Anda di halaman 1dari 42

BUKU PANDUAN BLOK

TUMBUH KEMBANG

14 JANUARI 18 FEBRUARI

2011
MODUL FASILITATOR

&
MAHASISWA

KATA PENGANTAR
Atas rahmat Ida Sanghyang Widhi Wasa dan kerjasama seluruh anggota team, maka
akhirnya Buku Panduan Blok Tumbuh Kembang dapat disusun. Buku panduan ini
dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa, narasumber, dan fasilitator mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan proses belajar mengajar mulai dari persiapan, pelaksanaan
sampai proses evaluasi.
Dengan dicantumkannya topik-topik bahasan dan tujuan pembelajaran dari setiap
topik maka diharapkan mahasiswa mampu membangun suatu pemahaman yang
komprehensip tentang blok ini.
Buku ini juga dipergunakan untuk meningkatkan komunikasi antar mahasiawa,
narasumber dan fasilitator karena nama dan alamat fasilitator akan dicantumkan
Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dengan sungguh-sungguh mewujudkan buku panduan ini. Kami menyadari
bahwa buku panduan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami membuka
peluang bagi masukan yang membangun khususnya dari mahasiswa yang
memanfaatkan buku ini

Tim Penyusun Blok Tumbuh Kembang

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
INFORMASI UMUM .....................................................................................
Tim Penyusun ......................................................................................
Personalia..............................................................................................
Jadwal Pembelajaran............................................................................
Ujian .......................................................................................................
PROGRAM PEMBELAJARAN....................................................................
Pemicu ...................................................................................................
Abstrak Kuliah.......................................................................................
EVALUASI DIRI ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

ii
iii
1
2
3
5
9
10
10
15
36
38

iii

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

INFORMASI UMUM
Blok tumbuh kembang ini merupakan integrasi beberapa bidang ilmu yang diharapkan dapat
mendukung pemahaman mahasiswa yang lebih komprehensip tentang pertumbuhan dan
perkembangan manusia selama dalam kandungan dan sesudah lahir. Blok ini ditunjang oleh
bagian-bagian preklinik dan klinik
Dalam blok ini akan diuraikan secara berkesinambungan tentang pertumbuhan dan
perkembangan di dalam kandungan dan sesudah lahir yang normal maupun yang mengalami
gangguan serta informasi klinisnya. Esensi dari materi ini akan dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan yang normal maupun yang
tidak normal dan mampu menegakkan diagnosa dini serta pencegahan adanya kelainan
seperti cacat bawaan dan gangguan pertumbuhan.
Dengan meningkatnya perkembangan dan pengetahuan tentang bioligi molekuler,
kedokteran maternal-fetal dan kedokteran masyarakat maka pemahaman ilmu pertumbuhan
dan perkembangan yang saling berkaitan juga meningkat. Cacat bawaan dan gangguan
pertumbuhan merupakan penyebab meningkatnya morbiditas dan mortalitas dan sebagai
kontributor utama disabilities. Untuk itu diperlukan strategi baru tentang pencegahannya
sehingga pemahaman prinsip-prinsip embriologi, pertumbuhan dan perkembangan normal
posnatal mutlak diperlukan oleh seorang dokter.
Materi-materi dalam blok ini diatur dalam tiga kelompok: yang pertama membahas tentang
pertumbuhan dan perkembangan, gametogenesis, genetik, oogenesis dan siklus ovarium dan
siklis menstrusi, fertilisasi, perkambangan minggu pertama sampai kedelapan,
perkembangan minggu kedelapan sampai lahir, membran fetal dan cacat bawaan.
Kelompok kedua terdiri dari tumbuh kembang normal posnatal yaitu pertumbuhan fisik,
perkembangan seksual laki-laki dan perempuan, perkembangan motorik, perkembangan
kognitif, perkembangan psikososial, dan aging proses
Kelompok ketiga terdiri dari kelainan-kelainan klinis yang sering dijumpai dalam praktek
kedokteran yang dapat dijelaskan dengan konsep-konsep pertumbuhan dan perkembangan
pre dan postnatal
Blok tumbuh kembang ini memiliki bobot empat SKS, sama dengan 20 kali pembelajaran,
dimulai setiap hari diawali dengan diskusi kelompok yang membahas tugas pembelajaran,
dilanjutkan dengan kuliah interaktif, belajar mandiri dan disusul dengan pleno.
Waktu untuk setiap topik : diskusi kelompok 60 menit, kuliah 60 menit , belajar mandiri 90
menit dan pleno 60 menit
Penilaian akhir dari blok ini dalam bentuk MCQ dan soal ujian tidak melewati atau diluar
materi inti ( core ) atau diluar tugas pembelajaran. Mahasiswa dinyatakan lulus jika nilainya
mencapai 70 atau lebih.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

Tim penyusun
dr.I Gusti Ngurah Putu Sana
dr. Wayan Suwitra
dr. Elmy Saniathi, Sp.A

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

PERSONALIA
Pengelola
NO.

NAMA

NO.HP

KETERANGAN

1.

I.G.N.P.Sana

(0361)7472248

Ketua

2.

Elmy Saniathi

081237544218

Sekretaris

3.

Soetjiningsih

08123987092

Anggota

4.

Trisna Windiani

Anggota

5.

Endah

Anggota

6.

I Wayan Suwitra

08123915501

Anggota

7.

Suyasning H.I

081238804549

Anggota

8.

Wayan Semadha

08123977446

Anggota

9.

Putu Amelia

081936060301
08155725023

Anggota

10. Ni Luh Murniati

081338707808

Anggota

11. Putu Triyasa

(0361)7404802

Anggota

12. A.A. Oka Lely

08174748970

Anggota

13. Adjianti Marheni

08123654711

Anggota

14. Oka Nurjaya

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Anggota

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Fasilitator
No

Nama

Alamat/ Telp

Keahlian

Kelompok

Ruang
Diskusi

1.

dr. Nyoman Sueta

Jln. Sutoyo I/7, Dps


Tlp (0361)228504
HP 08164747583

Anatomi

RD. 2.04

2.

dr. Elmy Saniathi, Jl Gunung Agung gg Yamuna III. 12 Spesialis


M Sc, Sp A
Dpr
anak
Hp. 081237544218

II

RCS.2.05

3.

dr. Nengah Kapti,


SpParK

Jln. Tukad Yeh AyaIIc/9


Tlp. 08155763967

Parasitologi

III

RD.3.02

4.

dr. Made Judy


Rachmanu

Perumahan Dalung Bumi Permai


Blok EE/24
Tlp: 081239270118

Epidemiologi

IV

RD.3.04

5.

dr. I Gusti Ngurah


Putu Sana

Jln. dr. Goris no.2, Dps


Tlp : (0361)7472248

Anatomi

RD.3.06

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

JADWAL PEMBELAJARAN
Hari/Tgl

Waktu

Kegiatan

Pemberi Kuliah

Tempat

HARI
1

08.00 09.00
09.00 11. 00
11.00 11.30
11.30 12.30
12.30 - 13.30
13.30 14.30

Ketua Blok
Fasilitator
Wayan Suwitra
IGNP Sana

RK
RD
RK
RK

Fasilitator
IGNP Sana
IGNP Sana

RD
RK

12.00 - 13.00
13.00 14.00

Pengantar Blok
Pemicu 1
Istirahat
Kuliah 1: Gametogenesis
Belajar Mandiri
Kuliah 2: Fertilisasi sampai
perkembangan minggu II
Diskusi kelompok (kuliah 1-4)
Istirahat
Kuliah 3:Perkembangan minggu III -VIII
Kuliah 4: perkembangan bulan III sampai
lahir
Belajar Mandiri
Pleno kuliah 1-4

IGNP Sana
Wayan suwitra

RK

08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 - 12.00
12.00 13.00
13.00-14.00

Diskusi kelompok (kuliah 5,6)


Kuliah 5: perkembangan membrane fetal
Belajar mandiri
Kuliah 6: perkembangan twin
Pleno (kuliah 5,6)

Fasilitator
IGNP Sana
IGNP Sana
IGNP Sana

RD
RK
RK
RK

08.00 10.00
10.00 - 11.00
11.00 12.00
12.00 - 13.00
13.00 -14.00
14.00-15.00

Diskusi kelompok (kuliah 7-9)


Kuliah 7: Anomali Kongenital
Istirahat
Kuliah 8: Penurunan Mendel
Kuliah 9:Evaluasi dan konseling prenatal
Pleno kuliah 7-9

Fasilitator
IGNP Sana
Wayan Suwitra
Wayan Suwitra
Wayan Suwitra
IGNP Sana

RD
RK
RK
RK
RK

08.00 10.00
10.00 - 10.30
10.30 11.30
11.30 -13.30
13.30 -14.30

Pemicu 2
Istirahat
Kuliah 10: Pertumbuhan neonatus
Belajar mandiri
Kuliah 11: Pemeriksaan bayi baru lahir &
Pemeriksaan ikterus pada neonatus
Kuliah 12: Kelainan bawan pada bayi
baru lahir

Fasilitator
Triyasa
Elmy

RD
RK
RK

Triyasa

RK
-

Jumat,
14-01-11

HARI
2

Senin,
17-01-11

HARI
3
Selasa,
18-01-11
HARI
4

Rabu,
19-01-11

HARI
5
Kamis,
20-01-11
HARI
6

08.00 10.00
10.00 10.30
10.00 11.00
11.00 - 12.00

08.00 09.00

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

Jumat,
21-01-11

HARI
7

09.00 10.00
10.00 12.00
12.00 13.00
13.00 - 15.00

Kuliah 13: Posyandu


Belajar mandiri
Kuliah 14: Program imunisasi
Diskusi kelompok kuliah 10-14

08.00 selesai

Senin,
24-01-11

HARI
8

08.00 selesai

Selasa,
25-01-11

Oka Nurjaya
Elmy
Fasilitator

Skill pemeriksaan bayi baru lahir,


pemeriksaan ikterus
Antropometri
(kelompok 1-3)

Skill lab
Tim dosen

Kunjungan ke RS Gianyar
(kelompok 4-6)
Skill pemeriksaan bayi baru lahi
Pemeriksaan ikterus
antropometri
(kelompok 4-6)

Skill lab
Tim dosen

RK
RK
RD

Kunjungan ke RS Gianyar
( kelompok 1-3)
HARI
9
Rabu,
26-01-11

Hari
10
Kamis,
27-01-11

HARI
11
Jumat,
28-01-11

08.00 10.00
10.00 12.00
12.00 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 14.15
14.15 15.00

Belajar Mandiri
Pemicu 3
Kuliah 15:Pertumbuhan Balita
Kuliah 16: Perkembangan Balita
Istirahat
Pleno kuliah 15,16

Fasilitator
Oka lely
Oka lely
Oka lely

RD
RK
RK
RK
RK

08.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.30
11.30 - 12.30
12.30 14.00
14.00 15.00

Diskusi kelompok kuliah 15-18


Kuliah 17: Pertumbuhan adolescent
Kuliah 18: Prinsip pemberian nutrisi
Istirahat
Belajar mandiri
Pleno kuliah 17,18

Fasilitator
Triyasa
Triyasa
Triyasa

RD
RK
RK
RK

08.00 10.00
10.00 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
13.00-14.00

