Anda di halaman 1dari 20

Hubungan Internasional, adalah cabang dari ilmu politik,

merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan


isu-isu global di antara negara-negara dalam sistem internasional,
termasuk peran negara-negara, organisasi-organisasi
antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah atau
lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan
multinasional. Atau kata lain, Hubungan Internasional adalah suatu
bidang akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat positif atau
normatif karena berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan
luar negeri negara-negara tertentu.
Selain ilmu politik, hubungan internasional menggunakan
pelbagai bidang ilmu seperti ekonomi, sejarah, hukum, filsafat,
geografi, sosiologi, antropologi, psikologi, studi-studi budaya dalam
kajian-kajiannya. HI mencakup rentang isu yang luas, dari globalisasi
dan dampak-dampaknya terhadap masyarakat-masyarakat dan
kedaulatan negara sampai kelestrarian ekologis, proliferasi nuklir,
nasionalisme, perkembangan ekonomi, terorisme, kejahatan yang
terorganisasi, keselamatan umat manusia, dan hak-hak asasi
manusia.[4]
HUBUNGAN KERJASAMA BILATERAL :

A. Indonesia dengan Jerman


Antara orang Jerman dan Indonesia terjalin sejarah yang
panjang, sudah dimulai sejak abad ke-16 ketika para pedagang
Jerman yang menumpang kapal-kapal Belanda maupun Portugis
mendatangi wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Hindia
Timur. Selama masa penjajahan Belanda ribuan orang Jerman
datang ke Indonesia, baik sebagai pegawai bagian administrasi di
bawah Koloni Belanda, maupun sebagai insinyur, tenaga teknis serta
tidak ketinggalan sebagai peneliti dan ilmuwan.
Industri Jerman telah ada sejak pertengahan abad ke-19 di
Indonesia. Setelah tahun 1945 para pengusaha Jerman, tenaga ahli
Jerman di bidang kerja sama pembangunan maupun bidang
pendidikan dan penelitian, serta pertukaran akademis yang intensif
melanjutkan hubungan Jerman dan Indonesia yang selama ini baik.
Hubungan bilateral antar kebudayaan

Perubahan situasi politik yang terjadi sejak tahun 1998, telah


membawa Indonesia pada suatu perkembangan kebudayaan yang
dinamis. Dalam hal mana Goethe-Institut Jakarta (yang memiliki
cabang di kota pelajar Bandung) mempunyai peranan penting.
Goethe Institut mengorganisir berbagai kegiatan dalam hampir
segala bidang kebudayaan, apakah itu musik, film, pameran, tari
ataupun teater. Proyek-proyek tersebut tidak terbatas hanya
sebagai perantara kebudayaan Jerman, tetapi dengan ikut sertanya
seniman dan seniwati Indonesia pada lokakarya dan semacamnya,
terjalinlah suatu dialog yang hidup antar dua kebudayaan. Dalam
lingkup yang lebih kecil Kedutaan Besar Jerman juga
menyelenggarakan berbagai konser dan pameran.
Beberapa perkumpulan kebudayaan Jerman-Indonesia juga
menyelenggarakan pameran dan proyek lainnya di Jerman dan di
Indonesia. Cukup banyak seniman dan seniwati Jerman, yang
terinspirasi oleh pesona Indonesia dan kemudian dituangkan dalam
karya mereka. Mereka juga memiliki sanggar dan bengkel seni di
sini. Mengikuti tradisi pelukis dan pemusik Walter Spies (1895
1942) banyak di antara para seniman Jerman yang menetap di Bali.
Hubungan ekonomi bilateral
. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar, ilmuwan, dokter,
misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di
Indonesia. Kehadiran perekonomian Jerman di Indonesia sudah
dimuali sejak abad ke 19 (Siemens 1855, Krupp 1876).
Perekonomian Republik Federal Jerman terintegrasi secara
internasional, tidak seperti perekonomian dari sebagian besar
negara lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia internasional.
Pada saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira
sepertiga omset mereka melalui perdagangan dengan luar negeri
tendensinya naik. Masa depan lokasi bisnis Jerman dan banyak
pabrik tergantung dari perdagangan luar negeri yang dinamis. Oleh
karenanya persaingan bebas, pasar terbuka dan persyaratan yang
mendukung perdagangan dan investasi sangat menentukan.
Demi tujuan tersebut Bagian Ekonomi Kedutaan dan
Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman EKONID berusaha menjadi
kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para pelaku bisnis
dari Jerman. Mereka juga mendapatkan dukungan dari koresponden
Kantor Federal Ekonomi Luar Negeri (bfai) yang juga berkedudukan
di Jakarta, seperti halnya Lembaga Kredit untuk Pembangunan
Kembali (Kreditanstalt fr Wiederaufbau KfW).
Kerja sama pengembangan politik bersama Indonesia

