Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
BUKU 4
PROSEDUR AKUNTANSI
Pokja IV
Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah
KATA PENGANTAR
Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan
manajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
105 Tahun 2001, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan
Daerah. Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajjiban
pemerintah daerah dalam membuat laporan pertanggungjawaban keuangan
daerah yang bersangkutan.
Dalam buku-2 Pos-Pos Neraca dan Buku-3 Pos-Pos Perhitungan Anggaran
telah disebutkan bahwa pemahaman mengenai pedoman akuntansi pos-pos
tersebut mencakup pengertian dari masing-masing pos neraca, proses
pencatatan dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar
yang berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang
diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Sebagai kelengkapan sistem yang
terintegrasi diperlukan penggambaran bagan arus dokumen sumber (flowchart),
yang akan membantu pemahaman penerapan sistem yang bersangkutan.
Bagan arus dokumen sumber yang dimaksud meliputi penggambaran
prosedur pencatatan beberapa transaksi yang berkaitan dengan pos-pos
tertentu. Dengan adanya bagan arus tersebut maka diharapkan pelaksana
manajemen keuangan di daerah akan lebih mengerti mengenai penerapan
sistem secara visual. Bagan arus ini juga akan bermanfaat sebagai bimbingan
pada tahap awal penerapan sistem dimana pada umumnya penerapan sistem
komputerasi masih berjalan secara paralel dengan penerapan secara manual.
Buku-4 Prosedur Akuntansi ini diharapkan akan membantu penerapan
sistem akuntansi keuangan daerah sehingga untuk waktu yang tidak terlalu
lama,
pemerintah
daerah
telah
mampu
menghasilkan
Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah menuntut adanya pemahaman utuh dari pelaksana manajemen
keuangan daerah dan adanya penyempurnaan secara terus-menerus dari
instansi yang berkewenangan sehingga pencapaian akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah daerah sebagai bagian dari kepemerintahan yang baik (good
governance) dapat menjadi kenyataan.
Jakarta, 9 Januari 2002
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
Siklus Keuangan Daerah ............................................................................................. 1
Siklus Keuangan Daerah (Terinci) ............................................................................... 3
Kerangka Umum Sistem Informasi Keuangan Daerah ................................................ 6
Kerangka Umum Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ............................................... 8
Bagan Arus Prosedur Penyusunan Anggaran ............................................................. 10
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Anggaran (APBD) .................................................... 13
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Alokasi Anggaran..................................................... 15
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Pendapatan.............................................................. 17
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).......... 19
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Belanja Operasional Beban Tetap ........................... 22
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Pertanggungjawaban ............................................... 24
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Belanja Modal Beban Tetap..................................... 26
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)......... 28
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Penyertaan Modal Pemerintah/Invest Permanen .... 31
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Pencatatan Aset Tetap ............................................ 34
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Penghapusan Aset Tetap ........................................ 36
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Pembentukan Dana Cadangan................................ 38
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Pencairan Dana Cadangan...................................... 40
Bagan Arus Prosedur Akuntansi Penerimaan Pembiayaan Dari
Penjualan Aset Daerah ................................................................................................ 42
Bagan Arus Prosedur Pelaporan DAU & DAK Ke Menteri Keuangan ......................... 44
Bagan Arus Prosedur Pelaporan APBD ke DPRD....................................................... 46
ii
Penyusunan
Anggaran
Pelaporan
(Perhitungan
Realisasi Anggaran)
Penelaahan Otorisasi
Kredit Anggaran
Penerimaan
Pendapatan
Pembukuan dan
Perhitungan
Pelaksanaan Belanja
Operasional dan
Belanja Modal
UNIT PEMBUKUAN
Laporan Perhitungan
Anggaran, Neraca,
Aliran Kas, Nota
Perhitungan
KAS DAERAH
UNIT PERBENDAHARAAN
Penyusunan
Anggaran
SATKER
Usulan OKA
PANITIA ANGGARAN
Rancangan
APBD
DPRD
Rancangan APBD
Rancangan
APBD
Penelaahan
RAPBD
Perhitungan
Anggaran
Lap. Perhitungan
Anggaran, Neraca,
Aliran Kas
APBD
Pembahasan
RAPBD dgn
Panitia Anggaran
APBD
Pembuatan OKAOKA
Buku Besar/
Rekening
APBD
OKA
OKA
APBD
OKA
Pelaksanaan
anggaran
APBD
OKA
Pembuku
an
STS
SPP
Penerimaan dan
Pembayaran Kas
APBD
OKA
STS
SPM
STS
SPP
Terbitkan
SPM
STS
SPM
STS
SPP
PC
UNIT-UNIT KEUANGAN
UNIT PERLENGKAPAN
PC
PC
SERVER
KEPALA DAERAH
PC
KERANGKA UMUM
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah mempunyai karakteristik sbb:
1. Centralized Database
Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (SIAKD) merupakan sistem
akuntansi yang berbasis relational database dengan pola database
tersentralisir (centralized single database) yang dapat diakses oleh seluruh
unit. Dengan digunakannya centralized single database maka pengelolaan
database ini lebih mudah karena kesamaan master table referensi selalu
terjamin dan database selalu dalam kondisi normal. Selain itu penggunaan
single database ini tidak membutuhkan proses upload dan download karena
seluruh user terhubung ke database melalui Local Area Network (LAN).
Dengan centralized single database, maka para user dapat berbagi
penggunaan data, sehingga untuk data yang sama, user tidak perlu menginput
kembali. Namun demikian kewenangan user atas suatu data dalam tabel
dibatasi sesuai dengan tugas pokok user tersebut, sehingga tidak seluruh user
berhak mengubah record dalam suatu tabel.
2. Distributed Access With Group of Users
Database Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah tersentralisir di Unitunit Keuangan, namun database ini dapat diakses oleh seluruh user yang
punya otorisasi. Owner database ini adalah Unit Perbendaharaan, sehingga
unit ini mempunyai privilege tertinggi. User yang lain diberi hak membaca atau
mengupdate tabel-tabel tertentu. Misalkan Unit Perlengkapan diberi hak
membaca tabel SPMU tapi tidak dapat mengupdatenya, namun Biro
Perlengkapan ini diberi hak membaca dan mengupdate tabel rincian aset
tetap. Dengan distributed access ini maka Kepala Daerah setiap saat dapat
memantau perkembangan realisasi APBD.
3. Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN)
Seluruh user atau pengguna Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
terhubung dalam suatu jaringan WAN. WAN merupakan jaringan yang
menghubungkan antar LAN. Dengan WAN dan LAN ini seluruh user dapat
mengakses Database SIAKD yang terletak di Server. Untuk kepentingan
security maka seluruh transfer data antar LAN harus dalam kondisi encrypted.
