Anda di halaman 1dari 14

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI

2.1. Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan ditelaah dan
Alternatif Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pembangkir Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan IV merupakan salah satu
potensi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan memanfaatkan
Sungan Asahan yang bersumber dari aliran air Danau Toba di Provinsi Sumatera
Utara dan dari daerah aliran Sungai Asahan di bagian hulu. Untuk menggerakkan
turbin pembangkit listrik dengan kapasitas 3x30 MW maka dibutuhkan debit
Sungai Asahan sebesar m3/detik. Jika dilihat dari data debit Sungai Asahan
selama 93 tahun terakhir maka debit Sungai Asahan yang tersedia mampu
menunjang pengoperasian PLTA Asahan IV dengan kapasitas 3x30 MW.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka PT. Berkat Bina Karya membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang diberi nama PLTA Asahan IV yang
dimulai pada akhir tahun 2012 dan saat ini masih dalam proses pembangunan.
PLTA ini memanfaatkan debit air Sungai Asahan yang akan dibendung di daerah
Desa Lobu Rappa Kecamatan Aek Songsongan dan selanjutnya air dialirkan
melalui pipa pesat untuk memutar 3 unit turbin pembangkit dengan kapasitas
masing-masing turbin adalah 3x30 MW. Bendungan yang digunakan memiliki
ketinggian 55 m maka akan menimbulkan genangan dengan luas 61 Ha
hingga mencapai Kabupaten Toba Samosir di Desa Meranti Utara Kecamatan
Pintu Pohon Meranti.
Lokasi PLTA Asahan IV berada 230 km di sisi Timur Kota Medan dan
dapat dicapai sekitar 6 jam menggunakan kendaraan roda empat melalui jalur
Medan Tebing Tinggi Kisaran Simpang Kawat menuju Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) PT. Perkebunan Nusantara IV Pulo Raja, berbelok ke kanan mengambil
jalan perkebunan menuju PLTA Sigura-gura ke Desa Marjanji Aceh Desa Lobu
Rappa Kecamatan Aek Songsongan.
PLTA Asahan IV merupakan pembangkit dengan bendungan (Dam) yang
terletak di Desa Lobu Rappa Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan. Air

Sungai Asahan setelah keluar dari Trailrace PLTA Asahan III dibendung pada
bendungan yang terletak di Desa Lobu Rappa, selanjutnya air dialirkan dengan
kecepatan tinggi melalui pipa pesat (penstock) yang akan memutar turbin di
rumah pembangkit (power house) dengan kapasitas 3x30 MW. Setelah melewati
power house air akan keluar melalui trailrace Asahan IV dan masuk kembali ke
aliran Sungai Asahan. PLTA Asahan IV terdiri dari beberapa kegiatan utama yang
terhubung dan membentuk satu kesatuan kegiatan dengan lahan seluas 115 Ha
yang digunakan secara permanen seperti untuk bangunan turbin, bendungan,
basecamp, perumahan dan kantor serta untuk jalan.
Adapun luas area tapak proyek yang digunakan secara permanen tampak
pada tabel di bawah ini :
No.

Komponen

Luasan Area (Ha)

1.

Basecamp

2.

Turbin dan bangunan bendungan

38

3.

Perumahan dan kantor

10

4.

Genangan

61

5.

Jalan

Total

115

Lokasi proyek ini di sebelah utara berbatasan dengan hutan lindung dan tanah
masyarakat Desa Tangga Kecamatan Aek Songsongan. Di sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Lobu Rappa, Desa Meranti Utara dan badan jalan lintas
Porsea-Bandar Selamat. Di bagian Timur berbatasan dengan hilir Sungai Asahan
dan Desa Marjanji Aceh dan sebelah Barat berbatasan dengan hulu Sungai
Asahan dan Desa Tangga.
a. Status Lingkungan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah
1. Status Studi AMDAL
Status Studi AMDAL PLTA Asahan IV dilakukan bersamaan dengan studi
kelayakan teknis.
2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana
Tata Ruang Setempat
Sesuai Rencana Tata Ruang maka wilayah Provinsi Sumatera Utara akan
dikembangkan menjadi beberapa Kawasan Andalan dan wilayah studi masuk