Indonesia menjadi mitra penting bagi Jerman dalam kerjasama


pengembangan politik. Jerman dengan kontribusinya sebesar 3
milyar euro merupakan mitra bilateral kedua terbesar setelah
Jepang. Termasuk dalam jumlah ini adalah kontribusi bagi
pengembangan gereja, yayasan-yayasan politik dan LSM
(Organisasi Non-Pemerintah) lainnya.Melalui instrumen multilateral
seperti PBB, Bank Dunia, ADB (Bank Pembangunan Asia) dan Dana
Pembangunan Uni Eropa, Jerman juga membantu program-program
pembangunan di Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.
Kerjasama Pembangunan dengan Indonesia terkonsentrasi
pada tiga bidang utama berikut yang isinya telah ditetapkan dan
disusun bersama-sama dengan mitra Indonesia. Naskah strategi
utama (SSP) untuk setiap bidang yang telah disusun bersama
membentuk kerangka konsep kerjasama:
Bidang kesehatan termasuk keluarga berencana dan pencegahan
HIV/AIDS titik pusat kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman
terletak pada perbaikan akses pelayanan kesehatan yang
memadai termasuk dari segi pembiayaan bagi penduduk miskin;
Bidang reformasi perekonomian kerjasama pembangunan
Indonesia-Jerman terkonsentrasi pada dukungan perekonomian
regional di wilayah-wilayah dengan struktur yang lemah dengan
tujuan mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja,
penggunaan sumber alam yang berkesinambungan serta
mendukung instrumen pembiayaan yang efektif;SSP bidang
reformasi perekonomian.
Bidang transportasi peningkatan mobilitas bagi penduduk
berpendapatan
rendah
menjadi
titik
pusat
kerjasama
pembangunan
Indonesia-Jerman,
dimana
kegiatannya
dikonsentrasikan pada angkutan penumpang kapal laut dan
angkutan penumpang jarak dekat.;SSP bidang transportasi
Dalam tema (pokok) desentralisasi, kerjasama pembangunan
Indonesia-Jerman mendampingi proses desentralisasi yang luas di
Indonesia, dimana pada tahun 2001 terjadi pelimpahan tanggung
jawab atas perencanaan pembangunan, anggaran dan personil
sekaligus dari pusat ke daerah. Untuk tema pokok ini juga telah
disusun naskah strategi.
Yayasan-yayasan politik Jerman yang aktif di Indonesia
(Yayasan Friedrich Ebert, Yayasan Friedrich Naumann, Yayasan
Konrad Adenauer, Yayasan Hanns Seidel) serta PT. Pendidikan
Kelanjutan dan Pengembangan Internasional non profit (InWEnt) dan
Pusat Migrasi Internasional (CIM) juga memberikan kontribusi yang
penting, terutama dalam tema-tema tersebut.
3

Saat ini terdapat sekitar 32 proyek kerjasama teknik (TZ) dan


keuangan (FZ), dimana 36 tenaga ahli dipekerjakan untuk jangka
waktu lama dan sekitar 160 tenaga ahli untuk jangka waktu pendek
setiap tahunnya. Selain itu terdapat 24 tenaga ahli yang terintegrasi
dan diperoleh dari Pusat Migrasi Internasional (CIM). Dengan sekitar
20 penugasan setiap tahun, SES membantu kualifikasi tenaga ahli
dan pemimpin perusahaan kecil dan menengah di Indonesia.
Kerjasama personil dilaksanakan oleh PT. InWEnt non profit,
Pendidikan Kelanjutan dan Pengembangan Internasional yang lahir
dari peleburan Carl Duisberg Gesellschaft (CDG) dan Yayasan
Jerman bagi Pembangunan Internasional (DSE)
dengan mengutamakan program yang berorientasi ke praktek.
Penawaran program yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi
bekerja ini diikuti oleh sekitar 700 peserta dari Indonesia setiap
tahunnya.

Proyek skala mikro Kedutaan Besar Jerman di Indonesia


Setiap tahun disediakan dana kepada Kedutaan Jerman Jakarta
untuk pelaksanaan proyek-proyek berskala mikro di Indonesia.
Kegiatan ini ditujukan untuk terutama memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat miskin dan sangat miskin. Proyek yang dapat dibantu
adalah proyek yang dilaksanakan oleh pihak Indonesia (LSM, gereja,
komunitas, desa) dengan jumlah bantuan hingga 8.000.

B. Indonesia dengan Iran


Hubungan diplomatik Indonesia-Iran sudah dimulai. sejak awal
kemerdekaan Indonesia. Selama Hubungan pada tingkat kedutaan
dibuka pada 1950. Sejak itu, kedua negara menjalin berbagai kerja
sama di berbagai bidang, antara lain, bidang politik, ekonomi dan
perdagangan, pariwisata, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan.
Di bidang politik, hubungan kedua negara berjalan dengan baik,
antara lain, ditandai dengan saling kunjung Kepala Negara/Pemerintahan. Pada 1992, Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani
mengunjungi Jakarta dalam rangka KTT GNB. Presiden Soeharto
kemudian melakukan kunjungan balasan pada 1993. Di era
reformasi, tiga presiden RI, yakni, Abdurrahman Wahid, Megawati
Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi
Teheran. Kunjungan Yudhoyono pada 2008 merupakan balasan atas
kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dua tahun

