Anda di halaman 1dari 6

Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang

menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput


semipermeabel. Pergerakan ion-ion dan molekul molekul kecil melalui selaput
semipermiabel disebut dialysis. Suatu koloid biasanya bercampur dengan ion-ion
pengganggu, karena pertikel koloid memiliki sifat mengadsorbsi. Pemisahan ion
penggangu dapat dilakukan dengan memasukkan koloid ke dalam kertas/membran
semipermiabel (selofan), baru kemudian akan dialiri air yang mengalir. Karena
diameter ion pengganggu jauh lebih kecil daripada kolid, ion pengganggu akan
merembes melewati pori-pori kertas selofan, sedangkan partikel kolid akan
tertinggal.
Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan
dasar bagi pengembangan dialisator. Salah satu aplikasi dialisator adalah sebagai
mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Jaringan ginjal bersifat
semipermiabel, selaput ginjal hanya dapat dilewati oleh air dan molekul sederhana
seperti urea, tetapi menahan partikel-partikel kolid seperti sel-sel darah merah.

1. Materi Pokok Sistem Koloid SISTEM KOLOID Sistem Koloid adalah suatu bentuk campuran
yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar) Sistem Koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi Pengertian Pembuatan
koloid KOLOID Sifat Koloid Aplikasi Koloid Larutan Suspensi
2. Materi Pokok Sistem Koloid SISTEM KOLOID Ukuran partikel koloid berkisar 1 nm sampai 100 nm
Ukuran Koloid Pembuatan koloid KOLOID Suspensi > 100 nm Koloid 1 s.d. 100 nm Larutan Sejati <
1 nm Sifat Koloid Aplikasi
3. Dispersi : penyebaran merata 2 fase(fase terdispersi dan medium terdispersi) Sistem dispersi :
larutan Dispersi halus (koloid) s uspensi Close info exit Fase terdispersi adalah : Zat yang
terdispersikan. misal ( kanji) Medium pendispersi : Medium yang digunakan untuk mendispersi.
misal ( Air )
4. Perbandingan larutan No Larutan Koloid Suspensi 1 Satu fase 2 fase 2 fase 2 Stabil Umumnya
stabil Tidak stabil 3 Tdk dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring 4 Homogen Tampak
homogen Heterogen 5 Ukuran partikel < 1 nm Ukuran partikel 1 100 nm Ukuran partikel >100 nm
6 jernih Agak keruh keruh Ex Larutan gula, larutan cuka Sabun, susu Campuran air dan pasir
5. 3. Jenis jenis koloid No Jenis Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi Contoh 1 Aerosol (padat)
Padat Gas Asap,debu 2 Sol Padat Cair Agar agar , cat, kanji, tinta 3 Sol padat Padat Padat Kaca
berwarna ,paduan logam 3 Emulsi Cair Cair Susu, santan 5 Aerosol (cair) Cair Gas Kabut, awan 6
Emulsi padat Cair Padat Keju, mentega, mutiara 7 Buih / busa Gas Cair Krim kocok, Busa sabun 8
Busa padat Gas Padat Karet busa, Batu apung

6.

Materi Pokok SISTEM KOLOID Aerosol adalah sistem Koloid dari partikel padat atau cair
yang terdispersi dalam gas. Produk yang dibuat dalam bentuk aerosol antara lain semprot rambut,
cat semprot, parfum dan obat nyamuk. Aerosol Obat anti nyamuk semprot merupakan aerosol
Sistem Koloid Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Aplikasi

7.

Materi Pokok SISTEM KOLOID Sol adalah Sistem Koloid dari partikel padat yang terdispersi
dalam zat cair. Koloid jenis sol banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari maupun Industri
Contoh : air sungai, sol sabun, sel detergent, sol kanji, tinta tulis dan cat Sol Air sungai dan Air Kanji
adalah Sol Sistem Koloid Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Aplikasi

8.

Materi Pokok SISTEM KOLOID Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi
dalam zat cair. Syarat terjadinya emulsi adalh kedua jenis zat cair tidak saling melarutkan. Untuk
membentuk emulsi diperlukan emulgator. Air dan minyak diperlukan suatu sabun atau detergent
sebagi emulgator. Sedangkan susu emulgatornya adalah kasein Emulsi Susu adalah emulsi antara
air dengan lemak dan kasein sebagai emulgator Sistem Koloid Pembuatan koloid KOLOID Sifat
Koloid Aplikasi

9.

