Anda di halaman 1dari 8

SK001

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

Simulasi Dinamika Molekul pada Pemuaian Bimetal


Ahmad Ramdono*, Suprijadi Haryono
Abstrak
Keping bimetal terdiri dari dua material logam yang saling menempel dimana pada dua
logam tersebut memiliki koefisien muai panjang yang berbeda. Bila dipanaskan pada
temperatur tinggi, kedua logam akan mengalami perubahan ukuran dan tegangan
yang berbeda sehingga keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki
koefisien muai panjang yang lebih kecil. Bimetal banyak dipakai pada alat-alat
otomatik seperti pada skring, pembatas suhu, lampu tanda arah pada kendaraan
bermotor, termometer bimetal dan lain-lain. Pada makalah ini, akan disimulasikan efek
pemuaian pada struktur keping bimetal dengan metode Simulasi Dinamika Molekul
menggunakan perangkat lunak Molecular Workbench.
Kata-kata kunci: Bimetal, Pemuaian, Simulasi Dinamika Molekul
Pendahuluan
Sifat thermal adalah perubahan material terhadap penambahan energi secara
thermal (pemanasan) [1]. Secara makroskopik, padatan akan mengalami peningkatan
temperatur dan memungkinkan terjadinya perubahan bentuk ketika dipanaskan.
Fenomena perubahan bentuk ini biasa disebut Thermal Expansion atau pemuaian.
Pemuaian terjadi karena adanya ketidakseimbangan interaksi - interaksi antaratom [2].
Dengan bertambahnya temperatur maka amplituda dari vibrasi struktur kristal pun
akan bertambah, tetapi atom-atom memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai
kesetimbangan ketika jarak antaratom lebih besar dari jarak asalnya dikarenakan
adanya gaya tolak antaratom pada jarak pendek yang lebih besar dibandingkan gaya
tarik antaratom yang berjarak lebih jauh [3].
Pada makalah ini akan disimulasikan interaksi antaratom pada keping bimetal yang
masing - masing mengandung logam Aluminium (Al) dan Tembaga (Cu) akibat
pemuaian dengan menggunakan metode simulasi dinamika molekul dan perangkat
lunak Molecular Workbench version 1.6.0 [4]. Simulasi ini menggunakan struktur kristal
yang lebih sederhana karena disimulasikan dalam 2 dimensi dan melibatkan sedikit
atom saja. Walaupun demikian, simulasi ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai pemuaian pada skala molekuler dengan mempelajari
hubungan temperatur dengan vibrasi antar atom.
Teori
Simulasi Dinamika Molekul merupakan metode simulasi untuk mengamati dinamika
atom yang saling berinteraksi. Metode ini dibangun untuk mensimulasikan perilaku
atom yang saling menarik, mendorong dan membentur satu atom dengan atom
lainnya. Metoda simulasi ini akan dipakai untuk mempelajari efek pemuaian keping
bimetal pada skala molekuler.
Keping bimetal yang akan disimulasikan terdiri dari 2 jenis, yaitu keping Aluminium
6 -1
(Al) dan keping Tembaga (Cu). Koefisien muai pada Al (24,1 x 10 K ) lebih besar
6
-1
dibandingkan Cu (17,6 x 10 K ) [1]. Apabila kedua logam yang saling melekat

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 141 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

tersebut dipanasi, maka Al akan lebih panjang dibandingkan Cu sehingga bimetal


tersebut akan melengkung ke arah Cu. Hal ini dikarenakan Cu memiliki koefisien muai
yang lebih kecil dibandingkan Al. Parameter koefisien muai itu sendiri tidak akan
dipakai pada simulasi dinamika molekul ini karena koefisien muai itu adalah parameter
makroskopis dari suatu logam yang didapat melalui eksperimen tanpa mengamati
dinamika atomnya. Tetapi besar-kecilnya koefisien muai itu cukup untuk memberikan
gambaran bagaimana arah lengkungan yang terjadi pada skala molekuler ini.
Temperatur dan Interaksi Atom
Pengaturan temperatur pada simulasi ini menggunakan persamaan energi kinetik
rata-rata atom [3] sebagai berikut.