Untuk setiap koneksi antar LAN juga digunakan firewall sehingga hanya user
yang punya otorisasi yang dapat masuk ke sistem.
Dokumen
Sumber
KEPALA DAERAH
Dokumen
Sumber
Penjurnalan
Jurnal
Posting
Pelaporan
Laporan
Keuangan
Laporan
Keuangan
Buku Besar
Buku
Pembantu
Laporan
Keuangan
Propeda
Repetada
Renstra
Lap. Keu.
Tahun lalu
Penyusunan
Usulan OKA, LK,
PO.
UNIT ANGGARAN
Ptjk Operasional
PANITIA ANGGARAN
Draft RAPBD
Lembaran Kerja
DPRD
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT PEMBUKUAN
RAPBD
Usulan OKA
Rekam dan
konsolidasi Usulan
OKA, LK, PO
OKA Konsolid.
OKA Konsolidasi
Penelaahan
Draft RAPBD
RAPBD
Pembahasan
RAPBD
RAPBD
RAPBD
Ptjk Operasional
Lembaran Kerja
Usulan OKA
Penyusunan
draft RAPBD
draft RAPBD
draft RAPBD
Perevisian
RAPBD
RAPBD Hasil
RAPBD Hasil
Perbaikan
RAPBD Hasil
Perbaikan
Persetujuan
APBD
APBD yg
disetujui
APBD yg
disetujui
APBD yg
Disetujui
APBD yg
disetujui
APBD yg
Disetujui
Pengesahan
APBD
APBD
APBD
APBD
LK
PO
OKA
Ke Proses
Akuntansi
Anggaran
LK
PO
OKA
LK
PO
OKA
Pembuatan
SKO
SKO
LK
PO
OKA
Ke Proses
Akuntansi
Alokasi
Anggaran
11
12
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI ANGGARAN (APBD)
UNIT PEMBUKUAN
KEPALA DAERAH
SATUAN KERJA
APBD
Posting
Cetak DTP
DTP
Bandingkan DTP
dengan APBD
Benar?
Tidak
Ya
Pelaporan
Keuangan
Cek
Kebenaran
Proses PPK
Tidak
Benar?
Ya
Cetak
Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
14
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI ALOKASI ANGGARAN
UNIT PEMBUKUAN
KEPALA DAERAH
SATUAN KERJA
OKA
Posting
Cetak DTP
DTP
Bandingkan DTP
dengan OKA
Tidak
Benar?
Pelaporan
Keuangan
Ya
Akhir
Tahun?
Tidak
Cek Kebenaran
Proses PPK
Ya
Posting
Penutupan
Benar?
Tidak
Ya
Tidak
Benar?
Cetak Laporan
Keuangan
Ya
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
16
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN
SATUAN KERJA/PENYETOR
Surat Tanda
Setoran
UNIT PERBENDAHARAAN
Surat Tanda
Setoran
UNIT PEMBUKUAN
STS
Pengesahan STS
STS yang
disahkan
Surat Setoran
STS yang
disahkan
Perekaman STS
STS
Rekap STS
Posting
Bulanan
Cetak DTP
DTP
Bandingkan
DTP dan STS
Benar?
Tidak
Ya
Pelaporan
Keuangan
Cek Kebenaran
Proses PPK
Benar?
Ya
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Tidak
Koreksi
18
BAGAN ARUS
PROSEDUR PENERIMAAN PERHITUNGAN FIHAK KETIGA (PFK)
KAS DAERAH
UNIT PEMBUKUAN
FIHAK KE TIGA
SPP
Daftar Gaji &
Potongan PFK
SPM
Lakukan Pembayaran
& Pungut Potongan
SPM
Nota Kredit
SPM
Nota Kredit
Daftar Gaji &
Potongan PFK
SPM
Nota Kredit
Daftar Gaji &
Potongan PFK
Ikuti Prosedur
Pembukuan &
Pelaporan
Lap. Keuangan
Lap. PFK
Lap. PFK
PROSEDUR AKUNTANSI
PENERIMAAN PERHITUNGAN FIHAK KETIGA (PFK)
1. Berdasarkan daftar gaji dan daftar potongan PFK, Unit Perbendaharaan akan
menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP). SPP akan direkam ke dalam
Database dan hasil perekaman tersebut akan dicetak. Hasil cetakan beserta
SPP akan dikirim ke Unit Verifikasi.
2. Unit Verifikasi melakukan verifikasi berkaitan dengan kebenaran materiil dan
formal SPP, serta kebenaran hasil rekaman dengan SPP. Jika Unit Verifikasi
menemukan ketidak benaran materiil dan formal di SPP, atau ketidak sesuaian
hasil rekaman dengan SPP maka Unit Verifikasi mengirimkan SPP beserta
Hasil rekamannya ke Unit Perbendaharaan, yang selanjutnya akan
memperbaikinya kemudian mengirimkannya kembali ke Unit Verifikasi.
Jika tidak ditemukan kesalahan, maka Unit Verifikasi akan membuat lembar
disposisi yang berisikan bahwa SPP dan Hasil rekaman SPP sudah benar
sehingga Unit Perbendaharaan sudah bisa mencetak SPM. SPP, hasil
rekaman SPP dan Lembar Disposisi akan dikirim ke Unit Perbendaharaan.
3. Unit Perbendaharaan akan menerima kembali SPP, hasil rekaman SPP dan
Disposisi Pencetakan SPM. Berdasarkan disposisi tersebut, Unit
Perbendaharaan akan mencetak SPMU 3 (tiga) lembar. SPMU akan dikirim ke
Kas daerah, Unit Pembukuan, dan arsip di Unit Perbendaharaan.
4. Berdasarkan SPMU yang diterima, Kas Daerah akan mentransfer dana ke
rekening Pihak Ketiga dan membuat 3 (tiga) lembar Nota Transfer sebagai
bukti transfer. Nota Transfer beserta SPMU akan dikirim ke Unit
Perbendaharaan, dan Nota Transfer akan diarsip di Kas Daerah.
5. Unit Perbendaharaan akan melakukan verifikasi terhadap Nota Transfer dan
SPMU yang diterima dari Kas Daerah untuk meneliti kebenaran apakah
transfer yang dilakukan oleh Kas Daerah telah sesuai dengan SPM yang
diterbitkan. Jika terjadi ketidaksesuaian, maka Unit Perbendaharaan akan
mengirimkannya kembali ke Kas Daerah, jika benar maka Nota Transfer dan
SPMU dikirim ke Unit Pembukuan.