Materi Pokok SISTEM KOLOID Buih adalah sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat
cair, untuk menstabilkan buih diperlukan pembuih berupa sabun atau detergent . Buih dapat dibuat
dengan suatu gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih Buih Buih sabun Sistem Koloid
Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Aplikasi

10. Materi Pokok SISTEM KOLOID Gel adalah koloid setengah kaku. Gel dapat terbentuk dari
suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang
agak padat Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun dan gel silika Gel Bahan
Kosmetik Mayonaise Sistem Koloid Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Aplikasi
11. Materi Pokok Sifat Koloid SIFAT KOLOID Efek Tyndall, Efek Tyndall adalah efek
penghamburan cahaya oleh partikel koloid . Efek Tyndall merupakan salah satu cara yang
sederhana untuk mengetahui suatu dispersi itu merupakan koloid atau bukan Effek Tyndall Cahaya
Koloid Layar Pembuatan koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi
12. Materi Pokok SIFAT KOLOID Gerak Brown, Gerak zig-zag atau gerak acak pada koloid
disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya seorang ahli Biologi Robert Brown. Makin
tinggi suhu makin cepat gerak Brown Gerak Brown Sifat Koloid karena energi kinetik molekul
medium pendispersi meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak Brown
merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid, karena bergerak terus-menerus maka
partikel koloid dapat mengimbangi gaya grafitasi sehingga tidak mengendap. Gerak Brown
Pembuatan koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi
13. Materi Pokok SIFAT KOLOID Elektroforesa , Peristiwa pergerakan partikel koloid yang
bermuatan ke salah satu elektroda. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektroda
positif). sedangkan koloid yang bermuatan positif Elektroforesa - - - - - - - - - - - Kutub ( - ) Kutub ( + )
Koloid yang bermuatan negatif menuju kutub positip Sifat Koloid bergerak ke katode (elektrode
negatif) sehingga elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.
Pembuatan koloid KOLOID (+) (-) Sistem Koloid Aplikasi
14. Materi Pokok SIFAT KOLOID Sol Fe(OH) 3 Mengabsorbsi ion (+) Adsorbsi Sifat Koloid
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan suatu molekul atau ion pada permukaan suatu zat. Partikel
koloid mempunyai kemampuan untuk menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya
sehingga partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Contoh sol Fe(OH) 3 dalam air mengadsorbsi ion
positif sehingga menjadi Koloid bermuatan positif Pembuatan koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi

15. Materi Pokok SIFAT KOLOID Sol Arsen Sulfida atau As 2 S 3 mengadsorbsi ion negatif sehingga
menjadi suatu Koloid bermuatan negatif . Sifat adsorbsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai
proses yang antara lain : Sol As 2 S 3 mengadsorbsi ion ( - ) Sifat Koloid
1. Menjernihkan air dengan tawas K Al (SO 4 ) 2 . 24 H 2 O
2. Menjernihkan larutan gula atau larutan garam
3. Menghilangkan bau badan
4. Penyembuhan sakit perut dengan norit
Pembuatan koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi
16. Materi Pokok SIFAT KOLOID Koagulasi yang disebabkan penambahan elektrolit Koagulasi
Sifat Koloid Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya endapan berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi
secara fisik seperti pemanasan, pendinginan, pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Contoh proses Koagulasi antara lain :
pembentukan delta di muara sungai dan pengendapan lumpur pada penjernihan air Pembuatan
koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi
17. Materi Pokok SIFAT KOLOID Sifat Koloid Koloid liofil yaitu koloid yang senang cairan (bahasa
Yunani lyo = cairan ; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorbsi molekul cairan, sehingga
terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid. Jika medium pendispersinya air maka disebut
dengan hidrofil (senang air). Contoh koloid liofil adalah sabun, detergen,kanji, protein dan agar-agar.
Agar-agar termasuk Koloid Liofil Pembuatan koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi
18. Materi Pokok SIFAT KOLOID Koloid liofob yaitu koloid yang benci cairan ( phobia = benci).
Partikel koloid tidak mengadsorbsi molekul cairan. Jika mediumnya air maka disebut dengan
hidrofob (benci air). Sol Fe(OH) 3 termasuk Koloid Liofob LIOFOB Sifat Koloid Contoh koloid
hidrofob: sol belerang, sol Besi (III) Hidroksida atau Fe(OH) 3 , dan beberapa sol logam Pembuatan
koloid KOLOID Sistem Koloid Aplikasi
19. Koloid liofil Koloid liofob Stabil pada konsentrasi relatif besar Stabil pada konsentrasi rendah
Memberikan efek tyndal kurang jelas Memberikan efek tyndal yang sangat jelas Bersifat reversibel
Bersifat ireversibel Mengadsorpsi medium pendispersinya Tidak mengadsorpsi medium
pendispersinya Kekentalan tinggi Kekentalan rendah
20. Materi Pokok SIFAT KOLOID Dialisa atau disebut Pemurnian koloid atau menghilangkan ionion pengganggu dari sitem koloid. Dialisis dilakukan dengan menempatkan Dialisa Sifat Koloid
kantong semi permiabel yang berisi koloid dalam air yang mengalir sehingga ion-ion pengganggu
dapat melewati lapisan semi permiabel dan ikut aliran air. Proses Dialisa Pembuatan koloid KOLOID
Sistem Koloid Aplikasi
21. Materi Pokok PEMBUATAN KOLOID Dispersi Sifat Koloid Dengan jalan menggerus partikel
kasar sampai terbentuk partikel berukuran koloid, lalu didispersikan kedalam medium
pendispersinya, misalnya : serbuk belerang digerus dengan gula berkali-kali, lalu didispersikan
kedalam air sehingga terbentuk sol belarang Cara Mekanik Pembuatan koloid Cara Peptisasi
Dengan jalan menambahkan zat pemecah/peneptisasi kedalam suatu endapan, sehingga endapan
itu pecah menjadi partikel-partikel koloid. Misalnya : penambahan AlCl 3 pada endapan Al(OH) 3
akan menghasilkan sol Al(OH) 3 KOLOID Sistem Koloid Aplikasi

