Anda di halaman 1dari 194

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PENGOLAHAN MINYAK

SAWIT DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)


PADA PTP. NUSANTARA IV
PKS ADOLINA

KARYA AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh
Rudi Kencana
035204004

PROGRAM STUDI TEKNIK MANEJEMEN PABRIK


P R O G R A M

D I P L O M A

F A K U L T A S

I V

T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2009

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. atas segala limpahan taufiq,dan inayah-nya yang tiada
putus dan henti-hentinya. Segala puji bagi Allah maha pengasih yang menginginkan
kebaikan bagi hamba-Nya, dan mentakdirkan apa yang terbaik bagi hambanya yang
jikalau seluruh pohon di bumi ini dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta untuk
menulis ilmu Allah, maka tiada akan habis ilmu Allah. Dengan izin Nya lah karya
akhir ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam penulis hanturkan kepada
Rasulullah, Muhammad SAW. Rasul yang menjadi rahmat seluruh alam.
Dalam suatu proses produksi diharapkan produk yang dihasilkan memenuhi
standart mutu yang telah ditetapkan perusahaan. Tetapi dalam kenyataannya terdapat
penyimpangan kualitas yang terjadi. Penulis mencoba menganalisis permasalahan
yang timbul dalam pengendalian mutu pada pabrik kelapa sawit PTP Nusantara IV
Adolina. Pada pengamatan yang dilakukan penulis menemukan variasi-varisai
penyimpangan kualitas dari produk Crude Palm Oil yang dihasilkan. Untuk itu perlu
dilakukan perbaikan standart mutu dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
penyimpangan kualitas yang terjadi.
Peneliti mencoba untuk meneliti penyimpangan kualitas yang terjadi dengan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian, yaitu data kadar asam
lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran serta data-data yang dapat mendukung
penelitian.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Penulis berharap agar karya akhir ini akan memberikan manfaat yang besar
bagi pihak pabrik, fakultas, maupun penulis. Semoga karya akhir ini mendapat ridho
Allah SWT, menjadi amal jariyah bagi semua pihak. Amin.

Medan,

Juli 2009

Penulis

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur tak terhingga kepada Allah Swt yang mentakdirkan apa yang
terbaik bagi hamba Nya. Sholawat dan salam pada Baginda Rasulullah SAW. Dalam
penulisan karya akhir penulis banyak sekali menerima masukan, kritikan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.
Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rosnani Ginting MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah
memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian
yang diberikan kepada penulis.
2. Bapak Nimpan S Depari. Selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing
penulis, serta memberikan arahan selama penyelesaian karya akhir ini.
3. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
banyak membimbing penulis, dan memberikan arahan serta masukan-masukan
selama penyelesaian karya akhir ini.
4. Ucapan terima kasih yang mendalam kepada Bapak dan Ibunda serta keluarga
yang dengan rasa cinta dan doa, dan dengan kesabaran, serta selalu memberikan
motivasi pada ananda untuk menyelesainya Karya Akhir ini. Ananda
persembahkan karya akhir ini pada keluarga tercinta. Maafkan ananda karena
tidak bisa memberikan yang terbaik.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Pabrik Kelapa Sawit
PTP.Nusantara IV Adolina yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian
ini.
6. Ucapan teima kasih kepada teman-teman yang banyak membantu dan
membeikan motivasi dalam menyelesaikan karya akhir ini dan pihak Departemen
Teknik Industri yang telah membantu dalam menyelesaikan karya akhir ini serta
pihak lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi semua
pihak. Amin.

Medan,

2009

Penulis

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI
BAB

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
RINGKASAN ........................................................................................... xiv

PENDAHULUAN ......................................................................... I-1


1.1. Latar Belakang ........................................................................ I-1
1.2. Pokok Permasalahan ................................................................ I-2
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... I-3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... I-3
1.5. Pembatasan Masalah ................................................................ I-4
1.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan .............................................. I-4
1.7. Sistematika Penulisan Laporan Kerja Magang ......................... I-4

II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... II-1


2.1. Sejarah Perusahaan...................................................................II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ..................................................II-2

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)


BAB

Halaman

2.3. Organisasi dan Manajemen...........................................................II-2


2.4. Proses Produksi..............................................................................II-3
2.5. Organisasi dan Manajemen............................................................II-3
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................... ...II-5
2.5.2. Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ............... .II-8
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ............................... ...II-12
2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja .......................................... ...II-12
2.5.3.2. Jam Kerja ........................................................... ...II-13
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas .................................... ...II-14
2.6. Proses Produksi ................................................................................. ...II-16
2.6.1. Standar Mutu Produk ....................................................... ...II-16
2.6.2. Bahan Yang Digunakan.................................................... ...II-17
2.6.3. Uraian Proses Produksi ..................................................... ...II-19
2.7. Mesin dan Peralatan .......................................................................... .. II-24
2.7.1. Mesin Produksi ............................................................... . II-24
2.7.2. Mesin Produksi ............................................................... . II-25
2.8. Utilitas .............................................................................................. .. II-25
2.9. Safety and Fire Protection ................................................................. . II-26
2.10. Waste Treatment .............................................................................. .. II-27
2.10.1. Pengolahan Limbah Cair ................................................. . II-28
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)


BAB

Halaman

2.10.2. Pengolahan Limbah Padat .......................................................... . II-30

III

LANDASAN TEOR..I................................................................... ...III-1


3.1. Defenisi Mutu ......................................................................... ...III-1
3.2. Analisis Pengendalian Mutu ................................................... ...III-2
3.3. Langkah-langkah Pengendalian mutu...................................... ...III-3
3.4. Pengertian Statistical Quality Control (SQC) .......................... ...III-6
3.5. Data Atribut dan Data Variabel .............................................. ...III-8
3.5.1. Data Variabel ...................................................................... ...III-8
3.5.2. Data Atribut ........................................................................ .. III-9
3.6. Alat-Alat Pengendalian Kualitas ............................................. ...III-9
3.7. Metode Statistical Quality Control ......................................... ...III-17
3.7.1. Peta Kontrol (Control Chart) ...................................... ...III-17
3.7.1.1. Peta Kontrol Untuk Data Variabel .................. ...III-18
3.7.1.2. Peta Kontrol Untuk Data Atribut .................. ...III-21
3.8. Peta Kontrol Revisi ............................................................... . III-22
3.9. Kapabilitas Proses .................................................................. ...III-24

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)


BAB

IV

Halaman

METODOLOGI PENELITIAN .................................................. ...IV-1


4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... ...IV-1
4.2. Rancangan Penelitian .............................................................. ...IV-1
4.3. Variabel Penelitian .................................................................. ...IV-2
4.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... ...IV-2
4.5. Pengolahan Data ...................................................................... ...IV-3
4.6. Analisa dan Pemecahan Masalah ............................................. ..IV-5
4.7. Kesimpulan dan Saran ............................................................ ..IV-5

PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ............. .....V-1


5.1. Pengumpulan Data ................................................................... .....V-1
5.1.1. Metode Pengumpulan Data............................................. .....V-1
5.2. Data Hasil Pengujian................................................................ .....V-2
5.3. Pengolahan Data ..................................................................... .... V-7
5.3.1. Histogram ....................................................................... .....V-8
5.3.1.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas .....................V-8
5.3.1.1. Histogram Kadar ......................................................V-8
5.3.1.1. Histogram Kadar Kotoran ........................................V-9
5.3.2. Uji Normalitas Data ............................................................V-10

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)


BAB

Halaman

5.3.2.1. Uji Kenormalan Untuk Kadar


Asam Lemak Bebas ........................................ ...

V-10

5.3.3. Peta X dan R untuk Kadar Asam Lemak Bebas..................

V-14

5.3.4. Peta X dan R untuk Kadar Air ........................................... V-25


5.3.5. Peta X dan R untuk Kadar Kotoran ....................................V-35

VI

ANALISA DAN EVALUASI ........................................................ ....VI-1


6.1. Analisa ..................................................................................... ....VI-1
6.1.1. Analisa Histogram ......................................................... .... VI-1
6.1.2. Analisa Peta Kendali X dan R ...................................... ...

VI-1

6.1.3. Analisa Kondisi Data di Luar Batas Kendali Dengan


Diagram Sebab Akibat ................................................. ... VI-7
6.1.4. Analisa Kemampuan Proses .......................................... ..

VI-10

6.2. Evaluasi ................................................................................... ..... VI-11


6.2.1. Evaluasi Peta Kendali X dan R ......................................... .... VI-11
6.2.1.1. Evaluasi Peta Kendali X dan R Kadar ALB....... .... VI-11
6.2.1.2. Evaluasi Peta Kendali X dan R Kadar Air.......... .... VI-11
6.2.1.3. Evaluasi Peta Kendali X dan R Kadar Kotoran ....... VI-12
6.2.3. Evaluasi Histogram ................................... ..................... .... VI-12
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR ISI (Lanjutan)


BAB

Halaman

6.2.4. Evaluasi Kemampuan Proses ......................................... .. .... VI-12


6.2.5. Evaluasi Cause efect Diagram ......................................... .... VI-13
6.2.5.1. Evaluasi Cause efect Diagram diagram
kadar ALB ......................................... ................ .... VI-13
6.2.5.2. Evaluasi Cause efect Diagram diagram
kadar Air ......................................... ................... .... VI-14
6.2.5.3. Evaluasi Cause efect Diagram diagram
kadar Kotoran ......................................... .............. .... VI-15

VII

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... ..VII-1


7.1. Kesimpulan ............................................................................. ..VII-1
7.2. Saran ....................................................................................... ..VII-2

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman
2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Adolina ...........................II-7
2.1. Bagan Batas Kendali Out of Control .................................... III-16
4.1. Langkah-langkah Penelitian .................................................. IV-6

5.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas ................................

V-8

5.2. Histogram Kadar Air .........................................................

V-9

5.3. Histogram Kadar Kotora ....................................................

V-9

5.4. Peta Kendali X Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ................ V-18
5.5. Peta Kendali R Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ................ V-19
5.6. Peta Kendali X Revisi I Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-21
5.7. Peta Kendali R Revisi I Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) ... V-21
5.8. Peta Kendali X Revisi II Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) . V-23
5.9. Peta Kendali R Revisi II Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) .. V-23
5.10. Peta Kendali X Kadar Air ................................................... V-29
5.11. Peta Kendali R Kadar Air ................................................... V-29
5.12. Peta Kendali X Revisi I Kadar Air ...................................... V-31
5.13. Peta Kendali R Revisi I Kadar Air ...................................... V-32
5.14. Peta Kendali X Revisi II Kadar Air ..................................... V-33
5.15. Peta Kendali X Kadar Kotoran ........................................... V-39
5.16. Peta Kendali R Kadar Kotoran............................................ V-39
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

5.17. Peta Kendali X Revisi I Kadar Kotoran .............................. V-41


5.18. Peta Kendali X Revisi I Kadar Kotoran .............................. V-42
6.1. Diagram Sebab Akibat Kadar Asam Lemak Bebas ............... VI-8
6.2. Diagram Sebab Akibat Kadar Air ......................................... VI-9
6.3. Diagram Sebab Akibat Kotoran ........................................... VI-10

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman
2.1. Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina ........II-12
2.1. Kriteria Matang Panen..............................................................II-18
3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu,tujuh alat
pengendalian Kualitas dan siklus PDCA .............................. ....III-5
5.1. Data Hasil Pengujian Kadar ALB,Kadar Air, dan
Kadar Kotoran ...................................................................... .....V-2
5.2. Data Distribusi Frekuensi Kadar Asam Lemak Bebas .............. V-11
5.3. Data Luas Kurva Untuk Kadar Kotoran ................................... .V-12
5.4. Data Revisi Luas Kurva Dan Frekuensi Ekspektasi
Kadar ALB ........................................................................... .. V-13
5.5. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data .................................... V-14
5.6. Perhitungan X dan R pada Pengujian Kadar Asam
Lemak Bebas ........................................................................ ....V-15
5.7. Perhitungan X dan R pada Pengujian Kadar Air ...................... V-25
5.7. Perhitungan X dan R pada Pengujian Kadar Kotoran ............... V-35
6.1. Analisis Hasil Pengolahan Kadar ALB di luar Batas Kendali ... VI-2
6.2. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Air di luar Batas Kendali ...... VI-4
6.3. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Kotoran di luar Batas
Kendali ............................................................................. .. VI-5
6.4. Jenis Uji Karakteristik dan Jumlah Data Di Luar

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Batas Kendali ........................................................................... VI-6

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Mesin Produksi ....................................................................................... L-1


2. Peralatan Produksi ........................................................................... .. L-2
3. Tabel Wilayah Di Bawah Kurva Normal................................................. L-3
4. Tabel Nilai Kritik Sebaran Che-Kuadrat ................................................. L-4
5. Surat Penjajakan Ke PKS PTPN IV Adolina ........................................... L-5
6. Balasan Perusahaan ................................................................................ L-6
7. Surat Keputusan Tugas Akhir ................................................................. L-7
8. Form Tugas Akhir .................................................................................. L-8
9. Lembar Asistensi .................................................................................... L-9

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

RINGKASAN

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan


untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang
tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan dapat
memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. Mutu produk yang baik perlu
diciptakan dan program pengawasan kualitas yang efektif dilakukan agar dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Metode Statistical Quality Control
(SQC)digunakan untuk evaluasi kinerja kontrol kualitas proses produksi sehingga
dihasilkan produk yang berkualitas.
Penelitian ini dilakukan di PTP. Nusantara IV PKS Adolina, dimana
perusahaan ini memproduksi minyak mentah kelapa sawit (Crude palm Oil). Data
yang digunakan adalah data syarat mutu, yaitu kadar asam lemak bebas (ALB), kadar
air, dan kadar kotoran. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SQC
dengan diagram control chart mean (X) dan control chart range (R), dilanjutkan
dengan membuat diagram sebab akibat guna mengetahui penyebab produk berada
diluar batas kendali statistik.
Hasil penelitian yang dilakukan mulai dari 27 mei -25 juni 2009
menunjukkan untuk kadar ALB dan kadar air 59,25 % tidak memenuhi standar mutu,
Sedangkan kadar kotoran sebesar 18,51 % tidak memenuhi persyaratan mutu.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan diagram sebab akibat
dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab penyimpangan kualitas seperti faktor
bahan baku yang terlalu matang, faktor metode kerja yang terjadi penyimpangan
pada pelaksanaan kerja, faktor mesin yang kurang mendapatkan perawatan yang
preventif, faktor operator dimana kurang mematuhi standart operasi pabrik.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan dalam

persaingan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar
keputusan konsumen dalam memilih produk. Bila konsumen merasa produk tertentu
jauh lebih baik kualitasnya dari produk pesaing, maka konsumen memutuskan untuk
membeli produk tersebut. Tuntutan konsumen yang senantiasa berubah inilah yang
perlu direspon perusahaan. Oleh karena itu perusahaan haruslah menerapkan
pengendalian kualitas dalam pembuatan produk.
PTP. Nusantara IV PKS Adolina merupakan perusahaan yang memproduksi
minyak mentah kelapa sawit ( Crude Palm Oil ). Faktor-faktor yang menentukan
mutu CPO yaitu, kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar kotoran. Keadaan saaat
ini menunjukkan dalam melakukan pengolahan minyak sawit mutu yang dihasilkan
ternyata selalu bervariasi dan sering tidak memenuhi spesifikasi standard mutu yang
ditetapkan perusahaan.
Hal ini dapat diketahui dari data yang didapat untuk bulan mei sampai
dengan juni, dimana untuk kadar asam lemak bebas terdapat 144 sampel data yang
berada diluar batas normal kadar ALB yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan untuk
kadar air sebanyak 114 sampel data berada diluar batas normal kadar air yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

ditentukan perusahaan. Untuk kadar kotoran jumlah sampel data yang berada diluar
batas normal yaitu 66 sampel.
Berdasarkan data-data diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak sawit dan cara
penanggulangannya agar mutu minyak sawit yang diproduksi dapat memenuhi
standar yang ditetapkan.
Mengacu pada uraian di atas maka dapat diketahui bahwa masalah
pengendalian mutu terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan
merupakan suatu hal yang penting dan membutuhkan kajian yang lebih mendalam,
Oleh karena itu peneliti menganggap penelitian dibidang pengendalian mutu ini
sangat penting dalam mendukung perusahaan untuk memiliki daya saing dengan
produk perusahaan lain. Dalam hal ini bentuk penelitian tentang penerapan Statistical
Quality Control (SQC).

1.2. Pokok Permasalahan


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka pokok
permasalahan yang di dapat adalah variasi standard mutu yang sering tidak
memenuhi spesifikasi syarat mutu minyak sawit. Spesifikasi syarat mutu minyak
sawit dalam penelitian ini yaitu kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air dan kadar
kotoran yang terdapat pada minyak sawit. Dimana untuk menghasilkan standar mutu
pada minyak sawit dilakukan dengan menggunakan teknik pengendalian mutu
dengan menggunakan statistic quality control.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1.3. Tujuan Penelitian


a. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu minyak
sawit yang diproduksi.
b. Tujuan khusus.
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
-

Menentukan jumlah sampel yang diluar batas kendali pada setiap faktor mutu
sesuai dengan nilai rata-rata dan range dari data syarat mutu CPO yaitu kadar
asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran.

Menentukan nilai kapabilitas proses (Cp) untuk pengolahan crude palm oil.

Mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas dengan diagram sebab


akibat.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah kepada PTP.
Nusantara IV PKS Adolina dalam mengatasi masalah pengendalian kualitas.
b. Sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mengendalikan dan mengontrolan
kualitas produk yang dihasilkan.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1.5. Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah dalam dalam penelitian ini adalah :
1.

Karakteristik kualitas yang diteliti dibatasi hanya untuk karakteristik kualitas


yang berlaku di perusahaan.

2.

Syarat mutu yang diteliti adalah kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar
kotoran .

3.

Penelitian dilakukan pada produk akhir yaitu Crude Palm Oil (CPO).

4.

Penelitian dilakukan dari tanggal 27 Mei s/d 25 Juni 2009.

5.

Penelitian dibatasi hanya pada shift kerja pertama mulai dari jam 06.30 sampai
jam 14.30 WIB.

1.6. Asumsi-asumsi yang Digunakan


Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Proses produksi yang berlangsung pada perusahaan dianggap berjalan dengan


lancar.

2.

Tidak terjadi perubahan prosedur pengendalian kualitas selama penelitian


berlangsung.

3.

Seluruh data yang diperoleh dari pihak perusahaan dianggap benar.

1.7. Sistematika Penulisan

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Agar tulisan ini mudah dipahami maka diadakan pembagian beberapa bab.
Sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan masalah,
tujuan penelitian, pembatasan masalah, asumsi yang digunakan dalam
penelitian dan sistematika penulisan karya akhir.

BAB II :

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, jenis produk dan
spesifikasinya, bahan yang digunakan, proses produksi, mesin dan
peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III :

LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori yang menunjang, penyelesaian
masalah yaitu studi kepustakaan yang berkaitan dengan teori-teori
yang merupakan landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi
kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu pemecahan
masalah.

BAB IV :

METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang langkah-langkah atau tahap-tahap yang
dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan
penelitian sesuai dengan teori-teori yang digunakan dalam landasan
teori.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB V :

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisikan prosedur pengumpulan data yang dibutuhkan dan
cara pengolahan data yang diperoleh sesuai dengan model yang telah
ditetapkan dan langkah-langkah yang digunakan.

BAB VI :

ANALISA PEMECAHAN MASALAH


Pada bab ini akan diuraikan tentang pemecahan masalah dari hasil
pengumpulan dan pengolaham data.

BAB VII :

KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memberikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang
dilakukan saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan.


Unit usaha Adolina pertama kali didirikan pada tahun 1962 oleh
pemerintahan Belanda. Unit usaha ini diberi nama NV Cultuur Maatschappy
Onderneming (NV CMO). Unit usaha NV CMO ini bergerak dalam budu daya
tembakau. Sejak tahun 1983 budi daya tembakau ini di rubah menjadi budi daya
kelapa sawit dan karet, dan berubah nama menjadi NV Serdang Cultuur
Maatschappy (NV SCM). Pada tahun 1973 budi daya karet diganti dengan budi daya
kakao. Pada tahun 1942 pemerintah Jepang mengambil alih unit usaha NV SCM dari
tangan pemerintahan Belanda, dan pada tahun 1046 diambil alih lagi oleh
pemerintahan Belanda.
Pada tahun 1958 perusahaan unit usaha ini di ambil alih oleh pemerintah
Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Perusahaan Perkebunan Negara
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

(PPN). Pada tahun 1960 PPN berganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada
Tahun 1963 PPN Baru Sumut V dipisah atas dua kesatuan, yaitu :
1.

PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa

2.

PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu


Tahun 1968 PPN Baru Sumut berganti nama menjadi PNP VI dengan

penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka
Tanaman II Kebun Adolina Hilir. Pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk
Persero dengan nama PT. Perkebunan VI. Tahun 1994 PTP VI, PTP VII, PTP VIII
digabung menjadi satu dan di pimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak tahun
1996 sampai dengan sekarang gabungan PTP VI, PTP VII, PTP VIII diberi nama
PTP Nusantara IV (Persero), dimana Adolina merupakan salah satu unit usaha dari
PTP Nusantara IV (Persero) dan merupakan badan usaha milik negara (BUMN).

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha


Pabrik kelapa sawit PTP Nusantara IV Adolina merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi minyak sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO). PTP
Nusantara IV PKS Adolina ini memperoleh bahan baku kelapa sawit dari kebunkebun PPT Nusantara IV unit Adolina sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari
kebun-kebun rakyat atau swasta sekitarnya. Selain memproduksi Crude Palm Oil
(CPO) PTP Nusantara juga memproduksi inti sawit yang selanjutnya tidak

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

dipasarkan, akan tetapi diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di
Pabatu.

2.3. Lokasi Perusahaan


Lokasi Pabrik pengolahan Kelapa Sawit PTP Nusantara IV Unit Adolina
berada

di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya di pinggir jalan raya Medan-

Pematang Siantar Perbaungan dengan jarak 38 Km dari kota Medan. Sesuai Surat
Keputusan

Direksi

PT.

Perkebunan

Nusantara

IV

(Persero)

No

04.13/Kpts/Org/93/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung


tanggal 01 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya
menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas area hak guna kebun Adolina Seluas
8.965,69 Ha. Dimana dibagi atas dua bagian yaitu 8.636 Ha untuk lahan kelapa sawit
dan 329,69 Ha untuk Emplasmaent, pondok, bibitan, pabrik,dll.

2.4. Daerah Pemasaran


Produk minyak sawit CPO yang dihasilkan PTP Nusantara IV PKS Adolina
ini dipasarkan dengan sistem pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya
pesanan minya sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO
dari unit usaha Adolina ini di ekspor ke beberapa negara seperti Belanda, Jepang,
Belgia dan sebagian dikirim untuk dijual ke pasar lokal. Sedangkan untuk produk inti
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

sawit tidak dipasarkan melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti
sawit (PPIS) di PTP Nusantara IV Pabatu.

2.5. Organisasi dan Manajemen


Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan landasan
beroperasinya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa
adanya struktur organisasi dan manajemen, maka semua aktivitas, baik proses
produksi maupun administrasi tidak akan berjalan dengan lancar. Struktur organisasi
merupakan sistem yang mengatur masalah penetapan dan pembagian pekerjaan yang
harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta
menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga diperoleh suatu bentuk
kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.
Kata organizing berasal dari kata organisum/ organ, yang artinya adalah suatu
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu
sama lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan adanya
hubungan secara keseluruhan. Organisasi biasa diartikan sebagai adanya sekelompok
orang yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Struktur organisasi dapat didefenisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan pola
hubungan diantara bagian-bagian atau posisi-posisi, yang menunjukkan kedudukan,
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tugas dan wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi. Pembentukan struktur organisasi dapat dengan melakukan pembagian
maupun kombinasi sehingga terbentuk departemen atau unit.
Struktur ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, besarnya
usaha, dan sistem produksi perusahaan tersebut. Ada beberapa struktur organisasi
yang umum yaitu:
1. Organasi garis (Line Organization)
Organisasi garis adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan
dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada
tingkat bawahannya. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun
yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpang siuran perintah yang
diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.
Pada struktur organisasi garis, prinsip unity of commond atau kesatuan dalam
komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu
dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberinya perintah.
2.

Organisasi fungsional
Dalam struktur organisasi fungsional, setiap petugas memiliki fungsi yang

telah ditentukan oleh pemimpin perusahaan. Jadi tugas dan tanggung jawab dalam
organisasi ini dibagi menurut fungsi masing-masing. Pimpinan tiap bidang berhak
memerintah kepada semua pelaksanaan yang menyangkut bidang kerjanya. Petugaspetugas yang setingkat mempunyai wewenang dan tangung jawab yang sama.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3.

Organisasi Garis dan Staf


Organisasi garis dan staf paling banyak diterapkan karena dianggap paling

dapat memenuhi kebutuhan terutama perusahaan-perusahaan besar. Hal ini


disebabkan karena penggabungan dari kebaikan organisasi garis dan fungsional,
yakni terdapat Prinsip Unity Of Commond dan spesialisasi bidang pekerjaan.

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan


Organisasi dan manajemen yang baik akan memberikan pendelegasian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang seimbang. Dengan mengetahui tugas dan
wewenang yang dibebaninya maka diharapkan kepada setiap personil akan mampu
melaksanakan pekerjaannya dengan baik sehingga organisasi dapat berjalan dengan
sistematis dan dan efisien.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina
adalah struktur organisasi campuran lini/garis, fungsional dan staf. Dalam struktur
organisasi ini pembagian tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi dari tiap karyawan.
Dalam struktur organisasi hubungan lini dapat dijumpai pada
a.

Hubungan Manager Unit dengan Kepala dinas tanaman, kepala dinas teknik,
kepala dinas pengolahan dan kepala dinas tata usaha.

b.

Hubungan Kepala dinas tanaman dengan asisten afdeling

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

c.

Hubungan kepala dinas teknik dengan asisten teknik.

d.

Hubungan kepala dinas pengolahan dengan asisten pengolahan dan asisten


laboratorium.
Untuk hubungan fungsional dalam struktur organisasi ini dapat dijumpai pada

kelompok asisten afdeling, asisten teknik, asisten pengolahan, asisten laboratorium.


Untuk hubungan staf dapat dijumpai pada hubungan Manager unit dengan
asisten SDM, dan perwira keamanan.
Dalam struktur organisasi ini setiap bawahan/karyawan harus berhubungan
pada beberapa atasan. Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggung
jawab, wewenang serta haknya dari atasannya dan sesuai fungsinya.
Adapun alasan struktur organisasi ini digunakan adalah karena :
a.

Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan dan mempertinggi efisiensi


kerja.

b.

memberikan kesempatan bagi karyawan spesialisasi untuk dapat memperingan


tugas karena hanya bertugas sesuai keahliannya.
Struktur organisasi PTP. Nusantara IV PKS Adolina dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

MANAGER UNIT

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Ka.Dinas
Tanaman

Ka.Dinas
Tanaman

Ka.Dinas
Tanaman

Ka.Dinas
Teknik

Ka.Dinas
Pengolahan

Asisten
Afdeling 1

Asisten
Afdeling 5

Asisten
Afdeling 11

Asisten
Teknik Sipil

Asisten
Pengolahan

Asisten

Asisten

Asisten

Asisten

Ka.Dinas
Tata Usaha
Asisten
SDM

Perwira
Pengamanan

2.5.2. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab


Adapun uraian wewenang

dan

tanggung

jawab

untuk

masing-masing

bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, yakitu sebagai berikut:


1.

Manager Unit
Tugas dari Manager Unit adalah memimpin dan mengelola seluruh sektor

produksi dan biaya yang ada di perusahaan yang berpedoman pada kebijakan
perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Adapun wewenang dan
tanggung jawab dari Manager Unit adalah sebagai berikut :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

a.

Memimpin dan pengelola seluruh sektor produksi dan pemakaian biaya yang ada
di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan.

b.

Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun sesuai dengan pedoman


dan instruksi kerja direksi.

c.

Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan.

d.

Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.

2.

Kepala Dinas Tanaman


Kepala Dinas Tanaman bertugas sebagaia wakil manager uunit pengolahan di

bidang tanaman perkebunan yang dibantu oleh asisten. Tugas dan tanggung jawab
Kepala Dinas Tanaman adalah sebagai berikut :
a.

Membuat dan menyusun recana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target
produksi, rencana panen, pemeliharaan dan rehabilitasi.

b.

Merencanakan penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap-tiap afdeling

c.

Merancanakan penyediaan alat, pupuk, obat dan pemberantasan hama.

d.

Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

3.

Kepala Dinas Teknik


Kepala Dinas teknik bertugas sebagai wakil dari Manager Unit di bidang

teknik yang dibantu oleh asisten teknik. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala
Dinas Teknik adalah sebagai berikut :
a.

Menyusun dan merencanakan segala kegiatan dibidang teknik.

b.

Mengkoordinasi semua kegiatan dibidang teknik.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

c.

Menyusun dan merencanakan penyediaan bahan-bahan untuk untuk bagian


teknik pengolahan.

d.

Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

4.

Kepala Dinas Pengolahan


Kepala Dinas Pengolahan bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam

memimpin pekerjaaan dibidang pengolahan. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala
Dinas Pengolahan adalah sebagai berikut :
a.

Menyusun dan merencanakan kegiatan bagian pengolahan dan laboratoroium.

b.

Mengkoordinir kerja dari bagian laboratorium.

c.

Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

5.

Kepala Dinas Tata Usaha


Kepala Dinas Tata Usaha bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam bidang

administrasi. Kepala Dinas Tata Usaha memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a.

Mengkoordini segala kegiatan dibidang administrasi.

b.

Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang-barang.

c.

Menyusun anggaran belanja tahunan.

d.

Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari
gudang.

e.

Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

6.

Asisten SDM dan Umum

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Asisten Tata Usaha dan SDM bertugas sebagai wakil dari manager Unit
dalam bidang SDM dan penerimaan tenaga kerja. Tugas dan tanggung jawab dari
Asisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut :
a.

Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada


standard yang ditetapkan direksi.

b.

Mengkoordinir kegiatan dalam peningkatan kesejahtraan karyawan.

c.

Membina semua hubungan baik dengan semua pihak didalam dan diluar
perusahaan.

d.

Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

7.

Perwira Pengaman (Pa.Pam)


Perwira Pengaman bertugas memimpin bagian pengamanan di dalam

perusahaan dibantu oleh satuan keamanan. Tugas dan tanggung jawab dari satuan
pengamanan adalah sebagai berikut :
a.

Mengkoordinir segala kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan


perkebunan.

b.

Menjaga keamanan informasi dan inventaris perusahaan.

c.

Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan


perkebunan.

d.

Bertanggung jawab kepada Manager Unit.

8.

Asisten Afdeling

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Asisten afdeling bertugas membantu Kepala Dinas Tanaman memimpin


kegiatan di afdeling. Tugas dan tanggung jawab dari asisten afdeling adalah sebagai
berikut :
a.

Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas


Tanaman dan Manager Unit.

b.

Mengawasi produksi hasil panen di lapangan.

c.

Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tanaman.

9.

Asisten Teknik Sipil/Trans/Motor


Asisten Teknik Sipil/Trans/Motor bertugas membantu Kepala Dinas

memimpin kegiatan transportasi, dan pengadaan sarana pabrik. Tugas dan wewenang
dari Asisten Teknik Sipil/Trans/Motor, yaitu :
a.

Mengkoordinir pemakaian kendaraan transportasi/traktor.

b.

Mengawasi pemeliharaan kendaraan transportasi/traktor.

c.

Merencanakan prsarana yang diperlukan dalam pabrik

d.

Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Teknik.

10. Asisten Pengolahan


Asisten pengolahan bertugas membantu memimpin segala kegiatan dibidang
pengolahan.
11. Asisten Tata Usaha
Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas tata usaha dalam
menjalankan kegiatan administrasi pada perusahaan.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja


2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Karyawan di PTP Nusantara IV PKS Adolina Tenaga kerja atau karyawan
direkrut oleh pihak PTP Nusantara IV. Tenaga kerja ditempatkan sesuai dengan
keahliandan kemampuan dari masing-masing karyawan terssebut.
Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PTP Nusantara Unit Adolina baik
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi berjumlah
1.454 orang. Tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina terbagi dalam 2 golongan
yaitu :
1.

Pegawai Staf
Pegawai staf merupakan pegawai yang terdiri atas para pimpina, kepala dinas,
asisten.

2.

Pegawai Pelaksana
Pegawai pelaksana adalah karyawan harian yang bekerja pada perusahaan, surat
pengangkatannya dikeluarkan oleh kantor direksi PTP Nusantara IV. Dapat
diangkat menjadi pegawai staff berdasarkan usulan dan penilaian prestasi kerja
pegawai.
Komposisi tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina dapat dilihat pada
tabel 2.1.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 2.1 Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina


Karyawan

Karyawan
Pelaksana

Pimpinan

Afdeling/Bagian

Total

Lk

Pr

Jlh

Lk

Pr

Jlh

Manager Unit

Kep.Dinas Tanaman

K.Dinas Tata Usaha

K.Dinas Pengolahan

K.Dinas Teknik

Ass.SDM - Umum

Ass. Tata Usaha

Ass. Teknik

Ass. Pabrik

Ass. Tanaman

13

13

13

Afd.1

80

32

112

112

Afd.2

31

27

58

58

Afd.3

83

32

115

115

Afd.4

41

20

61

61

Afd.5

45

36

81

81

Afd.6

27

17

44

44

Afd.7

25

18

43

43

Afd.8

92

38

130

130

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Afd.9

84

31

115

115

Afd.10

87

23

110

110

Afd.11

72

45

117

117

Afd.12

80

21

101

101

Afd.13

38

23

61

61

Dinas Sipil

50

14

64

64

Kantor

115

40

155

155

Bengkel

58

58

58

Total

1454

Sumber : Pabrik PTPN IV PKS Adolina

2.5.3.2. Jam kerja


Jam kerja yang berlaku di PTP Nusantara IV PKS Adolina dibagi atas dua
bagian, yaitu :
1. Bagian Kantor
Untuk bagian kantor diberlakukan 1 shift dengan 7 jam/hari dan dan 40
jam/minggu dengan rincian sebagai berikut :

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

a. Hari Senin s/d Kamis


Pukul 06.30 09.30

: Kerja aktif

Pukul 09.30 10.30

: Istirahat

Pukul 10.30 15.00

: Kerja aktif

b. Hari Jumat
Pukul 06.30 09.30

: Kerja aktif

Pukul 09.30 10.30

: Istirahat

Pukul 10.30 12.00

: Kerja aktif

c. Hari Sabtu
Pukul 06.30 09.30

: Kerja aktif

Pukul 09.30 10.30

: Istirahat

Pukul 10.30 13.00

: Kerja aktif

2. Bagian Pabrik
Untuk Bagian pabrik terbagi atas 2 shift, yaitu :
Shift I

: Pukul 06.30 14.30

Shift II

: Pukul 14.30 bahan baku habis

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas


Sistem pengupahan atau gaji pada PTP Nusantara IV PKS Adolina dilakukan
sebanyak 2 kali pada setiap bulannya, yaitu pada tanggal 4 yang disebut gaji besar
dan pada tanggal 15 yang disebut dengan gaji kecil. Sistem pengupahan kepada
karyawan dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah melalui Surat keputusan
Bersama (SKB) yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen
Pertanian. Jumlah gaji yang dibeikan kepada karyawan disesuaikan berdasarkan
golongan pegawai. Dimana karyawan terdiri dari golongan IA s/d IVD. Selain gaji
bulanan karyawan mendapatkan upah lembur dihitung diluar jam kerja serta setiap
karyawan akan mendapatkan 39 Kg beras.
Untuk meningkatkan kesejahtraan karyawan perusahaan menyediakan
fasilitas seperti :
1.

Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang


berada di sekitar lokasi perkebunan pabrik.

2.

Air dan listrik untuk keperluan rumah tangga.

3.

Rumah sakit yang memberikan palayanan kesehatan bagi karyawan.

4.

Tunjangan keselamatan kerja, duka cita, dan tunjangan harian lainnya

5.

Tempat penitipan bayi.

6.

Sarana Pendidikan/sekolah bagi anak karyawan.

7.

Tempat ibadah disekitar perumahan karyawan.

8.

Sarana olahraga.

9.

Tansportasi.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.6. Proses Produksi


2.6.1. Standar Mutu Produk
PTP Nusantara IV PKS Adolina memproduksi minyak kelapa sawit dengan
standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu dari minyak kelapa sawit
berhubungan dengan aspek kadar asam lemak, kelembapan, kotoran. Dalam hal ini
syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi
kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, kotoran, Logam besi, logam tembaga,
peroksida dan ukuran pemucatan. Kelapa sawit bermutu akan menghasilkan
rendemen minyak 22,1 % - 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % 2,1 % (terendah), kadar air 0,150 % (tertinggi), kotoran 0,020 %.
Sedangkan Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SPSMP131975
2. Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SPSMP71975
3. Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SPSMP3119975
4. Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SPSMP311975
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktorfaktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan
pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Adapun untuk
analisa angka mutu dan kerugian pada minyak kelapa sawit dilakukan pada beberapa
titik sampel saat produksi mulai dari loading ramp, stasiun perebusan, stasiun
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

penebahan, pengempaan buah, klarifikasi, pengolahan biji, vacum dryer, dan tangki
timbun.
2.6.2. Bahan yang Digunakan
a.

Bahan Baku
Bahan baku yang diolah oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah Tandan

Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari kebun-kebun PTP Nusantara IV
unit Adolina dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat disekitarnya.
Kelompok varietas tertentu memiliki mutu buah tertentu yang sudah dikenal baik
dalam seleksi. Kelompok-kelompok tersebut diklarifikasikan berdasarkan ketebalan
relatif dari perikarp, cangkang dan inti dari tandan buah segar. Adapun jenis kelapa
sawit yang dibudidayakan adalah :
1.

Kongo : Perikrap tipis 30-40 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,4-0,85 cm, inti
tipis hingga tebal.

2.

Dura (Dura Deli di Sumatera) : Perikrap 40-70 % dari bobot buah, tebal
cangkang 0,2-0,5 cm

3.

Tenera : Perikrap agak tebal 60 % dari bobot buah, tebal cangkang 0,1-0,25
cm, , ketebalan initi bervariasimenurut tebal cangkang.

4.

Pisifera : Buah tanpa cangkang, memiliki serat mengelilingi cangkang yang


sangat tipis, jarang terdapat diperkebunan.

5.

Diwakkawakka : Buah ditandai oleh mantel yang terdiri dari 6 carpel sekeliling
buah.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tandan buah segar yang matang memiliki kriteria panen seperti perubahan
warna dalam membrondolnya buah dari tandan. Adapun kriterian matang panen
dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Kriteria Matang Panen


Fraksi

Kriteria Matanga Panen

Derajat Kematangan

Panen
Tidak ada buah membrondol, buah
00

Sangat merah
berwarna hitam pekat
1-12,5 % dari buah luar, buah berwarna

Merah
hitam kemerahan
12,5-25 % dari buah luar membrondol,

Kurang matang
buah berwarna kemerahan
25-50% buah luar membrondol, buah

Matang
berwarna merah mengkilat
50-75 % buah luar membrondol, buah

Matang
berwarna orange

75-100 % buah luar membrondol, buah

Lewat matang

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

berwarna dominan orange


5

Buah bagian dalam ikut membrondol

Lewat matang

Sumber : PTPN IV PKS Adolina


Fraksi panen ini sangat mempengaruhi rendemen minyak dan kadar asam
lemak bebas. Semakin tinggi fraksi panen maka rendemen minyak akan semakin
meningkat.
b.

Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang di

tambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu


produk. Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan CPO antara lain adalah:
1.

Air
Air di gunakan untuk memudahkan pemisahan antara minyak dari daging buah
sawit disaat perebusan berlangsung.

2.6.3. Uraian Proses Produksi


Produk yang dihasilkan pabrik pengolahan minyak sawit PTP Nusantara IV
Adolina berupa minyak mentah kelapa sawit atau juga disebut CPO (Crude Palm
Oil). CPO diolah dari daging buah kelapa sawit oleh pabrik pengolahan minyak sawit
PTP Nusantara IV Adolina yang berkapasitas 30 Ton/jam.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dalam proses pengolahan kelapa sawit dari tandan buah segar kelapa sawit
hingga dihasilkan CPO harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1.

Stasiun Penerimaan Buah.


Kelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan

menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang
terlebih dahulu di jembatan timbang dengan kapasitas 50 ton yang dilengkapi denga
sistem komputerisasi. Dengan menggunakan LAN (Local aArea Network) hasil
penimbangan dapat dipantau langsung dari kantor manager, KDP, KDT, dan bagianbaian lain yang berkaitan. Kelapa sawit yang telah ditimbang kemudian dimasukkan
ke loading ramp. Loading ramp ini digerakkan dengan elektromotor dengan sistem
hidrolik untuk membuka dan menutup pintu (Door Sliding). Terdapat 13 pintu
loading ramp yang masing-masing berkapasitas 15 ton. Adapun fungsi dari loading
ramp ini adalah :
a.

Sebagai tempat penampungan TBS untuk disortasi sebelum proses.

b.

Mengurangi kadar kotoran dengan memasang kisi-kisi dari reil eks pakai.

c.

Mengatur TBS yang akan dimasukkan kedalam lory sebelum direbus


Dari loading ramp TBS dimasukkan kedalam rangkaian lori untuk

dimasukkan kedalam stasiun perebusan.