6. Berdasarkan SPMU dan Nota Tranfer yang diterima dari Unit Perbendaharaan,
Unit Pembukuan mengarsipkan sementara sampai semua dokumen untuk
bulan transaksi yang sama terkumpul. Selanjutnya DS tersebut diproses dan
diposting dengan menggunakan data hasil perekaman Unit Perbendaharaan
dari database.
7. Dari posting tersebut akan dicetak DTP. DTP tersebut akan diverifikasi dengan
membandingkan DTP dengan DS (SPMU, STS, dll.). Jika dari hasil verifikasi
ditemukan ada ketidaksesuaian antara DTP dan DS maka akan dilakukan
20
proses posting dan pencetakan DTP kembali. Jika DTP sudah sesuai dengan
dokumen sumbernya akan dilakukan proses pembuatan LPJ.
8. Proses pembuatan LPJ dilakukan dengan menggunakan data dari database
yang sama. Dari hasil proses pembuatan LPJ akan tercetak lembar pengontrol
yang akan diverifikasi untuk menguji kebenaran proses komputer dalam
membuat LPJ. Jika dari hasil verifikasi lembar pengontrol ditemukan kesalahan
proses pembuatan LPJ maka proses pembuatan LPJ diulang kembali sampai
proses pembuatan LPJ benar.
9. Jika proses pembuatan LPJ sudah benar maka LPJ akan dicetak. LPJ terdiri
dari laporan perhitungan, neraca, laporan arus kas dan laporan PFK. LPJ akan
dikirim ke Pihak Ketiga, Kas Daerah, Kepala Daerah, dan arsip.
21
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA OPERASIONAL BEBAN TETAP
SATUAN KERJA
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT VERIFIKASI
UNIT PEMBUKUAN
Menerima Bukti
pendukung dari
rekanan
SPP
Bukti
Pendukung
SPP
Bukti
Pendukung
SPP
Bukti
Pendukung
Perekaman &
Cetak Hasil
Teliti
Kelengkapan
Tidak
Leng
kap?
SPP
Bukti
Printout
Rekaman
Verifikasi SPP
dengan SKO, Bukti
Pendukung dan
Printout
SPP
Bukti
Printout
Rekaman
Ya
SPMU
Posting
Bulanan
Tidak
Benar?
Cetak DTP
Ya
SPP
Bukti Pendukung
Printout Rekaman
Disposisi
Disposisi
Cetak SPMU
DTP
Bandingkan DTP
dan SPMU
SPP
Cetak SPMU
Bukti Pendukung
Printout Rekaman
Disposisi
SPM
SPM
SPM
Benar?
Koreksi
Tidak
Ya
Pelaporan
Keuangan
SPM
Cek Kebenaran
Proses PPK
Benar?
Ya
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Tidak
PROSEDUR AKUNTANSI
BELANJA OPERASIONAL BEBAN TETAP
1. Berdasarkan bukti-bukti pendukung yang diterima dari rekanan, Satuan Kerja
mengajukan SPP ke Unit Perbendaharaan disertai dengan bukti pendukung
antara lain faktur pembelian dan bukti pendukung lainnya.
2. Unit Perbendaharaan pertama meneliti kelengkapan dokumen SPP dan bukti
pendukung. Bila tidak lengkap maka berkas tersebut dikembalikan ke Satuan
Kerja. Bila sudah lengkap maka berkas SPP tersebut disampaikan ke petugas
Perekaman untuk direkam ke dalam tabel SPP dalam database, selanjutnya
dibuat printout rekaman dan dilampirkan ke berkas SPP. Berkas tersebut
selanjutnya disampaikan ke Unit Verifikasi.
3. Unit Verifikasi meneliti kebenaran perekaman SPP yaitu membandingkan
antara SPP dengan printout rekaman. Jika terdapat kesalahan dikembalikan ke
petugas perekaman. Jika sudah benar Unit Verifikasi meneliti kebenaran
hukum SPP dan bukti pendukungnya. Selanjutnya meneliti kesesuaian SPP
dengan SKO yang dapat dilakukan dengan membandingkan data SPP yang
sudah direkam dengan data SKO yang sudah ada dalam database. Jika tidak
sesuai maka dikembalikan ke Unit Perbendaharaan. Jika sudah sesuai maka
Unit Verifikasi dengan menggunakan menu komputer menyetujui SPP yang
secara otomatis komputer merekam data SPP ke dalam tabel SPMU dan
mencetak lembar disposisi cetak SPMU. Berkas SPP, dokumen pendukung,
printout rekaman, dan lembar disposisi cetak SPMU ke Unit Perbendaharaan.
4. Unit Perbendaharaan setelah menerima berkas dari Unit Verifikasi
selanjutnya mencetak SPMU berdasarkan data yang sekarang sudah terdapat
di tabel SPMU. Unit Perbendaharaan tidak dapat mengisi atau mengubah tabel
SPMU. Wewenang tersebut hanya diberikan kepada Unit Verifikasi. Unit
Perbendaharaan diberi hak membaca tabel tersebut sehingga unit ini dapat
mencetak SPMU. SPMU tersebut selanjutnya didistribusikan ke Satuan Kerja,
Unit Pembukuan, dan Arsip.
5. Unit Pembukuan mengarsipkan SPMU yang diterima dari Unit
Perbendaharaan. Secara bulanan Unit Pembukuan melakukan posting data
SPMU yang sudah terdapat dalam tabel SPMU. Proses posting ini dilakukan
secara komputer dan tidak memerlukan perekaman ulang data SPMU. Dengan
proses posting ini maka data SPMU yang terdapat dalam tabel SPMU akan
dicopy ke dalam tabel buku besar sesuai tabel posting rule yang tersedia
dalam database. Setelah dilakukan posting, selanjutnya dilakukan pencetakan
DTP dan DTP diteliti kebenarannya dan dibandingkan dengan SPMU. Jika
tidak benar proses posting diulang. Jika sudah benar, maka dilanjutkan dengan
proses pelaporan keuangan. Selanjutnya dilakukan cek kebenaran proses
pelaporan keuangan dengan membandingkan data yang dicetak dalam lembar
pengontrol. Jika belum benar, maka proses pelaporan keuangan diulang. Jika
sudah benar maka LPJ dicetak. Selanjutnya didistribusikan ke Satuan Kerja,
Kepala Daerah, dan Arsip.
