Anda di halaman 1dari 54

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

REFERAT DAN LAPSUS

FAKULTAS KEDOKTERAN

SEPTEMBER 2013

UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFERAT

KRITERIA DIAGNOSIS GANGGUAN PSIKOTIK BERDASARKAN


DSM V

DISUSUN OLEH :
IDA AYU NOVA ANGGARITA
C11109751

PEMBIMBING :
dr. PATMAWATI P.

SUPERVISOR :
dr. Agus Japari , M.Kes, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN ................................................................................

II.

PEMBAHASAN ..................................................................................

III.

PENUTUP.............................................................................................

I. PENDAHULUAN

Diagnosis psikiatrik selama ini dianggap sebagai ambigu dan kurang dapat
dipercaya. Beberapa diagnosis ibuat berdasarkan pandangan subjektif, tidak dapat
dibuktikan, dan merupakan fenomena intrapsikik, sementara diagnosis lainnya telah
meluas dengan heterogen.[1]
Diagnosis modern mencoba mengindari hal ini dengan mempergunakan
Diagnostic

And

Statistical

Manual

Of

Mental

Disorder

(DSM),

yang

mengidentifikasikan tiap gangguan dengan gejala khas dan unik. DSM-IV


mendefinisikan sejunlah gangguan psikiatrik yang dapat diidentifikasi (meskipun ada
kemungkinan tumpang tindih) dan berisi kriteria diagnostic speisfik untuk setiap
diagnosis. Diagnosis dibuat berdasarkan kenyataan dari riwayat pasien yang khas dan
tampilan klinis yang cocok dan memenuhi sejumlah kriteria diagnostic yang
ditentukan (suatu diagnosis politetik , tidak perlu seluruh kriteria dipenuhi untuk
membuat diagnosis). Setiap gangguan memiliki seperangkat kriteria diagnostic yang
khas. Diagnosis ganda diperbolehkan, setiap kelompok gangguan yang umum
memiliki satu gangguan tidak khas yang memungkinkan dimasukkannya pasien
dengan tampilan yang tidak lazim. Sebagai tambahan , beberapa gangguan memiliki
subtype , yang eksklusif satu sama lain (misalnya skizofrenia paranoid) atau pembuat
spesifik yang tidak eksklusif satu sama lain (dapat berubah dengan waktu , missal,
ringan , sedang , berat, atau dalam remisi sempurna). [1]
Edisi ke-lima dari DSM yaitu DSM 5, yang telah diterima oleh APA
(American Psychiatric Association) pada 1 desember 2012. Dipublikasikan pada 18
mei 2013, DSM-5 berisi diagnosis yang direvisi secara ekstensif dan dalam banyak
kasus , memperluas definisi diagnostik saat mempersempit definisi pada kasus lain.
Sebuah perubahan dalam edisi kelima yaitu penghapusan dari subtype skizofrenia.[2]
Diagnosis Gangguan Psikotik Berdasarkan DSM V

Kriteria dan teks mengenai ganguan kepribadian skizotipal dapat ditemukan


dalam bab Gangguan Kepribadian. Karena gangguan ini digolongkan ke dalam
spectrum skizofrenia , dan dilabel dalam bagian ICD-9 dan ICD-10 sebagai gangguan
skiotipal, dan telah didaftar dalam bab ini dan didiskusikan lebih terperinci dalam Bab
DSM-5 ganguan kepribadian.

II. PEMBAHASAN

GANGGUAN DELUSI
Kriteria diagnostic

297.1

(F22)
a. adanya satu (atau lebih) delusi dengan durasi 1 bulan atau lebih lama.
b. Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah dapat dicapai.
Catatan : halusinasi, jika ada, tidak prominen dan berhubungan dengan tema
delusional (misalnya, sensasi tergiging serangga berhubungan dengan delusi
infestasi)
c. Selain pengaruh dari delusi atau cabang-cabangnya, tidak ditemukan
gangguan fungsi, dan sikap tidak terlalu tampak bizar atau aneh.
d. Jika manik atau episode depresif mayor telah terjadi, hal ini telah jelas
berhubungan dengan durasi periode delusional.
e. Gangguan tidak terkait suatu zat atau kondisi medis dan tidak digambarkan
lebih jelas daripada gangguan mental yang lain seperti

gangguan body

dysmorphic atau gangguan obsesif-kompulsif.


Spesifikasikan jika :
Tipe erotomanik : subtype ini berlaku apabila tema sentral dari delusi adalah
orang lain jatuh cinta terhadap individunya.
tipe grandiose : subtype ini berlaku apabila tema sentral delusinya adalah
keyakinan bahwa memiliki kemampuan yang hebat , indera keenam atau telah
menemukan sesuatu yang hebat (tapi tidak diakui)
tipe jealous : subtype ini berlaku apabila tema sentral dari sebuah delusi adalah
pasangan atau suami/istri dari individu tidak jujur (selingkuh).
tipe persecutory : subtype ini berlaku apabila tema utama dari delusi seorang
individu melibatkan kepercayaan individu tersebut bahwa sedang ada konspirasi
untuk melawan, menipu, memata-matai, mengikuti, meracuni atau memberikan
obat obatan terlarang, melecehkan atau menghancurkan untuk mencapai tujuan
masa depannya.
Tipe somatic : subtype ini berlaku apabila tema utama delusinya melibatkan
fungsi tubuh atau sensasi.

Tipe campuran : pada subtype ini berlaku saat tidak ada tema delusi yang
dominan.
Tipe tidak terspesifikasi : subtype ini berlaku apabila delusi dominan
kepercayaan tidak dapat dengan jelas ditentukan atau tidak dijelaskan pada tipe
spesifik (misalnya delusi referensial tanpa hal dominan atau komponen kebesaran)
Spesifikasikan jika :
Dengan bizar : delusi dianggap bizar jika delusi-delusi tersebut dengan jelas
tidak masuk akal, tidak dapat dimengerti , dan tidak berasal dari pengalaman
hidup yang biasa (misalnya seorang individu beranggapan bahwa seorang asing
telah memisahkan organ dalamnya dan menggantinya dengan organ tubuh orang
lain tanpa meninggalkan bekas atau luka).
Spesifikasikan jika:
Pendetail perjalanan gangguan berikut ini hanya digunakan setelah setahun durasi
dari gangguan :
Episode pertama, sedang dalam episode akut : manifestasi pertama dari
gangguan sesuang dengan kriteria gejala diagnosis. Sebuah episode akut adalah
suatu waktu dimana gejala kriteria terpenuhi.
Episode pertama , sedang dalam remisi parsial : remisi parsial adalah suatu
periode waktu yang mana sebuah peningkatan setelah episode sebelumnya
berhasil dipelihara dan dimana kriteria penentu dari gangguan tersebut hanya
sebagian terpenuhi.
Episode pertama, sedang dalam remisi penuh : remisi penuh ialah suatu
perode waktu setelah episode sebelumnya saat tidak ada gejala spesifik gangguan
yang terlihat.
Episode multiple, sedang dalam episode akut.
Episode multiple, sedang dalam remisi parsial.
Episode multiple, sedang dalam remisi penuh.
Kontinyu : gejala yang memenuhi kriteria diagnostic dari gangguan adalah
lanjutan dari mayoritas perjalanan penyakit, dengan periode gejala subthreshold
menjadi sangat jelas terkait dengan perjalanan keseluruhan.
Unspecified
Spesifikasikan derajat keparahan saat ini:
Derajak keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer dari

psikosis, termasuk dleusi, halusinasi, disorganisasi berbicara, sikap psikomotor


abnormal. Masing-masing gejala ini dapat dinilai untuk derajat keparahannya saat
ini (paling parah dalam 7 hari terakhir) pada skala 5 poin dari 0 (tidak ada) 4 (
ada dan parah ). (lihat clinician-rated dimensions of psychosis symptom severity
in the chapter assessment measures.)

Catatan : diagnosis dari gangguan delusional dapat dibuat tanpa menggunakan


penspesifikasi derajat keparahan.

SUBTIPE
dalam tipe erotomanik, tema utama dari delusi adalah orang lain sedang jatuh cinta
dengan pasien. Tokoh yang menjadi orang yang sedang jatuh cinta biasanya memiliki
status yang lebih tinggi (misalnya, orang terkenal , atau handal dalam pekerjaan) tapi
dapat juga orang yang sangat asing. Usaha untuk menghubungi objek delusi sering
terjadi. Dalam tipe kebesaran, tema utama dari delusi ini adalah pengakuan memiliki
kemampuan yang luar biasa atau indera keenam atau telah membuat suatu penemuan
penting. Jarang, individunya memiliki delusi memiliki hubungan khusus dengan
individu dominan atau menjadi orang penting (yang mana individu yang sebenarnya
sering sekali dikaitkan dengan orang yang semu). Delusi kebesaran dapat saja
memiliki konten religious. Dalam tipe pencemburu, tema utama dari delusinya adalah
seorang pasangan yang tidak setia. Kepercayaan ini biasanya tanpa sebab dan hanya
berdasarkan dugaan yang tidak benar dan dengan sedikit bukti (misalnya baju yang
kusut). Individu yang memiliki delusi ini biasanya mengkonfrontir pasangannya , dan
menuduh ketidaksetiaan pasangannya. Dalam tipe persecutory , tema utama delusinya
mengikut sertakan kepercayaan individu tersebut bahwa sedang ada konspirasi untuk
melawan , memata-matai, mengikuti, meracuni , melecehkan , atau menghancurkan
tujuan dari individu tersebut. Kesalahan kecil dibesar-besarkan dan menjadi focus dari
sistem delusionalnya. Individu yang terpengaruh bisa saja terlibat dalam percobaan
berulang-ulang untuk memperoleh pengakuan dengan tindakan yang legal maupun
legislatif. Individu dengan delusi persecutory biasanya mudah sebal dan marah dan
bahkan bisa berujung menyerang orang yang dianggap melukainya. Dalam tipe
somatic, tema utama dari delusinya mencakup fungsi atau sensasi tubuhnya. Delusi
somatic dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Paling sering adalah kepercayaan bahwa
6

pasien mencium bau aneh , bahwa ada suatu infestasi dari serangga pada atau di
dalam kulitnya; bahwa ada parasit internal ; bahwa ada bagian tertentu dari tubuhnya
yang tidak seharusnya atau jelek; atau bagian tubuh tersebut tidak berfungsi.

Fitur diagnosis
Fitur esensial dari gangguan delusional adalah adanya satu atau lebih delusi
yang bertahan untuk setidaknya 1 bulan (kriteria A). sebuah diagnosis gangguan
delusional tidak ditegakkan apabila individu tersebut pernah memiliki presentasi
gejala yang sesuai dengan kriteria A untuk skizofrenia (Kriteria B). terpisah dari efek
langsung dari delusi , fungsi psikososial yang tidak seimbang mungkin terbatas
ditemukan dibandingkan dengan yang ditemukan dalam kelainan psikotik yang
lainnya seperti skizofrenia, dan sikapnya tidak dengan jelas tergolong aneh (Kriteria
C). jika episode mood terjadi berbarengan dengan delusi , lama total dari episode
mood ini relatif singkat terhadap total durasi periode delusionalnya (Kriteria D).
Delusinya tidak dikaitkan dengan efek fisiologis dari zat tertentu (seperti kokain)
kondisi medis yang lain (misalnya, penyakit Alzheimer) dan tidak digambarkan
dengan lebih jelas oleh gangguan mental lainnya , misalnya gangguan dismorfik
tubuh atau gangguan obsesif-kompulsif (Kriteria E).
Sebagai tambahan dari area domain 5 gejala yang diidentifikasi pada kriteria
diagnostik, domain penilaian pengetahuan (kognisi), depresi dan gejala mania penting
untuk membedakan dengan spektrum skizofrenia yang luas dan gangguan psikotik
yang lain.

Fitur terasosiasi pendukung diagnosis


Masalah sosial, rumah tangga, atau pekerjaan dapat

dihasilkan dari

kepercayaan delusional atau gangguan delusional. Individu dengan gangguan


delusional dapat dideskripsikan secara faktual bahwa orang lain memandang
kepercayaan mereka sebagai sesuatu yang irasional tapi tidak bisa diterima oleh diri
mereka sendiri (misalnya mungkin ada wawasan faktual tetapi bukan wawasan
yang sebenarnya). Pada banyak individu , berkembang mood pemarah dan disforia,
yang mana biasanya dapat diartikan sebagai reaksi terhadap kepercayaan
delusionalnya. Sikap marah dan melakukan kekerasa dapat terjadi dengan tipe
persekutoris, cemburu, dan erotomanik. Individu biasanya terkait dengan perilaku
suka berperkara dan bermusuhan (misalnya, mengirim ratusan surat protes kepada
7

pemerintah). Kesulitan legal dapat terjadi, biasanya pada tipe cemburu dan
erotomanik.

Isu diagnosis terkait kultur.


Latar belakang budaya dan agama(kepercayaan) harus diperhatikan untuk
mempertimbangkan adalanya gangguan delusional. Isi delusipun bervariasi diantara
beragam konteks kultural.

Diferensial diagnosis.
Gangguan terkait obsesif-kompulsif. Jika seorang individu dengan gangguan obsesif
kompulsif mengakui kepercayaan gangguan obsesif-kompulsifnya adalah benar, maka
gangguan obsesif-kompulsif tanpa spesifikasi kepercayaan delusional yang patut
diberikan daripada diagnosis gangguan delusi. Sama seperti, jika seseorang dengan
gangguan dismorfik tubuh benar-benar mengakui bahwa gangguan dismorfiknya
adalah benar terjadi maka diagnosa dismorfik tubuh tanpa spesifikasi delusional,
harus ditegakkan dibandingkan dengan diagnosa gangguan delusinal itu sendiri.

