Anda di halaman 1dari 88

DIALOG DENGAN

TEMANKU PENGANUT
SYIAH

Oleh
al-Hsyim bin Al

Penerbit
Markaz al-Abhts al-Aqidiyyah

PENGANTAR PENERBIT
Dialog dianggap sebagai salah satu faktor utama yang dapat memperluas
cakrawala pengetahuan, memperkaya gudang pengetahuan dengan ilmu-ilmu yang
baru, dan menghilangkan batas penghalang di antara mereka yang saling berselisih
pendapat, karena dalam dialog, kedua belah kubumelalui jalan saling tukar
menukar pendapat dan mengawinkan pemikiranakan memperolah ide brilian dari
pendapat yang lain. Dengan cara ini terciptalah kesalingfahaman dan kedekatan antara
dua belah pihak. Mereka berdua akan merasa bahwa oposan telah membantu dirinya
memahami kebenaran secara komprehensif.
Penyebab terjadinya perbedaan pandangan adalah karena setiap orang
memiliki cara sendiri dalam memandang kebenaran. Seseorang terkadang melihat
kebenaran yang tidak disaksikan oleh orang lain. Melalui proses dialog, usaha keras
menjadi terarah, tolong menolong di antara dua pihak menjadi sempurna, sehingga
keduanya melihat bahwa teman mereka memiliki cara pandang terhadap kebenaran
dari sisi yang berbeda. Merekasesuai dengan cakrawala pengetahuan mereka
dapat melakukan koreksi atas pendapat yang berbeda, mengubah gambaran hati
mereka mengenai kebenaran, dan menghilangkan kerancuan dalam pemahaman.
Dengan cara dialog ini, gambaran kebenaran menurut kedua belah pihak menjadi
sempurna. Mereka merasa bahwa diri mereka saling dekat satu sama lain sebagai hasil
dari tolong menolong yang mereka lakukan bersama untuk memperoleh pemahaman
yang komprehensif.
Seperti telah diketahui oleh banyak orang bahwa Syiahseiring berlalunya
waktu telah mengalami penderitaan dan cobaan yang berat dari lawan-lawan
mereka dan juga dari para penguasa lalim yang mengendalikan pemerintahan,
sehingga suaranya hanya terdengar lirih. Sebaliknya, sekolah para wakil rakyatyang
didirikan oleh kekuatan pemerintahbebas berkreasi untuk menyebarluaskan
pemikiran mereka dan menyalahkan pemikiran orang yang berseberangan dengan
semua daya upaya.
Akan tetapi, setelah banyaknya propaganda yang mengajak berfikir bebas dan
setelah berkembangnya teknik penyebaran informasi, kekuatan pemerintah semakin
berkurang sesuai dengan- pengekangan kebenaran dan pembatasan manusia dalam
lingkungan yang sempit.
Maka Syiah pun dapat memperkenalkan pemikiran dan prinsip-prinsip mereka
yang disebarkan melalui madrasah-madrasah Ahlulbait saw.
Dari pijakan ini, terbukalah kebenaran kepada khalayak ramai sehingga
banyak orang yang memeluk mazhab Syiah dan setelah itu mereka dapat
mendakwahkan mazhab ini di tengah-tengah masyrakat mereka. Dialoglah metode
yang paling tepat yang mereka gunakan untuk menjelaskan kebenaran Syiah terhadap
orang lain.
Buku ini, dialog dengan sahabatku yang (bermazhab) Syiah, adalah salah satu
dialog-dialog yang dijadikan oleh para pengikut mazhab Ahlulbait saw sebagai media
untuk memperkenalkan kepada kaum Sunni atas kebenaran-kebenaran yang
seharusnya mereka juga miliki, karena kita sekarang berada pada masa di mana semua
orang bebas dari kekangan yang menghimpit mereka di masa yang lalu.
Pusat Kajian Teologi
Faris Al-Hasysyun
PERSEMBAHAN

Teruntuk seorang wanita Quraisy pertama .


Teuntuk wanita yang telah dipilih Allah sebagai wadah untuk makhluk-Nya yang
mulia dan juga pemimpin para utusan
Teruntuk mereka yang menjadikan kemusyrikan sebagai kelaliman dan
permusuhan
Teruntuk orang pertama yang dibukakan matanya oleh Rasulullah
Teruntuk Aminah binti Wahab
Teruntuk pedang Allah yang terhunus
Teruntuk para pahlawan tak dikenal
Teruntuk mereka yang meninggal dengan memegang pedang dan Kitab
Teruntuk Malik bin Al-Harits Al-Asytralankhai .
Saya persembahkan bukuku ini .

Bismillhirrahmnirrahm
PENGANTAR PENULIS
Buku ini adalah ringkasan dari perdebatan dan dialog yang berlangsung antara
saya dengan salah seorang sahabatku yang Syiah di kotaku, Qabis. Saya telah
berbicara panjang lebar dengan temanku ini tentang akidah dan akidah yang terkenal
dari sekte Syiah Itsna Asyariyah.
Saya mengajak para pembaca yang budiman untuk berbicara panjang lebar
bersama kami dalam dialog ini dari sisi pembaca sendiri dan saya membebaskan para
pembaca untuk memberikan kesimpulan sendiri.

PERMULAAN
Aku selalu ingat malam-malam musim dingin yang panjang itu, ketika aku
masih berumur enam tahun. Aku biarkan waktuku terbang bersama khayalanku
mendengarkan dengan penuh kerinduan cerita-cerita yang disampaikan kepada kami
oleh orang-orang tua dan perempuan kerabatku. Cerita-cerita tersebut berkisar tentang
hantu, setan, dan iblis serta sang pemberani. Cerita-cerita itu adalah wahana rekreasi
dan pengisi waktu. Terlebih di malam-malam musim dingin yang panjang, di bawah
terawang lampu minyak, di dekat tungku perapian yang menghangatkan kami di
ruang penjagaan di rumah pamanku. Sementar gelas-gelas teh berputar di antara yang
ada di ruang itu. Semua orang mendengarkan dengan khidmat dongeng para pencerita
yang kisahnya berawal tanpa ujung, mungkin ada penambahan di sana-sini yang
dirangkai dari berbagai khayalan dan perasaan si pencerita.
Aku diberi oleh Allah Swt kemampuan menghafal dengan kuat, aku tidak lupa
satu kata pun dari cerita dan hikayat itu. Ketika aku sedang berkhayal dengan penuh
keceriaan dan menunggu kehangatan tungku perapaian, datang seorang tua yang
terkenal punya banyak cerita berkunjung ke rumah pamanku dan menginap bersama
kami, sehingga dia pun dapat menceritakan apa yang masih ada dalam pikirannya.
Aku meminta salah seorang kerabatku yang telah berusia lanjut untuk menceritakan
sebuah cerita yang masih diingat dalam memorinya semenjak kecil.
Hari-hari ketika itu sungguh menyenangkan. Setelah pulang dari sekolah dan
mengerjakan beberapa pekerjaan kebun serta menggembalakan kambing-kambing,
kami kembali ke rumah saat gelap mulai menyelimuti desa, ketika bulatan matahari
yang merah besar bersembunyi di balik gununug-gunungsesuai dengan
perkiraanku, seingkali aku berkeinginan untuk berdiri di salah satu gunung itu
sehingga aku dapat mengetahui matahari ketika ia bersembunyi di balik desa hingga
datang fajar hari berikutnya. Terbenamnya matahari membentangkan selendangnya
yang merah lalu menjadi hitam di atas desa kami tercinta. Tidak ada lagi yang
terdengar kecuali lolongan anjing dan suara kelelawar-kelelawar malam.
Tiga tahun aku habiskan dalam dunia khayalan yang penuh dengan
kesederhanaan dan kebahagiaan. Setelah itu, aku keluar dari dunia cerita kepada iklim
kota yang bising, di mana orang-orang menjadi lebih peduli terhadap waktu dan
perhatian akan jarum jam.
Dalam suasana kota iniyang masih baru bagikuaku telah kehilangan ayam
dan anak ayam milik istri pamanku. Aku juga kehilangan keledai kami yang selalu
sabar dalam menjalankan perintah yang berat, selalu menerima makanan yang hanya
sedikit dan selalu tahan dalam menjalani kehidupannya yang susah. Begitu pula aku
kehilangan ladang-ladang yang biasanya menjadi tempat bersenang-senang dan
bergembira. Benar, aku telah kehilangan semua suasana itu, tetapi masih ada satu hal
yang tersisa yaitu cerita-cerita menyenangkan itu yang masih tertanam di hatiku.
Cerita-cerita yang menjadi penyebab dan juga dasar dari perubahan kehidupanku yang
berantakan.
Meskipun aku telah tinggal di kota, tetapi tidak mudah kerinduan yang selalu
menyertaiku itu mereda. Kendati aku merasa nyaman dengan kehidupan yang
menyenangkan dan tidak pernah kosong dari kegembiraan karena di kota tersedia
banyak gemerlap lampu, bioskop, jalan-jalan, dan rutinitas tiada henti. Akhirnya
kerinduan akan cerita itu mereda dan berubah menjadi fatamorgana dan hayalan
besar. Lalu kembalilah kerinduan dan kesenanganku pada desa kami tercinta dan tak
pernah terlupakan. Desa yang tampak seperti ketinggalan zaman. Akan tetapi aku
memanfaatkan sedikit kesempatan mengunjungi desa itu untuk mengenang memoriku.

Semua kenangan itu telah pudar, hanya satu memori yang menemaniku di kota
yaitu suka dan cintaku terhadap kisah-kisah dan cerita-cerita khayal.
Akan tetapi siapakah orang yang akan memberikan cerita-cerita tersebut kepadaku di
kota al-qilah ini? Orang-orang tua di kota itu memiliki kesibukan yang tinggi
sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk menyampaikan cerita-cerita yang pernah
mereka dengar kepada cucu-cucunya. Di sisi lain, anak-anak mereka juga sibuk. Anak
yang dewasa senang mengikuti berita melalui gelombang radio lokal dan
internasional, dan anak-anak kecil menghabiskan waktu mereka dengan film karton.
Sering kali cerita teman-teman sekolahku mengenai film seri atau drama di
televisi dengan para tokohnya membuatku marah. Aku selalu mendengar cerita
mereka dan sayangnya, hal itu membuatku tersiksa karena di rumah kami tidak
terdapat pesawat televisi. Meskipun demikian, satu-satunya penghiburku adalah
kisah-kisah itu.
Itu semua benar, tetapi di rumah yang baru aku tidak memiliki cerita-cerita
desa dan juga pesawat televisi. Kesenanganku dan kerinduanku menjadi berubah
kepada buku cerita yang dianjurkan oleh para pengajar dan dibagikan kepada kami
secara gratis di sekolah. Aku merasa bahwa di dalam buku cerita anak-anak terdapat
perluasan dunia khayalan karena cerita-cerita tersebut dikemas dalam kemasan yang
indah dan menarik, begitu juga kondisi tiap halamannya.
Aku sangat rakus membaca buku-buku tersebut karena buku itu menjembatani
diriku kepada surga yang hilang desaku. Cerita buku itu berkisar pada cerita serigala
yang tertipu, cerita kehidupan biji gandum, dan juga Juha dan petualangannya.
Para pengajar menganjurkan kami untuk gemar membaca untuk memperkuat
kemampuan kami berbahasa Arab dan juga Perancis. Pemberian buku cerita tersebut
kepada kami selain tujuan hiburan juga untuk tujuan pendidikan karena kami selalu
ditanya mengenai kandungan cerita dan juga meringkas cerita yang merupakan
pekerjaan yang sangat mudah.
Setelah kami merampungkan satu buku cerita kami mengembalikannya dan
kami diberi buku lain yang telah dibaca teman kami, begitu sebaliknya.
Seiring berlalunya waktu, aku mulai membaca cerita-cerita menyenangkan
dengan halaman yang lebih banyak dan kandungan lebih dalam (rumit), seperti cerita
mengenai detektif, cerita sastra Arab seperti Kalilah wa Dimnah, Hayy bin Yaqdhan,
Alf Lailah wa Lailah dan cerita lainnya.
Akan tetapi ketika aku mulai beranjak baligh, keberadaanku yang baru ini
menghendaki agar aku tidak lagi membaca cerita-cerita yang berwarna-warni. Sudah
tiba saatnya aku menjauhi buku-buku seperti itu. Aku tidak lagi merasa puas dengan
buku-buku itu, karena dari segi ketebalannya buku-buku itu terlihat sangat kecil. Dari
segi isinya, suasana pelajaran umum telah membuat kami terlalu besar untuk
membaca buku jenis itu. Sudah selayaknya aku meringkas dan meneliti riwayat para
sastrawan Arab kontemporer dan juga pengaruh mereka terkini. Dalam dunia nyata
aku merasa bosan terhadap para penulis yang menulis kisah dan ceritanya jauh dari
alegori atau jauh dari kenyataan dengan menggunakan keadaan abu-abu dalam dunia
nyata-. Cerita mereka kosong dari ruang rasa yang selalu menjadikan aku rindu.
Cerita-cerita yang masih aku anggap kosong seperti cerita hilangnya perasaan
ibu Musa yang menceritakan tentang Binu Al-Harrah yang memiliki hubungan
dengan Sanyurah dan juga mencintainya, atau cerita tentang kehidupan seorang hakim
di desa-desa dan cerita yang lain.
Akan tetapi dengan cepat aku tidak lagi suka dengan kisah-kisah nyata
tersebut, karena melalui sejarah, aku menemukan kesalahan dalam cerita tersebut
yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan khayalan yang tinggi.

Seperti itulah keadaan yang ada dalam metode pendidikan di negara. Dimulai
dengan pelajaran masa sebelum adanya tulisan (masa pra-sejarah) dengan manusiamanusia pada masa itu, dilanjutkan dengan sejarah bangsa-bangsa kuno, pertengahan
dan modern.
Seperti itulah metode pendidikan yang digunakan, setelah pendefinisian ilmu
sejarah dan manfaatnya yang dihubungkan dengan keadaan manusia awal, dilanjutkan
dengan sejarah Tunisia kuno dan kebudayaan yang pernah mengisinya seperti budaya
Punisia, Barbar, Roma Barat, Bizantium, dan Arab.
Aku menemukan kesalahanku yang sengaja diarahkan ketika aku membaca
sejarah. Telah terbuka bagiku cakrawala pengetahuan yang luas. Telah terbentuk di
depanku keterkaitan antara suatu kebudayaan dengan para pahlawan dan peristiwaperistiwa yang menyertainya. Telah terbuka bagiku lahan baru untuk mengaitkan dan
meneliti jaring-jaring pengetahuan satu dengan lainnya. Bahkan, kecintaanku terhadap
sejarah bertambah dengan rasa penasaranku terhadap sejarah negara-negara Arab
Islam.
Seperti itulah tahapan yang berlangsung secara alami. Bukankah setiap kita
memiliki rasa cinta dan suka terhadap sesuatu? Ada yang suka Geografi, ada yang
suka puisi, ada yang suka olahraga atau musik
Akan tetapi, aku suka sejarah karena mataku menjadi terbuka terhadap
kebenaran besar yang mengubah kehidupanku.

SHALAT JUMAT PERTAMA


Aku melihat atap masjid yang terbuat dari kayu, melihat kipas angin listrik
yang ditempelkan untuk menyamankan udara masjid yang sesak oleh para jamaah
yang duduk rapi dalam barisan. Aku sibuk memperhatikan imam jumat yang sedang
berada di atas mimbar kayu indah dan bertangga. Imam tersebut membawa tongkat
panjang di tangan kanannya.
Itulah shalat jumat pertama yang aku ikuti. Ketika itu aku adalah anak kecil
yang pergi bersama ayahku karena desakanku untuk ikut ayah dalam kerumunan
mingguan yang besar. Semua itu adalah baru bagiku. Terdapat tirai kayu yang
tersusun dengan tinggi sepadan dengan pria dewasa memisahkan kami dari tempat
yang diperuntukkan khusus perempuan dan aliran air yang kecil tersebar di sepanjang
barisan para jamaah menjadi gambaranku terhadap masjid. Setiap minggu para pria
dengan umur lima puluh tahunan memenuhi masjid untuk mengharapkan pahala.
Imam mengakhiri khutbahnya dan turun dari mimbar. Adzan lalu
dikumandangkan tiga kali berturut-turut sebagai pengingat shalat jumat yang akan
kami lakukan. Kami langsung mengikutinya dengan shalat Ashar selepas istirahat
sebentar. Para pembantu masjid bertugas untuk mengumpulkan uang demi perluasan
masjid yang besar ini1.
Aku keluar dari masjid selepas menjalankan shalat. Aku selalu bersama
ayahku karena ramainya jamaah yang ada. Aku menemui banyak sekali para
peminta-minta yang saling berebut menampilkan aib dan kemiskinan mereka. Ada
yang buta, pincang, seorang janda dan juga anak yatim. Itulah jumat pertama yang
ramaikarena aku merasakan suasana rohani yang tinggi.
Dunia baru yang aku masuki dengan rasa rindu, senang dan penuh rasa ingin
tahu. Seakan-akan hidupku semuanya menjadi masjid. Aku tidak pernah
meninggalkan rutinitas shalatku di masjid itu kecuali shalat subuh karena anak
seusiaku dilarang keluar di pagi buta.
Di masjid kami yang berada di perkampungan kuno kota diadakan pengajian
yang diajarkan oleh beberapa orang guru, aku terkadang mengikuti pengajian tersebut.
Dalam pengajian yang pernah aku ikuti diceritakan kisah-kisah tentang Rasulullah
saw, biografinya, keikhlasan para sahabat dan pengorbanan mereka kepada Allah dan
rasul-Nya, juga cerita mengenai perebutan para sahabat atas berkah air wudlu nabi
atau ludah nabi. Terkadang juga diceritakan mengenai kisah-kisah para nabi dan rasul
serta apa yang mereka jalani bersama kaum mereka baik dalam sikap lunak maupun
sikap keras mereka.
Hanya dengan mendengarkan cerita-cerita ini aku telah mampu menghafalnya,
mulai dari A sampai Z, bahkan aku mampu mengulanginya dengan menceritakan
kembali kepada keluarga, sanak saudara dan teman-temanku. Terkadang aku bercerita
kepada mereka mengenai kedermawanan Abu Bakar Al-Shiddiq. Di kesempatan
lainnya aku bercerita mengenai Al-Faruq, Umar dengan kecintaannya kepada Allah,
juga mengenai infak yang dilakukan oleh Utsman Dzun-Nurain. Selain itu juga aku
ceritakan tentang seorang sahabat nabi yang munafik, Tsalabah2 yang merupakan
orang dengan kecintaan berlebih kepada Allah dan rasul-Nya, dia tidak pernah
ketinggalan shalat di masjid bersama Rasulullah saw hingga dia dijuluki merpati

Masjid Agung yang besar ini menjadi pembeda dengan masjid-masjid lainnya yang tidak
digunakan sebagai tempat shalat jumat. Biasanya masjid agung adalah masjid tertua dan terkenal di
setiap kota di Tunisia.
2
Dia bernama Tsalabah bin Hatib Al-Anshari

masjid, tetapi dia berubah menjadi orang yang menolak membayar zakat3 dan
meninggal dalam keadaan buruk.
Aku juga dapat menghafal dengan baik puisi-puisi pujian terhadap Rasulullah
saw tanpa pernah membaca sebelumnya. Beberapa orang yang aku ceritai adalah
orang-orang yang lebih tua daripada diriku, mereka heran terhadap kemampuan
hafalanku karena aku dapat bercerita kepada mereka mengenai peristiwa dan kejadian
serta pribadi seseorang yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.
Aku bangga dengan mazhab Maliki sebab, mazhab tersebut merupakan ruh
dan inti Islam, karena mazhab Maliki adalah mazhab yang netral dibanding mazhab
lain dalam Islam. Mazhab Maliki tidak condong ke Mutazilah yang terlalu rasional
dan juga tidak dekat dengan mazhab Hambali yang eksistensial terlebih mazhab
orang-orang bodoh yang lucu.
Akan tetapi dalam kenyataannya aku belum mengenal dengan benar mazhab
Maliki, tidak juga mengenal dengan benar pendiri mazhab ini, tetapi kebanggaan
inilah yang selalu aku dengar dari para dai dan mereka yang lebih tua serta harus aku
ikuti. Sebagai contoh, penggantungan terhadap sekelompok orang adalah sebuah
tindakan kriminal4. Jika demikian, lalu apa gunanya penelitian dan penyelidikan?
Bukankah kita telah dilahirkan sebagai penganut Maliki, hidup dan mati juga
menganut Maliki? Bukankah mazhab Maliki adalah mazhab Islam yang paling baik,
sehingga andaikata ada seseorang yang bertanya tentang jumlah penganut mazhab ini
kita akan memberikan jawaban dengan penuh rasa bangga, Mazhab Maliki di
sebelah utara dibatasi laut putih dan laut tengah atau mengatakan, Di sebelah utara
dibatasi oleh Katolik Roma, di sebelah barat dibatasi dengan samudra Atlantik atau
laut hitam seperti penamaan pelaut Arab kuno, di sebelah timur dibatasi oleh mazhab
Syafii yang mayoritas tinggal di Mesir, dan di sebelah selatan mazhab Maliki
menyebar ke seluruh penjuru Afrika yang berpenduduk muslim.

3
Lihatlah firman Allah, Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah:
"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan
bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan
kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling. Mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan
kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah
memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka
selalu berdusta.( Al-Thaubah: 75-77)
4
Pepatah bahasa daerah Tunisia. Artinya, semua yang menggantung dengan kelompok akan
hidup enak bahkan selamat dari hukuman gantung.

KEJUTAN
Pelajaran sejarah kami sekarang telah sampai pada periode Islam. Kami
memulai dengan kemunculan Islam di Mekah, lalu hijrah Rasul saw bersama para
sahabatnya ke Yasrib dan Madinah Al-Munawwarah. Melewati beberapa peperangan
Rasul saw, hingga terbebasnya kota Mekah. Dilanjutkan dengan penyebaran Islam di
Jazirah Arab, hingga pada masa khulafaur rasyidin Islam telah terbentang dari Barat
hingga Timur.
Seperti hari-hari biasanya, pada matapelajaran sejarah ini aku duduk di
belakang kelas. Pelajaran pun dimulai. Guru sejarah kami adalah seorang pria
berumur 50an tahun. Fisiknya kurus, pandangannya kabur dan berfikiran tradisional
yang memandang Islam hanya dihasilkan oleh orang-orang Arab murni. Islam adalah
Arab, Binu Sina adalah keturunan Arab, juga Ar-Razi dan Syibawaih, bahkan orang
Barbar juga keturunan Arab. Semuanya adalah Arab.
Hal yang mengherankan dari pemikiran yang membelenggu kebudayaan
manusia yang abadi dan terangkum dalam koridor sempit rasialis ini hanyalah salah
satu babak peradaban yang maju. Pemikiran ini mengingatkanku pada kejadian lucu
yang menimpa seroang pria Arab. Pria itu diprovokasi dan diejek oleh orang-orang
non-Arab. Pria itu lalu marah dan berkata, Benar, aku seorang ArabRasul saw juga
Arabbahkan Allah juga Arab. Orang-orang terkejut, mereka berkata, Keberadaan
Rasul sebagai orang Arab dapat kami terima dan kami yakini, tetapi keberadaan Allah
Swt sebagai Arab? Dengan spontan pria tersebut menjawab, Karya-Nya
menunjukkan hal itu. Bukankah Al-quran adalah ciptaan Allah? Dengan demikian,
Allah juga orang Arab.
Guru Sejarah memulai pelajaran dengan pembahasan mengenai fitnah besar,
begitu biasanya disebut. Bapak guru bercerita mengenai peristiwa perang Shiffiin.
Mulai dari permulaan, faktor-faktor penyebab, lama, kekejaman dan jumlah
korbannya, hingga kemenangan yang mulai tampak bagi kubu Ali binu Abi Thalib
(semoga Allah memuliakan wajahnya). Dilanjutkan dengan perang melawan
Muawiyah binu Abu Sufyan dan kegelisahan yang menerpa pasukan Syam. Bapak
guru mendongakkan kepalanya sambil tersenyum sinis. Mulutnya penuh dengan gigi
yang menguning. Dia berkata, Akan tetapi musibah pun datang. Amr bin Ash
melakukan tipudaya, ia mengangkat al-Quran, sehingga pasukan Ali tidak jadi
menyerang. Rasa gundah pun menyelimuti pasukan Ali, sehingga semangat mereka
turun dan umat pun menjadi terpecah belah.
Cerita guru sejarah itu seakan petir yang menyambarku. Amr bin Ash adalah
sahabat Rasul saw, tetapi dia telah melakukan kebohongan, berkhianat dan makar.
Amr bin Ash adalah sahabat yang dipuji Rasul, sebagaimana cerita guru-guruku.
Amr bin Ash berbohong? Apakah sebuah tujuan bisa menghalalkan segala
cara dalam agama Allah yang dibangun oleh fondasi keikhlasan?
Sungguh posisi yang sulit, lalu mana yang benar? Apakah perkataan guru
sejarah yang seenaknya menghina sahabat ini? Ataukah perkataan guru-guruku yang
memuliakan Amr bin Ash?
Akan tetapi guru sejarah ini tidak menambah-nambahi. Buku sejarah ini
mengatakan hal yang sama. Lalu bagaimana pertemuan-pertemuan yang biasa aku
hadiri dan bercerita mengenai keistimewaan para sahabat terutama Muhajirin dan
Anshar? Hari itu aku pulang ke rumah dengan jiwa yang kritis dan tercabik-cabik.
Lidahku berkata, Seandainya perasanku ini tidak benar. Kemanakah aku akan
berpendapat dan kepada siapakah aku bertanya?