sebelumnya. Indonesia-Iran juga menandatangani MoU


pembentukan Komite Konsultasi Bilateral dalam bidang politik.
Hubungan kedua negara semakin erat dengan
ditandatanganinya kebijakan pemberian visa on arrival bagi
pemegang paspor biasa bagi kedua negara yang melakukan
kunjungan singkat ke Indonesia dan Iran. Kebijakan pemberian Disa
on arrival bagi kedua negara juga berdampak positif pada sektor
pariwisata. Dalam tiga tahun terakhir ini, cukup banyak turis Iran
yang masuk ke Indonesia, demikian pula sebaliknya, banyak turis
Indonesia yang mengunjungi Iran. Toh kedua negara telah
menandatangani kerja sama di bidang pariwisata sejak 2002 silam.
Di sektor ekonomi dan perdagangan, Indonesia-Iran juga
gencar melakukan kerja sama. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya volume perdagangan kedua negara. Pada tahun
1990 volume perdagangan kedua negara baru mencapai sekitar
USD 200 juta. Jumlah ini meningkat hingga USD 400 juta pada awal
2000-an. Kini, dalam tiga tahun terakhir, volume perdagangan
kedua negara telah mencapai lebih dari USD 1 miliar dan
nampaknya akan terus tumbuh di masa-masa yang akan datang.
Awal Maret 2009, delegasi bisnis Iran Central Chamber of
Cooperatives (ICC-Coop) melakukan kunjungan ke Indonesia untuk
menjajaki kerja sama yang lebih luas di berbagai sektor seperti
koperasi, konsultan keuangan, konsultan teknik, ekspor-impor,
infrastruktur, industri pelabuhan, minyak tumbuh-tumbuhan,
manufaktur, dan kerajinan tangan.
Ekspor utama Indonesia ke Iran di antaranya kertas dan
produknya, benang, bahan baku tekstil, ban, suku cadang mobil,
peralatan komputer dan elektronik, karet, peralatan rumah tangga,
bubuk cokelat, biji kopi, dan produk kayu. Sedangkan Iran
melakukan ekspor besi baja setengah jadi, alumunium, LPG, eti-len,
propilen, karpet dan kilim, lampu kerajinan tangan, dan kacangkacangan ke Indonesia.
Kerja sama bilateral kedua negara juga dilakukan di sektor
sosial budaya. Di bidang penerangan, kedua pemerintah telah
memiliki MoU yang ditandatangani Menteri Penerangan RI dan
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran. Pada 1991,
hubungan Indonesia dan Iran di bidang ini juga didukung
kesepakatan kerja sama dalam kerangka OKI dan GNB.
Hubungan sosial budaya kedua negara juga terwujud dalam
bentuk lain seperti kegiatan MTQ Internasional, olimpiade
5

matematika dan kimia yang diselenggarakan setiap tahun oleh


Iran. Kedua negara juga mengadakan banyak event budaya seperti
pembuatan peranko bersama, Konferensi Internasional di bidang
Pendekatan Antar-Mazhad, Pekan Kebudayaan Iran-Indonesia,
Pekan Persahabatan Wanita Indonesia-Iran, Festival Film Iran, Pekan
Persahabatan Pemuda Indonesia-Iran, pameran Al-Quran, seminar
internasional dalam rangka
60 tahun hubungan bilateral yang akan diselenggarakan
dalam waktu dekat ini. Di bidang pendidikan agama, Iran secara
aktif memberikan beasiswa kepada pelajar asing dari berbagai
negara, termasuk Indonesia melalui organisasi sosial keagamaan
Iran. Hubungan bilateral Iran dan Indonesia di bidang pertahanan
dan keamanan ditandai dengan adanya saling menempatkan Atase
Pertahanan pada masing-masing Kedutaan Besar. Perlu
ditambahkan bahwa Iran merupakan salah satu negara yang
memiliki kemampuan tinggi di bidang militer, seperti teknologi
peroketan. Indonesia pun memiliki industri pertahanan yang
semakin maju sehingga kedua negara bisa bekerja sama di bidang

C. Indonesia dengan Yaman


Pada Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official
Meeting-SOM) antara kedua negara, dilaksanakan pada tanggal 8-9
Agustus 2005. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika, Dep. Luar Negeri RI dan Delegasi Yaman
dipimpin oleh Wakil Menteri Kerjasama Internasional, Kementrian
Perencanaan dan Kerjasama Internasional Republik Yaman.
Delegasi dari Departemen Pertanian diwakili oleh Sekretaris
Jenderal Dep. Pertanian dan Kepala Bagian Bilateral, Biro KLN.
Di Pertemuan Tingkat SOM tersebut dibahas isu-isu untuk
mempromosikan hubungan bilateral di bidang ekonomi antara lain
Perdagangan; Investasi; Industri; Perminyakan; Bank Sentral dan
Kelautan dan Perikanan.
Sedangkan untuk bidang sosial, kebudayaan dan IPTEK antara
lain,Komunikasi; Pendidikan; Agama; Tenaga Kerja; Budaya dan
Pariwisata; Transportasi Udara; Transportasi Darat; Transportasi
Laut; Karsipan; Lingkungan Hidup; Pemberdayaan Perempuan dan
Pelatihan Kejuruan.
Dalam Sidang Komisi Bersama ke-1 Tingkat Menteri yang
berlangsung pada tanggal 10 Agustus 2005, Delegasi Indonesia

dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI dan Delegasi Yaman dipimpin


