,tunas paru membentuk trakea dan dua kantong luar
lateral,tunas bronkus. Pada awal minggu kelima,masing-masing tunas ini membesar unttuk
membentuk bronkus utama kanan dan kiri. Tunas sebelah kanan kemudian memmbentuk tiga
bronkus sekunder seddangkan ynag kiri dua, (lihat pada gambar 2.A), mengisyaratkan adanya
tiga lobus di sisi kanan dan dua di sisi kiri (gambar 2.B). Seiring dengan perkembangan
selanjutnya dalam arah kaudal dan lateral, tunas paru kemudian berkembang kedalam rongga
tubuh (lihat pada gambar 3) . Ruang untuk paru, kanalis perikardioperitonealis, cukup sempit.
Saluran-saluran ini terletak di kedua sisi usus depan dan secara bertahap disii oleh tunas paru
yang

terus

membesar.

Akhirnya

lipatan

pleuroperikardium

memisahkan

kanalis

perikardioperitonealis masing-masing dari rongga peritoneum dan rongga perikardium,dan


rongga perikardium,ruang sisanya membentuk rongga pleura primitive. mesoderm yang
menutupi bagian luar paru berkembang menjadi pleura viserlais. Lapisan mesoderm somatik
yang menutupi dinding tubuh dari baian dalam menjadi pleura parietalis dan viseralis adalah
rongga pleura. selama perkembangan selanjutnya bronkus sekunder membelah berulangulang secara dikotomis,membentuk sepuluh bronkus tersier (ssegmentalis) di paru kanan dan
delapan di kiri menciptakan segemnetum bronkopulmonale pada paru dewasa. Pada akhir
bulan keenam telah terbentuk sekitar 17 generasi anak cabang.

Gambar 2. Tahapan perkembangan trakea dan paru

Gambar 3. Ekspansi tunas paru ke dalam kanalis perikardioperitonealis. Pada tahap ini
kanalis berhubungan dengan rongga peritoneum dan perikardium.

Gambar 4.

Setelah kanalis perikardioperitonealis terpisah masing-masing dari rongga

peritoneum maka paru berkembang di dalam rongga pleura.


3. Paru-paru
Sampai bulan ketujuh pranatal,bronkiolus terus bercanang-cabang menjadi saluran yang
semakin banyak dan semakin kecil (periode kanalikular) (lihat gambar 5.A),dan jumlah
pembuluh darah terus meningkat. Pernapasan sudah dapat berlangsung ketika sebagian dari
sel bronkiolus respiratorius yang berbentuk kuboid berubah menjadi sel gepeng tipis (gambar
5.B). Sel-sel ini menempel erat dengan sejumlah besar kapiler darah dan limfe, dan ruang di
sekitarnya sekarang dikenal sebagi sakus terminalis atau alveolus primitif. Selama bulan
ketujuh,jumlah kapiler sudah memadai untuk menjamin pertukaran gas yang adekuat, dan
bayi prematur sudah dapat bertahan hidup, Selama dua bulan terakhir kehidupan pranatal dan
selama beberapa tahun selanjutnya, jumlah sakus terminalis meningkat. Selain itu sel-sel
yang melapisi sakus yang dikenal sebagai sel alveolus tipe I menjadi lebih tipis sehingga
kapiler disekitarnya menonjol ke dalam sakus alveolaris (lihat gambar 6). Hubungan erat
antara sel epitel dan endotel ini memebentuk sawar darah-udara. Alveolus matur belum ada
sebleum lahir. Selain sel endotel dan sel epitel gepeng alveolus,pada akahir bulan keenam
terbentuk jenis sel lain. Sel epitel alveolus tipe II menghasilkan surfaktan,suatu cairan kayafosfolipid yang dapat menurunkan tegangan permukaan di pertemuan udara-alveolus.
Sebelum lahir,paru dipenuhi oleh cairan yang banyak mengandung klorida,sedikit
protein,sebagian mukus dari kelenjar bronkus,dan surfaktan dari sel epitel alveolus (tipe II).
Jumlah surfaktan dalam cairan meningkat,terutama selama 2 minggu terakhir sebelum lahir.6
Gerakan bernapas janin dimulai sebelum lahir dan menyebabkan aspirasi cairan
amnion. Gerakan ini penting untuk merangsang perkembangan paru dan mengkondisikan otot
pernapasan. Ketika pernapasan mulai saat lahir,sebagian besar cairan paru cepat diserap oleh
kapiler darah dan limfe,dan sejumlah kecil mungkin dikeluarkan melalui trakea dan bronkus
selama proses kelahiran. Ketika cairan diserap dari sakulus alveolaris,surfaktan tetap
mengendap sebagai lapisan fosofolipid tipis di membran sel alveolus. Saat udara masuk ke
alveolus. Saat udara masuk ke alveolus ketika bayi pertama kali bernapas,lapisan surfaktan
mencegah terbentuknya pertemuan udara-air (darah) yang memiliki tegangan permukaan
tinggi. Tanpa lapisan surfaktan yang mengandung lemak inti,alveolusakan kolaps sewaktu
ekspirasi atelektasis). Gerakan bernapas setelah lahir membawa udara masuk ke dalam paru
yang mengembangkan dan mengisi rongga pleura. Meskipun ukuran alveolus agak