23
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UUDP (SPJ)
SATUAN KERJA
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT VERIFIKASI
UNIT PEMBUKUAN
Menerima faktur
dari Rekanan
Faktur
Buat SPJ
SPJ
Faktur
SPJ
Printout
Rekaman
Faktur
SPJ
Faktur
SPJ
Verifikasi SPJ
dengan Faktur,
Buku UUDP,
Printout rekaman
Perekaman &
Cetak Hasil
Teliti Kelengkapan
Faktur
SPJ
Printout
Rekaman
Lengkap?
SPJ Sah
Posting
Bulanan
Ya
Tidak
Benar?
Cetak DTP
Faktur
SPJ
Tidak
Faktur
SPJ
Printout
Disposisi
Sahkan SPJ
Ya
Faktur
SPJ
Printout
Disposisi
DTP
Bandingkan
DTP dan SPM
Benar?
Tidak
Ya
SPJ Sah
SPJ Sah
SPJ Sah
Pelaporan
Keuangan
SPJ Sah
Dikirim ke Unit
Perlengkapan
Cek Kebenaran
Proses PPK
SPJ Sah
Benar?
Tidak
Ya
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Koreksi
PROSEDUR AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN UUDP (SPJ)
1. Berdasarkan bukti pengeluaran yang diterima dari rekanan antara lain berupa
faktur, Satuan Kerja mengajukan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) ke Unit
Perbendaharaan yang disertai dengan bukti pendukung.
2. Unit Perbendaharaan pertama meneliti kelengkapan dokumen SPJ, faktur,
dan bukti pendukung lainnya. Bila tidak lengkap maka berkas tersebut
dikembalikan ke Satuan Kerja. Bila sudah lengkap maka berkas SPJ tersebut
disampaikan ke petugas Perekaman untuk direkam ke dalam tabel SPJ dalam
database, selanjutnya dibuat printout rekaman dan dilampirkan ke berkas SPJ.
Berkas tersebut selanjutnya disampaikan ke Unit Verifikasi.
3. Unit Verifikasi meneliti kebenaran perekaman SPJ yaitu membandingkan
antara SPJ dengan printout rekaman. Jika terdapat kesalahan dikembalikan ke
petugas perekaman. Jika sudah benar Unit Verifikasi meneliti kebenaran
hukum SPJ, Faktur, dan bukti pendukungnya. Selanjutnya meneliti kesesuaian
SPJ dengan SKO dan SPM Beban Sementaranya. Verifikasi ini dapat
dilakukan dengan membandingkan data SPJ yang sudah direkam dengan data
SKO dan data SPM Beban Sementara yang sudah ada dalam database. Jika
tidak sesuai maka dikembalikan ke Unit Perbendaharaan. Jika sudah sesuai
maka Unit Verifikasi dengan menggunakan menu komputer menyetujui SPJ
yang secara otomatis komputer merekam data SPJ ke dalam tabel SPJ
divalidasi dan mencetak lembar disposisi cetak SPJ Sah. Berkas SPJ, Faktur,
dokumen pendukung, printout rekaman, dan lembar disposisi cetak SPJ ke
Unit Perbendaharaan.
4. Unit Perbendaharaan setelah menerima berkas dari Unit Verifikasi
selanjutnya mensahkan SPJ berdasarkan data yang sekarang sudah terdapat
di tabel SPJ divalidasi. Unit Perbendaharaan tidak dapat mengisi atau
mengubah tabel SPJ divalidasi. Wewenang tersebut hanya diberikan kepada
Unit Verifikasi. Unit Perbendaharaan diberi hak membaca tabel tersebut
sehingga unit ini dapat mensahkan SPJ. SPJ tersebut selanjutnya
didistribusikan ke Satuan Kerja, Unit Pembukuan, dan Arsip.
5. Unit Pembukuan mengarsipkan SPJ Sah yang diterima dari Unit
Perbendaharaan. Secara bulanan Unit Pembukuan melakukan posting data
SPJ yang sudah terdapat dalam tabel SPJ divalidasi. Proses posting ini
dilakukan secara komputer dan tidak memerlukan perekaman ulang data SPJ.
Dengan proses posting ini maka data SPJ yang terdapat dalam tabel SPJ
divalidasi akan dicopy ke dalam tabel buku besar sesuai tabel posting rule
yang tersedia dalam database. Setelah dilakukan posting, selanjutnya
dilakukan pencetakan DTP, DTP diteliti kebenarannya dan dibandingkan
dengan SPJ Sah. Jika tidak benar proses posting diulang. Jika sudah benar,
maka dilanjutkan dengan proses pelaporan keuangan. Selanjutnya dilakukan
cek kebenaran proses pelaporan keuangan dengan membandingkan data
yang dicetak dalam lembar pengontrol. Jika belum benar, maka proses
pelaporan keuangan diulang. Jika sudah benar maka LPJ dicetak. Selanjutnya
didistribusikan ke Satuan Kerja, Kepala Daerah, dan Arsip.
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
25
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA MODAL BEBAN TETAP
REKANAN
SATUAN KERJA
Faktur
Faktur
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT VERIFIKASI
Faktur
BASTB
SPP
Faktur
BASTB
SPP
Faktur
BASTB
SPP
Printout
Rekaman
Teliti
Kelengkapan
Perekaman &
Cetak Hasil
Buat Berita
Acara Serah
Terima Barang
BASTB
Leng-kap?
Ya
PEMBUKUAN
SPM
Verifikasi SPP
dengan SKO,
BAST & Faktur
Faktur
BASTB
SPP
Printout
Rekaman
Posting
Bulanan
Tidak
Benar?
Cetak DTP
Buat SPP
Tidak
Ya
Disposisi Cetak
SPM
Faktur
BASTB
SPP
Faktur
BASTB
SPP
Printout
Disposisi
Faktur
BASTB
SPP
Printout
Disposisi
DTP
Bandingkan
DTP dan SPM
Benar?
Tidak
Ya
Cetak SPM
Pelaporan
Keuangan
Cek Kebenaran
Proses PPK
SPM
SPM
SPM
Benar?
Tidak
SPM
Ya
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Koreksi
27
BAGAN ARUS
PROSEDUR PENGELUARAN PERHITUNGAN FIHAK KETIGA (PFK)
Jumlah PFK yang harus ditransfer
KAS DAERAH
SPMU
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT VERIFIKASI
Rekapitulasi PFK
SPMU
Nota Transfer
SPMU
Nota Transfer
PIHAK KE TIGA
Rekapitulasi PFK
SPMU
Proses Transfer Ke
Pihak Ketiga
UNIT PEMBUKUAN
SPMU
Nota Transfer
SPMU
Nota Transfer
Verifikasi
Lap. Keuangan
Lap. PFK
Lap. PFK
PROSEDUR AKUNTANSI
PENGELUARAN PERHITUNGAN FIHAK KETIGA (PFK)
1. Berdasarkan rekapitulasi PFK, Unit Perbendaharaan akan menerbitkan SPP.
SPP akan direkam ke dalam Database dan hasil perekaman tersebut akan
dicetak. Hasil cetakan beserta SPP akan dikirim ke Unit Verifikasi.
