Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG

Untuk menciptakan teknologi yang ramah dan efisien perkembangan sebuah mesin
kendaraan dari waktu ke waktu semakin berkembang pesat, sebetulnya secara garis besar
perubahan demi perubahan terletak pada satu sistem yaitu sistem mekanisme katup. Apapun
itu mesinnya, jenisnya serta variannya mekanisme katup adalah kunci utamanya. Tentu kita
tidak asing lagi dengan perkembangan mesin mulai dengan OHC, SOHC, DOHC, V-Twin,
Twin Cam dan banyak lagi, disadari atau tidak yang membedakan sebenarnya adalah
mekanisme katup.
Tidak dipungkiri lagi, mekanisme katuplah yang menentukan konstruksi mesin secara
garis besar dan juga menjadi titik bagi para insinyur otomotif dalam melakukan
perkembangan teknologi mesin dari jaman ke jaman. Jadi, jika kita merasa orang otomotif
kita harus mengetahui perkembangan tersebut paling tidak mengenalnya.
Dahulu, prinsip mekanisme katup mungkin hanyalah membuka dan menutup saluran
masuk (in) dan buang (ex) pada waktu yang telah diset/ditentukan demi pembakaran yang
efisien agar tenaga yang dihasilkan maksimal.
Namun, semakin menipisnya cadangan bahan bakar dunia serta isu pemanasan global
membuat penggunaan bahan bakar harus diminimalkan paling tidak dibuatkan teknologi agar
penggunaannya bisa dihemat. Dan hal itu salah satunya dilakukan dengan (lagi-lagi)
mengembangkan mekanisme katup. Yaitu dengan teknologi VVTi keluaran Toyota dan
iVTEC keluaran Honda merupakan teknologi mekanisme katup yang populer di Indonesia,
hal tersebut didukung dengan banyaknya pengguna kendaraan dari kedua pabrikan tersebut.
Sehingga biarpun kapasitas (cc) mesin kecil tapi tenaga yang dihasilkan sebanding dengan
mesin berkapasitas besar.

BAB II
PEMBAHASAN

1.

PENGERTIAN VVT-i

VVT-i atau Variable Valve Timing intelligent adalah pengaturan bukaan katup
variabel yang dikembangkan oleh Toyota.VVT-i yang diperkenalkan pada tahun 1996
menggantikan VVT yang sebelumnya telah diperkenalkan pada tahun 1991.
Sistim VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) merupakan serangkaian peranti
untuk mengontrol penggerak camshaft. Maksudnya adalah menyesuaikan waktu bukaan
katup dengan kondisi mesin. Sehingga bisa didapat torsi optimal di setiap tingkat kecepatan.
Sekaligus menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Secara garis besar, sistem kerja pada VVT- I, yg diatur bukan besarnya bukaan klep,
tetapi timing bukaan klep terserbut. Pengaturannya juga tidak hanya berdasarkan RPM tapi
juga menghitung volume udara masuk, posisi throttle (pijakan pedal gas) temperatur mesin
dan beban yang ditanggung. VVT-I juga bersifat CONTINUES ,berarti perubahannya
realtime mengikuti perubahan RPM. Tidak melalui tahap2/ steper seperti halnya Vtec dan
Mivec yg hanya 2 atau 3 stage. Tinjauan dasar VVT-i adalah mengoptimalkan torsi mesin
pada setiap kecepatan dan kondisi pengemudian yang menghasilkan konsumsi BBM yang
efisien dan tingkat emisi bahan bakar yang sangat rendah.
Itulah sebabnya kendaraan bermesin teknologi VVT-i sanggup menghasilkan tenaga
yang besar sekalipun kapasitas cc slinder mesin kecil. Sebagai contoh Toyota Vios dengan
mesin 1.497 cc menghasilkan 109 dk dengan Torsi 142 Nm sehingga dibandingkan mesin
konvensional yang menghasilkan tenaga 75 % nya.

2.

CARA KERJA
Cara kerja dari sistem VVT-i cukup sederhana, yaitu untuk menghitung waktu buka

tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control Unit) menyesuaikan
dengan kecepatan mesin, volume udara masuk, posisi throttle (akselerator) dan temperatur
air. Agar target valve timing selalu tercapai, sensor posisi chamshaft atau crankshaft
memberikan sinyal sebagai respon koreksi. Sistem VVT-i akan terus mengoreksi valve
timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan udara, yang disesuaikan dengan pijakan pedal

gas dan beban yang ditanggung demi menghasilkan torsi optimal di setiap putaran dan
menghemat konsumsi BBM.
Pada VVT-i bagian yang divariasikan adalah timing (waktu buka-tutup) intake valve
dengan merubah atau menggeser posisi intake camshaft terhadap puli camshaft drive. Fluida
yang digunakan sebagai aktuator untuk menggeser posisi camshaft adalah oli mesin yang
diberikan tekanan. Jadi disini maksudnya puli pada intake camshaft adalah fleksibel,
camshaftnya bisa diputar maju atau mundur.

a. Waktu Katup
Saat bekerja pada putaran rendah, mesin memerlukan campuran udara dan bahan
bakar yang lebih sedikit daripada saat putaran tinggi. Hal ini dikarenakan tenaga yang harus
dihasilkan juga tidak perlu besar. Kendati begitu, apabila gas ditekan lebih dalam, jumlah
bahan bakar dan udara yang masuk ke mesin bertambah banyak. Dengan makin banyak
massa udara dan bahan bakar masuk ke dalam mesin dan kemudian dibakar, makin besar pula
tenaga yang dihasilkan. Selanjutnya hal itu dimanfaatkan agar kendaraan melaju pada
kecepatan lebih tinggi.
Selama ini pada mesin non-VVT-i atau konvensional, waktu buka dan tutup katup
isap selalu sama, baik saat mesin bekerja pada putaran rendah maupun tinggi. Kondisi seperti
ini tentu saja membuat mesin tidak bisa bekerja secara optimal dan efisien, baik pada putaran
rendah maupun tinggi. Bila salah satu diutamakan, misalnya putaran pada tinggi, seperti
mesin balap jadul, maka pada putaran rendah mesin akan mengalami mbrebet. Selain itu
juga boros konsumsi bahan bakar. Sebaliknya, bila hanya putaran rendah, maka kerja mesin
pada putaran tinggi akan menjadi berat atau kurang bertenaga.
Dengan adanya teknologi VVT-i, maka pada saat mesin bekerja pada putaran rendah,
waktu buka katup isap tidak perlu lama. Waktu buka katup diperlambat dan tutupnya
dipercepat karena bahan bakar yang diperlukan mesin sedikit.
Selanjutnya apabila pedal gas ditekan, hal itu menyebabkan kebutuhan mesin terhadap
bahan bakar dan udara makin besar. Katup pun membuka lebih cepat dan waktu menutup
diperlambat. Artinya, waktu buka katup lebih lama. Dengan demikian, jumlah udara dan
bahan bakar yang masuk ke dalam mesin menjadi lebih banyak.

b. Kendali Komputer
Untuk bisa membuat katup isap membuka dan menutup sesuai dengan kondisi kerja
mesin, pada sistem poros kem katup ditambahkan mekanisme VVT-i. Rangkaian

komponennya antara lain timing rotor, rumah, dan baling-baling (fan) controler, dan katup
spul. Semunya disatukan pada poros kem isap.
Controler VVT-i bergerak memutar atau menggeser posisi poros kem. Hasilnya,
posisi poros kem berubah. Hal ini menyebabkan waktu buka katup berubah, jadi cepat atau
lambat. Controler VVT-i bekerja atas tekanan oli dari katup spul (spool valve) yang
mengalirkan ke baling-baling.
Kerja katup spul ini dikendalikan oleh komputer mesin. Komputer mengatur kerja
katup spul (tipe solenoid) berdasarkan berbagai informasi yang diterima dari sensor-sensor
mesin lain. Dengan demikian, pengaturan pembukaan katup lebih cepat atau lambat jadi lebih
efisien dan efektif.
Sistem yang lebih canggih dari VVT-i adalah VVTL-i (variable valve timing and liftintelligent). Pada sistem, ini bukan hanya waktu buka dan tutup katup isap yang bisa
dikontrol

sesuai

dengan

putaran

mesin,

juga

tinggi

angkatnya.