bertambah,pertumbuhan paru setlah lahir terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah


bronkiolus respiratorius dan alveolus. Diperkirakan bahwa saat lahir terdapat hanya
seperenam dari jumlah alveolus dewasa. Alveolus sisanya terbentuk selama 10 tahun pertama
kehidupan pascanatal melalui pembentukan alveolus primitif baru yang berlangsung terus
menerus.7

Gambar 5.Perkembangan histologis dan fungsional paru

Gambar 6. jaringan paru pada bayi baru lahir

D. Sistem pencernaan
Akibat pelipatan mudigah ke arah kaudal dan kranial,sebagian dari rongga yolk-sac yang
dilapisi oleh enddoderm masuk ke dalam mudigah untuk membentuk usus primitif (primitive
gut). Dua bagian lain dari rongga yang dilapisi oleh endoderm ini,yolk sac dan alantois tetap
berada di luar mudigah. Dibagian sefalik dan kaudal mudigah,usus primitf membentuk
sebuah saluran buntu,masing-masing adalah usus depan (foregut) dan usus belakang
(hindgut). Bagian tengah,usus tengah (midgut), untuk sementara tetap berhubungan dengan
yolk

sac

melalui

duktus

vitelinus

atau

yolk

stalk.8

Gambar 7. Pembentukan usus depan,usus tengah,dan usus belakang.


1. Usus depan (foregut)
Usus depan akan membentuk menjadi faring, tiroid (adanya invaginasi pada bagian
foregut), lung bud dan bagian yg melebar akan menjadi lambung, tonjolan kecil yang
ada juga akan menjadi pankreas dorsal. Foregut akan tumbuh menjadi bagian systema
digestorium yang terdiri dari esophagus, gaster, duodenum bersama hepar, pancreas,
dan lien. Mendapat darah dari arteri coeliaca dan darah vena menuju vena portae
hepatica. Mendapat persarafan parasimpatis dari nervus vagus dan simpatis dari
nervus splanchnicus major (segmenta thracica lima sampai Sembilan).
Derivat Foregut:
Ujung paling kranial yang akan menjadi mulut dan faring

Kantong faring, lidah, kelenjar tiroid


Esophagus bagian toraks yang merupakan bagian dari tonjolan yang
membentuk paru (diafragma keatas)
Abdominal esophagus (diafragma kebawah)
Lambung
Setengah bagian atas dari duodenum (liver, kantung empedu danpankreas)
Ujung kaudal atau ampula vater yang akan membentuk saluran empedu dan
saluran pankreas secara bersama-sama masuk ke usus

