Elistia Tripuspita
102010173
C4
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Terusan Arjuna Utara no 6 Jakarta Barat
sweet_guardianangel@yahoo.com
Pendahuluan
Sebaiknya perlu berhati-hati dalam makan,jangan berbicara ketika sedang
makan. Karena walaupun terlihat sepele, tersedak makanan itu bisa berakibat fatal. Hal ini
terjadi karena makanan yang seharusnya masuk ke dalam saluran cerna justru masuk ke
dalam saluran pernapasan. Reaksi yang timbul pun dapat berupa batuk-batuk ataupun sulit
bernapas. Padahal bernapas merupakan kebutuhan wajib bagi setiap manusia untuk bisa
hidup. Terjadinya tersedak itu dikarenakan terhalangnya jalur pernapasan bagian atas akibat
makanan atau benda asing lainnya. Tersedak bisa menyebabkan seseorang mengalami batukbatuk. Tapi jika saluran pernapasan tersebut terhalang cukup banyak, maka bisa meninggal
dunia. Oksigen yang masuk dalam tubuh berguna sebagai sumber bahan bakar. Saat
seseorang tersedak, jalur pernapasan terhambat sehingga tidak ada oksigen yang masuk ke
dalam paru-paru. Pada kerongkongan terdapat dua saluran yakni saluran napas untuk
masuknya udara ke paru-paru, dan saluran pencernaan untuk masuknya makanan menuju
usus. Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan lubang hidung maupun mulut. Agar
tidak terjadi salah masuk, maka di antara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah
katup (glotis). Katup ini bergerak secara bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan
seperti halnya daun pintu. Saat bernapas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju
tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan katup menutup tenggorokan agar makanan
lewat kerongkongan. Tersedak dapat terjadi bila makanan yang seharusnya menuju
kerongkongan, malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab. Banyak faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami tersedak di antaranya makan terburu-buru, tertawa atau
bicara saat makan, proses menelan yang belum sempurna, atau adanya kelainan bawaan sejak
lahir.
Membahas sedikit mengenai mekanisme terjadinya tersedak, maka akan dilanjutkan
dengan pembahasan mengenai pembentukan pada saluran pernapasan dan pencernaan pada
tubuh manusia sejak masih embrio. Selama perkembangan minggu ke-3 sampe minggu ke8,suatu masa yang dikenal sebagai masa embrionik atau masa organogenesis,masing-masing
lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik.
Menjelang masa akhir embrionik ini,sistem lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan
epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga
membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas. Akhirnya, lapisan epitel
kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm -sistem organ telah terbentuk.
Setelah implantasi, embrio mengalami pertumbuhan dan diferensiasi yang cepat. Pencapaian
membran embrionik dan perkembangan jaringan dan organ dari tiga lapisan germinal primer
embrio terjadi sebagai berikut:
1. Ektoderm. Jaringan dan organ yang berkembang dari ektoderm meliputi sistem saraf
pusat, sistem saraf perifer, epitel sensorik (telinga, hidung, mata, sinus, mulut, dan
saluran anus), epidermis kulit, rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat,
folikel rambut, dan kelenjar mamae, kelenjar hipofisis, email gigi, dan kelenjar mulut.
2. Mesoderm. Jaringan dan organ yang berkembang dari mesoderm meliputi tulang,
kartilago, skeleton, jaringan penyambung, otot polos dan otot lurik, sistem
kardiovaskular dan limpatik, sel-sel darah dan limfe, ginjal dan organ reproduktif,
jaringan subkutan kulit, membran serosa yang melapisi rongga perikardium, pleura,
dan rongga peritoneum serta limpa
3. Endoderm. Jaringan dan organ-organ yang berkembang dari endoderm meliputi epitel
saluran pernapasan, epitel yang melapisi saluran pencernaan (faring, lidah, tonsil,
tiroid, paratiroid, timus), epitel yang melapisi kandung kemih dan uretra, hati serta
pankreas.