Pemicu 4
Istirahat
Kuliah 19: ASI
Kuliah 20: KMS dan Denver
Pleno kuliah 19,20

Fasilitator
Bag. Anak UNUD
Bag. Anak UNUD
Bag. Anak UNUD

RD

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

RK
RK
RK

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Hari
12

08.00 -10.00
10.00 -11.00
11.00 - 11.30
11.30 - 12.30

Senin,
31-01-11
12.30 - 13.30
13.30 - 15.00
HARI
13
Selasa,
01-02-11
HARI
14

Diskusi kelompok kuliah 19-23


Kuliah 21: Gangguan Nutrisi
Istirahat
Kuliah 22: Defisiensi vitamin dan
mikronutrien (vitamin A, Fe, yodium dan
Zink)
Kuliah 23: Failure to thrive (PPT)
Pleno kuliah 21,22,23

Fasilitator
Oka Nurjaya
Oka Nurjaya

RD
RK
RK

Triyasa
Oka Nurjaya
Triyasa

RK
RK

Skill
KMS dan Denver

Skil lab
Tim dosen

RK

SKILL
KMS & Denver

Skill lab
Tim dosen

08.00 selesai

08.00 selesai
RK

Rabu,
02-02-11

HARI
15

Jumat,
04-02-11
HARI
16
Senin,
07-02-11
HARI
17

Selasa,
08-02-11

RD
RK
RK
RK
RK
RK
RK
RD

Fasilitator
Oka lely
Bag. Anak UNUD

12.00 13.00
13.00-14.00
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 - 12.00
12.00 14.00

Diskusi kelompok kuliah 24-27


Kuliah 24: Retardasi mental
Istirahat
Kuliah 25:Gangguan hiperaktivitas
(GPH/GPPH)
Kuliah 26: Autism
Pleno kuliah 24-26
Kuliah 27: Sindrom Down
Istirahat
Belajar mandiri
Diskusi kuliah 27-30

08.00 09.00

Kuliah 28: Perkembangan kognitif

RK

09.00 10.00

Kuliah 29: Perkembangan psikososil

10.30 - 11.00
11.00 -12.00

Istirahat
Kuliah 30:perkembangan motorik dan
dominan bicara
Pleno kuliah 28-30

Bag. psikologi
UNUD
Bag. Psikologi
UNUD
Oka lely
Bag. Psikologi
UNUD
Oka lely

RK

08.00 10.00
10.00 11.00
11.00 - 11.30
11.30 12.30

12.00-13.00

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Bag. Anak UNUD


Bag. Anak UNUD
Elmy
Fasilitator

RK
RK

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


HARI
18

08.00 10.00
10.00 11.00

Rabu,
09-01-11

11.00-12.00
12.00 13.00
13.00-14.00

Diskusi kelompok 31,32


Kuliah 31 : deviasi perkembangan anak
(skrining dan stimulus)
Istirahat
Kuliah 32: Gangguan belajar
Pleno kuliah 31,32

HARI
19

08.00 10.00
10.00 - 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
13.00-14.00

Diskusi kelompok kuliah 33-34


Kuliah 33: gangguan visual
Istirahat
Kuliah 34: impairment THT
Pleno kuliah 33,34

08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 - 10.30
10.30 12.30
12.30 -13.30
13.30-14.30

Pemicu 5
Kuliah 35: teori proses penuaan
Istirahat
Belajar mandiri
Kuliah 36: Implikasi proses penuaan
Pleno Kuliah 35,36

Kamis,
10-02-11
HARI
20
Jumat,
11-02-10

HARI
21
Senin,
14-02-11

08.00 selesai

HARI
22

08.00 selesai

Oka lely
Triyasa
Oka Lely
Fasilitator
Murniati
Amelia
Murniati, Amelia
Fasilitator
Semadha
Semadha
Semadha

RD
RK
RK
RK
RD
RK
RK
RK
RD
RK
RK
RK

Tim dosen
Kunjungan ke SLB
Lumintang

Rabu,
16-02-11

Laporan kelompok 1
Laporan kelompok 2
Laporan kelompok 3
Laporan kelompok 4
Laporan kelompok 5
Rangkuman Blok

HARI
23
HARI
24

Fasilitator
Triyasa

Tim dosen

HARI TENANG

08.00 10.00

UJIAN

Jumat,
18-02-11

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

UJIAN
Ujian akan dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Februari 2011. Ujian tulis Tumbuh Kembang
memakai metode MCQ. Batas nilai minimal kelulusan pada Blok Tumbuh Kembang adalah
70 dari skala 100.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

PROGRAM PEMBELAJARAN
PEMICU
Pemicu #1
KASUS
Seorang wanita berumur 25 tahun datang ke dokter dalam keadaan terlambat menstruasi
kira-kira 1 bulan dan telah menikah selama 2 tahun. Sebelumnya ia sudah pernah mengalami
keterlambatan menstruasi selama 2 minggu tetapi mengalami abortus.
PEMICU 1 : EMBRIOGENESIS
Proses regenerasi manusia diawali dengan gametogenesis, disususl dengan ovulasi yang
dapat disertai fertilasi di dalam uterine tube. Zygote yang terbentuk, mengalami proses
cleavage dan setelah masuk uterine cavity dalam bentuk blastocyt yang terdiri dari sel-sel
embryoblast dan sel-sel trophoblast (membentuk fetal membrane). Selama
perkembangannya, embrioblast akan menjadi bilamir.germ disc dan selanjutnya menjadi
trimiral germ disc yang akan disusul dengan pembentukan embrio. Embrio mengalami
perubahan sehingga menyerupai bentuk induknya dan menjadi fetus. Fetus terus berubah
dan setelah cukup umur akan mengalami proses kelahiran.
Pemberian nutrisi dan O2 dimulai saat zygote sampai cukup umur untuk dilahirkan
yaitu melalui beberapa cara dan tahap yaitu mulai secara inhibisi dan selan.jutnya
uteroplacental circulation. Embrio sangat rentan terhadap bahan teratogen yang dapat
menimbulkan anomali kongenital. Penyebab anomali kongenital selain faktor lingkungan,
dapat pula oleh faktor genetik.

Hari 1.
Diskusi pemicu 1.
Tugas : lakukan analisis terhadap pemicu di atas dengan pendekatan sbb:
1. Tuliskan istilah-istilah yang berkaitan dengan embryogenesis
2. Rumuskan permasalahan penting tentang embryogenesis
3. Berikan penjelasan tentang permasalahan tersebut sesuai dengan pengetahuan anda
4. Tentukan masalah yang belum dapat dijelaskan
5. Permasalah no.4 menjadi topik belajar anda
6. Cari informasi tentang topic tersebut
7. Lakukan sintesis dan diskusi atas hasil studi anda terhadap topik belajar
Diskusi kuliah 1 dan 2
1. Menjelaskan gametogenesis pada laki-laki dan wanita serta perbedaannya!
2. Kejadian apa yang dapat timbul pada gametogenesis!

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

10

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jelaskan proses ovulasi!


Jelaskan proses fertilisasi!
Jelaskan proses cleavage sampai terbentuk blastocyst!
Jelaskan proses implantasi!
Jelaskan pembentukan primary yolk salc, amnion dan embryonic disc!
Ceritakan peristiwa yang terjadi pada saat berakhirnya proses implantasi!

HARI 2.
Diskusi kuliah 3 dan 4
1. Jelaskan pembentukan trimiral germ disc!
2. Jelaskan pembentukan jaringan dan organ yang berasal dari ectoderm, mesoderm dan
endoderm!
3. Jelaskan pembentukan embrio dari embryonic disc!
4. Jelaskan pembentukan primary, secondary dan tertiary villus!
PEMICU # 2
KASUS
Pada tanggal 1 Januari 2011, lahir seorang bayi laki-laki secara section secarea di
RS X, tidak segera menangis, kemudian dilakukan resusitasi, penderita menangis.
Berdasarkan Skor APGAR ,penderita mengalami asfiksia sedang. Berat badan
lahir 2000 gram, Lingkar kepala (LK) 38 cm, Panjang Badan 48 cm. Usia
kehamilan 34-36 minggu dengan New Ballard Score. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya labiopalatoschizis dan polidaktili. Penderita di diagnosis bayi
kurang bulan + BBLR + asfiksia sedang + labiopalatoschizis + polidaktili
Penderita dirawat, dan dipasang NGT. Pemerian nutrisi melalui NGT.
Setelah 5 hari perawatan, penderita tampak kuning, kuning pada mata, mukosa
dan kulit. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan ikterus Kramer 4 dan didiagnosis
dengan observasi ikterus neonatorum. Kemudian dilakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu bilirubin total dan direk. Kadar bilirubin total sebesar 18 g/dL
sedangkan bilirubin direk sebesar 0,5 g/dL. Penderita didiagnosis
hiperbilirubinemia, dan diberikan terapi sinar.

Learning task
1. Sebutkan kriteria Skor APGAR, dan jelaskan tentang skor APGAR!
2. Sebutkan pemeriksaan fisik bayi saat lahir!
3. Sebutkan dan jelaskan mengenai penggolongan BBLR!
4. Jelaskan tentang ikterus neonatorum!
5. Jelaskan mengenai cara pemeriksaan ikterus pada neonatus!
6. Jelaskan mengenai hiperbilirubinemia!
7. Sebutkan penyebab-penyebab hiperbilirubiinemia!
8. Sebutkan kelainan-kelainan bawaan yang sering didapatkan pada bayi baru lahir!

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

11

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


PEMICU # 3.
KASUS
Seorang anak usia 3 tahun datang ke poliklinik anak di RSUP sanglah, diantar oleh
kedua orangtuanya karena belum bisa bicara. Penderita sering diasuh oleh pembantu
dan neneknya karena kedua orangtuanya sibuk bekerja. Penderita hanya mampu
bicara 2 suku kata., sudah bisa lari-lari, dan menoleh kalau dipanggil namanya.
Dari pemeriksaan fisik dan didukung hasil pemeriksaan DENVER yang
dilakukan oleh residen yang bertugas di poliklinik anak, dikatakan penderita
menderita keterlambatan bicara.
Learning Task:
1. Jelaskan mengenai pertumbuhan dan perkembangan!
2. Sebutkan dan jelaskan mengenai kebutuhan dasar anak!
3. Sebutkan dan jelaskan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak!
4. Sebutkan dan jelaskan cirri-ciri tumbuh kembang anak!
5. Hal-hal penting apa sajakah yang harus diperhatikan saat anamnesis tumbuh
kembang anak, sebutkan dan jelaskan!
6. Sebutkan tahapan tumbuh kembang anak (milestone)!
7. Apa itu DENVER!
8. Sebutkan dan jelaskan 4 parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan balita!
9. Sebutkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak!
PEMICU # 4.
KASUS :
Peter, seorang laki-laki usia 2 tahun, muka tampak tua, diantar oleh kedua
orangtuanya ke Puskesmas di suatu Desa Di NTT. Orangtuanya mengajak peter ke
Puskesmas, karena tampak sangat kurus sekali. Selain itu, penderita mengeluh keluar
nanah pada mata dan keluar cacing sebanyak 10 ekor, 2 hari sebelum ke puskesmas.
Penderita tinggal sangat jauh dari puskesmas dan transportasi sulit. Saat lahir,
penderita di tolong oleh dukun, berat badan tidak ditimbang. Penderita hanya
diberikan ASI sampai usia 1 tahun. Penderita tidak pernah diajak ke posyandu dan
tidak mempunyai KMS. Kalau sakit, penderita berobat ke dukun atau mantri.
Pada pemeriksaan, didapatkan berat badan 8 kg, muka tampak old man face,
didapatkan bercak bitot pada mata, lemak subkutan sangat kurang (wasting).
Penderita didiagnosis dengan KEP berat tipe marasmus dengan penyulit (defisiensi
vitamin A dan ascariasis).