Delirium , kelainan neurokognitif mayor, gangguan psikotik dikarenakan oleh kondisi


medis yang lain, dan kelainan psikotik yang terinduksi substansi/pengobatan. Individu
dengan kelainan ini mungkin datang dengan gejala yang mencirikan gangguan
delusional. Sebagai contohnya, delusi persekutori sederhana dalam konteks gangguan
neurokognitif mayor akan didiagnosa sebagai gangguan neurokognitif mayor dengan
gangguan behavioral. Sebuah gangguan psikotik terinduksi zat-zat/obat-obatan secara
kros-seksional dapat tampak identik dengan gangguan delusional tapi dapat dibedakan
dengan menggunakan hubungan kronologi penggunaan zat-zat tertentu sehingga
memunculkan remisi kepercayaan delusional.

Gangguan skizofrenia dan skizofreniform. Gangguan delusional dapat dibedakan dari


skizofrenia dan skizofreniform dengan absennya karakteristik gejala dari fase aktif
skizofrenia.

Gangguan depresif , bipolar , dan skizoafektif. Gangguan-gangguan ini dapat


dibedakan dengan gangguan delusional dengan hubungan temporal antara gangguan
mood dengan dleusinya dan degnan derajat keparahan dari gejala mood. Jika
8

delusinya terjadi secara eksklusif selama episode mood, maka diagnosanya adalah
gangguan depresif atau bipolar dengan gejala psikotik. Gejala mood yang memenuhi
keseluruhan kriteria gejala untuk episode mood dapat ditumpangkan pada gangguan
delusional. Gangguan delsional dapat didiagnosa hanya jika total durasi dari episode
mood tetap relatif singkat dibandingkan dengan total durasi gangguan delusional. Jika
tidak, maka diagnosa skizofrenia terspesifikasi maupun tidak terspesifikasi dan
gangguan psikotik lainnya dibarengi dengan gangguan depresif lain , gangguan
depresif tidak terspesifikasi dan gangguan terkait bipolar yang lain, atau bipolar tidak
terspesifikasi dan gangguan-gangguan yang terkait sangat lah tepat.

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

Kriteria diagnosis

298.8(F23)

A. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut. Setidaknya satu dari gejala berikut
ini harus ada (1), (2), atau(3) :
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Pembicaraan yang tidak terorganisasi ( misalnya inkoherensi , atau
sering keluar dari jalur)
4. Tidak terorganisasi yang tampak jelas sekali atau sikap perilaku
katatonik
Cataan : jangan masukkan gejala jika hal tersebut ialah respon
sanksi secara kultural
B. Durasi dari sebuah episode gangguan adalah setidaknya 1 hari tapi kurang
dari 1 bulan , dengan pengembalian sepenuhnya ke fungsi premorbid.
C. Gangguan tidak digambarkan lebih baik oleh gangguan depresif mayor atau
gangguan bipolar dengan fitur psikotik atau gangguan psikotik yang lain
seperti skizofrenia atau katatonia dan tidak terkait dengan efek fisiologis
dari suatu zat ( misalnya penyalahgunaan obat atau pengobatan) atau
kondisi medis yang lain.
Spesifikasikan jika :
Dengan stressor yang terlihat (psikosis reaktif ringkas) : jika gejala terjadi

dalam respon terhadap suatu kejadian yang , dengan sendirinya atau


bersamaan ditandai sebagai suatu yang membuat stress pada hampir siapa
saja dalam kondisi yang sama dalam kebudayaan orang tersebut.
Tanpa stressor yang terlihat : jika gejala tidak terjadi sebagai respon
suatu kejadian yang dengan sendirinya atau bersama-sama, ditandai dapat
menjadi sesuatu yang membuat stress pada hampir siapa saja dalam
keadaan yang sama dalam kebudayaan orang tersebut.
Dengan onset post-partum : jika onset terjadi selama kehamilan atau
dalam jangka 4 minggu setelah melahirkan
Spesifikasikan jika :
Dengan katatonia (merujuk kepada kriteria untuk katatonia yang berkaitan
dengan gangguan mental yang lain , hal. 119-120 untuk definisinya)
Catatan kode : gunakan kode tambahan 293.89 (F06.1) katatonia
berhubungan dengan gangguan psikotik akut untuk mengindikasikan
adanya katatonia komorbid.
Spesifikasikan derajat keparahan saat ini:
Keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer psikosis,
termasuk delusi, halusinasi , pembicaraan yang tidak terorganisasi, sikap
psikomotor yang abnormal, dan gejala negatif. Masing-masing dari gejalagejala ini dapat dinilai dengan keparahaannya saat itu juga (paling parah
selama 7 hari terakhir misalnya) pada skala poin 5 yang bervariasi mulai
dari 0 (tidak ada gejala) - 4 (ada gejala dan parah). (lihat penilaian klinisi
untuk dimensi keparahan gejala psikosis dalam bab penilaian terukur)
Catatan : diagnosis gangguan psikotik dapat dibuat tanpa menggunakan
penspesifikasi derajat keparahan.

Fitur diagnostic
Fitur esensial dari gangguan psikotik akut adalan gangguan yang melibatkan onset
tiba-tiba dari setidaknya satu dari sejumlah gejala psikotik : delusi , halusinasi,
pembicaraan tidak terorganisasi (misalnya sering keluar jalur pembicaraan atau
inkoherensi), atau sikap psikomotor abnormal yang tergambar secara jelas , termasuk
katatonia (Kriteria A). kejadian tiba-tiba didefinisikan sebagai perubahan dari
keadaan nonpsikotik menjadi psikotik yang jelas dalam waktu 2 minggu , biasanya
10

tanpa gejala prodromal. Sebuah episode gangguan bertahan setidaknya 1 hari tapi
kurang dari 1 bulan dan individunya biasanya dapat kembali ke fungsi premorbid
awalnya dengan sempurna (Kriteria B). Gangguan ini tidak lebih baik digambarkan
oleh gangguan depresif atau bipolar dengan fitur psikotik, oleh gangguan skizoafektif
atau oleh skizofrenia dan tidak terkait dengan efek fisiologis dari zat tertentu (
misalnya halusinogen ) atau kondisi medis yang lain ( misalnya , hematoma subdural
) ( Kriteria C).
Sebagai tambahan terhadap area domain 5 gejala yang teridentifikasi dalam
kriteria diagnosis, penilaian kognisi , depresi, dan domain gejala mania vital untuk
membedakan antara spektrum skizofrenia yang bervariasi dan gangguan psikotik yang
lain.

Gejala lain yang mendukung diagnosis.


Individu dengan gejala psikotik ringkas yang mengalami titik puncak emosional atau
kebingungan yang luarbiasa. Mereka dapat saja memiliki peralihan yang sangat cepat
antara satu satu afek intens dengan yang lainnya. Meskipun gangguannya ringkas ,
derajat ketidakseimbangannya mungkin saja parah , dan pengawasan mungkin
diperlukan untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan higienitas dapat dipenuhi dan
orang

tersebut

dilindungi

dari

konsekuensi

dipandang

sebelah

mata,

ketidakseimbangan kognitif, atau bertingkah berdasarkan delusinya. Nampaknya


terdapat peningkatan perilaku bunuh diri terutama saat episode akut.

Isu terkait kultur


Adalah sangat penting untuk membedakan gangguan psikotik akut dengan pola sanksi
kultural. Misalnya, dalam beberapa upacara keagamaan, seorang individu mungkin
dilaporkan mendengarkan suara, namun hal ini tidak selamanya terjadi dan tidak
dianggap sebagai hal yang aneh bagi sebagian besar anggota komunitas orang
tersebut. Sebagai tambahan, latar belakang kebudayaan dan keagamaan harus
dipertimbangkan saat menilai apakah hal yang dipercayai oleh orang tersebut adalah
delusi atau bukan.

Diagnosis diferensial
Kondisi medis lain. Variasi kelainan medis dapat bermanifestasi dengan gejala
psikotik dalam durasi singkat. Gangguan psikotik yang dikarenakan kondisi medis
11

yang lain atau sebuah delirium didiagnosa jika ada bukti dari riwayat, oemeriksaan
fisik atau uji laboratorium bahwa delusinya atau halusinasinya adalah konsekuensi
fisiologis langsung dari kondisi medis spesifik (misalnya, Cushings syndrome,
tumor otak) (lihatlah gangguan psikotik karena kondisi medis lain berikutnya dalam
bab ini).

Gangguan terkait zat tertentu. Kelainan yang diinduksi oleh Zat/pengobatan, delirium
terinduksi zat tertentu, dan keracunan zat trtentu dibedakan dari gangguan psikotik
akut oleh fakta bahwa suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat, sebuah pengobatan,
paparan terhadap racun) dinilai berhubungan secara etiologi dengan gejala
psikotiknya. Uji laboratorium seperti uji kandungan obat dalam urin atau level alcohol
darah, dapat sangat berguna dalam melakukan penentuan , sebagaimana riwayat
penggunaan zat tertentu dengan memperhatikan hubungan temporal antara waktu
konsumsi zat dengan waktu terjadinya gejala dan menilik sifat asli dari zat yang
digunakan.

Gangguan depresif dan bipolar.

diagnosa gangguan psikotik akut tidak dapat

ditegakkan apabila gejala psikotik lebih digambarkan dengan baik oleh episode mood
(misalnya gejala psikotik terjadi secara eksklusif selama episode depresif penuh
mayor, manik , atau episode campuran).

Gangguan psikotik yang lain . jika gejala psikotik bertahan untuk 1 bulan atau lebih
lama, diagnosanya antara gangguan skizofreniform, gangguan delusional, gangguan
depresif dengan fitur psikotik , gangguan bipolar dengan fitur psikotik , atau spektrum
lain skizofrenia yang terspesifikasi maupun yang tidak, bergantung kepada gejala lain
yang tampak. Diferensial diagnosis antara gangguan psikotik akut dengan gangguan
skizofreniform menjadi susah untuk ditegakkan apabila gejala psikotik sudah tidak
ada sebelum sebulan sebagai respon terhadap keberhasilan pengobatan. Perhatian
khusus harus diberikan terhadap kemungkinan bahwa gangguan rekuren (misalnya
gangguan bipolar, skizofrenia eksaserbasi akut rekuren) mungkin dapat dinilai
bertanggung jawab atas beragam episode psikotik rekuren.

Gangguan kepura-puraan dan peniru. Sebuah episode kelainan tiruan dengan tanda
dan gejala psikologi yang predominan, mungkin memiliki penampakan dari gangguan
12

psikotik akut, tapi dalam kasus seperti itu ada bukti bahwa gejala dibuat-buat secara
sengaja. Jika kepura-puraan ikut serta disamping gejala psikotik, biasanya ada bukti
bahwa penyakitnya dibuat-buat untuk suatu tujuan.

Gangguan kepribadian. Pada orang tertentu dengan gangguan kepribadian, stressor


psikososial mungkin menimbulkan periode ringkas gejala psikotik. Gejala-gejala ini
biasanya bersifat sementara dan tidak memerlukan diagnosa terpisah. Jika gejala
psikotik bertahan untuk setidaknya satu hari , sebuah diagnosa tambahan untuk
gangguan psikotik akut dianjurkan.

GANGGUAN SKIZOFRENIFORM

Kriteria diagnosis

295.40 (F20.81)

A. Dua (atau lebih) dari berikut, masing-masing bertahan untuk jumlah waktu
yang signifikan selama 1-bulan (atau kurang jika terapi berhasil). Setidaknya
satu diantaranya harus (1), (2), atau (3) :
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Pembicaraan yang tidak terorganisasi ( misalnya inkoherensi , atau sering
keluar dari jalur)
4. Tidak terorganisasi yang tampak jelas sekali atau sikap perilaku katatonik.
5. Gejala negative (hilangnya ekspresi emosional atau avolisi)

B. Suatu episode dari gangguan bertahan setidaknya satu bulan tapi kurang dari 6
bulan. Apabila diagnosis harus dibuat tanpa menunggu penyembuhan , maka
harus dikualifikasikan sebagai ketentuan.
C. Gangguan skizoafektif dan depresif atau bipolar dengan fitur psikotik telah
ditegakkan sebab diantaranya 1) tdak ada episode depresif atau manik mayor
yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif , 2) jika episode mood telah
terjadi sepanjang gejala fase aktif,hal tersebut telah ada dalam minoritas dari
lama total dari periode aktif dan residual dari penyakitnya.
D. Gangguan tidak terkait efek fisiologis suatu zat (misalnya penyalahgunaan

13

obat, atau dalam pengobatan) atau kondisi medis yang lainnya.


Spesifikasikan jika :
Dengan fitur prognostik yang baik : pengkhususan ini memerlukan adanya
setidaknya 2 dari fitur berikut ini ; onset gejala psikotik prominen dalam
jangka waktu 4 minggu dari pertama kali kejadian perubahan sikap atau fungsi
yang terlihat ; kebingungan atau ketidakmampuan mencerna hal yang
kompleks; fungsi sosial dan okupasional premorbid baik ; tidak adanya afek
datar.
Tanpa fitur prognostik yang baik : pengkhususan ini digunakan jika dua
atau lebih dari fitur diatas tidak ditemukan.
Spesifikasikan jika :
Dengan katatonia (merujuk kepada katatonia yang berhubungan dengan
gangguan mental yang lain, hal 119-120, untuk lebih jelasnya).
catatan kode : gunakan kode tambahan 293.89 (F06.1) katatonia berhubungan dengan
gangguan skizofreniform untuk mengindikasikan adanya katatonia komorbid.

Spesifikasikan derajat keparahan saat itu :


Keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer psikosis,
termasuk delusi, halusinasi, cara bicara yang tidak terorganisasi, sikap
psikomotor yang abnormal dan gejala negative. Masing-masing dari gejala ini
dapat dinilai keparahaannya saat onset terjadi (paling parah dalam 7 hari
terakhir) dalam skala 5 poin yang bervariasi mulai dari 0 (tidak ada gejala)
sampai 4 (ada dan parah). (lihat bab mengukur penilaian).
Catatan

diagnosa

gangguan

skizofreniform

dapat

dibuat

tanpa

menggunakan penspesifikasi derajat keparahan ini.

Fitur Diagnosis.
Karakteristik gejala pada gangguan skizofreniform identic dengan gejala
skizofrenia

(Kriteria

A).