2.

Stasiun Perebusan.
Di dalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp

dimasukkan kedalam lori untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Lori
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tersebut didipindahkan menuju sterilizer dengan menggunakan transfer Carrier.


Sterilizer berbentuk silinder yang berjumlah 3 unit dengan sistem 2 pintu dan
memakai sistem PLC (Program Local Control) dengan waktu merebus buah 90
menit. Masing-masing sterilizer berkapasitas 10 lori ( 25 ton TBS). Sistem
perebusan yang digunakan memakai sistem perebusan 3 puncak (Treapel Peak).
Dengan

menggunakan

mikrokontroler

ATMEL

AT89S51

yang

mengatur

pembuangan uap dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang
dibutuhkan, yaitu :

a.

Puncak I : 2,0 Kg/cm2

b.

Puncak II : 2,5 Kg/cm2

c.

Puncak III: 3,0 Kg/cm2


Sterilizer ini memiliki fungsi sebagai berikut :

a.

Merebus TBS agar buah mudah lepas dari janjangan.

b.

Mematikan enzim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak bebas.

c.

mengurangi kadar air yang terdapat pada buah

d.

Memudahkan pada proses penebahan.


Dari sterilizer lori-lori yang berisi TBS hasil rebusan ditarik menuju tempat

hosting crane dengan menggunakan mesin capstand.


3.

Stasiun Penebahan.
Stasiun penebahan memiliki fungsi untuk memisahkan brondolan dari

tandannya. Buah yang terdapat di lori diatur masuk kedalam threser dengan bantuan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

hosting crane. Hosting crane ini akan mengangkat lori berisi TBS ke auto feeder.
Didalam threser dipisahkan antara tandan dan brondolan matang dengan cara
dibantingkan/dijatuhkan dari atas kebawah sambil diputar. Brondolan sawit
diteruskan ke stasiun kempa dengan menggunakan fruit elevator, sedangkan
janjangan kosong dikeluarkan dengan menggunakan conveyor untuk diperiksa
kembali. Jika terdapat brondolan di janjangan yang belum terlepas maka janjangan
akan kembali direbus untuk menghndari losis. Batas minimal brondolan sisi untuk
dikembalikan sekitar 5 %. Janjangan yang benar-benar kosong di bawa ke hooper
untuk dibawa ke perkebunan sebagai pupuk organik, selain itu janjangan kosong juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler.

4.

Stasiun Kempa.
Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke mesin

digester. Fungsi dari mesin digester ini untuk mencincang dan melumat brondolan
sehingga daging an biji mudah dipisahkan. Selain itu degister juga berfungsi
mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses
pengadukan. Degister juga memudahkan untuk mengelurakan minyak di screw press.
Buah yang sudah di lumat di digester dipress untuk mengeluarkan minyak dan
memisahkan daging buah dengan biji. Hasil minyak kasar dari screw press dialirkan
menuju Sand Trap Tank dan oil gutter. Sedangkan biji yang telah terpisah dari
daging dibawa ke Cake Brake Conveyor (CBC) menuju stasiun pabrik biji.
5.

Stasiun Klarifikasi

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Di stasiun klarifikasi minyak kasar tersebut menuju San Trap Tank. Sand
Trap Tank adalah suatu alat berbentuk silinder yang bekerja dengan berdasarkan
berat jenis antara air dengan minya, dimana berat jenis air lebih tinggi dbandingkan
dengan berat jenis minyak sehinggan dengan mudah minyak yang berada diatas air
mengalir masuk ke saringan getar (Circular Vibrating Screen).
Untuk pengiriman minyak kasar ke San Trap Tank dibatu dengan air panas
dari Hot Water Tank. Di saringan getar minyak akan disaringdan dipisahkan dari
kotoran. Hasil saringan akan dimasukkan ke Crude Oil Tank (Bak RO), sedang
kotoran yang masih mengandung minyak dikembalikan untuk diolah kembali di
digester. Di bak RO minyak akan diendapkan sementara, dimana minyak bersih
yang berada pada lapisan atas dipompakan menuju Continous Settling Tank (CST).
Sedangkan kotoran yang masih mengandung minyak dialirkan ke parit untuk dikutip
kebali di bak Vet Vit. Minyak yang berada di CST dipanaskan 950C dan diaduk
untuk memisahkan minyak, air, dan kotoran. Minyak bersih yang berada di lapisan
paling atas sekitar 60 cm dari permukaaan. Kadar minyak yang 99 % di masukkan ke
Oil Tank untuk di reduksi kadar airnya dengan oil purifer. Minyak murni dari Oil
Purifier di alirkan ke Vacum Dryer untuk dimurnikan kembali sebelum ke tangki
timbun. Sedangkan minyak kotor yang bercampur lumpur (sludge) yang berada pada
lapisan bawah dialirkan menuju sludge tank untuk memisahkan minyak lumpur dan
kotoran halus seperti pasir.
Setelah dari sludge tank minyak kotor menuju Balancing Tank sebagai
penampung cairan sludge sebelum diolah sludge seperator. Pada sludge seperator
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

minyak yang bercampur dipisahkan dengan sistem centrifugal dan prinsip berat jenis.
Minyak yang berat jenisnya rendah akan tersisi didalam dan dialirkan ke oil tank
untuk selanjutnya kembali ke oil purifier dan dialirkan ke vacum dryer. Sedangkan
lumpur dibuang sebagai limbah. Minyak murni yang berada di vacum dryer
dikurangai kadar airnya dengan sistem pemanasan dan vakum. Minyak murni
kemudian dikirimkan ke tangki timbun.
6.

Stasiun Penimbunan Minyak.


Di stasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri dari 2

unit dengan kapasitas 500 ton dan 1 unit berkapasitas 950 ton. Setiap tangkinya
dilengkapi dengan pipa pemanas uap. Pipa ini juga dilengkapai dengan pompa
minyak sebanyak 2 unit dengan kapasitas 30 dan 60 m3/jam.
Fungsi dari tangki timbun ini adalah sebagai berikut :
1.

Tempat penimbunan minyak CPO.

2.

Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahan.

3.

Tempat pegiriman minya via truk.

7.

Stasiun Pengutipan Minyak.


Stasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk mengutip minyak dari

limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak. Di stasiun pengutipan minyak


ini terdiri dari bak Vet Vit dengan kapasitas 2 x 84 m3 dilengkapi pemanas dan
pompa-pompa dengan kapasitas 20 m3/jam. Limbah yang diperkirakan masih

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

mengandung minyak ditampung di bak dan diendapkan untuk diambil sisa minyak
yang kemudian akan diolah kembali di stasiun klarifikasi.
Minyak yang masih terbawa dari buangan Vet Vit menuju rodos, yaitu alat
yang berupa drum-drum yang ditempatkan dalam bak yang ditambahkan air untuk
memisahkan minyak dan kotoran berdasarkan berat jenisnya sehingga minya berada
di lapisan permukaan. Rodos dilengkapi talang untuk mengalirkan minyak ke crude
oil tank.

2.7. Mesin dan Peralatan


2.7.1. Mesin Produksi
Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTP Nusantara IV Unit
Adolina dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.7.2. Peralatan Produksi
Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di di PTP Nusantara IV Unit
Adolina dilihat pada Lampiran 2.

2.8. Utilitas
Utilitas adalah pendukung kelancaran proses produksi disuatu pabrik.
Kebutuhan akan utilitas di di PTP Nusantara IV PKS Adolina meliputi :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1. Air
Air yang digunakan untuk di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah berasal
dari sungai. Air yang berasal dari sungai di pompa dengan mesin diesel yang
berjumlah 3 unit dengan kapasitas pompa masing-masing 80-100 m3/jam. Jarak yang
ditempuh dari sungai ke lokasi pabrik 1,6 Km. Air yang diterima akan masuk ke
Water Clarifier Tank. Disini air akan diendapkan untuk memisahkan kandungan
lumpur dan dialirkan ke Water Basin untuk dijernihkan dengan memakai tawas.
Setelah dijernihkan di Water Basin air dialirkan ke Sand Filter untuk disaring
kembali agar siap pakai. Air yang telah siap pakai dipompa ke menara air untuk
mengirim air ke pabrik, kantor dan perumahan.
2. Tenaga Listrik
Tenaga listrik sangat diperlukan dalam menjalankan proses produksi. Sumber
tenaga listrik pada di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah sebagai berikut :
1. Ketel Uap
Ketel uap adalah alat yang digunakan untk mengubah air menjadi uap dan
dengan jalan pemanasan yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dengan
proses heat transfer. Ketel uap dipanaskan dengan membakar bahan bakar yang
dikirim berupa ampas dan cangkang ataupun janjangan kosong. Ketel uap yang
digunakan di PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah pipa air vertikal. Jenis ketel uap
yang terdapat di PKS Adolina adalah jenis TAKUMA Type N-600 SA dengan
kapsitsa 20 ton/jam. Hasil dari ketel uap ini berupa tenaga uap yang berfungsi untuk
menggerakkan turbin
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2. Generator Diesel
Merupakan pembangkit listrik cadangan denga menggunakan bahan bakar
solar. Jumlah Generator diesel ini 3 unit dengan kapasitas 270 Hp 2 unit dan 298 1
unit dengan tipe 3306 B.

2.9. Safety and Fire Protection


PTP Nusantara IV telah memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja
yang barada dibawah pengawasan P2K3 ( Panitia Keselamatan dan Kesehatan
Kerja). Adapun Penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja di PTP
Nusantara IV Adolina adalah sebagai berikut :
1.

Pengenalan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) kepada tamu yang dilakukan


oleh SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang berada
dibawah P2K3 ( Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

2.

Lingkungan P2K3 yaitu 1400:200.

3.

Surat ijin kerja karyawan terhadap 3 kategori pekerjaan, yaitu :


a. Panas

: Areal vet vit

b. Kedalaman

: Tangki timbun minyak

c. Ketinggian

: Pencucian atap seng pabrik

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

4.

Prosedur keadaan darurat dimana apabila lonceng darurat berbunyi maka seluruh
pekerja harus menuju ke titik evakasi.

5.

Pelaporan sumber bahaya/cidera.

6.

Menyediakan kotak P3K sebanyak dua buah di setiap lingkungan pabrik.

7.

Diharuskan memakai alat pelindung diri setiap memasuki area pabrik

8.

Mematuhi pembatas akses yang berada di daerah terlarang bagi tamu terkecuali
didampingi oleh penyelia.

2.10. Waste Treatment


Limbah yang dihasilkan pada pabrik kelapa sawit terdri atsa limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan terdiri dari cangkang dan tandan kosong.
Limbah cair yang dihasilkan terdiri dari air kondensat, air cucian, air hydroclone.
Pengolahan limbah kelapa sawit meliputi pengendalian oil plant control, sistem
pengendalian pada kolam limbah sehingga air yang keluar dari pabrik memenuhi
persyaratan.

2.10.1. Pengolahan Limbah Cair


Dalam penanggulangan limbah cair pada PTP Nusantara IV PKS Adolina ini
terdiri dari 5 proses.
1.

Bak Vet Vit

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Bak Vet Vit berfungsi sebagai tempat penampungan sementara losses minyak
hasil dari pengolahan. Bak Vet Vit ini menampung sisa hasil olahan dari air
kondensat/rebusan, air buangan klarifikasi, dan air buangan hydrocyclone. Bak Vet
Vit terdiri dari dua bak dimana setiap bak terbagi menjadi 3 bagian yang diskat
antara satu dengan yang lainnya. Dimana tiap bagian yang diskat menampung sisa
olahan sebagai berikut :
a.

Bagian pertama : bagian ini tempat pertama masuknya losses minyak hasil
pembuangan dari pabrik.

b.

Bagian Kedua

: Bagian ini tempat sisa lumpur dan air dari bagian pertama

yang masih mengandung minyak.


c.

Bagian Ketiga

: Bagia ini terdiri dari sisa lumpur dan air dari bagian kedua

yang masih mengandung minyak.


Untuk mengoptimalkan pemisahan, pengutipan minyak dan menurunkan
viscositas cairan minyak dijaga agar suhu minyak tetap tinggi dengan cara injeksi
uap hasil dari BPV ke setiap ruangan dengan tekanan 3 Kg/Cm3. Pada bagian ketiga
bak Vet Vit dipasang pipa pengeluaran ke Deoling Pond untuk mengalirkan cairan
yang mengandung sedikit minyak ke kolam limbah.
Lapisan minyak yang terdapat di permukaan dari tiap-tiap ruangan pada
akhir pengolahan akan di kutip dan dialirkan ke pompa untuk seanjutnya ke pabrik
untuk diolah kembali.
2.

Deoling Pond

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Deoling Pond berfungsi sebagai tempat penampungan sisa pemisahan minyak


dan lumpur serta yang berasal dari kolam vet vit sebelum dialirkan ke kolam limbah.
Deoling Pond terdiri dari bak yang berbentuk trapesium dimana bagian bawah lebih
kecil dari bagian atas. Untuk pengutipan minyak yang dibagian atas maka dipasang
rodos yang berputar yang digerakkan dengan elektromotor. Letak rodos berada di
ujung Deoling Pond dan berada diatas permukaan cairan yang disanggah oleh dua
buah tiang dan tali penahan serta untuk mengatur naik-turun rodos. Cairan yang
mengandung minyak yang ditampung oleh Deoling Pond setelah beberapa hari
kendungan minyak akan semakin banyak sehingga dapat dikutip dan diolah kembali.

3.

Kolam Limbah
Kolam limbah berfungsi sebagai penampung aktif sisa pengolahan cairan

yang masih mengandung PH 4 untuk selanjutnya diolah kembali agar dapat


dimanfaatkan dan di salurkan ke bagian penerimaan. Limbah cairan yang dikutip dari
Deoling Pond mempunyai karakteristik asam dengan PH 4-4,5 dengan suh 70-800C
agar bakteri isopilik dapat berkembang biak dengan baik. Selanjutnya akan di alirkan
ke kolam limbah pengasaman yang berfungsi sebagai prakondisi bagi limbah
sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini limbah akan dirubah menjadi
VFA (Valuttie Fatty Acid) atau asam lemak mudah menguap. Resirklasi dlakukan
dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk
kolam pengasaman yang bertujuan untuk menaikan PH, menambah bakteri,
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

membantu pendinginan. Di kolam anaerobik nilai BOD akan diturunkan berkisar


antara 3500-5000 mg/l dengan PH 6-9.
4.

Proses Fakultatif
Proses yang terjadi pada kolam ini adalah penonaktifan bakteri anaerobik dan

proses pra kondisi aerobik. Indikasi dari aktivitas ini dapat dilihat pada permukaan
kolam dengan tidak dijumpai scum pada cairan yang berwarna kehijau-hijauan.
5.

Proses Aerobik
Proses yang berlangsung pada kolam aerobik adalah penumbuhan

ganggangdan mikro heterotrof yang membentuk flok. Ini merupakan proses


penyedian oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam metoda pengadaan
oksigen yang dilakukan secara alami.
Dari rangkaian proses pengolahan limbah cair membutuhkan waktu selama
120-150 hari.

2.10.2. Pengolahan Limbah Padat


Limbah pada yang dihasilkan dari pengolahan minyak sawit berupa
cangkang, tandan kosong. Tandan kosong yang dihasilkan dari pengolahan akan
dikumpulkan dan akan dijadikan sebagai pupuk di perkebunan, sebagian akan
dijadikan bahan bakar ketel. Sedangkan limbah padat yang berupa cangkang
digunakan sebagai bahan bakar ketel.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB III
LANDASAN TEORI
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3.1. Defenisi Mutu


Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah
faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan
posisi bersaing. Mutu merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan
oleh pemasaran atau manajemen. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual
pelanggan terhadap produk atau jasa, dimana diukur berdasarkan persyaratan
pelanggan tersebut dinyatakan atau tidak dinyatakan, secara teknis atau bersifat
subyektif dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh
persaingan.
Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran,
rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang
digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. Harapan disini mencakup
kemudahan perawatan, kemudahan dalam penggunaannya, desain yang baik, harga
yang ekonomis, daya tahan dan ketersediaan produk tersebut.
Pengendalian mutu adalah pengunaan teknik-teknik dan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan mutu suatu produk atau jasa.
Pengendalian mutu juga dapat dikatakan yaitu suatu proses pengaturan secara standar
yang telah ditentukan, dan melakukan tindakan tertentu jika terdapat perbedaan.
Maksud dari kebanyakan pengukuran mutu ini adalah menentukan dan mengevalusi
tingkatan dimana produk atau jasa mendekati keinginan atau harapan dari konsumen.
3.2. Analisis Pengendalian Mutu
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Analisis peningkatan mutu merupakan aktivitas teknik dan manajemen


dimana kita mengukur karakteristik dari kualitas suatu barang atau jasa, kemudian
membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi produk yang diinginkan oleh
pelanggan dan mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan
perbedaan diantara kinerja aktual dan standar.
Berdasarkan uraian diatas pengendalian mutu merupakan suatu metodologi
pengumpulan dan analisis data kualitas, serta menentukan dan menginterpretasikan
pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem
industri untuk meningkatkan kualitas produk guna memenuhi kebutuhan dan
ekspektasi pelanggan. Dengan demikian pengertian peningkatan dan pengendalian
manajemen mutu lebih menekankan pada aspek peningkatan proses industri dengan
menggunakan data kualitas yang dikumpulkan dan diinterpretasikan dengan
menggunakan alat-alat analisis termasuk teknik-teknik statistika.
Dalam konteks pembahasan tentang analisis data untuk peningkatan proses
dengan menggunakan teknik-teknik statistika, terminologi kualitas didefenisikan
sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik
kualitas dari suatu produk yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah
dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.3. Langkah-Langkah Pengendalian Mutu


Standardisis

sangat

diperlukan

sebagai

tindakan

pencegahan

untuk

memunculkan kembali masalah kualitas yang pernah ada dan telah diselesaikan. Hal
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

ini sesuai dengan konsep pengendalian mutu berdasarkan sistem manajeme mutu
yang berorientasi pada strategi pencegahan, bukan pada strategi pendeteksian saja.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang sering digunakan dalam analisis dan solusi
masalah mutu.
1.

Memahami kebutuhan peningkatan kualitas


Langkah awal dalam peningkatan kualitas adalah bahwa manajemen harus
secara jelas memahami kebutuhan untuk peningkatan mutu. Manajemen harus
secara sadar memiliki alasan-alasan untuk peningkatan mutu dan peningkatan
mutu merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar. Tanpa memahami
kebutuhan untuk peningkatan mutu, peningkatan kualitas tidak akan pernah
efektif dan berhasil. Peningkatan kualitas dapat dimulai dengan mengidentifikasi
masalah kualitas yang terjadi atau kesempatan penigkatan apa yang mungkin
dapat dilakukan. Identifikasi masalah dapat dimulai dengan mengajukan
beberapa pertanyaan dengan menggunakan alat-alat bantu dalam peningkatan
kualitas seperti brainstrorming, Check sheet, atau pareto diagram.

2.

Menyatakan masalah kualitas yang ada


Masalah-masalah utama yang telah dipilih dalam langkah pertama perlu
dinyatakan dalam suatu pernyataan yang spesifik. Apabila berkaitan dengan
masalah kualitas, masalah itu harus dirumuskan dalam bentuk informasiinformasi spesifik, jelas, tegas dan dapat diukur. Diharapkan dihindari
pernyataan masalah yang tidak jelas dan tidak dapat diukur.

3.

Mengevaluasi penyebab utama

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Penyebab utama dapat dievaluasi dengan menggunakan diagram sebab akibat


dan menggunakan teknik brainstrorming. Dari berbagai faktor penyebab yang
ada, kita dapat mengurutkan penyebab-penyebab dengan menggunakan diagram
pareto berdasarkan dampak dari penyebab tehadap kinerja produk, proses, atau
sistem manajemen mutu secara keseluruhan.
4.

Merencanakan solusi atas masalah


Diharapkan rencana penyelesaian masalah berfokus pada tindakan-tindakan
untuk menghilangkan akar penyebab dari masalah yang ada. Rencana
peningkatan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada diisi dalam
suatu formulir daftar rencana tindakan.

5.

Melaksanakan perbaikan
Implementasi rencana solusi terhadap masalah mengikuti daftar rencana
tindakan peningkatan kualitas. Dalam tahap pelaksanaan ini sangat dibutuhkan
komitmen manajemen dan karyawan serta partisipasi total untuk secara bersamasama menghilangkan akar penyebab dari masalah kualitasyang telah
teridentifikasi.

6.

Meneliti hasil perbaikan


Setelah melaksanakan peningkatan kualitas perlu dilakukan studi dan evaluasi
berdasarkan data yang dikumpulkan selama tahap pelaksanaan unutk
mengetahui apakah masalah yang ada telah hilang atau berkurang. Analisis
terhadap hasil-hasil temuan selama tahap pelaksanaan akan memberikan

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tambahan informasi bagi pembuatan keputusan dan perencanaan peningkatan


berikutnya.
7.

