Golongan Aminoglikosida
Golongan Aminoglikosida
AMINOGLIKOSIDA
Sreptomisin dari
Neomisin
Framisetin
Kanamisin
Paromomisin
Gentamisin
Tobramisin
Amikasin
Karakteristik aminoglikosida
1. Tidak satupun aminoglikosida diabsorpsi secara
Aminoglikosida Parenteral
Bentuk garam sulfatnya diberikan secara intra
muscular karena absorpsinya baik sekali.
Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 2 jam.
Streptomisin seluruhnya masuk ke dalam
plasma,hanya sedikit yang masuk ke eritrosit
maupun makrofag, sukar masuk ke dalam sel.
Penetrasi pada sekret dan jaringan rendah.
Penetrasi pada saluran nafas buruk.
Efek samping
Alergi
Potensinya untuk menimbulkan alergi rendah.
Kadang-kadang dapat terjasi reaksi kulit
memerah, eosinofilia, demam, kelainan darah,
dermatitis, angioudem, stomatitis dan syok
anafilaksis.
Reaksi iritasi:
Reaksi iritasi berupa rasa nyeri di tempat
penyuntikan.
Suntikan diikuti radang dan peningkatan suhu
0,5-1,5 derajat C.
Misal: pada penyuntikan sreptomisin i.m.
Efek Toksik
Reaksi toksik dapat terjadi pada SSP berupa
*Efek Ototoksik (gangguan pendengaran dan
keseimbangan)
*Efek Nefrotoksik (gangguan pada ginjal)
Gejala lain pada SSP adalah gangguan pernafasan.
Kadar plasma yang menimbulkan efek toksik tidak jauh dari
kadar yang dibutuhkan untuk efek terapi.
Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan
memperpanjang interval pemberian atau mengurangi dosis,
atau keduanya.
Efek Ototoksik:
Efek ototoksik terjadi pada saraf otak ke 8 (nervus
auditorius) yang mengenai komponen vestibular dan
akustik.
Setiap aminoglikosida berpotensi menyebabkan dua efek
toksik dalam derajat yang berbeda.
Streptomisin dan gentamisin lebih mempengaruhi
vestibular.
Neomisin, kanamisin, amikasin dan dihidrostreptomisin
lebih mempengaruhi akustik.
Gangguan vestibular:
Gejala:- sakit kepala
- pusing
- mual
- muntah
- gangguan keseimbangan
Pemulihan : 12-18 bulan ada yang menetap,
dapat meluas ke ujung serabut saraf kohlea.
Dosis toksik: 2 g sehari selama 60-120 hari
kejadian toksik sampai 75%
1 g sehari selama 60-120 hari
kejadian toksik sampai 25 %
Gangguan akustik:
Efek nefrotoksik:
Gejala:- Kemampuan ginjal menurun
- Protein uria ringan
- Filtrasi glomerulus menurun
- Nekrosis tubuli berat ditandai dengan kenaikan
kreatinin, hipokalemia, hipokalsemia.
- Gangguan terjadi reversibel
Nefrotoksik terkuat : Neomisin
Terlemah
: Streptomisin
Efek neurotoksik lain: Streptomisin i.p menyebabkan
gangguan pernafasan.
Perubahan biologi:
Gangguan mikroflora tubuh dan absorpsi usus.
Dapat menyebabkan superinfeksi pseudomonas: kanamisin
Indikasi
Walaupun spektrum luas, jangan digunakan untuk setiap infeksi
karena:
- Resistensi cepat berkembang
- Toksisitas relatif tinggi
- Tersedianya antibiotika lain yang efektif tapi toksisitasnya
rendah.
Streptomisin SO4:
Tuberkulosis, pneumonia, bruselosis. Bentuk bubuk ,
Larutan
Neomisin SO4 :
Infeksi mata, telinga, kulit, diare krn E.coli.
Bentuk salep, krem, larutan, tablet, bubuk steril untuk i.m.
Kanamisin:
Enteritis dan sirosis hati
Gentamsin dan tobramisin;
Infeksi abdomen, jar. Halus, tulang, sendi, sal.kemih,
pneumonia dan meningitis
Interaksi
Kombinasi
Interaksi
Ototoksik meningkat
Aminoglikosida dg furosemid
Ototoksik meningkat
Aminiglikosida/antikoagulan
Neomisin/Penisilin V
Aminoglikosida/relaksan otot
rangka
Aminoglikosida/aminoglikosid
Gentamisin/Karbenisilin
Inaktivasi gantamisin
Tobramisin/Heparin
Aritmia jantung
Aminoglikodida/karbenisilin
Nefrotoksik meningkat
Aminoglikosida/sefalodporin
Nefrotoksik meningkat
GOLONGAN
MAKROLIDA
ERITROMISIN
Eritromisin termasuk golongan makrolida
Penghasil : Streptomyces erythreus
Yang termasuk golongan makrolida yang lain
adalah:
Karbomisin A dari Streptomyces halstedii
Calkomisin
Streptomyces bikiniensis
Josamisin
Streptomyces kitasatoensis
Oleandomisin
Streptomyces antibioticus
Spiramisin
Streptomyces ambofaciens
Tilosin
Streptomyces fradiae
Aktivitas Antimikroba
Berdaya kerja bakterisida dan bakteriostatika tergantung
mikroorganisme dan konsentrasinya.
Secara invitro efek terbesar pada Coccus gram positif:
- Staphyllococcus aureus,
- Enterococcus
- Streptococcus
- Pneumococcus
Pada konsentrasi rendah menghambat kuman gram- :
- Neisseria
- Haemophyllus influenzae
- Rickettsia
- Mikoplasma pneumonia
Resistensi:
Resistensi terhadap eritromisin terjadi melalui 3
mekanisme yang diperantarai oleh plasmid
yaitu:
1. Menurunnya permeabilitas sel kuman
2. Berubahnya reseptor obat pada
ribosom kuman
3. Hidrolisis obat oleh esterase yang
dihasilkan olehEnterobacteriacea
Mekanisme kerja
Eritromisin dapat mengganggu ikatan
kloramfenikol dengan bakteri karena tempat
kerjanya sama.
Farmakokinetik
Eritromisin bisa diabsorpsi baik di usus halus bagian atas.
Adanya makanan akan memperlambat absorpsi.
Aktivitasnya hilang oleh getah lambung sehingga dibuat
dalam bentuk sediaan tablet salut enteric atau dibuat dalam
bentuk ester stearat atau ester suksinat
Absorpsi terbaik : eritromisin estolat
Indikasi:
- Infeksi Mycoplasma pneumoniae eritromisin 4x500mg
sehari peroral
- Pneumonia yang disebabkan oleh Legionella
pneumophila, oral 4 x 0,5-1g sehari atau i.v 1-4 g
sehari
- Infeksi klamidia: merupakan alternatif selain tetrasiklin.
Dosis: 4x sehari 500 mg oral selama 7 hari,
merupakan obat terpilih bagi anak-anak dan ibu hamil.
- Difteri akut maupun carrier efektif dg eritromisin
- Pertusis, bila diberikan pada awal infeksi mempercepat
penyembuhan.
- Faringitis: dosis awal 30 mg/kg BB selama 10 hari.
- Tetanus, Sifilis, dan Gonorhoe.
Interaksi.
Dapat meningkatkan kerja karbamazepin,
kortikosteroida, dan digoksin dengan
mempengaruhi metabolismenya
Jika diberikan bersama teofilin dapat
meningkatkan toksisitas teofilin