Gangguan

skizofreniform

dapat

dikenali

dengan

membedakan durasinya; total durasi dari penyakit, termasuk fase prodromal, fase
aktif dan fase residual, adalah setidaknya 1 bulan tapi kurang dari 6 bulan (kriteria B).
Durasi yang diperlukan untuk gangguan skizofreniform sedang antara gangguan
psikotik akutnya , yang bertahan lebih dari 1 hari dan hilang setelah 1 bulan dan
skizofrenia , yang bertahan sampai setidaknya 6 bulan . Diagnosis gangguan
14

skizofreniform dibuat atas 2 keadaan yaitu , 1) apabila episode penyakit bertahan


antara 1-6 bulan dan individunya telah sembuh , 2) apabila seorang individu
mengalami gejala kurang dari 6 bulan dan membutuhkan untuk didiagnosa
skizofrenia tapi belum sembuh. Pada kasus ini , diagnosis harus ditandai sebagai
gangguan skizofreniform (sementara) karena masih tidak pasti apakah orang
tersebut akan sembuh dari gangguannya dalam jangka waktu 6 bulan atau tidak. Jika
gangguan bertahan lebih dari 6 bulan , maka diagnosanya harus diubah menjadi
skizofrenia.
Fitur pembeda yang lain dari gangguan skizofreniform adalah kurangnya
kriteria yang membutuhan gejala ketidakimbangan fungsi sosial dan okupasional.
Tapi terkadang keseimbangan itu pun ada tapi tidak terlalu bermakna untuk
mendiagnosis gangguan skizofrenia.
Sebagai tambahan dari area domain 5 gejala yang diidentifikasi pada kriteria
diagnostik, domain penilaian pengetahuan (kognisi), depresi dan gejala mania penting
untuk membedakan dengan spektrum skizofrenia yang luas dan gangguan psikotik
yang lain.

Fitur lain penunjang diagnosis.


Sebagaimana dengan skizofrenia, saat ini tidak ada uji laboratorium atau psikometri
untuk kelainan skizofreniform. Ada regio otak multiple dimana riset neuroimaging,
neuropatologi, dan neurofisiologi yang mengindikasikan abnormalitas, tapi tidak ada
diantaranya yang menjadi diagnostik.

Diagnosis diferensial .
Kondisi medis dan gangguan mental yang lain. Sebuah variasi yang cukup luas dari
kondisi mental dan medis dapat bermanifestasi dengan gejala psikotik yang harus
dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari gangguan skizofreniform. Ini
termasuk gangguan psikotik karena kondisi medis yang lain atau pengobatannya ;
delirium atau gangguan neurokognitif yang lain ; gangguan psikotik atau delirium
yang terinduksi zat/obat ; gangguan depresif atau bipolar dengan gejala psikotik ;
gangguan skizoafektif ; gangguan bipolar atau yang berhubungan yang terspesifikasi
atau yang tidak terspesifikasi ; gangguan depresif dan bipolar dengan fitur katatonik ;
skizofrenia ; gangguan psikotik akut ; delusi ; spektrum skizofrenia dan gangguan
psikotik yang lain yang terspesifikasi atau yang tidak terspesifikasi ; skizotipal ,
15

schizoid, atau gangguan kepribadian paranoid ; spektrum gangguan autism ;


gangguan yang ada pada masa kanak dengan cara bicara yang tidak terorganisasi;
gangguan kurang-perhatian/hiperaktifitas ; gangguan obsesif kompulsif ; gangguan
post-traumatik ; dan cedera otak traumatik.

Gangguan psikotik akut. Gangguan skizofreniform berbeda dalam hal durasi dengan
gangguan psikotik akut yang memiliki durasi kurang dari 1 bulan.

SKIZOFRENIA

Kriteria diagnosis

295.90(F20.9)

A. Dua (atau lebih) dari berikut ini, masing-masing ada dalam jangka waktu
tertentu dalam 1 bulan periode ( atau kurang jika berhasil diobati ). Setidaknya
satu dari berikut ini harus (1), (2), (3) :
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Pembicaraan yang tidak terorganisasi ( misalnya inkoherensi , atau sering
keluar dari jalur)
4. Tidak terorganisasi yang tampak jelas sekali atau sikap perilaku katatonik.
5. Gejala negative (hilangnya ekspresi emosional atau avolisi)

B. Untuk jangka waktu yang signifikan sejak terjadinya gangguan tersebut,


derajat fungsi dalam satu atau lebih bidang mayor, seperti pekerjaan ,
hubungan interpersonal, perawatan diri, ditemukan dibawah level yang
biasanya disebabkan oleh terjadinya gejala (atau apabila onset terjadi dalam
masa kanaka tau remaja, ada kegagalan dalam mencapai level yang
diharapkan dari fungsi interpersonal, akademik atau fungsi okupasi)
C. Gejala yang berkesinambungan dari gangguan bertahan setidaknya selama 6
bulan. Periode waktu 6 bulan ini harus setidaknya ada gejala 1 bulan (atau
kurang jika berhasil ditangani) yang memenuhi Kriteria A (misalnya , gejala
fase aktif ) dan mungkin termasuk periode gejala prodromal atau residual.

16

Selama periode prodromal dan residual ini , tanda-tanda gangguan dapat


bermanifestasi dengan hanya gejala negative atau dua atau lebih gejala yang
didaftar dalam Kriteria A ada dalam bentuk sudah melemah (misalnya,
kepercayaan yang aneh, pengalaman perseptual yang tidak biasa).
D. Gangguan skizoafektif dan gangguan depresif atau bipolar dengan fitur
psikotik telah dikesampingkan karena diantaranya 1) tidak ada episode manik
atau depresif mayor yang pernah terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif,
atau 2) jika episode mood telah terjadi selama fase aktif , mereka telah ada
untuk jangka waktu yang sedikit dari durasi keseluruhan dari periode aktif dan
residual dari penyakitnya.
E. Gangguan tidak terkait efek fisiologis suatu zat (misalnya penyalahgunaan
obat, atau dalam pengobatan) atau kondisi medis yang lainnya.
F. Jika ada riwayat spektrum gangguan autisme atau gangguan berkomunikasi
yang terjadi pada masa kanak, diagnosa tambahan dari skizofrenia hanya
ditegakkan jika ada delusi atau halusinasi yang menonjol, sebagai tambahan
terhadap gejala lain yang dibutuhkan dari skizofrenia adalah bertahan selama
setidaknya 1 bulan (atau kurang jika berhasil diobati).
Spesifikasikan jika :
Cara pengkhususan hanya digunakan setelah 1 tahun perlangsungan gangguannya
dan jika tidak dalam kontradiksi dengan kriteria diagnostiknya.
Episode pertama, sedang dalam episode akut : manifestasi pertama dari
gangguan sesuai dengan gejala diagnostik dan kriteria waktu. Sebuah episode akut
adalah periode waktu yang mana gejala kriteria terpenuhi.
episode pertama, sedang dalam tahap remisi parsial : remisi parsial adalah
suatu periode waktu sepanjang ada peningkatan setelah episode sebelumnya
ditangani dan dimana kriteria definitif dari gangguan tersebut hanya setengah
terpenuhi.
Episode pertama, sedang dalam remisi penuh : remisi penuh adalah suatu
periode waktu setelah episode sebelumnya dimana tidak ada gejala spesifik dari
gangguan tersebut yang muncul/Nampak.
Banyak Episode, sedang dalam episode akut : episode multipel dapat
ditentukan setelah minimal dari 2 episode (misalnya, setelah episode pertama,
sebuah remisi dan minimal sekali relaps)

17

Banyak episode, sedang dalam remisi parsial


Banyak episode, sedang dalam remisi penuh
Kontinyu , gejala memenuhi kriteria diagnostik dari gangguan yang tersisa adalah
gejala mayor dari gangguan, dengan periode gejala subthreshold menjadi relatif
singkat dari keseluruhan perlangsungan gangguan tersebut.
Spesifikasikan jika :
Dengan katatonia, (merujuk kepada kriteria untuk katatonia yang berhubungan
dengan gangguan mental yang lain , hal 119-120, untuk definisinya)
Catatan penggunaan kode : gunakan kode tambahan 293.89 (F06.1)
katatonia berhubungan dengan skizofrenia untuk mengindikasikan adanya
katatonia komorbid.
Spesifikasikan keparahan saat ini :
Keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer psikosis,
termasuk delusi, halusinasi , bicara yang tidak terorganisasi , perilaku psikomotor
abnormal , dan gejala negative. Masing-masing dari gejala ini dapat dinilai untuk
keparahannya saat ini (paling parah dalam 7 hari terakhir) dalam skala 5 poin yang
bervariasi mulai dari 0 (tidak ada gejala) sampai 4 (ada dan parah). (lihat bab
mengukur penilaian).
Catatan : diagnosa skizofrenia dapat ditegakkan tanpa menggunakan
penspesifikasi ini.

Fitur diagnostik.
Gejala karakteristik dari skizofrenia melibatkan rentang disfungsi kognitif,
behavioural dan emosional, tapi tidak ada satupun gejala patognomonik dari
gangguannya . diagnosisnya melibatkan rekognisi dari kumpulan tanda dan gejala
yang berhubungan dengan ketidakseimbangan okupasi dan fungsi sosial. Individu
dengan gangguan ini secara substansial sangat bervariasi pada sebagian besar
gejalanya, sebagaimana skizofrenia adalah sebuah sindroma yang heterogen.
Setidaknya 2 gejala kriteria A harus ada untuk jangka waktu yang signifikan
dalam periode sebulan atau lebih lama. Setidaknya satu dari gejala ini harus ada
dengan jelas , adanya delusi (Kriteria A1), halusinasi (Kriteria A2), atau cara bicara
yang tidak terorganisir (Kriteria A3). Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
(Kriteria A4) dan gejala negative (Kriteria A5) juga mungkin saja ada. Dalam situasi
seperti itu dimana gejala fase aktif berkurang dalam sebulan sebagai respon terhadap
18

pengobatan , Kriteria A tetap terpenuhi jika klinisi menduga bahwa gejalanya akan
tetap ada dengan absennya pengobatan.
Skizofrenia melibatkan ketidakseimbangan dalam satu atu lebih area mayor
dalam fungsi seseorang (Kriteria B). Jika gangguan dimulai saat anak-kanak atau
dewasa, level fungsi yang diharapkan tidak dicapai. Membandingkan individu dengan
gangguan terhadap saudara yang tidak terpengaruh mungkin akan membantu.
Disfungsi bertahan untuk suatu periode substansial selama berjalannya gangguan dan
tidak tampak sebagai hasil langsung dari salah satu fitur. Avolisi (misalnya ,
berkurangnya dorongan untuk mencapai tujuan,; Kriteria A5) terhubung dengan
disfungsi sosial yang dideskripsikan di dalam Kriteria B. Ada pula bukti kuat untuk
hubungan antara ketidakseimbangan kognitif (lihat bagian fitur terasosiasi
pendukung diagnosis untuk kelainan ini) dan ketidakseimbangan fungsional dalam
individu dengan skizofrenia.
Beberapa tanda dari gangguan ini harus bertahan dalam periode yang kontinyu
setidaknya selama 6 bulan (kriteria C). gejala prodromal sering tampak pada fase
aktif, dan gejala residu mungkin ada juga, dikarakterisasikan oleh bentuk ringan atau
subthreshold dari halusinasi atau delusi. Individu mungkin mengekspresikan
kepercayaan yang tidak biasa atau aneh yang bervariasi yang bukan proporsi
delusional (misalnya, ide pemikiran yang aneh atau magis); mereka dapat saja
memiliki pengalaman perseptual yang tidak biasa (misalnya merasakan adanya orang
yang tidak terlihat); cara bicara mereka mungkin secara umum dapat dimengerti tapi
kabur; dan sikap mereka biasanya tidak biasa tapi tidak dengan jelas mengalami
disorganisasi (misalnya , bergumam di depan umum). Gejala negative sangan jamak
dalam fase prodromal dan residual dan dapat menjadi parah. Individu yang telah aktif
secara sosial mungkin menarik diri dari rutinitas sebelumnya. Perilaku seperti itu
sering menjadi tanda pertama dari gangguan ini.
Gejala mood dan episode mood penuh sangat sering dijumpai dalam
skizofrenia dan bisa bersamaan dengan simptomatologi fase aktif. Meskipun
demikian, sebagaimana gangguan mood psikotik berbeda dengan skizofrenia,
diagnosa skizofrenia memerlukan adanya delusi atau halusinasi dalam absennya
episode mood. Sebagai tambahan, episode mood , jika ditotal, harus ada untuk jangka
waktu minor dari keseluruhan durasi periode aktif dan residual dari penyakit tersebut.
Sebagai tambahan dari area domain 5 gejala yang diidentifikasi pada kriteria
diagnostik, domain penilaian pengetahuan (kognisi), depresi dan gejala mania penting
19

untuk membedakan dengan spektrum skizofrenia yang luas dan gangguan psikotik
yang lain.

Fitur terasosiasi pendukung diagnosis.


Individu dengan skizofrenia mungkin menampakkan afek tidak sesuai (misalnya,
tertawa tanpa adanya stimulus yang sesuai); sebuah mood disforik yang dapat
menyerupai bentuk depresi, ansietas, atau kemarahan ; sebuah pola tidur yang
terganggu (misalnya tidur tengah hari dan aktif waktu malam), dan kurangnya nafsu
makan atau penolakan terhadap makanan. Depersonalisasi, derealisasi, dan
pemikiran-pemikiran somatic mungkin ada dan terkadang mencapai proporsi delusi.
Ansietas dan fobia sering ditemukan. Deifis kognitif dalam skizofrenia sangan sering
dan sangat erat berkaitan dengan ketidakseimbangan vokasional dan fungsional.
Deficit ini dapat termasuk menurunnya memori deklaratif, memori kerja, fungsi
bahasa, dan fungsi eksekutif yang lain , dan juga menurunnya kecepatan memproses
sesuatu. Abnormalitas dalam proses sensori , kapasitas yang terbatas, juga penurunan
perhatian terhadap sesuatu , juga dapat ditemukan dalam skizofrenia. Beberapa
individu dengan skizofrenia menunjukkan penurunan daya mengenali sosialnya,
termasuk penurunan dalam kemampuan untuk menyimpulkan maksud orang lain
terhadapnya (teori pikiran), dan mungkin akan meninterpretasikan kejadian-kejadian
irelevan atau stimulus irelevan sebagai sesuatu yang bermakna, mungkin dapat
berkembang menjadi generasi dengan delusi eksplanatoris. Ketidakseimbangan ini
sering bertahan selama remisi simtomatik.
Beberapa

individual

dengan

psikosis

mungkin

kurang

wawasan

dankewaspadaan dengan gangguan mereka (misalnya anosognosia). Kekurangan


wawasan ini termasuk ketidakwaspadaan terhadap gejala dari skizofrenia dan
mungkin ada selama perjalanan penyakit tersebut. Ketidakwaspadaan atas
penyakitnya adalah gejala tipikal dari skizofrenia itu sendiri dibandingkan dengan
strategi

mengatasi.