22. Fe(OH) 3 + 3HCl(aq) Dengan reaksi hidrolisis KOLOID Sistem Koloid Aplikasi Materi Pokok
PEMBUATAN KOLOID Sifat Koloid Digunakan untuk memperoleh sol logam. Logam yang akan
dibuat koloid, digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan kedalam medium dispersi dan ujung
yang lain dihubungkan dengan sumber arus listrik, panas yang timbul akan menguapkan logam, dan
uap itu terdispersi kedalam air dalam bentuk partikel koloid yang halus dan terbentuklah sol logam.
Cara busur bredig Pembuatan koloid Kondensasi Misalnya sol Fe(OH) 3 dapat dibuat dengan
menambahkan larutan FeCl 3 kedalam air mendidih FeCl 3 (aq) + 3H 2 O(l)
23. Au(koloid) + Fe 2 (SO4) 3 (aq) + FeCl 3 (aq) Dengan reaksi redoks Misalnya kalsium asetat
mudah larut dalam air, tapi sukar larut dalam alkohol, oleh karena itu kalsium asetat dilarutkan dulu
kedalam air, baru dicampurkan kedalam alkohol, sehingga terbentuk gel Penggantian pelarut
KOLOID Sistem Koloid Aplikasi Materi Pokok PEMBUATAN KOLOID Sifat Koloid Pembuatan
koloid Misalnya sol emas dapat dibuat dengan mereaksikan larutan AuCl3 dengan larutan besi (II)
sulfat AuCl 2 (aq) + 3FeSO 4 (aq)
24. AgCl(koloid) + HNO 3 (aq) Mencampurkan larutan-larutan encer KOLOID Sistem Koloid
Aplikasi Materi Pokok PEMBUATAN KOLOID Sifat Koloid Pembuatan koloid Misalnya larutan encer
AgNO 3 dicampurkan dengan larutan encer HCl AgNO 3 (aq) + HCl(aq)
25. Materi Pokok Aplikasi APLIKASI KOLOID + + + + + + + _ _ _ _ _ _ _ _ Arus Listrik Pengendap
Cottrel Asap pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui elemen yang beraliran
Listrik tegangan tinggi, sehingga ion-ion pengotor mengendap Pengendap Cottrel Endapan Gas
Buang Udara Bersih Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Sistem Koloid
26. Materi Pokok APLIKASI KOLOID Pengolahan Air Bersih Pengolahan air sungai menjadi air
bersih dengan tahap Filtrasi, Sedimentasi, Disinfektasi dan yang terakhir adalah Aerasi Aplikasi
KOLOID Stasiun Pompa Akselelator Saringan Pasir Siphon Lumpur Stasiun Distribusi Klorin Tawas
Reservoir Air Sifat Koloid Sistem Koloid
27. Materi Pokok APLIKASI KOLOID Pengolahan Air Sederhana, Susunan alat penyaring air
sederhana, yang dapat digunakan untuk menyaring air sumur yang keruh, dimana penyaring
tersebut terdiri dari pasir, kerikil, ijuk dan ditambah sedikit tawas Pengolahan Air sederhana Aplikasi
Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Sistem Koloid
28. Materi Pokok APLIKASI KOLOID Proses Cuci Darah , Orang yang menderita gagal Ginjal
dapat menjalani proses cuci darah atau hemodialisa, dimana fungsi ginjal diganti oleh suatu mesin
dialisator Proses Hemodialisa ( Cuci Darah) Darah minus produk buangan kembali ke pasien
Dialisat + Produk buangan Darah dari Pasien Dialisat segar masuk Pasien Gagal Ginjal Aplikasi
Pembuatan koloid KOLOID Sifat Koloid Sistem Koloid
29. Penggunaan koloid
1. 1. Kosmetik : Krim, Lotion, Haircream, Gel, dll
30. Penggunaan koloid
1. Makanan : es krim, mayonase, agar-agar, susu, santan, sirup, dll
exit
31. Penggunaan koloid
1. Farmasi : krim penyakit kulit, sirup obat, minyak ikan.