oleh Menteri Luar Negeri Yaman.
Pada pertemuan tersebut di tandatangani enam nota
kesepakatan yaitu di bidang Kesehatan; Kerjasama mengenai HAM;
Kerjasama Promosi Perdagangan antara BPEN dengan YESC (Yemen
Export Supreme Council); Kerjasama di Bidang Pertanian;
Kerjasama Zona Bebas (Free Zone) antara Otorita Batam dengan
Aden Free Zone serta kerjasama antar Kantor Berita (ANTARASABA).
Memorandum of Understanding on Agricultural Cooperation
antara Indonesia dan Yaman ditandatangani oleh Sekretaris
Jenderal Dep. Pertanian RI dan Deputy Minister for International
Cooperation, Ministry of Planning and International Cooperation.
Kerjasama ini mencakup bidang Hortikultura, Tanaman Pangan,
Peternakan, Agribisnis, Agro-industry dan la
D. Indonesia dengan India
Indonesia dan India telah menandatangani Kemitraan
Strategis pada saat kunjungan Presiden RI ke India tahun 2005,
yang telah diimplementasikan dalam rencana aksi. Sejak saat itu
perkembangan kerjasama bilateral meningkat dengan cepat.
Sebagaimana ditegaskan Presiden India bahwa kunjungannnya ke
Indonesia bertujuan untuk memperdalam kemitraan strategis
yang akan menjadi faktor untuk memperkuat hubungan bilateral
Indonesia dan India.
Dalam pertemuan Presiden RI dan Presiden India
tersebut, telah disepakati usaha-usaha untuk meningkatkan
kemitraan strategis antara kedua negara melalui peningkatan
volume perdagangan hingga menjadi US$ 10 milyar pada tahun
2010. Selama ini didasarkan data Departemen Perdagangan nilai
perdagangan Indonesia-India terus mengalami peningkatan, yaitu
tahun 2005 sebesar US$ 3,93 milyar, tahun 2006 sebesar US$ 4,79
milyar dan tahun 2007 menjadi US$ 6,55 milyar. Perdagangan
Indonesia dan India pada umumnya menunjukkan surplus bagi
Indonesia. Hal ini merupakan peluang yang sangat besar bagi
prospek perdagangan Indonesia ke India.
Kedua pemimpin telah sepakat untuk mendorong
peningkatkan investasi dan kerjasama ekonomi. Hubungan dan
kerjasama di bidang investasi Indonesia-India telah menunjukkan
peningkatan yang significant, terutama minat investasi pengusaha
India di Indonesia, seperti perusahaan India di bidang otomotif/
7

perusahaan motor TVS. Dalam kesempatan tersebut juga telah


ditandatangani nota kesepahaman (memorandum of
understanding) dalam bidang Pertanian, Kepemudaan dan Olah
Raga serta keinginan kedua negara untuk mendorong
peningkatkan kerja sama dalam bidang pendidikan, farmasi,
teknologi dan informasi, serta industri perfilman.
Kedua pemimpin juga telah menunjukkan komitmennya
untuk memerangi terorisme. Dalam kesempatan konferensi pers
bersama, Presiden RI mengungkapkan belasungkawa atas
terjadinya serangan teroris di Mumbai, India, yang merenggut
korban jiwa dan material yang tidak sedikit dan mengajak
Presiden India serta seluruh dunia untuk bekerja sama
memerangi terorisme serta peningkatan kerjasama internasional
untuk memerangi terorisme. Presiden India juga berharap dapat
melakukan kerjasama dengan Indonesia untuk memerangi
terorisme karena antara Indonesia dan India memiliki kemiripan
dalam isu-isu keamanan yang dihadapi oleh kedua negara.
Kesepakatan-kesepakatan tersebut merupakan peluang
strategis dalam peningkatan hubungan bilateral Indonesia-India
terutama dalam memanfaatkan keunggulan-keunggulan yang
dimiliki India yang dapat diterapkan di Indonesia. Kesamaankesamaan yang dimiliki antara Indonesia dan India akan menjadi
potensi dasar dalam peningkatan hubungan dan kerjasama
bilateral antara Indonesia dan India. Pemerintah dan dunia
usaha Indonesia perlu untuk mencermati dan menindaklanjuti
hasil-hasil kesepakatan yang dapat dimanfaatkan menjadi peluang
kerjasama yang saling menguntungkan.
Perdagangan
Duta Besar India untuk Indonesia Biren Nanda
mengatakan berbeda dengan Asean China FTA (ACFTA), di mana
Indonesia mengalami defisit, posisi Indonesia dalam kerjasama
dengan India jauh lebih kuat. Itu [ACFTA dan AIFTA] sangat
berbeda. Indonesia mencatat surplus yang tinggi dari India,
sementara dengan China, saya tidak tahu pasti siapa yang menjual
lebih banyak. Saya pikir China yang menjual lebih banyak, kata
Biren di sela-sela Road Show on Investment Opportunities in Textile
and Apparel Sector, hari ini.
India, kata Biren, tidak memandang Indonesia sebagai sasaran
pasar yang potensial bagi peningkatan perdagangan India, sehingga
tidak berpikir untuk mengambil keuntungan dari Indonesia. Tetapi