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

12

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Learning Task
1. Sebutkan klasifikasi status gizi anak !
2. Sebutkan gejala klinis marasmus!
3. Sebutkan bentuk-bentuk KEP berat, dan jelaskan perbedaannya!
4. Sebutkan dan jelaskan gejala-gejala defisiensi vitamin A!
5. Jelaskan mengenai pemberian (jadwal, dosis, cara pemberian) vitamin A!
6. Jelaskan manfaat ASI!
7. Sebutkan zat-zat yang terkandung dalam ASI!
8. Jelaskan mengenai KMS!
9. Apa itu Posyandu, siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan posyandu dan apa saja
yang dilakukan saat Posyandu!
PEMICU # 5
KASUS
Proses penuaan adalah suatu proses fisiologi umum yang sampai saat ini masih sulit untuk
dipahami. Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya secara
keseluruhan, perlahan tapi pasti. Proses menua berbeda pada setiap individu. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, nutrisi, gaya hidup dan faktor lingkungan.
Terdapat beberapa teori mengenai proses menua :
1. Teori Genetik
Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa lama hidup ditentukan oleh informasi yang ada
pada molekul DNA pada gen. Informasi ditransfer dari molekul DNA melalui berbagai
langkah pada pembentukan protein yang diperlukan untuk fungsi sel secara normal.
2. Kerusakan pada DNA
Informasi yang dibutuhkan sel untuk membangun protein esensial tergantung pada
bangunan molekul DNA. Bila rantai molekul DNA rusak, kemampuan sel untuk
membuat enzim juga terganggu dan mengakibatkan kematian sel.
3. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas tinggi yang dengan cepat bereaksi
dengan molekul lain. Sebagai akibatnya enzim dan protein dapat berubah. Pembentukan
radikal bebas dapat dpercepat oleh radiasi dan dihambat oleh zat anti oksidan.
4. Teori Oto-Imun
Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan diakibatkan oleh antibodi yang bereaksi
terhadap sel normal dan merusaknya. Ini terjadi karena kegagalan mengenal sel normal
dan pembentukan antibodi yang salah, sehingga bereaksi terhadap sel normal disamping
sel normal menstimulasi pembentukannya. Teori ini mendapat sokongan dari kenyataan
bahwa jumlah antibodi autoimun meningkat pada usia lanjut dan terdapat persamaan
antara penyakit imun (artritis rematoid, arteritis, diabetes, tiroiditis, dan amiloidosis) dan
fenomena menua.
Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Begitu kompleksnya masalah yang dihadapi oleh lansia maka dalam manangani masalah
lansia ini juga membutuhkan pananganan secara multi dimensi, dan memerlukan kerja
sama lintas program maupun lintas sektoral.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

13

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Saat ini sudah banyak dikembangkan produk produk makanan dan minuman yang telah
dilengkapi dengan zat zat anti oksidan yang dapat menekan atau menghambat proses
penuaan, dan penambahan unsur calsium untuk mencegah
1. Pelayanan Kesehatan.
Pelayanan kesehatan dapat di peroleh melalui pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, maupun dokter praktek. Pelayanan yang diberikan
antara lain mencakup upaya upaya kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif
2. Pelayanan Keperawatan
Selain pelayanan keperawatan di rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan yang
lain saat ini juga banyak dikembangkan adanya istilah Home Care atau perawatan di
rumah. Bagi keluarga dengan lansia di rumahnya dapat mempekerjakan seorang perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia di rumah. Asuhan keperawatan yang
dapat diberikan mencakup usaha usaha :
a. Preventif
b. Promotif :
c. Rehabilitatif
d. Membuat rujukan atau membawa ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas)untuk
mendapatkan pelayanan medis.
e. Pelayanan Sosial
Kesimpulan
Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup akan meningkat pula jumlah usia
lanjut (lansia). Sejalan dengan bertambahnya usia, kondisi bio psiko sosial dan
spiritual mulai menurun, mudah mengalami gangguan. Semakin banyak masalah
masalah yang dihadapi terutama masalah kesehatan. Untuk itu perlu lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan pada lansia agar dapat hidup secara optimal, dan dapat menikmati
masa tuanya dengan tenang.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

14

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

ABSTRAK KULIAH
Jumat, 14-01-11
Kuliah 1
GAMETOGENESIS
Spermatosoa dan ovum adalah sel haploid yang dibentuk melalui peristiwa yang kompleks
yaitu pembelahan sel, diferensiasi dan maturasi yang dikenal sebagai gametogenesis.
Ovum menyimpan banyak makromolekul sedangkan spermatosoa hanya mengandung
beberapa ensim yang berperan dalam pergerakannya. Fertilisasi akan menghasilkan
individual diploid seperti asalnya.
Germ cell memperbanyak diri dengan mitosis dan diikuti dengan tahapan miosis dan
menghasilkan gamet haploid.
Pairing dari kromosom homolog sangat unik pada miosis. Pada miosis I terjadi pertukaran
materi genetik dengan cara distribusi ramdom materi genetik dari kromosom ayah dengan
kromosom ibu sehingga terjadi keanekaragaman variasi genetik. Miosis I didominasi oleh
profase yang terdiri dari lima tahapan: leptotene, zygotene, pachytene, diplotene
dandiakinesis.
Perkembangan spermatosoa.
Spermatogonia berkembang dari primordial germ cells yang bermigrasi ke gonad
pada permulaan embriogenesis. Pada dinding tubulus seminiferus didapatkan dua jenis sel
yaitu spermatogonia dan sel Sertoli.Pada sexual maturity spermatogonia bertambah
dalam jumlah dan dimulailah proses spermatogenesis yaitu terbentuknya spermatosoa dari
spermatogonium. Terdapat dua tahapan pada spermatogenesis yaitu spermatositogenesis
dan spermiogenesis dan terbentuk tahapan sel yang dikenal sebagai spermatogonia,
spermatosit dan spermatid. Pada manusia berlangsung selama 60 hari. Pada proses ini
terjadi kegagalan sitokinesis sehingga masing-masing spermatid masih dihubungkan oleh
jembatan sitoplasma. Spermatosoa terdiri dari kepala yang berisi inti haploid, dimana DNA
yang dikandungnya tidak aktif, membran preakrosom dan acrosom yang mengandung
ensim serta ekor yang pada saat fertilisasi membantu menembus membran ovum.
Perkembangan ovum
Ovum adalah produk akhir dari oogenesis yang terputus yang dimulai saat
perkembangan seksual dan berakhir pada sexually mature adult. Oogonia berkembang
dari primordial germ cells pada ovarium dan memperbanyak diri dengan mitosis selama
kehidupan fetal Pada bulan ke lima sel germinal berhenti berproliferasi dan masuk
ketahapan miosis dan berhenti pada profase dari miosis I dan berlangsung dari umur 12
50 tahun.pada fase ini oosit dilapisi epitel selapis kubis dan disebut primordial folikel
diperkirakan berjumlah dua juta dan mengalami degenerasi setelah pubertas hanya 300.000
yang tersisa. Selanjutnya folikel primordial berkembang menjadi folikel I, folikel II dan
akhirnya menjadi folikel de Graaf. Pada saat ovulasi ovum dilapisi oleh zona pelusida dan
korona radiata.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

15

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Kuliah 2
FERTILISASI SAMPAI PERKEMBANGAN MINGGU II
Spermatozoa yang dituangkan ke dalam vagina saat copulasi tidak mempunyai
kemampuan untuk fertilisasi. Dalam perjalanannya dari vagina menuju tuba uterine
spermatozoa mengalami capacipation selama 7 jam. Kalau pada saat itu spermatozoa
bertemu dengan ovum ia akan mengalami zona reaction saat menembus corona radiate
sehingga enzym-enzym yang terdapat di dalam acriosemennya dapat ke luar untuk
membantunya menembus zona pellucida dalam proses fertilisasi. Fertilisasi menghasilkan
zygote/conceptus yang mengandung chromosome yang diploid dan jenis kelaminnya sudah
ditentukan. Zygote segera mengalami cleavage, membelah secara mitosis menjadi 2 sel dan
seterusnya sehingga pada hari ketiga setelah fertilisasi sudah dalam bentuk marula
meskipun ukurannya tetap karena masih terbungkus zona pollucida,. Pada hari keempat
umumnya zygote telah masuk uterine cavity, disusul oleh hilangnya zone pollucida dan
zygote menggelembung menjadi blastocyst. Sel-sel zygote mengelompokkan dan berubah
bentuk menjadi inner cell mass (embriyoblast) yang menempel pada salah satu kutub
blastocyst (kutuk embriyonal) dan outer cell mass (trophoblast) yang bentuknya pipih
membentuk dinding blastocyst/Mulai hari ke enam sampai hari ke-13/14 blastocyst
mengalami implantasi ke dalam endometrium yang dalam stadium secrecy.
Trophoblast menjadi 2 lapis yaitu syncytiotrophoblast (tanpa batas sel). Dan
cytotrophoblast sedangkan embriyoblast juga membentuk 2 lapis sel yaitu epiblast dan
hypoblast, yang bersama-sama membentuk bilaminar germ disc. Dari epiblast kemudian
akan terbentuk amnioblast yang membentuk dinding amniotic cavity dan dari hypoblast
terbentuk housers membrane yang membentuk dinding primitive yolk sac. Epiblast juga
membentuk extra embriyonic mesoderm yang mengisi rongga diantara amnion & yolk
sac dengan lapisan cytotrophoblast. Di dalam mesoderm ini kemudian terbentuk rongga
yaitu chrionic / extra embriyonic coelem sehingga extra embriyonic mesoderm terbagi
menjadi splanchopleuric mesoderm yang melapisi amnion & yolk sac dan somatopleuric
mesoderm yang melapisi zytotrophoblast yang kemudian menjadi chorionic plate.
Di dalam lapisan zyncyriotropblast terbentuk lubang-lubang disebut trophoblastic
lacunae , yang pada hari terakhir (hari kle -13714) proses implantasi dimasuki darah si ibu
dengan deras sehingga si ibu sering mengalami menstruasi palsu. Pada hari ini juga
terbentuk definitive yolk sac yang lebih kecil sehingga chorionic cavity menjadi
makin lebar.
Senin, 17-01-11
Kuliah 3
PERKEMBANGAN MINGGU III SAMPAI MINGGU VIII
Pada awal minggu ke-3 setelah fertilisasi terbentuk primitive streak dan primitive nodd
pada badian caudal permukaan dorsal epiblast. Selanjutnya epiblast mengalami invaginasi
melalui primitive streak dengan membentuk mosederm dan mengganti hyphoblast untuk
membentuk endoderm. Sel-sel di sekitar premitive nodd akan membentuk notochord dan
epiblast di luar primitive streak dan primitive nodd berubah menjadi octoderm. Lapisan
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