Pada putaran tinggi, katup terangkat lebih tinggi. Sementara itu, pada putaran rendah, katup
terangkat lebih rendah dari dudukannya. Dengan demikian, selain efisien, hal itu juga
menghasilkan tenaga mesin yang mumpuni, baik pada putaran rendah, maupun tinggi.
VVTL-i digunakan Toyota pada Celica.

Gambar Control Elektrik VVTi

Pada mesin Toyota, sistim ini diaplikasikan pada katup masuk. Waktu bukaan
camshaft bisa bervariasi pada rentang 60 derajat. Misalnya, pada saat start, kondisi mesin
dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing dimundurkan 30 derajat.

Gambar diatas, timing intake valve digeser maju atau mundur terhadap puli
penggeraknya. Gambar dibawah menjelaskan fungsi atau tujuan ketika timing digeser maju
atau mundur.

Cara ini bakal menghilangkan overlap. Yaitu peristiwa membukanya katup masuk dan
buang secara bersamaan di akhir langkah pembuangan karena katup masuk baru akan
membuka beberapa saat setelah katup buang menutup penuh. Logikanya, pada kondisi ini
mesin tak perlu bekerja ekstra.
Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat terisap ke
ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah lingkungan.Sedangkan saat
ada beban, timing akan maju 30 derajat . Derajat overlapping akan meningkat. Tujuannya
untuk membantu mendorong gas buang plus memanaskan campuran bahan bakar dan udara
yang masuk. Selain itu, waktu kompresi juga bertambah karena katup masuk juga menutup
lebih cepat. Efeknya, efisiensi volumetrik jadi lebih baik.
Untuk mewujudkannya, ada VVT-i controller pada timing gear di intake camshaft.
Alat ini terdiri atas housing (rumah), kemudian di dalamnya ada ruangan oli untuk
menggerakkan vane (baling-baling).
Baling-baling itu terhubung dengan camshaft. Di dalamnya terdapat dua jalur oli
menuju masing-masing ruang oli di dalam rumah VVT-i controller. Dari jalur oli yang
berbeda inilah, vane akan mengatur waktu bukaan katup.

Posisi advance timing maju didapat dengan mengisi oli ke ruang belakang masingmasing bilah vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi timing pun ikut maju 30
derajat. Tekanan olinya sendiri disediakan oleh camshaft timing Oli Control Valve yang
diatur oleh ECU mesin.
Kebalikannya, untuk kondisi retard (mundur), ruang di depan vane akan terisi dan
posisi timing mundur. Sedangkan kalau dibutuhkan pada kondisi standar, ada pin yang akan
mengunci posisi vane tetap ada di tengah.

3.

KEUNGGULAN TEKNOLOGI VVT-i

Berikut ini adalah keunggulan dari VVTi:

Pembakaran yang stabil dapat diperoleh bahkan pada putaran mesin yang rendah.
Dengan putaran mesin yang rendah saat stasioner (idle)maka efisiensi bahan bakarnya
menjadi lebih baik.

Kerugian tenaga mesin dapat dikurangi sehingga efisiensi bahan bakarnya meningkat.
Selain itu, hasil gas buangnya pun lebih ramah lingkungan.

Kemampuan mesin dapat dioptimalkan sehingga tenaga yang dihasilkan dapat


maksimal.

4. PEMELIHARAAN

Adopsi teknologi VVT-i ke mesin mobil juga memberikan kelebihan minimnya biaya
pemeliharaan yang harus ditanggung. Sebab tune-up seperti setel klep dan lain sebagainya
tidak diperlukan lagi.
Namun demikian, sebaiknya tetap lakukan service berkala, hindari sembarangan
bengkel, dan gunakan oli mesin dengan grade yang dibutuhkan sesuai dengan manual yang
dikeluarkan pihak pabrikan mobil. Memilih sembarang bengkel untuk mobil ini menjadi
pantangan, pasalnya mesin ini memerlukan komputer diagnosa khusus yang hanya tersedia
dibengkel resminya. Suatu hal yang masih sulit untuk dilakukan pemilik mobil mayoritas di
Indonesia yang umumnya mengutamakan mobil yang serbaguna, handal, terjangkau dan tidak
sulit perawatan dan bengkel saat darurat.

Anda mungkin juga menyukai