Menstandardisasikan solusi terhadap masalah


Hasil-hasil yang memuaskan dari tindakan pengendalian kualitas harus
distandardisasikan, dan selanjutnya melakukan peningkatan terus menerus pada
jenis masalah yang lain. Standardisasi dimaksudkan untuk mencegah masalah
yang sama terulang kembali.

8.

Memecahkan masalah selanjutnya


Setelah selesai masalah pertama, selanjutnya beralih membahas masalah
selanjutnya yang belum terpecahkan (jika ada).
Hubungan delapan langkah pengendalian mutu diatas dengan tujuh alat
pengendali kualitas dan siklus PDCA dapat dilihat pada Tabel 3.1. dibawah ini.
Tabel 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat
Pengendalian Kualitas, Siklus PDCA
Delapan Langkah Pengendalian
Mutu

Tujuh alat pengendali kualitas

1. Memahami
kebutuhan Check sheet, pareto diagram,
peningkatan kualitas
histogram,
cause
effect
diagram, scatter diagram
2. Menyatakan
masalah
kualitas yang ada
3.

Mengevaluasi
utama

4.

Merencanakan solusi atas


masalah

PDCA
PLAN

penyebab

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 3.1. Hubungan Langkah Pengendalian Mutu, Tujuh Alat


Pengendalian Kualitas, Siklus PDCA
Delapan Langkah Pengendalian
Mutu
5.

Melaksanakan perbaikan

6.

Meneliti hasil perbaikan

7.

Menstandardisasikan solusi
terhadap masalah

8.

Memecahkan
selanjutnya

Tujuh alat pengendali kualitas

PDCA
DO

Check sheet, pareto diagram,


histogram,
cause
effect
diagram, scatter diagram

CHECK

ACTION

masalah

3.4. Pengertian Statistic Quality Control (SQC)


Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau
populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di dalam suatu
sampel dari populasi. Metode statistik memegang peranan penting dalam jaminan
kualitas. Metode statistik memberikan cara-cara pokok dalam pengambilan sampel
produk, pengujian serta evaluasi dan informasi di dalam data yang digunakan untuk
mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan.
Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen dimana
mengukur karakteristik kualitas dari produk atau jasa, kemudian membandingkan
hasil pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan serta mengambil
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan kinerja aktual dan
standar.
Pengendalian kualitas produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan penggunaan bahan/material yang bagus, penggunaan mesinmesin/peralatan produksi yang memadai, tenaga kerja yang terampil, dan proses
produksi yang tepat. Dalam hal ini pengendalian kualitas secara statistik (Statistical
Quality Control) dapat digunakan untuk menemukan kesalahan produksi yang
mengakibatkan produk tidak baik, sehingga dapat diambil tindakan lebih lanjut untuk
mengatasinya.
Statistic Quality Control (pengendalian kualitas statistik) adalah teknik yang
digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manafaktur maupun jasa
melalui penggunaan metode statistik (Dorothea. W.A,2003). Pengendalian kualitas
statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor,
mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses
menggunakan metode-metode statistik.
Dalam banyak proses produksi bagaimanapun baiknya suatu rancangan atau
pemeliharaan akan selalu ada variabilitas dasar. Variabilitas dasar atau gangguan
dasar ini merupakan pengaruh komulatif dari banyak sebab-sebab kecil yang pada
dasarnya tidak terkendali.
Variabilitas yang dimaksud adalah variabilitas antar sampel dan variabilitas
dalam sampel. Apabila sampel diambil dari populasi yang sama, variasi statistik akan
terjadi dari sampel kesampel dan variasi range dapat dihitung. Bentuk ini merupakan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

dasar dari batas yang dihitung pada peta kendali atau control chart dan banyaknya
penerimaan. Dimana tujua akhir dari pengendalian kualitas statistik adalah
menyingkirkan atau mengurangi variabilitas dalam proses.
Pendendalian kualitas statistik (statistic quality control) secara garis besar
digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian proses statistik (statistic process
control) dan recana penerimaan sampel produk (acceptance sampling). Berdasarkan
jenis data yang digunakan pengendalian kualitas statistik dapat dibagi atas dua
golongan, yaitu pengendalian kualitas untuk data variabel dan pengendalian kualitas
untuk data atribut.

3.5. Data Atribut dan Data Variabel


3.5.1. Data Variabel
Pengumpulan data adalah langkah dalam prosedur pengendalian mutu.
Dengan data yang relevan maka dapat disajikan suatu informasi yang dapat
memenuhi objek dari pengendalian mutu, yaitu mendeteksi, mencegah dan
mengoreksi produk yang cacat. Didalam pengumpulan data terdapat dua jenis data
yaitu data variable dan data atribut.
Data variable merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan
analisis. Contoh dari data variable karakteristik kualitas adalah diameter pipa,
ketebalan produk, berat produk dan lain-lain. Ukuran-ukuran berat, panjang, tinggi,
diameter, volume biasanya merupakan data variabel.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Pengendalian kualitas statistik untuk data variable sering disebut dengan


metode peta kendali (control chart) variabel. Manfaat pengendalian kualitas proses
untuk data variabel adalah memberikan informasi mengenai perbaikan kualitas,
menentukan kemampuan proses setelah perbaikan kualitas tercapai, membuat
keputusan yang berkaitan dengan spesifikasi produk, membuat keputusan yang
berkaitan dengan proses produksi, dan membuat keputusan terbaru yang berkaitan
dengan produk yang dihasilkan. Peta kontrol yang umum digunakan untuk data
variable adalah peta X-Bar R, dan peta X-MR.

3.5.2. Data Atribut


Banyak karakteristik kualitas tidak dapat diklasifikasikan sesuai kuantitasnya.
Dalam suatu kasus kita selalu mengklasifikasikan tiap-tiap item yang diperiksa
sebagai data yang seragam dan data yang tidak seragam kedalam suatu spesifikasi
dalam suatu karakteristik. Karakteristik dalam jenis ini yang disebut data atribut.
Data atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan
analisis. Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada
kemasan, banyaknya jenis cacat. Data atribut iasanya diperoleh dalam bentuk unitunit yang ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Pada umumnya
data atribut digunakan dalam peta kontrol p, np, c, dan u.

3.6. Alat-Alat Pengendali Kualitas

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Alat-alat pengendalian kualitas diperlukan untuk melakukan pengendalian


kualitas dimana untuk mendeteksi adanya cacat dari suatu produk. Fungsi alat
pengendalian kualitas adalah meningkatkan kemampuan perbaikan proses sehingga
akan diperoleh peningkatan kemampuan berkompetensi, dan meningkatkan
produktifitas sumber daya. Alat-alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah
statistik proses kontrol (Statistical process Control-SPC). statistik proses kontrol ini
dibuat dengan tujuan untuk mendeteksi penyebab khusus yang mengakibatkan
terjadinya kecacatan atau proses diluar kontrol sedini mungkin sehingga kualitas
produk dapat dipertahankan.
Statistik proses kontrol ini terdiri dari 7 alat pengendalian kualitas yang lebih
dikenal dengan nama seven tools. Tujuh alat pengendalian kualitas yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Check Sheet (Lembar Pemeriksaan)
Check Sheet merupakan alat praktis yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengelompokkan, dan menganalisa data sederhana dan mudah. Ada beberapa jenis
check sheet yang dikenal dan umum digunakan untuk keperluan pengumpulan data
yaitu :
a.

Production Process Distribution Check Sheet.


Check Sheet ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses

produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah
ditetapkan dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan
dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

b.

Defective check Sheet


Mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja maka

terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi jenis kesalahan yang ada dan
persentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari faktor-faktor penyebab
yang berbeda sehingga tindakan korektif yang tepat harus diambil sesuai dengan
jenis kesalahan dan penyebabnya tersebut.
c.

Defect Location Check Sheet

Check Sheet ini berupa lembaran pemeriksaan dimana gambar skets dari benda kerja
disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifikasikan check
sheet seperti ini akan dapat mempercepat proses analisis dan pengumpulan tindakantindakan korektif yang diperlukan.
Tujuan utama dari check sheet adalah untuk memastikan bahwa data
dikumpulkan dengan hati-hati dan teliti untuk pengendalian proses dan pemecahan
masalah.
2. Histogram
Histogram adalah salah satu metode statistik untuk mengatur data sehingga dapat
dianalisa dan diketahui distribusinya. Histrogram merupakan tipe grafik batang yang
jumlah datanya dikelompokkan ke dalam beberapa kelas dengan interval tertentu.
Setelah data dalam setiap kelas diketahui, maka dapat dibuat histrogram dari data
tersebut. Histrogram tersebut dapat dilihat gambaran penyebaran data masih sesuai
dengan yang diharapkan atau tidak.
Penggambaran histogram dapat digunakan untuk ianalisa tentang beberapa hal yaitu :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

a. Berapa persen produk atau hasil kerja lainnya yang keluar dari standart spesifikasi
yang ditetapkan ?
b. Apakah produk atau output kerja lainnya benar-benar bisa memenuhi spesifikasi
yang direncanakan?
c. Apakah harga rata-rata dari ukuran output kerja yang diperoleh benar-benar sudah
sesuai dengan nilai nominal yang di spesifikasikan?
d. Apakah penyimpangan atau penyebaran data (disperse) masih berada dalam batasbatas toleransi yang diizinkan?
3.

Diagram Pareto

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto (1848-1923) dan
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk
mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. Pareto
diagram dibuat untuk menemukan dan mengetahui masalah atau penyebab yang
merupakan kunci dalam penyelesaian masalah. Dengan mengetahui penyebab yang
dominan maka dapat ditetapkan prioritas perbaikan. Fungsi diagram pareto adalah
untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas.
4. Stratifikasi
Stratifikasi adalah usaha mengelompokkan data ke dalam kelompokkelompok yang mempunyai karakteristik yang sama, untuk mengurai atau
mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil
atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan. Kegunaan stratifikasi adalah
sebagai berikut :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

a. Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.


b. Membantu pembuatan Scatter Diagram.
c. Mempermudah pengambilan keputusan-keputusan di dalam penggunaan peta
kontrol.
d. Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi.
5. Scatter Diagram (Diagram Pencar)
Scatter Diagram (Diagram Pencar) digunakan untuk melihat korelasi atau
hubungan dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu
karakteristik kualitas hasil kerja.
Apabila membicarakan tentang hubungan antara dua jenis data, maka secara
langsung akan membicaraakan tentang hal sebagai berikut :
a. Hubungan sebab akibat.
b. Suatu hubungan antara satu dan lain sebab.
c. Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya.
Rumus untuk ,menentukan korelasi (hubungan) dua variable sapat digunakan
rumus berikut ini:
rxy =

N XY X Y

[ N ( X 2 ) ( X ) 2 ]x[ N (Y 2 )] (Y ) 2 ]

6. Cause and Effect Diagram (Digram Sebab Akibat)


Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan (Fish BoneDiagram)
yang diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoru Ishkawa (Tokyo University) pada
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

tahun 1943. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor
yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualitas
output kerja. Dalam hal ini metode sumbang saran (brainstorming method) akan
cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan kerja secara detail.
Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa 5 faktor penyebab utama
yang signifikan yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Manusia (man)
2. Metode kerja (work method)
3. Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine)
4. Bahan-bahan baku (raw material)
5. Lingkungan kerja (work environment)
Diagram ini digunakan untuk melihat korelasi (hubungan) dari satu faktor
penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu karakteristik kualitas hasil kerja.
Peta kontrol (control chart).
7.

Peta kontrol (control chart)


Peta kontrol pertama kali ditemukan oleh Walter A. Shewart ketika sedang

bekerja untuk perusahaan Western Electrik. Shewart telah lama meneliti cara untuk
mengembangkan reliabilitas dari sistem transmisi telepon. Peta kontrol secara rutin
digunakan untuk memeriksa kualitas, tergantung pada jumlah karakteristik yang akan
diperksa. Jadi, peta kontrol adalah teknik pengendali proses pada jalur yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

digunakan secara luas untuk menyelidiki secara cepat terjadinya sebab-sebab terduga
atau proses sedemikian sehingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan
pembetulan dapat dilakukan sebelum telalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi.
Peta kontrol merupakan penggambaran secara visual mengenai mutu atau
kualitas suatu barang atau jasa. Teknik yang paling umum dilakukan dalam
pengontrolan kualitas adalah menggunakan peta kontrol Shewart. Peta ini bentuknya
sangat sederhana, yaitu terdiri dari tiga buah garis yang sejajar :
1. Garis tengah, yang menggambarkan nilai rata-rata proses.
2. Batas kontrol atas ditarik nilai tiga kali standar deviasi diatas garis tengah.
3. Batas kontrol bawah yang teletak pada nilai tiga kali standar deviasi dibawah
Garis tengah.
Out of control adalah suatu kondisi dimana karakteristik produk tidak sesuai
dengan spesifikasi perusahaan ataupun keinginan pelanggan dan posisinya pada peta
kontrol berada di luar batas kendali.
Tipe-tipe out of control meliput i :
1. Aturan satu titik
Terdapat satu titik data yang berada diluar batas kendali, baik yang berada diluar
UCL maupun LCL, maka data tersebut out of control.
2. Aturan tiga titik
Terdapat tiga titik data yang berurutan dan dua diantaranya berada di daerah A,
baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data tersebut out
of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control limits.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3. Aturan lima titik


Terdapat lima titik data yang berurutan dan empat diantaranya berada berurutan
di daerah B, baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data
tersebut out of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control
limits.

4. Aturan delapan titik


Terdapat delapan titik data yang berurutan dan berada berurutan di daerah C dan
di daerah UCL maka satu data tersebut out of control, yakni data yang berada
paling jauh dari central control limits.
Untuk lebih memperjelas mengenai penjelasan tipe-tipe out of control diatas,
dapat diperhatikan pada gambar di bawah:
UCLL
A
2/3 UCL

B
C

1/3 UCL
CCL

C
2/3 LCL
B
2/3 LCL
A
LCL

Gambar 2.1. Bagan Batas Kendali Out of Control

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Peta kontrol berdasarkan jenis data yang digunakan dapat dibedakan menjadi
dua, yakni :
1. Peta kontrol Variabel
a. Peta untuk rata-rata ( X chart)
b. Peta untuk rentang (R chart)
c. Peta untuk standar deviasi (S chart)

2. Peta kontrol Atribut, terdiri dari :


a. Peta p, yaitu peta kontrol untuk mengamati proporsi atau perbandingan antara
produk yang cacat dengan total produksi.
b. Peta c, yaitu peta kontrol untuk mengamati jumlah kecacatan per total produksi
c. Peta u, yaitu peta kontrol untuk mengamati jumlah kecacatan per unit produksi.

3.7.

Metode Statistical Quality Qontrol

3.7.1. Peta Kontrol (Control Chart)


Tujuan pokok pengendalian kualitas statistik adalah menemukan dengan
cepat

terjadinya

sebab-sebab

atau

pergeseran

proses

yang

sedemikian

hinggapenyelidikan terhadap proses dan tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum


terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Dalam hal ini peta kontrol adalah
salah satu metode pengendalian kualitas statistik yang dapat digunakan untuk
memberi informasi dalam meningkatkan atau memperbaiki kualitas.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Bentuk dasar peta kontrol merupakan pragaan grafik suatu karakteristik mutu
yang telah diukur dari suatu sampel. Peta kontrol adalah teknik pengendali proses
pada jalur yang digunakan secara luas untuk menyelidiki secara cepat terjadinya
sebab-sebab terduga atau proses sedemikian sehingga penyelidikan terhadap proses
itu dan tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum telalu banyak unit yang tidak
sesuai diproduksi.
Peta kontrol dapat diklasifiksikan kedalam dua tipe umum. Apabila
karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan disebut dengan
peta kontrol variabel. Dalam hal ini tepat sekali untuk melukiskan karakteristik
kualitas dengan ukuran tengah dan ukuran variabilitas. Sedangkan untuk
karakteristik kualitas yang tidak dapat diukur dengan skala kuantitatif, dimana
keadaan ini dinilai sebagai data yang sesuai atau tidak sesuai atas dasar pada tiap
unitnya disebut peta kontrol atribut.

3.7.1.1. Peta Kontrol Untuk Data Variabel


Grafik pengendalian atau peta kontrol untuk data variabel dapat digunakan
secara luas. Biasanya peta kontrol ini merupakan prosedur pengendali yang lebih
efisien

dan memberikan informasi tentang proses yang lebih banyak. Apabila

bekerja dengan karakteristik kualitas yang variabel, sudah merupakan standar untuk
mengendalikan nilaimean karakteristik kualitas dan variabilitasnya. Pengendalian
rata-rata proses atau mean tingkat kualitas biasanya dengan grafik pengendalan mean
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

atau peta kontrol x. Variabilitas atau pemencaran proses dapat dikendalikan dengan
grafik pengendali untuk standar deviasi atau peta kontrol S. Grafik pengendali untuk
rentang dinamakan peta kontrol R.
1. Peta Kendali ( chart)
Peta kendali

digunakan untuk proses yang mempunyai karakteristik

berdimensi kontinu. Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari data
yang diklasifikasikan dalam suatu kelompok. Pengelompokan data ini bisa dilakukan
berdasarkan satuan waktu hari atau satuan waktu lainnya dimana sampel berasal dari
kelompok yang melakukan pekerjaan yang sama, dan lain-lain.
Langkah-langkah untuk membuat peta kontrol

dapat dikemukakan sebagai

berikut :
a. Menentukan harga rata-rata X . Nilai rata-rata X didapatkan dengan rumus:
g

X =

dimana: X
X

i =1

g
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

= nilai rata-rata subgroup ke-i


= jumlah subgroup

b. Batas kontrol untuk peta ini adalah :


Menghitung batas kontrol pada peta dapat dengan rumus :
Batas kontrol atas (BKA) =
Batas kontrol bawah (BKB) =

+ A2

- A2
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

dimana : BKA = batas kontrol atas


BKB

= batas kontrol bawah

A2

= nilai koefisien

= selisih harga Xmaks dan Xmin

c. Menggambarkan Peta X menggunakan batas kontrol dan sebaran data .


Peta ini sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai
penolakan atau penerimaan produk yang dihasilkan atau diteliti.

2. Peta R (R-chart)
Peta kendali rata-rata dan jarak (range) merupakan dua peta kendali yang
saling membantu dalam mengambil keputusan mengenai kualitas proses. Peta
kendali jarak (range) digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi atau ketepatan
proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil. Seperti halnya
peta kendali rata-rata peta kendali jarak tersebut juga digunakan untuk mengetahui
dan menghilangkan sebab yang membuat terjadinya penyimpangan.
Peta kontrol R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu
sub group, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Langkah-langkah Penetuan
garis central, yakni sebagai berikut :
a. Menentukan rentang rata-rata
Untuk menentukan rentang rata-rata dapat digunakan dengan rumus :

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

R=

Ri
i =1

= jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri

= nilai rentang subgroup ke-i

= jumlah subgroup

dimana:

b. Menentukan batas-batas kontrol untuk peta R ini adalah:


Batas kontrol atas (BKA) = D4.
Batas kontrol bawah (BKB) = D3.
dimana

BKA

= batas kontrol atas

BKB

= batas kontrol bawah

D4, D3 = nilai koefisien


c.

Menggambarkan garis

dan garis batas kontrol pada peta serta sebaran data

Range (R).

3.7.1.2.Peta kendali Untuk Data Atribut


Data yang diperlukan disini hanya diklasifikasikan sebagai data dalam
kondisi baik atau cacat. Seperti halnya dengan peta control variabel, maka suatu
proses akan dikatakan terkendali bila data berada dalam batas-batas control.
Perbedaan yang ada adalah bahwa disini karakteristik peta kendali atribut sudah
mencerminkan harga rata-rata (mean) dan penyimpangan dari proses kerja yang
berlangsung.
a. Peta p atau np chart
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Peta P (p chart) dan peta np atau banyaknya kesalahan yang digunakan (np
chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih
dalam batas yang diijinkan. Peta kendali proporsi banyak digunakan bila memakai
ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila
sampel yang diambil untuk untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama
maka dapat digunakan peta kendali proporsi kesalahan (p chart) maupun banyaknya
kesalahan (np chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiap kali
melakukan observasi berubah-ubah jumlahnya atau memang perusahaan tersebut
akan melakukan seratus persen inspeksi maka harus menggunakan peta kendali
proporsi kesalahan (p chart). Peta P akan berkaitan dengan fraction defective, yaitu
jumlah cacat dibagi dengan jumlah items (sample) yang diinspeksi. Sedangkan np
chart akan berkaitan dengan number of defektive atau jumlah cacat yang
ditemukan dalam sample lot sizes (n) tidak sama dengan np chart besarnya n dari
masing-masing sample lot akan sama.
b. Peta c chart atau u-chart
Peta kendali ini digunakan untuk mengadakan pengujian terhadap kualitas proses
produksi dengan mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk sebagai
sampelnya. Bedanya untuk jumlah sampel yang konstan dapat digunakan peta
kendali banyaknya kesalahan dalam satu unit produk yang sama atau peta kendali c
(c chart) maupun peta kendali u chart, tetapi apabila sample yang diambil bervariasi
atau seluruh produk yang dihasilkan akan diuji, maka digunakan peta kendali
banyaknya kesalahan dalam satu unit produk yang berbeda atau peta kendali u (u
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

chart). Cacat produk yang diuji dengan menggunakan peta kendali c (c chart) dan
peta kendali u (u chart) ini misalnya mengetahui jumlah bercak pada sebidang
tembok, jumlah kesalahan pengetikan yang ditemukan dalam satu lembar ketikan
dan sebagainya.