16

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


octoderm, mesoderm dan endoderm membentuk trilaminar germ disc dan dari ketiga lapis
germ (ectoderm, mesoderm dan endoderm) ini semua jaringan dan organ manusia
dibentuk. Organ mulai dibentuk pada akhir minggu ke-3 dan telah terbentuk sempurna
secara anatomis pada akhir minggu ke-8,, pada minggu ke-4, trilaminar germ disc
melengkung ke arah ventral secara longitudinal dan transversal sehingga pada akhir
minggu ke 4 telah terbentuk embriyo yang permukaan luarnya tertutup ectoserm. Dengan
demikian mulai saat fertilisasi sampai akhir minggu ke-8 disebut dengan enbryonoc period.
Kuliah 4
PERKEMBANGAN BULAN III SAMPAI LAHIR
Memasuki minggu ke-9 atau awal bulan ke-3 bentuk dan wajah embrio telah menyerupai
induknya sehingga namanya berubah menjadi fetus dan mulai bulan ke-3 sampai hari
kelahiran disebut dengan fetal period. Di dalam periode ini yang terjadi adalah perubahan
proporsi panjang kelapa dan panjang tubuh sehingga saat lahir panjang kepala seperempat
panjang tubuh. Di dalam periode ini, organ-organ tubuh mendapat fungsinya sehingga saat
lahir semua organ telah berfungsi optimal.
Pada awal periode ini, yang mengalami perubahan dengan cepat adalah tinggi fetus
sedangkan pada bagian akhir periode ini berat serta penimbunan lemak di bawah kulit yang
bertambah dengan cepat sehingga saat bayi lahir terlihat gemuk.
Selasa,18-01-11
Kuliah 5
PERKEMBANGAN MEMBRAN FETAL
Mulai awal minggu ke-3 setelah fertilisasi, dari arah chorionic plate menuju trophoblastic
lacunae terbentuk tonjolan-tonjolan yang disebut villis (mulai dengan primary villi
secondary villi tertiary villi). Awalnya seluruh permukaan chrionic plate penuh dengan
villi tetapi kemudian sebagian besar villi mengalami degenerasi kecuali chorion pada
embryonic pole sehingga disebut chorion frondusum dan chrion yang tanpa villi disebut
chorion laove. Setelah proses implantasi, endometrium mengalami perubahan menjadi
deciduas yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu yang melapisi chorion frondusun disebut
deciduas basalais, yang melapisi chorion leave ialah decidua capsularis dan sisanya
disebut deciduas parientalis, diantara deciduas capsularis dan deciduas parietali untuk
sementara waktu masih terdapat uterine cavita,. Di dalam perkembangan selanjutnya
choruion frondusum dan decdia basalais membentuk placventa .
Di dalam placenta darah maternal dan darah fetal tidak pernah bertemu karena
dipisahkan oleh placental barrier yang awalnya merupakan lapisan yang tebal tetapi setelah
minggu ke-16 menjadi tipis. Fungsi placenta terutama adalah : a) pertukaran produk
metabolok dan gas antara darah maternal dan darah fetal, dan b) memproduksi hormon.
Conneting stalk terbentang antara embriyonic disc dan chorionic plate akan bergabung
dengan yolk sac & yolk stalk dengan vtelline vessalnya akan terbungkus menjadi satu oleh
dinding amniotic cavity yang membesar dengan cepat untuk menjadi umbuilicak cord.
Pada bulan ke-3 sebagian intestine masuk ke dalam umbilical cord sehingga terjadi
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

17

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


physiological umbilical hernia yang umumnya bertahan sampai bulan ke-4, tetapi tidak
jarang hernia ini bertahan sampai bayi lahir.
Amniotic fluid yang mengisi amniotic cavity dibentuk oleh sebagian amniotic cell
yang jumlahnya bertambah secara bertahap sehingga pada kehamilan 37 minggu
jumlahnya mencapai 800 1000 cc. Fungsi cairan ini adalah a) absorbs jolts, b) mencegah
perlekatan fotus dengan dinding amnion, dan c) memungkinkan pergerakan fetus. Volume
amniotic fluid diganti setiap 3 jam. Mulai awal bulan ke-5 fetus minum amniotic fluidnya
dan menambahnya dengan cairan urine yang dikeluarkannya.
Kuliah 6
PERKEMBANGAN TWIN
Twins ada 2 jenis yaitu dizygote / fraternal twins dan monozygotic / identical twins.
Dizygotic twins mendekati dua per tiga dari twins. Twins yang berasal lebih dari 2 ovu
sangat jarang. Pada monozygotic twins pemisahan menjadi dua dapat terjadi pada two
cells stage, pada awal blastocyst stage dan awal bilaminar germ disc akan menghasilkan
pemisahan secara sempurna. Pemisahan yang terjadi selanjutnya dapat menghasilkan
pemisahan tidak sempurna (conjoined twins ) yang mungkin tetap menyatu di kepala atau
dada atau panggul dan yang lebih parah lagi kalau pemisahan yang terjadi tidak sama
besar.
Fetal membrane pada monozygotic twin dapat bermacam-macam tergantung pada
waktu pemisahannya misalnya pemisahan yang terjadi two cells stage akan mempunyai 2
pacenta, 2 amnion dan 2 chorion seperti pada dizygotic twins
Rabu,19-01-11
Kuliah 7
ANOMALI CONGENITAL
Birth defect/congenital anomaly/congenital malformation : gangguan / defect struktural,
sifat, fungsi dan metabolic yang telah ada sejak lahir. Kejadiannya pada neonatus adalah 23 % sedangkan pada anak 5 tahun mencapai 4-6%. Ilmu yang berkaitan dengan congenital
anomaly ini : teratology.
Penyebab : a) 40-60% tidak diketahui ; b) 15% oleh faktor genetik; c) 10% oleh faktor
lingkungan, d) 20-25% oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan ; e) 0,5
1% twinning.
Tipe :
1.
Malformation yaitu gangguan saat pembentukan (minggu ke-3 s/d ke- 8)
2.
Disruption yaitu gangguan terjadi setelah terbentuk mis. adanya amniotic band
yang dapat mengamputai kaki.
3.
Deformatioon yaitu kekuatan mekanik yang mengenai bagian fetus dalam waktu
lama, umumnya yang terkena sistem muskuloskelet a.1. clubfeet.
4.
Syndromo yaitu sekelompok anomaly terjadi bersama-sama dengan penyebab yang
sama.
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

18

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


5.

Association yaitu dua atau lebih anomali yang terjadi bersama-sama dengan
penyebab berbeda\ tetapi penyebabnya belum diketahui.

Principles of teratology :
1. Suseptibilitas terhadap teratogens tergantung pada genotype of conceptus dan juga
matermal genome.
2. Suseptibilitas terhadap teratogens tergantung pada periode perkembangan prenatal
(paling peka antara minggu ke-3 s/d minggu ke-8)
3. Manifestasi perkembangan abnormal tergantung pada dosis dan waktunya terpapar
teratigens .
4. Mekanisme kerja teratogens secara spesifik pada sel atau jaringan yang sedang
berkembang untuk mengawali /inisiasi abnormal embryogenesis. Mekanismenya
dapat meliputi inhibisi proses biokimiawi atau melokular yang spesifik dalam bentuk
kematian sel., penurunan proliferasi dan lain-lain.
5. Manifestasi perkembangan abnormal : kematian, malformation ; growth retardation
dan gangguan fungsi.
Faktor lingkungan :
1. Infectiious deseases: TORCH, HIV, varicella virus, syphilis
2. Physical agents : X-ray, hyperthermia
3. Chemical agents : thalidomide, aminopterin, diphenylhidantoin, valproic acid,
trimehadion, lithium, amphetamine, warfarin, ACE inhibitors, cocain, alcohol,
isotretinoin, organic mercury, lead.
4. Hormone : androgenic agents, disethylstibestrol
5. Maternal diabetes
Kuliah 8
PENURUNAN MENDEL
Single gen inheritance
Kejadian ini timbul akibat kelainan pada single locus pada satu atau kedua pasangan
kromosom. Seorang yang mempunyai sepasang alel yang sama disebut homozygous , dan
bila alelnya tidak sama disebut heterozygous. Keadaan ini disebabkan oleh mutasi pada
gen bersangkutan bisa mengenai otosom atau kromosom seks dan kejadian ini bisa
dominan atau resesif. Kalau terjadi pada otosom dapat berupa otosom dominan atau
otosom resesif. Kalau terjadi pada kromosom seks dapat berupa terkait-X dominan atau
terkait-X resesif.
Kreteria untuk dapat dikatakan penurunan otosom dominan harus memenuhi kreteria
berikut:
1. Timbul pada semua generasi,seorang penderita mempunyai ayah yang sakit
2. Penyakit mengenai baik laki atau wanita
3. Keluarga yang sehat tidak menurunkan penyakit pada anaknya.
Kreteria untuk dapat dikatakan penurunan otosom resesif
1. Tampak hanya pada saudara penderita, bukan ayah atau anak
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

19

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


2. Orang tua penderita kemungkinan perkawinan sedarah ( consanguineus )
3. Dapat mengenai baik laki-laki atau wanita
Kereteria untuk dapat dikatakan penurunan terkait-X resesif
1. Kejadian lebih banyak pada laki-laki daripada wanita
2. Penderita laki-laki menurunkan kondisi ini kesemua anak wanitanya.
3. Tidak ada penurunan langsung dari laki-laki ke anak lakinya
4. Kejadian diturunkan oleh wanita pembawa sifat
Kereteria untuk dapat dikatakan penurunan terkait-X domonan
1. Penderita laki yang kawin dengan wanita sehat, semua anak lakinya sehat tetapi
semua anak perempuannya sakit.
2. Penderita wanita biasanya lebih ringan penyakitnya
Kuliah 9
EVALUASI DAN KONSELING PRENATAL
Konseling genetik adalah suatu proses dimana seorang penderita atau seseorang yang
mempunyai keluarga sebagai penderita suatu penyakit atau mempunyai resiko untuk
mempunyai suatu penyakit untuk memperoleh informasi tentang kelainan tersebut. Yang
mungkin diturunkan ke anak-anaknya.
Empat hal yang harus dipikirkan dalam memberikan konseling seperti akurasi diagnose
penyakit, perkiraan resiko yang akan timbul, klinik tempat konseling dilakukan dan
penanganan selanjutnya.
Kelainan genetik yang memerlukan konseling adalah kelainan kromosom, penurunan
Mendel, penurunan multifaktorial dan kelainan mitokondria. Pengguna jasa konseling
biasanya perorangan yang merasa dirinya akan menderita suatu penyakit genetis, keluarga
penderita, perorangan yang mempunyai resiko, pasangan suami istri yang infertil dan
pasangan yang ingin mendapat pelayanan konseling karena menikah diumur diatas 35
tahun.
Biasanya dilakukan anamnese secara mendetil, riwayat kehamilan pada ibu yang
hamil, daan riwayat keluarga, riwayat perkawinan dsb. Dari hasil konseling maka sikap
selanjutnya dapat ditentukan
Kamis, 20-01-11
Kuliah 10
TUMBUH KEMBANG NEONATUS (ANAK)
Setelah bayi mengalami masa pertumbuhan intrauterin yang normal yaitu berat bedan
diperkirakan 2500-4000 gram dan masa gestasi 37-42 minggu, bayi siap untuk lahir.
Tahapan tumbuh kembang postnatal yang paling awal adalah masa neonatal yaitu umur 028 hari.
Hubungan masa gestasi dan berat lahir mencerminkan pertumbuhan intrauterin bayi
yang dilahirkan itu normal atau tidak. Pemeriksaan bayi yang dilakukan dengan sabar dan
teliti sesegera mungkin dan lengkap dalam waktu 24 jam pertama dapat menilai bayi dalam
beberapa kelompok/klasifikasi.
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