exit

Pemurnian Koloid
Stabilitas dan kemurnian suatu koloid dapat dipengaruhi oleh ion-ion atau elektrolit-elektrolit yang ada
bersama dengan koloid tersebut. Agar stabilitas koloid mantap ion-ion atau elektrolit elektrolit tersebut
harus dipisahkan. Berbagai metode telah dilakukan untuk memisahkan partikel-partikel koloid dari ionion elektrolit yang mengotori koloid tersebut.

Metode dialysis

Dasar pemisahan koloid menggunakan metode dialysis merupakan dapat berdifusinya elektrolit melalui
membrane semi permeable. Tetapi partikel-partikel koloid tidak dapat berdifusi. Metode ini pertama
kali dilakukan oleh Thomas graham pada tahun 1861. Alatnya masih sederhana yaitu hanya sebuah
silnder yang bagian bawahnya ditutup oleh membrane semipermeabel. Silinder yang sudah dimasuki
oleh koloid kemudian dimasukkan kedalam air. Meskipun memakan waktu yang cukup lama namun cara
ini dapat memisahkan koloid dari ion-ion atau elektrolit-elektrolit.

Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh ion dan air,
Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid
Ultrafiltrasi
Cara kerja proses ultrafiltrasi mirip dengan proses revesrse-osmosis, yaitu pemisahan partikel
berdasarkan ukurannya dengan menggunakan tekanan pada membran berpori. Ukuran pori
membran ultrafiltrasi lebih besar yaitu berdiameter sekitar 0.1 sampai 1 m. Yang membedakan
dengan reverse-osmosis adalah jenis membran dan lebih kecilnya tekanan yang digunakan dalam
pengoperasian. Membran ultrafiltrasi dibuat dengan mencetak polimer selulosa asetat sebagai
lembaran tipis. Fluks maksimum dapat dicapai bila membrannya anisotropic, dimana terdapat
kulit tipis rapat dan pengemban berpori. Membran selulossa asetat mempunyai sifat pemisahan
yang bagus, namun sayangnya dapat rusak oleh bakteri dan zat kimia serta rentan terhadap pH.
Selain selulosa asetat ada juga membran yang terbuat dari polimer polisulfon, akrilik,
polikarbonat, PVC, poliamidda, poliviniliden fluoride, kopolimer AN-VC, poliasetal, poliakrilat,
kompleks polielektrolit, PVA ikat silang, keramik, aluminium oksida, zirkonium oksida, dan
sebagainya. Kecepatan hasil permeate (permeation flow) berkisar sekitar 1.0 sampai 10
m3/m2.jam.

Hemodalisa

Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan pada
penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan
untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup
(misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).
Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium dan
urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal
menggantikan ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan menggunakan mesin
itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang
tidak tertentu.
Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal
buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh
lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun
melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang
dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zatzat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis melibatkan
difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari
kompartemen darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat
melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke
dalam tubuh.

C. Proses Hemodialisa.
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :
a) Proses Difusi yaitu berpindahnya bahan terlarut karena perbedaan kadar di dalam darah dan di dalam
dialisat. Semakian tinggi perbedaan kadar dalam darah maka semakin banyak bahan yang dipindahkan
ke dalam dialisat.
b) Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut karena perbedaan tekanan
hidrostatis dalam darah dan dialisat.
c) Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu perbedaan osmolaritas
darah dan dialisat ( Lumenta, 1996 ).

Anda mungkin juga menyukai