DI SATUAN KERJA
37 37
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
38 38
BAB III
AKUNTANSI
DI SATUAN KERJA
A. PENDAHULUAN
Sesuai definisi dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan Satker
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna
barang. Dalam uraian berikutnya menyangkut akuntansi di Satker; Satker dapat terdiri
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satker Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD).
Khusus yang menyangkut peran akuntansi di SKPKD, yang termasuk dalam kategori
pencatatan di Satker adalah fungsi SKPKD sebagai entitas akuntansi yang mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi di Satker tersebut oleh sekretariat; bukan sebagai entitas
39 39
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
pelaporan yang mewakili transaksi Pemda. Untuk fungsi yang mewakili transaksi Pemda
dilakukan oleh PPKD sebagai entitas pelaporan yang mewakili transaksi Pemda secara
keseluruhan.
Struktur akuntansi untuk Pemda menggunakan struktur akuntansi Pusat – Cabang.
Dalam hal ini akuntansi yang berlaku di Satker adalah sebagai akuntansi cabang (Branch
Office). Konsekuensi dari akuntansi Pusat – Cabang ini adalah adanya akun resiprokal
(reciprocal account) yaitu RK-PPKD (yang ada di Satker) di kelompok ekuitas dana, dan
RK-Satker (yang ada di PPKD) di kelompok aset.
B. AKUNTANSI PENDAPATAN
B.1. Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pendapatan didefinisikan sebagai berikut:
“Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.”
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan
sebagai hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak
pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
Kelompok pendapatan yang diterima oleh PPKD adalah sebagai berikut:
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Dana Perimbangan (pendapatan transfer)
- Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dari kelompok pendapatan di atas, pada umumnya Pendapatan Asli Daerah ada
di Satker, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya ada di PPKD. Rincian dari
kelompok PAD menurut kedua peraturan pemerintah tersebut, yaitu:
- Pajak Daerah
- Retribusi Daerah
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
- Lain-lain PAD yang Sah
40
BAB III Akuntansi di Satuan Kerja
b. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas
pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan; sedangkan
koreksi atas pengembalian pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja
tidak terduga.
c. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan
periode berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.
d. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
41
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
sifatnya berulang (recurring) baik yang terjadi di periode berjalan atau periode sebe-
lumnya, dan juga berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak berulang tetapi terjadi
dalam periode berjalan, maka PPK-Satker berdasarkan informasi transfer kas dari BUD
mencatat transaksi pengembalian kelebihan tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Pengembalian kelebihan Dr. Pendapatan ........................................ xx
pendapatan Cr. RK-PPKD ............................................ xx
Pengembalian kelebihan
Dr. RK-Satker .......................................... xx
Pendapatan Satker yang dicatat
Cr. Kas di Kas Daerah .............................. xx
oleh PPK-PPKD
C. AKUNTANSI BELANJA
C.1. Definisi
Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai
berikut:
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut:
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menu-
runkan ekuitas dana pemerintah daerah.
42
BAB III Akuntansi di Satuan Kerja
43
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
44
BAB III Akuntansi di Satuan Kerja
- Surat Setoran
- Nota Kredit
- SPM
4 Pelunasan PFK - Bukti potongan
- Bukti pengeluaran
lainnya
Dalam hal terjadi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D UP/TU dari Satker
ke BUD, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-Satker juga
mengakui penambahan aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal:
Belanja modal yang
Dr. Belanja modal ………................. xx
5 menggunakan
Cr. Kas di Bend.. Pengeluaran ............. xx
uang persediaan
Belanja modal dengan Dr. Belanja modal …………...………. xx
6
menggunakan SP2D LS Cr. RK-PPKD ...................................... xx
Dr. Aset tetap ………........................ xx
Pengakuan aset tetap dari
7 Cr. Ekuitas Dana Investasi –
belanja modal Satker
Diinvestasikan dalam Aset tetap ... xx
45
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai
adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-Satker tetap mencatat
belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-Satker tidak perlu mencatat potongan
tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam subsistem Akuntansi
PPKD.
Standar jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan ..................... xx
Belanja LS Gaji di Dr. Tunjangan Keluarga ................................. xx
8
Satker Dr. Tunjangan Fungsional Umum .................. xx
Cr. RK-PPKD .................................................... xx
Dalam kasus Belanja Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga
dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan
pajak), namun PPK-Satker tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-
Satker kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang, dengan jurnal sebagai
berikut:
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja dicatat sebagai pengurang belanja. PPK-Satker mencatat transaksi pengembalian
belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Jika terjadi pengembalian belanja atas transaksi belanja yang terjadi pada tahun
sebelumnya, maka Satker mencatat jurnal sebagai berikut:
Pengembalian
kelebihan Belanja, Dr. Kas di Bend. Pengeluaran ........................ xx
12
diterima pada periode Cr. Pendapatan lain-lain .................................. xx
berikutnya
46
BAB III Akuntansi di Satuan Kerja
47
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
E.1. Koreksi Kesalahan dan Penyesuaian, Pengakuan Aset Tetap, Utang Jangka
Panjang dan Ekuitas; Depresiasi; Transaksi yang bersifat accrual dan prepay-
ment; serta Hibah selain Kas
Koreksi kesalahan dan penyesuaian merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam
membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar.
Pengakuan Aset Tetap merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang
dilakukan oleh Satker. Pengakuan aset tetap dan ekuitas sangat terkait dengan belanja
modal yang dilakukan oleh Satker (lihat pada Akuntansi Belanja).
48
BAB III Akuntansi di Satuan Kerja
Pengakuan Utang, dalam hal ini, pengakuan utang perhitungan pihak ketiga di
Satker sangat terkait dengan transaksi belanja yang mengharuskan pemotongan pajak
atau potongan-potongan belanja lainnya (lihat pada Akuntansi Belanja). Namun jika
utang yang dimaksud adalah utang jangka panjang, maka hal ini timbul dari transaksi
pembiayaan penerimaan yang dilakukan oleh PPKD.
Depresiasi dilakukan untuk menyusutkan nilai aset yang dimiliki oleh Satker (apabila
diperlukan).
Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment muncul karena adanya transaksi
yang sudah dilakukan Satker namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau
terjadi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang (prepayment). Pada
umumnya transaksi seperti ini jarang terjadi di Pemerintah Daerah.
Lampiran
No. Transaksi Dokumen sumber
dokumen sumber
Koreksi kesalahan Bukti transaksi
1 Bukti memorial
pencatatan pendukung
- Berita acara penerimaan barang
- Berita acara serah terima
Pengakuan aset dan Bukti transaksi
2 barang
ekuitas pendukung
- Berita acara penyelesaian
pekerjaan
- Surat Setoran Pajak (SSP)
Pengakuan Utang Titipan - Surat Setoran Pemotongan - SP2D
3
Fihak Ketiga Taperum/IWP
- Bukti lainnya
Transaksi yang bersifat Bukti transaksi
4 Bukti memorial
accrual dan prepayment pendukung
49
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
50
BAB III Akuntansi di Satuan Kerja
RK-Satker
Ekuitas Dana Ekuitas Dana
RK-PPKD
51
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
f. Standar jurnal untuk transaksi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D
UP/TU
Penyetoran sisa uang persediaan oleh Dr. RK-PPKD ……………….……….. xx
Satker Cr. Kas di Bend. Pengeluaran …........ xx
PENUTUP
Transaksi akuntansi di Satker secara umum terbagi atas akuntansi pendapatan,
akuntansi belanja, akuntansi aset, akuntansi transaksi selain kas dan transaksi PPKD-
Satker. Terdapat standar jurnal untuk setiap transaksi yang terjadi di Satker. Di sini
yang terpenting adalah pengidentifikasian dari tiap transaksi tersebut (yang didukung
oleh dokumen relevan) untuk kemudian dapat dibuat pencatatan ke dalam jurnal yang
benar. Jika dasar pemahaman atas pembuatan jurnal ini sudah baik, maka untuk proses
selanjutnya yakni pelaporan keuangan tidak akan ditemui masalah yang berarti.
52