Anda di halaman 1dari 49

IMUNOLOGI SEMESTER 4

PERTEMUAN 7 :
MEKANISME AKTIVASI
RESPON IMUN
OLEH : apt. Nurhasanah Rumanda, S. Farm., M. Farm.
Bahan Kajian :
1. Tahapan respon imun
2. Mekanisme aktivasi respon imun alami :
- Seluler
- Humoral
3. Mekanisme aktivasi respon imun adaptif
Sistem Imun Tubuh
Sistem imun (kekebalan tubuh)  sistem
pertahanan pada tubuh manusia yg berfungsi
untuk menjaga manusia dari benda2 yg asing
bagi tubuh manusia. Pada sistem imun ada
istilah imunitas merupakan ketahanan tubuh
atau resistensi tubuh terhadap suatu penyakit.
• Sistem imun berdasarkan responnya terhadap suatu
jenis penyakit diklasifikasikan sebagai :
1. Sistem imun bawaan/alamiah (innate imunity system)
atau respon / sistem non spesifik
2. Sistem imun adaptif ( adaptive imunity system) atau
respon / sistem spesifik

“bergantung pada derajat selektivitas mekanisme


pertahanan.”
Baik sistem imun non spesifik maupun spesifik memiliki
peran masing-masing, keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan namun sebenarnya ke dua sistem
tersebut memiliki kerja sama yang erat.
Respon awal pertahanan tubuh innate immunity
terhadap mikroba dan respon selanjutnya oleh adaptif
immunity
Tahapan Respon Imun

• Innate immunity sebagai garis pertahanan awal


terhadap mikroba yang terdiri dari mekanisme
pertahanan seluler dan biokimia, yang ada
bahkan sebelum infeksi dan siap untuk
merespon dengan cepat terhadap infeksi.
• Mekanisme2 ini bereaksi terhadap produk2
mikroba dan sel-sel yang terluka, dan pada
dasarnya mereka merespon dengan cara yg
sama terhadap paparan berulang.
• Komponen utama dari innate immunity:
1. Pertahanan fisik dan kimia, seperti epitel dan
bahan kimia antimikroba yg diproduksi di
permukaan epitel
2. Sel fagositik (netrofil, makrofag, sel dendritik,
dan sel pembunuh alami (NK)dan sel limfoid
3. Protein darah, termasuk anggota sistem
komplemen dan mediator peradangan
lainnya
Innate Immunity
• Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu
siap dan memiliki respon langsung serta cepat terhadap
adanya patogen pada individu yang sehat. Sistem imun ini
bertindak sebagai lini pertama dalam menghadapi infeksi dan
tidak perlu menerima pajanan sebelumnya, bersifat tidak
spesifik karena tidak ditunjukkan terhadap patogen atau
mikroba tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir.
Mekanismenya tidak menunjukkan spesifitas dan mampu
melindungi tubuh terhadap patogen yang
potensial.Manifestasi respon imun alamiah dapat berupa kulit,
epitel mukosa, selaput lendir, gerakan silia saluran nafas, batuk