20

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Klasifikasi neonatus dapat ditentukan menurut berat lahir yaitu 1.bayi berat lahir
rendah (BBLR), 2. bayi berat lahir cukup/normal (BBLN), 3. bayi berat lahir lebih
(BBLL). Menurut masa gestasi/umur kehamilan yaitu 1. bayi kurang bulan
(BKB/prematur), 2. bayi cukup bulan (BCB) matur, 3.bayi lebih bulan (BLB/postmatur)
dan terakhir menurut hubungan berat lahir dan masa gestasi;1. sesuai masa kehamilan
(SMK), 2.kecil masa kehamilan (KMK), 3.besar masa kehamilan (BMK).
Tehnik penilaian masa gestasi postnatal yang dipakai sekarang adalah metode New
Ballard Score dimana metode ini menilai maturitas neuromuskular dan maturitas fisik
neonatus.
Kuliah 11
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR & PEMERIKSAAN IKTERUS PADA
NEONATUS

Jumat, 21-01-11
Kuliah 12
KELAINAN BAWAAN PADA BAYI BARU LAHIR

Kuliah 13
POSYANDU

Kuliah 14
PROGRAM IMUNISASI
Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer dengan program imunisasi nasional yang
dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi (PPI). Ada 5 imunisasi yang diwajibkan
yaitu BCG, polio, Hepatitis B, DPT (dipteri, pertusis, tetanus), dan campak sedangkan yang
dianjurkan yaitu MMR (measles, mumps, rubella), Hib, influenza, pneumokokus, hepatitis
A, Varicela, dan tifoid. Jadwal pemberian imunisasi yang direkomendasikan oleh IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia) seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

21

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Rabu, 26-01-11
Kuliah 15 &16
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN BALITA

Kamis, 27-01-11
Kuliah 17
PERTUMBUHAN ADOLESCENT
Anak bukanlah miniatur dari orang dewasa. Anak dari usia nol hari hingga mencapai usia
remaja (masa adolescent) mengalami perubahan dalam ukuran tubuh hingga memiliki
ukuran tubuh anak usia remaja. Perubahan ukuran dan atau besar tubuh juga disertai
dengan perubahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh kearah yang lebih kompleks yang
disebut sebagai proses bertumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya ukuran, jumlah sel serta jaringan
intraseluler baik sebagian maupun keseluruhan yang dapat diukur menggunakan ukuran
dengan satuan panjang dan atau satuan berat. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang dapat diukur menggunakan satuan tertentu
yang bersifat kualitatif.
Pertumbuhan fisik pada anak hingga mencapai usia adolesen (adolescent) melalui suatu
tahapan-tahapan terntentu dan berlangsung secara teratur. Dimulai dari masa pranatal(intra
uterin = masa janin dalam kandungan) yang dapat dibagi menjadi masa embrio dan masa
fetus, dan setelah berada di luar kandungan dilanjutkan dengan masa postnatal yang terdiri
dari beberapa periode. Secara garis besar periode postnatal dapat dibagi menjadi masa
neonatal (0-28 hari), masa bayi (1 bulan-2 tahun), masa prasekolah (2-6 tahun), masa
sekolah atau masa prapubertas (6-12 tahun), dan terakhir adalah masa adolesensi atau masa
remaja (10-12 tahun). Terdapat perbedaan saat mulai dan lamanya masa prapubertas dan
masa adolesensi antara anak laki-laki dengan anak perempuan.
Proses pertumbuhan mempunyai ciri-ciri yang dapat dibedakan menjadi 4 katagori ciri
pertumbuhan, yaitu:
1.Perubahan ukuran
2.Perubahan proporsi
3.Hilangnya ciri-ciri lama
4.Timbulnya ciri-ciri baru.
Selain itu terdapat pula keunikan ciri-ciri pertumbuhan dalam hal kecepatan pertumbuhan
dan pola pertumbuhan yang berbeda antara berbagai organ tubuh.
Pertumbuhan fisik anak dipengaruhi oleh berbagai faktor tetapi yang paling utama
adalah faktor yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar diri yaitu lingkungan. Faktorfaktor tersebut mulai berperan sejak masa pranatal, posnatal hingga mencapai usia
adolesensi. Faktor internal adalah berbagai faktor bawaan yang didapat dari interaksi
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi. Dapat pula sebagai akibat
penyakit keturunan yang berasal dari kromosom yang abnormal. Yang berasal dari luar
tubuh atau faktor eksternal dapat berasal dari berbagai keadaan yang mempengaruhi
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

22

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


pertumbuhan sejak di dalam kandungan hingga masa remaja, yang disebut sebagai faktor
biopsikososial.
Tanda-tanda adanya proses pertumbuhan fisik pada anak dapat diamati dengan
mengukur memakai ukuran antropometrik terhadap berat badan, tinggi (panjang badan),
lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, dan tebal lapisan kulit.
Kuliah 18
PRINSIP PEMBERIAN NUTRISI

Jumat, 28-01-11
Kuliah 19
ASI
Air susu ibu merupakan makanan utama dan paling alami untuk bayi, sudah dikenal sejak
manusia ada. Komponen nutrisi ASI sangat unik dan sesuai dengan kebutuhan untuk
tumbuh kembang bayi manusia. ASI memiliki keunggulan karena kandungan gizinya
lengkap, dan mengandung pula zat anti penyakit yang berguna untuk menunjang sistim
kekebalan bayi baik yang bersifat seluler maupun humoral. Selain itu juga mengandung
berbagai ensim pencernaan, berbagai jenis hormon yang berguna untuk pertumbuhan fisik
bayi dankeuntungan bagi ibu setelah melahirkan.
Proses menyusui (laktasi) mempunyai arti yang sangat khusus bagi ibu maupun
bayinya. Saat bayi menyusu terbentuk ikatan emosi (bonding) yang erat antara bayi dengan
ibunya, dan ini sangat berguna bagi tumbuh kembang bayi hingga masa remaja.
Keuntungan lain dari pemberian ASI adalah penghematan pengeluaran bagi keluarga baik
untuk keperluan membeli susu formula maupun untuk biaya perawatan di rumah sakit,
karena terbukti bayi yang tidak mendapat ASI lebih sering sakit. Bagi pemerintah bila
seluruh bayi mendapat ASI, dapat menghemat devisa untuk mengimfor susu formula.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization = WHO) dan UNICEF
merekomendasikan pemberian ASI saja pada bayi lahir normal sejak lahir hingga berusia 6
bulan yang diistilahkan sebagai pemberian ASI-eksklusif. Setelah usia 6 bulan
pemberian ASI masih dilanjutkan disertai pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Bayi yang mendapat ASI-eksklusif umumnya tumbuh dengan cepat pada usia 2-3 bulan
pertama dan jarang menderita kegemukan.
Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks oleh karenanya perlu dipahami
bagaimana ASI terbentuk, cara menyusui yang benar dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ASI. Keterampilan menyusui dan cara menyusu yang benar
merupakan syarat utama agar proses laktasi berjalan lancar.Tidak kalah penting adalah
mengenal tanda-tanda keberhasilan menyusu dengan menilai kecukupan ASI bagi bayi.
Produksi ASI sudah mulai berproses begitu ibu ingat akan bayinya dan ketika bayi mulai
menyusu terjadi rangsangan sensoris menuju ke kelenjar hipopise di dalam otak. Terdapat
2 macam hormon yang kemudian disekresi ke dalam aliran darah yaitu oksitosin dan
prolaktin yang fungsinya masing-masing memeras ASI yang telah ada di dalam gudang
ASI dan merangsang produksi ASI untuk penyusuan yang berikutnya.
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

23

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan jumlah oksitosin yang beredar di
dalam darah maupun faktor-faktor yang dapat menurunkan produksi hormon oksitosin.
Agar bayi dapat menyusu secara eksklusif hingga 6 bulan harus ada upaya agar proses
penyusuan berjalan baik. Ketrampilan menyusu berhubungan dengan posisi tubuh bayi dan
ibu saat penyusuan berlangsung benar yang terdiri atas perlekatan yang benar dan
bagaimana cara bayi menghisap saat menyusu. Sebagai indikasi keberhasilan penyusuan
adalah kecukupan ASI yang diterima bayi dengan memakai ukuran tertentu.
Pada keadaan tertentu menyusu bagi bayi merupakan kontraindikasi atau tidak boleh
dilakukan, demikian pula pada bayi yang terpaksa ditinggal bekerja sebelum bayi berusia 6
bulan cara pemberian ASI perlu disiasati agar proses penyusuan tidak terhenti
Kuliah 20
KMS AND DENVER

Senin, 31-01-11
Kuliah 21
GANGGUAN NUTRISI
Obesitas merupakan keadaan patologis (tidak normal) yang berkaitan dengan kenaikan
berat badan anak. Di dalam masa pertumbuhannya seorang anak dapat menderita kenaikan
berat badan yang berlebih yang disebabkan oleh tertimbunnya lemak di bagian tertentu di
tubuh anak terutama di daerah subkutan. Bila penimbunan lemak sudah melewati batas
tertentu maka anak akan terlihat gemuk yang disebut dengan kegemukan atau obesitas.
Tidak termasuk obesitas adalah para atlit yang otot-ototnya membesar atau anak-anak
yang memiliki kerangka tulang dan otot-otot yang besar, sehingga berat badannya lebih
besar dari teman sebayanya. Yang dimaksud obesitas adalah adanya penimbunan lemak
yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.
Berdasarkan klasifikasi klinis terdapat obesitas sederhana (simple obesity) dan
obesitas bentuk khusus. Kriteria yang dipakai untuk menentukan adanya obesitas, adalah
dengan mengukur berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umur, dan
ukuran lipatan kulit. Untuk anak usia remaja lebih tepat dipakai ukuran indeks massa
tubuh(IMB = berat badan dalam ukuran kg dibagi kuadrat tingggi badan dalam ukuran
m).
Terdapat beberapa penyebab obesitas baik yang bersifat bawaan maupun yang
berasal dari faktor lingkungan. Pada manusia ada yang memiliki predisposisi gemuk, tetapi
obesitas lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Terjadinya kegemukan atau
obesitas dapat diakibatkan oleh penambahan jumlah sel lemak dan atau pembesaran ukuran
sel lemak. Mekanismenya berbeda antara obesitas yang terjadi pada masa anak dengan
pada
masa menjelang dewasa. Secara umum obesitas terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara masukan kalori yang berasal dari makanan dengan pemanfaatan
kalori untuk beraktivitas. Obesitas juga membawa akibat pada pertumbuhan tulang,
sehingga proporsi badan anak dengan riwayat obesitas berbeda dengan anak normal.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