2. Usus tengah (Midgut)


Pada mulanya masih berhubungan dengan yolk di bawahnya dan masih merupakan
struktur yang terbuka oleh sebab itu disebut juga open gut dan semakin lama makin
menyempit tumbuh menjadi jejunum, ileum, colon ascendens dan colon transversum.
Bagian ini mendapat darah dari arteria mesenterica superior dan darah vena mengalir
menuju vena portae hepatica melalui vena mesenterica superior. Mendapat persarafan
parasimpatis dari nervus vagus dan simpatis dari nervus splanicus minor (segmenta
thracica sepuluh dan sebelas).
Midgut akan membentuk:
Duodenum separuh ke bawah
Jejunum
Ileum
Sekum (bagian kolon yang pertama usus halus masuk ke usus besar)
Apendix(usus buntu)
Kolon asending
2/3 kolon transfersum
3. Usus belakang (Hindgut)
Terdapat tonjolan yang disebut alantois yang menampung hasil ekskresi dari janin
selama dalam proses pertumbuhan. Janin mendapat makanan melalui plasenta dan dibuang ke
alantois yang terintegrasi dengan plasenta. Oleh sebab itu adanya hasil metabolisme janin
yang akan dibuang melalui darah ibunya. Hal ini pada beberapa kasus klinis memicu
terjadinya toksemia gravidarum (kondisi kritis dimana ibunya dianggap sebagai keracunan
kehamilan) pada kehamilan yang tidak normal. Sama dengan Stomodeum, pada hindgut
terdapat proktodeum (lapisan yang terdiri dari ektoderm dan endoderm) yang jika selaput

membrannya pecah akan menjadi anus. Bagian hindgut juga akan menjadi colon decendens,
colon sigmoideum, dan rectum. Mendapat darah dari arteri mesenterica inferior dan darah
dari vena mengalir melalui vena mesenterica inferior menuju vena portae hepatica. Persarafan
parasimpatis oleh nervus vagus dan simpatis dari nervus splanchnicus lumbalis (segmenta
lumbalia satu sampai tiga). Vaskularisasi dari organ abdomen merupakan cabang dari aorta
abdominalis. Ada tiga cabang dari aorta abdominalis yaitu arteri coeliaca, arteri mesenterika
superior dan arteri mesenterika inferior. Arteri coeliaca bercabang tiga yaitu arteri gastrika
sinistra, arteri hepatika, dan arteri lienalis. Arteri mesenterika superior dapat bercabang tiga
yaitu arteri intestinal, arteri ileocolica, dan arteri colica dekstra dan media. Arteri mesenterika
inferior dapat bercabang tiga yaitu arteri colica sinistra, arteri sigmoidea, arteri hemorroidalis
superior. Batas imajiner antara foregut dan midgut disebut anterior intestinal portal
sedangkan batas imajiner antara midgut dan hindgut disebut posterior intestinal portal.
Hindgut akan membentuk:
1/3 kolon transfersum
Descending colon
Kolon sigmoid
Rectum
Anus

Gambar 8. Bagian yang dibentuk oleh usus belakang

4. Saluran pencernaan dan kelenjarnya :


Esofagus,lambung dan intestin (usus halus) dalam perkembangannya banyak
kemiripannya,kecuali berbeda dalam ukuran, bentuk, posisi, dan susunan kelenjarnya.
Dinding saluran pencernaan ini berasal dar lapisan entoderm, yang akan menjadi lapisan
mukosa yang terdiri dari epitel dan kelenjar epitel. Sedangkan lapisan disebelah luar mukosa
berasal dari lapisan mesoderm splangnik. Mesoderm ini akan menjadi lapisan
submukosa,muskularis dan serosa dari saluran pencernaan. Perkembangan usus dibagian
kraunial berlangsung lebih dahulu dari pada usus di bagian kaudal,demikian pula difernsiasi
lapisan mukosa terbentuk lebih cepat daripada lapisan sebelah luarnya.
a. Esofagus
Esofagus adalah saluran pencernaan yang bentuknya memanjang sebagai kelanjutan
dari faring,dilapisi oleh epitel dengan rambut silia. Ketika mudigah berusia sekitar 4 minggu
terbentuk divertikulum respiratorium (tunas paru) di dinding ventral usus depan di perbatasan
dengan usus faring. septum trakeoesofageale secara bertahap memisahkan divertikulum ini
dari bagian dorsal usus depan.
b. Lambung
Lambung muncul sebagai pelebaran fusiform usus depan pada minggu keempat
perkembangan (lihat pada gambar 10). Selama minggu-minggu selanjutnya penampakan dan
posisinya berubah banyak akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan di berbagai bagian dari
dindingnya dan perubahan posisi organ-organ sekitar. Perubahan posisi lambung paling
mudah dijelaskan dengan menganggapnya berputar mengelilingi suatu sumbu longitudinal
dan anteroposterior (lihat pada gambar 10). Lambung berputar 90