dakam Kawasan Andalan Berkembang dengan pusatnya berada di kawasan


Pematang Siantar dan sekitarnya dengan sektor unggulan. Guna mendukung itu
diperlukan infrastruktur yang kuat di antaranya adalah kelistrikan. Dengan adanya
pembangunan empat pembangkit tenaga listrik tenaga air eksisting di aliran
Sungai Asahan, maka dapat dinyatakan pembangunan PLTA Asahan IV adalah
telah sesuai dan tidak menyalahi RTRW Sumatera Utara.
3. Uraian Singkat Rencana Usahan dan/atau Kegiatan
Pembangunan PLTA Asahan IV dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan, yaitu :
a. Tahap Pra Konstruksi
Studi Kelayakan
Studi Kelayakan akan dilakukan untuk memastikan kegiatan pembnagunan
PLTA Asahan IV layak dari sisi teknis dan ekonomis. Untuk melaksanakan studi
kelayakan maka dilakukan terlebih dahulu survey ke lokasi rencana pembangunan
PLTA Asahan IV di Lobu Rappa.
Sosialisasi
Setelah dilakukan studi kelayakan maka langkah selanjutnya adalah melakukan
sosialisasi langsung kepada masyarakat di lokasi rencana kegiatan.
Pembebasan / Ganti Rugi Lahan
Dari hasil survey status kepemilikan lahan maka diperoleh luas lahan yang
akan dibebaskan adalah 115 Ha. Besar ganti rugi yang akan diberikan adalah
berdasarkan hasil kesepakatan yang telah dicapai pada saat dilaksanakan
sosialisasi kegiatan.
b. Tahap Konstruksi
Adapun tahap konstruksi antara lain:
Rekrutmen tenaga kerja
Tenaga kerja yang diperlukan untuk konstruksi PLTA Asahan IV diperkirakan
500 orang yang meliputi tenaga kerja trampil atau ahli Indonesia 50 orang,
tenaga kerja ahli asing 5 orang dan tenaga kerja tidak terampil atau buruh 445
orang.
Pembangunan Basecamp

Basecamp akan dibanguna di atas lahan seluas 3 Ha. Di lokasi basecamp


akan dibangun barak-barak karyawan, kantor, lpkasi penempatan material dan
peralatan konstruksi.
Mobilisasi Bahan / Material dan Peralatan Kerja
Setelah pembangunan basecamp selesai maka akan dilakukan mobilisasi
bahan/material dan peralatan kerja menuju basecamp.
Pembangunan / Perbaikan Access Road dan Jembatan
Guna mendukung konstruksi proyek, jalan eksisting mulai desa Lobu Rappa ke
desa Tangga sampai desa Padang Pulau sepanjang 13.000 m akan dilakukan
pelebaran dari 3-4 m menjadi 8 m di hotmix agar dapat dilalui alat berat.
Pembangunan Saluran Pengalihan (Spill Way)
Untuk dapat melaksanakan pembangunan DAM, pipa pesat dan power house
maka terlebih dahulu dibangun saluran pengalihan aliran sungai Asahan (spill
way). Saluran pengalihan dibuat di sisi sebelah selatan rencana lokasi bendungan
dengan panjang 800 m dan lebar 20 m.
Pembangunan Bendungan dan Pipa Pesat
Bendungan yang akan dibangun adalah berupa benteng yang terbuat dari
campuran beton dengan panjang 320 m dan lebar 25 m. Tinggi bendungan adalah
55 m.
Pembangunan Power House dan Sarana Pendukung
Power House atau rumah pembangkit adalah tempat di mana 3 (tiga) unit
turbin serta peralatan pendukung lainnya seperti generator, main transformer dan
switchgear ditempatkan. Power house berada di sisi kanan sungai tepatnya Desa
Lobu Rappa.
c. Tahap Operasional
Rekrutme Tenaga Kerja Operasional

Dengan operasional PLTA 24 jam sehari dan sistem kerja dibagi atas 3 shift
maka total tenaga kerja yang diperlukan pada operasional PLTA Asahan IV
mencapai 80 orang. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi tenaga kerja terampil
atau ahli untuk operator, administrasi dan teknis ( 60 orang) serta tenaga kerja
non trampil untuk petugas kebersihan dan office boy ( 20 orang).
Operasional PLTA