24

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Obesitas membawa dampak negatif pada kesehatan, mempengaruhi saluran nafas, kulit dan
pergerakan tubuh.Obesitas merupakan masalah kesehatan yang sulit diatasi karena tidak
saja menyangkut perihal penyesuaian diet tetapi juga penanganan masalah psikologisnya,
terutama pada usia anak di mana kebutuhan nutrisi harus tetap terjamin. Oleh karenanya
perlu dicari upaya pencegahan agar tidak terjadi obesitas yang dimulai sejak masa bayi,
salah satunya dengan mengutamakan pemberian ASI daripada susu formula.
(Protein Energi Malnutrisi )
Malnutrisi energi protein (MEP= gizi buruk) merupakan suatu kumpulan gejala penyakit
yang manifestasi klinisnya bervariasi dalam derajat beratnya penyakit maupun lamanya
penyakit, sebagai akibat kekurangan energi protein. Gambaran klinis penyakit MEP
dipengaruhi oleh usia, adanya penyakit penyerta, dapat hanya berupa kegagalan
pertumbuhan ringan sampai dengan sindrom klinis berat yang bersifat spesifik.
Gejala klinis suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan energi dan atau protein yang
berat dapat berbentuk marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-kwashiorkor. Pada
kenyataannya kasus terbanyak adalah jenis marasmik-kwashiorkor(MEP). Marasmus
disebabkan oleh defisiensi kalori yang berat dan berlangsung lama di mana anak sangat
kurus tetapi tidak menderita odema, kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan asupan
protein sehingga anak tampak odema tetapi penurunan berat badan tidak begitu mencolok.
Marasmik-kwashiorkor sebagai akibat kekurangan protein dan energi yang berat dan
lama, menunjukkan gejala anak tampak sangat kurus disertai tanda-tanda adanya odema.
Terdapat berbagai faktor sebagai penyebab MEP baik akibat kurang tersedianya makanan
maupun oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan diet yang tak
menguntungkan dari segi kesehatan dan faktor emosi. Dapat juga disebabkan oleh penyakit
kronis atau gangguan metabolik lainnya yang mengakibatkan asupan energi dan protein
menurun, dan pada sebagian besar kasus disertai oleh defisiensi vitamin dan mineral.
Fatofisiologi MEP berkaitan dengan gangguan metabolik dan perubahan di dalam sel yang
menyebabkan odema dan penimbunan lemak di hati. Odema terjadi akibat berkuranya
asam amino esensial yang berasal dari makanan yang mengandung protein.Asam amino
adalah bahan baku yang sangat diperlukan untuk produksi albumin yang berguna dalam
mempertahankan tekanan osmose di dalam darah agar tidak terjadi odema. Selain itu betaprotein yang berfungsi mengangkut lemak dari hati tidak tersedia sehingga fungsi hati
terganggu akibat penimbunan lemak.Jadi gejala klinis yang timbul pada MEP akibat
terganggunya kelangsungan hidup jaringan yang memerlukan energi dan kerusakan
jaringan akibat kurang tersedianya protein.
Untuk menilai MEP pada anak, dapat dilihat dari gejala klinis yang nampak,
berdasarkan hasil pengukuran antropometrik, dan pemeriksaan laboratorium. Penanganan
MEP harus dilakukan secara bertahap, tidak saja menyangkut asupan protein dan energi,
juga vitamin, mineral juga mengobati penyakit penyerta.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

25

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Kuliah 22
DEFISIENSI VITAMIN DAN MIKRONUTRIEN
(Vitamin A, Fe, Yodium dan Zink)
1. Mikronutrien: penting pada proses tumbuh-kembang anak.
2. Malnutrisi mikronutrien = masalah kesehatan global dgn 4 mikronutrien. : vit.A, Fe, I,
Zn
3. Defisiensi mikronutrien berdampak serius terhadap TK anak : fisik, kognitif, mental
dan psikososial mungkin IREVERSIBEL
4. Gizi seimbang degan keaneka-ragaman bahan makanan merupakan keharusan,
walaupun pelaksanaanya tidak mudah pada anak.
5. Pencegahan merupakan senjata ampuh dalam memerangi malnutrisi mikronutrien.
6. Perlu diwaspadai terjadinya defisiensi maupun intoksikasi mikronutrien mengingat
perilaku makan dan pola makan anak maupun perilaku dan persepsi orang tua dalam
hal pemberian vitamin-mineral.
7. Suplementasi vitamin-mineral umumnya aman, tetapi seyogyanya disesuaikan degan
kebutuhan anak berdasarkan pola dan perilaku makannya
8. Mikronutrien: penting pada proses tumbuh-kembang anak.
9. Malnutrisi mikronutrien = masalah kesehatan global dgn 4 mikronutrien. : vit.A, Fe, I,
Zn
10. Defisiensi mikronutrien berdampak serius terhadap TK anak : fisik, kognitif, mental
dan psikososial mungkin IREVERSIBEL
11. Gizi seimbang degan keaneka-ragaman bahan makanan merupakan keharusan,
walaupun pelaksanaanya tidak mudah pada anak.
12. Pencegahan merupakan senjata ampuh dalam memerangi malnutrisi mikronutrien.
13. Perlu diwaspadai terjadinya defisiensi maupun intoksikasi mikronutrien mengingat
perilaku makan dan pola makan anak maupun perilaku dan persepsi orang tua dalam
hal pemberian vitamin-mineral.
14. Suplementasi vitamin-mineral umumnya aman, tetapi seyogyanya disesuaikan degan
kebutuhan anak berdasarkan pola dan perilaku makannya

Kuliah 23
FAILUR TO THRIVE
Gagal tumbuh adalah suatu pertumbuhan mendatar, menurun atau naiknya berat yang
lambat dimana grafik berat terhadap umur melintasi lebih dari 2 major garis percentile.
Pertumbuhan mendatar;
Umur 0-6 bulan
Berat naik < 15 gr/hr (< 0.5 kg perbulan)
(normal berat naik 20-25 gr/hr)
Umur 6 - 15 bulan:
Tiga poin horizontal atau berat menurun tiap bulan, meski masih dalam kurve normal
(biasanya -2 SD's - median)
Umur16-60 months:
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

26

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Tiga poin horizontal atau menurun tiap bulan dibawah garis normal;
Turunnya > 1 kg perbulan;
Jumlah > 2 kg dibawah kurve normal.
Gagal tumbuh bukan diagnosis tetapi hanya suatu tanda keadaan .Gagal tumbuh dapat
disebabkan karena masukan kalori yg tidak cukup,penyerapan kalori yg tidak cukup dan
kebutuhan kalori yg meningkat. Tatalaksana gagal tumbuh termasuk; penanganan nutrisi,
identifikasi penyebab yang mendasari dan perbaiki bila memungkinkan, pantau dan tangani
bila muncul sekuele
Jumat, 04-02-11
Kuliah 24
RETARDASI MENTAL
Untuk menghindari penampilan ras suatu bangsa Dr. John Landon merubah sebutan
Mongoloid menjadiDowns Syndrome yang nantinya dirubah menjadi Down
Syndrome.Kelainan ini mengenai laki-laki dan wanita dimana terjadi kelebihan satu
kromosom X pada kariotipnya. Tiga kelainan genetik yang melatar belakangi yaitu gagal
pisah trisomi 21, mosaik trisomi 21 dan translokasi trisomi 21. Adapun faktor predisposisi
penyebab diantaranya paparan logam berat, paparan sinar X, obat-obatan reproduksi, agen
habitual dan pengaruh intrinsik. Faktor penyebab lainnya adalah umur ibu. Gejala fisik
yang beragam dan gejala non fisik seperti retardasi mental, hambatan perkembangan sosial
menyertainya. Metode diagnosis yang banyak dipergunakan adalah maternal serum
screening, ultrasonografi, amniosentesis dan lainnya.
Kuliah 25
GANGGUAN HIPERAKTIVITAS

Kuliah 26
AUTISM
Gejala autis dapat mild, moderate sampai severe. Misalnya terjadi hambatan komunikasi,
kesulitan berhubungan dengan orang lain, bermain dengan benda yang tidak wajar, sulit
menerima perubahan dan gerakan tubuh yang berulang
Berdasarkan Child Health and Human Development ada lima prilaku yang harus
diwaspadai dan memerlukan evaluasi lebih lanjut. Keadaan tersebut adalah: anak tidak
bergumam hingga usia 12 bulan, anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural, anak
tidak mengucapkan sepatah kata diusia 16 bulan, anak tidak mampu menggunakan dua
kalimat secara spontan pada usia 24 bulan dan kehilangan kemampuan berbahasa dan

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

27

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


berinteraksi sosial pada umur tertentu. Penanganan dan evaluasi terhadap kelima keadaan
tersebut melibatkan neorolog, psikolog, pediatrik, paedagog dan ahli terapi bicara.

Senin, 07-02-11
Kuliah 27
SINDROM DOWM

Selasa, 08-02-11
Kuliah 28
PERKEMBANGAN KOGNITIF

Kuliah 29
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Kuliah 30
PERKEMBANGAN MOTORIK DAN DOMINAN BICARA

Rabu, 09-02-11
Kuliah 31
DEVIASI PERKEMBANGAN ANAK (SKRINING & STIMULUS)
Diagnosis dini penyimpangan tumbuh kembang anak sangat penting; Mengetahui
penyebab sedini mungkin, Merencanakan program penatalaksanaan ,Menentukan
prognosisnya
Deteksi Pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran:Teliti dan akurat Antropometrik (BB,
TB, LK, LLA, panjang lengan (arm span), proporsi tubuh / perawakan & panjang tungkai.
Alat baku (standard)
Plotting hasil pengukuran: Grafik pertumbuhan
Harvard , NCHS , Tanner ,CDC 2000 ,WHO
Deteksi perkembangan dibagi berdasarkan ;
Skrining oleh tenaga profesional
Perkembangan : Denver II, DDTK ( Deteksi Dini Tumbuh Kembang)
DepKes RI, ELM Scale-2 (early Language Milestone Scale 2), dll
Perkembangan sensoris : Skrining gangguan pendengaran : OAE ( evoked
otoacoustic emissions), Skrining gangguan pengelihatan ; kartu snellen
Skrining oleh orang tua anak

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

28

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

Perkembangan; PEDS (Parents Evaluation of Developmental Status), PDQ


II (Prescreening Depelopmental Questioneres), KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan )
Perilaku/emosi : PSC (pediatric Symptom Checklist) / PSC 35/ PSC short
17, dll
Kuliah 32
GANGGUAN BELAJAR

Gangguan belajar berperan pada kemampuan belajar, keberhasilan di sekolah dan


melakukan pekerjaan. Keadaan ini merupakan akibat dari emosi atau prilaku, masalah
keluarga, sosial dan budaya, gangguan neurologi sindrom Tourette, meurofibromatosis dan
demam kejang. Hal lain yang menyebabkan adalah retardasi pertumbuhan janin dalam
kandungan.
Gangguan belajar ini dikelompokkan menjadi gangguan akademis yang meliputi
gangguan perkembangan aritmatika, menulis ekspresif dan membaca. Juga disebabkan
oleh gangguan perkembangan artikulasi, bahasa ekspresif dan bahasa reseptif.
Secara keseluruhan gangguan belajar dapat dibagi menjadi: gangguan input, gangguan
integrasi dan gangguan memori dan gangguan out put. Gangguan integrasi meliputi
gangguan sekuensi, gangguan abstraksi, gangguan organisasi.
Secara praktis diagnose gangguan belajar dapat ditegakkan apabila ditemukan gangguan
membaca, gangguan matematika, gangguan menulis dan gangguan berbahasa.
Kamis, 10-02-11
Kuliah 33
GANGGUAN VISUAL