Aku masih saja bingung hingga kakakku pulang sore harinya. Aku langsung
bertanya kepadanya. Aku berharap mendapatkan jawaban yang tepat atau paling tidak
jawaban yang dapat menenangkan gejolak keraguanku yang telah berkobar.
Kakakku mulai berbicara, Apakah kamu tidak heran terhadap apa yang telah
dilakukan oleh para sahabat yang kita biasa hormati dan agungkan atas dasar
kecintaan kita terhadap Rasulullah saw?
Kakakku berkata, Baiklah, apa pendapatmu tentang mereka?
Aku menjawab tantangan kakakku, Bagaimana bisa para sahabat dikatakan
sebagai orang yang baik, jika mereka saling membunuh, saling memaki dan saling
menipu?
Lalu apa sumber masalah ini? Kenapa mereka membunuh, kenapa mereka
menipu? Apakah semua itu diperuntukkan bagi agama?
Bukankah mereka adalah sumber agama? Bukankah mereka yang mengajari
kita agama? Apakah semua yang mereka lakukan hanya untuk tujuan duniawi?
Apakah seperti itu anggapan terhadap para sahabat? Jika kenyataannya seperti itu,
maka baik duniawi maupun agama mereka akan hilang.
Kakakku menjawab dengan perkataan yang mengingatkan sekaligus penuh
kasih sayang,kamu jangan tergesa-gesa menghakimi mereka. Masih banyak faktor
yang kita tidak tahu dan tidak mudah pula untuk kita fahami.
Jawaban kakakku terasa dingin dan hambar, serta belum meyakinkan. Seakanakan dia memukul besi yang masih dingin. Aku berharap dia bisa memberiku
keyakinan. Aku adalah anak kecil yang selalu meyakini keutamaan para sahabat, aku
selalu menempatkan mereka dalam posisi seperti malaikat.
Apa yang telah menjadikan para sahabat tersungkur ke dalam fitnah buta ini?
Semoga para cendikiawan dapat menunjukkan kepada kami siapa gerangan orang
yang menyulut dan membakar fitnah itu.
Seandainya para sahabat yang terlibat dalam fitnah itu adalah sahabat dari
tingkat ketiga, pastilah banyak hinaan terhadap mereka. Akan tetapi, mereka adalah
para sahabat yang bersih; Amr bin Ash, Ammar bin Yasir, Thalhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam, Ali bin Abi Thalib, dan Aisyah, istri Rasulullah.
Kenapa mereka tidak menyelesaikan permasalahan dengan tenang,
persahabatan, dan lapang dada seperti yang dikatakan oleh Al-Quran dan Rasul saw?
Apakah masalah akan selesai dengan pembunuhan, peperangan, aliran darah dan
merusak kehormatan?
Jika ini adalah perilaku para sahabat yang telinganya selalu mendengar suara
Rasulullah saw dan matanya selalu melihat Rasul, maka tidak salah jika perilaku
tersebut dilakukan oleh sahabat lainnya, tidak salah juga jika kita melakukan dosa
besar. Tidak pula mengalirkan darah dan memenggal kepala termasuk dosa besar
seperti yang dikatakan oleh Al-Quran5.
Bukankah guru-guru kita telah bercerita bahwa, Orang mukmin yang
membunuh dan dibunuh akan masuk ke delam neraka.6 Dengan dasar ini maka setiap
orang sahabat yang saling membunuh akan masuk neraka.

Merujuk kepada firman Allah Swt, Barang siapa membunuh seorang mukmin dengan
kesengajaan, maka balasannya adalah neraka jahanam. Mereka akan abadi di sana. Allah marah dan
melaknat serta menyiapkan siksa pedih untuk mereka. ( Al-Nisa: 93)
6
Berdasarkan hadits yang mereka (para sahabat yang bertikai) riwayatkan dari Rasulullah
saw, Jika dua orang muslim saling berhadapan dengan pedang mereka (berperang), maka keduanya
akan masuk neraka (HR. Bukhari 9/92, juga dalam Sunan Ibnu Majah 2/1311 dalam bab fitnah, serta
Musnad Ahmad 4/418)
5

Jika masalah ini adalah sebuah fitnah, bagaimana banyak sahabat dapat
terlibat, bahkan sahabat dengan derajat atas? Bukanlah mereka adalah simbol
rasionalitas, kesadaran, dan prioritas?.
Apakah terdapat pihak lain sesuai dengan sistem pemikiran sekarang- yang
telah menyulutkan fitnah kepada mereka semua? Bukankah di antara mereka yang
berperang adalah orang-orang yang telah diberi kepastian masuk surga?7
Pendapat yang masih berlaku mengatakan bahwa para sahabat adalah orangorang yang paling sesuai dengan syariat Allah. Mereka adalah orang-orang yang
memiliki surat amnesti sehingga mereka bebas melakukan kesalahan. Mereka menjadi
lebih utama daripada nabi saw sesuai dengan firman Allah Swt,
Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagain perkataan atas
(nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya,
kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya8
Atau firman Allah Swt,
Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.9
Duhai orang yang memiliki kebingungan. Duhai orang yang menghadapi
dilema, berikanlah solusinya kepadaku karena aku anak kecil berusia tiga belas tahun.
Aku kemudian bertanya kepada guru-guru kami, tetapi aku tidak mendapatkan
jawaban yang meyakinkan dari mereka. Mereka hanya berkata, Semua peristiwa itu
adalah fitnah. Para sahabat telah berijtihad, salah atau pun benar ijtihad tersebut
mereka akan mendapatkan pahala. Ini adalah garis merah yang tidak boleh kita
lewati.10
Garis merah yang tidak boleh kami lewati. Inilah yang tidak mereka punya,
tipuan dengan kesenangan atau penyembahan.
Benar, itulah garis merah. Betapa mudahnya menjawab semua pertanyaan.
Semoga Allah mengakhiri peperangan antara orang-orang mukmin.
Wahai orang yang mengibarkan panji keutamaan, perlindungan, dan
keutamaan para sahabat, uraikanlah simpul mati ini. Semoga Allah mengasihani AlMutanabbi yang berkata,
Apakah tujuan agama untuk mencukur pendek kumismu .......
Benar, agama telah menjadikan kumismu terpotong pendek, jenggotmu
menjadi hilang, dan surbanmu menjadi jalinan serta lari ke bukit. Apakah kalian
pernah memikirkan ribuan korban dan terbakarnya rumah-rumah dan..dan...hadir
karena sebuah ijtihad? Apakah kalian akan menghakimi orang yang menolak
membayar zakat sebagai orang murtad, dan apakah kalian meyakini adanya pahala
bagi mereka yang menghilangkan nyawa dan memenggal kepala?
Akan tetapi aku biarkan kebingunganku masuk ke dalam botol dan merusak
luka jiwaku. Menundukkan pandanganku dan bergabung dengan sebuah kelompok.

Seperti Thalhah, Ali, Utsman dan lainnya seperti yang dikatakan dalam Sahih Bukhari dan
Muslim serta dalam musnad-musnad.
8
Al-Haqqah: 44-46
9
Al-Zumar: 65
10
Al-Safarini Al-Nabilisy dalam bukunya Urutan mutiara yang hilang dalam janji kelompok
yang telah direstui dalam masalah sahabat mengatakan, hati-hatilah terhadap permusuhan yang
berlangsung dan tersembunyi dalam keutamaan mereka jika kalian tahu. Permusuhan itu muncul
dari ijtihad. Terimalah, karena Allah akan menghinakan orang yang melarikan diri

10

APAKAH KAMU MENGETAHUI APA ITU SYIAH?


Aku masih saja mengingat cerita-cerita Syiah yang diberikan kepada kami.
Orang Syiah adalah kaum yang belum pernah aku lihat dan mereka belum
melihatku. Mereka seakan-akan tidak bersama kami, mereka seakan-akan berada di
sebuah planet lain. Sebuah kaum, sesuai dengan apa yang aku dengar meskipun
datang dari orang yang kurang dapat dipercaya- adalah kaum yang meyakini bahwa
Jibril telah mengkhianati amanat yang diberikan. Jibril telah mengganti turunnya
wahyu yang seharusnya diterima Ali bin Abi Thalib ra kepada Muhammad karena
alasan iri. Mereka memuliakan Ali, bahkan ada kelompok Syiah yang menyembah Ali
tanpa menyembah Allah.
Cerita-cerita itu masih berlangsung dalam pikiranku dan aku juga masih
penasaran terhadap kaum yang sepanjang hidupku belum pernah aku lihat.
Permasalah mereka sungguh aneh, apakah mereka tidak berakal? Bagaimana
mereka dapat meyakini akidah? Bukankah mereka adalah orang yang terpilih dan
terlindungi kesalahan?
Suatu hari kami mengunjungi putra paman yang baru saja pulang dari Jerman
untuk kerja. Lalu terjadilah pembicaraan mengenai Syiah. Putra pamanku berkata,
Orang Syiah adalah kaum yang eklektis dalam beragama. Televisi Barat terkadang
menampilkan kemungkaran-kemungkaran yang mereka lakukan, terutama ritual yang
biasa mereka lakukan pada tanggal 10 bulan Muharram. Mereka membenturbenturkan kepala mereka, merobek punggung mereka hingga darah mengalir deras
karena kesedihan atas terbunuhnya Husain bin Ali ra.
Kami hanya bisa terbahak-bahak atas tindakan orang-orang bodoh yang
melukai diri mereka sendiri, bukan oleh seorang musuh terhadap lawannya.
Pastilah tuan Husain ra melarang mereka melakukan tindakan bodoh ini. Lebih
dari itu, orang-orang Barat mencela orang muslim umumnya hanya karena tindakan
kelompok Syiah ini. Orang Barat tidak mudah percaya jika kita katakan bahwa Islam
adalah agama yang toleran dan bersih. Akan tetapi, bagaimana caranya, orang-orang
Syiah berada jauh dari kami ribuan mil. Jika mereka berada di dekat kami, pastilah
kami akan kembalikan mereka ke jalan yang benar.
Puji syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada kami sebagai
orang Maliki, pemiliki mazhab yang jernih sejernih birunya langit. Bukankah Malik
bin Anas, pemimpin kita adalah juga pemimpin Madinah yang dikatakan, Tidak akan
diputuskan karena Malik berada di Madinah. Bukankah imam Malik adalah imam
Sahnun, dialah penolong mazhab di seperempat bagian barat Arab yang luas?

11

KESESATAN
Tahun demi tahun berlalu ....
Aku masih berada di rumah salah seorang temanku. Disebutlah seorang
teman mereka- dan seorang yang hadir berkomentar, Dia itu Syiah. Orang itu
berkata lagi, Mereka adalah orang-orang yang menghina para sahabat.
Ucapan orang itu menempati kedudukan yang besar dalam jiwaku. Aku berkata,
Apakah di negara kita terdapat orang-orang Syiah? Apa kaitan antara Syiah dengan
makian terhadap para sahabat?
Aku sangat ingin bertemu dengan salah seorang penganut Syiah sehingga aku
dapat mengajukan satu pertanyaan kepadanya, Kenapa orang Syiah suka memaki
para sahabat? Maksud dari pertanyaanku adalah faktor apa yang mendorong orang
Syiah memaki para sahabat. Jika orang Syiah ternyata tidak suka memaki sahabat,
lalu alasan dan sebab kuat apa yang menyebabkan mereka banyak dituduh seperti itu,
dan sesuai dengan kesenanganku meneliti sesuatu, aku sangat ingin bertemu seorang
penganut Syiah.
Akan tetapi, sayang sekali aku tidak memiliki cukup kesempatan itu. Aku
terlalu sibuk sepanjang tahun itu untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian sarjana11
yang merupakan ujian lokal dan nasional terpenting di Tunisia.
Pada suatu hari di musim panas, aku bertemu dengan salah seorang sahabat
sekolahku. Kami berbicara mengenai kesibukan ujian dan topik pembicaraan lainnya,
hingga percakapan itu mengarah ke pembahasan Syiah. Temanku ini dengan
senyuman berkata, Pemimpin Syiah Tunisia sekarang di penjara di salah satu pantai
Tunisia karena melihat seorang gadis dengan teropong.
Aku berkata dengan sedikit malu, tetapi penuh dengan keheranan, Apakah di
Tunisia ini terdapat banyak pengikut Syiah sehingga pemimpinnya dapat di penjara?
Temanku menjawab, Apakah kamu tidak tahu bahwa si A dan si B salah
seorang temanku dan aku mengenalnya- menjadi pengikut Syiah?
Aku semakin terkejut. Aku berkata, Si A adalah Syiah!! Tidak mungkin. Apa
yang menyebabkan dia berubah menjadi Syiah?
Kami akhirnya terpisah. Dalam hati aku menertawakan salah satu temanku
yang menjadi Syiah. Aku berkata, Syiah adalah salah satu lompatan dalam hidupnya,
seperti halnya para pemuda yang terpengaruh oleh seorang idola atau seorang
olahragawan, terpengaruh oleh model pakaian seperti ini atau inovasi seperti itu.
Temanku ini tampaknya terpengaruh dengan pemikiran Syiah, Berbedalah kamu,
maka kamu akan dikenal.
Di tengah jalan aku ingin bertemu dengan temanku yang Syiah itu, sehingga
aku dapat berbicara mengenai tema Syiah ini, dan karena banyaknya kesempatan
untuk mengenal Syiah terbuang, maka betapa banyak ketidaksengajaan lebih baik
daripada ribuan janji.
Beberapa hari berlalu hingga aku bertemu dengan temanku yang Syiah itu di
salah satu jalan kampung kami. Dia mengucapkan salam kepadaku dan mengajakku
berkunjung ke rumahnya. Kami masuk rumah dan langsung menuju ke dalam kamar
pribadinya yang sempit. Salah satu yang aku katakan kepada dia, Apakah kamu
gila?apa yang telah menimpamu?
Temanku itu hanya tertawa memang dia adalah seorang yang periang dan
lucu-, tetapi tidak menjawabku dengan jelas.
Aku melihat di meja tulisnya sebuah buku besar. Aku sempat kaget pertama
melihat bentuknya karena kebanyakan buku-buku keislaman di zaman modern
11

Ini adalah ujian akhir nasional di negara timur Arab.

12

memiliki ukuran kecil. Dibuka oleh pengantar yang panjang dan ditutup dengan doa
yang panjang. Aku membaca judul buku itu, al-Murajaat12. Akan tetapi aku belum
faham apa maksudnya. Apakah kata Murajaat itu berasal dari kata kembali atau
referen. Akan tetapi aku tahu bahwa itu adalah buku orang-orang Syiah, karena
gambar penulisnya yang mengenakan sorban hitam di halaman kedua buku tersebut.
Kami tidak lama bersama, karena dia kedatangan seorang tamu. Kami lalu
berjanji untuk bertemu lagi di lain waktu.
Pada hari yang telah dijanjikan, aku ingin berdiskusi dengan temanku itu
dengan santai tetapi serius. Aku mengutarakan sebuah pertanyaan penting kepadanya,
Kenapa orang Syiah berselisih dengan para sahabat ini adalah pilihan yang tidak
ada padanannya hingga hari kiyamat nanti. Aku masih belum faham mengapa
temanku ini bisa berubah menjadi seorang penganut Syiah.
Temanku menjawab dia seakan-akan ingin memasukkan aku ke dalam tema
yang dapat mengikis ketebalan keyakinanku, Apakah kamu tahu hadis sepuluh orang
yang diberi diberi jaminan surga?13
Aku berkata, Ya aku tahu, aku sudah hafal nama-nama mereka dan tahu
biografi mereka dari kecil.
Temanku menimpali, Coba sebutkan nama-nama mereka!
Spontan aku menjawab, Sepuluh orang itu adalah khulafaur rasidin; Abu
Bakar Al-Shidiq, Umar Al-Faruq, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib; lalu
Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Said bin Zaid, Bilal menurut satu
pendapat dan Thalhah bin Ubaidillah serta Zubair bin Awwam.
Temanku berkata, Baiklah, apakah kamu juga tahu hadis yang menyatakan
bahwa jika dua orang muslim saling membunuh, maka baik yang terbunuh dan yang
membunuh akan masuk neraka?14
Jawabku, Tentu, kenapa dengan hadis ini?
Temanku lalu menimpali, Sesuai dengan hadis ini, maka Utsman bin Affan,
Ali, Thalhah, Zubair bin Awwam dan sahabat lainnya adalah penghuni neraka?
Lalu aku bertanya, Bagaimana bisa seperti itu?
Jawab temanku, Coba kamu teliti dengan seksama makna dua hadis tadi,
kamu akan menemukan pertentangan. Jika hadis sepuluh orang sahabat akan masuk
surga adalah benar, maka hadis pembunuh dan yang dibunuh masuk neraka adalah
salah. Jika hadis yang kedua (pembunuh dan yang dibunuh masuk surga) adalah hadis
yang benar, maka hadis pertama (sepuluh orang sahabat) adalah hadis yang salah.
Aku diam sebentar, memikirkan kata-kata logis itu, kata-kata yang tidak
mengandung kebohongan dan retorika, tetapi penuh dengan akal pemikiran.
Aku menjawab dengan suara sedikit ragu,bagaimana solusinya?
Temanku menjelaskan, Tidak masuk akal jika semua sahabat memiliki
kedudukan yang sama antara mereka yang masuk Islam pada masa awal dakwah
Islam di Mekah, mereka yang masuk Islam di Madinah dan mereka yang masuk Islam
setelah pembebasan kota Mekah. Ini adalah suatu keniscayaan. Tidak mungkin
seorang seperti Ali yang masuk Islam di awal kemunculan Islam sama seperti
Muawiyah yang baru masuk Islam setelah pembebasan kota Mekah. Juga tidak

Buku al-Murajaat adalah buku berharga yang ditulis oleh Allamah Sayid Abdul Husain
Syarafuddin Al-Musawy Al-Lubnany. Buku ini berisi pandangan-pandangan dalam masalah akidah
dan perbedaan antara Sunni dan Syiah. Buku ini berguna bagi setiap orang yang konsen dengan
masalah hakikat.
13
Lihat, Sunan Ibnu Majah jilid I tentang keutamaan sepuluh orang.
14
Bukhari 2/92, Sunan Ibnu Majah 2/1311 pada bab fitnah, dan Musnah Ahmad 4/418
12

13

mungkin sama antara Abu Sufyan bin Harb dengan Ammar bin Yasir. Ini adalah suatu
hal yang pasti baik dalam dakwah langit maupun dakwah lokal.
Kebersamaan mereka dengan Rasul saw juga tidak seragam, sehingga
menjadikan kepandaian sahabat berbeda-beda. Begitu pula semangat mereka,
pemahaman al-Quran dan hadis pun berbeda. Masalah yang ada waktu itu tidak sama
dengan kondisi kita sekarang. Sahabat yang terlambat sepuluh tahun masa
kebersamaan dengan Rasul saw, sulit untuk bisa menyamai sahabat yang telah
terlebih dahulu bersama Rasul. Terlebih pada waktu itu tidak tersedia media cetak
atau rekam seperti keadaan kita sekarang.
Itu dari satu sisi, dari sisi yang lain para sahabat meskipun memiliki
keunggulan martabat karena memiliki kekayaan dan kesejahteraan lebih dibandingkan
Rasul saw, hanya saja mereka adalah orang-orang yang juga memiliki tanggung jawab
setelah Rasul, sehingga mereka tidak mungkin bebas dari aturan syariat. Jika mereka
terampuni dari sekian dosa, maka para istri Rasul lebih utama daripada Rasul15 yang
tidak mendapatkan hal itu.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa para sahabat tidak terbebas
dari dosa karena kesahabatan mereka. Tidak juga bebas dari kesesatan dan siksaan.
Para sahabat seperti ditunjukkan oleh al-Quran dan hadis, ada yang mencapai
kedudukan lebih tinggi dari para malaikat, tetapi ada juga yang berada di titik nadir.
Bagiku, argumen dari temanku ini sudah cukup. Dalam kenyataannya,
terbukalah sekarang cakrawala pengetahuanku yang selama ini tertutup oleh garis
merah prasangka yang ditanamkan orang-orang yang lebih tua. Penelitianku terhadap
lembaran-lembaran kelam para sahabat bukanlah dosa atau aib, bahkan menjadikan
aku lebih cerdas.
Bagaimana bisa hal seperti ini dilarang dan diharamkan?. Sementara itu Allah
dalam al-Quran mencela orang-orang kafir yang hanya menjadi pengikut tanpa pernah
menggunakan akal mereka.
Sungguh kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan
sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak
mereka.16
Jika tindakan para sahabat mengalirkan darah, menyerang salah seorang istri
Rasul saw atau mencela sahabat lainnya adalah atas dasar ijtihad mereka, maka jika
salah mereka tetap mendapatkan satu pahala. Kesimpulan ini adalah hasil ijtihadku,
meskipun kebenarannya mungkin tidak demikian. Permasalahannya adalah yang
halal adalah untuk kalian dan yang haram untuk kami seperti yang dikatakan
peribahasa kepada kita.
Setelah aku teliti dan pikirkan, para sahabat itu tidak akan lepas dari salah satu
tiga keadaan; pertama, mereka semua adalah orang-orang yang adil; kedua, mereka
semua salah karena fitnah yang terjadi di antara mereka; atau ketiga, sebagai jalan
tengah, sebagian mereka adalah orang yang adil dan yang lain adalah orang yang
tidak adil.

15

Merujuk pada firman Allah:


Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di antara kalian yang mengerjakan perbuatan keji yang
nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian
itu mudah bagi Allah. ( Al-Ahzab: 30).
Atas dalil ini kita dapat mengatakan bahwa siksaan yang belipat ganda mungkin juga
menimpa para sahabat yang melakukan dosa besar, bukankah demikian?
16
Al-Zukhruf: 22.

14

ABU HURAIRAH...SEBUAH RAHASIA YANG LAIN


Kalimat yang sering aku dengar ketika menghadiri shalat jumat di masjid di
kotaku Qabis17, setelah imam Jumat berdiri di atas mimbar adalah kalimat ..... dari
tertawa.... dari Abu Hurairah18yang berkata, Rasulullah saw bersabda, Barang siapa
berbicara dengan temannya, maka diamlah. Akan rusak ....
Aku mendengar hadis ini dari Abu Hurairah, tetapi aku tidak mengenal dengan
baik siapakah Abu Huriarah itu. Aku mengira Abu Hurairah adalah nama aslinya,
tetapi kemudian aku tahu bahwa itu adalah nama kunyah (julukan)nya. Nama itu
melekat kepadanya karena kucing-kucing selalu menyertainya. Nama Abu Hurairah
kembali disebut pada saat aku berdebat dengan sahabatku yang bermazhab Syiah.
Temanku berkata dengan nada menggantung, Dia itu pembohong. Dia telah
memalsukan banyak hadis yang diakukan kepada Rasulullah saw, sehingga penguasa
otoriter pada masanya, bani Umayyah, seperti Muawiyah dan Marwan menyukainya.
Hal yang mengherankan adalah meskipun kebersamaan Abu Hurairah dengan
Rasul saw sangat jarang dibanding dengan sahabat yang lain seperti Ali ra, Umar dan
Abu Bakar, tetapi dia berhasil memiliki riwayat hadis yang lebih banyak. Bahkan
lebih banyak meriwayatkan hadis dibanding istri-istri Rasulullah saw. Hal ini
menjadikan para peneliti menjadi ragu dan gamang terhadap hadis yang ia
riwayatkan.
Aku berkata dengan sedikit sisa keberanian yang aku punyai karena aku
sangat yakin jawabanku ini pasti jatuh dihadapan logika berfikir temanku Syiah ini-,
Abu Hurairah adalah perawi (orang yang meriwayatkan hadis) yang paling terhormat
bagi kami, sehingga dia mendapat julukan perawi Islam. Bagaimana kamu dapat
menyebut dirinya sebagai seorang pembohong, kenapa kamu terburu-buru
menghakimi?
Dengan tenang temanku menjawab, Coba kamu ambil salah satu hadis yang
diriwayatkan olehnya, kamu pasti akan terkejut. Akan tetapi sebelum itu, apakah
kamu tahu kapan Abu Hurairah masuk Islam?
Aku terdiam dan tidak mampu mengeluarkan jawaban.
Abu Hurairah masuk Islam pada tahun tujuh hijriyah, setelah perang Khaibar.
Dia adalah salah satu sahabat pemakai wol19, bahkan dia adalah pemimpinnya.
Semua hadis yang diriwayatkannya berjumlah lima ribu tiga ratus tujuh puluh
empat (5374) hadis. Sedangkan jumlah hadis yang diriwayatkan oleh keempat orang
khulafaur rasyidin hanya 27% dari total hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
meskipun masa kebersamaannya bersama rasul lebih sedikit. Ini adalah kelemahan
Abu Hurairah pertama.
Seandainya masalah itu berada pada batas ini, sehingga dia menjerit dengan
dirinya sendiri, maka ketika dia mengatakan apa yang dia punya, niscaya air matanya
keluar20.
Seandainya masalah itu berada pada batas ini, bahkan aku cenderung pada
hadis-hadisnya. Sehinga kamu merlihat dirimu berada di depan cerita dan mitos-mitos
yang besar. Hadis-hadisnya tidaklah bersumber dari Rasulullah saw.
17

Sebuah kota di sisi tenggara negara Tunisia yang dihuni oleh orang-orang Barbar. Orang
Roma menamai kota ini dengan sebutan Tacaps, yang kemudian di Arabkan menjadi Qabis oleh Qutb
Shinai.
18
Dia adalah Abu Hurairah Ad-Dusy Al-Yamany. Tidak diketahui nama aslinya, baik pada
masa jahiliyah maupun pada masa Islam.
19
Sahabat pemakai wol adalah orang-orang muslim yang miskin, tidak punya suku, tidak
punya rumah. Masjid adalah rumah dan tempat tinggal mereka.
20
Shahih Bukhari, sub bab Menjaga Ilmu dalam bab Ilmu, jilid I hal. 41

15

Aku menengok kanan dan kiri, aku merasa tercekik. Aku berharap agar
temanku tidak membongkar hadist-hadis Abu Hurairah yang dicap sangat buruk itu
kepadaku. Jiwaku menyuruhku untuk tidak menerima perkataan temanku, tetapi akal
sehatku mendorongku untuk meneliti sehingga masalah ini menjadi jelas.
Temanku berkata, Ambil contoh hadis tentang Musa as dan malaikat maut.
Aku berkata, Coba sebutkan, agar aku bisa mendengarkan.
Temanku berkata, Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata, Malaikat Maut mendatangi
Musa as dan berkata, Jawablah, siapakah tuhanmu. Abu Hurairah berkata, Lalu
Musa memukul mata Malaikat Maut hingga pecah. Abu Hurairah berkata, Malaikat
Maut kemudian kembali kepada Allah Swt dan berkata, Engkau telah mengutusku
kepada makhluk-Mu yang tidak menginginkan kematian, sehingga dia memukulku.
Abu Hurairah, Lalu Allah mengembalikan mata Malaikat Maut itu. Allah
berfirman, Kembalilah kepada makhluk-Ku itu dan katakanlah kepadanya, Apakah
kamu ingin hidup? Jika kamu ingin hidup, letakkanlah tanganmu di atas perut sapi
dan tanganmu akan memiliki kekuatan sehingga kamu dapat hidup satu tahun lagi.21
Temanku tersenyum, lalu berkata, Semua cerita dalam hadis ini tidak sesuai
logika dan al-Quran. Musa as adalah nabi yang Allah puji dalam al-Quran dan Allah
beri keistimewaan terbaik. Musa adalah salah satu lima nabi ulul azmi. Kedudukan
Musa ini tidak mungkin menjadikannya takut mati. Apa dosa yang telah dilakukan
oleh Malaikat Maut? Apakah malaikat memiliki bentuk fisik seperti kita, bisa melihat
dan buta, dan bisa tersakiti oleh tamparan dan pukulan? Bukankah al-Quran berisi
sebagaian hukum-hukum Taurat yang diturunkan kepada Musa as, di mana Allah
berfirman:
Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat)
bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qisasnya. Barang
siapa yang melepaskan (hak qisas)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus
dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menuntut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim22.
Kenapa Malaikat Maut tidak melakukan qisas terhadap Musa as, jika cerita ini
diasumsikan sebagai cerita yang benar? Apakah Musa mengingkari syariatnya sendiri
padahal tintanya belum mengering? Pikirkan dan gunakanlah akalmu jauh dari
pengaruh emosi dan sikap masa bodoh. Jangan sampai kamu memiliki anggapan
bahwa hadis ini hanya satu-satunya, jumlah hadis yang sama dengan hadis ini tidak
terhitung jumlahnya23. Abu Hurairah bahkan meriwayatkan dan menceritakan
kejadian yang tidak dialaminya (dia tidak/belum mengalami ketika kejadian itu
terjadi). Seperti riwayatnya mengenai Ruqayyah binti Rasulullah saw yang meninggal
pada tahun tiga hijriyah, sedangkan Abu Hurairah masuk Islam pada tahun tujuh
hijriyah24.
Temanku pun berlalu pulang, sedangkan aku bingung dengan masalahku....