Ketidakwaspadaan

ini

dapat

dibandingkan

dengan

ketidakwaspadaan dari deficit neurological yang mengikuti kerusakan otak, yang


disebut anosognosia. Gejala ini adalah prediktor yang paling sering dari ketidakpatuhan terhadap pengobatan , dan diprediksikan memiliki kemungkinan relaps yang
lebih tinggi, peningkatan terapi involunter, fungsi psikososial yang lebih rendah ,
agresi, dan perjalanan penyakit yang lebih sulit.

20

Agresi dan permusuhan dapat dihubungkan dengan skizofrenia, meskipun


penyerangan spontan atau teracak jarang terjadi. Agresi lebih sering pada pria muda
dan pada individu dengan riwayat kekerasan, ketidak-patuhan terhadap pengobatan,
kecanduan zat-zat tertentu, dan impulsifitas. Harus digarisbawahi bahwa mayoritas
luas dari orang dengan skizofrenia tidak afresif dan lebih sering menjadi korban
dibandingkan dengan individu pada populasi umum.
Saat ini , tidak ada uji radiologi, laboratorium , atau psikometri untuk
gangguannya. Perbedaan juga dibuktikan dalam berbagai macam region otak antara
kelompok individu yang sehat dan orang dengan skizofrenia, dalam penelitian
neuroimaging, neuropatologi, dan neurifisiologis. Perbedaan juga adalan bukti dari
arsitektur seluler, substansia alba, konektivitas , dan volume substansia grisea dalam
region yang bervariasi seperti korteks prefrontal dan temporal. Penurunan volume
total otak pernah diamati , dan penurunan ini semakin banyak seiring usia pasien.
Penurunan volume otak seiring usia lebih sering ditemukan pada orang orang dengan
skizofrenia dibandingkan dengan orang normal dan sehat. Akhirnya, individu dengan
skizofrenia terlihat berbeda dibandingkan dengan orang orang lainya yang tidak
memiliki gangguan dalam pergerakan matanya dan indeks elektrofisiologisnya.
Tanda-tanda ringan neurologis sangat umum ditemui dalam individu dengan
skizofrenia termasuk ketidakseimbangan koordinasi motorik, integrasi sensoris, dan
susunan motorik dari gerakan kompleks; kebingungan menentukan kanan dan kiri;
dan gerakan terasosiasi yang tidak terbatas. Sebagai tambahan , anomali fisik ringan
pada wajah dan ekstremitas mungkin terjadi.

DIAGNOSIS DIFERENSIAL.
Gangguan depresif mayor atau gangguan bipolar dengan fitur psikotik atau katatonik.
Perbedaan antara skizofrenia dan gangguan depresif mayor atau gangguan bipolar
dengan fitur psikotik atau dengan katatonia bergantung pada hubungan waktu antara
gangguan mood dengan psikosisnya, dan pada keparanan dari gejala depresif atau
manik. Jika delusi atau halusinasi terjadi secara eksklusif selama episode depresif
mayor atau episode manik, maka diagnosanya adalah gangguan depresif atau bipolar
dengan fitur psikotik.

Gangguan skizoafektif. Suatu diagnosis gangguan skizoafektif memerlukan suatu


episode depresif atau manik yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif dan
21

bahwa gejala moodnya tampak dalam sebagian besar waktu dari durasi total periode
aktif.

Gangguan skizofreniform dan gangguan psikotik akut. Gangguan ini durasinya lebih
singkat dari skizofrenia seperti yang dispesifikan dalam Kriteria C, yang memerlukan
6 bulan gejala. Pada gangguan skizofreniform , gangguannya ada kurang dari 6
bulan,dan pada gangguan psikotik akut , gejala tampak setidaknya 1 hari tapi kurang
dari 1 bulan.

Gangguan delusional. Gangguan delusional dapat dibedakan dengan skizofrenia oleh


absennya gejala karakteristik yang lain dari skizofrenia (misalnya delusi, halusinasi
visual atau auditori yang menonjol, pembicaraan yang tidak terorganisasi, perilaku
tidak terorganisasi dan katatonia yang menonjol, atau gejala negatif).

Gangguan kepribadian skizotipal. Gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan


dengan skizofrenia dengan menggunakan gejala subthreshold yang berhubungan
dengan fitur kepribadian persisten.

Gangguan obsesif kompulsif dan gangguan dismorfik tubuh. Individu dengan


gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan dismorfi tubuh mungkin ada dengan
wawasan yang kurang atau tidak ada sama sekali, dan preokupasi mungkin mencapai
proporsi delusional . namun gangguan ini dibedakan dengan skizofrenia oleh
obsesinya yang menonjol, kompulsi, dan preokupasi dengan adanya bau badan ,
penimbunan , atau badannya merepetisi sikap-sikap tertentu.

Gangguan

stress

post-traumatik.

Gangguan

stress

post-traumatik

dapat

mengikutsertakan kilas balik yang memiliki kualitas halusinatoris, terlalu waspada


dapat mencapai proporsi paranoid. Namun peristiwa traumatik dan fitur gejala
karakteristik berhubungan dengan reaksi terhadap kejadian tersebut diperlukan untuk
menegakkan diagnosis.

Spektrum gangguan autisme atau gangguan komunikasi. Gangguan ini mungkin juga
memiliki gejala yang menyerupai episode psikotik tetapi dibedakan dengan masingmasing kurangnya interaksi sosial dengan perilaku repetitif dan restriktif dan defisit
22

komunikasi serta kognitif yang lainnya. Seorang individu dengan spektrum gangguan
autisme atau gangguan komunikasi harus memiliki gejala yang memenuhi kriteria
penuh untuk skizofrenia , dengan halusinasi atau delusi yang menonjol setidaknya
selama 1 bulan, untuk dapat didiagnosa sebagai skizofrenia karena kondisi komorbid.

Gangguan mental lain yang berhubungan dengan episode psikotik. Diagnosa


skizofrenia dibuat hanya saat episode psikotiknya persisten dan tidak terkait dengan
efek fisiologis dari zat tertentu atau kondisi medis yang lain. Individu dengan delirium
atau gangguan neurokognitif mayor atau minor mungkin datang dengan gejala
psikotik, namun hal ini memiliki hubungan waktu dengan onset perubahan kognitif
yang konsisten dengan gangguan tersebut. Individu dengan gangguan psikotik yang
terinduksi oleh zat/obat-obatan biasa datang dengan gejala dari Kriteria A untuk
skizofrenia , tapi gangguan psikotik terinduksi zat/obat-obatan biasanya dapat
dibedakan dengan hubungan kronologis dengan pemakaian zat-zat terhadap onset dan
remisi dari psikosis dalam absennya pemakaian obat.

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

Kriteria diagnostik
A. Sebuah periode penyakit yang tidak terinterupsi yang berlangsung selama
adanya episode mood mayor (depresif atau manik mayor) bersamaan dengan
Kriteria A skizofrenia.
Catatan : episode depresif mayor harus mengikutsertakan Kriteria A1 : mood
depresi.

B. Delusi atau halusinasi selama 2 minggu atau lebih saat absennya episode
mood mayor (depresif atau manik) selama durasi penyakit tersebut.
C. Gejala yang memenuhi kriteria dari episode mood mayor ada selama sebagian
besar dari total durasi porsi aktif dan residual dari penyakitnya.
D. Gangguan tidak terkait dengan efek suatu zat (misalnya kecanduan obat , atau
pengobatan) atau kondisi medis yang lain
Spesifikasikan apakah :
295.70 (F25.0) tipe bipolar : sub tipe berlaku apabila episode manik merupakan
bagian dari gejalanya. Gejala depresif mayor juga mungkin saja berlaku.

23

295.70 (F25.1) tipe depresif : sub tipe ini berlaku hanya jika episode depresif
mayor merupakan bagian dari presentasinya.
Spesifikasikan jika :
Penspesifikasi berikut ini hanya digunakan jika gangguan telah berlangsung
selama 1 tahun dan jika tidak kontraindikasi dengan kriteria diagnostik.
Episode pertama, sedang dalam episode akut : manifestasi pertama dari
gangguan sesuai dengan gejala diagnostik dan kriteria waktu. Sebuah episode akut
adalah periode waktu yang mana gejala kriteria terpenuhi.
episode pertama, sedang dalam tahap remisi parsial : remisi parsial adalah
suatu periode waktu sepanjang ada peningkatan setelah episode sebelumnya
ditangani dan dimana kriteria definitif dari gangguan tersebut hanya setengah
terpenuhi.
Episode pertama, sedang dalam remisi penuh : remisi penuh adalah suatu
periode waktu setelah episode sebelumnya dimana tidak ada gejala spesifik dari
gangguan tersebut yang muncul/Nampak.
Banyak Episode, sedang dalam episode akut : episode multipel dapat
ditentukan setelah minimal dari 2 episode (misalnya, setelah episode pertama,
sebuah remisi dan minimal sekali relaps)
Banyak episode, sedang dalam remisi parsial
Banyak episode, sedang dalam remisi penuh
Kontinyu , gejala memenuhi kriteria diagnostik dari gangguan yang tersisa adalah
gejala mayor dari gangguan, dengan periode gejala subthreshold menjadi relatif
singkat dari keseluruhan perlangsungan gangguan tersebut.
Tidak terspesifikasi.
Spesifikasikan derajat keparahan saat ini :
Keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer psikosis,
termasuk delusi, halusinasi , bicara yang tidak terorganisasi , perilaku psikomotor
abnormal , dan gejala negative. Masing-masing dari gejala ini dapat dinilai untuk
keparahannya saat ini (paling parah dalam 7 hari terakhir) dalam skala 5 poin yang
bervariasi mulai dari 0 (tidak ada gejala) sampai 4 (ada dan parah). (lihat bab
mengukur penilaian).
Catatan : diagnosa skizoafektif dapat ditegakkan tanpa menggunakan
penspesifikasi ini.

24

Diferensial diagnosis.
Gangguan mental lain dan kondisi medis yang lain. Sebuah variasi yang sangat luas
dari kondisi psikiatri dan kondisi medis dapat bermanifestasi dengan gejala psikotik
dan mood yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari gangguan
skizoafektif. Hal ini termasuk gangguan psikotik karena kondisi medis yang lain ;
delirium ;gangguan neurokognitif mayor; gangguan psikotik terinduksi zat/obatobatan; gangguan bipolar dengan fitur psikotik ; gangguan depresif mayor dengan
fitur psikotik ; gangguan depresif atau bipolar dengan fitur katatonik;kepribadian
skizotipal, schizoid , atau paranoid; gangguan psikotik akut ;

gangguan

skizofreniform; skizofrenia; gangguan delusional ; dan spektrum skizofrenia lain yang


terspesifikasi maupun yang tidak terspesifikasi dan gangguan psikotik yang lain.
Kondisi medis dan penggunaan zat-zat tertentu dapat datang dengan kombinasi gejala
psikotik dan mood, dan gejala psikotik yang dikarenakan kondisi medis yang lain
perlu dikesampingkan. Membedakan ganguan skizoafektif dari skizofrenia dan dari
gangguan depresif serta bipolar dengan fitur psikotik yang lain sering sangat sulit.
Kriteria C dirancang untuk memisahkan gangguan skizoafektif dari gangguan depresif
atau bipolar dengan fitur psikotik. Lebih spesifik, gangguan skizoafektif dapat
dibedakan dengan gangguan depresif atau bipolar dengan fitur psikotik karena adanya
delusi dan/atau halusinasi yang menonjol setidaknya selama 2 minggu pada absennya
episode mood mayor. Sebaliknya, dalam gangguan depresif atau bipolar dengan fitur
psikotik, fitur psikotiknya terjadi terutama selama episode mood. Karena proporsi
yang sangat relatif, dari gejala mood ke psikotik dapat berubah seiring waktu,
diagnosis yang tepat mungkin saja berubah dari dan ke gangguan skizoafektif
(misalnya, diagnosa gangguan skizoafektif yang parah dan episode depresif mayor
bertahan selama 3 bulan selama 6 bulan pertama penyakit psikotiknya yang persisten ,
maka akan berubah menjadi skizofrenia jika gejala psikotik aktif atau gejala residual
menonjol lebih dari beberapa tahun tanpa terjadinya pengulangan episode mood
lainnya).

Gangguan psikotik karena kondisi medis yang lain. Kondisi medis lain dan
penggunaan zat-zat tertentu dapat bermanifestasi dengan kombinasi dari gejala
25

psikotik dan mood , dan gangguan psikotik yang disebabkan oleh kondisi medis yang
lain harus disingkirkan.