Operasional PLTA akan diawali dengan komisioning yakni kegiatan uji coba
pengoperasian Asahan IV meliputi komisioning pekerjaan listrik atau uji coba
turbin dan generator serta peralatan pendukung lainnya. Uji coba operasional ini
dilakukan pada bulan Agustus 2017.
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana PLTA
Agustus 2017 diharapkan keseluruhan aktifitas kerja fisik bangunan dan
pemasangan instalasi listrik telah selesai dan PLTA beroperasional dengan baik.
Maka perlu dilakukan pemeliharaan sarana dan prasarana PLTA dengan
melakukan kontrol yang rutin.
Pemeliharaan Catchment Area
Kegiatan pemeliharaan catchment area dapat berupa penanaman lahan gundul,
larangan penebangan pohon dan lainnya dan bekerjasama dengan masyarakat dan
pemda setempat. Area lain yang perlu dijaga kelestariannya adalah daerah
sepanjang sempadan Sungai Asahan uang merupakan kawasan yang berfungsi
lindung.
d. Tahap Pasca Operasional
Umumnya operasional PLTA mencapai 100 tahun bahkan lebih. Jika ada
kerusakan biasanya akan terjadi pada unit peralatan mekanis (turbin, generator
atau peralatan pendukung lainnya) dan sangat jarang terjadi pada bangunan sipil.
Jika terjadi kerusakan maka diperbaiki pada masa perawatan atau diganti dengan
yang baru.
Kegiatan pasca operasional adalah berupa :
Penghentian operasional PLTA
Penghentian operasional PLTA Asahan IV secara permanen karena habis msa
kontraknya atau adanya bencana alam yang sangat besar atau adanya keputusan
pemerintah yang terpaksa harus menghentikan operasi PLTA.
Pemutusan Hubungan Kerja
Bila PLTA ini sudah tidak dioperasikan lagi, maka personil yang sebelumnya
bekerja di pembangkit ini akan diberhentikan.
Penataan Lahan
Setelah berakhirnya masa operasional PLTA, maka akan dilakukan penataan
kembali bekas bangunan dengan terlebih dahulu melakukan pembongkaran

saluran hantar, pipa pesat dan bangunan PLTA lainnya. Penataan lahan dilakukan
dengan melakukan penghijauan di bekas tapak bangunan, penimbunan bekas
saluran hantar dan kolam penenang dan penghijau kembali dengan penanaman
pohon-pohon serta mengembalikan fungsi kawasan hutan lindung yang statusnya
pada saat operasional adalah berdasarkan hak pinjam pakai.
4. Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
Selain dampak yang ditimbulkan oleh PLTA sebaliknya kegiatan yang ada di
sekitar rencana PLTA Asahan IV akan memberikan dampak langsung maupun
tidak langsung terhadap PLTA Asahan IV dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan
yang ada di sekitar lokasi Asahan IV adalah :
a. Perladangan / Kebun Campuran
Pada kiri dan kanan Sungai Asahan cukup banyak kebun campuran (kelapa
sawit, karet dan palawija) yang dimiliki masyarakat dengan memanfaatkan lahan
dan perbukitan yang ada di sisi kiri dan kanan Sungai Asahan.
b. Pemukiman Penduduk
Pemukiman penduduk di sekitar wilayah proyek umumnya berada di antara
jalan eksisting dengan Sungai Asahan dan secara administratif masuk Desa
Tangga, Desa Lobu Rappa dan Desa Marjanji Aceh Kecamatan Aek Songsongan.
Masyarakat umumnya tidak menggunakan air Sungai Asahan untuk keperluan
sehari-hari termasuk untuk minum dan mandi. Hanya beberapa warung milik
masyarakat yang berada di pinggir Sungai Asahan menggunakan air Sungai
Asahan untuk keperluan sehari-hari.
c. Transportasi
Aktivitas PLTA Asahan IV berada di ruas jalan yang menghubungkan
Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan ke Kecamatan Porsea Kabupaten
Toba Samosir. Ruas jalan Kecamatan Aek Songsongan Desa Lobu RappaMarjanji Aceh beraspal baik dengan lebar 6 m, namun mulai pasar Desa Lobu
Rappa beraspal jelek dengan badan jalan 4 m dan setelah pasar Lobu Rappa
kondisi jalan baik kembali.
d. PLTA Asahan I, II, dan III
Daerah hulu PLTA Asahan IV merupakan lokasi PLTA Asahan I, II dan III.
PLTA Asahan I dan II telah beroperasi sedangkan PLTA Asahan III masih dalam

tahap studi kelayakan. Keberadaan PLTA Asahan I, II dan III yang terletak di
hulu Sungai Asahan menggunakan air Asahan yang sama akan sangat
berpengaruh terhadap keberadaan rencana pembangunan PLTA Asahan IV.

2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal


Lingkup rona lingkungan hidup awal adalah sebagaimana diuraikan berikut
ini :
a.

Fisik Kimia

1.

Iklim
Untuk parameter iklim meliputi suhu/temperatur, kelembaban udara,

kecepatan angin, curah hujan dan hari hujan yang diperoleh dari Balai Besar
Wilayah I BMKG untuk Kabupaten Asahan dan sekitarnya tahun 2006 sampai
tahun 2010.

Suhu/Temperatur Udara
Untuk Kecamatan Aek Songsongan, temperatur minimum dicapai pada

bulan Desember sebesar 26,10C dan temperatur maksimum dicapai pada bulan
Juni sebesar 27,50C berdasarkan data rata-rata 5 tahun terakhir.

Kelembaban Udara
Untuk kelembaban udara rata-rata 5 tahun terakhir di Kecamatan Aek

Songsongan adalah 82,8%. Kelembaban terendah pada bulan Maret 81,0%.

Curah Hujan dan Hari Hujan


Rata-rata curah hujan dai wilayah studi selama 5 tahun terakhir adalah

171,0-227,7 dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari. Data curah hujan lima
tahun terakhir menunjukkan curah huja tertinggi sebesar 449,9 mm/tahun pada
bulan September 2007 dan terendah 10,0 mm/tahun pada bulan Februari 2009.

Kecepatan Angin dan Arah Angin


Kecepatan angin di wilayah studi berkisar antara 1,3-1,8. Arah angin pada

musim kemarau cenderung bergeark dari arah utara ke timur dan pada musin
hujan cenderung dari arah timur ke utara.
2.

Fisiografi
Untuk letak lokasi Kabupaten Asahan secara geografi berada antara

200300-302600 LU dan 99001-100000 BT, dengan luas wilayah 4.624,41

km2 dan berada antara 0-1.000 mdpl dan secara umum Kabupaten Asahan
termasuk datar dan bergelombang lemah.

Bentuk Lahan (Morfologi)


Di daerah lokasi proyek PLTA Asahan IV terdapat dua wilayah morfologi,

yaitu satuan dataran dengan kemiringan (0-50) dan satuan perbukitan (kemiringan
> 500). Umumnya satuan dataran langsung bersisian dengan Sungai Asahan
sedang daerah perbukitan agak menjauh dari Sungai Asahan.

Struktur Geologi
Berdasarkan fisiografi, daerah penelitian terletak di antara fisiografi

Pegunungan Asahan Kualu dengan Alluvial plain, yang terdiri dari blok-blok
pegunungan dan dataran alluvial yang mengalir di sepanjang daerah tersebut
sungai-sungai besar seperti Sei Asahan.

Stabilitas Geologi
Teknik proyek diharuskan mampu meredam kegempaan yang mungkin

terjadi di wilayah tersebut.


3.

Hidrologi
Pola aliran sungai pada Sungai Asahan termasuk pola aliran dendritik. Ada

beberapa sungai yang mengalir ke Sungai Asahan yakni pada sisi Utara adalah
Sungai Mandosi, Aek Gala-Gala, Aek Lop-Lopan. Sungai-sungai tersebut
merupakan sungai yang terdapat di atas PLTA Tangga (PT. Inalum).
4.