21

Sahih Muslim, jilid IV bab Keutamaan: keutamaan Musa as. Hal. 1842.
Al-Maidah: 45
23
Lihatlah Sahih Bukhari IV/170, 184, 75, 151, 155, 158, 169, 63 dan 190. Lihat pula dalam
sahih dan musnad yang lain.
24
Lihat Al-Ishabah VII/202, VIII/83, dan Al-Thabaqah Al-Kubra karya Bin Saad dalam
biografi untuk Abu Hurairah, IV/52.
22

16

PEMANIS KATA
Sebuah pertemuan berikutnya telah menyatukanku dengan temanku yang
Syiah. Pertemuan kami lebih sering di luar jadwal, tidak terprogram sebelumnya
karena kesibukanku pada waktu itu untuk mengikuti ujian akhir tahun.
Tiba-tiba temanku berkata tanpa konteks yang melatari, Apakah kamu pernah
mendengar hadis; mayat akan disiksa sebab tangisan keluarganya25?
Spontan aku menjawab, Ya aku pernah mendengar hadis itu, tetapi aku
dengan pengetahuanku menerima tangisan orang lain untuk meringankanku.
Temanku, Apa maksudmu?
Aku, Apa pendapatmu tentang hadis tersebut? aku bermaksud agar dia
berbicara sendiri dan tidak memperhatikan kelemahanku dan juga agar dia tidak
menyombongkan diri di depanku.
Temanku, Hadis ini berlawanan dengan kitabullah, rujukan kita pertama dan
utama, juga berlawanan dengan akal bahkan keadilan Allah.
Aku, Pelan-pelan..
Temanku, Pertentangan hadis itu dengan al-Quran adalah firman Allah Swt,
Dan orang yang berdosa akan memikul dosa orang lain26
dan firman Allah Swt,
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya27
juga firman:
Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada28.
Benar jika dikatakan bahwa seorang yang meninggal, amal ibadahnya
terputus, tetapi jika seorang yang meninggal tersebut menyisakan amalan terpuji yang
mendatangkan bidah, maka orang tersebut ada kalanya mendapat pahala atau
sebaliknya mendapatkan dosa. Adapun jika aku menanggisi jenazah kemudian
jenazah tersebut mendapat siksaan karena tangisanku, hal ini tidak masuk akal dan
tidak menunjukkan keadilan.
Meskipun aku tidak kaget dengan argumen yang dikatakan oleh temanku,
tetapi aku merasakan kekalahan di sisi yang lain. Batu fondasi keyakinanku satu
persatu rusak dan roboh.
Aku berkata dalam diriku sendiri, Benar, jenazah itu (yang ditangisi) tidak
berhak menanggung dosa
Memori telah membawaku kembali pada masa kecilku, di mana teriakan
perempuan meninggi dan mengeras bahkan mereka merobek pakaian dan mencakar
pipinya sampai berdarah ketika jenazah kerabat atau tetanggaku dibawa keluar. Aku
masih saja teringat peristiwa yang menakutkan itu, ketika kakek meninggal dunia,
bibiku mencakar pipinya sendiri hingga darah menetes ke bumi. Bekas cakaran itu
masih terlihat di muka bibi hingga beberapa bulan setelah pemakaman kakek. Dalam
suasana yang bising oleh jeritan perempuan, para pria berkata dengan keras meminta
para perempuan untuk diam. Pria-pria tersebut berkata, Kalian telah membakar
jenazah ini, kasihanilah jenazah ini. Aku yang masih kecil ketika itu merasa kasihan
terhadap jenazah dan berkata, Teriakan keluarga jenazah itu laksana bensin yang
tumpah, atau seperti api yang siap membakar.

25

Lihat Sahih Bukhari II/106 pada bab Jenasah, atau Musnad Ahmad I/41.
Bahwa Rasulullah pernah meminta Umar untuk mendiamkan perempuan yang menangisi
orang yang meninggal [Musnad Ahmad 2/110]
26
Fathir: 18.
27
Al-Muddatsir: 38.
28
Al-Adiyat: 10.

17

Seperti yang diceritakan oleh seorang mukmin kepadaku bahwa dia pernah
melihat jenazah perempuan yang dibawa ke masjid Nabawi. Ketika jenazah
perempuan tersebut dibawa ke lapangan, ada seorang anak kecil yang diyakini sebagai
anak perempuan itu mengeluarkan air mata. Seorang laki-laki yang bodoh mendatangi
dan menampar anak malang itu. Setelah pria bodoh itu menunjukkan kelakilakiannya kepada sang anak, ia berkata, Apakah kamu ingin menyiksa ibumu?
Temanku menguraikan pendapatnya, Jika hadis ini benar, maka Rasulullah
sendiri orang yang pertama kali menentangnya karena ketika putranya, Ibrahim yang
masih kecil meninggal dunia rasul menanggis tersedu-sedu29 hingga jenggotnya
basah. Begitu pula rasul pernah berkali-kali menangisi kematian pamannya, Hamzah
karena tidak banyak orang yang meratapi kepergian Hamzah.
Begitu pula para sahabat yang menangisi kepergian Rasulullah dengan
tangisan yang lain daripada yang lain.
Adapun menangisi diri sendiri adalah perbuatan terpuji, terutama jika
dikarenakan takut kepada Allah atau sedih atas musibah yang menimpa orang
mukmin. kita tidak mengatakan kecuali apa yang diridlai oleh Allah seperti yang
dikatakan oleh Rasulullah. Hadis di atas tidak sesuai dengan fitrah dan hak asasi
manusia pada umumnya. Menangis, seperti dinyatakan oleh para ahli adalah proses
untuk meringankan dan menghilangkan kesedihan yang dapat menyebabkan sakit jika
hanya disimpan.
Pada kondisi apa pun, kita tidak hanya meragukan kebenaran hadis ini saja,
tetapi juga dalam banyak hadis. Allah Swt tidak memberikan jaminan kepada kita atas
kebenaran hadis. Allah hanya menjamin tidak adanya kesalahan dalam al-Quran
dalam firman-Nya, Sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum
kamu kepada umat-umat yang terdahulu.30 Aku tambahkan juga peringatan dari
Rasul saw kepada kita tentang orang-orang yang merendahkan hadis yang akan
semakin banyak setelah meninggalnya Rasul. Semua orang yang membuat hadis
bohongan akan ditempat di neraka31.

Sir Alam Nabla Sirah Nabawiyah- II/288


Al-Hijr: 9.
31
Lihat Sunan Ibnu Majah, I/13 dalam bab kesalahan senagaja berbohong kepada Rasul saw
dan juga Musnad Ahmad I/165 dan 2/159.
29
30

18

TRANSAKSI YANG MENGUNTUNGKAN


Temanku berkata dia menghasutku dan membawaku ke sebuah tema yang
baru, Apa pendapatmu mengenai Abu Thalib?
Aku, Abu Thalib itu paman Rasulullah, pelindung dan penolong Rasul
dengan hati, lisan, dan tangannya. Hingga dia menolak menyerahkan keponakannya
itu kepada penguasa Mekkah yang dengan congkak berkata, Sesungguhnya Kami
telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi
saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada
Firaun.32 Bahkan Rasulullah saw menyebut tahun meninggalnya sang paman, Abu
Thalib dan istrinya, Khadijah, Ummul Mukminin sebagai tahun kesedihan. Mereka
berdua adalah penopang dan pelindung dakwah agama baru dan juga pemeluknya.
Akan tetapi sayang sekali, Abu Thalib meninggal dalam keadaan musyrik. Oleh
karena itulah, guru-guru kami mengatakan bahwa Abu Thalib sebagai wujud
penghormatan Allah karena melindungi sang keponakan- berada di perairan dangkal
neraka dan di kedua kakinya terdapat kerikil yang dapat mendidihkan otaknya.
Temanku tersenyum lebar dan berkata kepadaku, Apakah tidak ada
kemungkinan bahwa Abu Thalib adalah seorang mukmin yang menyembunyikan
keimanannya?
Aku menjawab, Jika sisi kemungkinan, hal itu mungkin saja.
Temanku berkata, Semua bukti-bukti dan tanda-tanda telah menetapkan tanpa
ragu kalau Abu Thalib adalah seorang mukmin, bahkan termasuk orang pertama yang
masuk Islam dan mengimani Rasulullah saw.
Aku berkata dengan mimik yang menampakkan keterkejutan, Bagaimana
bisa seperti itu? Itu berbeda dengan informasi yang sampai kepada kita?
Temanku, Apakah semua yang terkenal pasti benar? Bukankah orang-orang
kristen mengenal bahwa Isa al-Masih adalah putra Allah, dia adalah keturunan
Allah....?
Aku, Dapatkah kamu menjelaskannya kepadaku?
Temanku, Apakah kamu tahu Abu Lahab?
Aku, Apa kamu menghinaku? bagaimana bisa aku tidak tahu, dia adalah
orang yang disebutkan dalam sebuah surat yang menjanjikan siksaan yang pedih
Temanku, Jika memang kamu tahu, apa yang menjadikan Abu Lahab dengan
terang-terangan memusuhi Rasul dan risalahnya, dan apa yang menjadikan Abu
Thalib mau melindungi Rasul dan risalahnya?
Aku menjawab, Apa maksudmu dengan menghubungkan ini semua dangan
pembahasan awal kita?
Temanku berkata dengan intonasi yang tinggi, Teman, apakah masuk akal
ketika seorang datang membawa keyakinan yang berbeda dengan keyakinan
mayoritas masyarakatnya, kemudian paman dari orang itu dengan mudah
mematuhinya. Si paman baik pagi dan sore hari meneguk keyakinan keponakannya
dan meninggalkan keyakinannya sendiri? Jika asumsinya seperti itu, maka faktor
apakah yang menyebabkan sang paman mau memusuhi kaumnya dan terasing serta
terembargo di luar Mekah...dan...dan...apakah semua itu hanya karena sayang? Jika
hanya karena sayang, maka tidak salah jika Abu Lahab tidak sayang dan dekat dengan
Rasul?
Aku, Sesuai dengan apa yang telah kita ketahui, bisa saja yang dilakukan
oleh Abu Thalib adalah karena kesukuan atau kekeluargaan yang menjadi kebanggaan
pada masa jahiliyah, bahkan sumpah tidak menjadi hal yang penting.
32

Al-Muzammil: 15.

19

Temanku berkata, Aku bisa menerima argumenmu itu, tetapi faktor apa yang
menyebabkan Rasulullah saw bersedih, bahkan tahun meninggalnya sang paman dan
Khadijah disebut dengan tahun kesedihan?
Aku menjawab -aku mempunyai jawaban dan dalil yang paling kuat,
Rasulullah saw sedih karena pamannya akan masuk ke dalam neraka, tempat
kembali yang paling buruk.
Langsung saja temanku menimpali, Jika seperti itu, kenapa dia tidak sedih
terhadap Abu Lahab, pamannya, bahkan dia membacakan di hadapan banyak orang
surat al-Lahab yang berisi ancaman terhadap Abu Lahab? Sehingga Abu Lahab
mengatakan bahwa Muhammad telah mengejekku.
Lalu bagaimana Rasulullah saw dapat hidup dalam perlindungan orang kafir,
padahal terdapat ayat melarang hal demikian yaitu firman Allah, Sesungguhnya
Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang memperolok-olok kamu33
dan firman Allah, Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
menjadi wali34, juga firman Allah, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman.35
Bagaimana Abu Thalib tidak memberontak padahal dia tahu bahwa dakwah
dan agama keponakannya telah menyentuh orang-orang terdekatnya. Ali, putranya
yang selalu bersama Rasulullah saw seperti kebersamaan bersama sahabat.
Kemudian anaknya yang lain, Jafar, bahkan istrinya sendiri Fathimah binti
Asad?.
Apakah kamu belum membaca firman Allah yang bercerita mengenai orang
mukmin keluarga Firaun, Dan seroang laki-laki yang beriman di antara pengikutpengikut firaun yang menyembunyikan imannya36
Apa yang menghalangi Abu Thalib juga seperti itu, karena dia memiliki
posisi yang cukup tinggi dalam masyarakat, dia adalah salah satu petinggi Bani
Hasyim dan pemimpin Quraisy?
Satu hal yang sampai sekarang masih membuatku heran adalah desakan para
ulama kita atas keislaman Abu Sufyan.
Aku menjawab, Apakah Abu Sufyan belum masuk Islam?
Temanku berkata, Mayoritas ulama menganggapnya telah masuk Islam
secara baik, seperti keislaman istrinya, Hindun al-Battul dan juga putranya, Muawiyah
yang merupakan pelayan orang-orang mukmin. Semua orang itu mendapatkan
keuntungan, setelah sebelumnya mereka memerangi Islam mulai dari tahun kelahiran
Muawiyyah hingga pembebasan Mekah, tetapi Abu Thalib malah meninggal dalam
keadaan musyrik.
Apakah kamu melihat ini sebagai transaksi yang menguntungkan?
Temanku melanjutkan perkataannya, Orang yang menjadi pemimpin orang
musyrik dan orang kafir, serta bersumpah untuk mendonorkan harta maupun
mengalirkan darah untuk memerangi agama baru, sekarang dianggap sebagai orang
yang beriman dan ahli surga!
Kapan Abu Sufyan masuk Islam? Benar, Abu Sufyan masuk Islam ketika ia
melihat pasukan Rasul saw bergerak maju ke Mekah dan ia menyaksikan bahwa apa
yang selama ini dilakukannya untuk memerangi agama baru ini telah menjadi debu
yang berserakan.

33

Al-Hijr: 95
Ali Imran: 28
35
Al-Mumtahinah: 1.
3636
Al-Mukmin: 28.
34

20

Temanku lalu bertanya, Teman, bukankah kita memutuskan sesuatu


berdasarkan apa yang tampak? Lalu mungkinkah Abu Sufyan dan orang merdeka37
lainnya masuk Islam dan beriman hanya penampilannya saja?
Aku menjawab pertanyaan temanku ini dengan jawaban yang menantang, Itu
mungkin saja.
Temanku menjawab, Akan tetapi jika kamu melihat tanda-tanda dan kondisi
yang menyertai kehidupan Abu Sufyan, kamu akan tahu bahwa Abu Sufyan tidak
mungkin masuk Islam.
Apakah kamu tidak meyakini semua mukjizat dan dalil-dalil yang
disampaikan oleh Rasul semenjak terbitnya fajar Islam di Mekah hingga pembebasan
kota Mekkah tentang orang ini hingga dia masuk Islam dengan keislaman yang
diragukan.
Memang dia dalam penampilannya terlihat memeluk Islam, tetapi sebenarnya
dia belum Islam.
Lihatlah teman, bahwa orang yang melindungi dan yang bertanggung jawab
atas diri Rasul saw, Abu Thalib berada di perairan dangkal neraka, sedangkan musuhmusuh Allah dan rasul-Nya, diktator Quraisy, pemimpin kafir, dan ia yang memerangi
Rasul sepanjang masa dakwah Islam, Abu Sufyan dapat bersenang-senang dengan
Hindun, istrinya di surga bersama para nabi, orang-orang yang dermawan dan para
syuhada!! sungguh ini adalah tansaksi Macheavelli yang menguntungkan.
Aku terdiam dan memikirkan dalam-dalam apa yang dikatakan oleh tamanku
karena aku tidak menemukan argumen tandingan dan juga komentar. Aku pun berlalu
dan berharap agar Allah memberikan petunjuk kepadaku di manakah kebenaran itu
berada.

Orang merdeka (Al-Thalaqa bentuk jamak dari kata Thaliq) adalah orang-orang yang
berada di bawah tawanan Rasul saw dan pasukan pembebasan kota Makkah. Rasul berkata kepada
mereka, pergilah..kalian adalah orang-orang yang merdeka. Salah satu yang terkenal di antara
golongan ini adalah Muawiyah bin Abu Sufyan (Penulis wahyu)
37

21

SHALAT ADALAH TIANG AGAMA


Sisa-sisa kebingungan masih terlihat di wajahku. Aku masuk masjid kampung
dan memperhatikan barisan orang-orang yang shalat. Bagiku barisan orang yang
shalat itu adalah hal yang biasa, tetapi perdebatanku dengan sahabatku yang Syiah
telah mengubah sejumlah prinsip sehingga aku melihat barisan orang yang shalat itu
sebagai sesuatu yang asing, seakan-akan aku baru pertama kali melihatnya.
Sekolompok orang yang shalat berdiri untuk menyembah Penciptanya. Hampir
dipastikan bahwa yang menyatukan orang-orang yang shalat itu adalah kiblat.
Sebagian dari mereka, shalat dengan menjulurkan tangannya, ada yang mendakapkan
tangannya di perut, ada yang meletakkan kedua tangannya di antara dada dan perut,
bahkan ada yang mengangkat tangannya hingga hampir menyentuh leher bawahnya.
Pikiranku beralih dari kondisi tersebut kepada jiwaku. Muncullah banyak
pertanyaan. Aku berkata dalam hati, Bukankah kita semua adalah orang Islam?
Bahkan kita semua adalah satu mazhab? Lalu faktor apa yang menyebabkan
perbedaan shalat tersebut? Sumber-sumber persatuan seperti apakah yang masih
tersisa bagi kita?
Bukankah shalat adalah tiang agama? Tidakkah kita diperintah untuk
mengikuti Rasulullah saw dalam semua hal? Bukankah al-Quran memerintahkan kita
dengan firman-Nya,
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah38 ?
Aku juga berkata kepada diriku sendiri, Seandainya aku mengetahui metode
yang digunakan oleh Rasulullah saw dalam shalat dan diajarkan kepada para
sahabatnya. Apakah Rasul shalat dengan mendekapkan kedua tangannya atau malah
shalat dengan menjulurkan tangannya ke bawah? Atau Rasul shalat dengan kedua cara
tersebut?
Mungkinkah hukum-hukum yang berlaku telah diubah oleh penguasa zalim
dan diganti hingga ketentuan dalam shalat39?
Apakah Rasulullah saw telah memotong masa dakwahnya? Bukankah Allah
telah berfirman:
Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu40?
Kenapa Imam Malik mengatakan shalat dengan menjulurkan tangan ke bawah,
sedangkan Imam Syafii mengatakan shalat dengan mendekapkan tangan? Apakah
agama Islam masih kurang sempurna, sehingga mereka menyempurnakannya?
Ataukah hukum-hukum Allah terlalu padat sehingga mereka menggunakan pendapat
mereka sendiri melalui ijtihad, istihsan dan qiyas? Beritahulah diriku ini wahai
manusia sekalian, telah sampai kini saatnya untuk bergerak.
Apakah Rasulullah saw yang shalat semenjak di Mekkah hingga akhir hayatnya selalu
berubah-ubah, sehingga shalat dalam beragam cara? Jika memang demikian, lalu
shalat seperti apakah yang diajarkan oleh Allah? Jika Rasul tidak berubah-ubah, lalu
seperti apakah shalat Rasul sebenarnya?
Aku ingat bahwa aku akan berdialog dengan salah seorang temanku, maka aku akan
menanyakan pendapatnya tentang tema ini. Semoga apa yang dikatakannya dapat
menghilangkan kebingunganku tentang masalah shalat ini.
38

Al-Hasyr: 7.
Ini adalah yang dilakukan oleh Marwan bin Al-Hakam secara sengaja dalam shalat ied.
Lihat Sunan Ibnu Majah I/406. Pada bab apa yang terjadi dalam shalat ied.
40
Al-Maidah: 3.
39

22

Temanku memberikan jawabannya dengan berkata, Teman, masalah yang ada itu
lebih luas dari pada apa yang kamu kira, Rasulullah saw shalat dalam dua cara,
terkadang menjulurkan tangan, terkadang mendekapkan tangan.
Aku berkomentar, Apakah kamu tidak melihatnya sebagai sebuah pertentangan?
Shalat apakah yang Rasulullah saw lakukan dengan cara menjulurkan tangan dan
shalat apa yang dilakukan dengan mendekapkan tangan? Terus, jika apa yang kamu
katakan itu benar, kenapa Rasul tidak shalat dengan dua cara setiap harinya untuk
dijadikan sunnah dan dapat diikuti?
Benar, seperti itulah hukum-hukum agama yang terakhir dan paling
sempurna berlangsung dalam bingkai kemudahan agama. Shalatlah seperti yang kamu
mau, berwudlulah sesukamu, thalaklah jika memang menurutmu lebih baik. Yang
utama adalah kemudahan. Mengherankan, apakah Allah menhendaki kita
menyemabah-Nya dengan cara yang Dia sukai atau dengan cara yang kita suka dan
kita anggap lebih baik?
Suatu hari aku bertanya kepada temanku yang lain perihal shalat dengan
mendekapkan tangan dengan perkiraan bahwa temanku itu seorang Maliki. Dia
berkata bahwa bersedekap ketika shalat akan menambah kekhusukannya kepada
Allah.
Ijtihad dan istihsan tidak ada selain itu!! Lebih khusuk atau kurang khusuk.
Khusuk adalah urusan hati yang tidak dipengaruhi oleh gerak atau diam. Jika
demikian, kenapa kita tidak mengikuti cara orang-orang Kristen atau Budha yang
khusuk dalam sembahyang mereka?
Hal yang mengherankan, ketika mereka melihat orang Syiah shalat, angan
mereka terbang dan mereka menyulitkan apa yang mudah. Mereka menyerang Syiah
dengan alasan melindungi dan menjaga sunnah, padahal aku tidak tahu sunnah apa
yang mereka lindungi, shalat seperti apa yang mereka sarankan, apakah shalat itu
shalat model Rasulullah saw atau shalat model Marwan bin al-Hakam dan para
otoritarian Umayyah dan Abasiyah?
Rasulullah saw senantiasa hijrah41! Senantiasa menyebut tuhan kaum
Quraisy42! Senantiasa menyebutkan siapa yang berhak untuk mendapatkan laknat43!
Beliau bangun pagi tetapi tidak shalat44! Jangan heran pula jika Rasulullah saw
melakukan shalat dengan dua cara yang berbeda!!
Itulah argumen yang diberikan oleh teman Syiahku sebagai jawaban
pertanyaanku ketika aku membicarakan tema ini.
Temanku menyambung pembicaraannya, Akan tetapi puji syukur kepada
Allah yang telah melindungi al-Quran dari penyimpangan orang-orang yang
menyimpang dan rekayasa dari orang-orang yang licik. Jika al-Quran tidak dijaga,
maka al-Quran bisa lebih asing dari pada Taurat dan Injil yang penuh dengan
penyimpangan dan pertentangan. Oleh karena mereka tidak bisa mengubah al-Quran,
mereka ganti mengubah sunnah Rasulullah saw, dengan cara mengganti atau
merubahnya, dengan memotong atau menghubungkan, dengan membuang atau
menambahkan, sehingga semua menjadi semrawut, sehingga orang Islam heran,
bertanya-tanya, dan kebingungan.
41

Merujuk kepada Raziyatul Khamis. Lihat Sahih Bukhari 6/11.


Merujuk kepada Hadits Al-Garanik. Lihat Al-Dur al-Manshur 6/64-69 dalam penafsiran
surat Al-Hajj ayat 52. Tafsir Al-Thabary 17/131.
43
Lihat Sahih Muslim pada bab Kebaikan dan Silaturrahmi IV/2007, dan Musnad Ahmad
5/294 dan 2/243.
44
Lihat Sunan Ibnu Majah 1/227 pada bab Orang tidak mendirikan shalat karena tertidur atau
terlupa. Musnad Ahmad 2/248.
42

23

Orang yang licik tersebut masih saja berusah mengubah al-Quran. Setelah
mereka gagal mengubah huruf-huruf al-Quran (segi katanya), mereka kemudian
berusaha mengubah dari sisi maknanya. Mereka mengubah makna ayat al-Quran
hingga Yusuf as mereka ubah menjadi orang yang suka dengan perbuatan asusila.
Musa as diubah menjadi seorang pembunuh yang bengis di muka bumi ini. Dzun Nun
ditampilan sebagai orang kafir sesuai kehendak Allah, Adam ditampilkan sebagai
seorang pendosa, Dawud ditampilkan sebagai orang yang kurang ajar dan budak nafsu
birahi! serta Sulaiman ditampilkan sebagai orang yang tidak berserah diri kepada
Allah Swt45!
Benar, mereka tetap menjaga kata-kata dalam al-Quran, tetapi mereka
mengubah makna dan kondisi ketika ayat turun. Sungguh kita adalah milik Allah dan
kepada-Nya kita akan kembali.
Aku bertanya, Pendapatmu sendiri apa?
Temanku menjawab, Sungguh Rasulullah saw lah orang yang mengajari
umatnya bagaimana seorang tidur di kamarnya. Apa yang sebaiknya diucapkan ketika
meninggalkan rumah, bahkan bagaimana cara kita jika masuk ke kamar kecil46 .
Apakah bisa dibayangkan jika Rasulullah saw shalat dengan dua cara dan
membiarkan umatnya dalam kebingungan dalam urusan shalat?!
Kemudian, jika Rasulullah saw shalat dengan dua cara, kenapa Rasul tidak
berwudlu, bertayammum, dan mandi dengan dua cara yang berbeda?
Ketika temanku selesai berbicara, aku merasakan sebuah cara pandang baru
yang ditunjukkan oleh argumentasi ini yang telah menghilangkan debu-debu penutup
cara pandangku. Aku yakinkan diriku, bahwa meskipun alasan yang dikemukakan
temanku ini tidak pasti kebenarannya, tetapi inilah alasan yang paling bagus
dibandingkan tafsiran dan alasan lain yang sering aku dengar hingga membengkakkan
telingaku tetapi sama sekali tidak mempengaruhi keyakinanku.