searah jarum jam

mengelilingi sumbu longitudinalnya,menyebabkan sisi kanan menghadap posterior (lihat


gambar 10). Karena hal tersebut nevus nervus vagus kiri yang pada awalnya menyarafi sisi
kiri lambung,kini menyarafi dinding anterior demikian juga nervus vagus kanan menyarafi
dinding posterior. Singkatnya, mula-mulaa lambung berada di daerha leher embrio. Dalam
perkembangannya lambung kemudian turun ke kaudal,sambil mengalami perubahan bentuk
dan orientasi sebagai berikut :
1. Bagian dorsal bertumbuh lebih cepat daripada bagian ventral sehingga terbentuk
kurvatura mayor disebelah dorsal dan kurvatura minor disebelah vetral
2. Jendolan dibagian kranial menjadi bagian fundus

3. Lambung mengalami rotasi 90o sedemikian rupa sehingga kurvatura mayor berada
di sebelah kiri dan kurvatura minor disebelah kanan
4.adanya hati mendorong lambung ke posisi di sebelah kiri rongga abdomen

Gambar 9. Rangkaian tahapan perkembangan divertikulum respiratorium dan esofagus


melalui pembentukan sekat usus depan.

Gambar 10. Rotasi lambung

c. Pankreas
Pankreas dibentuk oleh dua tunas,yaitu tunas dorsal dan tunas ventral yang berasal dari
endoderm yang melapisis duodenum. (lihat gambar 11). Sementara tunas pankreas dorsal
terletak di mesentrium dorsal,tunas pankreas ventral terletak dekat dengan duktus biliaris
(gambar 11). Ketika duodenum berputar ke kanan dan menjadi berbentuk C,tunas pankreas
ventral bergerak ke arah dorsal dengan cara serupa seperti bergesernya duktus biliaris.
Akhirnya tunas venntral berada tepat di bawah dan belakang tunas dorsal . Kemudian
parenkim dan sistem duktus tunas pankreas dorsal dan ventral menyatu. (lihat pada gambar
12). Tunas ventral membentuk prosesus unsinatus dan bagian inferior kaput pankreas. Bagian
kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal. Duktus pankreatikus utama dibentuk oleh bagian
distal duktus pankreatikus ventralis. Bagian proksimal duktus pankreatikus dorsalis menetap
sebagai suatu saluran kecil yaitu duktus pankreatikus aksesorius. Duktus pankreatikus utama
bersama dengan duktus biliaris masuk ke duedenum di tempat papila mayor dan muaranya
adalah papila minor. Pada bulan ketiga kehidupan janin terbentuk pulau langerhans dari
jaringan parenkim dan tersebar diseluruh pankreas. sekresi insulin dimulai pada saat bulan
kelima.9

Gambar 11. Tahapan pembentukan pankreas

Kesimpulan

Daftar Pustaka
1. Farrer H. Perawatan Maternitas.Jakarta: EGC.2001.h.43-45
2. Manuaba IBG.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta : EGC.2003.h.102
3. Syahrum MH, Kamaludin, Tjokronegoro A. Reproduksi dan Embriologi dari Satu Sel
Menjadi Organisme. Jakarta: FK UI. 1994
4. Elizabeth J. Sistem pernapasan Dalam : Buku Saku Patofisiologi.Ed.3. Jakarta:
EGC.2007
5. Wibowo, Daniel S. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.h. 323344
6. Rubeinstein D,Wayne D,Bradley J. Lecture Notes Kedokteran Klinis. Ed.6. Jakarta:
Erlangga Medical Series,2007.h.52
7. Sadler TW. Langman Embriologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2009.h.229-266
8. Janqueira LC, Carneiro J. Saluran Cerna.Jakarta: EGC. 2007.h. 278-307
9. Rohen JW, Drecoll EL. Fungsional perkembangan sistem fungsi organ manusia
Dalam : Embriologi. Jakarta: EGC. 2009:38-40
10.

Anda mungkin juga menyukai