Kuliah 34
IMPAIRMENT THT
Gangguan Pendengaran dapat terjadi akibat kelainan di telinga luar, telinga tengah maupun
telinga dalam. Terjadi biasa pada semua usia dari usia bayi sampai usia tua, baik laki-laki
maupun perempuan. Gangguan pada telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan
tuli konduktif. Sedangkan gangguan pada telinga dalam akan berakibat tuli sensorineural
atau persepsi. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural, serta tuli campuran (mixed
deafnes). Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, tuli sensorineural kelainan
terdapat pada koklea ( telinga dalam ), nervus VIII atau dipusat pendengaran, sedangkan
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

29

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


tuli campur disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli campur
dapat merupakan satu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke
telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII
(tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif). Jenis ketulian sesuai dengan
letak kelainan.
Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan
melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan antaran
udara menyebabkan tuli konduksi berarti ada kelainan di telinga luar atau telinga tengah,
seperti atresia liang telinga, eksostosis liang telinga, serumen, autitis eksterna, sumbatan
tuba Eustachius serta radang telinga tengah. Secara fisiologik telinga dapat mendengar
nada antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif
antara 500 sampai 2.000 Hz. Oleh karena itu untuk memeriksa pendengaran dipakai
garputala 512,1024 dan 2048 Hz. Penggunaan ketiga garputala ini penting untuk
pemeriksaan secara kualitatif. Pemeriksaan secara kuantitatif dengan mempergunakan
audiometer. Pemeriksaan tes kualitatif dengan mempergunakan tes penala, beberapa tes
tersebut : Tes Rinne, Tes Weber, Tes Schwabach, Tes Bing, Tes Stenger.
Tuli sensori neural (perseptif) dibagi dalam tuli sensori neural koklea dan retrokoklea. Tuli
sensori neural koklea disebabkan oleh aplasia (congenital), labirintitis (oleh bakteri atau
virus), intoksikasi oleh obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin,
kina, asetosal. Selain itu juga dapat disebabkan oleh tuli mendadak (sudden deafness),
trauma kapitis, trauma akustik. Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh cedera
otak, pendarahan otak, dan kelainan otak lainnya.
Gangguan pada pendengaran usia tua bisa bersifat konduktif maupun sensorineural.
Bersifat konduktif bila kelainan ditelinga luar seperti serumen bertambah kering atau
membran timpani yang bertambah kaku dan tebal, juga terjadi kekakuan pada persendian
tulang pendengaran. Sedangkan bersifat sensorineural biasa disebut PRESBIAKUSIS.
Umumnya terjadi mulai usia > 60 tahun, simetris pada telinga kiri dan kanan. Diduga
kejadian presbiakusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makanan,
infeksi, metabolisme, bising, gaya hidup atau bersifat multi factor. Progresifitas penurunan
pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, laki-laki lebih cepat dibandingkan
perempuan.
Penyebab gangguan pada bayi dan anak dibedakan berdasar saat terjadinya gangguan
pendengaran yaitu pada masa prenatal, perinatal, dan postnatal. Pada masa prenatal dapat
dibedakan :
a. Genetik herediter
b. Non genetic seperti gangguan atau kalainan pada masa kehamilan, kekurangan zat
gizi, contoh defisiensi yodium.
Kelainan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan ketulian pada
bayi. Infeksi bakteri maupun virus pada ibu hamil seperti Toksoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovirus, Herpes dan Sifilis (TORCHS) dapat berakibat buruk pada pendengaran
bayi yang akan dilahirkan. Beberapa jenis obat ototoksik dan teratogenik berpotensi
mengganggu proses organogenesis dan merusak sel-sel rambut koklea seperti salisilat,
kina, neomisin, dihidrostreptomisin, gentamisin, barbiturate, thalidomide. Pada masa
perinatal beberapa keadaan yang dialami bayi pada masa lahir merupakan factor resiko
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

30

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


terjadi ketulian seperti premature, berat badan lahir rendah (<2500 gram),
hiperbilirubinemia, asfiksia (lahir tidak menangis). Ketulian yang terjadi akibat factor
prenatal dan perinatal adalah tuli sensorineural bilateral dengan derajat ketulian berat dan
sangat berat. Sedangkan penyebab ketulian pada masa post natal akibat adanya infeksi
bakteri atau virus seperti rubella, campak, parotis, infeksi otak (meningitis, ensefalitis),
perdarahan pada telinga tengah, trauma temporal dan tulinya biasa tuli saraf atau tuli
konduktif.
Pada prinsipnya gangguan pendengaran pada bayi harus diketahui sendiri mungkin, walau
tingkat ketulian derajat ringan namun dalam perkembangan akan mempengaruhi
kemampuan berbicara dan berbahasa. Dalam keadaan normal seorang bayi telah memiliki
kesiapan berkomunikasi yang efektif usia 18 bln, berarti saat tersebut merupakan periode
kritis untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Dibandingkan dengan orang
dewasa pemeriksaan pendengaran pada bayi dan anak jauh lebih sulit dan memerlukan
ketelitian dan kesabaran. Beberapa pemeriksaan pendengaran yang dapat dilakukan pada
bayi dan anak :
1. Behavioral Observation Audiometri (BOA)
2. Timpanometri
3. Audiometri bermain (play audiometry)
4. Oto Acoustic Emission (OAE)
5. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
Untuk dapat melakukan deteksi dini pada seluruh bayi dan anak relatif sulit karena akan
membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar, sehingga program skrining
sebaiknya diprioritaskan pada bayi dan anak yang mempunyai resiko tinggi terdapat
gangguan pendengaran
Jumat, 11-02-11
Kuliah 35 &36
TEORI PROSES PENUAAN & IMPLIKASI PROSES PENUAAN
Dengan meningkatnya kemajuan ilmu dan teknologi khususnya di bidang kesehatan,
semakin meningkat pula kualitas hidup masyarakat. Semakin meningkat pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan juga meningkatkan kualitas hidupnya, dengan menjaga
kesehatan individu maupun kesehatan lingkungannya. Melakukan olah raga secara teratur
dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Memelihara kesehatan lingkungan sekitar selalu
bersih dan bebas dari pencemaran. Dengan kemajuan di bidang kesehatan, banyak ditemukan
obat-obatan dan teknik pengobatan yang lebih baik. Dengan demikian angka kesakitan dan
angka kematian dapat dikurangi. Sehingga akan meningkatkan usia harapan hidup
masyarakat.
Setiap tahun jumlah lansia di seluruh dunia semakin bertambah karena semakin
meningkatnya usia harapan hidup. Di negara negara yang sudah maju, jumlah lansia
rerlatif lebih besar dibanding dengan negara negara berkembang, karena tingkat
perekonomian yang lebih baik dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah memadai. Hal ini
juga akan menimbulkan masalah pelayanan kesehatan terutama pada kaum lansia.
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

31

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Usia harapan hidup di Indonesia saat ini adalah 65 tahun. Sejalan dengan
bertambahnya umur mereka, mereka sudah tidak tidak produktif lagi, kemampuan fisik
maupun mental mulai menurun, tidak mampu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih berat, memasuki masa pensiun, ditinggal pasangan hidup, stress menghadapi kematian,
munculnya berbagai macam penyakit, dan lain lain. Karena sel-sel mengalami degeneratif
maka fungsi dari sistem organ juga mengalami penurunan. Kulit menjadi keriput, rambut
putih dan menipis, gigi berlubang dan tanggal, fungsi penglihatan, pendengaran, pengecapan
atau pencernaan mulai menurun, osteoporosis, gangguan sistem kardiovaskuler dan lain-lain.
Meskipun demikian tidak sedikit kaum lansia yang masih produktif dan mampu untuk
melaksanakan aktivitas sehari harinya dengan baik, seperti berkebun, usaha wiraswasta,
dan lain-lain.
Proses penuaan adalah suatu proses fisiologi umum yang sampai saat ini masih sulit
untuk dipahami. Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya
secara keseluruhan, perlahan tapi pasti. Proses menua berbeda pada setiap individu.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, nutrisi, gaya hidup dan faktor
lingkungan.
A. Terdapat beberapa teori mengenai proses menua :
1. Teori Genetik
Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa lama hidup ditentukan oleh informasi yang
ada pada molekul DNA pada gen. Informasi ditransfer dari molekul DNA melalui
berbagai langkah pada pembentukan protein yang diperlukan untuk fungsi sel secara
normal.
Diketahui pula bahwa wanita mempunyai harapan hidup yang lebih lama dari
pria (kira kira 8 tahun lebih lama). Perbedaan harapan hidup, dimana betina lebih
panjang umurnya didapatkan pada mencit, tikus dan anjing. Jenis kelamin ditentukan
oleh kromosom XY bagi pria dan XX bagi wanita. Lebih panjangnya usia pada
wanita mungkin dipengaruhi oleh lebih banyaknya kromatin X.
Orang yang mempunyai orang tua dan kakek nenek yang berusia panjang, rata-rata
hidupnya lebih panjang kira kira 8 tahun daripada mereka yang orang tuanya
meninggal sebelum usia 50 tahun.
Panjang usia maksimal sudah terprogram. Sel-sel tertentu hanya dapat
membelah sampai jumlah tertentu, setelah itu akan mati. Sel hewan yang tua dapat
membelah sampai 20 25 X, dan sel hewan muda sampai 40 50 X. Di satu sisi
batas usia ditentukan oleh fator genetik, namun faktor lain seperti nutrisi, stress,
keadaan sosial ekonomi dan lingkungan mempunyai peranan penting dalam
menentukan umur yang dapat dicapai secara aktual.
Berdasarkan teori ini, proses penuaan telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies tertentu. Tiap spesies dalan nuclei (inti sel) memiliki suatu jan genetik yang
diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis, dan
menghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Bila jam tersebut terhenti maka
seseorang akan meninggal dunia, meski tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit akhir.
Pengontrolan genetik umur dilakukan dalam tingkat seseluler. Mengenai hal ini
Hayflick (1980) melakukan penelitian melalui kultur sel in vitro, yang menunjukkan
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

32

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


bahwa ada hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur
spesies. Untuk membuktikan apakah nukleus atau sitoplasma yang mengontrol
replikasi , maka dilakukan transplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian
tersebut jelas bahwa nukleus yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua
dan mati, bukan sitoplasma (suhana, 1994).
2. Kerusakan pada DNA
Informasi yang dibutuhkan sel untuk membangun protein esensial tergantung pada
bangunan molekul DNA. Bila rantai molekul DNA rusak, kemampuan sel untuk
membuat enzim juga terganggu dan mengakibatkan kematian sel.
3. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas tinggi yang dengan cepat
bereaksi dengan molekul lain. Sebagai akibatnya enzim dan protein dapat berubah.
Pembentukan radikal bebas dapat dpercepat oleh radiasi dan dihambat oleh zat anti
oksidan.
4. Teori Oto-Imun
Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan diakibatkan oleh antibodi yang
bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya. Ini terjadi karena kegagalan mengenal
sel normal dan pembentukan antibodi yang salah, sehingga bereaksi terhadap sel
normal disamping sel normal menstimulasi pembentukannya. Teori ini mendapat
sokongan dari kenyataan bahwa jumlah antibodi autoimun meningkat pada usia lanjut
dan terdapat persamaan antara penyakit imun (artritis rematoid, arteritis, diabetes,
tiroiditis, dan amiloidosis) dan fenomena menua.
B. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Masalah yang dirasakan oleh lansia bukan sekedar kelemahan secara fisik saja. Tetapi
seluruh aspek kehidupannya yang meliputi aspek bio-psiko-sosial spiritual. Masalah
lansia ini bukan hanya menjadi tanggung jawab keluarga yang mempunyai anggota
keluarga dengan lansia tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama.
Begitu kompleksnya masalah yang dihadapi oleh lansia maka dalam manangani masalah
lansia ini juga membutuhkan pananganan secara multi dimensi, dan memerlukan kerja
sama lintas program maupun lintas sektoral.
Saat ini sudah banyak dikembangkan produk produk makanan dan minuman yang telah
dilengkapi dengan zat zat anti oksidan yang dapat menekan atau menghambat proses
penuaan, dan penambahan unsur calsium untuk mencegah terjadinya osteoporosis.
1. Pelayanan Kesehatan.
Pelayanan kesehatan dapat di peroleh melalui pusat-pusat pelayanan kesehatan yang
ada seperti Rumah Sakit, Puskesmas, maupun dokter praktek. Pelayanan yang
diberikan antara lain mencakup upaya upaya kuratif, preventif, promotif dan
rehabilitatif.
2. Pelayanan Keperawatan
Selain pelayanan keperawatan di rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan
yang lain saat ini juga banyak dikembangkan adanya istilah Home Care atau
perawatan di rumah. Bagi keluarga dengan lansia di rumahnya dapat mempekerjakan