45

Lihat Sahih Bukhari 9/160-161 dan setelahnya, dilanjutkan dalam Al-Hakim 346, 582
dalam bab Penafsiran, serta Sahih Muslim 3/1275 dalam bab Iman.
46
Lihat Sunan Ibnu Majah 1/108, pada bab Apa yang diucapkan seseorang ketika masuk ke
kamar kecil.

24

MACHIAVELLIAN
(Machiavellian, opurtunis, dan suka ambil untung...) adalah sejumlah sebutan
yang bermakna sama. Machiavellian nama sebuah faham yang disamakan dengan
nama pendirinya, seorang Itali yang terkenal, Machiavelli. Dia telah menulis sebuah
buku yang sangat terkenal Prinsip atau il principe. Dia adalah seorang pemikir
yang hidup pada abad pertengahan, pada masa kebangkitan Italia dalam pemerintahan
Florense. Dia telah mengubah kebudayaan, kemajuan, dan pemikiran orang-orang
Italia.
Bagi penganut faham Machiavelli terdapat sebuah adagium dasar yang mampu
melewati batas dan menjadikan semua kesempatan yang menguntungkan sebagai
jalan untuk mencapai keinginan. Adagium tersebut adalah Tujuan Menghalalkan
Segala Cara.
Aku tidak tahu apakan benar jika kita mengkaitkan pemikiran atau falsfah ini
yang tersebar luas di Eropa dan kita kaum Islam yang tertindas memanfaatkannyakepada Machiavelli atau kepada Muawiyah bin Abi Sufyan?!
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah salah satu empat orang Arab yang paling
licik47. Muawiyah adalah contoh hidup dan kuat dari orang-orang yang berfaham
Machiavelli. Muawiyah itu seperti bunglon yang berubah warna kulitnya sesuai
dengan lingkungan. Jika melihat kedudukan tinggi ayahnya dalam suku Quraisy tidak
mungkin Muawiyah menjadi seorang muslim, karena jika dia menerima agama Islam,
artinya dia akan kehilangan semua keistimewaan yang selama ini dia nikmati.
Muawiyah adalah salah satu pemuda suku Quraisy yang bergaya hidup mewah. Dia
adalah seorang elitis yang melihat semua ajakan berlaku terpuji duniawi maupun
ukhrawi- sebagai sebuah usaha penghapusan kedudukan istimewa yang mereka suka.
Seperti itulah Muawiyah muda dan tumbuh.
Selain itu (takut kehilangan keistimewaan) sikap keras dan tegas dari orangorang muslim pertama telah menyebabkan Muawiyah yang tidak memiliki dasar mau
memeluk Islam. Ketika keinginan dan kekuatan orang Islam semakin kuat, Abu
Sufyan dengan cepat meninggalkan kota Mekah untuk membaiat Rasulullah saw,
tetapi dia masih saja memandang Muhammad sebagai seorang raja, sampai ketika
Hamzah melarang anggapan itu. Betapa mudahnya mengucapkan kalimat syahadat.
Abu Sufyan, Hindun, dan Muawiyah pun sukses mengucapkannya, sehingga darah,
harta bahkan sumber penghasilannya terlindungi.
Seperti itulah Muawiyah yang kita lihat sebagai seorang muslim. Muawiyah
memiliki hak sebagai seorang muslim dan juga kewajiban seorang muslim.
Perbedaannya adalah Muawiyah baru saja masuk Islam sehingga tidak pernah ikut
berperang. Bahkan sekedar melempar panah atau tombak di jalan Islam.
Seperti itulah perbedaan besar yang menjadikan dirinya terasa hina dan rendah
dari segi apa pun. Perlu diingat juga bahwa Muawiyah adalah seoarang yang
dibebaskan.
Tidak begitu jelas keterangan mengenai Muawiyah sampai meninggalnya
Rasul, bahkan dalam separuh lebih perjalanan Khulafaur rasyidin. Keterangan yang
ada langsung menyebutkan dia menjadi seorang gubernur di Syam, sebagai pengganti
saudaranya Yazid bin Abu Sufyan. Hal yang paling mengherankan adalah ketika
Umar bin Khattab membiarkan para sahabat terkemuka mempercayakan kedudukan
kepada seorang yang menipu ini!! Padahal Umar pernah berakata, Kekuasaan tidak

47

Keempat orang Arab yang paling licik adalah; Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr bin Ash,
Mughirah bin Syubah, Ziyad bin Ayahnya. Lihat buku Asadul Ghabah biografi Al-Mughirah bin
Syubah.

25

akan diberikan kepada orang-orang yang dibebaskan dan orang yang baru masuk
Islam ketika pembebasan kota Mekah48, tidak ada lagi salain yang sudah dijelaskan.
Wilayah Syam diberikan kepada Muawiyah, si penipu sedikit demi sedikit.
Hal inilah yang kemudian dipersoalkan oleh khalifah setelah Umar.
Kemudian terjadilah fitnah besar itu. Di mana para pendemo dan orang-orang
yang kelaparan menilai Bani Umayyah telah menimbun harta Allah dalam bentuk
ternak kambing dan perkebunan49. Mereka melihat Walid bin Uqbah50 berjamaah
shalat subuh bersama mereka di kota Kufah empat rakaat karena mabuk. Mereka juga
melihat para pegawai Muawiyah dan Utsman adalah orang-orang yang sembrono,
orang-orang yang bodoh, dan orang-orang yang berprilaku buruk tetapi ditutup
dengan Islam.
Utsman ditahan di rumahnya selama empat puluh hari, apakah keadaan
khalifah tersebut berpengaruh terhadap putra pamannya, Muawiyah bin Abi Sufyan?!
Jawabannya adalah tidak.
Apakah Muawiyah tidak mampu mengirimkan pasukannya atau sekadar surat
yang meminta penlepasan sepupunya dari tahanan rumah?!
Jawabannya adalah tidak.
Jika demikian adanya, kenapa Muawiyah terlambat datang untuk menolong
Utsman?
Jawabannya adalah kepribadian Muawiyah yang Machiavellian yang tidak
mungkin untuk menanggung resiko berbahaya ini. Oleh karena itu, dendam kebencian
orang muslim terhadap Muawiyah pun berkobar seperti kebencian terhadap Utsman.
Selain itu dan lebih penting, Muawiyah melihat fitnah ini telah menempatkan dirinya
ke tempat yang belum pernah dia impikan walaupun dalam tidurnya. Ketahuilah
bahwa kedudukan itu adalah posisi khalifah dan pemimpin umat.
Apakah Muawiah dan juga sahabat-sahabat terkemuka seperti Ali, Ammar,
Zubair, Saad memiliki keinginan untuk memimpin umat?
Kita akan mengatakan, Rahasia selalu ada dalam diri Muawiyah yang
Machiavellian, jika dia tidak memiliki pandangan yang jauh dan banyak mimpi, maka
kekuasaannya di Syam tidak akan lebih dari satu tahun. Di Syam inilah Muawiyah
hidup secara berlebih-lebihan dan sombong.
Muawiyah mengharapkan korban demi tercapainya cita-citanya yang besar.
Korban itu adalah Utsman atau baju Utsman. Terbunuhnya Utsman tidak dibiarkan
begitu saja. Setelah dia meratapi kematian Utsman, dia gantungkan pakaian Utsman di
atas mimbar masjid Syam. Muawiyah memanfaatkan dengan benar pakaian Utsman
tersebut seakan-akan menuntut kehormatan khalifah dan membakar semangat.

48

Orang yang baru masuk Islam ketika pembebasan kota Makkah adalah orang-orang yang
masuk Islam tepat ketika kota Makkah dibebaskan atau setelah kota Makkah dibebaskan. Lihat
Tabaqah karya Bin Saad 3/342, di mana dikatakan, "Semua urusan ini diserahkan kepada ahli Badr,
sedangkan semua usia ini diserahkan kepada ahli Uhud, untuk masalah ini akan dikuasakan kepada ini
dan tidak ada satu pun urusan yang dibebankan kepada orang-orang yang dibebaskan dan juga orang
yang baru masuk Islam pada waktu pembebasan kota Makkah.
Seperti inilah keadaannya, meskipun Umar pernah berkata tentang Muawiyah, ini adalah
bagian orang Arab [sejarah Arab, karya Al-Dzahaby. Tahun 41-61. Hal 311.
49
Lihat ucapan Imam Ali ra dalam Nahjul Balaghah. Khutbah III yang terkenal dengan
Syiqsyiqiah
50
Dia adalah orang yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai orang fasik [surat Al-Hujurat:
6] Lihat buku tafsir Dar Al-Manshur 7/555, Tafsir al-Thabari 26/78, tafsir Al-Qurthubi 16/311 dan
tafsir Bin Katsir 4/223.

26

Dia membiarkan khalifah terbunuh tanpa melakukan pembelaan sama sekali,


tetapi kemudian dia memanfaatkan pakaian khalifah sebagai prasasti51!
Bagi Muawiyah terbunuhnya Utsman bukanlah sesuatu yang berarti, bahkan
dia tidak perduli siapa orang yang terbunuh. Kepentingan bagi dirinya adalah apa
yang dapat ditambahkan dalam peristiwa tersebut dan tujuan apa yang dapat dia
manfaatkan untuk menghantarkan diri menjadi seorang pemimpin.
Dimulailah babak drama tersebut. Ketika orang-orang Muhajirin dan Anshar
memilih Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan menempatkan penggantian para
penguasa yang diangkat Utsman sebagai program utama, Muawiyah melihat bahwa
dirinya sedang berada pada titik nadir, dia akan kembali menjadi orang biasa bahkan
lebih rendah lagi. Akan tetapi apakah Muawiyah dan orang-orang seperti dia yang
selalu ada sepanjang sejarah akhirnya menyerah begitu saja, setelah kerja keras
mereka selama ini?
Jawabannya tentu saja tidak.
Di sinilah bermulanya niatan buruk yang akan mengubah ketidakberuntungan
menjadi keberuntungan. Muawiyah menjadikan tuntutan qisas bagi pembunuh
Utsman sebagai syarat agar dia tidak memisahkan diri. Sungguh syarat yang cerdik.
Syarat tersebut menimbulkan dua implikasi; tidak adanya pemisahan dan
menempatkan dirinya sebagai sosok yang religius untuk menarik simpati rakyat.
Betapa gelapnya hari ini! Betapa banyaknya hakim sekarang ini yang
mengangkat pakaian Palestina tetapi mereka belum pernah menembaki orang-orang
Israel dengan peluru jenis apa pun. Kemudian pada setiap masa terdapat banyak sekali
pakaian-pakaian seperti itu, meskipun barang buktinya selalu berubah.
Betapa cerdiknya syarat tersebut. Apakah terindentifikasi siapakah orang yang
telah membunuh Utsman?
Semua orang membunuh Utsman. Pada barisan depan terdapat Aisyah,
Thalhah, Zubair, hingga ....Amr bin Ash yang diasingkan ke Mesir. Amr bin Ash
berkata, Aku bertemu dengan seorang anak gembala, lalu aku bujuk dia untuk
membunuh Utsman52.
Lalu apakah Muawiyan mengqisas para pembunuh Utsman ketika dia
menjabat sebagai pemimpin negara?
...Wahai orang yang punya keadaan yang lebih buruk daripada keadaan
sebelumnya.
Tentara Imam Ali telah berada di dekat perkemahan Muawiyah. Pedang Malik
al-Asytar, pembawa panji pasukan Ali telah tampak memerah di bawah sengatan
matahari pada hari itu, hari-hari perang Shiffain.
Apakah Muawiyah memiliki banyak keputasan final? Seperti itulah,
Muawiyah berfikiran untuk mengemasi kekayaannya dan lari dari medan perang
....mungkin akan pergi ke kerajaan Byzantium.
Akan tetapi betapa indahnya solusi yang selalu Muawiyah pilih dan tidak
pernah gagal, Tujuan menghalalkan segala cara. Lalu muncullah ide dari Amr bin
Ash untuk mengangkat Al-Quran.
Sekarang, sekarang Muawiyah...angkatlah mushaf sebagai jaminan dan
ingkarilah semua keputusan hukumnya?53
51

Kejadian tersebut kemudian menjadi paribahasa yang disematkan kepada orang-orang yang
suka memanfaatkan momen, baik hanya sedikit maupun banyak, Pakaian Utsman.
52
Lihat buku Al-Kamil Fi al-Tarikh, karya Bin Al-Atsir 3/163.
53
Seperti shalat Jumat yang dilakukan pada hari Rabu ketika dalam perjalanan perang Shiffin.
Keluar dari ketentuan syari, pembunuhannya terhadap orang-orang muslim. Lihat Murujud Dzahab
karya Masudi 3/32.

27

Semoga Allah mengampuni Ahmad Syauqi yang berkata,


Suatu hari seekor kelinci keluar dari baju sang pesulap..
Betapa banyak hari yang digunakan orang dengan mengangkat mushaf demi
tercapai keinginannya yang buruk.
Umpan telah mendatangi mangsanya. Setelah Muawiyah mengangkat mushaf
al-Quran, pertentangan pun menyebar dan fitnah pun menyeruak. Terpecahlah umat
menjadi kelompok-kelompok hingga sekarang ini.
Muawiyah bin Abi Sufyan pun tampil seperti layaknya pahlawan
penyelamat utama. Setelah dia mau mengakui Ali sebagai khalifah, dia pun
melakukan perdamain dengan Hasan bin Ali. Dengan demikian darah muslim
oportunis pun terjaga dan terlindungi. Akan tetapi dengan cepat Muawiyah
menghianati imam Hasan dan membunuhnya. Setelah imam Hasan diracun oleh orang
suruhan Muawiyah dengan memberikan racun melalui istri imam Hasan, maka tiada
lagi orang yang mampu menentangnya. Kemudian Muawiyah mengangkat dirinya
sendiri melalui jalan suap dan propaganda menjadi khalifah dan pemimpin kaum
muslim. Baginya kepemimpinan dan bagi kaum muslim adalah keislaman.
Muawiyah akhirnya menampakkan jati dirinya yang selama ini berusaha dia
tutupi, takut akan sahabat yang terkemuka dan khawatir kehilangan jabatan. Dia pun
membunuh para sahabat yang shalih-shalih dan membeli nurani sahabat lainnya54.
Baginya tindakan asusila dan pengungkapan aib adalah perbuatan yang sah-sah saja.
Dia berkata dengan lantang tanpa malu sedikit pun ucapannya yang terkenal, Aku
tidak akan membunuh kalian supaya kalian shalat, agar kalian haji atau untuk
berpuasa, tetapi aku akan membunuh kalian agar aku dapat berkuasa55.
Shalat, haji bahkan Islam bukan lagi menjadi dasar dihadapan raja yang
mendapatkan kekuasaannya dengan cara mencuri dan mewariskan kekuasaannya
kepada keturunan Bani Umayyah setelahnya, sehingga Islam kembali seperti mimpi.
Kemungkaran itu terus berlanjut kepada penguasa bani Umayyah setelah Muawiyah.
Berupa penyerangan Kabah dengan batu manjanik, membolehkan haji di Madinah
Al-Munawarah, bahkan Hajjaj bin Yusuf bangga ketika kaum muslim berthawaf di
kuburan dan mimbar Rasul. Hajjaj berkata, Orang-orang muslim bertawaf dengan
mengenakan kayu dan tali. Hajjaj juga menyarankan kaum muslim untuk bertawaf di
makam Abdul Malik bin Marwan di Syam56.
Benar, betapa kelamnya catatan sejarah Islam kita. Abu Dzar sahabat
terkemuka meninggal dalam keadaan terasing di gurun Rabdzah, sedangkan
Muawiyah mati ketika bersenang-senang bersama istri-istri dan gundik-gundiknya
dalam kerajaan Islam yang membentang dari timur hingga barat.
Setelah Muawiyah berkuasa, dengan harta dan kebengisannya tidak sulit untuk
menjadikan dirinya sebagai penulis wahyu57, penanggung jawab orang mukmin58,

54

Seperti pembunuhan terhadap sahabat terkemuka, Hajar bin Adiy dengan sepengetahuan
Aisyah dan sepengetahuannya sendiri. Bahkan dia berani berakata, Neraka untukku karena
pembunuhan Hajar ini diulang sebanyak tiga kali. Lihat Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Bin Katsir
8/49.
Adapun nurani sahabat yang dibeli oleh Muawiyah adalah nurani Abu Hurairah
55
Lihat Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Bin Katsir 8/131.
56
Lihat Al-Kamil karya Al-Mubarrad 1/222, dan Al-Aqdu Al-Farid karya Bin Abd Rabbah
5/310.
57
Kita tidak tahu kapan dia menuliskan wahyu, karena dia masuk Islam pada hari
pembebasan kota Makkah, pada usia senja Rasulullah saw.
58
Karena dia adalah saudara Ummu Habibah istri Rasulullah saw yang sangat membenci
ayah dan saudaranya.

28

bahkan sebagai pemberi petunjuk yang diberkati59, memberikan keistimewaan semu


kepada orang yang disukai, dan menghukum serta merendahkan orang yang tidak
menyukainya60.
Tidak aneh lagi jika melihat para penguasa di masa sekarang yang memerintah
negerinya dalam tempo yang singkat. Mereka mengubah sejarah, mendekati orangorang yang mereka sukai dan menjauhkan orang-orang yang tidak mereka suka,
sehingga salah satu dari mereka menjadi dewa tertinggi dalam riwayat hidup Firaun.
Semua pemimpin sekarang seperti Muawiyah yang berijtihad dengan harapan
mendapatkan satu pahala jika salah. Insentif bagi mereka yang diinginkan dan pedang
bagi mereka yang ditakuti.
Siapa tahu ada kemungkinan orang-orang Macheavellian telah mempelajari
sejarah kita dan menuliskan dalam sejarah hidup Muawiyah sekolah pemikirannya,
tetapi siapa yang tahu?!

Dalam hadits diakui dari Rasulullah saw. Ya Allah jadikanlah dirinya pemberi petunjuk
yang diberkahi dan berilah aku petunjuk darinya. Lihat Sahih Turmudzi 6/157 hadits 3842.
60
Seperti perintahnya kepada semua juru dakwah di seantero negeri untuk mencaci Ali bin
Abu Thalib di atas mimbar. Perintah ini berlangsung selama 70 tahun. Lihat sejarah Al-Thabari,
kejadian tahun 51 tahun.
59

29

JALAN HUKUM DALAM ISLAM...UNTUK SIAPA?


Ketika itu sedang musim kemarau. Aku mengisi waktu senggang selepas
matahari terbenam dengan pergi ke pinggir kota untuk menikmati suasana senja dan
berjalan santai. Aku ditemani oleh khayalan tinggiku yang menggantung di cakrawala
impianku. Aku lalu terbang meninggalkan rutinitas, terus berjalan dan berjalan hingga
aku merasa bahwa khayalanku telah menghabiskan sebagain besar perjalananku. Aku
merasakan desiran angin yang dingin. Aku pun berjalan ke salah satu warung kopi
yang biasanya aku bertemu dengan salah seorang pemuda yang menyapa lalu
mengajak duduk di salah satu bangku. Seringkali teman-temanku mengundangku
untuk berkumpul. Inilah kegiatan yang aku lakukan untuk keluar dari rutinitas belajar
dan untuk mengembalikan sebagaian tenaga dalam menghadapi ujian akhir tahun
yang menjadi halangan terakhir sebelum masuk bangku kuliah.
Pada banyak kesempatan aku dapat bertemu dengan teman lamaku di sekolah
seorang penganut Syiah. Aku merindukan pertemuan dengannya untuk meringankan
kenangan dan sikap sombong yang menjadi ciri khasnya. Terlebih dia memojokkanku
dengan pemikiran barunya yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Semua yang
baru itu indah, seperti kata banyak orang.
Pada salah satu pertemuanku dengannya, aku menemuinya membawa sebuah
buku yang besar bersampul merah darah. Dia meletakkan buku itu di atas meja. Aku
melihat judul buku itu. Sahih Muslim. Tertulis dengan tinta emas. Di bawah judul,
tertuliskan sebuah kalimat, Buku paling bisa dipercaya setelah Al-Quran.
Untuk pertama kalinya aku memegang buku ini dua jilid yang dibukukan
dalam sebuah buku. Sayangnya, kita belum pernah membaca buku-buku kita. Kenapa
kita harus membaca? Bukankah semuanya sudah jelas? Wahai orang yang tertipu oleh
sampul kebodohan yang berlapis. Ketahuilah bahwa orang-orang orietalis semakin
mengenal kita lebih dalam daripada kita mengenal diri kita sendiri. Akan datang hari
semoga Allah tidak mengijinkan- di mana orientalis mengkaji sejarah sesuai dengan
pandangan dan tujuan mereka kemudian menyajikannya kepada kita sebagai
pengganti sejarah kita yang lama61.
Ketika aku membaca kalimat tersebut aku merasakan sesuatu yang lain. Apa
maksud dari kalimat, buku yang paling dapat dipercaya setelah al-Quran?! Artinya
buku ini, Sahih Muslim berada pada tingkatan kedua. Wahai orang yang memiliki
analogi yang aneh!! Betapa mudahnya kita menetapkan aturan-aturan untuk
menjawab semua permasalahan. Selalu kita berpendapat dan menganalogkan diri kita
dengan Allah dan buku kita dengan al-Quran.
Temanku pernah berjanji untuk membawakan Sahih Muslim kepadaku, karena
dia ingin meyakinkanku bahwa hadis, Aku telah meninggalkan untuk kalian dua
pegangan. Jika kalian berpegang kepadanya, setelah aku meninggal kalian tidak akan
tersesat. Dua pegangan itu adalah al-Quran dan keturunanku, Ahlul bait. Keduanya
janganlah dipisahkan hingga semuanya kembali jadi satu kepadaku. Lihatlah
bagaimana kalian berbeda denganku atas kedua tinggalanku.62
Akan tetapi aku membantahnya dengan mengatakan bahwa hadis yang
terkenal adalah, al-Quran dan Sunnah-ku.
Aku membuka buku sesuai dengan tempat yang telah ditentukan oleh temanku
menggunakan sebuah kertas kecil. Aku baca hadis seperti yang dikatakan oleh
61

Orang orientalis telah mulai melakukan proses ini, seperti yang dilakukan oleh Jurji Zaidan
melalui cerita-cerita dan karangan-karangannya. Ini adalah tongkak awal proses tersebut.
62
Lihatlah Mustadrak Al-Hakim 2/148, Musnad Ahmad 3/17.
Dalam Sahih Muslim juga terdapat tulisan yang hampir sama dengan ini. Lihat. Sahih Muslim
bab Fadhail sub-bab Fadhail Ali bin Abi Thalib.

30

temanku. Aku heran. Ya Allah tambahkanlah ilmu bagi kami. Pemikiran demi
pemikiran melompat-lompat dalam hatiku seperti orang yang menginginkan jalan
keluar dengan segera. Akan tetapi aku tidak mampu. Hatiku sedikit marah terhadap
orang-orang yang telah menempatkan diriku dalam masalah yang tidak ada solusinya.
Seandainya masalah tersebut hanya satu, maka masalah yang mereka libatkan dan
kami libatkan dengan mereka tidak banyak.
Temanku berkata, Tidak hanya Muslim yang menyebutkan hadis ini, tetapi
banyak ahli tafsir dan ahli hadis yang juga menyebutkan hadis ini, seperti Ahmad bin
Hanbal dalam musnadnya, Turmudzi, Hakim, Thabary, Ibnu Hajar dalam
Shawaiqnya, Suyuthi, Syafii dalam ad-Dar al-Manshur, Ibnu al-Atsir dalam alNihayah dan ulama lainnya yang tidak terhitung.
Aku berkata, Akan tetapi hadis yang terkenal bagi kami adalah, Kitabullah
dan Sunnah Rasul. Bahkan kami telah menghafalnya di luar kepala dan
menyebutkannya di setiap pertemuan dan di atas mimbar, hingga dibawa pula oleh
para pelancong.
Temanku, Banyak hal yang terkenal tidak memiliki dasar. Jika hadis tersebut
diasumsikan ada dan sahih, maka hadis tersebut menafsiri hadis sahih yang lebih
dahulu. Artinya sunnah Rasulullah saw adalah sunnah Ahlulbait, begitu sebaliknya.
Akan tetapi jika tidak demikian, maka perkataan dan hadis Rasulullah saw saling
bertentangan.
Temanku kemudian menyodorkan halaman lain dalam sahih muslim. Ia
berkata, Bacalah!
Aku pun membacanya, Dari Abu Hurairah yang berkata, Neraka tidak
penuh hingga Tuhan menjejakkan kakinya. Api neraka berkata, Cukup...cukup...dan
semuanya saling menyatu63.
Hadis ini membuatku terkejut dan mengingatkanku kepada perkataan temanku
tentang Abu Hurairah dan nilai hadis-hadis yang diriwayatkannya. Akan tetapi aku
menyimpannya dan tidak memperlihatkan kepada temanku. Aku biarkan temanku
berbicara sendiri tentang hadis ini, hingga aku memahami apa yang biasa dia katakan
dan dengan itu dia tidak lagi berbicara mengenai Syiah.
Temanku, Jika kamu menggunakan akal dan pikiranmu, maka kamu akan
menggetahui kegagalan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ini.
Pertama, perkataan ini menunjukkan bahwa Allah melakukan kesalahan dalam
perkiraannya, karena keluasan neraka Jahanam telah memaksa Allah untuk
menjejakkan kaki sehingga neraka penuh.
Kedua, Allah berfirman dalam al-Quran tentang pelampauan batas. Bukankah
Allah berfirman, Allah berfirman, Maka yang benar (adalah sumpah-Ku dan hanya
kebenaran itulah yang Aku katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka
Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka semuanya64. Bagaimana Allah mengatakan bahwa Jahanam penuh sehingga
memaksakan diri dengan cara menjejakkan kakinya di neraka agar ruang kosong
Jahanam terisi?!
Kami tidak kemudian membicarakan kaki Allah yang kami harap Abu
Hurairah menggambarkan kaki tersebut seperti kakinya yang pecah-pecah karena
tidak pernah menggenakan sandal kecuali di masa tuanya. Mungkin Abu Hurairah
lupa menceritakan kepada kita mengenai kaki Allah yang lain. Apakah kaki tersebut

63

Lihat. Sahih Muslim 2/482. Musnad Ahmad 3/134, dan Al-Akidah Al-Wasithah karya Bin
Taimiyah: 76.
64
Shad: 84-85.