Gangguan skizofrenia , bipolar dan depresif. Membedakan gangguan skizoafektif dari


skizofrenia dan dari gangguan depresif dan bipolar dengan fitur psikotik seringnya
sangat sulit. Kriteria C dirancang untuk memisahkan gangguan skizoafektif dari
skizofrenia, dan Kriteria B dirancang untuk membedakan gangguan skizoafektif dari
gangguan depresif dan bipolar dengan fitur psikotik. Lebih spesifik, gangguan
skizoafektif dapat dibedakan dari gangguan depresif atau bipolar dengan fitur psikotik
berdasarkan adanya delusi dan/atau halusinasi yang menonjol selama setidaknya 2
minggu dalam absennya episode mood mayor. Sebaliknya, dalam gangguan depresif
atau bipolar dengan fitur psikotik, fitur psikotiknya terjadi terutama selama episode
mood. Karena proporsi yang sangat relatif, dari gejala mood ke psikotik dapat
berubah seiring waktu, diagnosis yang tepat mungkin saja berubah dari dan ke
gangguan skizoafektif (misalnya, diagnosa gangguan skizoafektif yang parah dan
episode depresif mayor bertahan selama 3 bulan selama 6 bulan pertama penyakit
psikotiknya yang persisten , maka akan berubah menjadi skizofrenia jika gejala
psikotik aktif atau gejala residual menonjol lebih dari beberapa tahun tanpa terjadinya
pengulangan episode mood lainnya).

GANGGUAN PSIKOTIK TERINDUKSI ZAT/PENGOBATAN

Kriteria diagnostic
A. Adanya salah satu atau kedua gejala berikut
1. Delusi
2. Halusinasi
B. Adanya bukti dari riwayat, pemeriksaan fisis, atau temuan laboratorium dari
kedua (1,2) :
1. Gejala dalam Kriteria A muncul seiring atau segera setelah intoksikasi zat atau
withdrawal atau setelah paparan pengobatan tertentu.
2. Zat/pengobatan yang terlibat memiliki kapabilitas untuk memproduksi gejala
dalam kriteria A.
C. Gangguannya tidak digambarkan lebih baik oleh gangguan psikotik yang tidak

26

diinduksi oleh zat/obat-obatan. Contoh bukti dari gangguan psikotik independent


dapat terdiri dari sebagai berikut :
Gejala yang ada pada saat pemakaian zat/obat ; gejalanya bertahan dalam
periode waktu yang substansial (misalnya sekitar 1 bulan) setelah terhentinya
withdrawal akut atau intoksikasi yang parah; atau ada bukti lain dari gangguan
psikotik independen yang tidak terinduksi zat/obat-obatan tertentu (misalnya
riwayat episode yang tidak berhubungan dengan zat/obat-obatan tertentu).
D. Gangguan ini tidak terjadi secara eksklusif sepanjang kejadian delirium.
E. Gangguan ini menyebabkan gangguan atau ketidakseimbangan sosial yang
signifikan secara klinis, juga area pekerjaan dan bidang-bidang fungsi yang
penting dari kehidupan sehari hari.
Catatan : diagnosis ini lebih cocok ditegakkan dibandingkan sebuah diagnosis intoksikasi obat
atau withdrawal zat hanya jika gejala dalam Kriteria A menonjol pada gambaran klinis dan jika
mereka kondisinya secara suffisien dikatakan parah untuk mendapatkan perhatian klinis.
Catatan penggunaan kode : Kode dari ICD-9-CM dan ICD-10-CM untuk gangguan psikotik[terinduksi zat spesifik/pengobatan] diindikasikan pada table berikut ini. Perhatikanlah bahwa
kode dari ICD-10-CM bergantung pada ada tidaknya gangguan penggunaan zat komorbid yang
tampak pada kelas zat yang sama. Jika gangguan penggunaan zat ringan digolongkan komorbid
terhadap gangguan psikotik terinduksi zat tersebut, karakter posisi ke-4 adalah 1, dan klinisi
harus mencatat gangguan penggunaan zat-zat ringan sebelum gangguan psikotik terinduksi zat
(misalnya gangguan penggunaan kokain ringan dengan gangguan psikotik terinduksi kokain).
Jika gangguan penggunaan zat sedang atau berat komorbid dengan gangguan psikotik terinduksi
zat, maka karakter ke-4 adalah 2, dan klinisi harus mencatat gangguan penggunaan obat
moderat/sedang atau gangguan penggunaan zat berat, bergantung pada derajat keparahan dari
gangguan penggunaan zatnya. Jika tidak ada gangguan penggunaan zat komorbid (misalnya
setelah sekali penggunaan zat yang lumayan berat), maka karakter ke-4 adalah 9, dan klinisi
hanya perlu mencatat gangguan psikotik terinduksi zatnya.
ICD-10-CM

zat

ICD-9-CM

Dengan

Dengan

gangguan

gangguan

Tanpa gangguan

penggunaan,

penggunaan,

penggunaan

ringan

Sedang/berat

Alcohol

291.9

F10.159

F10.259

F10.959

Ganja

292.9

F12.159

F12.259

F12.959

Phencyclidine

292.9

F16.159

F16.259

F16.959

Halusinogen lain

292.9

F16.159

F16. 259

F16.959

Inhalan

292.9

F18.159

F18. 259

F18.959

27

Sedative,
hipnotik,

atau

292.9

F13.159

F13.259

F13.959

292.9

F15.159

F15.259

F15.959

292.9

F14.159

F14.259

F14.959

292.9

F19.159

F19.259

F19.959

anxiolitik
Amfetamin atau
stimulant

yang

lain
Kokain
Zat lain (yang
tidak diketahui)

Spesifikasikan jika (lihat tael 1 dalam bab gangguan terkait penggunaan zat dan
adiktif) untuk kelas diagnosa sehubungan zat. :
Dengan onset selama intoksikasi : jika kriteria terpenuhi untuk intoksikasi
dengan zat dan gejalanya muncul sepanjang intoksikasi.
Dengan onset selama withdrawal : jika kriteria terpenuhi untuk withdrawal
dari zat tersebut dan gejalanya muncul selama, atau segera setelah, withdrawal.
Spesifikasikan derajat keparahan :
Keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer psikosis,
termasuk delusi, halusinasi , bicara yang tidak terorganisasi , perilaku psikomotor
abnormal , dan gejala negative. Masing-masing dari gejala ini dapat dinilai untuk
keparahannya saat ini (paling parah dalam 7 hari terakhir) dalam skala 5 poin yang
bervariasi mulai dari 0 (tidak ada gejala) sampai 4 (ada dan parah). (lihat bab
mengukur penilaian).
Catatan : diagnosa gangguan terinduksi penggunaan zat/obat dapat ditegakkan
tanpa menggunakan penspesifikasi ini.

Penanda diagnosis
Dengan mengukur kadar zat dalam darah (misalnya kadar alcohol dalam darah, dan
kadar darah yang lain seperti digoxin) , adanya kadar yang sesuai dengan ambang
batas toksisitas dapat meningkatkan kepastian diagnosis.

Diferensial diagnosis.
Intoksikasi zat atau withdrawal zat. Individu yang terintoksikasi dengan stimulan,
ganja, opioid meperidin, atau phencyclidine, atau orang yang withdraway dari alcohol
atau sedative, mungkin mengalami persepsi yang teralihkan yang mereka kenali

28

sebagai efek obat. Jika uji realitas untuk pengalaman ini tetap intak (misalnya
individu mengenali bahwa persepsi tersebut terinduksi oleh zat dan tidak
mempercayainya atau melakukan reaksi terhadapnya), diagnosisnya bukanlah
gangguan psikotik terinduksi zat/obat. Malah diagnosa intoksikasi zat atau withdrawal
zat dengan gangguan persepsi yang dibuat (misalnya intoksikasi kokain dengan
gangguan persepsi) . Halusinasi kilas balik yang dapat terjadi lama setelah
penggunaan halusinogen telah berhenti didiagnosa sebagai gangguan persepsi yang
berlangsung karena halusinogen. Jika gejala gangguan psikotik terinduksi zat/obatobatan terjadi secara eksklusif selama perjalanan delirium , sebagaimana dalam
bentuk berat dari withdrawal alcohol , gejala psikotik dipertimbangkan sebagai fitur
terasosiasi dari delirium dan tidak didiagnosa secara terpisah.
Gangguan psikotik primer. Sebuah gangguan psikotik terinduksi zat/obat-obatan
dibedakan dengan gangguan psikotik primer, seperti skizofrenia, gangguan
skizoafektif, dan gangguan delusional, gangguan psikotik akut, dan spektrum
skizofrenia yang terspesifikasi yang lain, dan gangguan psikotik lain, dan spektrum
skizofrenia yang tidak terspesifikasi dan gangguan psikotik yang lain., oleh fakta
bahwa sebuah zat dinilai memiliki kaitan secara etiologis dengan gejala .
Gangguan psikotik karena kondisi medis yang lain. Sebuah gangguan psikotik
terinduksi zat/obat-obatan karena obat yang diresepkan untuk kondisi medis atau
mental harus memiliki onset selagi individu menerima pengobatan (atau selama
pemutusan obat, jika ada gejala terkait withdrawal yang berhubungan dengan
pengobatan). Karena individu dengan kondisi medis sering mengkonsumsi obat untuk
kondisi tersebut, maka klinisi harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa gejala
psikotik disebabkan oleh konsekuensi fisiologis dari kondisi medis dibandingkan
obatnya , yang mana pada kasus gangguan psikotik karena kondisi medis didiagnosa.
Riwayat biasa menunjukkan dasar primer untuk penilaian. Pada waktu, sebuah
perubahan pada pengobatan untuk kondisi medis (misalnya penggantian regimen
pengobatan atau pemutusan obat) mungkin diperlukan untuk menentukan secara
empiris bagi individu tersebut apakah obatnya merupakan agen pencetusnya. Jika
klinisi telah mengetahui pasti bahwa gangguannya berhubungan dengan kondisi
medis dan penggunaan zat/obat, maka kedua diagnosa (misalnya gangguan psikotik
karena kondisi medis yang lain dan gangguan psikotik terinduksi zat/obat-obatan)
dapat diberikan.

29

GANGGUAN PSIKOTIK KARENA KONDISI MEDIS YANG LAIN

Kriteria diagnosis
A. Halusinasi atau delusi yang menonjol.
B. Ada bukti dari riwayat , pemeriksaan fisis, atau temuan lab bahwa gangguan
adalah konsekuensi patofisiologis langsung dari kondisi medis yang lain.
C. Gangguan tidak digambarkan lebih baik oleh gangguan mental yang lain.
D. Gangguan tidka terjadi secara eksklusif selama perjalanan delirium.
E. Gangguan menyebabkan kesulitan atau ketidakseimbangan dalam bidang sosial,
pekerjaan, dan bidang penting lainnya.
Spesifikasikan jika :
Kode berdasarkan gejala menonjol :
293.82 (F06.2) dengan delusi : jika delusi adalah gejala yang menonjol.
293.82 (F06.0) dengan halusinasi : jika halusinasi adalah gejala yang menonjol.
Catatan penggunaan kode : ikutsertakan nama kondisi medis dalam nama gangguan
mentalnya (misalnya, 293.81 [F06.2] gangguan psikotik dikarenakan neoplasma
ganas paru-paru, dengan delusi). Kondisi medis yang lain harus diberi kode dan
didaftar secara terpisah sesegera mungkin sebelum gangguan psikotik karena kondisi
medisnya (misalnya , 162.9 (C34.90) neoplasma paru-paru ganas ; 293.81[F06.2]
gangguan psikotik karena neoplasma paru-paru ganas , dengan delusi)
Spesifikasikan derajat keparahannya :
Keparahan dinilai dengan penilaian kuantitatif dari gejala primer psikosis,
termasuk delusi, halusinasi , bicara yang tidak terorganisasi , perilaku psikomotor
abnormal , dan gejala negative. Masing-masing dari gejala ini dapat dinilai untuk
keparahannya saat ini (paling parah dalam 7 hari terakhir) dalam skala 5 poin yang
bervariasi mulai dari 0 (tidak ada gejala) sampai 4 (ada dan parah). (lihat bab
mengukur penilaian).
Catatan : diagnosa gangguan psikotik karena kondisi medis lain dapat ditegakkan
tanpa menggunakan penspesifikasi ini.

Penanda diagnosis.

30

Diagnosis gangguan psikotik karena kondisi medis yang lain bergantung pada kondisi
klinis setiap indiividu , dan uji diagnostic akan bervariasi tergantung pada kondisi
tersebut. Suatu variasi kondisi medis dapat menyebabkan gejala psikotik. Hal ini
termasuk kondisi neurologis (misalnya , neoplasma, penyakit serebrovaskuler,
penyakit Huntington, multiple sklerosis, epilepsy, cedera atau ketidakseimbangan
syaraf auditoria tau visual, tuli, migrain, infeksi SSP), kondisi endokrin (misalnya
hiper- atau hipo-tiroidisme, hiper-dan hipo-paratiroidisme, hiper dan hipo
adrenokortisisme), kondisi metabolic (misalnya hipoksia , hiperkarbia, hipoglikemi),
ketidak seimbangan cairan atau elektrolit, penyakit hepatorenal, dan gangguan
autoimun dengan melibatkan SSP (misalnya SLE). Temuan pemeriksaan fisis yang
berhubungan, temuan laboratorium, da pola prevalensi atau onset merefleksikan
kondisi medis yang mendasari.
Diferensial diagnosis.
Delirium. Halusinasi dan delusi umumnya terjadi dalam konteks delirium ; namun,
diagnosa gangguan psikotik yang terpisah dikarenakan kondisi medis yang lain tidak
dapat ditegakkan jika gangguannya terjadi secara ekslusif selama perjalanan delirium.
Delusi dalam konteks gangguan neurokognitif mayor atau ringan dapat didiagnosa
sebagai gangguan neurokognitif mayor atau ringan, dengan gangguan perilaku.

Gangguan psikotik terkait zat/obat. Jika ada bukti dari penggunaan obat terkini atau
pemanjangan penggunaan obat(termasuk obat dengan efek psikoaktif), withdrawal
dari suatu zat, paparan terhadap racun (misalnya keracunan LSD [lysergic acid
diethylamide], withdrawal alcohol), gangguan psikotik terinduksi zat/obat harus
ditegakkan.