Pembahasan
Endoderm (lapisan dalam) akan berkembang membentuk intestinum dan organorgan internal pada saloran pencernaan dan pernapasan. Endoderm sendiri mula-mula
melapisi kantung kunir yang berada di sebelah ventral embrio. Dinding kantung kunir ini
berhubungan dengan lapisan di sebelah bawah cakram embrio yaitu entoderm.1 Dalam
perkembangannya embrio melalui melakukan perlekukan (flexion) ke ventral. Mula-mula
perlekukan terjadi di bagian kepala dan meluas ke arah kaudal kemudian juga di bagian
kaudal embrio meluas ke arah kranial. Perlekukan badan embrio (ektoderm) yang membentuk
bagian kepala juga diikuti oleh perekukan lapisan entoderm di sebelah bagian bawahnya.
Dengan demikian terbentuklah usus depan (fore-gut) di bagian kepala dan usus belakang
(hind-gut) di bagian ekor embrio yang menyerupai bentuk tabung. Bagian dari usus yang
masih terbuka dan berhubungan dengan kantung kunir disebut gerbang intestin (intestinal
portal). Jadi ada dua gerbang intestin,yaitu gerbang intestin anterior (GIA) dan ada gerbang
intestin posterior (GIP). Bagian yang terletak di antara GIA dan GIP ini yang disebelah
dorsalnya ada atap yaitu entoderm, sedangkan disebelah ventral langsung dengan kunir
disebut usus tengah (mid gut) atau kadang-kadang disebut juga sebagai usus terbuka (open
gut). Dari usus depan akan berkembang menjadi mulut,faring,esofagus,lambung,duodenum
dan dari sebagian usus halus (intestin). Sedangkan usus belakang akan menjadi sebagian
usus halus,kolon sampai membentuk rektum. Dari derivat entoderm saluran pencernaan ini
pula terbentuk kelanjar-kelenjar seperti tiroid,paratiroid,timus,saluran pernapasan,hati,dan
pankreas. Pada ujung rostral (ujung kranial) di sebelah ventral,entoderm dari usus depan
berdempetan dengan lapisan ektoderm. Kedua lapisan ini disebut membran oral (membran
faring). Lapisan ini kemudian akan pecah dan lobang yang terbentuk adalah mulut.
Sebaliknya di ujung kaudal sebelah ventral,lapisan entoderm dari usus belakang juga
berdempetan dengan ektoderm yang disebut membran kloaka (proktodeum). Lapisan ini pada
akhirnya akan pecah juga dan lubang yang terbentuk ialah liang anus. 2
B. Umur 6 minggu
Kantung faring I : akan menjadi tuba Euustachia dan ruang timpani telinga tengah
Kantung faring II : sangat berdegenerasi,sisanya menjadi tonsil palatini (jaringan limfoid)
Kantung faring III & IV : menjadi kelenjar paratiroid di bagian lateralnya
Kantung faring V : akan menjadi badan ultimobrankial. Disebelah ventral faring setinggi
lebih kurang kantung faring I ,invaginasi ke ventral membentuk saluran kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroidnya sendiri manifes di seblah kaudal setinggi i.k kantung faring IV.3
Pada awal perkembangan embrio,bagian kranial dari usus depan disebut juga
faring. Bentuk anatomi dari faring ini melebar ke kanan dan ke kiri,tetapi sempit pada ukuran
dorso-ventral. Dari aspek dorsalis faring berbentuk segitiga yang mengecil ke arah kaudal
dan berlanjutan dengan eofagus. Sisi lateral dari lapisan endoderm mengadakan
evaginasi,yaitu pembentukan kantung-kantung yang berpasangan sebanyak 5 buah yang
disebut kantung faring. Pada waktu yang bersamaan lapisan ektoderm disebelah luar
mengadakan invaginasi yang letaknya sama tinggi dengan kantung faring. Jumlahnya juga
berpasangan sama dengan kantung faring tadi. Invaginasi ektoderm ini disebut juga alur
branchial (branchial groove). Kedua lapisan ini akan berdempetan yang disebut celah faring.