31

masih tergantung di udara atau Allah menempatkannya di surga karena mungkin juga
luasnya terbatas.
Aku memotong ucapan temanku, Akan tetapi ada kemungkinan yang
dimaksud dengan kaki Allah adalah suatu kiasan seperti tangan, mata, dan anggota
tubuh lain milik Allah yang disebutkan dalam al-Quran? Bisa juga kaki di sini adalah
kemarahan Allah yang menendang penghuni neraka.
Temanku tertawa dengan tawa yang menentang. Dia berkata, Dasar hadis ini
sudah salah, karena tidak sesuai akal dan al-Quran. Lalu bagaimana mungkin dapat
ditafsiri?!
Berbicara mengenai penafsiran, para penganut faham simbolisme dan
simbolisme modern, kaum Wahabi menolak adanya penafsiran. Bagi mereka
penafsiran adalah sebuah halangan. Oleh karena itu, mereka menamakan kita sebagai
orang-orang yang terhalang oleh asumsi sendiri. Apa yang telah kamu lakukan
dengan mengingatkanku terhadap tema yang penting ini adalah tindakan yang sangat
bagus, karena penafsiran adalah dasar untuk memahami al-Quran, untuk memahami
dasar dari tauhid yang panji-panjinya sangat diinginkan oleh banyak orang Arab yang
kencing di belakang mereka .
Oleh karenanya, sumber rujukan kita dalam memahami al-Quran adalah para
pengganti Rasulullah saw, yaitu para pemimpin yang terlindungi dari dosa, yang
dihubungkan oleh Rasulullah saw dengan al-Quran dalam sabdanya, Telah aku
tinggalkan bagi kalian dua hal, al-Quran dan keturunanku.65
Kita tidak bisa memahami al-Quran sekedar dari penampilan ayatnya, karena
hal itu akan menyebabkan terjadinya pertentangan dalam al-Quran.
Pada suatu ayat, Allah berfirman:
Tangan Allah di atas tangan mereka66
Di ayat yang lain berfirman:
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)..67
Dalam pembicaraan dengan Musa, Allah berfirman:
Dan supaya kamu diasuh dalam pengawasan-Ku68
Pada kesempatan lain Allah berfirman:
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya
kamu berada dalam penglihatan Kami69
Kata yad (tangan) dalam ayat-ayat di atas ada kalanya disebutkan dalam
bentuk tunggal dan terkadang disebutkan dalam bentuk jamak. Begitu pula kata Ain
(mata).
Pada kesempatan yang lain kami berhenti pada sebuah ayat yang
mengagetkan, yaitu firman Allah Swt,
Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah70
Atau firman Allah Swt,
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebenaran dan kemuliaan71.
Jika kita menerimakan bahwa Allah memiliki tangan, mata atau luka (yang
mungkin bisa menimpa Allah) seperti pendapat yang diutarakan oleh orang-orang
65

Al-Mustadrak karya Al-Hakim 3/148 pada bab keterkenalan para sahabat.


Al-Fath: 10.
67
Al-Dzariyat: 47.Bin Taimiyah menetapkan kedua tangan Allah. Lihat . Al-Akidah AlWasithah: 66.
68
Thaha: 39.
69
Al-Thur: 48.
70
Al-Qashash: 88.
71
Ar-Rahman: 27.
66

32

Wahabi, maka semuanya akan hilang dan rusak sesuai dengan ayat yang menyebutkan
kehancuran semuanya kecuali wajah.
Dipenuhi keheranan aku berkata, Apakah ada kaum muslim yang meyakini
bahwa kehancuran pada hari kiamat berlanjut hingga diri Allah Swt?
Temanku menjawab, Jika kita menerima asumsi bahwa Allah Swt terdiri dari
beberapa bagian Mahasuci Allah dari yang demikian, maka kenapa kehancuran dan
keterkejutan yang dibawa oleh hari kiamat berlanjut pada bagian-bagian Allah?
Maksud dari kalimat ini bahwa Allah ada kalanya meletuskan kehancuran yang tidak
dapat dikendalikan hingga kehancurannya berlanjut seperti kehancuran yang menimpa
makhluk, atau kiamat terjadi di luar kekuasaan Allah di mana kiamat menimpa
penguasa dan yang dikuasai.
Aku marah, Demi Allah aku tidak pernah meyakini bahwa nenek moyangku,
semoga Allah manyayangi mereka, sesuai dengan keluasan pemikiran mereka percaya
hal seperti itu, akidah orang-orang yang semuanya tunduk kepadanya. Mahasuci Allah
dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang lancang.
Temanku menanggapi perkataanku dengan perkataan bernada tinggi dan tanda
keteguhan begitu jelas terlihat dari dahinya, Andai kata.. yah andai kata masalah ini
hanya berhenti pada tahap ini! Pasti kita mengatakan, Teman-teman kita telah
menyamakan Allah dan mereka hanya melihat kata-kata yang tampak saja, akan tetapi
mereka pada kebanyakan kesempatan membenturkan ayat-ayat tersebut dengan
kerasnya ke tembok.
Aku, Coba berikan contoh apa yang mereka katakan!
Temanku, Mereka meyakini bahwa Allah berada di atas langit, di Arsy-Nya.
Allah berada di atas makhluk-Nya72. Bahkan lebih dari itu, mereka mengatakan, Jika
Allah duduk di atas kursi-Nya, diperdengarkanlah kepadanya (kursi) suara-suara,
seperti suara duduk yang muncul karena berat badan Allah Swt.73
Aku, Bukankan Allah memang di atas Arsy?
Temanku, Jelas disebutkan dari periwayatan hadis bahwa para sahabat
menceritakan Muawiyah bin Abi Sufyan atau raja-raja Bani Umayyah dan raja-raja
Bani Abbas hanyalah raja-raja yang menduduki singgasana emas sehingga mereka
menyamakannya dengan Allah Swt.
Benar kita temukan kata Arsy dan kursi di dalam Al-Quran, akan tetapi
itu tidak berarti bahwa Arsy dan kursi Allah sama dengan singgasan para rezim
tersebut. Bukankah Allah berfirman dalam ayat yang sangat terkenal dan sering kita
baca pagi dan malam, yaitu ayat kursi, kursi Allah meliputi langit dan bumi74,
apakah hal ini mengartikan bahwa kita duduk di arsy bersama Allah karena luas arsy
hingga ke bumi. Apakah arsy berada di dalam bumi atau bumi yang berada di dalam
arsy?
Aku jawab, Maaf, pelan-pelan saja biar aku faham apa yang kamu katakan.
Apakah yang kamu maksud bahwa Arsy hanya langit saja tanpa bumi, atau Arsy
hanya ada di langit saja?
Temanku, Masalahnya terletak pada bentuk kata kiasannya
Temanku lalu melanjutkan, Masalah yang menimpa banyak orang adalah
mereka itu seperti keledai yang membawa buku-buku. Benar mereka dapat berbahasa
Arab, tetapi sedikit pun mereka tidak pandai dalam stilistika Arab. Jika kamu melihat
sejarah Arab dan kata-kata berbahasa Arab, maka kamu akan mendapatkan bahwa
Lihat. Sunan Ibnu Majah 1/69 pada bab apa yang diingkari oleh orang Jahamiyah. Ibid.
1/29. Bagitu pula dalam Al-Akqidah Al-Wasithah, karya Bin Taimiyah.
73
Lihat. Sunan Bin Dawud 4/243.
74
Al-Baqarah: 255.
72

33

seringnya kata-kata Arab digunakan dalam bentuk kiasan. Bukankah sering dikatakan
misalnya, Orang itu raja, khalifah atau penguasa- melebarkan tangannya ke seluruh
negeri?! apakah itu berarti bahwa tangan orang tersebut panjang sekali hingga
mampu menggapai luasnya negeri?!
Atau dikatakan dalam sebuah negeri, Sang raja atau pemimpin duduk di atas
singgasana pada hari itu dan tahun itu, tetapi yang dimaksud dengan kalimat ini
bukanlah dia duduk di atas kursi kayu. Mungkin orang tersebut pada hari di mana dia
berkuasa selalu menerima pujian dan penghormatan, atau mungkin dia selalu
menerima pengikut. Maksud dari kalimat di atas tentu saja adalah seorang yang
berkuasa dan memilik banyak pengikut pada masa itu atau tahun itu, bukan orang
yang duduk seperti pada umumnya.
Jika kamu sudah faham masalah ini, cobalah kamu merujuk kembali pada
firman Allah, Dan Dzat yang Mahapengasih berkuasa atas Arsy-Nya.75 Penguasaan
adalah kekuasaan Allah, artinya bahwa Allah memegang kendali langit dan bumi,
Allah bisa mengubahnya dengan kekuasaan yang dimiliki. Oleh karena itu, Malik bin
Anas ketika ditanya soal ayat ini dia memberikan jawaban, Kekuasaan Allah telah
diketahui, tetapi kondisinya tidak diketahui, dan bertanya tentang hal ini adalah
sebuah bidah.
Kamu jangan ikuti pendapat yang mengatakan bahwa keberadaan Allah di
langit menunjukkan bahwa Allah berada di atas benda-benda, karena pendapat ini
telah ditolak oleh penjelasan Al-Quran di mana Allah berfirman:
Dan Dia-lah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di
bumi..76 juga:
Maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah (kiblat) Allah..77
Atau firman Allah Swt,
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada78.
Adapun ayat-ayat sejenis lainnya tafsirkanlah dengan makna yang berbeda sehingga
al-Quran tidak menjadi bertentangan.
Sebagai penutup, firman Allah tentang Dzat-Nya sendiri:
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia79
Dan firman:
Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia80.
Benar, jika sekelompok orang memahami agamanya dari orang Yahudi dan
Nasrani, maka bagi mereka perkataan bahwa Allah Swt berada di langit adalah benar.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani menyamakan Tuhan dengan makhluk dan lainnya,
dan ini banyak disebutkan dalam Taurat maupun Injil.
Aku tengok jam tanganku, aku melihat waktu telah berjalan lebih cepat dari
perkiraan, aku pun berdiri dan berjanji dengan temanku untuk bertemu lagi di lain
waktu.
Aku langkahkan kakiku menuju rumah dengan cepat. Dalam hati aku
merasakan hatiku menjadi lebih luas daripada sebelumnya, sebuah keluasan yang
hanya bisa kurasa. Aku temukan dalam kejernihan dan keindahan langit bahwa alam
75
Dalam hadits kursi adalah tempat kedua kaki Allah, sedangkan Arsy tidak diketahui
seberapa besarnya?. Lihat Mustadrak karya Al-Hakim 2/282. Kitab Tafsir dalam penafsiran ayat kursi.
76
Al-Zuhruh: 84.
Akan tetapi Bin Taimiyah dan pengikutnya meyakini bahwa Allah memang berada di langit.
Lihat. Al-Akidah Al-Wasithah: 77.
77
Al-Baqarah: 115.
78
Al-Hadid: 4.
79
Al-Syura: 11.
80
Al-Ikhlash: 4.

34

yang sangat luas ini tidak lebih dari genggamanku atau seujung kelingkingku. Aku
merasakan untuk pertama kalinya bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling
mulia. Rahasia adalah apa yang berada dibalik pemberian Allah kepada kita seperti
akal yang mampu menampung langit dan bumi, bahkan dikatakan adakah tambahan?.
Kebahagiaanku sangat besar, seakan-akan semua benda yang terlihat di depanku,
seperti pohon, tanah, dan bintang-gemintang berubah menjadi sesuatu yang baru.
Seakan-akan semua itu dicipta untuk berubah. Aku panjatkan puji syukur kepada
Allah karena agama Islam tidak bertentangan dengan akal dan fitrah manusia. Betapa
banyak kesedihan yang telah kami lewati dengan keteguhan. Kami telah menghadapi
semua perdebatan mengenai atheisme dan sekularisme, dan kami tidak menemukan
satu pun jawaban kecuali rasa malu. Pembicaraan kami mengenai keyakinan kami
bahwa mereka adalah penghuni neraka adalah tiada guna, kita akan menertawakan
mereka besok seperti mereka menertawakan kita sekarang.
Pada malam itu, aku tidur dengan lelap, seakan-akan Allah memberiku tubuh
yang enak seperti telur. Aku merasakan Allah selalu bersamaku...

35

KERAGUAN...ATAU FITNAH
Aku berdiri di depan toko orang tuaku pada suatu malam. Tiba-tiba di ujung
jalan yang panjang itu, salah seorang teman lamaku menyapaku. Aku kaget dengan
tubuhnya yang gemuk dan tergolong pendek. Dia mulai mendekatiku sedikit demi
sedikit lalu berpaling ke sisi jalan di mana aku berdiri. Dia menyapaku dengan
senyumannya yang cerah, lalu menjulurkan tangan menjabat tanganku...:
Kemana saja kamu teman....? katanya, karena aku jarang terlihat dan sudah
lama tidak bertemu dengannya.
Aku katakan kepadanya, Aku sibuk, teman...selain itu musim dingin telah
memisahkan banyak orang karena siang hari menjadi lebih pendek sehingga orang tak
mungkin untuk melakukan kunjungan atau pun pertemuan.
Aku lalu bertanya tentang keadaannya.
Dia menjawab bahwa dia sedang bersiap-siap pergi ke Perancis untuk
melanjutkan kuliah di sana.
Lalu tanpa pembicaraan sebelumnya, topik pembicaraan mengarah kepada
masalah sejarah Islam. Temanku berkata, Sejarah Islam perlu pengkoreksian dan
pembetulan. Kita telah lama hidup dengan selalu mengulang-ulang apa yang
dituliskan untuk kita dan warna apa yang digariskan tanpa pernah mengetahui
kebenarannya, sehingga semakin banyak ragamnya.
Dia melanjutkan, Jangan lupa juga bahwa sejarah adalah kunci yang paling
penting untuk memahami banyak kenyataan yang berhubungan dengan akidah kita,
orang Islam.
Aku pun mengomentari tanpa mengerti maksud dari pembicaraannya,
Teman, ajakan untuk kembali membaca atau menuliskan sejarah sudah banyak dan
bukan hal yang baru. Akan tetapi siapa yang mampu melakukan tugas ini?. Kita telah
melewati sejarah kita dengan beberapa penelitian dan penghilangan debu-debu ini,
tetapi generasi masa lalu masih saja tertutupi dari kesejarahan kita yang cemerlang
dan mengagumkan. Hanya sejarah tersebutlah yang dapat kita banggakan sebagai
seorang muslim.
Temanku tersenyum dan berkata, Bukan itu maksudku, marilah kita kembali
membaca sejarah tidak lebih. Kita akan menerapkan apa yang ditulis oleh sejarawan,
lalu kita hubung-hubungkan tulisan-tulisan itu sehingga kita dapatkan sebuah
kesimpulan dan pemahaman yang benar mengenai sejarah kita.
Aku meminta ijin sebentar kepada temanku untuk melihat apa kebutuhan salah
seorang pembeli yang telah berdiri di atas motornya di depan toko orang tuaku.
Aku pun kembali untuk melanjutkan pembicaraan, Itu benar, tetapi
permasalahannya tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun pada dasarnya aku
setuju denganmu untuk melihat dengan kacamata ilmiah yang jauh dari emosi dan
idealisme, terlebih para sejarawan menuliskan apa yang menjadi kecendrungan para
penguasa di masanya.
Pembicaraanku dengan temanku ini tidak berlangsung lama. Oleh karena itu
kami berjanji untuk melanjutkan pembicaraan pada kesempatan yang lebih tepat.
Keadaan sekarang tidak mengijinkan, sedangkan topik pembicaraan memerlukan
banyak waktu.
Setelah beberapa meter teman lamaku itu pergi, dengan cepat salah seorang
kenalanku yang ternyata memperhatikan pembicaraanku dengan teman lamaku
muncul. Sebenarnya dia menunggu kami, tetapi tidak berani mendekat seakan-akan
ada suatu hal penting yang melarangnya. Ketika dia telah didekatku, dia mulai
berkata, Apakah kamu kenal siapa dia?

36

Aku menjawab, Ya aku mengenalnya, dia adalah teman lamaku. Ada apa
sebenarnya?
Kenalanku, Dia itu seorang penganut mazhab Syiah. Kenalanku mengatakan
hal itu seakan-akan dia telah membuka sebuah rahasia alam yang tertutup. Lalu dia
melanjutkan, Aku menyarankanmu agar tidak mendengarkan apa yang dia katakan
dan jangan perhatikan apa yang dia sampaikan.
Dengan heran aku berkata, Pertama, aku tidak tahu bahwa dia adalah orang
Syiah, lalu aku dilarang untuk menerima pendapat semua orang Islam dan juga
diminta untuk tidak memperhatikan mereka.
Kenalanku, Akan tetapi itu berbeda. Syiah akan menarik seseorang sedikit
demi sedikit sehingga orang tersebut berada dalam kendali mereka. Mereka juga telah
membuka pintu fitnah yang selamanya tidak akan tertutup lagi. Padahal fitnah lebih
kejam dari pembunuhan. Lebih dari itu, mereka percaya dengan adanya Taqiah, tetapi
mereka menggunakannya untuk keburukan.
Aku berkata dengan penuh keheranan, Taqiah seperti apa?
Dia menjawab, Taqiah yang digunakan sebagai wahana untuk menutupi
akidah mereka yang terdalam. Taqiah yang sesuai dengan pendapat mereka;
membolehkan semua cara dan dosa dilakukan demi mencapai tujuan mereka.
Aku tidak begitu yakin dengan nasihat yang disampaikan oleh teman yang
menyayangiku ini, karena perkataannya yang aneh tidak begitu berpengaruh pada
perhatianku. Perkataan yang sampai sekarang masih belum aku tahu maksudnya...
Taqiah??
Keherananku terhadap orang-orang yang takut terhadap kata-kata masih belum
hilang. Orang-orang sekarang sama seperti orang-orang dahulu! Orang-orang musyrik
Mekkah. Mereka tidak mau mendengar ayat-ayat al-Quran agar mereka tidak tersihir,
sesuai asumsi mereka. Allah Swt menunjukkan apa yang mereka lakukan dalam
firman-Nya,
Dan orang-orang kafir berkata, Janganlah kamu mendengar dengan
sungguh-sungguh akan al-Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya
kamu dapat mengalahkan (mereka)81.
Bahkan yang mengherankan ada sebagian orang yang berfatwa haram
membaca buku-buku Syiah, karena itu adalah buku-buku sesat, menurut prasangka
mereka. Berdasarkan asumsi mereka bahwa Syiah adalah sesat, kenapa kalian tidak
membawa mereka kembali kepada jalan yang benar dengan cara yang bijak dan
nasihat yang baik, padahal perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala?
Seperti biasanya aku sangat ingin bertemu dengan temanku yang Syiah, karena
pada kesempatan kali ini aku merasa telah dia tipu dan dia tidak jujur mengenai
akidah yang sebenarnya dia yakini. Akan tetapi dalam hatiku teradapat bisikan yang
menolak tuduhan yang mendasar ini, karena tidak masuk akal jika dia merahasiakan
sesuatu yang bertentangan dengan keyakinannya. Faktor apakah yang
mempengaruhinya dan juga orang-orang Syiah lainnya, yang menurut kami berani
ingkar terhadap Allah dengan tanpa rasa malu, segan, dan sopan? Apa yang berusaha
temanku sembunyikan dari diriku? Dan apakah dalam Syiah terdapat pengingkaran
yang sangat tajam kepada Sang Pencipta? Atau pengingkaran terhadap Rasul?
Benar sekali, terdapat beberapa suara nyaring yang menyuarakan bahwa Syiah
sebenarnya dendam terhadap Islam dan mereka ingin menghancurkan Islam dari
dalam!

81

Fushshilat: 26.

37

Namun dalam rangka membangun agama apa? Kita pada abad ini
menyaksikan bahwa banyak dari orang-orang yang berpegang teguh terhadap sunnah
telah melakukan apa yang telah dikritik oleh orang Syiah dari segala sisinya. Ada
Kamal Attaturk dan kelompoknya di Turki yang berhasil mengalahkan Turki Utsmani
dan menjadikan Islam dengan aturan-aturannya tinggal kenangan dalam tempo
sebentar saja, hal yang beranalog dengan sejarah Syiah.
Lalu bagaimana seorang muslim bisa membongkar langkah-langkah itu?
Seakan Syiah adalah sebuah organisasi rahasia dengan aturan yang sangat rahasia dan
sulit untuk dilacak?
Bagaimana dengan Yahudi dengan kelicikannya- yang mampu menyatukan
sebagian besar jika tidak mengatakan semua langkah-langkah penghancuran yang
ditujukan kepada negara-negara muslim, agar semua tujuannya dapat diungkap,
bahkan mereka sendiri tidak dapat menemukan dalam hati mereka cara untuk
membualkan tujuan atau memberitahukan niatan mereka di masa lalu?
Kemudian bagaimana dengan bangsa Barat yang menjajah baik di masa lalu
atau pun masa kini yang tidak mampu memahami kenapa Syiah dengan persenjataan
perusaknya melawan Islam, sehingga mereka memanfaatkan Syiah meskipun mereka
memiliki kemampuan dan keahlian yang tidak pernah diimpikan Syiah untuk
memiliki sepersepuluh dari kemampuan Barat?
Lalu setelah ini dan itu, apakah Allah dan Rasul-Nya tidak memerintahkan
kita untuk mengambil yang tampak saja bahwa Islam adalah mengucapkan dua
kalimat syahadat. Bahkan Rasulullah menganggap cukup bagi orang yang masuk
Islam dengan mengucapkan dua kalimat ini, meskipun ketika itu terdapat sekolompok
orang munafik yang memenuhi kota Madinah dan sekitarnya. Bukankah kita telah
membaca dalam al-Quran sebuah ayat yang dengan jelas mencela orang yang
menjadikan dirinya sebagai pelindung dan sumber pemahaman Islam untuk orang
lain, menghakimi keislaman orang lain serta mengkafirkan muslim lainnya, yaitu
firman Allah Swt,
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berpegang) di jalan
Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang
mengucapkan salam kepadamu kamu bukan seorang mukmin (lalu kamu
membunuhnya) dengan maksud mencari harta benda yang banyak. Begitu jugalah
keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka
telitilah. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan82.
Apakah Rasulullah saw tidak menshalatkan jenazah pemimpin munafik
Madinah, Abdullah bin Ubay bin Abu Salul meskipun semua orang mengetahui
kemunafikannya berdasarkan penjelasan al-Quran?!
Semua ini adalah pertanyaan yang menarik diriku ke kanan dan ke kiri, tetapi
aku menunggu kesempatan yang tepat sehingga aku dapat berada dalam keadaan yang
sebenarnya dan posisi yang paling tinggi. Allah memerintahkan kita untuk selalu
menyelidiki terlebih dahulu dan tidak tergesa-gesa dalam menetapkan sebuah
keputusan hukum, seperti dalam firman-Nya,
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
82

Al-Nisa 94, ketika Allah mencela orang-orang yang keputusannya berupa pembunuhan
terhadap mereka yang mau mengucapkan kalimat syahadat [Tafsir Fakhrur Razi, At-Tafsir Al-Kabir].
Artinya, Janganlah kamu mengatakan kamu bukan seorang mukmin, kamu ucapkan kalimat
syahadat hanya karena takut mati kepada orang yang telah menunjukkan keislamannya, tetapi
terimalah apa yang tampak serta berikanlah haknya [Tafsir Ruh Al-Maani, karya Alusy 3/114 dan
dalam tafsir Al-Thabary 5/142.

38

musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatan itu83
Dan juga firman Allah Swt,
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing yang lain. Sukakah
salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Mahapenyayang84.

83

Al-Hujurat: 6. Ayat ini turun kepada seorang kroni Umayyah, Walid bin Uqbah ketika
mendustakan Rasulullah saw, dan memberikan informasi salah kepada masyarakat. Maka Allah
menurunkan ayat ini untuk dirinya.
84
Al-Hujurat: 12.

39

CERITA TAQIAH
Pada suatu malam yang hujan turun, aku berjalan dengan langkah yang cepat
menuju ke rumah temanku yang Syiah. Aku mengetuk pintu dan keluarlah ayah
temanku. Dia adalah seorang tokoh sufi di kota kami yang memiliki banyak murid
dan para pemberani berpendapat bahwa sepak bola itu dosa. Sering kali aku merasa
bahwa sufisme dengan bermacam-macam thariqahnya adalah biarawan muslim. Hal
ini dikarenakan mereka membatasi Islam dalam beberapa wirid dan sejumlah pujian
serta dzikir. Seringnya aku mensucikan Islam hanya terbatas pada wilayah batin saja
tidak sampai pada bidang kehidupan lain yang penuh dengan ikatan dan
pembaharuan.
Benar dan bagus jika seorang mendekatkan dirinya pada kondisi rohani seperti
itu, namun membatasi diri pada satu sisi ini saja adalah suatu kesalahan yang besar.
Salah satu hal yang menjadikan aku heran dengan thariqah sufi adalah ekstase
dan gerakan aneh yang mereka lakukan. Pernah suatu malam aku mendatangi pesta
orang sufi di mana aroma kemenyan, suara pujian, dzikir bercampur menjadi satu
dengan suara rebana, sehingga suasananya mirip dengan sebuah pertunjukan sirkus.
Ketika pertempuran sudah memanas, salah seorang sufi mengambil seekor
kalajengking hidup dan menelannya. Sufi lainnya memegang bara api tanpa
merasakan apa pun. Dia tertidur dalam keadaan rindu tanpa kesadaran sama sekali.
Semua prosesi tersebut tidak menyebabkan kenyang dan lapar.
Tidak lama aku duduk, ayah temanku memanggil putranya yang kemudian
keluar dengan gembira dan memohon maaf karena jarang mengunjungiku. Lalu dia
membimbingku masuk ke kamarnya yang kecil, tetapi rapi di lantai bawah rumahnya.
Aku melihat dia sedang sibuk menulis surat untuk kerabatnya yang berada di luar
negeri.
Aku sedikit mendekat ke alat pemanas untuk mengeringkan badanku karena
kepalaku terkena tetasan air hujan. Hawa dingin telah mempengaruhi tangan dan
hidungku. Pada waktu yang sama, temanku sedang sibuk mempersiapkan kopi panas
untukku.
Temanku berkata sambil mempersilahkan kopi, Ambillah secangkir kopi ini
agar kamu merasa segar setelah kamu seperti anak ayam yang terkena air.
Aku bercanda kepadanya, Mungkin ini bukan kopi?
Dengan keheranan temanku berkata dia sama sekali tidak mengerti maksud
pertanyaanku yang aneh ini, Ini tidak diberi pemanis apa pun.
Aku berkata, Jika sang ayah adalah seorang sufi dan sang anak adalah
seorang penganut Syiah, aku jadi khawatir jika kopi ini tidak diberi gula, tetapi diberi
pil estase sufi sehingga aku merasa diriku berada di Irak menziarahi makam Syaikh
Abdul Qadir al-Jilani atau malah ini adalah jus jeruk dengan aroma kopi!!
Temanku tertawa hingga wajahnya memerah. Dia berkata, Aku tebak kamu
datang untuk mencari tahu apa itu Taqiah? Aku yakin kamu menjadi gamang terhadap
semua hal hingga nama dan kopimu!!
Aku berkata, Kenapa kamu tidak menjelaskan kepadaku kalau dasar dari
mazhabmu adalah Taqiah? Bahkan agamamu adalah Taqiah?! Sekarang keluarkanlah
semua kebenaran yang ada dalam kantongmu dan dari rahasia akidahmu. Kamu
jangan menghindar sehingga tipuan ini segera terungkap?
Temanku berkata, Tenang kawan, aku telah memberimu masalah yang bukan
hakmu.
Aku, Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang Taqiah? Nah, katakan kalau
kamu takut atas perjanjian di dalamnya?!