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

33

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


seorang perawat untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia di rumah.
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan mencakup usaha usaha :
a. Preventif :
Melakukan cek up secara rutin : tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu.
Menciptakan rasa aman dan nyaman : menganjurkan pada keluarga :
Menjaga lantai tetap kering dan tidak licin (terutama kamar mandi).
Mengatur ruangan tetap terang, sehingga dapat melihat dengan baik.
Menghindarkan barang barang yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dengan mengatur barang agar tidak mudah ditabrak atau
membuat lansia kesandung.
Menyiapkan peralatan sehari hari berada di dekatnya dan mudah
dijangkau.
b. Promotif :
Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi, sayur, buah dan
mengurangi makanan yang berlemak, minum air putih 2 3 liter per hari,
menghindari rokok dan alkohol.
Olah raga ringan secara teratur.
Menghindarkan faktor faktor yang dapat meningkatkan stress, baik stressor
fisik, mental, sosial dan spiritual.
Lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
c. Rehabilitatif :
Melakukan cek up secara teratur
Mengajarkan Range of Motion (ROM) atau pergerakan sendi untuk
mencegah kekakuan sendi.
Mengajarkan cara berjalan dengan : kursi roda dan tongkat.
d. Membuat rujukan atau membawa ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas)
untuk mendapatkan pelayanan medis.
e. Pelayanan Sosial
Usaha pemerintah dalam rangka membantu meringankan beban para lansia
adalah dengan memberikan fasilitas lebih bagi para lansia antara lain :
Kartu tanda penduduk yang berlaku seumur hidup.
Memberikan potongan harga tiket perjalanan.
Memberikan potongan biaya pelayanan kesehatan.
Memberikan penghargaan atas jasa jasanya terhadap negara.
Menampung dan mengurus lansia di Panti Wredha.
Dan lain-lain.
Hampir di seluruh propinsi di Indonesia telah mempunyai tempat penampungan bagi
para lansia, yang disebut Panti Wredha. Di tempat tersebut para lansia mendapatkan
fasilitas berupa rumah beserta fasilitasnya. Para lansia juga dilatih untuk tetap bisa
mandiri sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Para lansia diberi pelatihan
keterampilan seperti berkebun, pertukangan, menjahit, menyulam dan lain-lain.
Dengan berbekal keterampilan tersebut diharapkan mereka masih tetap produktif di
usia lanjut.
PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

34

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Selain itu juga para lansia juga mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas
setempat dengan melakukan olah raga misalnya senam jantung sehat, pemantauan
kesehatan secara berkala dan program pengobatan.
Bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan lansia, karena merasa repot
dan tidak sanggup mengurus, maka dapat menitipkannya pada Panti Wredha tersebut,
sehingga semua kebutuhannya dapat dibantu. Tetapi ada juga keluarga yang tidak
mau menitipkan orang tuanya pada Panti Wredha. Kalau dirawat di rumah sendiri
lebih mudah, dekat dengan anak cucu, sekaligus bisa membalas budi kepada orang
tua.
C. Kesimpulan
Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup akan meningkat pula jumlah usia
lanjut (lansia). Sejalan dengan bertambahnya usia, kondisi bio psiko sosial dan
spiritual mulai menurun, mudah mengalami gangguan. Semakin banyak masalah
masalah yang dihadapi terutama masalah kesehatan. Untuk itu perlu lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan pada lansia agar dapat hidup secara optimal, dan dapat menikmati
masa tuanya dengan tenang.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

35

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

EVALUASI DIRI (SELF ASSESSMENT)


Kuliah 2
1. Bagaimana persiapan spermatozoon sebelum fertilisasi
2. Apa yang terjadi pada zona pellucida dan zygote setelah fertilisasi
3. Bagaimana susunan blastocyst
4. Kapan terjadinya implantasi
5. Bagaimana terjadinya menstruasi palsu
Kuliah 3
1. Apa saja yang berasal dari epiblast dan hypoblast
2. Jelaskan pembentukan primitive streak, primitive pit dan node
3. Derivat dari ectoderm germ layer adalah ..
4. Derivat dari mesoderm germ layer adalah
5. Derivat dari endoderm germ layer adalah ..
6. Apa perbedaan antara primary, secondary, and tertiary villus
Kuliah 4
1. Apa itu CRL dan CHL. Bagaimana hubungan antara CL dengan umur kehamilan
dalam bulan?
2. Berapa perbandingan panjang kepala dan tinggi badan pada fetus 3 bln, 5 bln, dan
saat lahir. Mengapa hal itu dapat terjadi?
3. Apa perbedaan tanda-tanda fetus 7 bulan dan aterm?
4. Faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan fetus?
5. Jelaskan tentang IUGR dan faktor penyebabnya
Kuliah 5
1. Jelaskan tentang chorionic cavity
2. Bedakan antara chorium frundusum dan laeve
3. Bedakan antara decidua parietalis, capsularis dan basalis
4. Jelaskan perbedaan antara placental barrier sebelum dan sesudah 4 bln kehamilan
5. Jelaskan fungsi placenta
6. Apa sebab pemotongan umbilical cord tidak boleh dekat dinding abdomen?.
Jelaskan
7. Jelaskan fungsi amniotic fluid
8. Jelaskan tentang hydramnion
Kuliah 6
1. Sebutkan 2 jenis kehamilan kembar
2. Kapan terjadinya pembelahan dari zygot menjadi dua, agar fetusnya terpisah
secara total

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

36

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

Kuliah 7
1. Sebutkan 2 jenis kehamilan kembar
2. Kapan terjadinya pembelahan dari zygot menjadi dua, agar fetusnya terpisah
secara total
3. Difinisikan anomali kongenital
4. Apa sebab insidennya pada neonatus dan anak-anak berbeda
5. Pada umur kehamilan berapa bulan teratogen bekerja paling efektif
6. Sebutkan beberapa penyakit dan obat-obatan yang bersifat teratogenik
7. Sebutkan keuntungan memakai USG untuk ibu hamil
8. Apa yang dicari dengan amniosintesis dan berapa jumlahnya
9. Sebutkan kemungkinan normal yang terjadi kalau AFP meningkat atau berkurang
di dalam amniotic fluid
10. Apa risiko dari chorionic villus sampling
Kuliah 29
1. Dalam struktur kepribadian dari Freud, prinsip dari Id adalah prinsip
sedangkan ego adalah
2. Sebutkan fase-fase perkembangan psikoseksual dari Sigmund Freud.
3. Pada usia berapa sebaiknya anak diberi toilet training? dan apa akibatnya bila
diberikan secara kaku atau sebaliknya terlalu longgar?
4. Apa yang dimaksud dengan oediphus complex?
5. Sebutkan dan jelaskan krisis emosional yang terjadi pada setiap tahap
perkembangan psikososial dari Erikson.
6. Pada usia berapa sense of authonomy muncul dan bagaimana agar dapat
berkembang dengan baik?
7. Sense of initiative dapat terbentuk bila anak
8. Bagaimana terbentuknya Sense of industri pada anak?
9. Self Definition merupakan tugas perkembangan yang terpenting pada remaja.
Mengapa dan bagaimana sebaiknya remaja menyikapinya?
10. Peer Group cukup besar peranannya dalam kehidupan sosial remaja, mengapa?
11. Mengapa pada masa dewasa muda, orang dapat mengalami sense of isolation?
Adakah kaitannya dengan terjadinya perceraian pada pasangan suami isteri pada
usia ini? Mengapa?
12. Apa tuntutan sosial masyarakat bagi orang usia dewasa madya, yang sangat
penting bagi terbentuknya sense of generativity.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

37

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang

DAFTAR PUSTAKA
Penilaian tumbuh kembang neonatus
1. Neonatology: Management,Procedures,On-Call Problem, Diseases, and Drugs. Lange
clinical manual.2004, page 21-33.
2. Buku Ajar Tumbuh kembang anak dan remaja. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2002.
Hal 1-12
3. Buku Ajar neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008. Hal 11-30.
Pertumbuhan fisik anak sampai adolescent
1. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Moersintowarti B.N dkk,
penyunting. Bab 1,2,4,7. Dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sagung
Seto, 2002.
2. Tumbuh Kembang Anak. Prof.dr.Soetjiningsih, SpAk.IBCLC. penulis.
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 1995.
3. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Pedoman pemantauan kesehatan ibu dan
anak bagi petugas kesehatan di rumah sakit. Diterbitkan oleh Departemen
Kesehatan RI, 1997 (cetakan terakhir th 2009).
Prinsip pemberian ASI pada bayi lahir normal
1. Bedah ASI.Ikatan Dokter Anak Indonesia cabang DKI Jakarta. Jakarta, 2008.
2. Tumbuh Kembang Anak. Prof.dr.Soetjiningsih, SpAk.IBCLC. Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta 1995.
3. Ilmu Kesehatan Anak. Bergman Kliegman Arvin,editor.Ed.5, hal.192-197. Penerbit
Buku Kedokteran , Jakarta 1996.
Gangguan Nutrisi ( Protein energi malnutrisi dan Obesitas )
1. Tumbuh Kembang Anak. Prof.dr.Soetjiningsih, SpAK.IBCLC.Halaman 183-190.
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 1995.
2. Ilmu Kesehatan Anak.Edisi 15. Behrman Kliegman Arvin, halaman 215-218.
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 1996.
3. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1, A H Markum dkk editor, hal.163-171.
FKUI, Jakarta 1991.
4. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. AH Markum dkk, editor. Jilid 1, halaman163171. FKUI, Jakarta 1991.
5. Ilmu Kesehatan Anak.Behrman Kliegman Arvin.Ed.15, halaman 211-214. Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta 1996

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

38

Modul Pembelajaran Tumbuh Kembang


Teori Proses Penuaan
1. Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, 1995, EGC, Jakarta.
2. Ganong. WF, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1995, Jakarta.
3. Lumbatobing. SM, Kecerdasan Pada Usia Lanjut dan Dimensia, 2001, FK-UI,
Jakarta.
4. Kusnanto, Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, 2004, EGC, Jakarta.
5. Kumpulan Makalah Asuhan Keperawatan Pada Lansia.

PSPD UNIVERSITAS WARMADEWA

39

Anda mungkin juga menyukai