2. Unit Verifikasi melakukan verifikasi berkaitan dengan kebenaran materiil dan
formal SPP, serta kebenaran hasil rekaman dengan SPP. Jika Unit Verifikasi
menemukan ketidak benaran materiil dan formal di SPP, atau ketidaksesuaian
hasil rekaman dengan SPP maka Unit Verifikasi mengirimkan SPP beserta
hasil rekamannya ke Unit Perbendaharaan. Unit Perbendaharaan akan
memperbaikinya kemudian mengirimkannya kembali ke Unit Verifikasi.
Jika tidak ditemukan kesalahan, maka Unit Verifikasi akan membuat lembar
disposisi yang berisikan bahwa SPP dan Hasil rekaman SPP sudah benar
sehingga Unit Perbendaharaan sudah bisa mencetak SPM. SPP, Hasil
Rekaman SPP dan Lembar Disposisi akan dikirim ke Unit Perbendaharaan.
3. Unit Perbendaharaan akan menerima kembali SPP, hasil rekaman SPP dan
Disposisi Pencetakan SPM. Berdasarkan disposisi tersebut, Unit
Perbendaharaan akan mencetak SPMU 3 (tiga) lembar. SPMU akan dikirim ke
Kas daerah dan arsip di Unit Perbendaharaan.
4. Berdasarkan SPMU yang diterima, Kas Daerah akan mentransfer dana ke
Pihak Ketiga dan membuat 3 (tiga) lembar Nota Transfer sebagai bukti
transfer. Nota transfer beserta SPMU akan dikirim ke Unit Perbendaharaan,
dan Nota Transfer akan dikirim ke Pihak Ketiga dan arsip di Kas Daerah.
5. Unit Perbendaharaan akan melakukan verifikasi terhadap Nota Transfer dan
SPMU yang diterima dari Kas Daerah untuk meneliti kebenaran apakah
transfer dan yang dilakukan oleh Kas Daerah telah sesuai dengan SPM yang
diterbitkan. Jika terjadi ketidaksesuaian, maka Unit Perbendaharaan akan
mengirimkannya kembali ke Kas Daerah, jika benar maka Nota Transfer dan
SPMU dikirim ke Unit Pembukuan.
6. Berdasarkan SPMU dan Nota Transfer yang diterima dari Unit
Perbendaharaan, Unit Pembukuan mengarsipkan sementara sampai semua
dokumen untuk bulan transaksi yang sama terkumpul. Selanjutnya DS tersebut
diproses dan diposting dengan menggunakan data hasil perekaman Unit
Perbendaharaan dari database.
7. Dari posting tersebut akan dicetak DTP. DTP tersebut akan diverifikasi dengan
membandingkan DTP dengan DS (SPMU, STS, dll.). Jika dari hasil verifikasi
ditemukan ada ketidaksesuaian antara DTP dan DS maka akan dilakukan
29
proses posting dan pencetakan DTP kembali. Jika DTP sudah sesuai dengan
dokumen sumbernya akan dilakukan proses pembuatan LPJ.
8. Proses pembuatan LPJ dilakukan dengan menggunakan data dari database
yang sama. Dari hasil proses pembuatan LPJ akan tercetak lembar pengontrol
yang akan diverifikasi untuk menguji kebenaran proses komputer dalam
membuat LPJ. Jika dari hasil verifikasi lembar pengontrol ditemukan kesalahan
proses pembuatan LPJ maka proses pembuatan LPJ diulang kembali sampai
proses pembuatan LPJ benar.
9. Jika proses pembuatan LPJ sudah benar maka LPJ akan dicetak. LPJ terdiri
dari Laporan Perhitungan, Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan PFK. LPJ
akan dikirim ke Pihak Ketiga, Kas Daerah, Kepala Daerah, dan arsip.
30
BAGAN ARUS
PROSEDUR PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH/INVESTASI PERMANEN
BUMD/PERUSAHAAN
KAS DAERAH
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT VERIFIKASI
UNIT PEMBUKUAN
SEKDA/KEPALA DAERAH
MoU PMP
MoU PMP
OKA Belanja
Modal
Rencana PMP
MoU PMP
SPMU
MoU PMP
Siapkan& Rekam
SPP
SPP
OKA Belanja
Modal
Rencana PMP
SPP
OKA Belanja
Modal
Rencana PMP
MoU PMP
MoU PMP
Verifikasi, Disposisi
cetak SPM setelah
persetujuan Kepala
Daerah
Teliti untuk
Persetujuan
MoU PMP
SPMU
SPMU
SPP
OKA Belanja
Modal
Rencana PMP
Nota Transfer
Bukti PMP 2
MoU PMP
Nota Transfer
Teliti, siapkan
Nota Transfer
Cetak SPMU
SPMU
Siapkan Bukti
PMP
SPMU
Nota Transfer
SPMU
Nota Transfer
Bukti PMP
SPMU
Nota Transfer
Bukti PMP
Verifikasi
Keabsahan PMP
Ya
Proses Pelaporan
Bulanan
Lembar Pengontrol
Laporan PMP
Laporan
Keuangan
Laporan PMP
Laporan
Keuangan
PROSEDUR AKUNTANSI
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH/INVESTASI PERMANEN
1. Kepala Daerah/Setda berdasarkan Rencana Penyertaan Modal Pemerintah
(Rencana PMP) yang telah disetujui dalam APBD membuat Memorandum of
Understanding Penyertaan Modal Pemerintah (MoU PMP) dengan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD)/Perusahaan dimana pemerintah daerah akan
melakukan penyertaan atau investasi permanen.
2. Berdasarkan MoU PMP yang telah disepakati, Unit Perbendaharaan
menyiapkan proses pencairannya berdasarkan Otorisasi Kredit Anggaran
Belanja Modal (OKA Belanja Modal) dan Rencana PMP. Menyiapkan dan
merekam SPP dalam komputer akuntansi.
3. Unit Perbendaharaan menyerahkan MoU PMP, Rencana PMP, OKA Belanja
Modal dan SPP kepada Unit Verifikasi.
4. Unit Verifikasi melakukan verifikasi untuk kebenaran formal dan material
PMP, bila memenuhi persyaratan membuat Disposisi kepada Unit
Perbendaharaan untuk membuat SPMU, mengirimkan Mou PMP, Rencana
PMP, OKA Belanja Modal dan SPP kepada Kepala Daerah/Setda.