dan bersin, lisozim, IgA, pH asam lambung.
Pertahanan Humoral
• Pertahanan ini disebut humoral karena
melibatkan molekul2 yg larut untuk melawan
mikroba. Biasanya molekul yg bekerja adalah
molekul yg berada disekitar daerah yg dilalui
oleh mikroba. Contohnya molekul larut yg
bekerja pada pertahanan ini adalah interferon
(IFN), defensin, kateisidin, dan sistem
komplemen.
Pertahanan Seluler
• Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun
dalam melawan mikroba. Sel2 tersebut ada yg
ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga
yg dijaringan. Netrofil, Basofil, Eosinofil,
monosit dan sel NK (natural killer) adalah sel
sistem imun non-spesifik yg biasa ditemukan
pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa
ditemukan pada jaringan adalah sel Mast,
Makrofag dan sel NK.
Adaptif Immunity
• Adaptive immunity dirangsang oleh paparan
agen infeksi dan peningkatan kekuatan dan
kemampuan defensif pada setiap paparan
berturut-turut terhadap mikroba tertentu.
• Ciri2 khas adaptif immunity adalah
kemampuan untuk membedakan zat2 yg
berbeda yg disebut spesifisitas, dan
kemampuan untuk merespon dengan lebih giat
terhadap paparan berulang mikroba yg sama.
• Komponen unik dari imunitas adaptif adalah sel
limfosit dan produk yg di sekresikannya seperti
antibodi.
• Zat asing yg menginduksi respon adaptif immunity
yg dikenal oleh limfosit atau antibodi disebut
antigen.
• Sistem imun terbagi 2 cabang:
1. Imunitas humoral, yg merupakan fungsi protektif
imunisasi dapat ditemukan pada humoral
2. Imunitas seluler, yg fungsi protektifnya berkaitan
dengan sel
Sistem Imun Spesifik / Adaptif
• Jika bakteri, virus maupun zat asing berhasil
melewati sistem kekebalan bawaan (non
spesifik), selanjutnya zat2 asing tersebut akan
dibawa oleh sistem kekebalan adaptif.
• Kekebalan adaptif bersifat spesifik, artinya
mekanisme pertahannya bergantung pada
pembentukan respons imun terhadap
mikroorganisme tertentu yg memberi
rangsangan.
• Karena membutuhkan pajanan, sistem imun ini
membutuhkan waktu yg agak lama utk menimbulkan
respon. Namun, jika sistem imun ini sudah terpajan
oleh suatu mikroba atau penyakit, mk perlindungan yg
diberikan dpt bertahan lama karena sistem imun ini
mempunyai memori terhadap pajanan yg didapat.
• Kekeblan adaptif dpt bersifat alamiah maupun buatan.
• Kekebalan alami pasif didapatkan oleh bayi dari ibunya
dlm kandungan, sedangkan yg aktif didapat misalnya
melalui infeksi (menderita penyakit terlebih dahulu).
Sedangkan kekebalan adaptif buatan aktif diperoleh
melalui imunisasi.
TERIMA KASIH
IMUNOLOGI SEMESTER 4