Ruang, Lahan dan Tanah


Lahan yang dibutuhkan untuk rencana pembangunan PLTA Asahan IV

adalah seluas 115 Ha. Status lahan sebagai rencana tapak pembangunan PLTA
Asahan IV adalah sebagai berikut :
No

Rencana

Luas

Status

Penggunaan

Lahan

Penggunaan
Lahan Saat ini

Basecamp

3 Ha

Hutan Lindung

Kebun campuran (karet, kelapa sawit)

Bendungan dan genangan

61 Ha

Sungai, hutan lindung

Kebun campuran (karet, kelapa sawit),


semak belukar, badan sungai

Power house

1 Ha

Sungai, hutan lindung

Badan sungai, hutan

4
5

Gardu Induk

3 Ha
47 Ha

Hutan Lindung
Hutan Lindung

Hutan
Hutan, semak belukar,

Lahan terbuka, spill way,


jalan, sarana dan
fasilitas

kebun campuran (sawit dan karet)

b.

Lingkungan Biologi

1.

Flora
Berdasarkan pengamatan, ditemukan jenis pohon sebanyak 48 jenis. Jenis

pohon dari famili Euphorbiaceae sangat mendominasi. Terdapat pula jenis herba
sebanyak 13 jenis, liana sebanyak 2 jenis dan semak sebanyak 1 jenis. Banyaknya
herba yang terdapat di lokasi karena keadaan lingkungan sangat mendukung
kondisi herba tersebut.
2.

Fauna

Fauna Darat
Berdasarkan hasil pengamatan dauna darat yang ditemukan di lokasi,

terdapat jenis reptil terhadap jenis reptil sebanyak 4 jenis, mamalia sebanyak 2
jenis dan aves sebanyak 11 jenis. Pada jenis burung yang ditemukan ternyata ada
dua jenis burung yang dilindungi, yaitu : Anthracoceros sp (Burung
Enggang/Kangkareng) dan Argusianus argus (Burung Kuau Raja).

Fauna Akuatik
Jenis ikan yang terdapat di lokasi beragam, ini dapat dilihatdari jenis-jenis

ikan yang ditemukan rata-rata bernilai ekonomis yang tinggi kecuali ikan gobi
(Gambusia sp).
c.

Lingkungan Sosial

1.

Demografi / Kependudukan

Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan
Di antara 25 kecamatan di Kabupaten Asahan, Kecamatan Aek Songsongan

merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk urutan ke-18 di antara


kecamatan lain. Berdasarkan data BPS tahun 2010, jumlah seluruh penduduk
Kecamatan Aek Sonsongan mencapai 19.688 jiwa. Penduduk laki-laki 9.529 jiwa
dan perempuan 10.159 jiwa yang tersebar dalam 25.056 RT. Berdasarkan angka
tersebut maka rata-rata jumlah anggota keluarga di kecamatan ini adalah 4 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk 168 jiwa/Km2.
Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten Tobasa
Di antara 16 kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Pintu
Pohan Meranti merupakan kecamatan urutan terpadat ke-15. Data BPS tahun

2010 menunjukkan bahwa jumlah seluruh penduduk Kecamatan Pintu Pohan


Meranti mencapai 6.911 jiwa, di mana jumlah laki-laki sebanyak 3.477 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 3.464 jiwa yang tersebar dalam 1.449 RT.
Berdasarkan angka tersebut maka rata-rata jumlah anggota keluarga di Kecamatan
Pintu Pohan Meranti 4,77 jiwa.

Struktur Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


Mengacu pada data BPS, penduduk Kecamatan Aek Songsongan

didominasi kelompok umur produktif, yaitu kelompok umur 15-64 tahun


sebanyak 11.779 jiwa (59,82%). Sementara itu, penduduk di Kecamatan Pintu
Pohan Meranti didominasi kelompok umur produktif yaitu kategori kelompok
umur 15-64 tahun sebanyak 3.830 jiwa atau 55,41%.

Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Mata pencaharian penduduk di seluruh desa Kecamatan Aek Songsongan

didominasi sektor pertanian tanaman palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.


Bidang pekerjaan lainnya adalah pegawai swasta dan sektor perdagangan.

Struktur Penduduk Berdasarkan Agama


Penduduk Kecamatan Aek Songsongan terdiri dari beragam keyakinan.