Gangguan psikotik. Gangguan psikotik karena kondisi medis lain harus dibedakan
dengan gangguan psikotik (misalnya skizofrenia , gangguan delusional, gangguan
skizoafektif) atau gangguan depresif atau bipolar, dengan fitur psikotik , tidak ada
mekanisme kausatif fisiologis langsung dan spesifik yang berhubungan dengan
kondisi medis dapat ditunjukkan. Usia lanjut saat onset dan tidak adanya riwayat
personal atau keluarga yang skizofreniaatau memiliki gangguan delusional
menunjukkan perlunya penilaian lebih lanjut untuk mengesampingkan diagnosis
gangguan psikotik karena kondisi medis. Halusinasi auditori yang melibatkan suara
berbicara kalimat kompleks lebih mencirikan skizofrenia dibandingkan gangguan
31

psikotik karena kondisi medis. Tipe lain halusinasi (misalnya visual dan olfaktori)
umumnya mencirikan gangguan psikotik karena kondisi medis atau gangguan
psikotik yang terinduksi zat/obat.

KATATONIA
Katatonia yang berhubungan dengan gangguan mental lain (penspesifikasi
katatonia)
293.89 (F06.1)
A. Gambaran klinis didominasi oleh 3 atau lebih gejala berikut :
1. Stupor (misalnya tidak ada aktifitas psikomotor; tidak secara aktif terkait
dengan lingkungan).
2. Katalepsi (misalnya induksi pasif dari sebuah postur yang melawan gravitasi).
3. Fleksibilitas serea ( misalnya , mempertahankan pengaturan posisi oleh
pemeriksa atau hanya bergerak sedikit).
4. Mutisme (misalnya sangat sedikit bahkan tidak ada respon verbal [kecuali jika
afasia])
5. Negativisme (misalnya, melakukan hal kebalikan dari stimulus eksternal atau
tidak melakukan apapun
6. Posturing ,(misalnya tiba-tiba dan spontan mengambil posisi melawan
gravitasi)
7. Manerisme (misalnya krikatur mendalam dan aneh dari aksi yang normal)
8. Stereotypi ( melakukan gerakan-gerakan tanpa tujuan berulang-ulang , dengan
frekuensi abnormal).
9. Agitasi, tidak terpengaruh dengan stimulus yang ekstrim.
10. Menyeringai.
11. Ekolalia (misalnya meniru kalimat-kalimat orang lain).
12. Ekopraksia (misalnya meniru gerakan orang lain).
Catatan penggunaan kode : indikasikan nama dari gangguan mental terasosiasi saat mencatat
nama kondisinya (misalnya 293.89 [F06.1] katatonia berhubungan dengan gangguan depresif
mayor). Kode pertama terasosiasi gangguan mental (misalnya gangguan neurodevelopmental,
gangguan psikotik akut, gangguan skizofreniform, skizofrenia, gangguan skizoafektif, gangguan
bipolar, gangguan depresi mayor, atau gangguan mental yang lain (misalnya 295.70 [F25.1],
ganggguan skizoafektif , gangguan depresif tipe :293.89 (F06.1) katatonia terasosiasi dengan
gangguan skizoafektif)

32

fitur diagnosis.
Katatonia berhubungan dengan gangguan mental yang lain (penspesifikasi katatonia)
dapat

digunakan

apabila

kriteria

katatonia

terpenuhi

selama

perjalanan

neurodevelopmental, psikotik , bipolar , depresif atau gangguan mental yang lain.


Penspesifikasi katatonia sesuai jika gambaran klinisnya dikarakterisasikan dengan
ditandainya gangguan psikomotor dan melibatkan setidaknya 3 dari 12 fitur
diagnostic yang terdaftar dalam kriteria A.

GANGGUAN KATATONIA KARENA GANGGUAN MEDIS LAIN.

Kriteria Diagnostik

293.89 (F06.1)

A. Gambaran klinis didominasi oleh tiga atau lebih dari gejala berikut :
1. Stupor (misalnya tidak ada aktifitas psikomotor; tidak secara aktif terkait
dengan lingkungan).
2. Katalepsi (misalnya induksi pasif dari sebuah postur yang melawan gravitasi).
3. Fleksibilitas serea ( misalnya , mempertahankan pengaturan posisi oleh
pemeriksa atau hanya bergerak sedikit).
4. Mutisme (misalnya sangat sedikit bahkan tidak ada respon verbal [kecuali jika
afasia])
5. Negativisme (misalnya, melakukan hal kebalikan dari stimulus eksternal atau
tidak melakukan apapun
6. Posturing ,(misalnya tiba-tiba dan spontan mengambil posisi melawan
gravitasi)
7. Manerisme (misalnya krikatur mendalam dan aneh dari aksi yang normal)
8. Stereotypi ( melakukan gerakan-gerakan tanpa tujuan berulang-ulang , dengan
frekuensi abnormal).
9. Agitasi, tidak terpengaruh dengan stimulus yang ekstrim.
10. Menyeringai.
11. Ekolalia (misalnya meniru kalimat-kalimat orang lain).
12. Ekopraksia (misalnya meniru gerakan orang lain).
B. Ada bukti dari riwayat , pemeriksaan fisik , atau hasil lab bahwa gangguannya
adalah konsekuensi patofisiologis langsung dari kondisi medis lain.
C. Gangguan tidak dapat digambarkan lebih baik oleh gangguan mental yang lain

33

misalnya (episode manik).


D. Gangguan ini tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan delirium.
E. Gangguan ini menyebabkan gangguan atau ketidakseimbangan dalam bidang
sosial, okupasional, dan bidang lain dalam kehidupan secara signifikan.

Catatan penggunaan kode : termasuk nama dari kondisi medis dalam nama gangguan mentalnya
(misalnya 293.89 [F06.1] gangguan katatonik sebab ensefalopati hepatic). Kondisi medis yang lain
harus diberi kode dan didaftar secara terpisah , misalnya (572.2 [K71.90] ensefalopati hepatic ; 293.89
[F06.1] gangguan katatonik sebab ensefalopati hepatic.

fitur diagnosis .
fitur esensial dari gangguan katatonia karena kondisi medis yang lain ialah adanya
katatonia yang dinilai berhubungan sebagai efek fisiologis dari kondisi medis yang
lain. Katatonia dapat didiagnosa dengan adanya setidaknya 3 dari 12 gejala dalam
Kriteria A. Juga harus Ada bukti dari riwayat , pemeriksaan fisik , atau hasil lab
bahwa gangguannya adalah konsekuensi patofisiologis langsung dari kondisi medis
lain.

Diferensial diagnosis.
Suatu diagnosis terpisah dari gangguan katatonik yang disebabkan oleh gangguan
medis lainnya tidak diberikan jika katatonia terjadi secara eksklusif selama perjalanan
delirium atau neuroleptic malignant syndrome. Jika individu sedang mengkonsumsi
obat neuroleptic, pertimbangan harus diberikan pada gangguan pergerakan terinduksi
obat.

34

35

KATATONIA TIDAK TERSPESIFIKASI.


Kriteria diagnosis
Kategori ini digunakan untuk suatu presentasi dimana gejala karakteristik untuk
katatonia menyebabkan gangguan atau ketidakseimbangan dalam bidang sosial,
okupasional dan bidang lain kehidupan secara signifikan namun gangguan mental
yang mendasari atau kondisi medis yang lain masih tidak jelas, kriteria penuh dari
katatonia tidak terpenuhi atau tidak cukup informasi untuk membuat diagnosa yang
lebih spesifik (misalnya pengaturan ruang gawat darurat)
Catatan penggunaan kode : kode pertama 781.99 (R29.818) gejala lain melibatkan
sistem neuro dan musculoskeletal, diikuti dengan 293.89 (F06.1) katatonia tidak
terspesifikasi.

SPEKTRUM

SKIZOFRENIA

YANG

TIDAK

TERSPESIFIKASI

DAN

GANGGUAN PSIKOTIK YANG LAIN


298.8 (F28)
Kategori ini digunakan untuk presentasi yang mana gejala karakteristik spektrum
skizofrenia dan gangguan psikotik yang lain yang menyebabkan gangguan dan
ketidakseimbangan yang signifikan secara klinis dalam bidang sosial, okupasional
dan area penting kehidupan yang menonjol tapi tidak memenuhi kriteria penuh untuk
gangguan lain dalam spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Kategori
Spektrum skizofrenia terspesifikasi lainnya dan gangguan psikotik lainnya digunakan
dalam situasi yang mana seorang klinisi memiih untuk mengkomunikasikan alasan
spesifik bahwa presentasi tidak memenuhi kriteria untuk spektrum skizofrenia
spesifik dan gangguan psikotik lainnya. Ini dilakukan dengan mencatat spektrum
skizofrenia yang lain dan gangguan psikotik lainnya diikuti dengan alasan spesifik
(misalnya halusinasi auditori persisten).
Contoh presentasi yang dapat dispesifikasikan menggunakan spesifikasi lain
termasuk berikut :
1. Halusinasi auditori persisten terjadi pada absennya fitur lain.
2. Delusi dengan episode mood yang berulang dengan signifikan : termasuk
delusi persisten dengan periode episode mood berulang yang terjadi dalam
jangka waktu substansial dari gangguan delusinya .

36

3. Penurunan sindrom psikosis : syndrome ini dikarakterisasikan oleh gejala


mirip psikotik yang dibawah ambang batas atau psikosis penuh.
4. Gejala delusi pada teman dari individu dengan gangguan delusi : dalam
konteks hubungan , materi delusi dari partner yang dominan memberi konten
bagi kepercayaan delusional oleh individu yang tidak sepenuhnya memiliki
kriteria untuk gangguan delusional.

Spektrum skizofrenia tidak terspesifikasi dan gangguan psikotik yang lain


298.9 (F.29)
Kategori ini berlaku untuk presentasi yang mana karakteristik gejala dari spektrum
skizofrenia dan gangguan psikotik yang lain yang menyebabkan gangguan atau
ketidakseimbangan dalam bidang sosial , okupasional, dan bidang penting kehidupan
yang signifikan secara klinis namun tidak memenuhi kriteria penuh untuk gangguan
apapun dalam spektrum skizofreia dan kategori gangguan psikotik yang lain.
Spektrum skizofrenia tidak terspesifikasi dan kategori gangguan psikotik yang lain
digunakan dalam situasi yang mana klinisi memilih untuk tidak menspesifikasikan
alasan bahwa kriteria tidak terpenuhi untuk spektrum skizofrenia dan gangguan
psikotik yang lain , dan termasuk presentasi dimana tidak ada informasi yang cukup
untuk membuat diagnosa yang lebih spesifik.

37

GANGGUAN BIPOLAR DAN YANG TERKAIT.

Gangguan bipolar I
Kriteria diagnosis
Untuk suatu diagnosa dari gangguan bipolar 1, sangat penting untuk memenuhi
kriteria untuk episode manik. Episode manik dapat disertai oleh episode manik atau
depresif mayor.
Episode manik.
A. Suatu periode tertentu dari mood yang meningkat , meluas atau pemarah yang
meningkat secara abnormal dan persisten , dan aktifitas atau energy yang tertuju
pada suatu goal yang meningkat secara abnormal dan persisten yang bertahan
setidaknya 1 minggu dan ada pada sebagian besar waktu dalam sehari , hampir
setiap hari (atau durasi apapun jika rawat inap diperlukan).
B. Selama periode gangguan mood dan peningkatan energi atau aktifitas , 3 atau
lebih dari gejala berikut ini (empat jika moodnya hanya pemarah) ada dalam
derajat tertentu dan merepresentasikan perubahan dari perilaku biasanya :
1. Peningkatan kepercayaan diri atau kebesaran.
2. Berkurangnya kebutuhan untuk tidur (misalnya merasa telah cukup
beristirahat setelah 3 jam tertidur).
3. Lebih cerewet dari biasanya atau mengalami tekanan untuk terus berbicara.
4. Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya terus berpacu.
5. Distraktibilitas (misalnya perhatiannya terlalu mudah untuk dialihkan oleh
stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan).
6. Meningkatnya aktifitas yang berorientasi suatu tujuan (goal) (baik secara
sosial, dalam pekerjaan , atau sekolah atau secara seksual) atau agitasi
psikomotor (misalnya aktifitas tertentu tanpa tujuan dan tidak berorientasi
goal).
7. Meningkatnya keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang memiliki potensi
tinggi untuk konsekuensi yang menyakitkan (misalnya terkait dalam investasi
bisnis bodoh, berbelanja berlebihan ).
C. Gangguan mood dianggap cukup parah untuk menyebabkan ketidakseimbangan
yang mencolok dalam fungsi sosial atau okupasional atau untuk mengharuskan
rawat inap untuk mencegah pasien menyakiti dirinya atau orang lain atau jika ada

38

fitur psikotik.
D. Episodenya tidak berkaitan dengan efek fisiologis dari suatu zat (misalnya
penyalahgunaan obat , suatu pengobatan , dan terapi lain) atau terhadap kondisi
medis yang lain.
Catatan : episode manik penuh yang muncul selama terapi antidepresan (misalnya
pengobatan , ECT) tapi bertahan pada tingkat sindromal penuh dibalik efek
fisiologis dari pengobatan tersebut adalah bukti yang cukup untuk episode manik
dan diagnosa bipolar 1.
Catatan :kriteria A-D merupakan episode manik . setidakya satu episode manik
sepanjang hidupnya diperlukan untuk mendiagnosa gangguan bipolar I.
Episode hipomanik
A. Suatu periode tertentu mood yang meningkat,meluas, dan pemarah secara
abnormal dan persisten , serta peningkatan aktifitas atau energy yang abnormal
dan persisten , yang berlangsung selama setidaknya 4 hari berturut-turut da nada
pada sebagian besar waktu dalam sehari, hampir setiap hari.
B. Selama periode gangguan mood dan peningkatan energy dan aktifitas, 3 (atau
lbih) dari gejala berikut (empat jika moodnya hanya pemarah) telah persisten ,
merepresentasikan suatu perubahan dari perilaku biasanya , dan telah ada hingga
derajat yang signifikan.
1. Peningkatan kepercayaan diri atau kebesaran.
2. Berkurangnya kebutuhan untuk tidur (misalnya merasa telah cukup
beristirahat setelah 3 jam tertidur).
3. Lebih cerewet dari biasanya atau mengalami tekanan untuk terus berbicara.
4. Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya terus berpacu.
5. Distraktibilitas (misalnya perhatiannya terlalu mudah untuk dialihkan oleh
stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan).
6. Meningkatnya aktifitas yang berorientasi suatu tujuan (goal) (baik secara
sosial, dalam pekerjaan , atau sekolah atau secara seksual) atau agitasi
psikomotor (misalnya aktifitas tertentu tanpa tujuan dan tidak berorientasi
goal).
7. Meningkatnya keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang memiliki potensi
tinggi untuk konsekuensi yang menyakitkan (misalnya terkait dalam investasi
bisnis bodoh, berbelanja berlebihan ).