5. Kepala Daerah/Setda meneliti kesesuaian dokumen-dokumen tersebut
dengan MoU PMP yang dimilikinya untuk memberi persetujuan dalam lembar
disposisi dan mengirimkan dokumen-dokumen tersebut kepada Unit
Perbendaharaan.
6. Berdasarkan Mou PMP, Rencana PMP, OKA Belanja Modal dan SPP yang
telah didisposisi persetujuan Kepala Daerah/Setda, Unit Perbendaharaan
mencetak SPMU dan mengirimkan SPMU (bila perlu disertai foto copy MoU
PMP) kepada BUMD/Perusahaan yang dimaksud.
7. BUMD/Perusahaan meneliti kesesuaian SPMU dengan persyaratan dalam
MoU PMP untuk proses pencairan SPMU. Bila telah sesuai kesepakatan
mengajukan SPMU kepada Kas Daerah.
8. Kas Daerah meneliti keabsahan SPMU, menyiapkan Nota Transfer dan
mentransfer dana tersebut ke rekening BUMD/Perusahaan yang
bersangkutan. Mengirimkan copy SPMU dan Nota Transfer kepada Unit
Perbendaharaan, dan menyimpan satu copy untuk arsip.
9. Berdasarkan Nota Transfer dari Kas Daerah, BUMD/Perusahaan membuat
Bukti PMP dan menyerahkan 2 (dua) rangkap Bukti PMP kepada Pemerintah
Daerah melalui Unit Perbendaharaan dan menyimpan satu copy untuk arsip.
32
10. Unit Perbendaharaan menerima copy SPMU dan Nota Transfer dari Kas
Daerah, menerima dua copy Bukti PMP dari BUMD/Perusahaan, meneruskan
dokumen-dokumen tersebut kepada Unit Verfikasi dan mengarsipkan satu
copy Bukti PMP.
11. Unit Verifikasi melakukan verifikasi untuk meyakini keabsahan/legalitas Unit
PMP, bila telah sesuai menyerahkannya kepada Unit Pembukuan.
12. Unit Pembukuan menerima SPMU, Nota Transfer dan Bukti PMP, menyimpan
sementara untuk posting bulanan. Pada akhir bulan memposting transaksi
tersebut dan mencetak DTP.
13. Unit Pembukuan memverikasi kebenaran DTP dengan membandingkannya
dengan SPMU dan Nota Transfer, bila belum benar lakukan kembali proses
posting bulanan, bila telah sesuai lakukan proses pelaporan bulanan.
14. Unit Pembukuan mengecek kebenaran proses pelaporan bulanan dari data
Lembar Pengontrol, bila telah benar cetak LPJ dan Laporan PMP.
15. Unit Keuangan melalui Kepala Unit Keuangan menyerahkan LPJ dan Laporan
PMP kepada Kepala Daerah/Setda, dan mengarsipkan satu copy.
33
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI PENCATATAN ASET TETAP
SATUAN KERJA
UNIT PERLENGKAPAN
UNIT PEMBUKUAN
BAST
Faktur
SPPA
Faktur
SPPA
Faktur
BAST
BAST
Siapkan SPPA
Cek Kebenaran
SPPA dg BAST,
Faktur dg BAST
BAST
Faktur
SPPA
Posting
Bulanan
Tidak
Benar?
Cetak DTP
Ya
Perekaman &
Cetak Hasil
DTP
Bandingkan DTP
dan SPPA
Printout
Rekaman
Benar?
Cek kebenaran
Perekaman
Tidak
Ya
Pelaporan
Keuangan
Tidak
Benar?
Ya
Pelaporan BM/KN
Laporan BM/KN
Laporan BM/KN
Lembar
Pengontrol
Cek Kebenaran
Proses PPK
Benar?
SPPA
Faktur
Ya
BAST
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Tidak
Koreksi
35
BAGAN ARUS
PROSEDUR PENGHAPUSAN ASET TETAP
SATUAN KERJA
UNIT PERLENGKAPAN
SETDA/KEPALA DAERAH
SPH BM/KN
SPH BM/KN
SPH BM/KN
Laporan
BM/KN
SPH BM/KN
Lakukan penelitian
sesuai dengan Aturan
Penghapusan Aset
Tetap, Cek Phisik bila
perlu
Konsep BA
Penghapusan
Konsep BA
Penghapusan
SPH BM/KN
Laporan Hasil Penelitian
Konsep BA
Penghapusan
SPH BM/KN
Konsep BA
Penghapusan
Tandatangan BA
Penghapusan
SPH BM/KN
Laporan Hasil Penelitian
Konsep BA
Penghapusan
SPH BM/KN
Konsep BA
Penghapusan
BA ditandatangani oleh
pihak-pihak terkait
BA
Penghapusan
BA
Penghapusan
BA ditandatangani
oleh pimpinan
Satker terkait
SPPA
SPPA
Lanjut Ke Bagan
Arus Akuntansi
Aset Tetap
mendisposisikan
SPH
BM/KN
kepada
Unit
Konsep
BAPBM/KN
dan
37
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI PEMBENTUKAN DANA CADANGAN
KAS DAERAH
UNIT PERBENDAHARAAN
APBD
PERDA
Cadangan
UNIT VERIFIKASI
Siapkan SPP
SPP
Printout
Rekaman
UNIT PEMBUKUAN
SPM
Nota Transfer
SPP
Verifikasi SPP
dengan SKO,
Printout
Perekaman &
Cetak Hasil
SPP
Printout
Rekaman
Posting
Bulanan
Tidak
Benar?
Cetak DTP
Ya
SPP
Printout Rekaman
Disposisi
Disposisi
Cetak SPM
SPP
Cetak SPM
DTP
Bandingkan
DTP dan SPM
Printout Rekaman
Disposisi
Benar?
SPM
SPM
SPM
Tidak
Ya
Pelaporan
Keuangan
Lembar Pengontrol
SPM
Transfer ke
Rekening Dana
Cadangan
Nota Transfer
Nota Transfer
Benar?
Tidak
Ya
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan 1 -3
Lap. Dana Cadangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Koreksi
PROSEDUR AKUNTANSI
PEMBENTUKAN DANA CADANGAN
1. Berdasarkan APBD dan Perda Cadangan yang ditetapkan, Unit
Perbendaharaan akan menerbitkan SPP. SPP akan direkam ke dalam
Database dan hasil perekaman tersebut akan dicetak. Hasil cetakan beserta
SPP akan dikirim ke Unit Verifikasi.