(Pharyngeal cleft). 4
B. Lengkung brankhial
Suatu bagian yang terbentuk diantara 2 pasangan kantung faring dan alur
branchial disebut lengkung branchial (branchial arch). Dengan demikian ada 5 pasang
lengkung brankial di kanan dan kiri. Pada setiap lengkung ini dialiri pembuluh darah
lengkung aorta yang menghubugkan antara aorta dorsalis dan aorta ventralis. Disamping itu
daerah ini juga akan dilewati saraf,dan sel mesenkim. Mesenkim inilah kelak yang akan
membentuk tulang,tulang rawan dan otot di daerah kepala dan leher. Pada perkembangan
selanjutnya,lengkung branchial I : akan membelah dan menjadi proses maksila yang nantinya
menjadi rahang atas dan proses mandibula yang akan menjadi rahang bawah.
C. Sistem pernapasan5
Mula-mula sekali tampak adanya celah laringo-trakheal disebelah ventral usus
depan. Primordium ini berkembang menjadi laring,trakea,bronkus dan paru-paru.
1. Laring
Lapisan dalam laring berasal dari endoderm,tetepai kartilago dan otot berasal dari
mesenkim arkus faring (pharyngeal arches) keempat dan keenam. Akibat proliferasi cepat
mesenkim ini,penampakan aditus laringis berubah dari celah sagital menjadi lubang
berbentuk T. Selanjutnya bentuk aditus laringis seperti orang dewasa sudah dapat dikenali
ketika mesenkim dari kedua arkus berubah menjadi kartilago tiroidea,krikoidea,dan
aritenoidea. Pada saat kartilagoterbentuk,epitel laring juga berproliferasi dengan cepat
sehingga terjadi oklusi lumen untuk sementara. Kemudian terjadi vakuolisasi dan rekanalisasi
yang menghasilkan sepasang resesus lateral,ventrikulus laringis. Cekungan ini dibatasi oleh
lipatan-lipatan jaringan yang berdiferensiasi menjadi pita suara sejati dan palsu. Karena
perototan laring berasal ari mesenkim akus faring keempat dan keeanm,semuat otot laring
disarafi oleh cabang-cabang saraf kranial kesepuluh,nervus vagus. Nervus laringeus superior
menyarafi turunan arkus faring keenam.
2. Trakhea dan bronkhus
Sewaktu terpisah dari usus depan,tunas paru membentuk trakea dan dua kantong luar
lateral,tunas bronkus. Pada awal minggu kelima,masing-masing tunas ini membesar unttuk
membentuk bronkus utama kanan dan kiri. Tunas sebelah kanan kemudian memmbentuk tiga
bronkus sekunder seddangkan ynag kiri dua, (lihat pada gambar 2.A), mengisyaratkan adanya
tiga lobus di sisi kanan dan dua di sisi kiri (gambar 2.B). Seiring dengan perkembangan
selanjutnya dalam arah kaudal dan lateral, tunas paru kemudian berkembang kedalam rongga
tubuh (lihat pada gambar 3) . Ruang untuk paru, kanalis perikardioperitonealis, cukup sempit.
Saluran-saluran ini terletak di kedua sisi usus depan dan secara bertahap disii oleh tunas paru
yang
terus
membesar.
Akhirnya
lipatan
pleuroperikardium
memisahkan
kanalis
Gambar 3. Ekspansi tunas paru ke dalam kanalis perikardioperitonealis. Pada tahap ini
kanalis berhubungan dengan rongga peritoneum dan perikardium.
Gambar 4.