39

C. Episodenya berhubungan dengan perubahan yang pasti dalam fungsi yang tidak
dikarakterisasikan oleh individu jika sedang tidak simtomatik.
D. Gangguan dalam mood dan perubahan dalam fungsi dapat diamati oleh orang lain.
E. Gangguan tidak cukup parah untuk menyebabkan ketidakseimbangan dalan fungsi
sosial atau okupasional atau tidak terlalu membutuhkan rawat inap. Jika ada fitur
psikotik, secara definisi episodenya disebut manik.
F. Episodenya tidak berhubungan dengan efek fisiologis dari suatu zat (misalnya
kecanduan obat, pengobatan, atau terapi)
Catatan : sebuah episode hipomanik penuh yang muncul selama terapi
antidepresan (misalnya pengobatan , ECT) tapi bertahan selama tingkat sindromal
penuh dibalik efek fisiologis dari terapinya merupakan bukti sufisien untuk
diagnosa

episode

hipomanik.

Meskipun

demikian

sikap

berhati-hati

diindikasikan agar satu atau dua gejala (terutama peningkatan iritabilitas, atau
agitasi yang mengikuti penggunaan antidepresan) tidak dianggap sebagai sufisien
untuk diagnosis dari episode hipomanik, tidak secara penting mengindikasikan
diathesis bipolar.
Catatan : kriteria A-F menunjukkan episode hipomanik . episode hipomanik umum
dalam gangguan bipolar I namun tidak diperlukan dalam diagnosa bipolar 1.

Episode depresif mayor.


A. 5 atau lebih dari gejala berikut telah ada pada 2 minggu yang sama dan
merepresentasikan sebuah perubahan dari fungsi sebelumnya ; setidaknya satu
dari gejala diantaranya 1) mood depresif atau 2)kehilangan ketertarikan atau
kenikmatan.
catatan : jangan masukkan gejala yang secara jelas berhubungan dengan kondisi
medis yang lain .
1. Suasana hati depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang
terindikasi oleh beberapa hal subjektif (seperti rasa sedih, kosong, dan
tidak punya harapan) atau yang diperhatikan oleh orang lain (seperti
mau menangis)(catatan: pada anak-anak dan remaja dapat berupa
gangguan suasana hati pemarah]
2. Hilangnya gairah dan minat yang jelas dalam hampir segala hal,
aktifitas sepanjang hari, hampir setiap hari yang dilaporkan maupun

40

yang dilihat)
3. Penurunan berat badan ketika tidak diet atau peningkatan berat badan
(perubahan BB lebih dari 5% dalam satu bulan) atau penurunan atau
peningkatan nafsu makan hampir setiap hari (catatan: pada anak-anak
adalah gagal dalam memenuhi berat badan yang telah ditentukan)
4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari
5. Psikomotor yang meledak-ledak atau keterlambatan hampir setiap hari
(yang dilihat seperti tidak pernah lelah atau merasa terhambat)
6. Lelah dan kekurangan energi hampir setiap hari
7. Perasaan akan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (yang
mungkin delusional) hampir setiap hari ( tidak hanya rasa bersalah
karena sakit)
8. Hilangnya kemampuan untuk konsentrasi atau berpiki, atau bimbang,
hampir setiap hari( yang siutarakan sendiri atau dilihat orang lain)
9. Pikiran untuk mati (bukan hanya rasa takut akan kematian), ide bunuh
diri yang berulang tanpa rencana apapun, percobaan bunuh diri, atau
rencana untuk bunuh diri.
B. Penyebab gejala tersebut akibat stress yang berkepanjangan atau gangguan
dalam sosial, kerja, atau fungsi-fungsi yang penting
C. Episode tersebut tidak bisa dianggap sama dengan efek psikologis akibat zat
dan penggunaan obat
Catatan: kriteria A-C menunjukkan episode depresif mayor
Catatan: respon terhadap suatu kehilangan (seperti bangkrut, bencana alam, sakit
yang parah atau ketidakmampuan) dapat berupa rasa sedih yang sangat,
mengingat terus hal-hal yang telah hilang, insomnia, nafsu makan yang menurun,
dan berkurangnya berat badan seperti yang tertera pada criterion A, yang dapat
disamakan dengan episode depresif. Meskipun gejala tersebut dapat dimengerti
dan dianggap sesuai dengan kehilangan tersebut, keberadaan episode depresif
mayor sebagai tambahan dari respon normal terhadap rasa kehilangan yang sangat
perlu diperhatikan. Keputusan ini membutuhkan latihan terhadap penilaian klinis
berdasarkan riwayat individu dan norma budaya untuk mengekspresikan
kesedihan dalam konteks kehilangan.

41

Gangguan bipolar I
A. kriteria telah dipenuhi setidaknya untuk 1 episode manik (kriteria A-D dalam
episode manik diatas).
B. Kejadian episode manik dan depresif mayor tidak digambarkan dengan lebih
baik daripada gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan skizofreniform,
gangguan delusional , atau spektrum skizofrenia yang terpesifikasi atau tidak
yang lainnya, dan gangguan psikotik yang lain.

Kode dan prosedur pencatatan.


Kode diagnostk untuk gangguan bipolar 1 berdasarkan oleh tipe episode yang terkini
atau terakhir dan statusnya dengan tingkat keparahan saat ini, adanya fitur psikotik
dan status remisi. Keparahan saat ini dan fitur psikotik hanya diindikasikan jika
semua kriteria terpenuhi dan sedang tidak terpenuhi untuk episode manik, hipomanik ,
atau depresif mayor. Kode sebagai berikut :
Episode manik Episode

Episode tidak

Episode

Gangguan

yang

hipomani yang depresi

bipolar I

berlangsung

berlangsung

berlangsung

atau terakhir

atau terakhir

atau terakhir

Ringan

296.41

(p.154)

(F31.11)

Sedang

296.42

(p.154)

(F31.12)

Berat (p.154)

296.43
(F31.13)

296.51

NA

296.52

296.53

Episode

Episode manik hipomanik


Gangguan

yang

bipolar 1

berlangsung

berlangsung

atau terkini

atau

Dengan

fitur 296.44

depresi

atau terakhir

Episode tidak
yang terspesifikasi

sedang sedang

yang

berlangsung

yang atau

berlangsung

NA

(F31.4)

Episode

yang

NA

(F31.32)

NA

terspesifikasi

NA

(F31.31)

NA

sedang yang

yang

berlangsung

yang atau

terakhir

terakhir

terakhir

NA

296.54

NA

yang

42

psikotik

(F31.2)

(F31.5)

***(p.152)
Dalam remisi 296.45

296.45

parsial (p.154)

(F31.73)

(F31.73)

296.55
(F31.75)

Dalam remisi 296.46

296.46

296.56

penuh (p.154)

(F31.74)

(F31.74)

(F31.76)

Tidak

296.40

296.40

296.50

terspesifikasi

(F31.9)

(F31.9)

(F31.9)

NA

NA

NA

Dalam mencatat nama suatu diagnosis, ketentuan harus didaftar dengan urutan sbb :
ganguan bipolar I, tipe episode sedang berlangsung atau terkini, spesifikasi
keparahan/psikotik/remisi,

diikuti

oleh

spesifikasi

tanpa

kode

sebagaimana

diaplikasikan ke episode yang sedang berlangsung atau paling terakhir.


Spesifikasikan :
Dengan gangguan ansietas (p.149)
Dengan fitur campuran (pp.149-150)
Dengan siklus cepat (pp.150-151)
Dengan fitur melankolis (p.151)
Dengan fitur atipikal (pp.151-152)
Dengan fitur psikotik kongruen mood (p.152)
Dengan fitur psikotik inkongruen mood (p.152)
Dengan katatonia (p.152) catatan kode : gunakan kode tambahan 293.89 (F06.1)
Dengan onset peripartum (pp.152-153)
Dengan pola musiman (pp.153-154)

Differential Diagnosis
Gangguan depresif mayor. Gangguan depresif mayor dapat disertai dengan gejala
hipomania atau mania ( gejala yang lebih sedikit atau durasi yang lebih pendek dari
yang dibutuhkan untuk mania atau hipomania). Ketika gejala inidividual muncul pada
episode serangan depresi mayor, seseorang harus bergantung pada kuatnya riwayat
mengenai episode mania atau hipomania yang lalu. Gejala mudah marah dapat

43

disamakan dengan gangguan depresi mayor, atau gangguan bipolar, untuk menambah
kerumitan diagnostik.
Gangguan Bipolar lainnya.

Diagnosis dari gangguan bipolar I berbeda dari

gangguan bipolar II dengan menentukan adanya episode mania atau tidak. Gangguan
pipolar yang terspesifikasi dan yang belum terspesifikasi dan gangguan lainnya yang
sama harus dibedakan dengan gangguan bipolar I dan II dengan mempertimbangkan
apakah tiap episode melibatkan gejala mania atau bipomania atau episode gejala
depresif gagal memenuhi kriteria penuh untuk seluruh kondisi diatas.
Gangguan bipolar yang diakibatkan kondisi medis dapat dihilangkan dari
gangguan bipolar I dan II dengan mengidentifikasi berdasarkan bukti klinis, dengan
kausa yang berhubungan dengan kondisi medis.
Gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan panik, gangguan stres pasca
trauma, atau gangguan kecemasan lainnya. Gangguan ini perlu dipertimbangkan
dalam diferensial diagnosis sebagai gangguan primer atau dalam beberapa kasus
berupa gangguan komorbid. Penelusuran riwayat gejala secara hati-hati dibutuhkan
untuk membedakan gangguan kecemasan menyeluruh dengan gangguan bipolar,
dikarenakan cemas yang berulang dapat disalahartikan dengan pikiran yang
berlomba-lomba, dan usaha untuk mengurangi perasaan cemas dapat diartikan
sebagai perilaku impulsive. Hal yang sama, gejala gangguan stres pasca trauma harus
dibedakan dengan gangguan bipolar. Hal ini membantu dalam menilai episode alami
dari gejala ynag disebutkan, juga dengan memperhitungkan gejala pencetus, dalam
membuat diagnosis banding ini.
Gangguan bipolar akibat Obat/zat. Gangguan akibat penggunaan zat dapat
bermanifestasi dengan zat. Gejala mania induksi obat harus dibedakan dari ganguan
bipolar I, respon terhadap obat penenenang ketika serangan mania akibat obat/zat
tidak terlalu dibutuhkan untuk mendiagnosa gangguan bipolar. Mungkin dapat
terjaditumpang tindih yang besar dalam menilai individual dengan gangguan bipolar I
dengan penggunaan zat yang berlebihan dalam episode serangan. Diagnosis utama
untuk gangguan bipolar harus ditentukan berdasarkan gejala yang menetap ketika zat
tidak lagi digunakan.
Gangguan defisit/hiperaktifitas perhatian. Gangguan ini dapat disalahdiagnosakan
sebagai gangguan bipolar, terutama pada usia remaja dan anak-anak. Banyak gejala
tumpang tindih dengan gejala mania,s eperti bicara yang cepat, pikiran yang
berlomba-lomba,tidak perhatian, dan kurang tidur. Gejala double counting yang
44

menuju kearah ADHD dan gangguan bipolar dapat dihindari jika klinis
mengklarifikiasi apakah gejala-gejala tersebut mewakili episode yang berbeda
Gangguan kepribadian.

Gangguan kepribadian seperti gangguan kepribadian

tertutup mungkin dapt gejala yang tumpang tindih dengan gangguan bipolar, karena
labilitas mood dan impulsifitas adalah hal yang biasa pada keadaan diatas. Gejala
tersebut menunjukkan episode serangan yang jauh dan meningkat diatas ambang
batas yang dibutuhkan untuk mendiagnosa gangguan bipolar harus ada. Diagnosa
gangguan kepribadian tidak bisa dilakukan pada episode gangguan mood yang tidak
teratasi.
Gangguan kepribadian cepat marah. Pada individu dengan keadaan mudah marah
yang berat, biasanya pada anak-anak dan remaja, harus cepat didiagnosa sebagai
gangguan bipolar , hanya pada yang pasien yang jelas episode mania atau hipomania,
waktu episode yang jelas dalam durasi yang dibutuhkan, ketika gejala mudah marah
sangat berbeda dari ambang batas individu dan disertai dengan onset gejala criterion
B. Ketika sifat mudah marah anak-anak sangat menetap dan parah, diagnosis berupa
disregulasi mood yang meledak-ledak akan lebih tepat. Tentu ketika seorang anak
sedang terserang mania, sangat penting bahwa gejala yang ada menujukkan
perubahan yang jelas dari perilaku anak tersebut

Gangguan bipolar II
Kriteria diagnosis
Untuk mendiagnosis gangguan bipolar tipe II, snagat penting untuk memenuhi kriteria
untuk episode hipomania yang sekarang atau yang lalu dan kriteria yang mengikuti
untuk episode depresi mayor yang sekarang atau yang lalu.
Episode hipomania
A. Waktu yang berbeda untuk abnormalitas dan meningkat secara tetap, meluas,
atau suasana hati yang mudah marah dan abnormalitas dan peningkatan energi
atau aktifitas secara menetap, bertahan selama 4 hari berturut-turut dan
berlaku sepanjang hari, hampir setiap hari.
B. Selama periode gangugan suasana hati dan peningkatan energi dan aktifitas,
tiga(ataulebih) dari gejala telah menetap( empat bila mood hanya mudah
marah), berupa perubahan dari perilaku yang biasa, dan memiliki bebrapa
tingkatan:
45

a. Peningkatan harga diri dan kebesaran


b. Pengurangan kebutuhan untuk tidur ( merasa cukup hanya dengan 3
jam tidur)
c. Lebih banyak bicara dari biasanya atau tekanan untuk terus berbicara

d.