lebih dari itu, India menginginkan kerja sama komprehensif baik


dalam peningkatan perdagangan, akses pasar, dan investasi.
Menurut dia, kedua negara bisa memanfaatkan peluang dan
fasilitas FTA tersebut untuk menyasar negara ketiga. Jadi FTA ini
sangat penting karena akan memfasilitasi networking untuk
meningkatkan daya saing sehingga dapat meningkatkan ekspor dan
akses pasar ke negara Asean lainnya, ungkapnya.
b. Teknologi
Dalam rangka mendapatkan masukan untuk penyempurnaan
regulasi di bidang penyiaran khususnya mengenai penyiaran
berlangganan (pay tv) dan penyiaran komunitas (broadcasting
community), Delri dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
sedang menjalankan kunjungan kerja ke New Delhi, India, 26-30
April 2010. Delegasi dipimpin oleh Drs. Subagio, M.S., Direktur
Kelembagaan Komunikasi Pemerintah, Ditjen SKDI, Kemenkominfo.
Pada hari Senin, 26 April 2010 delegasi dengan didampingi
oleh Minister Counsellor Pensosbud KBRI New Delhi telah bertemu
dengan Mr. D. P. Reddy, Joint Secretary Ministry of Informatics and
Broadcasting, Government of India. Pada pertemuan tersebut, pihak
Kementerian informatika dan Penyiaran India telah menjawab
berbagai pertanyaan dari Delri mengenai regulasi penyiaran India,
khususnya penyiaran dan penyiaran (broadcasting community).
Selain itu, Kementerian informatika dan Penyiaran India
menyambut baik usulan untuk membangun kerjasama yang erat di
bidang informatika maupun penyiaran antara RI-India di masa
datang. Hal tersebut akan ditindaklanjuti oleh kedua pihak melalui
jalur-jalur diplomatik. Selain itu, delegasi telah dijadwalkan untuk
bertemu dengan beberapa instansi terkait lainnya di bidang
penyiaran dalam empat hari mendatang guna mendapatkan
informasi dan masukan lebih mendalam mengenai regulasi
penyiaran di India (depluri.go.id)
Pertahanan dan Hukum
Kerjasama di bidang Hankam antara Republik India dan
Republik Indonesia sudah berjalan cukup baik. Hingga saat ini masih
terdapat sepuluh Perwira TNI yang mengikuti pendidikan di berbagai
Lembaga Pendidikan di India. Sejak tahun 1956, Perwira TNI yang
mengikuti pendidikan di India sebanyak 202 orang, sedangkan
Perwira Tentara India yang mengikuti pendidikan Sesko di Indonesia
sejak tahun 1970 baru 10 orang.
9

Hal itu dikemukakan Panglima Armada Timur India Laksdya


Raman Puri saat mengadakan kunjungan kehormatan kepada
Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Sekjen Dephan) Johny
J. Lumintang SH, di Departemen Pertahanan RI Jl. Merdeka Barat 1314 Jakarta, Senin (4/11). Kunjungan Panglima Armada Timur India
tersebut juga bersamaan dengan kunjungan tidak resmi kapal
Angkatan laut India INS Mysore; berada di Indonesia selama empat
hari sebagai tamu Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI Bernard Kent Sondakh, Selama berada di Indonesia, Laksdya
Raman Puri selain mengadakan kunjungan kepada Sekjen Dephan
Johny J. Lumintang SH, juga telah mengadakan kunjungan kepada
Wakasal Laksdya TNI Sahroni Kasnadi dan Pangarmabar Laksda TNI
Djoko Sumaryono.
Panglima Armada Timur India Laksdya Raman Puri
mengatakan, kunjungannya selain ingin bertemu dengan Sekjen
Dephan Johny J. Lumintang SH, juga ingin menindaklanjuti
Memorandum Of Understanding (MOU) dibidang pertahanan yang
sudah ditandatangani bersama pada tanggal 21 Januari 2001 yang
lalu.
Menanggapi tamunya Sekjen Dephan Johny J. Lumintang SH
yang didampingi Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan
Dephan Brigjen TNI Djoko Sutrisno mengucapkan terima kasih atas
kunjungannya. Hubungan bilateral antara Republik India dan
Republik Indonesia selama ini berjalan dengan baik. Hal tersebut
ditandai dengan terlaksananya kerjasama diberbagai bidang, salah
satu diantaranya adalah saling kunjungan pejabat kedua negara.
Pendidikan militer di India yang pernah diikuti oleh Perwira
Siswa Indonesia antara lain, National Defence College (Setingkat
Lemhannas), Defence Service Staff College (setingkat Sesko) serta
Kursus-kursus kecabangan seperti Young Infantry Officers Course,
Military Inteligence Course, Advance Gunney Officers Course,
Marine Engineering Specialization Course, Long Gunney Course,
Aero Engine Fitter dan Pilot Module Training. (Biro Humas Setjen
Dephan)
Pendidikan
Untuk meningkatkan kompetensi kampus dan lulusan,
kerjasama luar negeri terus dikembangkan Universitas Islam
Indonesia (UII). Kamis (19/8) siang, UII menandatangani naskah
kerjasama (MoU) dengan Bangalore Management Academy, India di
Gedung Rektorat GBPH Prabuningrat Kampus Terpadu UII, Jalan
Kaliurang. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor UII, Prof. Dr.
10

Edy Suandi Hamid, M.Ec dengan CEO of BMA, Mr. Mahendra


Chandra. Hadir pula dalam sesi penandatanganan naskah
kerjasama tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi (FE), Prof. Dr. Hadri
Kusuma, MBA dan Ketua International Program FE UII, Drs. Anas
Hidayat, MBA., Ph. D, serta beberapa staf lainnya. Dari pihak BMA
sendiri, Mr. Mahendra Chandra didampingi satu stafnya, Patricia
Kelly.

Kepada media yang juga sempat hadir dalam


penandatanganan naskah itu, Rektor UII menjelaskan bahwa
kerjasama ini merupakan gagasan dari IP FE UII, namun tidak
menutup kemungkinan bagi fakultas lain di UII untuk ikut serta di
dalamnya. Kerjasama ini dipayungi oleh universitas, sehingga
fakultas lainnya di UII tercakup pula dalam kerjasama ini,
ungkapnya.
Sejauh ini, IP FE UII telah melakukan kerjasama dengan
beberapa perguruan tingi di luar negeri. IP sendiri termasuk salah
satu unit di FE UII yang paling aktif dalam menjalin dan
mengembangkan kerjasama internasional. Oleh karenanya, dalam
kesempatan itu, Prof. Edy Suandi Hamid memberikan apresiasi
kepada IP dengan memaparkan beberapa realisasi kerjasama yang
sudah dijalin IP FE UII. Ke depan kita juga akan dorong semua
fakultas untuk mengikuti langkah seperti ini, katanya.
Sementara itu, terkait dengan kerjasama ini Ketua IP FE, Anas
Hidayat, Ph.D menjelaskan akan secepatnya direalisasikan. Dalam
waktu dekat, kerjasama ini langsung dapat kita laksankan. IP sendiri
sedang menyiapkan mahasiswa UII untuk berangkat ke BMA,
katanya. Dia menambahkan, tidak ada batasan mahasiswa yang
akan dikirim sebagai realisasi kerjasama. Berapa pun mahasiswa
kita yang siap berangkat, akan kita berangkatkan, tambahnya.
(antara.com)
Pertanian
Dasar hubungan kerjasama teknik bidang pertanian antara
Republik Indonei-India adalah :
Memorandum of Understanding on Agricultural Cooperation
(MOU), yang ditandatangani oleh Menteri Muda Pertanian Dr.
Syarifuddin Baharsyah dan Minister of State in the Minister of
Agriculture H.E. Mr. Rama Chandran tanggal 201 Februari 1992.
Catatan MOU, berdasarkan artikel IX MOU, maka perjanjian tersebut
11

sudah berakhir pada tanggal 20 Februari 1999 (5 tahun secara


otomatis perpanjangan).
Sebagai tindak lanjut dari MOU tersebut telah diadakan SOM
(Senior Official Meeting) ke I di Jakarta tanggal 19-21 Januari 1995.
Dimana komponen-komponen kerjasama yang tertuang dalam MOU
article I antara lain pertukaran tenaga ahli, kerjasama penelitian,
study visit, joint venture, pertukaran germ plasm dan lain-lain yang
dituangkan dalam action plan.
Dalam kerjasama tersebut disepakati mekanisasi pelaksanaan
mengacu kepada struktur :
Working Group (antara lain : fisheries, horticulture, dll)
Senior Official Meeting
Ministrial Meeting (bersidang 1 X dalam setahun bergantian di
Indonesia dan India)
Dalam mewujudkan pelaksanaan kerjasama bilateral bidang
pertanian Indonesia-India masih mengalami beberapa kendala,
antara lain :
1. Berdasarkan Article IV MOU menyebutkan bahwa Sending Party
akan membayarkan sendiri ticket dan transportasi, sedangkan
Receiving Party menanggung semua biaya yang dikeluarkan
selama program kerjasama berlangsung. Hal ini tergantung dari
ketersediaan dana masing-masing pihak
2.
Dilihat dari struktur penganggaran di Indonesia hal tersebut
belum pernah disetujui BAPPENAS dan Departemen Keuangan
dalam penyediaan anggaran rutin (APBN) untuk Roundtrip Ticket
bagi pejabat Indonesia maupun menyiapkan anggaran bagi
penerimaan tamu dari luar negeri.
3.
Mengingat periode waktu MOU telah berakhir pada tanggal 20
Februari 1995 (5 tahun + 2 tahun) maka diusulkan perlu
amandement MOU khususnya article IV dan pembatasan ruang
kerjasama article I.
4.
Peluang Pembahasan Kerjasama dan Solusii Pemecahannya
adalah:
1.
a. Sesuai resipokal pelaksanaan kerjasama bilateral,
maka SOM ke I dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 19-21
12

Januari 1995, dan sesuai dengan kesepakatan SOM, maka sidang


Ministerial Meeting akan dilaksanakan di India.
2.
b. Mengingat point 4 tersebut diatas, yang secara teknis
cukup berat bagi Indonesia sehingga sampai saat ini Ministerial
Meeting belum terlaksana.
3.
c. Untuk itu kemungkinan melakukan amandement dan
addendum dari MOU 1992 dapat saja diusulkan.
Mengingat keuangan kedua negara sangat terbatas dalam
mendanai program ini, maka satu-satunya solusi adalah mencarikan
sumber pendanaan pihak ke II (donor).
Untuk merealisasikan kerjasama bilateral Indonesia-India di
bidang pertanian, pada tanggal 11 Januari 2001, di Jakarta, telah
ditandatangani Work Plan Under Memorandum of Understanding
Between The Government of the Republic of Indonesia and the
Government of the Republic of India on Agricultural Cooperation,
yang masing-masing dilakukan oleh Mr. Nelson P. Hutabarat,
Sekretaris Jenderal Dep. Pertanian (mewakili pihak Indonesia) dan
Mr. Bhaskar Barua, Sekretaris Departemen Kerjasama Pertanian
(mewakili pihak India).

Hubungan Kerjasama Multilateral


A. Indonesia dengan ASEAN

13

Sebagai negara yang berada dalam kawasan Asia tenggara


Indonesia sepatutnya memiliki hubungan baik dengan negaranegara yang berada dalam satu kawasan. Kawasan Asia Tenggara
merupakan kawasan strategis bagi Indonesia dalam menjalin
kerjasama antar negara. Setelah memprakarsai terentuknya ASEAN,
Indonesia juga lebih aktif dalam forum-forum pertemuan ASEAN.
Indonesia juga menjadi negara yang aktif dalam memprakarsai
kerjasama-kerjasama anatara negara-negara di Asia Tenggara baik
secara bilateral maupun multilateral. Dalam konteks hubungan
bilateral Indonesia melakukan kerjasama dengan negara-negara
dikawasan Asia Tenggara dalam bidang perekonomian, politik dan
lainnya.
Bukan hanya dengan Singapura, dengan Malaysia dan juga
negara-negara lainnya di Asia Tenggara Indonesia memiliki
hubungan bilateral. Dengan pemerintah Singapura Indonesia
memiliki hubungan dalam bidang perekonomian, khususnya bidang
investasi. Terdapat enam sektor yang menjadi fokus utama
pemerintah Indonesia dan Singapura dalam bidang perekonomian.
Enak sektor tersebut yaitu: Kerjasama pelayaran khusus pariwisata,
pengaturan jakur penerbangan, ketenaga kerjaan, agribisnis, dan
investasi. Lalau dengan Malaysia Indonesia memiliki hubungan
kerjasama, seperti pengiriman

tenaga kerja, walaupun sering bersengketa dengan


pemerintah Malaysia tidak dapat dipungkiri pemerintah Indonesia
masih membuka hubungan baik dalam konteks bilateral. Dalam
konteks hubungan multilateral Indonesia dalam forum ASEAN
membuka dan memfasilatasi hubungan kersama. Seperti membuat
kesepakatan kerjasama ASEAN Free Trade Area.
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan perjanjian antara
negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggar, yang
tergabung dalam ASEAN (Associate of South East Asia Nation). AFTA
merupakan suatu kesepakatan dalam bidang ekonomi mengenai
sektor produksi lokal di negara-negara ASEAN. Perjanjian ini
ditandatangani pada 28 Januari 1992 di Singapur. Pada saat itu
ASEAN terdiri dari enam negara anggota yaitu, Brunei, Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapur dan Thailand. Sekarang ASEAN terdiri
dari sepuluh negara dan seluruh negara di ASEAN telah
menandatangani perjanjian AFTA. Tujuan diadakannya perjanjian ini
adalah:
14

Negara anggota ASEAN sepakat untuk menandatangani


AFTA untuk bekerjasama dalam bidang ekonomi. Pandangan
negara-negara anggota ASEAN untuk kemajuan perekonomian di
wilayah Asia Tenggara jelas patut dipertanyakan keseriusannya. Jika
kerjasama ini dilakukan namun tidak ada langkah serius dari
masing-masing anggota yang hanya melihat dampak-dampak
negatif dari AFTA mungkin AFTA tidak akan berjalan hingga saat ini
yang kurang lebih sudah 6 tahun efektif
AFTA mulai sepenuhnya berlaku pada tanggal 1 Januari
2004[1], setelah melalui proses sosialisasi pemotongan bea masuk
barang dan ditahun 2008 bea tarif tersebut dihilangkan. Hal ini
berbeda dengan Uni Eropa, dalam AFTA tidak diterapkan tarif
eksternal umum pada barang-barang impor. Artinya anggota ASEAN
bebas mengenakan tarif pada barang yang masuk dari luar ASEAN
didasarkan pada ketetapan yang telah dibuat oleh masing-masing
negara ASEAN.
Administrasi AFTA di atur oleh peraturan nasional dan
perdagangan di masing-masing negara anggota ASEAN. Sekertariat
ASEAN hanya memiliki kewenangan untuk memantau dan
memastikan kepatuhan negara-negara anggota ASEAN dalam
menjalankan AFTA. Hal ini berarti Sekertariat ASEAN tidak memiliki
wewenang hukum untuk menindak negara-negara yang tidak
konsisten pada AFTA. Terlebih lagi didalam isi piaagam ASEAN,
Sekertariat ASEAN hanya bertugas untuk memastikan aplikasi yang
konsisten dalam setiap perjanjian yang telah disepakati. Apabila
terjadi perbedaan pendapat yang terjadi dalam pengaplikasian AFTA
maka Sekertariat ASEAN memiliki otoritas untuk memmbantu dalam

Penyelesaiannya, namun sekali lagi ditekankan bahwa


Sekertariat ASEAN tidak memiliki kewenangan dalam hukum untuk
menyelesaiakan suatu masalah yang terjadi.ASEAN kini semakin
meningkatkan koordinasi dengan negara anggotanya. Konsep
terbaru dari pengembangan AFTA adalah ASEAN Single Window.
Konsep ASEAN Single Window ini yang akan membantu negaranegara yang ingin berinvestasi atau bekerjasama dengan negaranegara anggota ASEAN dengan memberikan informasi data yang
terkait dengan transaksi ataupun produksi di negara-negara ASEAN.

B. Di Bidang Hukum

15

Perjanjian Penyerahan Narapidana (Treaty on Transfer of


Sentenced Persons / TSP), merupakan salah satu bentuk Kerjasama
Internasional dibidang hukum dalam perkara pidana (Legal
Cooperation in Criminal Matters) disamping kerjasama lainnya.
Adapun Kerjasama Internasional antara lainnya adalah Ekstradisi
dan Mutual Legal Assistance. yang dimaksud dengan ekstradisi /
extradition yaitu penyerahan seseorang dari suatu negara (ngara
yang diminta) kepada negara lain (negara pemohon), dimana orang
tersebut dikehendaki untuk tuntutan hukum atau untuk menjalani
hukuman yang belum terpenuhi atas pelanggaran kriminal terhadap
hukum hukum negara pemohon. Sedangkan, yang dimaksud
dengan Mutual Legal Assistance adalah bantuan timbal balik dalam
masalah pidana, dimana pengajuan permintaan kepada negara lain
dan pemenuhan permintaan oleh negara lain (ke dan dari) atau
(going outside and going inside) yang pada dasarnya ada dua pihak
negara peminta (requesting party) dan negara diminta (requested
party)."

C. Di Bidang Pendidikan
Kerjasama dengan Pemerintah USA di bidang pendidikan,
setiap tahunnya anak-anak Indonesia di beri kesempatan untuk
menuntut ilmu di sana secara gratis.
Kerjasama dengan Jepang dalam pengembangan Iptek.
Kerjasama dengan Pemerintah Canada dalam berbagai bidang
misalnya pengadaan air bersih, peningkatan mutu pendidikan, dan
lain-lain.
Kerjasama dengan Pemerintahan Vietnam dalam peningkatan
produksi padi Nasional.Contoh multilateral, kerjasama pariwisata
antar negara ASEAN, dengan menghapus VISA kunjungan.
Bermanfaat bagi Indonesia yang doyan belanja di Singapore, Malay
dan Thailand, juga bagi mereka yang menjadi negara tujuan.

Marty Natalegawa

16

Menteri Luar Negeri Republik


Indonesia ke-17
Petahana
Mulai menjabat
22 Oktober 2009
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono
Pendahulu Hassan Wirajuda

Lahir
Kebangsa
an
Suami/Istr
i
Almamate
r
Profesi
Agama

22 Maret 1963 (umur 47)


Bandung, Jawa Barat,
Indonesia
Indonesia
Sranya Bamrungphong
Universitas Nasional
Australia
Corpus Christi College
London School of Economics
Ellesmere College
Concord College
Diplomat
Islam

Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil,


B.Sc (lahir di Bandung Jawa Barat, 22 Maret 1963umur 47 tahun)
[
adalah Menteri Luar Negeri Indonesia sejak 22 Oktober 2009
Riwayat hidup
Marty telah mengenal dunia internasional sejak umur 9 tahun.
Keluarganya menyekolahkan dia ke Singapura setelah lulus dari
SD Kris di Jakarta pada 1974 Kemudian, di Singapura, Marty
bersekolah di Singapore International School (1974). Namun,
[3]

17

kemudian pindah ke sekolah asrama setingkat SMP Ellesmere


College dan Concord College, Inggris pada tahun 1981.
Marty meneruskan sekolahnya pada tingkat SMP hingga
master di Inggris.[3] Ia menyelesaikan kuliah dan meraih gelar BSc,
Homour, di bidang hubungan internasional di London School of
Economics and Political Science, University of London tahun 1984.
[rujukan?]
Kemudian meraih Master of Philosophy in International
Relations, Corpus Christi College, Cambridge University tahun 1985.
[3]

Gelar doktor Marty dapatkan di luar Inggris.[rujukan?] Marty


meraih gelar Doctor on Philosophy in International Relations dari
Australian National University, Australia pada 1993.[3]
Marty mengawali kariernya di departemen luar negeri
(Kementrian Luar Negeri) pada 1986.[5] Marty menjadi Staf Badan
Litbang Departemen Luar Negeri pada 1986-1990.[rujukan?] Karier
Marty terus menanjak sejak awal 2000, tepatnya ketika ia ditunjuk
sebagai juru bicara Departemen Luar Negeri periode 2002-2005.[2]
Pada periode selanjutnya (11 November 20055 September 2007),
Marty dilantik menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Indonesia untuk Inggris Raya dan Republik Irlandia, menggantikan
Juwono Sudarsono yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan.[2]
Selanjutnya, Marty menjabat sebagai Duta Besar RI untuk PBB
(5 September 200722 Oktober 2009).[rujukan?] Pada November, Marty
sukses berkiprah di dunia internasional dengan manjadi salah satu
orang Indonesia yang pernah menjadi Presiden Dewan Keamanan
PBB.[3]
Pada 22 Oktober 2009, Marty dilantik menjadi Menteri Luar
Negeri Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II.[2] Ia
merupakan Menteri Luar negeri RI yang ke-17, menggantikan Dr.
Nur Hassan Wirajuda.[2]
Marty pernah menjabat sebagai kepala delegasi negara untuk
sejumlah konferensi internasional, internaliansi dengan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi
Islam (OKI), dan ASEAN.[rujukan?] Ia pun pernah menjadi delegasi
Indonesia untuk Dewan Keamanan PBB dan dialog trilateral di Timor
Timur serta Direktur Jendral untuk Kerjasama ASEAN (2003-2005).
Dari pernikahannya dengan Sranya Bamrungphong (dari
Thailand, dia dikaruniai tiga orang anak yakni Raden Siti Annisa

18

Nadia Natalegawa, Raden Mohammad Anantha Prasetya


Natalegawa, Raden Mohammad Andreyka Ariif Natalegawa.

Hassan Wirajuda
Hassan Wirajuda

Anggota Dewan Pertimbangan


Presiden
Petahana
Mulai menjabat
25 Januari 2010
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono
Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia ke-15
Masa jabatan
9 Agustus 200122 Oktober 2009
Megawati Soekarnoputri
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono
Pendahulu
Alwi Shihab
Pengganti
Marty Natalegawa

Lahir

9 Juli 1948
Tangerang, Banten,
Indonesia
19

Kebangsa
an
Almamate
r

Indonesia
Universitas Indonesia

20

Anda mungkin juga menyukai