3
1 2
k bT
mv
2
2

(1)

Tanda <> menandakan bahwa energi kinetik yang dipakai pada persamaan
tersebut adalah energi kinetik rata-rata dari tiap atom.
Sedangkan untuk interaksi antaratom menggunakan potensial Lennard-Jones [2]
sebagai berikut.

12 6
V LJ 4
r
r

(2)

Dimana r adalah jarak antara dua atom yang berinteraksi, adalah batas jarak
antaratom ketika potensial antaratom mencapai nol dan adalah kedalaman dari
sumur potensial. Untuk mengurangi beban komputasi, interaksi atom-atom tersebut
dibatasi dengan menggunakan jari-jari cutoff (rcutoff). Dimana potensial antaratom yang
berjarak lebih dari rcutoff akan dianggap sama dengan nol.
Potensial Lennard-Jones ini dipakai karena memberikan hasil yang hampir sama
dengan hasil eksperimen dan data mekanika kuantum. Pada dasarnya persamaan ini
merepresentasikan keseimbangan antara energi tarik-menarik dan tolak-menolak antar
dua atom [3].
Pada tabel 1 dapat diamati nilai parameter
akan disimulasikan.

Tabel 1. Nilai parameter


Nama Atom
Aluminium (Al)
Tembaga (Cu)

()
2,6
2,337

dan

dan

untuk atom Al dan Cu yang


[4].

(eV)

0,242
0,4093

Dengan menggunakan perangkat lunak Molecular Workbench version 1.6.0 [4]


maka akan didapatkan grafik potensial vs jarak sebagai berikut.

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 142 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

(a)

(b)

Gambar 1. Grafik potensial Lennard-Jones (a) interaksi atom Al-Al dan (b) interaksi
atom Cu-Cu.
Grafik potensial Lennard-Jones (Gambar 1) merepresentasikan sifat fisis suatu
material. Material dengan sumur potensial yang dalam, Gambar 1(b), memiliki
koefisien muai yang rendah. Sebaliknya, sumur potensial yang dangkal, Gambar 1(a)
memiliki koefisien muai yang tinggi [5].
Model
Model struktur kristal Al dan Cu yang akan disimulasikan adalah FCC (Face
Centered Cubic) sebagai berikut.

(a)

(b)

Gambar 2. (a) FCC dan (b) Penampang bidang FCC (100) [3].
Al dan Cu memiliki jenis struktur kristal yang sama, tetapi memiliki ukuran atom dan
panjang ikatan (Bond-Length) yang berlainan seperti pada tabel berikut.
Tabel 2. Nilai jari-jari atom dan panjang ikatan Aluminium dan Tembaga [6]
Nama Atom
Aluminium (Al)
Tembaga (Cu)

ISBN 978-602-19655-1-1

Jari-jari
()
1,42
1,28

Panjang ikatan
()
4,05
3,61

Halaman 143 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

Jumlah atom Al dan Cu disesuaikan sehingga memiliki panjang keping yang sama
berdasarkan struktur kristal FCC (100) pada Gambar 2(b) dan parameter - parameter
pada tabel 2, maka konfigurasi awal bimetal Al dan Cu setelah melalui tahap
ekuilibrasi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Konfigurasi awal Keping Al (kiri), Keping Cu (kanan) dan perekat (hitam).
Dua atom Al dan dua atom Cu yang bersinggungan langsung dengan bidang datar
diasumsikan tidak bergerak. Ditambahkan pula material perekat yang digunakan untuk
menempelkan keping Al dengan keping Cu. Material perekat tersebut adalah material
fiksi yang massanya diasumsikan sangat kecil. Karena disimulasikan secara 2 Dimensi,
maka efek pemuaian yang dapat diamati hanyalah pemuaian panjang dan pemuaian
luas.
Hasil dan diskusi
Untuk mempelajari pengaruh temperatur terhadap bimetal, maka perlu menghitung
besar sudut deviasi dari garis normalnya. Dalam hal ini, penulis mengukur sudut
deviasi dengan mengacu pada atom perekat paling atas seperti dapat dilihat pada
gambar berikut.