Flight of ideas atau pikiran yang berlomba-lomba

e. Tidak perhatian ( perhatian terlalu mudah untuk dialihkan ke hal-hal


yang tidak penting atau stimulus external yang tidak sesuai) seperti
yang diberitahukan atau yang dilihat
f. Meningkatnya kegiatan yang terpicu sebuah tujuan ( dalam
sosial,kerja,sekolah,atau seksual) atau psikomottor yang bergejolak
g. Peningkatan dalam kegiatan yang memicu akibat atau resiko yang
tinggi ( kegiatan berbelanja yang tidak terhenti, kegiatan seksual yang
tidak bijaksana, atau investasi bisnis yang tidak menguntungkan)

C. Episode tersebut disertai dengan perubahan fungsi yang tegas yang tidak
sesuai dengan karakteristik individu yang tidak bergejala
D. Perubahan suasana hati dan perubahan fungsi yang disaksikan oleh orang lain
E. Episode tersebut tidak menimbulkan kerusakan parah dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau yang membutuhkan penanganan rawat inap. Jika ada keadaan
psikotik, maka dapat diartikan serangan tersebut berupa mania
F. Episode ini tidak bisa dianggap sama efek psikologik akibat zat (penggunaan
obat, atau pengobatan lainnya)
Catatan:

episode

gejala

hipomania

yang

keluar

ketika

pengobatan

antidepresant (obat,atau terapi elektrokonvulsive) teteapi menetap pada gejala


diluar level dari efek psikologis pengobatan adalah bukti penting untuk
diagnosa episode hipomania. Namun, harus hati-hati dikarenakan satu atau
dua gejala (biasanya mudah marah, gelisah, atau bergejolak pada penggunaan
antidepresan) tidak bisa dipakai sebagai gejala yang tepat untuk mendiagnosis
episode hipomania, terlebih untukmendiagnosa bipolar diatesis.
Episode depresif mayor

46

D. Lima atau lebih gejala yang ada dalam waktu 2 minggu dan disertai perubahan
dari fungsi yang sebelumnya : setidaknya satu dari gejala berupa (1) suasana
hati depresi (2) hilangngnya minat atau gairah
1. Suasana hati depresi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang
terindikasi oleh beberapa hal subjektif (seperti rasa sedih, kosong, dan
tidak punya harapan) atau yang diperhatikan oleh orang lain (seperti
mau menangis)(catatan: pada anak-anak dan remaja dapat berupa
gangguan suasana hati pemarah]
2. Hilangnya gairah dan minat yang jelas dalam hampir segala hal,
aktifitas sepanjang hari, hampir setiap hari yang dilaporkan maupun
yang dilihat)
3. Penurunan berat badan ketika tidak diet atau peningkatan berat badan
(perubahan BB lebih dari 5% dalam satu bulan) atau penurunan atau
peningkatan nafsu makan hampir setiap hari (catatan: pada anak-anak
adalah gagal dalam memenuhi berat badan yang telah ditentukan)
4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari
5. Psikomotor yang meledak-ledak atau keterlambatan hampir setiap hari
(yang dilihat seperti tidak pernah lelah atau merasa terhambat)
6. Lelah dan kekurangan energi hampir setiap hari
7. Perasaan akan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (yang
mungkin delusional) hampir setiap hari ( tidak hanya rasa bersalah
karena sakit)
8. Hilangnya kemampuan untuk konsentrasi atau berpiki, atau bimbang,
hampir setiap hari( yang siutarakan sendiri atau dilihat orang lain)
9. Pikiran untuk mati (bukan hanya rasa takut akan kematian), ide bunuh
diri yang berulang tanpa rencana apapun, percobaan bunuh diri, atau
rencana untuk bunuh diri.
E. Penyebab gejala tersebut akibat stress yang berkepanjangan atau gangguan
dalam sosial, kerja, atau fungsi-fungsi yang penting
F. Episode tersebut tidak bisa dianggap sama dengan efek psikologis akibat zat
dan penggunaan obat
Catatan: kriteria A-C menunjukkan episode depresif mayor

47

Catatan: respon terhadap suatu kehilangan (seperti bangkrut, bencana alam, sakit
yang parah atau ketidakmampuan) dapat berupa rasa sedih yang sangat,
mengingat terus hal-hal yang telah hilang, insomnia, nafsu makan yang menurun,
dan berkurangnya berat badan seperti yang tertera pada criterion A, yang dapat
disamakan dengan episode depresif. Meskipun gejala tersebut dapat dimengerti
dan dianggap sesuai dengan kehilangan tersebut, keberadaan episode depresif
mayor sebagai tambahan dari respon normal terhadap rasa kehilangan yang sangat
perlu diperhatikan. Keputusan ini membutuhkan latihan terhadap penilaian klinis
berdasarkan riwayat individu dan norma budaya untuk mengekspresikan
kesedihan dalam konteks kehilangan.

Gangguan bipolar II
A. Kriteria yang telah disusun menunjukkan bahwa setidaknya satu episode
hipomania (kriteria A-F pada episode hipomania diatas) dan setidaknya satu
episode depresif mayor ( kriteria A-C pada episode depresif mayor diatas)
B. Tidak pernah ada episode mania
C. Kejadian episode mania dan episode depresif mayor tidak bisa dijelaskan
dengan baik seperti pada gangguan schizoactive, schizofrenia, gangguan
schizofreniform, gangguan delusi, atau schizofrenia yang terdefinisi atau tidak
terdefinisi lainnya dan gangguan psikotik lainnya
D. Gejala depresi atau tidak terprediksi yamg diakibatkan oleh peruhana yang
yang sering antara periode depresi dan hipomania yang menyebabkan
kesulitan dan gangguan dalam sosisal, lingkungan pekerjaan, dan tempat
fungsi yang lainnya.
Kode dan prosedur pencatatan
Gangguan bipolar tipe II memiliki satu kode diagnostik: 296.89 (F31.81). Status
ini tidak dapat dikodekan berdasarkan tingkat keparahan, keberadaan gejala
psikotik dan hal lainnya yang mengikuti tetapi harus diindikaiskan dengan
mencatat (seperti 296.89 [F31.81] gangguan bipolar II, episode saat depresi,
keparahan sedang, dengan gejala yang menyertai ; 296.89 [F31.81] gangguan
bipolar II episode depresi terbaru, remisi parsial)

48

Spesifikasi episode saat atau terbaru :


Hipomania
Depresi

49

Ganguan Cyclothimic
A. Banyaknya jumlah episode gejala hipomania dengan yang tidak memenuhi
kriteria untuk episode hipomania dan banyaknya episode gejala depresi yang
tidak memenuhi kriteria episode depresi selama setidaknya 2 tahun (
setidaknya 1 tahun pada anak-anak dan remaja)
B. Dalam kurun waktu 2 tahun (1 tahun pada anak-anak dan remaja), periode
hipomania dan depresi telah ada selama setengah periode dan individu
tersebut tidak mengalami gejala selama 2 bulan saat itu.
C. Kriteria untuk episode depresi,mania, atau hipomania tidak pernah terpenuhi
D. Gejala dalam criterion A tidak dijelaskan dengan baik oleh gangguan
schizoaffective, schizoprenia, dan gangguan schizophreniform, gangguan
delusi, atau schizophrenia yang spesifik atau tidak spesifik dan gangguan
psikotik lainnya.
E. Gejala tersebut tidak bisa dianggap sama oleh efek psikologis dari sebuah zat
(seperti penyalahgunaan obat, dan pengobatan) atau kondisi medis lainnya
(seperti hipertiroid)
F. Gejala tersebut menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau gangguan
sosial, pekerjaan atau gangguan fungsi yang lainnya.

Diagnosis banding
Ganguan bipolar dan yang terkait yang disebabkan oleh kondisi medis dan
gangguan depresi yang disebabkan oleh kondisi medis. Diagnosis ganguan bipolar
dan yang terkait yang disebabkan oleh kondisi medis dan gangguan depresi yang
disebabkan oleh kondisi medis dibuat jika gangguan suasana hati dianggap sebagai
penyebab efek psikologis yang spesifik, biasanya kondisi medis yang kronis(seperti
hipertiroid). Hal ini ditentukan berdasarkan riwayat , pemeriksaan fisis, atau hasil
laboratorium. Jika ditentukan bahwa gejala hipomania dan depresi bukanlah akibat
psikologis dari kondisi medis, maka gangguan mental yang primer (gangguan
siklotimik) dan kondisi medis tersebut dikodekan. Sebagai contoh, hal ini dapat
berupa gangguan suasana hati diaanggap sebagai akibat psikologis (bukan akibat
fisiologis) dari kondisi medis yang kronik, atau jika tidak ada hubungan etiologi
antara gejala hipomania dan depresi dan kondisi medis.

50

Gangguan bipolar dan yang terkait yang disebabkan penggunaan obat/zat dan
gangguan depresi yang disebabkan penggunaan obat/zat. Gangguan bipolar dan
yang terkait yang disebabkan penggunaan obat/zat dan gangguan depresi yang
disebabkan penggunaan obat/zat, dipisahkan dari gangguan siklotimik oleh penentuan
bahwa zat/obat (seperti stimulan) secara etiologi berhubungan dengan gangguan
suasana hati. Perubahan suasana hati yang sering pada gangguan ini mencetuskan
bahwa gangguan siklotimik biasanya diikuti oleh berhentinya penggunaan obat/zat
Gangguan bipolar I, disertai peredaran yang cepat, dan gangguan bipolar II
disertai peredaran yang cepat. Kedua gangguan tersebut dapat mirip dengan
gangguan siklotimik oleh perubahan suasana hati yang sering. Didefinisikan, dalam
gangguan siklotimik kriteria episode depresi, mania, atau hipomania tidak pernah
terpenuhi, dimana gangguan bipolar I dan bipolar II yang dispesifikasikan dengan
peredaran yang cepat membutuhkan episode perubahan suasana hati yang penuh.
Gangguan kepribadian tertutup. Gangguan kepribadian tertutup diasosiasikan oleh
perubahan suasana hati yang dapat memberi kesan gangguan siklotimik. Jika kriteria
itu dipenuhi untuk kedua gangguan, kedua gangguan kepribadian dan gangguan
siklotimik dapat didiagnosa.

51

Diagnosis banding
Gangguan depresif mayor. Mungkin diagnosis banding ynag paling menantang
yang perlu diperhatikan adalah gangguan depresif mayor, yang dapat disertai dengan
gejala mania atau hipomania yang tidak memenuhi kriteria penuh (gejala yang kurang
atau durasi yang sedikit dari yang dibutuhkan untuk episode hipomania).Hal ini benar
dalam mengeevaluasi individu dengan gejala mudah marah, yang dapat disertai
dengan gangguan depresi atau bipolar II.
Gangguan cyclothimic. Pada gangguan cyclothimic, terdapat banyak periode dari
gejala episode mania dan depresi yang tidak memenuhi kriteria gejala atau durasi
untuk episode depresi mayor. Gangguan bipolar II dihilangkan dari gangguan
cyclothimic dengan keberadaan satu atau lebih episode depresi. Jika episode depresi
muncul tiap 2 tahun gangguan cyclothimic, penambahan diagnosis bipolar II dapat
diberikan.
Spectrum Schizophrenia dan gangguan psikotik lainnya. Gangguan bipolar II
harus dibedakan dari ganguan psikotik (seperti gangguan schizoactive, schizophrenia,
dan gangguan delusi). Schizophrenia, gangguan schizoactive,dan gangguan delusi
terkarakterisasi oleh periode gejala psikotik yang muncul disaat tidak adanya
gangguan suasana hati. Hal lain yang membantu adalah gejala yang menyertai,
keadaan sebelumnya, dan riwayat keluarga.
Gangguan panik dan gangguan kecemasan lainnya. Gangguan kecemasan perlu
dipertimbangkan dalam diagnosa banding dan dapat disertakan sebaga gejala
penyerta.
Gangguan penggunaan zat. Gangguan pengunaan zat dapat dimasukkan dalam
diagnosa banding.
Gangguan

defisit/hiperaktifitas

perhatian.

Gangguan

defisit/hiperaktifitas

perhatian (ADHD) dapat dimisdiagnosa sebagai gangguan bipolar II, teurtama kepada
anak-anak dan remaja. Banyak gejala ADHD seperti bicara yang cepat, pikiran yang
berlomba-lomba, kurang perhatian, dan kurang butuh tidur, tumpang tindih dengan
gejala hipomania. Gejala double counting terhadap ADHD dan gangguan bipolar II
dapat dihindari jika klinisi mengklarifikasi berdasarkan gejala yang ada dan
perbedaan episode dan jika disadari peningkatan dari ambang batas dibtuhkan untuk
mendiagnosa gangguang bipolar II.
Gangguan kepribadian. Hal yang sama juga disertakan pada ADHD ketika
mengevaluasi individu dengan gangguan kepribadian seperti kepribadian tertutup,
52

sejak labilitas suasana hati dan impulsivitas adalah hal yang sering dalam gangguan
kepribadian dan gangguan bipolar II. Gejala yang harus ada pada episode yang
berbeda dan peningkatan terhadap hal yang diluar batas yang dibutuhkan untuk
mendiagnosa gangguan bipolar harus ada. Diagnosis gangguan kepribadian tidak
dapat dilakukan selama episode gangguan suasana hati yang tidak ditangani kecuali
riwayat hidupnya mendukung keberadaan gangguan kepribadian.
gangguan bipolar lainnya. Diagnosis gangguan bipolar II harus dibedakan dari
gangguan bipolar I dengan memperhatikan secara seksama paakh telah ada episode
lalu mania dan bipolar lainnya yang terspesifikasi dan tidak terspesifikasi dan
gangguan lainnya.dengan mengkonfirmasi keberadaan sindrom hipomania dan
depresi.

53

DAFTAR PUSTAKA
1. Tomb ,DA. Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC 2003; hal.1-2.
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual
of mental disorder : fift edition (DSM-5). United states of America :
APA 2013 ; hal.87-154.

54

Anda mungkin juga menyukai