Mayoritas penduduk beragama Islam yaitu sebesar 17.971 jiwa atau 91,22%.
Posisi kedua adalah warga yang memeluk agama Protestan sebesar 1.500 jiwa
atau 7,62%. Posisi ketiga adalah warga yang menganut agama Katolik sebanyak
175 jiwa atau 0,89%, Budha 33 jiwa dan Hindu sebanyak 9 jiwa.
2.

Ekonomi

Sumber Modal Finansial Warga


Sumber daya modal merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan

aktivitas perekonomian warga, terutama bagi mereka yang memiliki kemampua


untuk berinvestasi dalam usaha perdagangan baik skala kecil maupun besar.
Keberadaan lembaga perbankan ataupun sumber keuangan lainnya merupakan
sarana pendukung bagi akativitas perekonomian warga. Terdapat beberapa
lembaga keuangan di lokasi pembangunan PLTA Asahan IV khususnya di Desa
Meranti Utara yaitu satu unit BRI. Terdapat juga satu unit BRI yang terletak di
desa Lobu Rappa dan juga koperasi simpan pinjam PNPM di Desa Marjanji Aceh,
Siapa saja dapat mengajukan permohonan pinjaman kredit terutama bagi yang

mempunyai usaha dalam kategori UKM (Usaha Kecil Menengah), KPR (Kredit
Kepemilikan Rumah) dan beberapa usaha lain selama mengikuti prosedur yang
berlaku. Selain sumber modal di atas, terdapat juga sumber modal lainnya yang
dapat diperoleh dari peminjaman uang melalui rentenir dan juga arisan atau julajula.

Angakatan Kerja dan Tenaga Kerja


Berdasarkan sumber dari Departemen Tenaga Kerja Kabupaten Asahan

untuk tahun 2009, jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak 738 orang.
Berdasarkan jumlah tersebut telah dipenuhi sebanyak 679 orang dan yang belum
dipenuhi secara keseluruhan sebanyak 5.104 orang.

Pusat-Pusat Perekonomian di Lokasi Studi


Pusat-pusat kegiatan perekonomian yang umum terdekat di lokasi studi

adalah pasar tradisional yang dikelola swasta yang terletak di Desa Lobu Rappa
(dengan rutinitas mingguan setiap hari Sabtu) dan juga pasar tradisional di Desa
Marjanji Aceh dan di Desa Meranti Utara (Dusun IV Parhitean Tobasa dengan
rutinitas mingguan yaitu pekan setiap hari Kamis).

Kesempatan Kerja dan Kesempatan Berusaha


Berdasarkan sumber-sumber ekonomi warga, maka peluang kerja terbesar

yang paling banyak menyerap tenaga kerja di lokasi studi adalah sektor pertanian.
Dengan adanya rencana usaha atau kegiatan PLTA Asahan IV, maka diharapkan
peluang kerja sebagai karyawan perusahaan juga berkembang.

Sarana Jalan dan Transportasi di Lokasi Studi


Kondisi prasarana jalan di wilayah studi dinilai sudah relatif memadai dari

segi lebar badan jalan. Jalan utama menuju lokasi studi dan lokasi proyek
merupakan jalan raya utama transportasi antar kabupaten, yang dilalui bus umum.

Pola Pemilikan dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam


Pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup di lokasi

studi adalah tanah darata/kering.

Penduduk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Pada tahun 2009, PDRB Kabupaten Asahan baik atas dasar harga berlaku

maupun atas dasar harga konstan 2000 menduduki peringkat kelima dan keenam
terbesar di Sumatera Utara. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Asahan atas dasar

harga berlaku (ADHB) mencapai 10,436 triliun rupiah. Sektor pertanian


merupakan kontributor utama yang memberi peranan.
3.