PERTEMUAN 8 :
MATURASI SEL LIMFOSIT DAN
SISTEM KOMPLEMEN
OLEH : apt. Nurhasanah Rumanda, S. Farm., M. Farm.
Bahan Kajian :
1. Maturasi dan aktivasi sel B
2. Maturasi dan aktivasi sel T
3. Sistem komplemen
4. Pengaturan sistem komplemen
5. Fungsi biologis protein-protein
Maturasi dan aktivasi sel B
• Sel limfosit = komponen respon imun spesifik.
Fungsinya sebagai regulasi dan aktivasi respon
imun, menghilangkan sel terinfeksi maupun
dalam produksi antibodi.
• Sel2 limfosit dihasilkan dari sel2 punca yang
ada di sumsum tulang.
• Untuk dapat melakukan fungsinya dalam
perlindungan terhadap tubuh, sel2 limfosit ini
harus mengalami maturasi atau pematangan.
• Dalam proses maturasi ini terdiri dari diferensiasi
dan perbanyakan sel punca menjadi sel2 limfosit
serta adanya seleksi positif dan negatif yg pd
akhirnya membentuk sel2 limfosit yg hanya akan
bekerja pd protein asing bukan pada protein tubuh.
• Proses maturasi sel limfosit B terjadi di sumsum
tulang. Proses ini terdiri dari beberapa tahapan:
a. Tahap sel pro-B
b. Tahap sel pre-B
c. Tahap sel B imatur
d. Tahap sel B matur
• Tahap sel pro-B:
- terjadi diferensiasi awal sel punca menjadi
limfosit B
- Sel pro-B ini belum menghasilkan
imunoglobulin.
- Mengekspresikan CD19 dan CD10 sebagai
penanda permukaan sel, serta banyak terjadi
pembelahan sel pro-B
• Tahap sel pre-B:
- Terbntuk molekul imunoglobulin sederhana pd
permukaan sel
- Molekul penanda permukaanya juga berganti
menjadi CD34
- Adanya rekombinasi gen2 imunoglobulin (utk
proses keragaman daerah fab dlm proses
pengenalan antigen
• Tahap sel B imatur:
- Proses rekombinasi gen masih terus terjadi
- Proliferasi sel yg cukup banyak
- Penanda permukaan CD34 menghilang
- Mulai terekspresinya IgM di permukaan sel B imatur
- Terjadinya proses seleksi negatif (prosesm seleksi sel B
sehingga siap melawan patogen
- Proses seleksi negatif ini sel B imatur akan dihadapkan
dengan protein tubuh (self antigen)
- Apabila sel B imatur dpt mengenali protein ini sbgai agen
asing maka sel B imatur ini akan mengalami apoptosis atau
tidak mengalami maturasi lebih lanjut. Namun jika tidak
mengenali maka akan mengalami maturasi lebih lanjut.
• Tahap sel B matur :
- sel2 B imatur yg lolos seleksi negatif akan
bergerak keluar dari sumsum tulang ke organ
limfatik sekunder
- Sel2 limfosit B matur memiliki molekul IgM
dan IgD pd permukaan selnya dan mulai
berikan dengan antigen (proses aktivasi)
- Hasil dari aktivasi ini adalah perubahan dari
sel B menjadi sel plasma yg dpt mensekresikan
antibodi.
• Secara garis besar, proses maturasi se B terjadi
di sumsum tulang, kemudian sel limfosit B
akan meninggalkan sumsum tulang menuju ke
organ limfoid sekunder dan banyak berikatan
dengan antigen sehingga teraktivasi dan
menghasilkan antibodi.
Maturasi dan aktivasi sel T
• Maturasi sel terjadi di sumsum tulang dan timus
• Didalam sumsum tulang, sel limfosit T akan
terbentuk, kemudian sel T akan menuju ke timus
untuk proses maturasi lebih lanjut
• Proses maturasi sel T ada beberapa tahap:
1. Tahap pro sel T
2. Tahap pre sel T
3. Tahap positif ganda
4. Tahap positif tunggal
5. Tahap sel T matur (naïve)
• Timus adalah organ yg
terletak di atas jantung dan
terdapat pd anak2 dan
remaja.
• Ketika dewasa, organ timus
akan mengerut dan tidak
aktif melakukan aktivasi sel
limfosit T
• Organ timus terdiri dari
bagian luar/cortex dan
bagian dalam /medula
• Tahap pro sel T:
- Perpindahan sel punca dari sumsum tulang ke
timus
- Belum terdapat penanda permukaan sel
limfosit yg khas, sehingga disebut sel negatif
ganda
- Terjadi pada bagian cortex timus
• Tahap pre sel T :
- Terdapat penanda permukaan sel yg disebut
timosit (sel limfosit awal)
- Selanjutnya sel timosit mengalami maturasi
menjadi timosit ganda atau memasuki tahap
positif ganda
• Tahap positif ganda :
- Timosit memiliki 2 jenis penanda permukaan
sel yaitu CD4 dan CD8 (sel timosit ganda)
- Selanjutnya sel2 tersebut mengalami
proliferasi di bagian cortex timus dan
mengalami seleksi positif
• Tahap positif tunggal :
- Sel limfosit yg lolos dalam seleksi negatif dan
positif akan mengekspresikan satu jenis
penanda permukaan sel saja yaitu CD4 atau
CD8
- Sel limfosit sudah dapat dibedakan menjadi
sel T helper atau sitotoksik
- Sel kemudian siap dikeluarkan dari timus
menuju ke organ limfoid sekunder
• Tahap sel T matur (naïve):
- Sel limfosit T yg belum mengenal antigen
disebut sebagai sel T naïve.
- Sel ini masih terdapat di organ limfoid
sekunder
- Apabila sel ini sudah mengenal antigen maka
sel T akan menjadi matur dan teraktivasi
Sistem komplemen & pengaturan sistem komplemen