2. Unit Verifikasi melakukan verifikasi berkaitan dengan kebenaran materiil dan
formal SPP, serta kebenaran hasil rekaman dengan SPP. Jika Unit Verifikasi
menemukan ketidakbenaran materiil dan formal di SPP, atau ketidaksesuaian
hasil rekaman dengan SPP maka Unit Verifkasi mengirimkan SPP beserta
hasil rekamannya ke Unit Perbendaharaan, yang selanjutnya akan
memperbaikinya dan kemudian mengirimkannya kembali ke Unit Verifikasi.
Jika tidak ditemukan kesalahan, maka Unit Verifikasi akan membuat lembar
disposisi yang berisikan bahwa SPP dan Hasil rekaman SPP sudah benar
sehingga Unit Perbendaharaan sudah bisa mencetak SPM.
3. Unit Perbendaharaan akan menerima kembali SPP, hasil rekaman SPP dan
Disposisi Pencetakan SPM. Berdasarkan disposisi tersebut, Unit
Perbendaharaan akan mencetak SPM 3 (tiga) lembar. SPM akan dikirim ke
Kas Daerah, Unit Pembukuan dan arsip di Unit Perbendaharaan.
4. Berdasarkan SPM yang diterima, Kas Daerah akan mentransfer dana ke
rekening Dana Cadangan dan membuat 3 (tiga) lembar Nota Transfer sebagai
bukti transfer. Nota transfer dikirim ke Unit Perbendaharaan, Unit Pembukuan
dan arsip.
5. Berdasarkan SPM dan Nota Transfer yang diterima dari Unit Perbendaharaan
dan Kas Daerah, Unit Pembukuan mengarsipkan sementara sampai semua
dokumen untuk bulan transaksi yang sama terkumpul. Selanjutnya DS tersebut
diproses dan diposting dengan menggunakan data hasil perekaman Unit
Perbendaharaan dari database.
6. Dari posting tersebut akan dicetak DTP. DTP tersebut akan diverifikasi dengan
membandingkan DTP dengan DS (SPMU, STS, dll.). Jika dari hasil verifikasi
ditemukan ada ketidak sesuaian antara DTP dan DS maka akan dilakukan
proses posting dan pencetakan DTP kembali. Jika DTP sudah sesuai dengan
dokumen sumbernya akan dilakukan proses pembuatan LPJ.
7. Proses pembuatan LPJ dilakukan dengan menggunakan data dari database
yang sama. Dari hasil proses pembuatan LPJ akan tercetak lembar pengontrol
yang diverifikasi untuk menguji kebenaran proses komputer dalam membuat
LPJ. Jika dari hasil verifikasi lembar pengontrol ditemukan kesalahan proses
pembuatan LPJ maka proses pembuatan LPJ diulang kembali sampai proses
pembuatan LPJ benar.
8. Jika proses pembuatan LPJ sudah benar maka LPJ akan dicetak. LPJ terdiri
dari Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan
Dana Cadangan. LPJ akan dikirim ke Kas Daerah, Kepala Daerah, dan arsip
39
BAGAN ARUS
PROSEDUR AKUNTANSI PENCAIRAN DANA CADANGAN
KAS DAERAH
UNIT PERBENDAHARAAN
UNIT VERIFIKASI
UNIT PEMBUKUAN
Aplikasi Transfer
APBD
PERDA
Aplikasi
Transfer
Aplikasi Transfer
Nota Transfer
Printout
Perekaman
Perekaman
Verifikasi Aplikasi
Transfer dengan
PERDA, APBD &
Printout
Aplikasi Transfer
Printout
Perekaman
Posting Bulanan
Tidak
Benar?
Ya
Aplikasi
Transfer
Aplikasi Transfer
Printout
Perekaman
Lakukan Pengeluaran
dana dari Dana
Cadangan
Nota Transfer
Cetak DTP
Aplikasi Transfer
Printout
Perekaman
DTP
Bandingkan DTP
dan Nota
Transfer
Nota Transfer
Benar?
Tidak
Ya
Pelaporan
Keuangan
Lembar Pengontrol
Benar?
Ya
Cetak Laporan
Keuangan
Lap. Keuangan
Lap. Keuangan 1- 3
Lap. Dana
Cadangan
Kirim ke Kepala
Daerah
Tidak
Koreksi
PROSEDUR AKUNTANSI
PENCAIRAN DANA CADANGAN
1. Berdasarkan APBD dan Perda Cadangan yang ditetapkan, untuk pemindahan
dana cadangan ke APBD, Unit Perbendaharaan akan menerbitkan Aplikasi
Transfer (AT). AT akan direkam ke dalam Database dan hasil perekaman
tersebut akan dicetak. Hasil cetakan beserta AT akan dikirim ke Unit Verifikasi.
2. Unit Verifikasi melakukan verifikasi berkaitan dengan kebenaran materiil dan
formal AT, serta kebenaran hasil rekaman dengan AT. Jika Unit Verifikasi
menemukan ketidakbenaran materiil dan formal di AT, atau ketidak sesuaian
hasil rekaman AT dengan AT maka Unit Verifikasi mengirimkan AT beserta
hasil rekamannya ke Unit Perbendaharaan. Unit Perbendaharaan akan
memperbaikinya kemudian mengirimkannya kembali ke Unit Verifikasi.
Jika tidak ditemukan kesalahan, maka Unit Verifikasi akan membuat lembaran
disposisi yang berisikan bahwa AT dan Hasil rekaman AT sudah benar dan
mengirimkannya ke Unit Perbendaharaan.
3. Unit Perbendaharaan akan menerima kembali AT, hasil rekaman AT dan
Disposisi. Berdasarkan disposisi tersebut, Unit Perbendaharaan akan
mengirim AT ke Kas Daerah, ke Unit Pembukuan, dan arsip.
4. Berdasarkan AT yang diterima, Kas Daerah akan mentransfer dana dari
rekening Dana Cadangan ke rekening APBD dan membuat 3 (tiga) lembar
Nota Transfer sebagai bukti transfer. Nota transfer dikirim ke Unit
Perbendaharaan, Unit Pembukuan, dan arsip.
5. Berdasarkan AT dan Nota Tranfer yang diterima dari Unit Perbendaharaan dan
Kas Daerah, Unit Pembukuan mengarsipkan sementara sampai semua
dokumen untuk bulan transaksi yang sama terkumpul. Selanjutnya DS tersebut
diproses dan diposting dengan menggunakan data hasil perekaman Unit
Perbendaharaan dari database.