40

Temanku menjawab, Pertama, aku tidak memiliki cukup waktu untuk


memberitahumu tentang hal ini, dan kedua, kamu sendiri tidak bertanya.
Aku akan mengatakan lebih daripada itu. Suatu hari ayah menemuiku dengan
marah, dahinya mengerut. Ayah berkata, Kamu menjadi penganut Syiah?. Aku
jawab, Jika saya menjadi seorang Syiah, lalu kenapa aku masih shalat? Ayahku
menjadi kaget. Aku lalu tahu bahwa salah seorang yang kalah ketika berdebat
denganku sengaja memberitahu ayah bahwa aku seorang penganut Syiah. Tujuannya
adalah agar antara aku dan ayahku terjadi fitnah, tetapi ayahku mau mengerti jika aku
menjadi seorang Syiah. Ayah menjadi sadar bahwa dirinya seperti kebanyakan orang
yang tidak mengenal Syiah.
Lalu kenapa aku khawatir berbicara terus terang kepadamu? Kenapa aku
harus takut denganmu? Apakah kamu membawa pedang yang kamu hunuskan ke
leherku? Apakah kita hidup dalam sebuah negara perorangan yang dipimpin oleh
keyakinan bahwa Syiah adalah bagian dari Yahudi atau Majusi, ataukah Syiah
memiliki ekor dan lain sebagainya...
Aku lalu yakin bahwa tidak ada apa pun yang harus aku takutkan darimu,
karena jika aku menipumu pada suatu hari, pasti pada hari yang lain kebenaran itu
akan diungkapkan oleh orang selain aku, jika memang ada kebenaran yang lain.
Temanku mengatakan semua itu dengan intonasi yang sangat mantap.
Aku berakta, Baiklah, sekarang aku bertanya, kenapa orang Syiah
menggunakan Taqiah? Apakah Taqiah yang dimaksud adalah Taqiah dalam
pemaknaan yang mendalam?
Jawab temanku, Tepat sekali. Sekarang kamu benar. Dia lalu melanjutkan
perkataannya, Pertama, secara umum menyakini suatu hal dan mengekspresikan hal
yang lain akan menimbulkan dua hal yang saling bertentangan. Menampakkan
keislaman dan keimanan dengan menyimpan kekufuran disebut munafik, seperti yang
dikatakan oleh Rasulullah dan banyak orang muslim lainnya. Hal ini tentu saja adalah
hal yang memalukan menurut logika ataupun syariat, karena merupakan penipuan.
Aku potong perkataannya, begitu pula sebaliknya.
Temanku, Ini seperti tali kendali kuda, tetapi sebelum aku menjawabmu, aku
mau bertanya terlebih dahulu, Kapan pertama kali Rasulullah saw dan para sahabat
menampakkan keislaman mereka dan juga dakwah mereka?
Dengan spontan aku jawab, Setelah tiga tahun berdakwah secara rahasia dan
setelah turun firman Allah Swt,
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik85
Temanku, Kenapa Rasulullah saw tidak langsung berdakwah secara terang-terangan
semenjak awal menerima wahyu?!
Aku menjawab, Akal tidak bisa menerima hal tersebut. Islam dalam
kemunculan awalnya seperti tanaman bagus yang masih lemah dan belum memiliki
dahan yang kuat.
Temanku, Tepat sekali. Begitulah akal pikiran yang tidak dapat melampaui ataupun
melewan arus. Jika kamu membayangkan bagaimana Rasul hijrah dan membentuk
sebuah negara Islam pertama, serta instruksi perang kepada kaum Quraisy pada tahun
kedua hijrah dan perang lainnya, maka kamu akan melihat bahwa semua punya waktu
dan tempatnya. Rasulullah saw tidak mungkin melakukan perang terhadap orang
musyrik di Mekkah karena persenjataan, jumlah dan bantuan untuk mereka masih
sedikit.
85

Al-Hijr: 94.

41

Aku mau bertanya sekali lagi agar kamu lebih dekat dengan topik ini, Apa
yang kamu ketahui tentang Ammar bin Yasir, seperti halnya sahabat yang pertama
masuk Islam?
Aku, Dia adalah seorang sahabat yang terhormat. Rasul telah memberinya,
ibu, dan ayahnya kebahagiaan surga karena begitu beratnya siksaan yang mereka
rasakan. Ayah dan ibunya dibunuh di depan kedua mata. Di bawah tekanan dia
dipaksa mengatakan Hubal..Hubal.. tuhan kaum Quraisy.
Temanku memotong penjelasanku, Apakah Ammar kemudian murtad?
Aku, Teman, keterpaksaan menjadikan yang dilarang boleh dilakukan.
Semua yang tidak dikuasai oleh masyarakat dihilangkan.
Temanku, Inilah yang pengertian sebenarnya dari Taqiah.
Aku, Bagaimana bisa?
Temanku, Ammar menyembunyikan keimanannya, tetapi menampakkan
kekufuran dengan lidahnya karena khawatir akan dibunuh. Jika yang tampak berbeda
dengan yang tidak tampak secara umum disebut munafik, maka Ammar pun menjadi
seorang munafik, yang ditakutinya. Analogkanlah semua permasalah dengan kasus
ini. Oleh karena itulah Allah berfirman:
Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah) kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tenang dalam
beriman (dia tidak berdosa). Akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar86
Di dalam al-Quran juga terdapat beberapa ayat sejenis yang memiliki satu
makna. Seperti firman Allah, Janganlah orang-orang mukmin mengambil orangorang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa
berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka dan Allah memperingatkan
kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)87, juga
firman Allah, Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut
Firaun yang menyembunyikan imannya berkata, Apakah kamu akan membunuh
seorang laki-laki karena dia menyatakan, Tuhanku ialah Allah padahal dia telah
datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika
ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika ia
seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu
akan menimpamu. Sesungguhnya Allah akan menunjukki orang-orang yang
melampaui batas dan pendusta.88 Apakah keluarga Firaun yang beriman itu berani
menampakkan keimanannya dalam kelompok yang telah dibagi-bagi?
Seperti itulah kamu ketahui bahwa menyembunyikan iman dan
menampakkan kekafiran adalah suatu yang terpaksa. Merupakan suatu yang terpuji
dan diperbolehkan oleh syariat. Berbeda dengan menampakkan keimanan, tetapi
menyembunyikan kekufuran, maka orang seperti adalah orang munafik atau penipu.
Setelah hatiku terasa lebih tenang setelah mendengar ucapan temanku itu, aku
berkata, Akan tetapi Syiah bercirikan Taqiah tidak seperti mazhab lainnya dalam
Islam?

86

al-Namal: 106. Lihat Tafsir Bin Katsir 2/609, tafsir Al-Dur al-Manshur karya Al-Syuyuthi
5/170. Al-Syuyuthi berkata, Adapun Ammar mengatakan kepada kafir Quraisy kata Taqiah yang
mengherankan mereka. Tafsir Al-Kasyyaf, karya al-Zamakhsari 2/430, Tafsir al-Thabari 14/122, dan
Tafsir Al-Qurthubi 10/180.
87
Ali Imran: 28.
88
Al-Mukmin: 28.

42

Temanku tersenyum dan menjawab, Pertanyaan cerdas yang menunjukkan


bahwa kamu memang benar-benar kepala batu seperti yang dikatakan orang.
Dia lalu melanjutkan, Taqiah dalam kenyataannya adalah masalah logika.
Orang-orang dalam berbagai masa selalu memanfaatkannya sebagai pelindung jiwa,
harta dan kehormatan. Terserah kamu menamakannya sebagai ketakutan,
keterpaksaan.. Adapun mengapa Syiah mengkhususkan diri dengan Taqiah adalah
karena kezaliman, siksaan, pembunuhan yang mereka berikan kepada Syiah dan tidak
mereka lakukan terhadap kelompok yang lain.
Aku tambahkan, Jika Syiah diberi kebebasan dalam akidah mereka, pasti
tidak ada seorang penganut Syiah pun yang menggunakan Taqiah. Mereka hari ini
pasti akan tersebar di negara-negara Arab tanpa memiliki Taqiah sama sekali.
Bahkan mereka memiliki kebebasan dalam akidah dan akidah mereka. Adapun jika
sebuah kaum mengancammu dengan pembunuhan dan pengkafiran hanya karena
kamu mengatakan, Muawiyah atau salah seorang sahabat telah berlaku seperti ini
atau berkata seperti ituyang kamu temukan dalam buku-buku kaum muslim
semua, kemudian kamu terpaksa menggunakan alasan Taqiah, maka hal ini adalah
suatu hal yang aneh.
Aku berkata, karena masih ada yang mengganjal di hatiku, Baiklah aku
faham, tetapi kenapa orang-orang mengatakan dan menceritakan bahwa Taqiah
adalah agama kalian?
Temanku, Tidak usah kamu pedulikan siapa orang memaksakan nama itu
kepada kami. Bukankah kamu dapat saja mengatakan misalnya, Agama adalah
Nasihat, atau Barangsiapa menikah, maka dia telah mendapatkan setengah dari
agamanya. Kata-kata tersebut hanya untuk pencirian saja. Itu bukan berarti bahwa
jika mengkhayalkan agama, maka kamu menjadi seorang yang murtad.
Ketika temanku mengatakan hal tersebut, aku merasakan suatu kesenangan
yang sangat besar. Benar, pandangan kabur yang selama ini di depanku telah hilang,
pandanganku pun kembali jelas. Aku merasakan bahwa jawaban yang diberikan oleh
temanku lebih luas dan lengkap daripada jawaban sebelumnya.
Pada kenyataannya banyak sekali orang-orang kuno, tetapi jangan kamu
pedulikan omongan mereka terhadapmu. Namun ketika kamu mendalami hukumhukum yang telah ada dengan akal kritismu, maka kamu dapat menyelami masalah,
maka kesamaran akan cepat hilang dan terungkap. Masalah itu laksana badai dalam
perahu. Ya Allah lindungilah kami dari badai-badai dalam perahu dan keluarkanlah
perahu tersebut. Amin..

43

TEORI DAN PRAKTEK....ATAUKAH FAKTA SOSIAL LALU TEORI


Bapak guru menyampaikan pelajaran kepada kami perihal musyawarah dalam
Islam. Dengan cepat pelajaran berhenti kebanyakan pelajaran tidak berhenti- pada
salah satu bukti musyawarah dalam Islam. Bukti tersebut adalah musyawarah tentang
khilafah. Atau dengan kata yang lebih tepat pencalonan Umar bin Khattab terhadap
enam orang sahabat terkemuka.
Aku dan beberapa temanku terlihat serius mendengarkan penjelasan bapak
guru pada jam pelajaran pertama dalam matapelajaran pendidikan Islam. Bapak guru
mengakhiri penjelasannya dengan menyebutkan bahwa keputusan yang dilakukan
oleh Umar adalah salah satu wujud demokrasi, sesuai istilah yang digunakan
sekarang. Hal ini kemudian menjadi penolak dari apa yang orang Barat asumsikan
kepada kita orang Islam- sebagai kaum yang mengikuti sistem teokrasi, yang tidak
memberikan hak kepada manusia untuk memilih.
Setelah guru selesai menjelaskan ketika aku diberi kesempatan dan tempataku dengan penuh kebanggaan mengatakan bahwa demokrasi memiliki akar dari
Islam dan al-Quran. Bahkan mungkin saja orang Barat mengambil dan
mengembangkan demokrasi dari kita dan bukan dari Yunani. Bukti dari asumsi ini
sangatlah banyak seperti yang dikukuhkan oleh mayoritas penganut teori dan ideologi
yang berbeda-beda. Seorang Sosialis mengatakan, Islam adalah kelompok pertama
yang menggunakan konsep Sosialis. Orang-orang Komunis juga mengatakan bahwa
Muhammad, Abu Dzar, dan Ali adalah orang-orang Komunis pertama di dunia.
Sebagai pembanding, Abu Sufyan, Muawiyah dan Utsman adalah tipikal orang-orang
Borjuis dengan penampilan yang mewah, atau dengan arti yang lebih dalam mereka
adalah orang-orang yang sangat feodal hingga ke tulang sumsum. Bahkan kebanyakan
orang Barat mengambil bukti dari al-Quran, dalam firman al-Quran:
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia
sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian89
Untuk menetap bahwa orang pertama yang mengatakan teori perkembangan dan
kemajuan dunia dan akhirat adalah al-Quran.
Seperti itulah aku mengerahkan semangatku untuk mengatakan bahwa orang
pertama yang datang dengan membawa teori demokrasi dengan arti yang luas
berbeda dengan pemahaman yang mengatakan berasal dari zaman Yunani- adalah
Islam, dan orang pertama yang mempraktekkannya adalah Rasulullah saw bersama
para sahabat setelah rasul meninggal.
Sayangnya, fakta ini menempatkan al-Quran sesuai keinginan nafsu dan
keyakinan- menimbulkan kenyataan yang berbahaya sekali pada setiap masa.
Barangsiapa yang ingin mengatakan bahwa Allah adalah jasad yang
menempati kursinya di langit, maka dia telah menempatkan ayat-ayat al-Quran sesuai
dengan anggapan dia. Barangsiapa ingin menetapkan bahwa bumi terbentang atau
bulat akan mengutip al-Quran. Barangsiapa yang mengetahui usia keberadaan
manusia di bumi, maka dia akan menempatkan al-Quran sesuai dengan tujuannya.
Bahkan Clinton dan Rabin yang telah mati mengutip al-Quran dalam firman Allah
Swt,
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya
dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Mahapengasih lagi
Mahapenyayang90
Karena kewajiban untuk menyatukan kekacauan bersama Yaser Arafat. Hal ini
menunjukkan bahwa al-Quran mereka ubah menjadi sebuah wadah bagi semua yang
89
90

Nuh: 13-14.
Al-Anfal: 61.

44

tidak memiliki landasan tertentu. Mereka merujuk al-Quran untuk memisahkan


persoalan yang mereka hadapi.
Seperti itulah keadaan orang-orang muslim sekarang ini seperti keadaan Bani
Israel dalam firman Allah Swt,
Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang
urusan (agama), maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada
mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sesungguhnya
Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang
mereka selalu berselisih kepadanya91
Allah mengajak kita agar tidak berselisih dengan firman-Nya,
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai92
Jika yang Allah maksud dengan tali adalah Dzat Allah yang suci, maka demi
Allah, orang muslim telah berselisih mengenai Dzat Allah, meskipun mereka
mengatakan bahwa Dzat Allah itu esa. Kelompok ini mengingkari adanya rukyah,
kelompok itu menetapkan keberadaan rukyah. Kelompok ini melihat bahwa sifat
Allah yang suci bersifat Qadim dan Azali terhadap Dzat Allah, sedangkan kelompok
itu mengatakan bahwa sifat adalah Dzat dan Dzat adalah sifat.
Jika yang Allah maksud dengan tali adalah sunnah Rasulullah saw dan hukumhukum Islam, maka jangan tanya bagaimana perbedaan akan membentuk keadaan
kita, umat muslim. Orang-orang Maliki mengatakan shalat dengan menjulurkan
tangan, sedangkan Syafii menjadikan shalat dengan mendekapkan tangan. Orang
Syiah mengukuhkan shalat dengan membaca basmalah keras, sedangkan Maliki tidak
memperdulikannya.
Orang Wahabi mengatakan bahwa mayoritas kaum muslim akan menjadi
musyrik bila tidak mengetahui pokok dan hakikat tauhid, sedangkan sebagian besar
mazhab menganggap orang Wahabi telah melakukan makar terhadap agama dan
berbeda dengan kesepakatan orang Islam.
Semuanya mengakui Laila sebagai media, Allah memiliki rumah bagi penyair
Abul Ala yang berkata, Seandainya syairku tidak benar
Apapun keadaannya aku menyakini dengan pasti bahwa musyawarah yang
dilakukan oleh Umar bin Khattab memiliki tujuan untuk melatih berdemokrasi dalam
bidang hukum. Akan tetapi perkembangan zaman telah mengembangkan
perkembangan demokrasi. Pada pertemuan yang lain bersama teman Syiahku aku
menemukan bahwa dia selalu menggunakan teka-teki logis dan rujukan al-Quran yang
lengkap. Dia seakan telah menjadi standard pembeda antara fakta sosial dengan
pengetahuan yang ada yang berguna untuk membedakan apa yang bisa diambil dan
mana yang harus dibuang.
Beberapa tahun pun berlalu dan aku telah menjadi seorang pegawai di
perkebunan delima yang lebat dan menjadi ciri utama kotaku, Qabis. Aku memiliki
tambahan dua orang teman Syiah yang menjadi tetanggaku.
Di tengah jalan yang diapit oleh pepohonan delima yang penuh buah siap
petik. Buah-buahan yang ketika kami kecil banyak kami ambil kemudian lari, lalu
tiba-tiba penjaga kebun memanggil kami dengan senyuman lebar. Dia memenuhi
tangan kami dengan delima yang diikat dengan tali pada ujung tangkainya. Lalu kami
pulang dengan hati sengan oleh kedermawanan para petani.

91
92

Al-Jatsiyah: 17.
Ali Imran: 103.

45

Di tengah jalan aku dikagetkan oleh temanku yang tiba-tiba bertanya, Jika
kamu berada di lingkungan non-muslim, lalu mereka bertanya kepadamu tentang apa
teori Islam dalam masalah hukum, bagaimana cara kamu menjawab?
Dengan spontan aku jawab pertanyaan temanku itu, Musyawarah. Yah benar,
musyawarah yang sering aku dengar dari para juru dakwah dan sering aku dengar dari
guru-guru kita ketika menjelaskan topik tersebut.
Temanku langsung berkata, Atas dasar apa kamu berkata seperti ini.
Spontan aku jawab, Dengan al-Quran dan hadis.
Temanku mendesak, Coba berikan dalil al-Quran.
Aku, Berdasarkan ingatanku hanya terdapat dua ayat yang turun untuk
membahas masalah musyawarah ini. Dua ayat tersebut adalah:
Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka93
Dan:
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertakwallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya94
Setelah aku jelaskan, temanku berkata, Ini dalil al-Quran, coba berikan dalil
dari sunnah?
Aku sedikit bimbang dan berkata, Apakah setelah al-Quran masih terdapat
dalil?
Temanku membantahku dengan berkata, Tadi kamu katakan dalilnya dari al-Quran
dan sunnah?, lalu apa makna dari dua ayat ini? Sunnah berfungsi untuk merinci apa
yang bersifat global dari al-Quran. Sebagai contoh, sunnah merinci jumlah rakaat dan
hal-hal yang sunnah dalam shalat, kemakruhan dan yang membatalkan shalat serta
banyak lainnya. Sekarang yang aku inginkan darimu adalah sunnah, meskipun hanya
satu. Sunnah tersebut berisi wasiat dari Rasulullah saw bahwa pengganti Rasul
dilakukan dengan jalan musyawarah, karena maksud dua ayat tadi bukanlah
menjelaskan siapa pengganti Rasul, bukan juga menjelaskan permasalahan hukum
Islam.
Dengan suara menggantung aku menjawab, Sebentar, yang aku maksud
dengan musyawarah bahwa Rasulullah saw tidak menunjuk seorang pun sebagai
penggantinya. Rasul meninggalkan cara bermusyawarah kepada para sahabat untuk
memecahkan masalah ini. Para sahabat pun dapat menjalankan musyawarah dengan
baik, inilah yang aku maksud dengan dalil musyawarah dari hadis.
Temanku berkata dengan senyum mengembang di wajahnya, Dengan
demikian, kita mengasumsikan bahwa Rasul tidak menunjuk orang setelahnya. Lalu
apakah Rasul mengatakan dalam hadisnya kepada kita, Aku tidak menentukan siapa
penggantiku, tetapi masalah kalian adalah musyawarah?
Jika aku mengatakan hadis seperti itu memang ada padahal kenyataannya
tidak kita temukan- apakah jelas batasan dari musyawarah? Artinya, apakah
musyawarah berlaku untuk semua suku yang ditinggalkan oleh Rasul, atau khusus
untuk orang Muhajirin saja, atau Muhajirin dan Anshar atau malah khusus untuk ahlul
Badr?
Siapakah orang yang layak menentukan calon yang akan dimusyawarahkan
oleh seorang muslim? Apakah semua orang yang telah aku sebutkan? Syarat seperti
apa yang harus dipenuhi oleh sang calon? Apakah dia harus seorang sahabat yang
paling pandai? Sahabat yang paling pemberani? Sahabat yang toleran? Atau...?
93
94

Al-Syura: 38.
Ali-Imran: 159.

46

Hal yang membahayakan adalah jika para sahabat berbeda pendapat mengenai
pribadi calon, satu kelompok menyukainya, tetapi kelompok satunya menolak, apa
yang harus dilakukan? Apakah diputuskan keduanya ataukah memilih calon ketiga?
Sebelum ini dan itu, apakah pemilihan hakim setelah Rasulullah saw adalah
kelayakan dari Allah dan utusan-Nya, atau dari kelayakan umat?
Aku merasa sangat gelisah, aku pun merasakan aliran darah di ujung
telingaku, dan merasa tenggorokanku mengering karena hujan pertanyaan dari
temanku ini. Namun, aku tetap teguh. Aku berkata kepadanya, Saudaraku, para
sahabat telah melakukan apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah saw. Mereka adalah
orang-orang terdekat nabi dan memiliki pemahaman lebih terkait kekhususan yang
ada pada masa itu.
Dengan cepat dan tanpa berfikir sebelumnya, temanku berkata, Jika apa yang
kamu katakan benar dan para sahabat melaksanakan musyawarah, lalu kenapa terjadi
konflik di Saqifah Bani Saidah? Kenapa musyawarah itu tidak berlangsung di masjid
Nabawi? Kenapa pula hanya tiga orang sahabat Muhajirin terkemuka yang hadir di
Saqifah Bani Saidah? Yaitu Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Kenapa
terjadi konflik, percekcokan, penghinaan, dan makian, sehingga Umar berani
menentang Saad bin Ubadah Al-Anshari, pemimpin Khazraj, Bunuhlah Saad,
semoga Allah membunuhnya.95 Apakah musyawarah seperti ini sudah cukup?
Kenapa Ali bin Abi Thalib tidak setuju dengan pembaiatan Abu Bakar dan
diekspresikan dengan tidak menghadiri prosesi pembaiatan, seperti yang dilakukan
juga oleh Bani Hasyim, Zubair, Saad bin Ubadah dan banyak sahabat lainnya96, dan
yang sangat aneh dari ini semua adalah keberadaan jenazah Rasulullah saw yang tidak
dikuburkan, tetapi hanya disimpan di rumah!!
Jika memang pembaiatan Abu Bakar itu benar, kenapa Umar menyebut
pembaiatan tersebut dengan terjadi tiba-tiba, tetapi semoga Allah melindungi
kesalahannya.97
Adapun pembaiatan Umar terjadi tanpa didahului dengan musyawarah oleh
seorang pun, tetapi Abu Bakar menunjuk Umar sebagai penggantinya. Tepatnya
seperti ketika di Saqifah di mana Umar adalah orang pertama yang membaiat Abu
Bakar. Sebaliknya, kami menemukan bahwa orang-orang muslim yang di antaranya
adalah para sahabat terkemuka mencela pembaiatan Umar, bahkan mereka
menyalahkan Abu Bakar. Mereka mengatakan, Apa yang akan kamu (Abu Bakar)
katakan besok kepada Tuhanmu, karena semua orang tidak menyukai Umar yang
kasar. Khilafah tidak cocok untuknya98.
Sekarang kita membicarakan tentang tujuan pelatihan demokrasi yang
dikaitkan dengannya, aku maksud Musyawarah Umar. Kita lihat apakah proses
musyawarah berlangsung sama seperti yang dilakukan oleh para ahli hadis seperti
teori dalam hukum ataukah tidak sama?
Temanku melanjutkan perkataannya, Telah diketahui bahwa Umar bin
Khattab menentukan enam orang sahabat dan mencalonkan mereka untuk mengisi
posisi pemimpin kaum muslim setelah dirinya. Keenam sahabat tersebut adalah, Ali
bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Utsman bin Affan,
Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam.
95

Lihat, Sahih Bukhari 5/8, Musnad Ahmad: Musnad Umar bin Khattab. Hadits. 393.
Lihat. Al-Aqdu Al-Farid, karya Bin Abd Rabbah Al-Andalusi 4/259, Al-Imamah wa AlSiyasah karya Bin Quthaibah 1/27-28.
97
Lihat. Sahih Bukhari 4/111, Al-Kamil fi At-Tarikh 2/327. Musnad Ahmad: Hadits Saqifah
1/193.
98
Lihat. Al-Shawaiq Al-Muharriqah: 78. Al-Kamil fi At-Tarikh 2/425.
96