3.8. Peta Kontrol Revisi


Untuk peta kontrol yang memiliki data diluar batas kendali atau out of kontrol
maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan peta kontrol revisi. Adapun tujuan
dari pemakaian peta kontrol revisi ini untuk mendapatkan peta kontrol dimana datadata berada dalam batas pengendalian.
Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kontrol revisi untuk peta X
dan R adalah sebagai berikut :

1.

Meletakkan data pendahuluan pada peta kontrol


Apabila terjadi nilai-nilai maupun subgroup-subgroup yang menyimpang dari

garis sentral maka perlu dihitung garis sentral baru terhadap data yang ada. Dimana
data yang diluar batas kendali di hilangkan dari peta kontrol.
Untuk peta X rata-rata dan R perhitungannya dengan menggunakan rumus:
g

xnew =
dimana: xd

xi xd
i =1

g gd

dan

Rnew =

Ri Rd
i =1

g gd

= jumlah rata-rata subgroup yang ditolak

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.

Rd

= jumlah range subgroup yang ditolak

gd

= jumlah subgroup yang ditolak

Menghitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah


Untuk menghitung batas kontrol yang baru maka dapat digunakan dengan

rumus:
Dimana :

x0 = x new
R0 = Rnew
0 =

R0
d2

Batas Kontrol Atas Untuk Peta Revisi x new :

UCL x = x0 + A 0

Batas Kontrol Bawah Untuk Peta xnew

UCL x = x0 A 0

Batas Kontri Atas Untuk Peta Rnew

UCLR = D2

Batas Kontri Bawah Untuk Peta Rnew

LCLR = D1 0

3.

Menggambarkan peta kontrol x new dan Rnew dengan batas control yang telah
direvisi.

3.9. Kapabilitas Proses (Cp)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Kapabilitas proses digunakan untuk melihat kapabilitas atau kemampuan


proses. Indeks kapabilitas proses hanya layak dihitung apabila proses berada dalam
pengendalian. Adapun kriteria penilaian indeks kapabilitas proses sebagai berikut :
1.

Jika Cp > 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik.

2.

Jika 1.00 Cp 1,33 maka kapabilitas proses baik, namun perlu pengendalian
ketat apabila Cp mendekati 1.00.

3.

Jika Cp < 1.00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu ditingkatkan
kinerjanya melalui peningkatan proses.
Perumusan untuk perhitungan nial indeks kapabilitas ini adalah sebagai

berikut :

Cp =
Cp = Process capability
LSL = Lower specificati limit
USL = Upper specification limit

Kriteria penilaian :
a. Jika Cp > 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

b. Jika 1,00 Cp 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
apabila Cp mendekati 1,00

c. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
tingkat kinerjanya melalui peningkatan proses.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam


menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat
berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan
teori-teori yang mendukung dalam memecahan permasalahan yang diteliti.

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di pabrik pengolahan kelapa sawit PTP Nusantara
IV Adolina, berada di jalan raya Medan-Pematang Siantar Kabupaten Serdang
Bedagai dengan jarak 38 38 Km dari kota Medan.
Sesuai dengan surat izin pelaksanaan penelitian yang dikeluarkan oleh pihak
PTP Nusantara IV No 04.12/X/213/V/2009 maka penelitian dapat dilakukan pada
tanggal 27 Mei s/d 10 Juni 2009. Jika perlu mengadakan peninjauan ulang maka
pihak pabrik dapat memberikan izin demi kelancaran penelitian.

4.2. Rancangan Penelitian


Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Penelitian dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif


yang dilakukan dengan data non-eksperimen dengan tujuan membuat interpretasi
dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari objek penelitian untuk
memecahkan serta menjawab permasalahan yang dihadapi.

4.3. Variabel Penelitian


Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Dalam
penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu variabel dengan variabel yang lain,
maka terdapat variabel penyebab atau variabel bebas (Indevenden Variable) dan
variabel akibat atau variabel terikat (Dependen Variable).
Adapun vaiabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen (variabel bebas, sebab mempengaruhi)
Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel bebas dalam
penelitian ini adalah kadar asam lemak bebas dan kadar air pada minyak mentah
kelapa sawit.
2. Variabel dependen (variabel tergantung, akibat, terpengaruh)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas
minyak mentah kelapa sawit.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

4.4. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah suatu prosedur dalam menentukan sumber
data yang telah direncanakan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dimana
peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tenaga, waktu, dana,
dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat. Pada penelitian ini teknik
penentuan pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa:
1. Data historis
Mencatat prosedur pemeriksaan dan hasil pengukuran kadar asam lemak bebas
dan kadar air, data gambaran umum perusahaan dan inventaris mesin dan
peralatan.
2.

Studi kepustakaan
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah.

4.5. Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian
kulaitas statistik. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang
berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

kadar Asam Lemak Bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran yang terkandung
dalam Crude Palm Oil (CPO). Data variabel yang diperoleh dari perusahaan diolah
dengan cara:
1.

Menghitung normalitas data, dilakukan untuk menguji apakah data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal, berdasarkan uji chi square.

2.

Menghitung X rata-rata, rentang, dan R rata-rata dengan rumus:


g

X =

i =1

Dimana:
X = jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup
X

= nilai rata-rata subgroup ke-i


= jumlah subgroup
g

R=

Ri
i =1

Dimana :

R = jumlah rata-rata rentang subgroup


Ri = nilai rentang subgroup ke-i
g = jumlah subgroup
3.

Menentukan batas kontrol untuk pembuatan peta kendali X dan R.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Batas kontrol peta X : Batas kontrol atas (BKA) =


Batas kontrol bawah (BKB) =
dimana :

BKA

= Batas Kontrol Atas

BKB

= Batas Kontrol

+ A2
- A2

A2

= Nilai Koefisien

= Selisih Harga Xmaks dan Xmin

Batas kontrol peta R :

Batas kontrol atas (BKA) = D4.


Batas kontrol bawah (BKB) = D3.

Dimana :

BKA

= Batas Kontrol Atas

BKB = Batas Kontrol Bawah


D4, D3 = Nilai Koefisien
4.

Menghitung harga Xnew, Rnew dan batas kendali untuk membuat peta kontrol
revisi. Peta revisi dilakukan bila terdapat data di luar batas kontrol.

5.

Menghitung kapabilitas proses untuk mengetahui kemampuan.

2.6. Analisis Data dan Pemecahan Masalah


Adapun analisa dan pemecahan masalah dilakukan dalam penelitian ini dengan
menganalisa hasil pengolahan data pada data yang berada pada kondisi diluar batas
kendali, dan melakukan pemecahan masalah terhadap faktor yang mempengaruhi
kualitas dengan menggunakan alat pengendali kualitas.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

4.7. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini akan
berguna sebagai landasan dalam perbandingan hasil penelitian dngan keadaan yang
ada di pabrik. Adapun flow diagram metodologi penelitian yang dilakukan dapat
dilihat pada Gambar 4.1.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Penetapan Masalah
Menetapkan Permasalahan yang terjadi dalam perusahaan
(pengendalian mutu minyak mentah ke;apa sawit)

Studi Literatur
Menyediakan literatur yang
mendukung perumusan masalah
1. Pengendalian kualitas statistik
2. Metode analisis untuk
peningkatan kualitas
3. Pengantar pengendalian
kualitas statistik

Studi Lapangan
Melakukan pengamatan langsung
pada perusahaan yang diteliti

Pengumpulan Data
Pengumpulan data kadar Asam Lemak Bebas (ALB), Kadar Air

Pengolahan Data
1. Menghitung normalitas data
2. Menghitung nilai X rata-rata
3. Menghitung nilai R (rentang)
4. Menghitung garis sentral ( X dan R) dari jumlah rata-rata
5. menghitung batas kendali peta x dan R untuk masing-masing
karakteristik data
6. menggambarkan peta kendali x dan R untuk masing-masing
karakteristik
7. Membuat peta revisi bila ada data di luar batas kendali.
8. Menghitung indeks kapabilitas proses

Analisa dan pemecahan masalah


1. Menganalisa sebab data yang berada di luar batas kendali
2. Analisa terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas
3. Usulan perbaikan sesuai dengan analisa perbaikan kualitas

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.1. Flow Diagram Metodologi Penelitian

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data


5.1.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data merupakan kunci untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi, dan metode pengumpulan data sangat berpengaruh
untuk mendapatkan data yang benar. Adapun data yang telah diperoleh dalam
penelitian ini melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu:
1. Data historis
Mencatat nilai batas normal dan hasil pengukuran terhadap kadar asam lemak
bebas, kadar air dan kadar kotoran.
2. Studi kepustakaan
Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara
pemecahan masalah.
Adapun data nilai batas normal kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar
kotoran adalah sebagai berikut:
1.

Kadar Normal Asam Lemak Bebas (ALB)

: 2,5% - 3,0 %

2.

Kadar Normal Air

: 0,1% - 0,15 %

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3.

Kadar Normal Kotoran

: 0,01 % - 0,02 %

Dalam hal ini perusahaan melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan


syarat mutu untuk mewakili produk. Pengambilan sampel dilakukan dengan rentang
1 jam sekali selama proses produksi berlangsung.

5.2. Data Hasil Pengujian

No

Tanggal

Kadar Asam Lemak


Bebas (ALB)

Kadar Air

Kadar Kotoran

27 Mei 2009

2,86

0,136

0,02

3,31

0,131

0,02

3,27

0,134

0,021

3,31

0,141

0,021

3,24

0,131

0,021

3,32

0,148

0,02

3,1

0,14

0,02

3,15

0,138

0,021

2,9

0,146

0,02

2,96

0,135

0,017

2,93

0,174

0,017

2,91

0,159

0,019

0,163

0,021

2,89

0,153

0,02

28 Mei 2009

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

29 Mei 2009

30 Mei 2009

3,38

0,165

0,021

3,18

0,157

0,019

3,31

0,151

0,019

3,12

0,148

0,017

3,2

0,158

0,021

3,35

0,163

0,022

3,35

0,147

0,021

2,87

0,155

0,023

2,61

0,154

0,023

3,43

0,159

0,021

3,21

0,16

0,02

2,79

0,154

0,023

2,9

0,153

0,02

2,77

0,153

0,021

Data yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengujian kualitas CPO
dengan syarat mutu kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran pada
laboratorium PTP. Nusantara IV dari tanggal 27 Mei 2009 hingga 25 Juni 2009. Data
hasil pengujian kadar asam lemak bebas, kadar air dan kotoran dapat dilihat pada
Tabel 5.1.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar Kotoran
Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian... (Lanjutan)

No

Tanggal

Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)

01-Jun-09

3,86

0,145

0,022

4,17

0,156

0,021

3,59

0,148

0,023

3,56

0,149

0,022

3,65

0,159

0,022

3,99

0,155

0,021

2,65

0,166

0,022

3,48

0,142

0,016

3,45

0,131

0,017

3,12

0,136

0,02

3,09

0,138

0,021

2,78

0,141

0,022

3,42

0,127

0,025

3,16

0,142

0,022

3,24

0,139

0,021

3,46

0,139

0,019

2 Juni 2009

3 Juni 2009

Kadar Air

Kadar Kotoran

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

4 Juni 2009

5 Juni 2009

2,71

0,144

0,02

0,145

0,023

3,57

0,147

0,025

3,14

0,141

0,02

4,21

0,147

0,022

3,07

0,146

0,02

3,01

0,159

0,023

3,05

0,163

0,021

3,07

0,154

0,022

3,05

0,157

0,022

3,08

0,151

0,02

3,08

0,152

0,019

2,87

0,13

0,017

2,81

0,145

0,018

3,16

0,131

0,02

2,73

0,136

0,016

2,81

0,131

0,016

2,84

0,142

0,017

3,24

0,138

0,018

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian... (Lanjutan)

No

Tanggal

Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)

10

6 Juni 2009

2,46

0,141

0,021

2,65

0,147

0,025

3,23

0,143

0,022

2,91

0,159

0,023

2,85

0,146

0,019

2,81

0,142

0,017

2,77

0,153

0,016

2,97

0,164

0,017

3,09

0,176

0,018

3,09

0,164

0,019

2,99

0,178

0,019

3,24

0,173

0,019

3,18

0,166

0,02

3,12

0,183

0,019

11

8 Juni 2009

Kadar Air

Kadar Kotoran

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

12

13

14

9 Juni 2009

10 Juni 2009

11 Juni 2009

3,09

0,15

0,019

3,59

0,158

0,018

3,68

0,151

0,02

3,55

0,157

0,022

3,19

0,15

0,019

0,161

0,021

3,21

0,163

0,02

2,34

0,138

0,021

2,43

0,149

0,018

2,89

0,143

0,018

2,49

0,148

0,019

2,47

0,149

0,02

2,88

0,138

0,021

2,84

0,158

0,022

4,22

0,137

0,021

3,69

0,133

0,02

3,14

0,138

0,022

3,04

0,131

0,023

2,88

0,138

0,021

3,21

0,128

0,023

3,04

0,141

0,021

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian ... (Lanjutan)

No

Tanggal

Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)

15

12 Juni 2009

3,2

0,143

0,02

2,94

0,141

0,02

3,47

0,148

0,019

4,28

0,143

0,019

3,33

0,145

0,021

3,15

0,139

0,021

2,96

0,14

0,023

2,96

0,149

0,016

3,13

0,164

0,017

3,05

0,155

0,016

3,05

0,164

0,018

16

13 Juni 2009

Kadar Air

Kadar Kotoran

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

17

18

19

15 Juni 2009

16 Juni 2009

17 Juni 2009

3,07

0,166

0,016

3,02

0,16

0,018

3,07

0,166

0,018

3,11

0,172

0,02

3,42

0,169

0,019

3,68

0,166

0,018

3,43

0,173

0,016

3,19

0,169

0,017

3,66

0,18

0,02

3,19

0,167

0,021

3,46

0,155

0,021

3,56

0,163

0,022

3,71

0,161

0,021

3,69

0,159

0,02

3,35

0,152

0,019

2,96

0,157

0,018

2,95

0,156

0,019

4,36

0,163

0,018

3,43

0,164

0,018

3,52

0,179

0,019

3,45

0,175

0,019

3,41

0,181

0,017

3,45

0,173

0,016

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3,7

0,172

0,016

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian ... (Lanjutan)

No

Tanggal

Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)

Kadar Air

Kadar Kotoran

20

18 Juni 2009

3,51

0,181

0,02

3,73

0,168

0,019

3,76

0,169

0,02

3,45

0,158

0,016

3,63

0,161

0,017

3,7

0,153

0,018

3,62

0,159

0,019

3,34

0,147

0,016

3,07

0,147

0,018

21

19 Juni 2009

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

22

23

24

19 Juni 2009

20 Juni 2009

22 Juni 2009

3,39

0,16

0,02

3,37

0,173

0,021

3,39

0,186

0,022

3,35

0,162

0,022

3,09

0,149

0,025

2,91

0,177

0,02

4,02

0,171

0,021

4,46

0,182

0,019

4,33

0,184

0,017

4,41

0,176

0,017

3,73

0,169

0,019

3,56

0,172

0,02

3,71

0,154

0,021

4,21

0,153

0,02

3,61

0,178

0,021

3,43

0,168

0,022

3,57

0,153

0,02

3,88

0,162

0,02

3,09

0,179

0,021

3,6

0,182

0,019

3,93

0,143

0,018

4,57

0,171

0,016

3,63

0,146

0,018

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2,94

0,151

0,02

3,41

0,139

0,017

3,34

0,144

0,017

Tabel 5.1. Data Hasil Pengujian ... (Lanjutan)

No

Tanggal

Kadar Asam
Lemak Bebas
(ALB)

25

23 Juni 2009

3,45

0,158

0,018

3,71

0,161

0,018

3,79

0,143

0,02

3,71

0,153

0,019

3,64

0,15

0,019

3,6

0,151

0,02

3,44

0,185

0,018

3,79

0,166

0,019

3,99

0,166

0,019

3,77

0,155

0,021

26

24 Juni 2009

Kadar Air

Kadar Kotoran

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

27

25 Juni 2009

3,6

0,172

0,018

3,44

0,164

0,019

3,92

0,159

0,017

3,53

0,153

0,018

3,57

0,186

0,021

3,65

0,182

0,02

3,29

0,176

0,018

3,46

0,182

0,02

3,39

0,186

0,021

3,24

0,176

0,017

3,41

0,17

0,02

5.3. Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji kenormalan data,
penentuan batas kendali X dan R untuk masing-masing syarat mutu CPO yang
diamati dan menghitung kapabilitas proses.
5.3.1. Histogram
5.3.1.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas
Dari data hasil pengujian kadar asam lemak bebas diatas, maka histogram
kadar asam lemak bebas dapat dilihat pada Gambar 5.1. berikut.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.1. Histogram Kadar Asam Lemak Bebas

5.3.1.2. Histogram Kadar Air


Dari data hasil pengujian kadar air diatas, maka histogram kadar air dapat
dilihat pada Gambar 5.2. berikut.

Gambar 5.2. Histogram Kadar Air


5.3.1.3. Histogram Kadar Kotoran
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dari data hasil pengujian kadar kotoran diatas, maka histogram kadar kotoran
dapat dilihat pada Gambar 5.3. berikut.

