Teori Kontraksi dikemukakan oleh Rene Descrates (1596–1650). Menurut Descrates, Bumi makin lama makin menyusut dan mengerut karena pendinginan. Proses pendinginan ini membentuk relief di permukaan Bumi seperti gunung, lembah, dan dataran. Pendukung teori ini adalah James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat Bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan di bagian dalam Bumi. Peristiwa tersebut mengakibatkan bagian permukaan Bumi mengerut, kemudian membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2. Teori Dua Benua (Laurasia–Gondwana Theory)
Teori Dua Benua sering disebut teori Laurasia–Gondwana. Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884. Apa pendapat Zuess dalam teori ini? Bumi awalnya terdiri atas dua benua sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar Kutub Utara dan Gondwana di sekitar Kutub Selatan. Selanjutnya, dua benua tersebut bergerak perlahan ke arah ekuator dan terpecah menjadi benua-benua kecil. Laurasia terpecah membentuk daratan Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Greenland. Gondwana terpecah membentuk Amerika Selatan, India, Australia, Afrika, dan Antartika.
Ilustrasi Benua Laurasia dan Gondwana
Sumber: web.archive.org/web/20210126132631/, https:// www.zmescience.com/science/geology/fossilized- scorpion-gondwana-02092013/, diunduh 1 Februari 2021
3. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori Apungan Benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia berpendapat awalnya di Bumi hanya ada satu superbenua, yaitu Pangaea dan satu lautan luas, yaitu Laut Tethys. Pangaea kemudian terpecah menjadi beberapa benua. Teori ini menyebutkan rotasi Bumi secara sentrifugal memengaruhi gerakan benua-benua hasil pecahan Pangaea ke arah barat menuju ekuator.
Ilustrasi Benua Pangaea
Sumber: https://bit.ly/3r1pdup, diunduh 1 Februari 2021 Fenomena alam yang menjadi bukti teori ini adalah adanya persamaan bentuk garis pantai timur Benua Amerika Selatan dengan garis pantai barat Benua Afrika. Bukti lainnya adalah kegiatan seismik di Patahan San Andreas, Amerika Serikat dan Pulau Greenland. Ada beberapa fenomena yang membuktikan teori Apungan Benua. Beberapa bukti itu sebagai berikut. a. Ada persamaan garis pantai timur Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan dengan garis pantai barat Benua Eropa dan Afrika. b. Daerah Greenland menjauhi Eropa. c. Pulau Madagaskar menjauhi Afrika Selatan. d. Ada kegiatan seismik di Patahan San Andreas. e. Samudra Atlantik makin luas karena pergerakan Benua Amerika ke barat. f. Batas Samudra Hindia makin mendesak ke utara.
4. Teori Konveksi (Convection Theory)
Teori Konveksi dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess, kemudian dikembangkan oleh Robert Diesz. Mereka menyatakan di dalam Bumi yang sangat panas terjadi arus konveksi ke arah kulit Bumi. Saat arus konveksi membawa materi lava sampai ke permukaan Bumi, lava tersebut membeku membentuk lapisan kulit Bumi yang baru. Lapisan baru tersebut menggeser dan menggantikan kulit Bumi yang lebih tua. Terbentuknya pematang tengah samudra, seperti Mid Atlantic Ridge dan Pacific–Antarctic Ridge menjadi bukti teori ini. Gerakan dari mid oceanic ridge ke arah berlawanan menyebabkan batuan yang jaraknya jauh dari pematang tengah samudra menunjukkan umur batuan makin tua.
Arus konveksi Sumber: https://bit.ly/3r4Pecrv, diunduh 1 Februari 2021
Beberapa bukti tentang teori Konveksi sebagai berikut.
a. Terbentuk pematang tengah samudra seperti Mid Atlantic Ridge dan Mid Pacific–Atlantic Ridge. b. Makin jauh dari pematang tengah samudra, makin tua umur batuan. Kondisi ini menunjukkan terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah menjauh. Peristiwa ini disebabkan adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit Bumi.
5. Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Theory)
Teori Lempeng Tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wegener (pencetus teori Apungan Benua) dari Jerman menulis buku berjudul The Origin of Continents and Oceans (1915). Wegener berpendapat benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa lembek. Kerak Bumi terdiri atas lempeng-lempeng tektonik yang seolah mengapung dan bergerak/bergeser di atas lapisan mantel Bumi yang cair, sangat panas, dan selalu bergolak. Pergolakan magma di dalam Bumi menyebabkan benua-benua bergeser.