imunoserologi
hsb
Kamis, 6 Maret 2014
Pendahuluan
Sylabus
Materi pendahuluan
..
Men-translate prosedur
Pembuatan laporan (sementara dan tetap)
Sylabus
Materi
Pendahuluan
Diskripsi
Antigen vs Antibodi/imunoglobulin
Imunologi infeksi
Imunoprofilaksis
Imunopatologi
Interaksi Antigen-antibodi
Pertahanan biokimia/senyawa dalam tubuh (Lisozim, air mata, ASI, asam lambung,
dsb)
Antigen vs Antibodi/imunoglobulin
Hapten: molekul kecil, tidak imunogenik, dapat bereaksi antibodi (akiba stimulus
hapten yg bersangkutan yang terikat molekul carier)
Imunologi infeksi
Masih terbatas dalam ilmu pengetahuan, karena: Ukuran parasit jauh lebih besar,
struktur rumit (bebagai komponen: protein, polisakarida, lipid, dll), antigen rumit,
siklus hidup rumit, mempunyai bebrapa bentuk/stadium, dan dapat merubah struktur
antigen permukaan
Imunoprofilaksis
Imunisasi: prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif dengn
menginduksi respon memori terhadap toksin menggunakan antigen nonvirulen/nontoksik
Imunisasi diberikan aktif dan pasif; keduanya dapat terjadi alami dan buatan
imunitas humoral (adanya antibodi dalam darah dan cairan jaringan, terutama IgG)
Lama proteksi
Stabilitas
Hipersensitivitasi
Reaksi tipe I (reaksi cepat/reaksi anafilaksis/alergi, timbul segera setelah terpajan alergan. Respon
dengn dibentukny IgE. Ex: alergi, gatal, dll)
Reaksi tipe II (reaksi sitotoksik, karena dibentuk antibodi kelas IgG atau IgM terhadap antigen yg
terdapat pada sel hospes. Ex: golongan darah yang tidak kompatibel, dll)
Reaksi tipe III (reaksi kompleks imun, antibody berperan adala IgG/terbanyak atau IgM.
Reaksi tipe IV (tipe lambat, diperankan respons sel T yang tersensitasi oleh antigen tertentu.
Autoimun: suatu kelainan dgn ciri ketidakmampuan sistem imun untuk membedakan se
(jaringan sendiri/self) dengan sel/jaringan asing. Ex: tirotolsikosis, anemia pernisiosa,
anemia hemolitik autoimun, lupus eritematosus
Imunodefisiensi: menurunnya atau gagalnya fungsi salah satu atau lebih komponen sistem
imun. Digolongkan menjadi imunodefisiensi pimer dan imunodefisiensi sekunder
Imunitas terhadat tumor: pengawasan terhadap sel tubuh yang bermutasi menjadi
selabnormal/tumor
Interaksi Antigen-antibodi
Interaksi tersier: prose imuno patologik didalam tubuh. Ex: reaksi hipersensitivitas
Aktivasi komplemen
Presipitasi
Reaksi antigen yang bersifat terlarut dengan antibodi. Pada media agar/gel akan terbentuk garis
presipitasi/latis/lattice/, bila garis ini cukup besar berupa endapan putih
Cara penentuan: difusi ganda(ouchterlony), difusi tunggal (Mancini), elektroforensis duadimensi, dan
elektroforesis roket
Aglutinasi
Reaksi antigen dan antibodi yang terjadi pada permukaan sel/partikel. Reaksi terjadi jika antibodi
bersifat polivalen, sehingg ikatan silang penentu antigen dan partikel yang menimbulkan aglutinasi
Imunokimia/imunohistokimia
Pengikatan antibodi/anti jaringan dgn antiimunoglobulin. Memakai zat label, yaitu: radioaktif (RIA), enzim (EIA),
dan fluoresen (FAT
Cara penentuannya: RIA (RIAST kompetiti indirek dan RIST non kompetitif direk), EIA (sandwiich ag-ab dan ELISA
sandwich satu tahap dgn teknologi streptavidin) dan imunofluoresen (Imunofluoresensi dengan penguitan dan
Proteksi antigen berpetanda fluoresensi)
Pretest
Hapten
Epitop!
Imunoglobolin!
Paratop!
Translate
prosedure
Test WIDAL
Pembuatan laporan