Gambar 5.3. Histogram Kadar Air


5.3.2. Uji Normalitas Data
5.3.2.1. Uji Kenormalan Data Kadar Asam Lemak Bebas
Adapun langkah langkah yang dilakukan untuk uji kenormalan pada
YMax = 4,57
Ymin = 2,34
R = Ymaks Ymin
= 4,57 2,34
= 2,23
K (Jumlah Kelas) :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log (189)
= 1 + 3,3 (2,276)
= 8,51 9 kelas
I = interval kelas :

R
K

2,23
9

= 0,2478 0.25
Dari hasil perhitungan tersebut maka data distribusi frekuensi kadar Asam
Lemak Bebas (ALB) dapat dihitung seperti yang tertera pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data Distribusi Frekuensi Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

INTERVAL

BKB

Titik
Tengah(Xi)

BKA

Fi

fi.xi

2,34 - 2,58

2,335

2,46

2,585

12,3

2,59 - 2,83

2,585

2,71

2,835

12

32,52

2,84 - 3,08

2,835

2,96

3,085

42

124,32

3,09 - 3,33

3,085

3,21

3,335

41

131,61

3,34 - 3,58

3,335

3,46

3,585

42

145,32

3,59 - 3,83

3,585

3,71

3,835

29

107,59

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3,84 4,08

3,835

3,96

4,085

31,68

4,09 - 4,33

4,085

4,21

4,335

25,26

4,34 - 4,59

4,335

4,465

4,595

17,86

189

628,46

Total

Besarnya X rata-rata data kadar Asam Lemak Bebas (ALB):

X=

fi.xi = 628,46 = 3,3149


fi 189

Besarnya standar deviasi ditentukan dengan persamaan :

fi(Xi X )

Sd =

Sd =

n 1

5(2,455 - 3,320) 2 + 12(2,69 3,325) 2 ... + 4(4,345 3,325) 2


(189 1)

= 0,41553

Skor baku ditentukan oleh persamaan :

Z=

X X

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dari persamaan tersebut, maka skor baku dari masing-masing batas


kelompok kontinu dapat ditentukan. Sebagai contoh diambil batas kelompok kontinu
2,335-2,585 sebagai berikut :

2,335 3,325
0,4164
dan
= 2,38

Z 2,335 =

Z 2,335

Z 2,575

Luas Kurva

2,585 3,325
0,4164
= 1,78

2 , 575

= P (-2,38 < Z < -1,78)


= P (Z < -1,78) P(Z <-2,38)
= 0,0375 0,0087
= 0.0288

Dari hasil di atas, maka diperoleh pula ekspektasi untuk masing-masing


batas kontinu (ei), yang ditentukan dengan persamaan :
ei = Pi x N
Pi = Luas Kurva
N = jumlah data pengamatan
Contoh : Untuk kelas I, ei = Pi x N = 0.0288 x 189 = 5,4432
Nilai ekspektasi dari masing-masing batas kontinu dapat dilihat pada Tabel
5.3.
Tabel 5.3. Data Luas Kurva Untuk Kadar Kotoran
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Batas
P(ZBKB)

P(ZBKA)

Luas kurva

Fi

ei

2,335 - 2,585

-2,38

-1,78

0,0288

5,4432

2,585 - 2,835

-1,78

-1,18

0,0815

12

15,4035

2,835 - 3,085

-1,18

-0,58

0,1620

42

30,6180

3,085 - 3,335

-0,58

0,02

0,2270

41

42,9030

3,335 - 3,585

0,02

0,62

0,2244

42

42,4116

3,585 - 3,835

0,62

1,22

0,1564

29

29,5596

3,835 4,085

1,22

1,83

0,0776

14,6664

4,085 - 4,335

1,83

2,43

0,0261

4,9329

4,335 - 4,595

2,43

3,05

0,0064

1,2096

189

189

Kontinu (x)

Dari hasil perhitungan luas kurva pada Tabel di atas, akan digabung sehingga
akan diperoleh kelas baru seperti ditunjukkan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Data Revisi Luas Kurva Dan Frekuensi Ekspektasi Kadar ALB
Batas
P(ZBKB)

P(ZBKA)

Luas kurva

Fi

ei

(Fi-ei)^2/ei

2,335 - 2,585

-2,38

-1,78

0,0288

5,4432

0,036

2,585 - 2,835

-1,78

-1,18

0,0815

12

15,4035

0,752

Kontinu (x)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2,835 - 3,085

-1,18

-0,58

0,1620

42

30,6180

4,231

3,085 - 3,335

-0,58

0,02

0,2270

41

42,9030

0,084

3,335 - 3,585

0,02

0,62

0,2244

42

42,4116

0,004

3,585 - 3,835

0,62

1,22

0,1564

29

29,5596

0,011

3,835 4,085

1,22

1,83

0,0776

14,6664

3,030

4,085 - 4,595

1,83

3,05

0,0325

10

6,1425

2,423

189

189

10,5709

Tahap pengujian :
1. Rumusan Hipotesa
Ho : Data berdistribusi normal
Hi : Data tidak berdistribusi normal
2. Jumlah Kelas (k) = (batas kontiniu) = 8
V (derajat kebebasan) = 8 3 = 5
Level of significance () = 0.05
3. Nilai Chi Kuadrat hitung
(Oi ei ) 2
=
= 10,5709
ei
i =1
4

4. Nilai Chi Kuadrat tabel untuk V = 5 dan () = 0.05 adalah X 01.05 = 11.070
5. Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel (10,5709 < 11.070)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Karena chi kuadrat hitung < Chi kuadrat tabel, maka Ho diterima. Sehingga
diperoleh hasil bahwa data berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas data masing-masing karakteristik Crude
Palm Oil (CPO) dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data

Jenis Karakteristik

Fi

Chi
Kuadrat
Hitung

Chi
Kuadrat
Tabel

Kadar Asam Lemak


Bebas (ALB)

189

10,5709

11.070

Kadar Air

189

7,52402

12,592

Data Normal

Kadar Kotoran

189

7,8129

11,070

Data Normal

Keterangan

Data Normal

5.3.3. Peta dan R untuk Kadar Asam Lemak Bebas

Membuat peta kontrol

dengan mencari nilai rata-rata X . Nilai rata-rata X

yang juga merupakan garis tengah didapatkan dengan rumus:


g

X =

dimana: X
X

i =1

g
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

= nilai rata-rata subgroup ke-i

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

= jumlah subgroup

Batas kontrol untuk peta ini adalah :


Batas kontrol atas (BKA) =

+ A2

Batas kontrol bawah (BKA) =

- A2

Peta kontrol R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu
sub group, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Penetuan garis sentral, yakni
rentang rata-rata adalah sebagai berikut:
g

R=
dimana: R

Ri
i =1

g
= jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri

= nilai rentang subgroup ke-i

= jumlah subgroup

Batas-batas kontrol untuk peta R ini adalah:


Batas kontrol atas (BKA) = D4.
Batas kontrol bawah (BKB) = D3.
Nilai A2 dapat dilihat pada tabel faktor untuk peta
D4 untuk peta R. Penggunaan peta

dan tabel faktor D3 dan

dan R secara bersama-sama dapat dilakukan

tanpa menggunakan standar deviasi, tetapi dengan menggunakan faktor-faktor yang

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

terdapat dalam table pengendalian variabel yang tertera pada lampiran. Perhitungan
X danR dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Perhitungan x dan R Pada Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
Tanggal

No

Sampel
X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

11-Mei-09

2,86

3,31

3,27

3,31

3,24

3,32

3,1

3,20

0,46

12-Mei-09

3,15

2,9

2,96

2,93

2,91

2,89

2,96

0,26

13-Mei-09

3,38

3,18

3,31

3,12

3,2

3,35

3,55

3,30

0,43

14-Mei-09

2,87

2,61

3,43

3,21

2,79

2,9

2,77

2,94

0,82

15-Mei-09

3,86

4,17

3,59

3,56

3,65

3,99

2,65

3,64

1,52

16-Mei-09

3,48

3,45

3,12

3,09

2,78

3,42

3,16

3,21

0,70

18-Mei-09

3,24

3,46

2,71

4 3,57

3,14

4,21

3,48

1,50

19-Mei-09

3,07

3,01

3,05

3,07 3,05

3,08

3,08

3,06

0,07

20-Mei-09

2,87

2,81

3,16

2,73 2,81

2,84

3,24

2,92

0,51

21-Mei-09

10

2,46

2,65

3,23

2,91 2,85

2,81

2,77

2,81

0,77

22-Mei-09

11

2,97

3,09

3,09

2,99 3,24

3,18

3,12

3,10

0,27

23-Mei-09

12

3,09

3,59

3,68

3,55 3,19

3,21

3,33

0,68

25-Mei-09

13

2,34

2,43

2,89

2,49 2,47

2,88

2,84

2,62

0,55

26-Mei-09

14

4,22

3,69

3,14

3,04 2,88

3,21

3,04

3,32

1,34

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

27-Mei-09

15

3,2

2,94

3,47

4,28 3,33

3,15

2,96

3,34

1,34

28-Mei-09

16

2,96

3,13

3,05

3,05 3,07

3,02

3,07

3,05

0,17

29-Mei-09

17

3,11

3,42

3,68

3,43 3,19

3,66

3,19

3,40

0,57

30-Mei-09

18

3,46

3,56

3,71

3,69 3,35

2,96

2,95

3,56

0,76

01-Jun-09

19

4,36

3,43

3,52

3,45 3,41

3,45

3,7

3,62

0,95

02-Jun-09

20

3,51

3,73

3,76

3,45 3,63

3,7

3,62

3,63

0,31

03-Jun-09

21

3,34

3,07

3,39

3,37 3,39

3,35

3,09

3,29

0,32

04-Jun-09

22

2,91

4,02

4,46

4,33 4,41

3,73

3,56

3,92

1,55

05-Jun-09

23

3,71

4,21

3,61

3,43 3,57

3,88

3,09

3,69

1,12

06-Jun-09

24

3,6

3,93

4,57

3,63 2,94

3,41

3,34

3,63

1,63

08-Jun-09

25

3,45

3,71

3,79

3,71 3,64

3,6

3,44

3,62

0,35

09-Jun-09

26

3,79

3,99

3,77

3,6 3,44

3,92

3,53

3,64

0,55

10-Jun-09

27

3,57

3,65

3,29

3,46 3,39

3,24

3,41

3,43

0,41

89,69

19,91

Total

Membuat peta kontrol

menggunakan rata-rata X . Nilai rata-rata X

yang juga merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus:


g

X =

i =1

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

dimana: X
X

= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup


= nilai rata-rata subgroup ke-i

= jumlah subgroup
g

X =

i =1

g
89,69
= 3,32
27

X=

Penetuan garis tengah R yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut:


g

R=

Ri
i =1

dimana: R

= jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri

= nilai rentang subgroup ke-i

= jumlah subgroup
g

R=

Ri
i =1

R=

19,91
= 0,737
27

Nilai dari A2 = 0,419, D3 = 5,204 dan D4 = 1,924 untuk ukuran sub grup 7
didapat dari table faktor A dan D pembentuk peta kendali adalah:
Batas kendali

untuk kadar kotoran adalah:

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BKA = X + A2 . R
= 3,32 + (0,419 x 0,737)
= 3,63

BKB = X - A2 . R
= 3,32 - (0,419 x 0,728) = 3,02
Batas kendali Peta R adalah:
BKA = D4. R
= 1,924 x 0,728
= 1,42
BKB = D3 x R
= 5,204 x 0,728
= 0,058
Dari hasil perhitungan di atas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang
tertera pada Gambar 5.4. dan Gambar 5.5.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.4. Peta Kendali X Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

Gambar 5.5. Peta Kendali R Kadar Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
Dari peta kendali X dan R diatas terdapat data yang out of control, yaitu data
untuk peta kendali X dengan nomor sampel 2,4,5,9,10,13,22,23,26 untuk data peta
kendali R dengan nomor sampel 5,9,22,24. Karena terdapat data yang out of control
maka dilakukan revisi terhadap peta kendali X dan R.
Revisi I untuk peta X adalah :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Xnew Xo =

Xnew =

89,69 2,96 2,94...3,64


27 9

Xnew =

60,55
18

= 3,364

Rnew = Ro =

Rnew Ro =

19,65 1,520 1,5 1,55 1,630


27 4

13,710
23

= 0,585
Untuk ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
Batas kendali untk peta X adalah :

o =

0,585
2,704

= 0,216
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Maka BKA = o +A.o


= 3,364 + 1,134. 0,216
= 3,61
Maka BKB = o - A.o
= 3,364 - 1,134. 0,216
= 3,11
Batas kendali untuk peta R adalah:
BKAR = D2. o
= 5,204 x 0,216
= 1,125
BKBR = D1. o
= 0,204 x 0,216
= 0,044
Peta revisi I dari peta X dan R untuk kadar Asam Lemak Bebas dapat dilihat pada
Gambar 5.6. dan Gambar 5.7 berikut.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.6. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Asam Lemak Bebas

Gambar 5.7. Peta Kontrol R Revisi I untuk Kadar Asam Lemak Bebas
Setelah dilakukan revisi I masih terdapat data yang diluar batas kendali yaitu
peta kendali X pada data nomor sampel 5,6,10,13,14,16,17. Sedangakan pada peta R
setelah dilakukan revisi terdapat data yang diluar kendalai yaitu pada nomor sampel
12,13. Maka akan kembalidilakukan revisi untuk mendapatkan data yang berada
dalam batas kendali.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Revisi II untuk Peta X adalah:

Xnew =

60,55 3,06 3,10 3,05 3,62 3,63 3,63 3,62


18 7

36,85
11

= 3,35

Rnew =

13,45 1,340 1,340


23 2

= 0,513
Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
Batas kendali untuk peta kendali X adalah :
o =

0,513
2,704

= 0,190
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BKA = o +A.o
= 3,35 + 1,134. 0,190
= 3,56
BKB =

o - A.o

= 3,35 - 1,134. 0,190


= 3,13
Batas kendali untuk peta R adalah:
BKAR = D2. o
= 5,204 . 0,194
=0,987
BKBR = D1. o
= 0,204 . 0,194
= 0,039
Peta revisi II dari peta X untuk kadar ALB dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Gambar 5.8. Peta Kontrol X Revisi II untuk Kadar Asam Lemak Bebas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Peta revisi II dari peta R untuk kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5.9.

Gambar 5.9. Peta Kontrol R Revisi II untuk Kadar Asam Lemak Bebas

Setelah dilakukan revisi II maka pada peta kendali X dan R tidak terdapat
data yang diluar batas kendali.
Berdasarkan hasil revisi dapat dilihat bahwa data sudah berada dalam batas
pengendalian, selanjutnya dapat ditentukan proses kapabilitasnya.

Cp =

Cp = Process capability
LSL = Lower specificati limit
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

USL = Upper specification limit


Kriteria penilaian :
1. Jika Cp > 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik.
2. Jika 1,00 Cp 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
apabila

Cp mendekati 1,00

3. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
tingkat kinerjanya melalui peningkatan proses.
Cp =

Cp =

3,0 2,5
6.0,19

= 0,43

Cpl =

3,35 2,5
3.0,19

= 1,49

Cpu =

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3,0 3,35
3.0,19

Cpu =

= -0,61

min{((cpu )or (cpl )}


3 0

Cpk =

min{(USL X )or ( X LSL)


3
(3,0 3,35) 0r (3,35 2,5)
=
=
3(0.19)

0,35
= 0,61
0,57
Berdasarkan ukuran indeks kerja, dapat diketahui bahwa Cpk, Cp, < 1,33

menunjukkan bahwa proses rendah dan tidak tidak mampu memenuhi spesifikasi.
5.3.4. Peta dan R untuk Kadar Air
Data kadar air yang telah dikelompokan dalam 7 sub group kemudian dicari
nilai X rata-rata dan range. berikut perhitungan X rata-rata dan range yang dapat
dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Perhitungan

dan R Pada Pengujian Kadar Air


Sampel

Tanggal

No

R
X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

11-Mei-09

0,136 0,131 0,134 0,141 0,131 0,148

0,137

0,46

12-Mei-09

0,138 0,146 0,135 0,174 0,159 0,163 0,153 0,153

0,26

13-Mei-09

0,165 0,157 0,151 0,148 0,158 0,163 0,147 0,156

0,43

14-Mei-09

0,155 0,154 0,159

0,82

0,16

Tabel 5.7. Perhitungan

0,14

0,154 0,153 0,153 0,155

dan R ... (Lanjutan)

Sampel
Tanggal

No

R
X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

15-Mei-09

0,145 0,156 0,148 0,149 0,159 0,155 0,166 0,154

1,52

16-Mei-09

0,142 0,131 0,136 0,138 0,141 0,127 0,142 0,137

0,70

18-Mei-09

0,139 0,139 0,144 0,145 0,147 0,141 0,147 0,143

1,50

19-Mei-09

0,146 0,159 0,163 0,154 0,157 0,151 0,152 0,155

0,07

20-Mei-09

0,13

0,145 0,131 0,136 0,131 0,142 0,138 0,136

0,51

21-Mei-09

10

0,141 0,147 0,143 0,159 0,146 0,142 0,153 0,147

0,77

22-Mei-09

11

0,164 0,176 0,164 0,178 0,173 0,166 0,183 0,172

0,27

23-Mei-09

12

0,15

0,161 0,163 0,156

0,68

25-Mei-09

13

0,138 0,149 0,143 0,148 0,149 0,138 0,158 0,146

0,55

26-Mei-09

14

0,137 0,133 0,138 0,131 0,138 0,128 0,141 0,135

1,34

27-Mei-09

15

0,143 0,141 0,148 0,143 0,145 0,139

1,34

0,158 0,151 0,157

0,15

0,14

0,143

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

28-Mei-09

16

0,149 0,164 0,155 0,164 0,166

0,16

0,166 0,161

0,17

29-Mei-09

17

0,172 0,169 0,166 0,173 0,169

0,18

0,167 0,171

0,57

30-Mei-09

18

0,155 0,163 0,161 0,159 0,152 0,157 0,156 0,158

0,76

01-Jun-09

19

0,163 0,164 0,179 0,175 0,181 0,173 0,172 0,172

0,95

02-Jun-09

20

0,181 0,168 0,169 0,158 0,161 0,153 0,159 0,164

0,31

03-Jun-09

21

0,147 0,147

0,173 0,186 0,162 0,149 0,161

0,32

04-Jun-09

22

0,177 0,171 0,182 0,184 0,176 0,169 0,172 0,176

1,55

05-Jun-09

23

0,154 0,153 0,178 0,168 0,153 0,162 0,179 0,164

1,12

06-Jun-09

24

0,182 0,143 0,171 0,146 0,151 0,139 0,144 0,154

1,63

08-Jun-09

25

0,158 0,161 0,143 0,153

0,151 0,185 0,157

0,35

09-Jun-09

26

0,166 0,166 0,155 0,172 0,164 0,159 0,153 0,162

0,55

10-Jun-09

27

0,186 0,182 0,176 0,182 0,186 0,176

0,41

0,16

0,15

Total

Membuat peta kontrol

0,17

0,180

4,203 0,537

menggunakan rata-rata X . Nilai rata-rata X yang

juga merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus :


g

X =

dimana: X

i =1

g
= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

= nilai rata-rata subgroup ke-i

= jumlah subgroup
g

X =

i =1

g
4,203
27

X =

= 0,156
Penetuan garis sentral, yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut:
g

R=

Ri
i =1

dimana: R

= jumlah rata-rata rentang subgroup

Ri

= nilai rentang subgroup ke-i

= jumlah subgroup
g

R=

Ri
i =1

0,537
27

= 0,020

Nilai A2= 0,419, D3= 0,076 dan D4= 1,924 didapat dari table faktor A dan
D pembentuk peta kendali untuk ukuran sub grup 7
Batas kendali

untuk kadar abu adalah:

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BKA = X + A2 . R
= 0,156 + 0,419 x 0,02
= 0,164

BKB = X - A2 . R
= 0,156 - 0,419 x 0,02
= 0,147
Batas kendali Peta R adalah:
BKA = D4. R
= 1,924 x 0,020
= 0,038
BKB = D3 x R
= 0,076 x 0,020
= 0,002
Dari hasil perhitungan di atas dapat digambarkan peta kendali X dan R yang
tertera pada Gambar 5.10 dan Gambar 5.11.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.10. Peta Kendali x untuk Kadar Air

Gambar 5.11. Peta Kendali R untuk Kadar Air

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dari peta kendali X di atas terdapat data yang out of control, data dengan
nomor sampel1,4,6,10,11,13,14,17,19,21,22,27.

Untuk peta R data yang out of

control dengan nomor sampel 2,21,24,25 untuk data R. Karena terdapat data yang
diluar batas kendali maka perlu dilakukan revisi.
Revisi I untuk peta x dan R adalah:

Xnew = Xo =
4,203 0,138 0,167 0,137 0,136 0,146...0,172
27 13

Xnew =

2,165
14

= 0,155

Rnew =

Rnew =

0,537 0,039 0,039 0,043 0,042


27 4

0,374
23

= 0,0163

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
Batas kendali untuk peta X adalah:
o =

0,0163
2,704

= 0,0060
BKA = o +A.o
= 0,155 + 1,134. 0,0060
= 0,161
BKB = o - A.o
= 0,155 + 1,134. 0,0060
= 0,148
Batas kendali untuk peta R adalah:
BKAR = D2. o
= 5,204 x 0,0060
= 0,0313

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BKBR = D1. o
= 0,204 x 0,0060
= 0,0012
Peta revisi I dari peta X untuk kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5.12.

Gambar 5.12. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Air


Peta revisi I dari peta R untuk kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5.13.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.13. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Air


Setelah dilakukan revisi pada peta X masih ada data yang diluar batas kendali
yaitu data nomor sampel 1,7,10, maka dilakukan revisi kembali untuk mendapatkan
data yang berada dalam batas kendali. Sedangkan pada peta R data suadah berada
dalam batas kendali.
Revisi II untuk Peta X adalah:

Xnew =

2,165 0,138 0,147 0,164


14 3

1,716
11

= 0,156

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga:
o =

0,0163
2,704

= 0,0060
BKA = o +A.o
= 0.156 + 1,134. 0,0060
= 0,166
BKB = o - A.o
= 0.156 + 1,134. 0,0060
= 0,146
Peta revisi II dari peta X untuk kadar air dapat dilihat pada Gambar 5.14.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.14. Peta Kontrol X Revisi II untuk Kadar air


Setelah dilakukan revisi II maka semua data pada peta X terdapat dalam batas
kendali.

Cp =

Cp = Process capability
LSL = Lower specificati limit
USL = Upper specification limit
Kriteria penilaian :
1. Jika Cp > 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik.
2. Jika 1,00 Cp 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
apabila Cp mendekati 1,00

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
tingkat kinerjanya melalui peningkatan proses.
Cp =

Cp =

0,15 0,05
6.0,006

= 2,77

Cpl =

0,156 0,05
3.0,006

= 5,89

Cpu =

Cpu =

0,15 0,156
3.0,006

= -0,33

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

min{((cpu )or (cpl )}


3 0

Cpk =

min{(USL X )or ( X LSL)


3
(0,10 0,156) 0r (0,156 0,05)
=
3(0.006)
=

0,056
= 3,11
0,018

Berdasarkan ukuran indeks kerja, dapat diketahui bahwa Cp = 2,77


menunjukkan bahwa Cp >1,00 maka proses sangat baik, ssedangkan Cpk < 1,00
sehingga perlu diperhatikan tingkat kinerjanya melalui peningkatan proses dimana
spesifikasi berada diluar batas.

5.3.5. Peta dan R untuk Kadar Air


Data kadar air yang telah dikelompokan dalam 7 sub group kemudian dicari
nilai X rata-rata dan range. berikut perhitungan X rata-rata dan range yang dapat
dilihat pada tabel 5.7.

Tanggal

Tabel 5.8. Perhitungan

dan R Pada Pengujian Kadar Kotoran

No

Sampel

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

0,02

0,02 0,021 0,021 0,021

0,02

0,02

0,02 0,001

0,02 0,017 0,017 0,019 0,021

11-Mei-09

12-Mei-09

2 0,021

0,02

0,017 0,004

13-Mei-09

3 0,021 0,019 0,019 0,017 0,021 0,022 0,021

0,017 0,005

14-Mei-09

4 0,023 0,023 0,021

0,02 0,021

0,02 0,003

15-Mei-09

5 0,022 0,021 0,023 0,022 0,022 0,021 0,022

0,021 0,002

16-Mei-09

6 0,016 0,017

0,02 0,021 0,022 0,025 0,022

0,016 0,009

18-Mei-09

7 0,021 0,019

0,02 0,023 0,025

0,019 0,006

0,02 0,023

Tabel 5.8. Perhitungan


Tanggal

No

0,02 0,022

dan R ... ( Lanjutan)

Sampel
R
X1

X2

19-Mei-09

20-Mei-09

9 0,017 0,018

X3

X4

X5

0,02 0,023 0,021 0,022 0,022

X6

X7

0,02 0,019

0,019 0,004

0,02 0,016 0,016 0,017 0,018

0,016 0,004

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

21-Mei-09

10 0,021 0,025 0,022 0,023 0,019 0,017 0,016

0,016 0,009

22-Mei-09

11 0,017 0,018 0,019 0,019 0,019

0,017 0,003

23-Mei-09

12 0,019 0,018

25-Mei-09

13 0,021 0,018 0,018 0,019

26-Mei-09

0,02 0,019
0,02

0,018 0,004

0,02 0,021 0,022

0,018 0,004

14 0,021

0,02 0,022 0,023 0,021 0,023 0,021

0,02 0,003

27-Mei-09

15

0,02 0,019 0,019 0,021 0,021 0,023

0,019 0,004

28-Mei-09

16 0,016 0,017 0,016 0,018 0,016 0,018 0,018

0,016 0,002

29-Mei-09

17

0,02 0,021

0,016 0,005

30-Mei-09

18 0,021 0,022 0,021

0,02 0,019 0,018 0,019

0,018 0,004

01-Jun-09

19 0,018 0,018 0,019 0,019 0,017 0,016 0,016

0,016 0,003

02-Jun-09

20

0,02 0,019

0,02 0,016 0,017 0,018 0,019

0,016 0,004

03-Jun-09

21 0,016 0,018

0,02 0,021 0,022 0,022 0,025

0,016 0,009

04-Jun-09

22

05-Jun-09

23 0,021

06-Jun-09

24 0,019 0,018 0,016 0,018

08-Jun-09

25 0,018 0,018

0,02 0,018

0,018 0,002

09-Jun-09

26 0,019 0,019 0,021 0,018 0,019 0,017 0,018

0,017 0,004

10-Jun-09

27 0,021

0,017 0,004

0,02

0,02 0,022 0,019 0,021

0,02 0,019 0,018 0,016 0,017

0,02 0,021 0,019 0,017 0,017 0,019


0,02 0,021 0,022

0,02

0,017 0,004

0,02 0,021

0,02 0,002

0,02 0,017 0,017

0,016 0,004

0,02

0,02 0,019 0,019

0,02 0,018
Total

0,02 0,021 0,017

0,02

0,5313 0,112

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Nilai rata-rata X yang juga merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus:
g

X =

dimana: X
X

i =1

= jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup


= nilai rata-rata subgroup ke-i

= jumlah subgroup
g

X =

i =1

X=

0,5313
27

= 0,02
Penetuan garis sentral, yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut:
g

R=

Ri
i =1

dimana: R = jumlah rata-rata rentang subgroup


Ri

= nilai rentang subgroup ke-i

= jumlah subgroup

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Ri
i =1

R=

g
0,112
27

= 0,004
Harga A2 = 0,419, D3 = 0,076 dan D4 = 1,924 dari table faktor A dan D
pembentuk peta kendali untuk ukuran sub grup 4 adalah:
Batas kendali

untuk kadar zat menguap adalah:

BKA = X + A2 . R
= 0,02+ 0,419 x 0,004
= 0,4016 + 0,017
= 0,021

BKB = X - A2 . R
= 0,02 - 0,419 x 0,004
= 0,4016 0,017
= 0,0181
Batas kendali Peta R adalah:
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BKA = D4. R
= 1,924 x 0,004
= 0,008
BKB = D3 x R
= 0,076 x 0,0163
= 0,0003
Dari hasil perhitungan di atas dapat digambarkan peta kendali x dan R yang
tertera pada Gambar 5.15 dan Gambar 5.16.

Gambar 5.15. Peta Kendali X untuk Kadar Kototan

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.16. Peta Kendali R untuk Kadar Kotoran

Dari peta kendali X diatas terdapat data yang out of control, data dengan
nomor sampel 4,5,9,14,16. Untuk peta R data yang out of control adalah data dengan
nomor sampel 6,10,21. Karena terdapat data yang out of control maka perlu
dilakukan revisi.
Revisi I untuk X dan R adalah:

Xnew = Ro =

Xnew =

0,5313 0,022 0,022 0,022 0,017 0,017


27 5
0,431
22

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

= 0,022

Rnew =

Rnew =

0,112 0,009 0,009 0,009


27 3

0,085
24

= 0,0035
Karena ukuran sampel n=7, maka d2= 2,704 (harga ini dapat dilihat pada
lampiran), sehingga batas kendali untuk revisi peta X adalah :
o =

0,0035
2,704

= 0,00131
BKA = o +A.o
= 0,022 + 1,134. 0,00131
= 0,022 + 0,0015
= 0,021
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BKB = o - A.o
= 0,022 - 1,134.( 0,00131)

= 0,022 - 0,0015
= 0,018
Batas kendali untuk revisi peta R adalah :
BKAR = D2. o
= 5,204 x 0,00131
= 0,007
BKBR = D1. o
= 0,204 x 0,00131
= 0,0003
Peta revisi I dari peta X untuk kadar zat menguap dapat dilihat pada Gambar
5.17.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gambar 5.17. Peta Kontrol X Revisi I untuk Kadar Kotoran


Peta revisi I dari peta R untuk kadar zat menguap dapat dilihat pada Gambar
5.18.

Gambar 5.18. Peta Kontrol R Revisi I untuk Kadar Kotoran


Berdasarkan hasil revisi dapat dilihat bahwa data sudah berada dalam batas
pengendalian, selanjutnya dapat ditentukan proses kapabilitasnya.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Cp =

Cp = Process capability
LSL = Lower specificati limit
USL = Upper specification limit
Kriteria penilaian :
1. Jika Cp > 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik.
2. Jika 1,00 Cp 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat
apabila Cp mendekati 1,00
3. Jika Cp < 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan
tingkat kinerjanya melalui peningkatan proses.

Cp =

Cp =

0,020 0,01
6.0,001

= 1,6

Cpl =

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

0,022 0,01
3.0,001

=4

Cpu =

0,02 0,022
3.0,001

Cpu =

= -0,66

min{((cpu )or (cpl )}


3 0

Cpk =

min{(USL X )or ( X LSL)


3
(0,02 0,022) 0r (0,022 0,01)
=
3(0.001)
=

0,02
= 0,66
0,003

Berdasarkan ukuran indeks kerja, dapat diketahui bahwa Cp > 1,6


menunjukkan bahwa kapabilitas proses sangat baik. Sedangkan Cpk <1,00
menunjukkan kinerja proses yang rendah dimana berada diluar batas spesifikasi.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

BAB VI
ANALISA DAN EVALUASI

6.1. Analisa
Analisa dilakukan dengan menganalisis hasil Statistical Quality Control
(SQC) yaitu dari diagram histogram, hasil perhitungan peta pengendalian kualitas,
dan menganalisa faktor yang mempengaruhi kualitas dengan menggunakan alat
pengendalian kualitas diagram sebabakibat.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

6.1.1. Analisa Histogram


Berdasarkan hasil histogram pada kadar asam lemak bebas, maka dapat
dilihat bahwa terdapat 123 data yang berada pada luar batas normal untuk standar
mutu kadar asam lemak bebas yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk
kadar air terdapat 109 data yang berada diluar batas normal untuk standar mutu dari
perusahaan. Untuk kadar kotoran terdapat data sebanyak 67 data berada diluar batas
normal syarat mutu yang telah ditetapkan.

6.1.2. Analisa Peta Kendali X dan R


Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Statistical Quality
Control (SQC) dapat dianalisa bahwa masih banyak data yang berada diluar batas
kendali seperti yang tertera pada Tabel 6.1 sampai 6.5.
1. Analisis hasil pengolahan untuk kadar Asam Lemak Bebas.
Batas kendali peta X untuk kadar asam lemak bebas adalah:
BKA = 3,56
BKB = 3,13
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Batas kendali peta R untuk kadar asam lemak bebas adalah:


BKA = 0,987
BKB = 0,039
Hasil pengolahan kadar asam lemak bebas yang berada diluar batas kendali
dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut ini.

Tabel 6.1. Analisis Hasil Pengolahan Kadar ALB di Luar


Batas Kendali
No

3,20

0,460

2,96 (di luar batas kendali)

0,260

3,30

0,430

2,94 (di luar batas kendali)

0,820

3,64 (di luar batas kendali)

1,520 (di luar batas kendali)

3,21

0,700

3,48

1,500 (di luar batas kendali)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3,06 (di luar batas kendali)

0,070

2,92 (di luar batas kendali)

0,510

10

2,81 (di luar batas kendali)

0,770

11

3,10 (di luar batas kendali)

0,270

12

3,33

0,680

13

2,62 (di luar batas kendali)

0,550

14

3,32

1,340 (di luar batas kendali)

15

3,34

1,340 (di luar batas kendali)

16

3,05 (di luar batas kendali)

0,170

17

3,40

0,570

18

3,56

0,760

19

3,62 (di luar batas kendali)

0,950

20

3,63 (di luar batas kendali)

0,310

21

3,29

0,320

22

3,92 (di luar batas kendali)

1,550 (di luar batas kendali)

23

3,69 (di luar batas kendali)

0,860

Tabel 6.1. Analisis Hasil ... (Lanjutan)


Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

R
No
24

3,63 (di luar batas kendali)

1,630 (di luar batas kendali)

25

3,62 (di luar batas kendali)

0,350

26

3,64 (di luar batas kendali)

0,550

27

3,43

0,410

Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai
3,56 dan data yang berada dibawah nilai 3,13 berada diluar batas kendali. Sedangkan
untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,987 dan dibawah nilai
0,039 berada diluar batas kendali.
2. Analisis hasil pengolahan untuk kadar air.
Batas kendali peta X rata-rata untuk kadar air adalah:
BKA = 0,166
BKB = 0,146
Batas kendali peta R untuk kadar air adalah:
BKA = 0,031
BKB = 0,0012
Hasil pengolahan kadar air yang berada diluar batas kendali dapat dilihat
pada Tabel 6.2 berikut ini.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 6.2. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Air di Luar Batas Kendali
No

0,138 (di luar batas kendali)

0,017

0,152

0,039 (di luar batas kendali)

0,156

0,018

0,167 (di luar batas kendali)

0,007

0,150

0,021

0,137 (di luar batas kendali)

0,015

0,144

0,008

0,155

0,017

0,136 (di luar batas kendali)

0,015

10

0,146 (di luar batas kendali)

0,018

11

0,169 (di luar batas kendali)

0,019

12

0,155

0,013

13

0,146 (di luar batas kendali)

0,02

14

0,142 (di luar batas kendali)

0,013

15

0,147 (di luar batas kendali)

0,009

16

0,161

0,017

17

0,168 (di luar batas kendali)

0,014

18

0,157

0,011

19

0,170 (di luar batas kendali)

0,018

20

0,164 (di luar batas kendali)

0,028

21

0,167 (di luar batas kendali)

0,039 (di luar batas kendali)

22

0,174 (di luar batas kendali)

0,015

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

23

0,160

0,026

24

0,155

0,043 (di luar batas kendali)

25

0,157

0,042 (di luar batas kendali)

26

0,160

0,019

27

0,172 (di luar batas kendali)

0,016

Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai
0,166 dan data yang berada dibawah nilai 0,146 berada diluar batas kendali.
Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,031 dan
dibawah nilai 0,0012 berada diluar batas kendali.
3. Analisis hasil pengolahan untuk kadar kotoran
Batas kendali peta X rata-rata untuk kadar kotoran adalah:
BKA = 0,021
BKB = 0,018
Batas kendali peta R untuk kadar kotoran adalah:
BKA = 0,007
BKB = 0,0003
Hasil pengolahan kadar kotoran yang berada diluar batas kendali dapat dilihat
pada Tabel 6.3 berikut ini.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 6.3. Analisis Hasil Pengolahan Kadar Kotoran


di Luar Batas Kendali
No

0,020

0,001

0,019

0,004

0,020

0,005

0,022 (di luar batas kendali)

0,003

0,022 (di luar batas kendali)

0,002

0,021

0,009 (di luar batas kendali)

0,021

0,006

0,021

0,004

0,017 (di luar batas kendali)

0,004

10

0,020

0,009 (di luar batas kendali)

11

0,018

0,003

12

0,020

0,004

13

0,020

0,004

14

0,022 (di luar batas kendali)

0,003

15

0,020

0,004

16

0,017 (di luar batas kendali)

0,002

17

0,019

0,005

18

0,020

0,004

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 6.3. Analisis Hasil Pengolahan ... (Lanjutan )

No

19

0,018

0,003

20

0,018

0,004

21

0,021

0,009 (di luar batas kendali)

22

0,019

0,004

23

0,021

0,002

24

0,018

0,004

25

0,019

0,002

26

0,019

0,004

27

0,020

0,004

Berdasarkan hasil revisi batas kendali mean (X) maka data yang diatas nilai
0,021 dan data yang berada dibawah nilai 0,018 berada diluar batas kendali.
Sedangkan untuk peta kendali range (R) data yang berada diatas nilai 0,007 dan
dibawah nilai 0,0003 berada diluar batas kendali.
Berikut adalah jenis uji karakteristik dan jumlah data yang berada diluar batas
kendali dimana dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Tabel 6.4. Jenis Uji Karakteristik Dan Jumlah Data Di Luar Batas Kendali

Jenis uji

Jumlah kondisi di luar batas


kendali

No
Kerakteristik

Peta kendali

Peta kendali R

Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

16

Kadar Air

16

Kadar Kotoran

6.1.3. Analisa Kondisi Data di Luar Batas Kendali dengan Diagram Sebab
Akibat
Dari histogram terlihat bahwa jumlah data diluar batas kendali terbesar
adalah data kadar asam lemak bebas dan kadar air diikuti dengan kadar kotoran.
Dengan demikian akan dilakukan analisa penyebab kerusakan tersebut dengan
menggunakan cause and effect diagram.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1.

Kadar Asam Lemak Bebas


Kadar asam lemak bebas (ALB) mengandung enzim penstimulir yang bersifat

katalisator, dimana enzim ini dapat membentuk asam lemak bebas. Kadar asam
lemak bebas merupakan hal pokok dalam penentuan kualitas Crude palm oil.
Dimana semakin tinggi kadar asam lemak bebas maka semakin rendah nilai kualitas
dari crude palm oil. Untuk memperoleh sebab lainnya ditelusuri melalui alat
pengendalian kualitas yaitu diagram sebab akibat.
a.

Bahan baku, yaitu dapat disebabkan langsung dari induk pohonnya, kematangan
yang tepat, penanganan pasca panen terhadap bahan baku, lama penyimpanan
bahan baku.

b.

Manusia, yaitu ketidaktelitian pada saat pelaksanaan produksi.

c.

Metode kerja, yaitu pembentukan asam lemak bebas karena perebusan yang
tidak sempurna.

d.

Mesin, yaitu kurangnya kebersihan disebabkan sisa kotoran produksi, kurangnya


perawatan mesin.

e.

Lingkungan kerja, yaitu lingkungan yang kotor.


Diagram sebab akibat untuk kadar asam lemak bebas dapat dilihat pada

Gambar 6.1.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Manusia

Mesin

Bahan Baku
Lama penyimpanan
bahan baku

Kurang
memperhatikan
pekerjaan

Kurangnya perwawatan
pada mesin

ketelitian

Produktivitas
mesin rendah

Tidak dilakukan
sortasi
Kematangan yang
tidak tepat

Induk pohon
kelapa sawit
Penanganan
pasca panen

Kadar ALB
Sisa
produksi,sampah
Lingkungan
yang kotor

Telalu lama dalam tangki


timbun

Lingkungan
Kerja

Perebusan tidak
maksimal
Tingginya kadar ALB

Metode Kerja

Gambar 6.1. Diagram Sebab Akibat Kadar Asam Lemak Bebas


2.

Kadar air
Kadar air yang terkandung dalam minyak sawit akan mempengaruhi nilai

kadar asam lemak bebas. Semakin tinggi nilai kadar air semakin tinggi pula kadar
asam lemak bebeas yang terbentuk. Untuk memperoleh sebab lainnya ditelusuri
melalui alat pengendalian kualitas yaitu diagram sebab akibat.
a.

Bahan baku, bahan baku yang terlalu matang mengandung kadar air yang tinggi.

b.

Metode kerja, yaitu perebusan bahan baku yang tidak sempurna di satasiun
perebusan. pengurangan kadar air yang yang tidak sempurna pada mesin oil
purifier. Pemisahan kadar air dengan kadar kotoran yang berdasarkan berat jenis
yang tidak sempurna.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

c.

Manusia, yaitu kurangnya ketelitian pada saat bekerja, hal tersebut dikarena
pekerja tidak terlalu memperhatikan pekerjaan dan kurangnya konsentrasi
terhadap pekerjaan, kelehan pada saat bekerja disebabkan jam kerja yang terlalu
tinggi.

d.

Mesin, yaitu mesin yang kurang terawat sehingga menyebabkan kurangnya


performa mesin tersebut.

MESIN

BAHAN BAKU
Kematangan yang
tidak tepat

Performa mesin
kurang

Tidak dilakukan
sortasi

Kurang
perawatan

Induk
pohon
Penanganan
pasca panen

Kadar Air
Kelelahan dan kurang
knsentrasi

Kurangnya
ketelitian

Pemisahan berat
jenis kadar air

performa blow disk


rendah

MANUSIA

Kadar air tinggi


Perebusan kadar
air yang tidak
sempurna

METODE KERJA

Gambar 6.2. Diagram Sebab Akibat Kadar Air


3.

Kadar Kotoran
Kadar kotoran dipengaruhi oleh proses pengolahan. Selain itu kandungan

pasir, ampas serat daging pada buah sawit. Untuk memperoleh sebab lainnya
ditelusuri melalui alat pengendalian kualitas yaitu diagram sebab akibat.
a.

Bahan baku, disebabkan penyimpanan bahan baku yang tidak bersih, bahan baku
yang memiliki serat yang tebal.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

b.

Manusia, yaitu operator yang kurang teliti dalam bekerja, hal tersebut dikarena
pekerja tidak bekerja sesuai dengan standar operasi pabrik yang diberikan,dan
kelehan pada saat bekerja.

c.

Metode kerja, yaitu penyaringan yang tidak maksimal pada saringan getar
dengan ayaka mesh 30 dan 40. Tercampurnya minyak dengan kotoran pada saat
pengendapan di crude oil tank dan continuous settling tank.

d.

Mesin, yaitu pengaturan waktu dan putaran yang tidak sesuai dengan standar
operasi.

e.

Lingkungan kerja, yaitu lingkungan kerja yang kotor, banyaknya sisa produksi.
Diagram sebab akibat untuk kadar kotoran dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Manusia

Mesin

Kurang
memperhatikan
pekerjaan

Kelelaha

Produktivitas
mesin rendah

Kurang
ketelitian

Kurangnya perwawatan
pada mesin

Kadar Kotoran
Lingkungan
yang kotor

pasir pada
buah

Pengadukan tidak
sempurna

Sisa
produksi

Tempat penyimpanan
kotor

pemisahan otorandan
minyak tidak sempurna

Bahan Baku

Lingkungan
Kerja

Metode

Pengendapan tidak
sempurna

Penyaringan kadar
kotoran yang tidak
sempurna

Gambar 6.3. Diagram Sebab Akibat Kadar Kotoran

6.1.4. Analisa kemampuan Proses

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Dari penggunaan batas atas spesifikasi (USL) dan batas bawah spesifikasi
(LSL) yang telah ditentukan, maka didapat hasil perhitungan Cp dan Cpk sebagai
berikut:
a.

Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar Asam Lemak Bebas (ALB)
dimana nilai Cp = 0,43 sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -0,61. Dapat
dilihat nilai CP, Cpk < 1 maka kapabilitas proses dan kinerja proses sangat
rendah.

b.

Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar air dimana nilai Cp = 1,38
sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -3,11. Dapat dilihat nilai CP >1,33
maka kapabilitas proses sangat baik dan nilai Cpk < 1 maka kinerja proses
sangat rendah.

c.

Untuk nilai indeks proses kapabilitas dari kadar air dimana nilai Cp = 1,6
sedangkan nilai indeks kinerja proses Cpk = -0,66. Dapat dilihat nilai CP >1,33
maka kapabilitas proses sangat baik dan nilai Cpk < 1 maka kinerja proses
sangat rendah.

6.2. Evaluasi
6.2.2. Evaluasi Peta kendali X dan R
6.2.2.1. Evaluasi Peta Kendali X dan R kadar Asam Lemak Bebas

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Pada peta kontrol X dan R terdapat data yang out of control sehingga perlu
dilakukan revisi sebanyak 2 kali. Setelah di revisi seluruh data kadar asam lemak
bebas sudah berada di dalam batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi lagi.. Hal ini
dipengaruhi data yang digunakan selalu berubah-ubah yang tidak tersebar normal
sehingga tidak dapat dikendalikan dan menyebebkan data banyak yang melewati
batas controlnya.

6.2.2.2. Evaluasi Peta Kendali X dan R kadar Air


Pada peta kontrol X terdapat data yang out of control sehingga perlu
dilakukan revisi sebanyak 2 kali. Setelah di revisi seluruh data kadar air sudah berada
di dalam batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi lagi. Hal ini dipengaruhi data
yang digunakan selalu berubah-ubah. sehingga tidak dapat dikendalikan dan
menyebebkan data banyak yang melewati batas controlnya.
Pada peta R dilakukan sekali revisi,setelah itu data range kadar air sudah didalam
batas kontrol.
6.2.2.3. Evaluasi Peta Kendali X dan R kadar Kotoran
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Pada peta kontrol X dan R terdapat data yang out of control sehingga perlu
dilakukan revisi sebanyak 1 kali. Setelah di revisi seluruh data kadar air sudah berada
di dalam batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi lagi. Hal ini dipengaruhi data
yang digunakan selalu berubah-ubah akan tetapi masih tersebar normal.

6.2.3. Evaluasi Histogram


Pada analisis histogram dapat dilihat bahwa kadar asam lemak bebas, kadar
air dan kadar kotoran memiliki data tertinggi dan terendah dalam diagram ini terlihat
data kadar air dan data kadar ALB merupakan data yang tertinggi yang berada diluar
batas normal.

6.2.4. Evaluasi Kemampuan Proses


a.

Kadar Asam Lemak Bebas


Untuk kadar asam lemak bebas kemampuan proses dan kinerja proses sangat

rendah. Hal ini mengakibatkan banyaknya data yang berada diluar batas normal yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus
lebih meningkatkan pengendalian dan kontrol terhadap proses yang berlangsung
mulai dari penanganan pasca panen sampai pada lantai produksi.
b.

Kadar Air

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Untuk kadar air kemampuan proses sangat baik. akan tetapi untuk
kemampuan kinerja proses sangat rendah. Kemampuan kinerja yang rendah tersebut
mengakibatkan banyaknya data yang berada diluar batas normal yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus lebih
meningkatkan kontrol terhadap pekerja untuk lebih memenuhi standard operasi yang
telah ditetapkan perusahaan.
c.

Kadar Air
Untuk kadar Kotoran kemampuan proses sangat baik. akan tetapi untuk

kemampuan kinerja proses sangat rendah. Kemampuan kinerja yang rendah tersebut
mengakibatkan banyaknya data yang berada diluar batas normal yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan harus lebih
meningkatkan kontrol terhadap pekerja untuk lebih memenuhi standard operasi yang
telah ditetapkan perusahaan.

6.2.5. Evaluasi cause and effect diagram


6.2.5.1. Evaluasi cause and effect diagram Kadar Asam Lemak Bebas
Evaluasi untuk cause and effect diagram adalah perbaikan beberapa faktor
yang menyebabkan kesalahan tersebut yaitu manusia, peralatan, metode kerja,
lingkungan, dan bahan bakunya. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh pada
cause and effect diagram untuk kadar ALB, yaitu pengolahan bahan baku mulai dari
pasca panen sangat perlu dilakukan suatu evaluasi yakni dengan menjaga agar buah
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

yang telah dipanen agar segera dapat diproduksi karena semakin lama disimpan
maka kadar ALB akan semakin tinggi. Selain itu juga perlu kontrol yang ketat saat
dilakukan sortasi agar terhindar dari kematangan yang tidak tepat. Induk kelapa sawit
juga sangat diperhatikan, karena terdapat jenis induk pohon yang memang memiliki
kandungan ALB yang besar.

6.2.5.2. Evaluasi cause and effect diagram Kadar Air


Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh pada cause and effect diagram
untuk kadar air, yaitu pengolahan bahan baku dan metode kerja sangat
mempengaruhi nilai kadar air yang terkandung didalam buah. Evaluasi yang dapat
dilakukan yakni dengan menjaga agar buah yang telah dipanen agar segera dapat
diproduksi karena semakin lama disimpan maka kadar air akan semakin tinggi.
Selain itu dalam penyimpanan harus berada pada tempat yang kering untuk menjaga
agar kadar air tidak meninggi. Induk kelapa sawit juga sangat diperhatikan, karena
terdapat jenis induk pohon yang memang memiliki kandungan air yang besar.
Untuk metode kerja perlu diperhatikan sistem perebusan yang harus sesuai
dengan standard operasi pabrik dari perusahaan sehingga dapat menjaga

atau

mengurangi kadar air yang terkandung dalam buah saat proses produksi.

6.2.5.3. Evaluasi cause and effect diagram Kadar Kotoran

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh pada cause and effect diagram
untuk kadar kotoran, metode kerja sangat mempengaruhi nilai kadar air yang
terkandung didalam buah. Evaluasi yang dapat dilakukan yakni dengan menjaga agar
penyaringan kotoran yang dilakukan pada saat proses produksi harus sempurna dan
pengadukan minyak yang mengandung kotoran harus dilakukan sesuai standard yang
telah ditetapkan sehingga proses pemisahan minyak dan kotoran dengan metode
berat jenis dapat berjalan dengan baik.
Faktor lingkungan kerja juga sangat mempengaruhi kadar kotoran dimana
lingkungan kerja yang kotor dan sisa-sisa produksi yang masih terdapat dimesin
dapat mempengaruhi kadar kotoran. Untuk faktor manusis diharapkan untuk lebih
memperhatikan pekerjaan yang dilakukan agar metode kerja yang telah ditetapkan
dapat berjalan dengan baik.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7. 1. Kesimpulan
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Berdasarkan pengolahan dan pembahasan data yang telah dilakukan pada,


maka dapat disimpulkan:
1. Hasil analisis Statistical Quality Control (SQC) dengan metode peta X dan R
diketahui tingkat pencapaian standar yang diharapkan oleh perusahaan belum
tercapai. Dimana hasil pemeriksaan sampel syarat mutu masih terdapat jumlah
produk yang diluar batas persyaratan mutu atau penyimpangan kualitas.
2. Jumlah sampel yang diluar batas kendali untuk kadar ALB sebanyak 16
sampel,kadar air yaitu 16 sampel dan kadar kotoran yaitu 5 sampel.
3. Nilai proses kapabilitas (Cp) untuk kadar ALB sebesar 0.43, kadar air sebesar 1.38
dan kadar kotoran sebesar 1.6.
4. Dari

analisis

diagram

sebab

akibat

dapat

diketahui

faktor

penyebab

penyimpangan kualitas adalah faktor bahan baku, metode kerja, manusia, mesin,
dan lingkungan kerja. Dimana penyebab yang paling berpengaruh adalah bahan
baku, metode kerja, mesin.

7.2. Saran
Untuk memperbaiki kualitas produk, saran yang diberikan adalah:
1. Perbaikan yang dilakukan oleh perusahaan sebaiknya lebih terfokus pada faktor
penyebab utama penyimpangan kualitas yaitu faktor bahan baku, metode kerja dan
mesin.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2. Pihak perusaahaan lebih memperhatikan pemilihan bahan baku yang masuk,


mengelompokkan bahan baku yang sejenis, dan segera diolah.
3. Membuat urutan prioritas dalam melaksanakan pengendalian kualitas yang
terencana dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab kesalahan dalam
produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Gaspert. V. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas, Penerbit Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta, 2001
Harinaldi. Prinsip-Prinsip Statistika Untuk Teknik dan Sains. Erlangga,
Jakarta, 2005.
Husaini Usman, R. Purnomo. Pengantar Statistik, Edisi kedua. Penerbit Bumi
Aksara, 2006.
Wilfrid.J.Dixon. Pengantar Analisis Statistik. Gajah mada University Press,
2005

LAMPIRAN I
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Mesin Produksi
Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTPN IV Pabrik Kelapa
Sawit Adolina adalah sebagai berikut:
A. Stasiun penerimaan buah
1. Jembatan Timbang
Fungsi

: untuk menimbang TBS<CPO<inti,dan lainlain

Panjang

: 12000 mm

Lebar

: 3000 mm

Type

: hybrid system

Kapasitas

: 50 ton

2. Loading Ramp
Fungsi

: Tempat penimbunan TBS sebelum diolah,


tempat untuk melakukan serotasi terhadap
TBS, mempermudah dalam
pengisian lori

Panjang

: 2500 mm

Lebar

: 220 mm

Kemiringan

: 250

Jumlah pintu

: 13 buah

Kapasitas

: 15 ton0buys

D. Sterilisasi (Rebusan)
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1. Sterilizer
Fungsi

: Merebus TBS agar mudah lepas dari


janjangan sehingga memudahkan proses
penebahan.

Jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: @ 25 Ton/siklus

Diameter

: @2070 mm

Panjang

: 27.000 mm

Tekanan

: 3 Kg/cm2

2. Lori rebusan
Fungsi

: Tempat perebusan TBS

Berat Kosong

: 750 Kg

Kapasitas

: 2,5 Ton

3. Alat Penarik
Fungsi

: Alat penarik lori untuk keluar masuk


sterilizer

Daya

: 10 Hp

Volt

: 380 Volt

Arus

: 16 A

Putaran

: 965 rpm

4. Jembatan Pemindah
Fungsi

: Untuk medekatkan lori ke rel sterilizer

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

E.

Kapasitas

: 3 lori ( 7,5 ton)

Daya

: 7,5 Hp

Volt

: 380 V

Arus

: 12,1 A

Putaran

: 1450 rpm

Stasiun Penebahan
1. Hosting Crane
Fungsi

: Mengangkat lori yang berisi TBS matang ke


autofeeder

Jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: 5 Ton

2. Auto Feeder
fungsi

: Mengatur TBS matang ke dalam threser

Jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: 20 ton TBS/jam

3. Thereser
Fungsi

: Memisahkan brondolan dengan janjangan


kosong

jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: 20 Ton/jam

Diameter

: 1938 mm

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Panjang

: 4730 mm

putaran

: 23 Rpm

4. Fruit Elevator
Fungsi

: Mengangkut brondolan ke digester

Jumlah

: 2 Unit

Jumlah Timba

: 40 buah

Kapasitas

: 2 Kg/timba

Tinggi

: 12.000 mm

Putaran

: 24 Rpm

5. Transportasi janjangan
Fungsi

: Mengantar janjangan kosong ke hopper


kosong

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 30 ton /jam

Panjang

: 39.000 mm

Lebar

: 1.000 mm

Putaran

: 24 Rpm

6. Hopper Kosong

D.

Fungsi

: Menampung janjangan kosong

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 72 ton ( 6 pintu x 12 ton janjangan

Stasiun Pengempa (Press)

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

1. Digester (ketel adukan)

Fungsi

: Memisahkan daging buah dengan biji dengan


cara diaduk

E.

Jumlah

: 4 unit

Kapasitas

: 1 ton/jam

Tekanan

: 120 Bar

Putaran

: 14 rpm

Dimensi

: 4,87 m x 1,47 m x 0.95 m

Stasiun Klarifikasi
1. Sand Trap Tank
Fungsi

: Untk memisahkan pasir dari minyak kasar


yang berasal dari pressan

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 10 Ton

panjang

: 2m

2. Vibrating Screen
Fungsi

: Memisahkan benda-benda padat yang terikut


dengan minyak kasar

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 18 Ton/Jam

Putaran

: 1450 rpm

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

3. Tangki Minyak Kasar

Fungsi

: Menampung minyak yang telah disaring


untuk kemudian dipompakan ke tangki
pemisah

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 10 Ton

Suhu

: 95-1000C

Panjang

: 3m

Lebar

: 1,6 m

Tinggi

: 1,2 m

4. Continous Setting Tank (CST)


Fungsi

: Mempermudah pemisahan minyak dengan


sludge

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 70 ton

Suhu

: 95-1000C

Tinggi

: 8.3 m

5. Oil Tank
Fungsi

: Menampung minyak yang telah terpisah


dengan sludge

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Jumlah

: 1 unit

Kapasitas

: 10 ton

Suhu

: 95-1000C

Tinggi

: 2.710 m

6. Sludge Tank
Fungsi

: Menampung sludge dari tangki pemisah yang


masih mengandung minyak

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 20 Ton

Suhu

: 90-950C

Tinggi

: 3.26 m

7. Oil Purifier
Fungsi

: Untuk pemurnian minyak yang berasal dari


tangki masakan

Jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: 4.5 Ton

Suhu

: 90-950C

Tekanan

: 3 Kg/Cm2

Putaran

: 5000 Rpm

Jumlah piringan

: 100 Buah

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

8. Sludge Seperator
Fungsi

: Untuk memisahkan minyak dari kotoran

Jumlah

: 3 Unit

Kapasitas

: 8 Ton

Suhu

: 90-1000C

Tekanan

: 3 Kg/cm2

Putaran

: 5000 rpm

Jumlah piringan

: 94 Buah

9. Pre Cleaner
Fungsi

: Untuk memisahkan minyak dari kotorankotoran

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 4.5 Ton

Tinggi

: 800 mm

Diameter Piringan

: 330 mm

Tinggi Saringan

: 6450 mm

10. Brush Strainer


Fungsi

: Memisahkan kotoran dari minyak yang masih


terikut setelah melalui pre cleaner

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 4.5 Ton

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Suhu

: 90-1000C

Tekanan

: 3 Kg/cm2

Putaran

: 1500 rpm

11. Vacum Dryer


Fungsi

: memompa minyak kasar murni ke oil storage


tank.

Jumlah

: 2 unit

Kapasitas

: 9 Ton

Suhu

: 85-900C

12. Oil Storage Tank


Fungsi

: Tempat penyimpanan CPO murni sebelum


dipasarkan

Jumlah

: 3 unit

Kapasitas

: 500 ton (2 unit), 1000 ton (1 unit)

Suhu

: 50-60 0C

Tinggi

: 8.5 m

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Lampiran 2
Peralatan Produksi
1.

Stasiun Kempa
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Kempa:

a.

b.

Ulir PK Meal di Bawah Kempa


Fungsi

: Membawa inti ke bagian

Jumlah

: 2 Buah

Merk

: PMT

Asal

: PMT

Timba PK Meal
Fungsi

: Membawa inti ke bagian

Jumlah

: 2 Buah

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

c.

2.

Merk

: PMT

Asal

: PMT

Ularan Pembawa Minyak


Fungsi

: Membawa inti ke bagian

Jumlah

: 3 Buah

Merk

: PMT

Asal

: PMT

Stasiun Pengutipan Minyak


Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Pengutipan Minyak

a.

b.

Ularan pengumpul Minyak


Fungsi

: Pengumpul Minyak

Jumlah

: 1 Buah

Merk

: PMT

Asal

: PMT

Tangki Minyak Screaning


Fungsi

: Menyimpan Minyak

Jumlah

: 1 Buah

Merk

: PMT

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Asal
c.

: PMT

Pompa Minyak kasar ke Niagara


Fungsi

: Memompa minyak ke Niagara

Jumlah

: 2 Buah

Merk

: Southerm croos

Asal

: MAS

4. Tangki Minyak Bersih


Fungsi

: Menyimpan Minyak Bersih

Jumlah

: 1 Buah

Merk

: PMT

Asal

: PMT

3. Pompa Minyak Bersih


Fungsi

: Memompa Minyak ke Tangki Minyak

Jumlah

: 2 Buah

Merk

: EBS RAY PUMPS

Asal

: MAS

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Stasiun Penimbunan Minyak


Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Penimbunan Minyak

a.

b.

Tangki Timbun Minyak


Fungsi

: Menimbun Minyak

Jumlah

: 4 Buah

Merk

: PMT

Asal

: PMT

Pompa Pengiriman Minyak Bersih


Fungsi

: Memompa Minyak bersih

Jumlah

: 2 Buah

Type

: T 24 V 30 P 62288

Asal

: Sidney

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Lampiran 4
Tabel Che-Kuadrat
df

0.995

0.99

0.975

0.95

0.90

0.10

0.05

0.025

0.01

0.005

---

---

0.001

0.004

0.016

2.706

3.841

5.024

6.635

7.879

0.010

0.020

0.051

0.103

0.211

4.605

5.991

7.378

9.210

10.597

0.072

0.115

0.216

0.352

0.584

6.251

7.815

9.348

11.345

12.838

0.207

0.297

0.484

0.711

1.064

7.779

9.488

11.143

13.277

14.860

0.412

0.554

0.831

1.145

1.610

9.236

11.070

12.833

15.086

16.750

0.676

0.872

1.237

1.635

2.204

10.645

12.592

14.449

16.812

18.548

0.989

1.239

1.690

2.167

2.833

12.017

14.067

16.013

18.475

20.278

1.344

1.646

2.180

2.733

3.490

13.362

15.507

17.535

20.090

21.955

1.735

2.088

2.700

3.325

4.168

14.684

16.919

19.023

21.666

23.589

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

10

2.156

2.558

3.247

3.940

4.865

15.987

18.307

20.483

23.209

25.188

11

2.603

3.053

3.816

4.575

5.578

17.275

19.675

21.920

24.725

26.757

12

3.074

3.571

4.404

5.226

6.304

18.549

21.026

23.337

26.217

28.300

13

3.565

4.107

5.009

5.892

7.042

19.812

22.362

24.736

27.688

29.819

14

4.075

4.660

5.629

6.571

7.790

21.064

23.685

26.119

29.141

31.319

15

4.601

5.229

6.262

7.261

8.547

22.307

24.996

27.488

30.578

32.801

16

5.142

5.812

6.908

7.962

9.312

23.542

26.296

28.845

32.000

34.267

17

5.697

6.408

7.564

8.672

10.085

24.769

27.587

30.191

33.409

35.718

18

6.265

7.015

8.231

9.390

10.865

25.989

28.869

31.526

34.805

37.156

19

6.844

7.633

8.907

10.117

11.651

27.204

30.144

32.852

36.191

38.582

20

7.434

8.260

9.591

10.851

12.443

28.412

31.410

34.170

37.566

39.997

21

8.034

8.897

10.283

11.591

13.240

29.615

32.671

35.479

38.932

41.401

22

8.643

9.542

10.982

12.338

14.041

30.813

33.924

36.781

40.289

42.796

23

9.260

10.196

11.689

13.091

14.848

32.007

35.172

38.076

41.638

44.181

24

9.886

10.856

12.401

13.848

15.659

33.196

36.415

39.364

42.980

45.559

25

10.520

11.524

13.120

14.611

16.473

34.382

37.652

40.646

44.314

46.928

26

11.160

12.198

13.844

15.379

17.292

35.563

38.885

41.923

45.642

48.290

27

11.808

12.879

14.573

16.151

18.114

36.741

40.113

43.195

46.963

49.645

28

12.461

13.565

15.308

16.928

18.939

37.916

41.337

44.461

48.278

50.993

29

13.121

14.256

16.047

17.708

19.768

39.087

42.557

45.722

49.588

52.336

30

13.787

14.953

16.791

18.493

20.599

40.256

43.773

46.979

50.892

53.672

40

20.707

22.164

24.433

26.509

29.051

51.805

55.758

59.342

63.691

66.766

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

50

27.991

29.707

32.357

34.764

37.689

63.167

67.505

71.420

76.154

79.490

60

35.534

37.485

40.482

43.188

46.459

74.397

79.082

83.298

88.379

91.952

70

43.275

45.442

48.758

51.739

55.329

85.527

90.531

95.023

100.425

104.215

80

51.172

53.540

57.153

60.391

64.278

96.578

101.879

106.629

112.329

116.321

90

59.196

61.754

65.647

69.126

73.291

107.565

113.145

118.136

124.116

128.299

100

67.328

70.065

74.222

77.929

82.358

118.498

124.342

129.561

135.807

140.169

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality
Control (SQC) Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

Anda mungkin juga menyukai