47

Di sini kita mulai bertanya, Siapa yang memberikan kelayakan pencalonan


mereka? Apakah sahabat yang lain melakukan musyawarah? Atau paling tidak para
sahabat terkemuka yang bermusyawarah dan memilih mereka? Tentu saja ini tidak
ada dan tidak terjadi.
Lalu kenapa Umar begitu juga Abu Bakar tidak melakukan apa yang
dikerjakan oleh Rasulullah saw sesuai dengan teori musyawarah- dengan
menyerahkan masalah kekhalifahan kepada kaum muslim setelah meninggal? Jika
Rasulullah saw membawa teori ini dan kekhalifahan ditentukan melalui jalan
musyawarah setelah kematiannya, lalu apakah kedua sahabatnya itu tidak
mengikutinya? Kenapa mereka berdua menentang sunnah Rasul dan menentukan
seorang pengganti sebelum meninggal, padahal sesuai dengan asumsi- mereka tidak
memiliki hak untuk itu.
Aku menolak apa yang dikatakan oleh temanku, Saudaraku, Umar dan orang
sebelumnya, Abu Bakar adalah khalifah dan mereka memang orang yang berhak
menjadi khalifah, karena siapa yang lebih mengerti tentang apa yang baik dan yang
buruk?
Temanku menjawab dengan intonasi tinggi, dan Rasulullah saw tidak tahu
siapa orang yang tepat untuk menggantikannya!!
Aku, Suasana pada masa Rasulullah saw berbeda dengan suasana pada masa
Abu Bakar dan Umar.
Temanku, Sekarang kondisi telah berubah, sebelum kita kondisinya juga
telah berubah. Apakah dengan demikian setiap waktu punya aturan sendiri?
Saudaraku, alangkah banyaknya alasan yang lebih buruk daripada dosa. Islam
dan al-Quran mengatakan:
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka diampuni99
Islam datang dengan membawa teori yang sempurna baik berupa hukum
maupun bukan hukum. Jika teori tersebut adalah musyawarah seperti yang
diasumsikan, maka teori tersebut harus tetap meskipun tempat dan waktu berubah.
Apakah mungkin jika sekarang kita mengatakan seperti yang dikatakan oleh
sebagian orang- bahwa tidak berpuasa pada bulan Ramadhan bagi seorang musafir
adalah haram, karena alat transportasi sekarang sudah enak dan ber-ac. Perjalanan
tidak lagi berat seperti dahulu. Dengan demikian kita dapat tetapkan dengan firman
Allah Swt,
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu100
Ayat yang tidak dihapus ini lebih utama daripada kemungkinan itu.
Sekarang kita kembali pada masalah musyawarah Umar. Ketika sakit, Umar
bin Khattab berkata, Jika Abu Ubaidah bin Jarrah masih dapat aku temui, pasti aku
memintanya menjadi penggantiku... Jika Muadz bin Jabal dapat aku temui, maka aku
akan memintanya menjadi penggantiku.. dan jika aku dapat menemui Khalid bin
Walid pasti aku memberinya kuasa...101 Dan dalam perkataan yang lain: Jika aku
bertemu dengan Salim, budak Abi Khuzaifah, maka pasti aku berikan kekuasaan

99

al-Anam: 38.
Al-Baqarah: 185.
101
Lihat. Tarikh Al-Thabary 4/227, Al-Kamil fi At-Tarikh 3/65 dengan sedikit perbedaan
kata-katanya, dan Al-Imamah wa Al-Siyasah karya Bin Quthaibah Ad-Dinuri 1/42.
100

48

kepadanya102 Jika salah satu seorang dari mereka masih hidup, maka Umar tidak
akan berfikir tentang musyarawah sebagai dasar, tetapi malah membuangnya.
Perkataan Umar mengenai keenam orang tersebut, Akan tetapi aku akan
menggantikan kelompok yang telah direstui Rasulullah saw103 Apakah perkataan ini
bermaksud bahwa sahabat-sahabat yang lain tidak mendapat restu dari Rasulullah saw
sebelum meninggal? Jika tidak demikian, lalu di manakah Abu Dzar yang disebut
oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, Dedaunan tidak akan memayungi, tidak juga
debu menghilang bagi orang yang memiliki ucapan yang lebih tepat daripada Abu
Dzar104 Di mana Ammar bin Yasir yang disebut oleh Rasulullah saw dengan si baik
putra si baik atau si baik yang menjadikan kebaikan105.
Setelah memuji keenam orang tersebut, Umar berkata, Jika kelima orang dari
kalian bersepakat dan satu orang berbeda pendapat, penggallah kepalanya. Jika empat
orang bersepakat dan dua orang berbeda pendapat, penggallah leher kedua orang
itu106 Adilkah musyawarah ini?. Adilkah demokrasi ini?. Sungguh aneh urusan Umar
ini. Bagaimana dia bisa membunuh satu atau dua orang yang tidak berdosa, padahal
Rasulullah saw merestui semua orang itu sebelum beliau meninggal, sesuai dengan
perkataan Umar.
Apakah musyawarah dibuat untuk bermusyawarah? Perbedaan itu bersifat
spontanitas bahkan harus ada. Buat apa musyawarah dilakukan jika semua orang telah
bersepakat atas seorang pilihan atau menolak seorang yang telah ditentukan?
Namun, Umar menentukan lebih dari itu, dia menjadikan lima orang untuk
memenggal kepala semuanya jika mereka tidak memilih satu orang setelah tiga hari.
Kita semakin terkejut ketika Umar berkata, Jika tiga orang bersepakat dan tiga orang
menentang hal ini tidak mungkin terjadi karena Thalhah berada di luar kota
Madinah- maka dimenangkan tiga orang yang terdiri dari Abdurrahman bin Auf.
Apakah dari sini kita dapat memahami bahwa Umar secara jelas ingin mengatakan
bahwa khalifah adalah orang yang direstui oleh Abdurrahman?! Jika memang benar
demikian, maka buat apa dilakukan rotasi!
Marilah bersamaku, kita baca apa yang dikatakan oleh Umar sendiri, tentang
keenam orang yang mendapat restu Rasulullah saw sebelum meninggal dunia. Akan
terlihat pertentangan.
Umar berkata, Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk
mengangkatmu menjadi penggantiku kecuali sikap keras kepalamu, karena kamu
adalah orang yang suka berperang. Tidak ada yang menghalangiku untuk memilihmu,
Abdurrahman menjadi penggantiku selain karena kamu adalah Firaun umat ini!!!
Tidak ada yang menghalangiku untuk memilihmu menjadi penggantiku, Zubair, selain
karena kamu menjadi seorang mukmin ketika senang, tetapi kafir ketika marah. Tidak
ada yang menghalangiku untuk memilih Thalhah kecuali karena keberanian dan
kesombongannya. Jika aku memberinya kuasa, maka keputusan akhirnya berada di
tangan istrinya. Tidak ada yang menghalangiku darimu Utsman kecuali rasa
kesukuaan dan kecintaanmu terhadap kaum dan keluargamu107 inilah yang terjadi
setelah Utsman terpilih dan rencana membunuh Utsman. Tidak ada yang
102

Musnad Ahmad bin Hanbal: Musnad Umar, hadis no 130, Tarikh Al-Thabary 4/227, Kamil fi At-Tarikh 3/65
103
Lihat, Thabaqat bin Saad 3/248 biografi Umar. Tarikh Al-Thabary 4/228, Al-Kamil fi AtTarikh 3/65.
104
Thabaqah Bin Saad: Biografi Abu Dzar Al-Gifari.
105
Lihat. Sunan Ibnu Majah 1/52 Fadhail Ammar bin Yasir.
106
Lihat. Tarikh Al-Thabary 4/229, Tabaqah bin Saad 3/248.
107
Al-Imamah wa Al-Siyasah 1/43.

49

menghalangiku darimu, Ali kecuali keinginanmu untuk berkuasa dan kamu adalah
orang yang paling tepat untuk berkuasa jika kamu melaksanakannya sesuai dengan
kebenaran dan jalan yang lurus.
Kita katakan kepada Umar, Jika mereka sama seperti yang kamu katakan,
lalu kenapa kamu mencalonkan mereka untuk menjadi pengganti?!
Agar kamu tahu bahwa tidak semua masalah kembali kepada permainan
politik, tetapi politik hanyalah tipuan. Lihatlah apa yang terjadi dalam musyawarah
setelah Umar meninggal, tinggal dua orang calon setelah Abdurrahman bin Auf, Saad
bin Abi Waqqash mengundurkan diri dan Zubair memilih Ali, maka tinggallah
Utsman dan Ali.
Abdurrahman dan kaum muslim mensyaratkan kepada para calon untuk
bekerja berdasarkan al-Quran dan sunnah Rasulullah saw serta biografi Abu Bakar
dan Umar.
Aku tidak heran dari ketentuan syarat yang terakhir ini, jika biografi dua orang
tersebut sesuai dengan al-Quran dan hadis, maka syarat ketiga hanyalah syarat
tambahan. Jika syarat ketiga itu berbeda dengan al-Quran dan hadis, maka syarat
tersebut tertolak.
Kemudian Abdurrahman juga mensyaratkan kepada Utsman dan Ali untuk
tidak mengangkat seorang pun dari kaumnya jika mereka terpilih. Ali menolak syarat
tersebut dan Utsman menerimanya. Akan tetapi apakah Utsman kemudian dapat
menepati syarat tersebut?
Setelah Abdurrahman menentukan dan mengangkat Utsman, dia kemudian
berkata kepada Ali, Wahai Ali janganlah kamu melakukan cara lain agar kamu
terpilih, karena hal itu adalah pemberontakan.108 Selalu penindasan, pemaksaan, dan
siksaan. Setelah itu orang-orang mengatakan bahwa musyawarah Umar adalah wujud
demokrasi yang paling jelas.
Seperti itulah yang terlihat, teman. Semua masalah berlangsung di sekitar
penjauhan Ali dari kekuasaan, meskipun masalah itu ditutupi dengan masalah
musyawarah. Akan tetapi siapakah orang yang lebih dahulu masuk Islam daripada
Ali? Siapa yang berjihad seperti jihad Ali? Siapa yang mempunyai ilmu seperti ilmu
Ali? Dan bagaimana bisa orang yang lebih rendah daripada Ali diunggulkan?
Untuk hal ini imam Ali ra berkata dalam Nahjul Balaghah tentang pemecahan
masalah ini:
Demi Allah, Bin Abu Quhafah telah memindahkan dukungan, dia tahu bahwa
kedudukanku dalam kekhalifahan adalah kedudukan seorang pemimpin kaum. Dariku
air akan mengalir, dan kepadaku burung akan terbang. Akan aku anyam kekhalifahan
menjadi baju, dan aku bentangkan kekhalifahan menjadi sayap. Aku mulai berfikir
untuk menggapai kekhalifahan meskipun dengan tangan buntung, atau memilih
bersabar menunggu hilangnya gelap yang membutakan. Ketika yang tua sudah mulai
lanjut, dan yang kecil telah beranjak menjadi dewasa. Sulit bagi seorang mukmin
untuk bertemu tuhan ketika menjabat khalifah, dan aku melihat bersabar atas dua
pilhan itu adalah yang terbaik. Aku pun bersabar meskipun dalam kesulitan dan
kesusahan, aku melihat hakku telah dirampas, hingga yang utama berlalu dijalannya,
dan yang rendah berpindah kepada orang setelahnya... Sungguh aneh menurutku, dia
yang meletakkan jabatan dalam kehidupannya dan memberikannya kepada orang lain
setelah meninggal hanya karena orang itu tampak sangat patuh. Orang lain itu lalu
menurunkan jabatan kepada orang yang berwatak keras, berkata dan perilaku kasar,
sering salah dan tidak mampu menjalankan fungsinya. Menjalankan jabatan itu seperti
108

Al-Imamah wa Al-Siyasah 1/45.

50

menaiki singa. Jika aku memegang lehernya, dia akan menggigit. Jika aku jinakkan,
dia akan menerkamku. Manusia diuji karena umur adalah milik Allah- dengan
peraturan-peraturan, kontrol, dan pertentangan, aku pun harus bersabar dalam tempo
yang lama dan kesengsaraan yang berat sehingga ketika sudah lewat masanya,
kekhalifahan itu milik sebuah kelompok dan aku diasumsikan sebagai anggotanya. Ya
Allah dan demi musyawarah. Ketika keraguan mempertentangkan diriku dengan
tokoh-tokoh mereka, aku harus dihubung-hubungkan dengan teori-teori itu. Akan
tetapi ketika aku melunak mereka pun melunak dan ketika aku bergerak mereka pun
bergerak. Salah seorang dari mereka mencuri karena kebenciannya atau mencari
untung karena kedekatannya, sedikit demi sedikit hingga berdirilah kelompok ketiga
dengan suara kerasnya. Dia pun diapit oleh kotoran dan makanannya. Dia berdiri
bersama kerabatnya [yang dimaksud adalah Bani Umayyah] yang menimbun harta
Allah dalam bentuk ternak kambing dan perkebunan hingga ususnya terpilin, amal
ibadahnya hilang dan perutnya pecah.109
Ketahuilah bahwa Islam dan teori hukum dalam Islam bukanlah musyawarah.
Lihatlah pada ketetapan bani Umayyah dan bani Abbasiah serta bani Utsmani hingga
saat ini, semua masalah diselesaikan dengan cara penentuan, bukan musyawarah dan
juga bukan dipengaruhi oleh musyawarah. Bahkan para ahli hadis mengatakan, Kami
mendukung mereka yang menang.110 Hal itu dikatakan oleh putra Umar ketika
dilakukan prosesi pembaiatan Yazid yang berperilaku sangat buruk dan pembaiatan
Abdul Malik bin Marwan. Mayoritas ulama hadis pun mengukuhkan bahwa
menentang pemimpin adalah haram karena akan menimbulkan fitnah, yang harus
dilakukan adalah patuh dan menaati, meskipun dipimpin oleh seorang budak hitam
dengan kepala seperti kismis, meskipun pemimpin yang dihasilkan sangat otoriter dan
kejam..111 Semua ini dilakukan atas dasar firman Allah Swt,
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang
menyebabkan kamu disentuh api neraka112.
Seperti itulah, musyawarah bagaikan aturan hukum yang tidak memiliki
pijakan dan juga amalan. Hal yang mengherankan adalah ketika orang-orang Syiah
mengatakan bahwa Rasulullah saw memilih Ali ra, banyak rakyat yang menentang,
banyak orang mengkritik, dan menuntut kepada Ali diadakan musyawarah, padahal
dalam kenyataannya hukum Islam berdiri selalu dengan ketentuan dan pilihan.
Aku pun berkata ketika merasa diriku telah dikepung dari berbagai arah,
Dengan demikian, sesuai dengan apa yang kamu katakan, Islam didirikan atas dasar
ketentuan dan pilihan.
Temanku melanjutkan lagi, Tidak diragukan lagi, bahkan telah sudah menjadi
ketetapan bagi semua orang Islam dan para pemimpin agama bahwa Rasulullah saw
bersabda, Khalifah setelah aku adalah dua belas orang113 Para ahli hadis
kebingungan dalam memahami maksud hadis ini, karena mereka belum bisa
mengetahui hakikat hadis ini.
Rasulullah saw pernah berkata pada hari Ghadir Khum setelah beliau
melaksanakan haji Wada, beberapa waktu sebelum beliau meninggal, Barangsiapa
109

Nahjul Balaghah: Khutbah 3 yang dikenal dengan Syiqsyiqiah


Dia adalah Abdullah bin Umar di mana dia berkata, Aku tidak akan berperang dalam
fitnah dan aku tidak mau shalat bersama orang yang menang [Thabaqah bin Saad dalam biografi Bin
Umar].
111
Lihat Sahih Bukhari 9/113 dan Musnad Ahmad 2/111.
112
Hud: 113.
113
Lihat Sahih Bukhari 4/165 bab Hukum-hukum, Sahih Muslim 3/1453 bab Kepemimpinan,
Musnad Ahmad 5/100 dan Sunan Abu Dawud 4/86.
110

51

yang mengangkatku sebagai pemimpin, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah


bantulah kepada orang yang membantunya dan musuhilah orang yang
memusuhinya114 Hadis ini bertujuan sebagai penjelas kekhalifahan Ali, bukan seperti
yang banyak orang fahami bahwa hadis ini menjelaskan bahwa Ali adalah sang
penolong dan orang yang dicintai. Jika kepemimpinan dalam hadis ini dimaknai
dengan pertolongan dan cinta, pastilah kekuasaan Rasulullah saw terbatas pada hal ini
saja, tetapi dalam kenyataannya kekuasaan Rasul jauh lebih luas lagi.
Allah berfirman mengenai hak Ali as,
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang
yang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah)115.
Cerita dalam ayat ini sangat terkenal seperti yang diriwayatkan oleh para ahli
tafsir. Seorang peminta-minta masuk ke dalam masjid, tetapi dia tidak diberi oleh
seorang pun yang ada di masjid itu. Ali ra yang sedang shalat di masjid itu
melepaskan cincin di jarinya dan memberikan kepada peminta-minta tersebut.
Akan tetapi orang-orang yang keras kepala menolak penafsiran tersebut
dengan mengatakan bahwa ayat ini sangat umum. Ayat ini, selain memuat Allah,
Rasulullah, juga memuat orang-orang yang beriman, orang-orang yang shalat, orangorang yang memberikan zakat dan orang-orang yang ruku. Ini adalah kesimpulan
yang bodoh, karena sudah pasti shalat juga memuat ruku. Namun, dalam pemaknaan
yang tepat ayat ini ingin mengatakan kepada kaum muslim semua bahwa tidak ada
seorang pun pemimpin untuk kaum muslim selain karena adanya preposisi hasr
(pembatas)- Allah, Rasul-Nya, orang-orang yang beriman, orang-orang yang
mendirikan shalat, orang-orang yang memberikan zakat, dan mereka yang gemar
shalat. Kata dan mereka yang tunduk dalam ayat tersebut berfungsi sebagai hal
(keterangan).
Lihatlah ayat yang lain,
Taatilah Allah dan taatilah rasul (Nya) dan ulil amri di antara kamu116.
Didapati bahwa firman Allah saling berkaitan. Kita menemukan bahwa para
pemimpin yang dibatasi dalam ayat sebelumnya hanya berupa Allah, rasul-Nya, dan
orang-orang mukmin (Ali), sedangkan dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk
patuh dan taat kepada-Nya, kepada Rasul, dan kepada orang mukmin, bukan patuh
kepada semua penguasa, bukan pula kepada sembarang orang seperti yang dikatakan
sebagain orang. Allah Swt tidak memerintah untuk patuh kepada orang yang zalim,
karena Allah melarang perbuatan zalim dan juga kezaliman dari diri-Nya.
Temanku memotong, Tetapi teman, ayat ini tertulis dalam bentuk jamak
sedangkan Ali ra adalah tunggal?
Aku, Ini adalah gaya bahasa al-Quran yang dapat ditemukan dibanyak ayat.
Lihatlah misalnya firman Allah tentang Tsalab bin Hatib Al-Anshari yang menolak
membayarkan zakat, Allah berfirman,
Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah,
Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah
kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka
setelah Allah memberikan kepada mereka sebagain dari karunia-Nya, mereka kikir

114

Lihat. Musnad Ahmad 1/118 dan 119 , serta Sunan Tumudzi 5/633.
Al-Maidah: 55.
116
Al-Nisa: 59.
115

52

dengan karunia itu, dan berpaling dan mereka memanglah orang-orang yang selalu
membelakangi (kebenaran)117.
Tsalabah bukanlah sekolompok orang, tetapi seorang yang tunggal.
Dengan demikian, gaya bahasa ini telah dikenal, selain itu kita masih memiliki
hadis yang banyak menjelaskan apa yang masih belum jelas dalam al-Quran, tetapi
sekarang kita tidak perlu menggunakan hadis.
Aku berkomentar, Akan tetapi Rasulullah saw menunjuk Abu Bakar dan
Umar. Rasul bersabda, Ikutilah kedua orang setelah aku ini, Abu Bakar dan
Umar118
Temanku tersenyum dan berkata, Aku tidak akan mendebat sanad dan perawi
hadis ini, karena hadis tersebut lebih lemah daripada sarang laba-laba seperti yang
dinyatakan oleh hadis itu sendiri, tetapi aku akan mendebat maksud dari hadis ini.
Jika hadis ini sahih dan Rasulullah saw memang pernah mengatakan seperti
itu, namun mengapa Abu Bakar pada hari Saqifah tidak mengeluarknan hadis ini?
Bahkan malah terjadi percekcokan dan teriakan-teriakan? Juga kenapa banyak sahabat
menolak pembaiatan Abu Bakar?!
Ketika Umar menggantikan Abu Bakar seperti yang telah diceritakan
sebelumnya, Abu Bakar ketika ditentang oleh para sahabat dan kaum muslim tidak
mengatakan, Apakah kalian belum pernah mendengar sabda Rasul mengenai Umar.
Aku tahu bahwa masyarakat menentang keputusan Abu Bakar karena Umar adalah
orang yang keras, jika masyarakat tahu hadis tersebut, pastilah mereka tidak berani
menentang.
Atas dasar inilah, maka yang benar adalah Allah telah menentukan dalam alQuran Ali sebagai calon pengganti Rasul. Seperti juga apa yang dilakukan Rasul pada
hari Gadir Khum. Ali ingin menuliskan namanya sebagai hari Kamis atau bencana
Kamis119, tetapi para sahabat melarangnya dengan mengatakan, Cukuplah dengan alQuran.
Rasul juga menunjukkan bahwa khalifah Allah dan Rasul-Nya bagi umat ini
adalah dua belas orang, seperti yang dijalaskan oleh Bukhari dan Muslim. Kedua
belas orang tersebut adalah Ahlulbait Rasululullah saw, sama seperti jumlah
pemimpin Bani Israel. Oleh karena itu, ketika kembali merujuk pada hadis keturunan
atau dua kepentingan, kenyataan tersebut dapat difahami. Diketahui pula bahwa alQuran dan hadis saling berkesesuaian, yang satu menyempurnakan yang lain dan yang
lain menafsirkan yang satu, bukan timbunan yang saling menyebar dan dipermainkan
oleh tangan-tangan para penguasa. Mereka mengganti arti dan menafsirkannya
dengan hadis sahih secara emosional. Mereka menambahkan hadis-hadis yang salah
untuk memuliakan orang-orang tertentu agar cahaya Allah menjadi padam, tetapi
Allah telah menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang kafir tidak menyukainya.
Hadis dua kepentingan adalah hadis paling terkenal dan paling banyak
perawinya. Hadis tersebut berbunyi, Rasulullah saw bersabda, Aku tinggalkan bagi
kalian pegangan yang jika kalian pegang, kalian tidak akan tersesat selamanya, al117
Al-Taubah: 75-76. Lihat firman Allah Swt dalam surat Al-Munafiqun: 8, Mereka
berkata, Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah benar-benar orang yang kuat akan
mengusir orang-orang yang lemah dari padanya. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi
Rasul-Nya dan bagi orang-orang yang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
Yang berkata adalah pemimpin orang munafik, Abdullah bin Ubay. Lihat tafsir Al-Fakhrurrazi, begitu
juga Tafsir Ruh Al-Maani karya Alusy dalam penafsiran ayat ini.
118
Lihat Sunan Ibnu Majah 1/37, keutamaan Abu Bakar.
119
Lihat. Musibah kamis seperti disebutkan dalam beberapa kitab sahih: Bukhari 4/85,
Muslim 3/1257 pada bab Wasiat.

53

Quran dan keturunanku, Ahlul bait. Keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya
sampai kepadaku di telaga Haut120
Benar, Rasulullah saw takut untuk meninggalkan masalah umat menjadi
berbelok, sedangkan orang-orang munafik, orang-orang kafir, Romawi, dan Parsi
berada di jalannya. Rasulullah saw menentukan siapa orang yang akan
memandikannya, mengkafaninya, dan mengajarkan kepada kita permasalahan ringan
lainnya seperti bacaan ketika tidur, bacaaan ketika membuang hajat, doa berpergian,
etika makan, dan minum. Namun, mengapa Rasul melupakan yang menghawatirkantentang masalah yang besar, khilafah?! Kenapa Rasulullah saw lupa sedangkan Abu
Bakar dan Umar tidak melupakan pentingnya masalah khilafah ini. Mereka berdua
begitu juga para penguasa sekarang- telah menentukan para pengganti sebelum
mereka meninggal dunia.
Aku tidak menemukan jawaban untuk mendebat perkataan temanku ini diakhir
pembicaraan kami selain melihat ke kebun delima yang menghijau. Aku telah berjanji
kepada diriku sendiri untuk meneliti semua argumen dan bukti yang telah dikatakan
temanku ini diawal perjumpaan. Akan memasukkannya dalam diriku.

120

Lihat. Sahih Turmudzi jilid 5 nomor 3788, Al-Mustadrak karya Hakim 3/148 dalam bab
Mengenal para sahabat. Juga disebutkan dalam Sahih Muslim, tetapi dengan kata-kata yang hampir
sama.

54

KEPUTUSAN YANG DIWAJIBKAN


Kami mempunyai seorang tetangga yang berumur lima puluhan tahun. Dia
terkenal memiliki tubuh yang kuat dengan tubuh besar yang dianugerahkan oleh
Allah. Aku selalu ingat bagaimana dia mengejekku sebagai anak kecil yang dapat
dengan mudah diangkat ke atas hingga jatungku terasa mau lepas. Dia adalah orang
yang ramah, menyayangi orang lain dan juga disayang. Hingga suatu ketika kampung
kami geger oleh berita yang tidak diharapkan. Semua anak-anak berbicara tentang
tewasnya tetanggaku itu. Penyebab kematiannya adalah saudaranya menusuknya
dengan alat yang khusus digunakan memotong pelepah kurma yang tidak berguna di
kebun kurma milik mereka berdua.
Orang-orang mulai mendoakan orang tersebut, kata-kata mereka penuh dengan
penyesalan dan pengibaan. Mereka marah terhadap penghianatan saudaranya, karena
tidak mungkin saudaranya bisa melukai dia jika tidak dilakukan ketika dia sedang
lengah. Orang-orang kampung banyak membicarakan kalimat ini, Semoga Allah
mengampuninya, semoga Allah menulisnya sebagai orang yang dibunuh. Mereka
mengulang-ulang pribahasa yang terkenal bagi kami, Rizkimu telah datang dan
ajalmu telah menghilangkan rizki.
Perkataan mereka menjadikan aku merasa bahwa semua masalah tak lain
adalah keputusan yang harus dilakukan atau takdir yang tidak bisa ditolak. Aku
berkata dalam diriku sendiri, Jika masalah adalah paksaan dan ketentuan dari Allah,
maka saudaranya yang membunuh tidaklah berdosa.
Tidak lama berselang, terjadi kejadian yang lain. Seorang perempuan muda
dalam usia terbaiknya melakukan bunuh diri. Kesedihan menghinggapi masyarakat
karena perempuan tersebut meninggalkan dua anak yang masih kecil dan sedang luculucunya. Penyebab perempuan tersebut melakukan perbuatan hina tersebut adalah
pertengkaran dengan sang suami. Segelas air yang dicampur dengan racun hama telah
membawanya kepada kematian yang buruk.
Sering aku mendengar para tetangga perempuanku membicara kata-kata yang
sama, seperti Celakalah dia atau Inilah takdirnya dan pribahasa lain yang sama.
Pertanyaan-pertanyaan itu kembali menerpaku sehingga menjadikanku bingung, Jika
ini adalah kehendak Allah, maka perempuan itu tidaklah bersalah, dia tidak bisa
mengelak dari takdir yang telah ditetapkan itu? Dia tidak bisa menambah masa
hidupnya yang terbatas.
Semua pertanyaan yang tersimpan dalam memoriku, aku keluarkan semuanya
setelah aku bertemu dengan temanku yang Syiah. Aku seakan-akan membawa beban
yang tidak kuasa aku bawa. Kesempatan ini bagus untuk membuka perdebatan yang
baru.
Ketika aku menyampaikan permasalahku, temanku yang Syiah ini tertawa
hingga terlihat giginya, aku pun faham bahwa Syiah memiliki pendapat berbeda 180
derajat.
Temanku, Apa yang kamu katakan?
Aku berkata dengan beralasan, Aku sendiri tidak menemukan cukup jawab
untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan ini, tetapi aku khawatir terhadap
pendapat pribadiku dalam kenyataannya bertentangan dengan apa yang dimaksud oleh
Allah sehingga aku menjadi kafir. Aku menjadi sandera yang terikat.
Temanku berkata, Baiklah, ketahuilah bahwa Islam tidak mungkin
bertentangan dengan fitrah manusia, tidak mungkin juga bertentangan dengan akal.
Sayangnya al-Asyari121 dan kelompoknya menolak akal dan agama, mereka
121

Abul Hasan Ali bin Ismail al-Asyari, meninggal tahun 324 H, Penulis buku Maqalatul

Islamiyin.