6. Dari posting tersebut akan dicetak DTP. DTP tersebut akan diverifikasi dengan
membandingkan DTP dengan DS (SPMU, STS, dll.). Jika dari hasil verifikasi
ditemukan ada ketidaksesuaian antara DTP dan DS maka akan dilakukan
proses posting dan pencetakan DTP kembali. Jika DTP sudah sesuai dengan
dokumen sumbernya akan dilakukan proses pembuatan LPJ.
7. Proses pembuatan LPJ dilakukan dengan menggunakan data dari database
yang sama. Dari hasil proses pembuatan LPJ akan tercetak lembar pengontrol
yang akan diverifikasi untuk menguji kebenaran proses komputer dalam
membuat LPJ. Jika dari hasil verifikasi lembar pengontrol ditemukan kesalahan
proses pembuatan LPJ maka proses pembuatan LPJ diulang kembali sampai
proses pembuatan LPJ benar.
8. Jika proses pembuatan LPJ sudah benar maka LPJ akan dicetak. LPJ terdiri
dari Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan
Dana Cadangan. LPJ akan dikirim ke Kas Daerah, Kepala Daerah, dan arsip
41
BAGAN ARUS
PROSEDUR PENERIMAAN PEMBIAYAAN DARI HASIL PENJUALAN ASET DAERAH
UNIT PERLENGKAPAN
Usulan
Penghapusan
Asset
KEPALA DAERAH
PIHAK III
KAS DAERAH
UNIT PEMBUKUAN
Usulan
Penghapusan
Asset
Setuju?
S Keputusan
Penghapusan
Asset
S Keputusan
Penghapusan
Asset
Mempersiapkan
Pelelangan,
KSO,
Penyewaan
Dokumen
Lelang
Tidak
ada
Pemenang?
Ya
Pemberitahuan
Pemenang
Surat tanda
Setoran
Realisasi
Kontrak
Pemberitahuan
Pemenang
Transfer uang
Transfer uang
Surat tanda
Setoran
Surat tanda
Setoran
Realisasi
Kontrak
Surat tanda
Setoran
Prosedur
Pembukuan
pendapatan
43
BAGAN ARUS
PROSEDUR PELAPORAN DAU & DAK KE MENTERI KEUANGAN
UNIT PEMBUKUAN
SPMU
Proses
Pembukuan
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
UNIT PERHITUNGAN
SEKRETARIS DAERAH
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
Verifikasi Kebenaran
Laporan
Proses Persetujuan
Kepala Daerah
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
Persetujuan Kepala
Unit Keuangan
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
KEPALA DAERAH
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
Tandatangan/
Sahkan
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
MENKEU (DJA)
Lap. Perhitungan
DAU & DAK
PROSEDUR PELAPORAN
DAU DAN DAK KE MENTERI KEUANGAN
1. Berdasarkan SPP yang diajukan oleh Satuan Kerja/Unit Organisasi Pengguna
Anggaran, Unit Perbendaharaan menerbitkan SPM 3 (tiga) rangkap. Satu
rangkap dikirim ke Unit Pembukuan sebagai dasar pembukuaan.
2. Unit Pembukuan membukukan SPM setiap bulan dengan menggunakan data
dari database hasil perekaman SPM oleh Unit Perbendaharaan dan
menghasilkan Laporan Perhitungan Anggaran. Laporan Perhitungan Anggaran
akan dikirim ke Unit Perhitungan.
3. Unit Perhitungan Anggaran memverifikasi kebenaran laporan yang diterima
dari Unit Pembukuan. Sesudah laporan diverifikasi, laporan tersebut akan
disetujui oleh Kepala Unit Keuangan kemudian dikirim Setda.
4. Setda akan meneliti dan menyetujui laporan perhitungan dan memarafnya.
Laporan perhitungan selanjutnya akan dikirim ke Kepala Daerah.
5. Kepala Daerah akan menandatangani Laporan Perhitungan dan
mengirimkannya ke Menteri Keuangan u.b. Direktorat Jenderal Anggaran
(DJA) sebagai pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran DAU dan DAK.
45
BAGAN ARUS
PROSEDUR PELAPORAN APBD KE DPRD
UNIT PEMBUKUAN
Perbendaharaan &
Unit Perlengkapan
UNIT PERHITUNGAN
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
DS
Proses Pembukuan
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
SEKRETARIS DAERAH
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Proses untuk
Pengesahan Kepala
Daerah
KEPALA DAERAH
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Mensahkan LPJ
Keuangan
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
DPRD
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Audit
Nota Perhitungan
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Persetujuan Kepala
Unit Keuangan
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Lap. Hasil
Audit
Perbaikan Laporan
Pertanggungjawaban
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
Nota Tanggapan
atas Hasil Audit
Nota Tanggapan
atas Hasil Audit
Pembahasan s/d
Persetujuan
Perda LPJ
Neraca
Perhitungan APBD
Aliran Kas
Nota Perhitungan
PROSEDUR PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD KE DPRD
1. Unit Pembukuan akan menerima DS dari Unit Perbendaharaan dan unit
organisasi lainnya. DS tersebut merupakan bukti pelaksanaan APBD.
Selanjutnya DS tersebut akan diproses setiap bulan dengan menggunakan
database yang sama dengan yang digunakan oleh Unit Perbendaharaan. Dan
pada akhir tahun anggaran akan menghasilkan LPJ untuk pelaksanaan APBD
satu tahun anggaran. Laporan yang dihasilkan di Unit Pembukuan ada 3 yaitu
Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca dan Laporan Aliran Kas. Ketiga
Laporan tersebut pada akhir tahun anggaran disampaikan ke Unit Perhitungan.
2. Unit Perhitungan akan menganalisis LPJ yang diterima dari Unit Pembukuan
dan membuat Nota Perhitungan. Nota Perhitungan dibuat berdasarkan data
akuntansi dan data makro ekonomi serta data lain yang dikumpulkan dari unit
organisasi yang terkait. Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, Laporan
Aliran Kas dan Nota Perhitungan selanjutnya disetujui oleh Kepala Unit
Keuangan kemudian dikirim ke Setda.
3. Setda akan meneliti dan menyetujui ke 4 (empat) laporan, memarafnya dan
selanjutnya akan dikirim ke Kepala Daerah.
4. Kepala Daerah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban ke Aparat
Pengawas Ekstern untuk dilakukan pemeriksaan (audit) atas Laporan
Pertanggungjawaban tersebur.
5. Aparat
Pengawasan
Ekstern
melakukan
audit
atas
laporan
pertanggungjawaban dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya ke
Kepala Daerah cq Unit Perhitungan dan DPRD.
6.
47
PEDOMAN
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Pengarah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PEDOMAN
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Pengarah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.