• Sejumlah protein serum yang saling


mengaktifkan secara berurutan utk
membentuk molekul biologi yang aktif seperti
enzim, opsonin, anafilatoksin dan kemotaksin
• Diberi nomor sesuai dengan urutan ditemukan
• Termasuk respon imun non spesifik
• Jumlahnya tidak meningkat setelah imunisasi
• Pengaktifan sistem komplemen melalui 2 jalur:
- Jalur klasik
- Jalur alternatif (jalur properdin)
• Kedua jalur protein komplemen saling
bereaksi  produk dari masing2 reaksi
bertindak sebagai enzimyang mengkatalisis
reaksi berikutnya sampai beberapa tingkat
 reaksi berjenjang (cascade)
• Jalur klasik:
- Pengaktifan oleh terjadinya ikatan antibodi dengan antigen asing
- Sekuens dari jalur klasik:
o Komponen utama yg diaktifkan adalah C1. aktifasi C1
memerlukan ikatan C1 dengan reseptor spesifik C1 di regio Fc
sekurangnya 2 molekul Ig yg bersebelahan (IgG atau IgM)
o C1 yg teraktivasi memiliki aktivitas esterolitik dan proteolitik yg
dpt memecah C4 menjadi fragmen2. C4 yg aktif berinteraksi
dengan C1 untuk memecah C2 menjadi fragmen2.
o Fragmen C2 dan C4 membentuk enzim baru yg disebut C42 (C3
convertase), enzim ini memecah beratus ratus molekul C3
menjadi fragmen C3a dan C3b (AMPLIFIKASI). C3a dan C3b ini
berperan menyebabkan kemotaksis dan inflamasi serta berperan
sebagai opsonin
• C3b bergabung dengan fragmen C2 dan C4
membentuk enzim C5 convertase (C423) yg
memecah C5 menjadi fragmen C5a dan C5b
• C5b dengam C6, C7 dan beberapa molekul C9
membentuk membrane attack complex (MAC).
Yaitu lubang berbentuk bulat pd membrane
sitoplasma  cairan masuk kedalam sel  Sel
bengkak  lisis hipotonik sel
• MAC merupakan senjata antimikrobial non
spesifik yg poten terhadap banyak bakteri dan
patogen eukariotik
• Jalur Alternatif :
- Patogen dan produk patogen, seperti:
1. Endotoksin bakteri (LPS bakteri gram negatif)
2. Dinding sel beberapa bakteri
3. Dinding sel jamur
4. IgA teragregasi
5. Faktor2 yg terdapat pd bisa ular kobra
• Faktor properdin B, D dan P ?(faktor serum)
berinteraksi dengan endotoksin  stabilisasi
molekul C3b yg terdapat dlm jumlah sedikit
dalam darah
• C3b stabil bergabung dengan faktor properdin
B, D dan P membentuk enzim yg memecah C3
 fragmen C3b yg lebih banyak.
• Molekul C3b bergabung dengn properdin B 
enzim  memecah C5 seperti jalur klasik
• Kurang efisien dibanding klasik
• Berguna pd fase awal infeksi jamur dan bakteri
Gram Negatif sebelum respon imun spesifik
menghasilkan antibodi untuk mengaktifkan
jalur klasik
• Antibody independent
• kedua jalur ini sangat berhubungan
Fungsi biologis protein-protein
1. Enzim  protein yg berfungsi sebagai biokatalis.
Contohnya : Ribonuklease dan Tripsin
2. Protein Transport  protein yg mengikat dan
memindahkan molekul atau ion spesifik.
Contohnya : Hemoglobin, Mioglobin, serum dan
albumin
3. Protein Nutrien dan Penyimpanan  protein yg
berfungsi sebagai cadangan makanan. Contohnya :
Gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/susu,
feritin/jaringan hewan
4. Protein kontraktil  protein yg memberikan kemampuan
pada sel dan organisme untuk mengubah bentuk
ataubergerak. Contohnya : Aktin dan Miosin yang berperan
dalam sistem kontraksi otot kerangka (aktin dan tubulin).
5. Protein Struktural  protein yg berperan sebagai
penyangga untuk memberikan struktur biologi kekuatan
atau perlindungan. Contohnya : kolagen dan kreatin
6. Protein Pertahanan  protein yg melindungi organisme
terhadap serangan organisme lain (penyakit). Contohnya :
imunoglobin/antibodi, fibrinogen dan trombin.
7. Protein pengatur  protein yg berfungsi mengatur
aktivitas seluler atau fisiologi. Contohnya : hormon seperti
insulin, hormon paratiroid, horman pertumbuhan dan
hormon seks.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai