Anda di halaman 1dari 3

aTeori Konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi kearah vertikal di dalam lapisan

astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran Konveksi
yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak.

1. Teori Kontraksi
Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat
lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnyamengerut. Zatyang
berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan
tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah lainnya
berbeda bentuk. Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan Elie Baumant. Ia
menganalogikan Bumi dengan buah apel, yang apabila dalamnya kering maka kulit apel
akan mengerut.
Pendapat ini banyak dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk
pegunungan dan lembah) berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam
bumi masih terdapat unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan.

2. Teori Laurasia-Gondwana
Muka Bumi selalu mengalmai perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus
berlangsung hingga kini, ditunjukkan dengan adanya pergerakan/pergeseran
daratan(benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua-benua besar
(supercontinent) yang oleh Eduard Suess diberi nama Laurasia (dibagian utara) dan
Gondwana Land (dibagan selatan). Adapun lautan besarnya bernama ekuator. Rotasi
Bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan belahan Bumi barat.

2. .Teori Kontraksi (james dana,1847. AS)


Teori ini menyatakan bumi mengalami pendinginan sebagai akibat konduksi panas,
sehingga mulailah proses pengerutan permukaan.
3. 2.Teori Laurasia dan Gondwana.(eduard suees, 1847)
Teori ini menyatakan dulunya ada dua benua di kutub, laurasia di kutub utara dan
gondwana dikutub selatan., kemudian keduanya terpecah dan bergerak kearah ekuator.
1)Teori Kontraksi
Bumi tlh mengalami pendinginan dlm jangka waktu yg sgt lama. massa yang sgt panas bertemu
dgn udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang
tidak sama antara 1 tempat dn tmpt lain (James Dana dan Elie Baumant)

2)Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi slalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung
hingga kini, ditunjukan dgn adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa
lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar
(supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara
perlahan2 bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di
daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling
menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)

Teori konstraksi (contraction theory/theory of a shinking earth) dikemukakan oleh James


dana di AS tahun 1847 dan Elie de baumant di eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa
kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan dibagian dalam bumi
akibat konduksi panas. Pengerutan pengerutan itu mengakibatkan bumi menjadi tidak rata.
Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mengering kulitnya
akan mengkerut.

Teori yang dikemukakan oleh kedua ahli itu mendapat banyak kritikan. Kritikan itu
antara lain menyatakan bahwa bumi tidak akan mengalami penurunan suhu yang sangat
drastisserta mengakibatkan terbentuknya pegunungan tinggi dan lembah lembah
dipermukaan bumi. Di dalam bumi terdapat banyak unsur radioaktif yang selalu
memancarkan panasnya sehingga ada tambahan panas bumi. Selain itu, reaksi reaksi kimia
antar mineral di dalam bumi dan pergeseran pergeseran kerak bumi akan menimbulkan
panas.

2. Teori laurasia-Gondwana

Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth (1884) dan Frank B. Taylor (1910)
mengemukakan teorinya bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub bumi.
Benua-benua tersebut diberi nama Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua itu
kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk
benua-benua seperti sekarang.

Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dalam Gondwanaland,


sedangkan benua-benua lainnya menyatu dalam Laurasia. Teori Laurasia-Gondwana diyakini
oleh banyak ahli karena bentuk pecahan-pecahan benua tersebut apabila digabungkan akan
dapat tersambung dengan tepat. Namun, penyebab pecahnya benua-benua tersebut belum
dapat ditemukan.

3. Teori apungan benua (continental drift theory)

Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912 dalam
bukunya The Origin of the Continent’s and Ocean’s. Wegener mengemukakan teori tentang
perkembangan bentuk permukaan bumi dengan bergeseran benua. Menurut Wegener, di
permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea
(dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta samudra bernama Panthalasa. Benua
tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat mencapai posisi seperti
sekarang.

Teori apungan benua diperkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara Amerika
Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan kedua daerah
tersebut.

Gerakan tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya rotasi bumi yang
menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah ekuator, sedangkan
adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerak ke arah barat. Gerakan
ke arah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat terjadinya gelombang pasang, yaitu
akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah barat ke timur. Akan tetapi, sekitar tahun 1960-
an mungul kritik terhadap teori itu yang mempertanyakan kemungkinan massa benua yang
sangat besar dan berat dapat bergeser di atas lautan yang keras.

4. Teori konveksi

Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam
lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang
ada di atasya. Aliran konveksi yang menghambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan
kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi
tidak rata.

Salah seorang pegikut teori konveksi adalah Harry H.Hess dari Princention University.
Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hess mengemukakan
pendapatnya tentang alirankonveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge
(punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam
kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.

Anda mungkin juga menyukai