D. Sistem pencernaan
Akibat pelipatan mudigah ke arah kaudal dan kranial,sebagian dari rongga yolk-sac yang
dilapisi oleh enddoderm masuk ke dalam mudigah untuk membentuk usus primitif (primitive
gut). Dua bagian lain dari rongga yang dilapisi oleh endoderm ini,yolk sac dan alantois tetap
berada di luar mudigah. Dibagian sefalik dan kaudal mudigah,usus primitf membentuk
sebuah saluran buntu,masing-masing adalah usus depan (foregut) dan usus belakang
(hindgut). Bagian tengah,usus tengah (midgut), untuk sementara tetap berhubungan dengan
yolk
sac
melalui
duktus
vitelinus
atau
yolk
stalk.8
membrannya pecah akan menjadi anus. Bagian hindgut juga akan menjadi colon decendens,
colon sigmoideum, dan rectum. Mendapat darah dari arteri mesenterica inferior dan darah
dari vena mengalir melalui vena mesenterica inferior menuju vena portae hepatica. Persarafan
parasimpatis oleh nervus vagus dan simpatis dari nervus splanchnicus lumbalis (segmenta
lumbalia satu sampai tiga). Vaskularisasi dari organ abdomen merupakan cabang dari aorta
abdominalis. Ada tiga cabang dari aorta abdominalis yaitu arteri coeliaca, arteri mesenterika
superior dan arteri mesenterika inferior. Arteri coeliaca bercabang tiga yaitu arteri gastrika
sinistra, arteri hepatika, dan arteri lienalis. Arteri mesenterika superior dapat bercabang tiga
yaitu arteri intestinal, arteri ileocolica, dan arteri colica dekstra dan media. Arteri mesenterika
inferior dapat bercabang tiga yaitu arteri colica sinistra, arteri sigmoidea, arteri hemorroidalis
superior. Batas imajiner antara foregut dan midgut disebut anterior intestinal portal
sedangkan batas imajiner antara midgut dan hindgut disebut posterior intestinal portal.
Hindgut akan membentuk:
1/3 kolon transfersum
Descending colon
Kolon sigmoid
Rectum
Anus
3. Lambung mengalami rotasi 90o sedemikian rupa sehingga kurvatura mayor berada
di sebelah kiri dan kurvatura minor disebelah kanan
4.adanya hati mendorong lambung ke posisi di sebelah kiri rongga abdomen
c. Pankreas
Pankreas dibentuk oleh dua tunas,yaitu tunas dorsal dan tunas ventral yang berasal dari
endoderm yang melapisis duodenum. (lihat gambar 11). Sementara tunas pankreas dorsal
terletak di mesentrium dorsal,tunas pankreas ventral terletak dekat dengan duktus biliaris
(gambar 11). Ketika duodenum berputar ke kanan dan menjadi berbentuk C,tunas pankreas
ventral bergerak ke arah dorsal dengan cara serupa seperti bergesernya duktus biliaris.
Akhirnya tunas venntral berada tepat di bawah dan belakang tunas dorsal . Kemudian
parenkim dan sistem duktus tunas pankreas dorsal dan ventral menyatu. (lihat pada gambar
12). Tunas ventral membentuk prosesus unsinatus dan bagian inferior kaput pankreas. Bagian
kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal. Duktus pankreatikus utama dibentuk oleh bagian
distal duktus pankreatikus ventralis. Bagian proksimal duktus pankreatikus dorsalis menetap
sebagai suatu saluran kecil yaitu duktus pankreatikus aksesorius. Duktus pankreatikus utama
bersama dengan duktus biliaris masuk ke duedenum di tempat papila mayor dan muaranya
adalah papila minor. Pada bulan ketiga kehidupan janin terbentuk pulau langerhans dari
jaringan parenkim dan tersebar diseluruh pankreas. sekresi insulin dimulai pada saat bulan
kelima.9
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Farrer H. Perawatan Maternitas.Jakarta: EGC.2001.h.43-45
2. Manuaba IBG.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta : EGC.2003.h.102
3. Syahrum MH, Kamaludin, Tjokronegoro A. Reproduksi dan Embriologi dari Satu Sel
Menjadi Organisme. Jakarta: FK UI. 1994
4. Elizabeth J. Sistem pernapasan Dalam : Buku Saku Patofisiologi.Ed.3. Jakarta:
EGC.2007
5. Wibowo, Daniel S. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.h. 323344
6. Rubeinstein D,Wayne D,Bradley J. Lecture Notes Kedokteran Klinis. Ed.6. Jakarta:
Erlangga Medical Series,2007.h.52
7. Sadler TW. Langman Embriologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2009.h.229-266
8. Janqueira LC, Carneiro J. Saluran Cerna.Jakarta: EGC. 2007.h. 278-307
9. Rohen JW, Drecoll EL. Fungsional perkembangan sistem fungsi organ manusia
Dalam : Embriologi. Jakarta: EGC. 2009:38-40
10.