Sosial Budaya

Kepemimpinan Lokal
Keberadaan pemimpin lokal mejadi bagian penting dalam penangan

beberapa masalah pada tingkat lokal. Kehadiran para pemimpin lokal ini juga
menjdi bagian penting dalam manajemen konflik lokal. Warga memiliki
keyakinan yang besar pada tokoh ini dalam mewakili mereka dalam
menyelesaikan konflik. Pemimpin lokal ini tidak hanya berperan dalam hal
penyelesaian konflik tetapi juga dalam hal membantu berdialog dengan warga
yang menolak jika tanah mereka terkena area lokasi rencana kegiatan PLTA
Asahan IV.
o

Organisasi Lokal dan Formal


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan sosial budaya suatu komunitas akan

membentuk berbagai aturan yang mereka guanakan untuk menata kehidupan


sosial guna terciptanya ketertiban dan keteraturan. Terkait dengan hal itu, setiap
komunitas akan mengembangkan berbagai organisasi yang sikapnya lokal (non
formal) maupun organisasi formal.
o

Sikap dan Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Kegiatan


Fokus kajian mengenai sikap dan persepsi masyarakat dalam studi ini

diarahkan pada sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan PLTA Asahan IV. Kajian pada bidang ini juga untuk
mencermati kemungkinan persepsi negatif yang dapat memicu munculnya konflik
yang dapat menghambat rencana kegiatan pembangunan PLTA Asahan IV.
d.

Lingkungan Kesehatan Masyarakat


Komponen kesehatan masyarakat merupakan bagian yang perlu dikaji

secara mendalam sehingga dampak negatif akibat suatu kegiatan terhadap


komponen tersebut dapat dikelola dengan baik.
1.

Parameter Komponen Kesehatan Masyarakat

Persepsi terhadap konsep sakit adalah pandangan ,asyarakat terhadap


konsep sehat dan sakit.

Sistem dan perilaku kesehatan masyarakat yaitu gambaran secara umum


keadaan kesehatan masyarakat dan perilaku kesehatan yang menyangkut
pencarian pengobatan, sistem pelayanan kesehatan yang ada.

Kondisi kesehatan lingkungan perumahan

Sarana kesehatan yaitu menyangkut jenis-jenis sarana kesehatan yang ada


dan digunakan masyarakat.

Akses kesehatan adalah pemanfaatan sarana kesehatan yang ada. Ukurannya


adalah kunjungan pemeriksaan PUSKESMAS dan kunjungan berobat.

Pola penyakit adalah penggambaran pola-pola penyakit yang biasa diderita


masyarakat sebelum adanya proyek atau kegiatan.

2.

Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Wilayah Studi


Secara umum keadaan dan sistem kesehatan yang ada di sekitar lokasi

proyek sudah cukup memadai dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.


Pelayanan kesahatan umumnya dikategorikan ke dalam dua kelompok pelayanan
yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan pelayanan yang bersifat
perorangan.
3.

Konsep Sakit dan Pola Penyakit


Dalam kaitannya dengan resiko yang kemungkinan timbul sebagai akibat

adanya kecelakaan atau kesakitan yang bersifat ringan atau berat terutamanya
menyangkut gangguan akibat pembangunan PLTA Asahan IV tentunya sudah
dapat ditanggulangi sebagai tindakan pertama dengan adanya Puskesmas dan
beberapa fasilitas kesehatan yang ada.

2.3. Pelingkupan
a.

Proses Pelingkupan
Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup

permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan


rencana kegiatan proyek. Dilakukan melalui tiga tahap :
1.

Identifikasi Dampak Potensial


Identifikasi dampak potensial diperoleh melalui konsultasi dan diskusi

dengan pemrakarsa proyek, instansi terkait yang bertanggung jawab, tim pakar,
masyarakat berkepentingan serta observasi lapangan. Metode yang digunakan

untuk mengidentifikasi dampak potensial digunakan matriks interaksi sederhana


dan bagan hilir.
2.

Evaluasi Dampak Potensial


Hasil identifikasi dampak potensial tersebut ditelaah lebih lanjut melalui

interaksi kelompok intensif untuk menentukan tingkat kepentingan dampak


sehingga dihasilkan dampak penting hipotetik. Pada tahap Kerangka Acuan akan
diperhatikan besar kecilnya dampak dan penting tidaknya dampak hipotesis yang
dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi
ANDAL.
3.

Prioritas dan Urutan Dampak Penting Hipotetik


Klasifikasi dan prioritas dampak dilakukan untuk menelusuri rangkaian

dampak penting hipotetik dalam setiap tahapan kegiatan yang perlu dikaji secara
mendalam.

Anda mungkin juga menyukai