(SAP) PREMATUR
Disusun oleh
Kelompok 1
2021-2022
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PREMATUR
ALOKASI WAKTU
Pembukaan :5 m
e
n
it
Uraian materi : 15 m
e
n
it
Tanya jawab : 10 m
e
n
it
Penutup :5 m
e
n
it
STRATEGI INSTRUKSIONAL
1. Menggunakan media pengajaran untuk memperjelas uraian materi dan
mempermudah pemahaman peserta didik
2. Menjelaskan materi-materi pengajaran dengan intonasi yang jelas
3. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik
4. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik
METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
MEDIA PENGAJARAN
1. Leaflet
SARANA
1. Ruangan
DOKUMENTASI : Terlampir
PREMATUR
Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong
2004). Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari
mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan
memendek. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berdasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu:
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.(Martono, Hari. 2007)
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259
hari dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007)
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan, Rusepno.
2005)
Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta.
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi autosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi (Sacharin. 1996).
Faktor Resiko Persalinan Prematur
Resiko Demografik
a. Ras
b. Usia (<> 40 tahun)
c. Status sosio ekonomi rendah
d. Belum menikah
e. Tingkat pendidikan rendah
Resiko Medis
a. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
b. Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
c. Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
e. Resiko kehamilan saat ini: Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,
masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan
abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
Resiko Perilaku dan Lingkungan
a. Nutrisi buruk
b. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c. Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
Faktor Resiko Potensial
a. Stres
b. Iritabilitas uterus
c. Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
d. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
e. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
f. Defisiensi progesteron
g. Infeksi (Bobak, Ed 4. 2005)
Klasifikasi pada bayi premature :
1. Bayi prematur digaris batas
a. 37 mg, masa gestasi
b. 2500 gr, 3250 gr
c. 16 % seluruh kelahiran hidup
d. Biasanya normal
e. Masalah: ketidak stabilan, kesulitan menyusu, ikterik, RDS mungkin
muncul
f. Penampilan: lipatan pada kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo
banyak, genitalia kurang berkembang
2. Bayi Prematur Sedang
a. 31 mg – 36 gestasi
b. 1500 gr – 2500 gram
c. 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup
d. Masalah: ketidak stabilan, pengaturan glukosa, RDS, ikterik, anemia,
infeksi, kesulitan menyusu
e. Penampilan: seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih
parah, kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak
3. Bayi Sangat Prematur
a. 24 mg – 30 mg gestasi
b. 500 gr – 1400 gr
c. 0,8 % seluruh kelahiran hidup
d. Masalah: semua
e. Penampilan: kecil tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, kedua mata
mungkin berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2005)
5. Infeksi
a. Pembentukan antibodi kurang
b. Tidak ada immunoglobulin M
c. Kemotaksis terbatas
d. Opsonization penurunan
e. Hypo fungsi kel. Adrenal
6. Fungsi Liver
a. Kemampuan mengkonjugasi billirubin
b. Penurunan Hb setelah lahir
Sementara itu, di sisi lain, terkadang ibu hamil malah semakin sering tidur dan
makan lebih banyak. Kebiasaan semacam itu justru memicu datangnya beberapa
penyakit seperti diabetes atau gestational. Karena itu, ibu hamil juga diwajibkan
menyisihkan waktu untuk berolahraga ringan agar tubuh dan janinnya tetap bugar.
Aktivitas yang membuat badan ibu hamil tetap bugar selama kehamilan muda
akan memberikan energi dan membuat ibu hamil semakin kuat ketika melahirkan.
Berikut adalah beberapa jenis olah raga dan aktivitas yang aman untuk ibu
yang sedang hamil muda :
1. Jalan santai
Ibu yang sedang hamil muda sebaiknya sering berjalan-jalan. Namun
perhatikan juga kecepatan langkahnya. Jangan berjalan terlalu cepat. Dengan jalan
santai akan membuat ibu yang sedang hamil muda lebih tenang dan
menghilangkan stres. Terlebih bagi ibu hamil yang memilih suasan pedesaan
dipagi hari, selain pemandangan yang indah juga akan membantu dalam
memberikan udara yang segar.
2. Berenang
Jenis olahraga terbaik yang untuk wanita saat hamil adalah berenang. Olahraga ini
dapat mengurangi tekanan pada punggung dan kaki ibu hamil yang mudah lelah.
Selain itu, berenang juga bermanfaat untuk seluruh tubuh tanpa membuatnya
merasa capek.
3. Yoga
Gerakan yoga memang tidak semuanya aman dilakukan saat sedang hamil. Ada
beberapa gerakan yang membuat ibu hamil malah semakin tertekan. Ibu yang
sedang hamil muda bisa mencoba melakukan gerakan yoga khusus ibu hamil atau
sebelum melahirkan. Ikuti arahan-arahan dari instruktur yoga dan lakukan
konsultasi dengan dokter kandungan sebelum melakukannya.
4. Olahraga Statis
Apabila bersepeda di luar sudah merasa tidak nyaman atau khawatir terjadinya
kecelakaan, ibu yang sedang hamil bisa menggantinya dengan menggunakan
sepeda statis di dalam rumah. Lakukan dengan perlahan dan jangan terlalu keras
atau cepat.