menggunakan akselerator melalui proses reaksi antara inti atom tertentu dengan suatu
partikel, misalnya alpha, neutron, proton atau partikel lainnya.
Penggunaan Radioisotop
Bidang
Kesehatan
Radioisotop dapat digunakan untuk radioterapi, seperti larutan iodium-131 (Na131l)
untuk
terapi
kelainan tiroid dan fosfor-32 (Na2H32PO4) yang merupakan radioisotop andalan dalam
terapi
polisitemia vera dan leukemia. Selain, itu radioisotop juga dapat digunakan untuk
radiodiagnosis seperti teknesium-99m (Na99mTcO4) untuk diagnosis fungsi dan
anatomis organ tubuh, sedangkan studi sirkulasi dan kehilangan darah dapat dilakukan
dengan radioisotop krom-51 (Na2 51CrO4).
Bidang
Pertanian
Radioisotop yang digunakan sebagai perunut dalam penelitian efisiensi pemupukan
tanaman
adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan radioisotop akan memberikan cara
pemupukan yang tepat dan hemat.
Bidang
hidrologi
Natrium-24 (24P) merupakan radioisotop yang sering digunakan untuk mengukur
kecepatan
laju dan debit air sungai, air dalam tanah dan rembesan. Kebocoran dam serta pipa
penyalur yang terbenam dalam tanah dapat dideteksi menggunakan radioisotop iodium131 dalam bentuk senyawa CH3131l, sedangkan lokasi dumping, asal/pola aliran
sedimen dan laju pengendapan dapat diukur menggunakan krom-51 dan brom-82
masing-masing dalam bentuk senyawa K251Cr2P7 dan K82Br.
Bidang
Industri
Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahap
konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian
kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak.
Selain bagianbagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga
pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan
keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60
(60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai perunut misalnya
untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat
dilakukan dengan menggunakan radioisotop iodoum-131 dalam bentuk senyawa
CH3131l. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan perunut yang sering
digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri, yang meliputi pengujian
homogenitas pencampuran serta residence time distribution (RTD). Sedangkan untuk
kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak beraturan serta
pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat digunakan radioisotop
kobal-60,
amerisium-241
(241Am)
dan
cesium-137(137Cs).
Penyakit
kanker,
penyakit
yang
digolongkan ke dalam penyakit degeneratif ini telah menempati papan atas penyebab
kematian di berbagai negara, utamanya di negara negara maju yang telah berhasil
mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi penyakit karena pertumbuhan sel
tidak terkendali ini. Di negara negara maju, dana dalam jumlah besar telah
digelontorkan untuk membiayai riset yang berkaitan dengan pendeteksian, pengobatan,
serta mekanis. Kemunculan dan pertumbuhan kanker. Di Jepang, misalnya, beberapa
pusat penanganan kanker (gan senta) telah didirikan. Institusi ini mendedikasikan
dirinya dalam riset dan pengembangan yang berkaitan dengan momok umat manusia
ini.
Di dunia penanganan kanker, radioisotop telah memainkan peran yang
radioisotop tersebut terlihat semakin besar dari hari ke hari karena
disimpannya. Radioisotop memendam kemampuan untuk memburu
membunuh kanker secara efektif pada tahap yang paling dini ketika
berupa benih, yaitu saat metabolisme sel kanker mulai terjadi.
besar. Kiprah
potensi yang
dan bahkan
kanker masih
Partikel bermuatan berupa proton ditembakkan dari siklotron ke dalam inti oksigen-18
dan terbentuklah fluor-18 sambil melepaskan sebuah neutron. Oksigen di alam memiliki
kandungan isotop oksigen-18 sebanyak 0,20 persen. Sisanya berupa isotop oksigen-16
dan oksigen-17 dengan kandungan masing-masing sebesar 99,76 persen dan 0,04
persen.
Karena kandungan oksigen-18 di alam sangat kecil, maka untuk keperluan ini
diperlukan oksigen yang telah ditingkatkan kandungan isotop oksigen-18 di dalamnya.
Peningkatan kandungan isotop oksigen-18 ini dapat dilakukan sampai lebih dari 90
persen. Pada proses produksi fluor-18 ini, oksigen-18 digunakan dalam bentuk
air(H2O).
Radioisotop fluor-18 yang telah didapatkan digunakan untuk mensintesa 18FDG.
Reaksi "menempelkan" fluor-18 ini dikenal dengan reaksi penandaan (labelling). Di
beberapa negara yang telah menggunakan PET secara rutin seperti Jepang, Amerika
Serikat, dan Korea, reaksi penandaan ini dilakukan menggunakan alat otomatis.
Pertimbangan utama penggunaan alat otomatis ini adalah mempercepat waktu proses.
Hal ini dikarenakan fluor-18 memiliki waktu paruh, waktu yang diperlukan untuk meluruh
sehingga radioaktivitas tinggal separuhnya, yang pendek kurang dari 2 jam (110 menit).
Jadi, reaksi penandaan ini berpacu dengan waktu. Jika proses ini terlalu lama, sebagian
besar fluor-18 telah meluruh sehingga radioaktivitasnya akan berkurang jauh dari
radioaktivitas awal.
Setelah 18FDG selesai disiapkan, radiofarmaka tersebut segera disuntikkan ke pasien.
Jumlah yang disuntikkan antara 10 dan 20 milicurie, tergantung keperluan, kondisi
kamera, dan sebagainya. Di University of Iowa, misalnya, secara rutin digunakan
18FDG sebanyak 10 milicurie untuk tiap pasien guna mendeteksi metabolisme sel
kanker.
Sebaran fluor-18 di dalam tubuh dideteksi dengan memasukkan tubuh ke dalam
rangkaian detektor elektronik berbentuk melingkar. Dari hasil pendeteksian ini dilakukan
image reconstruction untuk mendapatkan gambaran sebaran fluor-18 di dalam tubuh.
Perangkat kamera PET biasanya telah dilengkapi dengan program untuk keperluan ini
sehingga hasil image reconstruction dapat diperoleh dengan mudah.