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 144 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

Gambar 4. Pengukuran sudut deviasi.


Pada Gambar 5 dan 6 dapat diamati bahwa semakin lama keping bimetal akan
melengkung ke arah Cu.

(a)

(b)

Gambar 5. Simulasi bimetal pada temperatur 500K (a) 900fs; (b) 4112fs.

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 145 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

Gambar 6. Simulasi bimetal pada temperatur 700K (a) 900fs; (b) 4112fs.

Gambar 7. Grafik sudut deviasi ( ) vs waktu (100 femto-seconds).


Pada Gambar 7, dapat diamati hubungan antara sudut deviasi terhadap waktu dan
temperatur. Untuk mengetahui seberapa besar perubahan sudut deviasi rata-rata tiap
waktu, maka dilakukanlah regresi linier pada sudut deviasi terhadap waktu seperti
pada gambar berikut.

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 146 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

Gambar 8. Grafik Regresi Linier dari Sudut Deviasi vs waktu (100fs).


Dari Gambar 8, didapatkan persamaan linier dari sudut deviasi sebagai berikut.
f(700K) = 0,3027t

(3)

f(500K) = 0,3015t

(4)

f(400K) = 0,2451t

(5)

Dari persamaan (3), (4) dan (5), didapatkan gradien dari setiap persamaan linier
sudut deviasi dimana semakin tinggi temperatur maka semakin besar pula perubahan
sudut deviasinya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur tidak
berbanding lurus dengan besar sudut deviasi melainkan berbanding lurus dengan
tingkat fluktuasi sudut deviasinya. Semakin fluktuatif sudut deviasinya menunjukkan
bahwa amplituda vibrasi molekul semakin meningkat.
Kesimpulan
Simulasi pemuaian bimetal pada skala molekuler telah menunjukan hubungan
antara temperatur dengan vibrasi molekul. Semakin tinggi temperatur maka sudut
deviasinya semakin berfluktuatif yang menunjukkan semakin tinggi pula amplituda
vibrasi molekulnya. Hasil simulasi ini juga memberikan hasil yang sesuai dengan
eksperimen pada skala makroskopis dimana keping bimetal akan melengkung ke arah
material yang memiliki koefisien muai yang lebih rendah [1].

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 147 dari 216

Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011)


1-2 Desember 2011, Bandung, Indonesia

Referensi
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]

Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1), URL


http://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/sifat-sifat-thermal.pdf [diakses 25
Nopember 2011]
J.M Ziman, Principles of the Theory of Solids, 2nd Ed., Cambridge University
Press, Melbourne, 1972
Monica Oliver & Steve Cranford, Thermal Expansion, Atomistic and Molecular
Mechanics Labs, URL http://mit.edu/cranford/www/SIMS/thermal%20expansion
[accessed 24 November 2011]
Dr. Charles Xie, Molecular Workbench version 1.6.0, The Concord Consortium,
2000, URL http://mw.concord.org/modeler/ [accessed 24 November 2011]
C.R. Barrett, W. D. Nix, and A. S. Tetelman, The Principles of Engineering
Materials. Prentice-Hall, Inc., 1973
Periodic Table of the Elements, Element Chemical and Physical Properties, URL
http://chemistry.about.com/library/blperiodictable.htm
Daniel Parlindungan P., Perancangan Ulang Alat Pemanas Dan Pendingin Air
Minum Bertenaga Listrik, Karya Akhir, Universitas Sumatera Utara, Indonesia,
2010.

Ahmad Ramdono*

Engineering Physics Research Division


Institut Teknologi Bandung
ramdono10@yahoo.com

Suprijadi Haryono

Theoretical Physics Research Division


Institut Teknologi Bandung
supri@fi.itb.ac.id

*Corresponding author

ISBN 978-602-19655-1-1

Halaman 148 dari 216

Anda mungkin juga menyukai