55

menyatakan bahwa perbuatan hamba semuanya tercipta oleh Allah Swt. Mereka
merujukkan pendapat ini kepada firman Allah melalui lidah Ibrahim as:
Ibrahim berkata, Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat
itu? Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu122
Maksud perkataan Ibrahim ini sudah jelas. Ibrahim meminta mereka untuk tidak
menyembah berhala.
Keterpaksaan adalah yang dikatakan oleh Taurat. Lihatlah misalnya nash ini,
Akulah Tuhan, tidak ada sumber cahaya selain Aku. Akulah pencipta kegelapan.
Pencipta keselamatan. Pencipta keburukan. Akulah Tuhan pencipta itu semua.123
Atau, Dari tuhanlah langkah-langkah manusia124
Terdapat juga hadis tentang para sahabat terkemuka yang bertanya kepada
Nabi saw, lalu Nabi menjawab sesuai dengan asumsi orang-orang hina- bahwa penapena telah mengering dan semua berjalan sesuai dengan apa yang ditulis dan
ditakdirkan.125
Oleh sebab itu, kita katakan Semoga Allah mengampuni Abu Jahal, Abu
Lahab, Firaun, Haman, dan semua orang yang berdosa di dunia, karena mereka
semua melakukan apa yang dikehendaki Allah dengan sebaik-baiknya.
Kita dapat juga mengatakan, Wahai Nuh, Wahai Ibrahim, Musa, Isa, dan
Muhammad (Keselamatan dari Allah semoga tercuruh untuk mereka semua), wahai
orang-orang yang jujur, orang-orang yang syahid, orang-orang yang berbuat baik,
kalian tidak memiliki kelebihan yang bisa dibanggakan. Kalian semua adalah alat-alat
yang dimainkan oleh tangan-tangan keinginan Allah dan keputusan-Nya yang harus
terjadi. Kalian semua adalah aktor-aktor dalam pertunjukan yang sangat besar yang
bernama dunia dan diciptakan oleh Allah dengan pembagian peran-perannya. Kami
berlindung diri kepada Allah dari kesalahan lidah dan hati yang berbelok.
Wahai Israel perangilah bumi kami dan bunuhlah pemuda-pemuda kami serta
hinakanlah tempat-tempat suci kami. Kamu tidak akan mendapatkan dosa dan siksa.
Kami akan menerimanya sebagai keputusan dari Allah. Jika kami memberontak dan
memerangimu, tidak ada kebaikan untuk kami dan dosa bagimu.
Tidak ada dosa atas apa yang dilakukan oleh Muawiyah terhadap orang-orang
Islam, putranya, para penguasa bani Umayyah yang hina, penguasa bani Abbas,
pasukan salib, penjajahan Barat ke negeri kita, semuanya adalah keinginan Allah.
Ya Allah, Dzat yang mensifati diri-Nya dengan keadilan dan mengharamkan
diri-Nya dari kezaliman. Dzat yang memberikan petunjuk-Nya kepada orang-orang
yang beruntung, untuk apa Engkau ciptakan surga dan neraka? Kenapa Engkau
perhatikan amalan kami sebagai hal yang dicatat sebagai kebaikan? Kenapa Engkau
kirimkan Rasul dan Nabi? Bukankah pena telah kering? Bukankah keselamatan dan
juga kesialan telah diketahui ketika dalam kandungan? Untuk apa hisab dan
timbangan amal? Tidak adakah pekerjaan yang tidak kami lakukan? Apakah ada
kezaliman di atas kezaliman?
Aku potong perkataan temanku, Kenapa kebanyakan orang-orang Syiah
selalu menghubungkan musibah dengan bani Umayyah?
Dengan tegas temanku menjawab, Kalau bukan mereka, lalu siapa?

122

Al-Shaffat: 95-96.
Safar Asyya 45/7
124
Al-Amtsal 21/24.
125
Lihat. Sahih Bukhari 6/211, 6/121. Muwattha karya Malik pada bab Al-Qadar hal. 601.
Sunan Abu Dawud 4/232, Al-Akidah Al-Thahawiyah: 44. Dalam kitab tersebut disebutkan, begitu
juga tindakan mereka sesuai dengan apa yang telah diketahui dan semua kemudahan telah diciptakan...
123

56

Aku langsung berkata, Muawiyah dan orang-orang setelahnya adalah raja


sekaligus penguasa bani Umayyah. Mereka semua ditolak oleh masyarakat karena
tidak berpegang dengan aturan agama, tetapi dalam waktu yang sama mereka
mengendalikan semua urusan. Mereka ingin membuat aturan yang salah dan
mengkaitkan sesuai dengan pemimpinnya, Muawiyah- hadis-hadis bohong kepada
Rasulullah saw. Misalnya, larangan memberontak kepada pemimpin meskipun
pemimpin tersebut zalim, fasik dan bengis karena dapat menimbulkan fitnah dan
kehancuran126. Mereka mengatakan keadilan seorang yang pernah melihat Rasul
meskipun hanya satu kali termasuk Muawiyah.
Kesimpulan dari apa yang mereka katakan adalah semua tindakan seorang
hamba adalah dari Allah, kenapa?! Jawabannya sudah jelas. Sehingga tidak ada
pertentangan antara orang-orang yang membunuh, mencuri, dan berzina. Manusia
tidak berpartisipasi atas itu semua. Dengan demikian, pembunuhan terhadap Husain
bin Ali juga adalah suatu yang telah diwajibkan. Begitu juga tekanan yang dilakukan
olah Hajjaj terhadap orang-orang muslim di masa lalu. Tetapi mengapa terjadi
pergolakan, pemberontakan, kudeta, dan lain sebagainya. Setelah itu, bayangkanlah
apa yang akan terjadi dengan kebebasan umat Muhammad saw, kebebasan untuk
menyiksa dan mengintimidasi dengan mendasarkannya kepada agama Islam sebagai
pedang untuk memotong leher mereka semua. Bukankah mereka telah menentang
keputusan dan kehendak Allah. Wahai orang yang sembarangan menuduh.
Akan tetapi, kita akan mengatakan kepada al-Asyari dan pengikutnya,
Kenapa kalian melaknat iblis dan setan, padahal iblis juga mengatakan apa yang
kamu ucapkan sesuai dengan tujuan-tujuan Allah Swt,
Ya Tuhanku oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat127

Lihat. Al-Akidah Al-Thahawiyah: 72. Di dalamnya tertulis, Janganlah berfikir untuk


memberontak terhadap para pemimpin dan penguasa kita, meskipun mereka berbuat salah. Jangan pula
melawannya. Taat kepada mereka sama juga dengan taat kepada Allah yang wajib, selama tidak
menyuruh untuk berbuat dosa. Mintalah kepada mereka dengan damai dan sikap pemaaf.
127
Al-Hijr: 39
126

57

MUTAHPERNIKAHAN ATAU PERZINAAN?


Di antara topik hangat yang senantiasa menimbulkan perdebatan sengit antara
kaum Sunni dan Syii dari dahulu hingga kini adalah Mutah, yang dianggap oleh
sebagian besar Ahlusunah sebagai perbuatan sejenis zina, sebagaimana mereka juga
menganggap perbuatan taqiyyah, sebagai perbuatan sejenis munafik.
Dalam diskusi terbuka yang terjadi antara aku dan sahabatku dari mazhab
Syiah, aku bertanya kepadanya karena banyaknya caci maki tentang permasalahan ini
yang aku dengar dari Ahlusunah, Segala sesuatu menurut mazhab kalian bisa
diterima secara rasional kecuali satu hal, yaitu hal yang dalam pandanganku menjadi
bumerang dan bahkan dapat menjatuhkan reputasi mazhab kalian jika kalian tetap
mempertahankannya. Bahkan, akal menentang hal tersebutsebenarnya aku ingin
membunuhnya dengan senjatanya sendiri (akal). Bagaimana hal itu bisa terjadi
sementara agama Islam merupakan agama yang bersifat pemalu dan menjaga
kesucian diri?!
Sahabatku menjawab, Cukup, aku telah mengerti maksud perkataanmu.
Aku lalu menimpalinya, Jika engkau telah mengerti maksudku, aku ingin
mengajukan pertanyaan, mengapa kamu semua melakukan dan mempercayai
Mutah?
Sahabatku kemudian menjawab, Pertanyaanmu itu kurang tepat, seharusnya
engkau menanyakan tentang bagaimana hukum Mutah dalam Islam? Maka, aku akan
menjawab bahwa mazhab Syiah tidak menghalalkan yang haram dan tidak
mengharamkan yang halal. Hal ini berlawanan dengan mazhab selain kami yang
tersesat dan menyesatkan dan mereka mengira bahwa perbuatan mereka adalah baik.
Mutah itu hukumnya halal menurut al-Quran, Maka istri-istri yang telah kamu
nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan
sempurna) ( al-Nisa: 24), menurut sunah Rasulullah saw, dan juga sesuai dengan
prilaku para sahabat, serta tidak ada yang melarangnya kecuali Umar ketika ia
mengatakan, Ada dua pernikahan Mutah pada masa Rasulullah saw, aku
mengharamkannya dan melarangnya.128
Lalu, aku memutus pembicaraannya, Tunggu, ayat tentang Mutah yang
engkau sebutkan tersebut adalah ayat yang telah di-nasakh oleh ayat-ayat pertama
dalam surat al-Mukminun sebagaimana yang dikatakan oleh Ahlusunah. Oleh karena
itu, kalian tidak lagi mempunyai dalil dari al-Quran.
Sahabatku tersebut berkata dengan heran, Apakah ayat yang me-nasakh
mendahului ayat yang di-nasakh menurut mazhab kalian?
Aku berkomentar, Aku harap engkau jangan membawaku dalam masalah
furuiyah yang menyia-nyiakan pembahasan kita.
Sahabatku tersebut berkata, Aku belum keluar dari tema, tetapi aku ingin
menjawab pertanyaanmu dan menurutku perkataan tentang ayat Mutah telah dinasakh dengan ayat-ayat pertama dalam surat al-Mukminun adalah pernyataan yang
sama sekali tidak bisa dibenarkan karena ayat Mutah adalah Madaniyah (ayat yang
diturunkan di Madinah), sedangkan surat al-Mukminun adalah Makiyyah (surat yang
diturunkan di Mekkah). Makiyah tidak bisa me-nasakh Madaniyah. Itu yang pertama.
Lalu, perkataan orang yang berkata bahwa ayat Mutah di-nasakh menguatkan
bahwa Mutah adalah sebuah pernikahan syari bukan sebuah perzinaan. Yakni,
bahwa Rasulullah saw dan para sahabat dahulu menganggap bahwa Mutah adalah
perkawinan syari sebelum di-nasakh menurut sebuah pendapat.129 Jika engkau
128

Lihat Tafsir al-Fakhr ar-Razi tentang surat al-Nisa [4]: 24; Shahih al-Bukhari 2/176; Sunan
Ibnu Majah 2/188.
129
Lihat Tafsir Binu Katsir 1/486.

58

mengacu pada perkataan Umar, niscaya engkau akan mengetahui bahwa dia mengakui
bahwa Mutah dahulu dilakukan pada masa Rasulullah saw, yakni hingga beliau
wafat.
Aku memotong pembicaraan sahabatku, Umar tidak mengharamkan yang
halal dan tidak menghalalkan yang haram dengan menganggapnya sebagai hal remeh!
Namun, setiap yang ia kerjakan, yakni dia menerapkan pengharaman Mutah atau menasakh-nya, hal itu diketahui oleh kaum muslimin. Jika tidak demikian, berarti
Mutah telah di-nasakh pada akhir hayat Rasulullah saw.
Sahabatku memotong pembicaraan, Berapa banyak alasan yang lebih buruk
dari dosa. Ia terus menambahkan, Jika permasalahannya seperti yang orang-orang
kira, apakah permasalahan tersebut tidak diketahui pada masa Abu Bakar, sedangkan
Mutah telah dilakukan selama masa pemerintahannya? Jika itu masalahnya, mengapa
Umar mengharamkan Mutah pada akhir masa pemerintahannya dan tidak
mengharamkannya pada awal masa pemerintahannya?
Kemudian, ada beberapa Hadis130 tentang para sahabat besar yang menguatkan
bahwasanya mereka melakukan nikah Mutah pada masa Rasulullah saw dan masa
Abu Bakar, serta pada masa awal pemerintahan Umar hingga akhirnya ia
mengharamkannya. Oleh karena itu, jelaslah bahwa Mutah adalah sebuah pernikahan
syari yang telah ditetapkan dalam al-Quran dan Sunnah serta tidak di-nasakh baik
oleh Allah Swt maupun oleh Rasulullah saw. Oleh karenanya, engkau mengetahui
kelemahan Hadis-hadis maudhu yang mengatakan bahwa Rasulullah saw
mengharamkan Mutah. Aku tidak menunjukkan kelemahan hadis-hadis itu setelah
melemahkan sanad para perawinya untuk mengacaukan hadis-hadis tersebut. Sesekali
hadis-hadis tersebut mengatakan bahwa Mutah diharamkan pada hari penaklukan
kota Mekkah, dan sesekali diharamkan pada Perang Tabuk serta pada waktu-waktu
lainnya. Padahal, engkau telah meyakini perkataan Umar bahwasanya Mutah itu
dihalalkan pada masa Rasulullah saw.
Hatiku merasa sangat hancur karena menghalalkan Mutah bagiku berarti
menyalahkan hal-hal lain yang telah ditetapkan oleh Umar bin Khaththab. Oleh
karena itu, aku membawa permasalahan ini melalui cara lain. Sangat tidak mungkin
aku menyerah dengan mudah.
Aku berkata kepada sahabatku dengan menentang, Apakah engkau rela
menikahkan saudara perempuanmu atau putrimu dengan nikah Mutah?
Sahabatku memotong pembicaraanku dengan nada emosi, Baiklah!! Aku
katakan kepadamu bahwa Allah Swt, Rasul-Nya, dan kaum muslimin merelakan hal
itu, sedangkan engkau berkata kepadaku, Apakah engkau rela? Kemudian ia
melanjutkan, Sebenarnya, aku tidak pernah berdiskusi dengan Ahlusunah seputar
Mutah sebelumnya kecuali denganmu yang telah melontarkan pertanyaan ini
kepadaku. Demikianlah pendapat, pembenaran, dan...yang semuanya itu berawal dari
guyonan tidak berhubungan dengan hukum syariat. Sangat menyedihkan, sebagai
muslim, khususnya bangsa Arab, kita dianggap sebagai bangsa yang suka bergurau.
Bergurau dalam hal apapun, bahkan agama pun kita bawa kepada gurauan kita.
Gurauan yang kita sepakati, akan kita terima dan yang tidak kita sepakati akan kita
perdebatkan. Jika engkau melihat dengan akal sehatmu, niscaya engkau akan melihat
ada beberapa hal yang jika engkau tinggalkan hukum yang terdapat dalam segala
macam gurauan kita tersebut, niscaya semua hukumnya tidak akan kita hiraukan.

130

Seperti hadis dari Jabir dan dari Imran bin Hashin dan lainnya. Lihat Musnad Ahmad,
Musnad Umar, juz 1, hadis no. 371, lihat juga Musnad Ahmad 3/325; Shahih Muslim 2/896-900 dalam
Kitab al-Hajj.

59

Sekarang, engkau harusnya bertanya kepada setiap wanita yang telah menikah
atau kepada para perawan, bahkan mungkin kepada perawan tua, Apakah engkau
menerima jika suamimu menikah denganmu untuk yang kedua, ketiga, atau
keempat? Niscaya, dia menjawabnya dengan penolakan. Demikianlah, meskipun
permasalahan tersebut (poligami) adalah masalah syari yang tidak tercela.
Lalu, tanyakanlah kepada kaum lelaki yang mana saja dan katakan kepadanya,
Apakah engkau menerima lamaran seorang lelaki kepada ibumu yang telah menjanda
atau telah ditalak oleh ayahmu dan lelaki itu akan menikahinya? Engkau akan
melihat bahwa keadaannya akan berbalik. Lelaki itu akan menerka bahwa ibunya
tidak ingin menikah dan ia akan setia kepada ayah dari anak lelakinya tersebut.
Demikianlah berbagai penjelasan dusta, tetapi pada hakikatnya hawa nafsu dan
gurauanlah yang mencegahnya, tidak ada lain.
Menurutku, Umar bin Khaththab mengharamkan Mutah karena ia adalah
sesosok pribadi yang tidak tetap pendirian dan dia termasuk dalam aliran yang suka
berpindah-pindah pendiriannya dari golongan sahabat. Jika engkau melihat bagaimana
ia mengubur hidup-hidup putrinya pada masa Jahiliah, bagaimana sikapnya bersama
Rasulullah saw pada saat Perjanjian Hudaibiyah, bagaimana sikapnya terhadap orangorang non Arab dan mengharamkan mereka memasuki Mekkah dan Madinah, dan
bagaimana ia melebihkan bagian pemberian (harta rampasan) kepada orang Arab atas
orang-orang non Arab, niscaya engkau percaya apa yang telah aku katakan kepadamu
(mengenai sifat Umar,penerj.).
Meskipun Mutah dihalalkan, Islam tetap memperhatikan hak wali terhadap
anak perempuan. Sang suami perempuan itu tetap meminta persetujuan dari ayahnya,
kakeknya, atau walinya secara umum. Engkau akan melihat bahwa dalam pernikahan
ini terdapat berbagai perasaan mulia, khususnya bagi para pemuda yang tidak sanggup
memberi mahar untuk pernikahan seumur hidup, atau bagi para bapak-bapak yang
istri-istrinya mengalami cacat seumur hidup atau cacat yang masih bisa disembuhkan
yang menghalangi untuk berhubungan intim dengan mereka. Hal ini pun sesuai
dengan sebagian besar para wanita yang ditalak dan para janda yang masih dipandang
oleh masyarakat Arab dan umat Islam dengan pandangan hina dan meragukan.
Yang aku herankan dari hal ini bahwa ada sebagian ulama yang membolehkan
kepada para pemuda untuk menikahi orang Barat dengan akad terputus, seperti dalam
keadaan darurat. Dan, dalam waktu yang bersamaan, mereka memerangi Mutah
secara besar-besaran karena pernyataan Syiah tentang Mutah tersebut, tanpa
terkecuali!
Aku bertanya kepada sahabatku itu, Jika Allah Swt mengetahui bahwa
bangsa Arab tidak menerima praktek Mutah, lalu mengapa Allah Swt
menghalalkannya bagi mereka?
Sahabatku tersenyum dan berkata, Pertama, tidak diketahui apa, bagaimana,
dan mengapa Allah Swt melakukannya karena Dia adalah yang membuat hukum di
dunia ini sesuai dengan kemaslahatan hamba-hamba-Nya.
Kedua, meskipun Islam turun di kalangan bangsa Arab, tetapi ia adalah agama
universal, tidak terbatas pada bangsa, geografi, bahasa, atau lainnya. Apa yang dicela
oleh bangsa Arab terkadang dicela juga oleh bangsa non Arab demikian pula
sebaliknya. Bukankah demikian?
Ketiga, tidak semua bangsa Arab menentang Mutah dengan berlandaskan
pada sebagian besar para sahabat yang melakukan Mutah pada masa Rasulullah saw
dan setelah beliau wafat.

60

Aku berkata, Jelaslah ketidakpastian tentang kehalalan Mutah yang


mendominasi dalam keraguanku mengenai hal itu. Jadi, permasalahan Mutah
menurutmu muncul dari hawa nafsu?!
Sahabatku menjawab, Benar, jadi mengharamkan Mutah tidaklah memiliki
landasan, dan aku tambahkan kepadamu hingga engkau mengetahui sejauh mana
gurauan yang kita lakukan, berapa banyak darah yang tertumpah tanpa alasan yang
benar karena permasalahan virginitas. Ini adalah kebiasaan Jahiliah yang belum bisa
dilenyapkan oleh Islam meskipun sudah berlalu berabad-abad lamanya. Permasalahan
ini masih hangat menurut semua orang. Sangat disayangkan orang yang membeberkan
bahwa keperawanan istrinya telah rusakterutama di beberapa lingkungan yang
kerasmeskipun telah diketahui bahwa ia berkata, Sesungguhnya hubungan seksual
bukanlah sebab satu-satunya yang merusak virginiatas, tetapi terkadang seorang gadis
dilahirkan tanpa virginitas, dan terkadang virginitas itu hilang karena banyak
melakukan gerakan yang keras, serta terkadang seorang gadis memiliki virginitas
tetapi elastis di mana ia bisa melebar ketika dimasukkan penis.131 Berdasarkan
prediksi, gadis tersebut telah melakukan perbuatan keji. Maka, fatwa apakah yang
bisa membunuhnya dan lagi tidak ada saksi atas hal itu?? Bahkan, hingga seandainya
ada empat saksi maka hukuman zina ghairu muhshan bukanlah dibunuh, tetapi
dicambuk. Ini adalah keyakinan kebanyakan orang, lalu bagaimana mungkin mereka
akan memutarbalikkan hukum Mutah?!
Bagaimanapun, hukum Mutah secara syari adalah halal. Meskipun kami
mengatakan halal, kami tidak menyebarkannya kepada orang-orang dan berkata
kepada mereka, ayo lakukanlah!! Namun, seperti hal yang dihalalkan secara syari
lainnya, siapa yang mau lakukanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah.
Selesailah perdebatan di antara kita dan telah mantap tidak ada keraguan lagi
bahwa Mutah adalah halal dan tidak di-nasakh. Kejengkelanku bertambah setelah
adanya diskusi ini kepada mereka yang menertawakan, yang mengharapkan agar
permasalahan itu menjadi berbelok. Apabila seseorang berkata kepada mereka secara
panjang, mereka akan menjawab lebih panjang lagi, dan mereka termasuk orangorang yang mendustakan agama Allah Swt dan Rasul-Nya tetapi tidak mereka sadari.

131

Masalah ini sedang ditinjau oleh para peneliti, dokter spesialis, perawat dan lain-lain.

61

TAWASSUL... IMAN ATAU SYIRIK?


Aku masih membicarakan tentang berbagai pesta dan upacara yang diadakan
di makam salah seorang waliyullah di desa kami. Wali ini, menurut cerita dari
generasi ke generasi, adalah salah seorang syarif132 Maroko dari Bani Idris. Makam
tersebut merupakan bangunan tradisional yang di atasnya terdapat kubah tinggi
melebihi ketinggian bukit tempat makam tersebut berada.
Bibiku pernah mengajakku berziarah dan mencari berkah ke sana, ketika ada
kesempatanmakam tersebut dikenal dengan makam resmi desa karena pada setiap
desa memiliki wali tersendiri, ritual-ritual keagamaan yang sering diadakan di sana
seperti upacara khitanan, menyambut kedatangan haji, maulid Nabi Muhammad saw
dan lain-lainbeliau menyuruhku agar mengambil tanah dari makam itu lalu
mengusapkannya ke wajah, leher, dan dadaku, karena sebagaimana yang ia katakan,
pada tanah tersebut terdapat penyembuh dan pencegah segala mara bahaya dan
berbagai penyakit.
Hal yang paling menarik perhatianku pada usiaku ketika itu adalah lebih pada
sebuah permainan dan senda gurau daripada mencari perlindungan. Ini adalah sebuah
gambaran di negaraku yang dilakukan oleh orang-orang di berbagai lapisan usia.
Tahun demi tahun terus berlalu hingga muncullah beberapa suara dari
berbagai pergerakan Islam modern yang membenci aktivitas ini dan menganggapnya
sebagai salah satu jenis kemusyrikan atau bidah. Ada suara lain yang menjawab
bahwa kami semua adalah muslim yang mengetahui batasan-batasan syirik dan iman,
sementara kalian bukanlah orang yang mengurusi keimanan kami, tetapi Rasulullah
saw pernah bersabda diakhir usianya, Aku sungguh tidak takut kalian akan berbuat
musyrik sepeninggalku.133 Menurut beliau, perbuatan ini adalah mubah meskipun
tidak disyariatkan, dan telah menjadi kebiasaan kaum muslim maupun non muslim
sejak Islam muncul di muka bumi ini.
Aku bawa kenangan yang ada dalam pikiranku ini pada permulaan diskusi
ketika bertemu dengan sahabatku dari mazhab Syiah agar aku benar-benar mendengar
apa yang dikatakan Syiah mengenai masalah ini, lalu aku bertanya kepada sahabatku,
Apa pendapat kaum Syiah tentang tawassul dan tabarruk dengan peninggalanpeninggalan para nabi dan orang-orang saleh? Apakah ini perbuatan bidah
sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang atau hal tersebut memiliki landasan
dalam Islam?
Sahabatku tersebut membenarkan posisi duduknya dan meletakkan penanya
yang kering yang ketika itu berada pada tangannya di ujung meja yang terdapat pada
sudut kamar khususnya yang kecil, kemudian ia menggosok-gosok jari tangannya dan
berkata, Aku berterima kasih kepadamu atas pertanyaanmu itu dan keinginanmu
untuk mengetahui segala hal. Namun, aku hanyalah orang biasa, semoga Allah Swt
membukakan mata hatiku kepada kebenaran yang terkadang tidak ditemukan dalam
diriku secara rinci. Aku berikan kepadamu beberapa buku dan teruskanlah bacaanmu
tentang semua tema yang kita diskusikan menurut ulama Syiah, yang bersumber dari
buku-buku, kaset-kaset, dan berbagai jawaban yang tidak ada unsur balas dendam dan
penambahan agar tidak ada keraguan dan kebimbangan mengenai hal itu, tetapi
engkau akan keluar dari sini dengan keyakinan yang sempurna, insya Allah.
Tema yang dikhususkan pada pembahasan ini sesungguhnya adalah dua tema
yang banyak diperdebatkan hanya pada akhir-akhir zaman ini. Jika hal ini tidak ada,
tidak ditemukan perbedaan antara berbagai golongan umat Islam sebelum
pembahasan ini. Tidak berlebihan jika aku katakan bahwa Ibnu Taimiyah adalah
132
133

Orang yang termasuk turunan Rasulullah saw.


Lihat, Shahih al-Bukhari 8/151, Bab al-Haudh.

62

orang pertama yang membuka pintu fitnah mengenai hal ini, dan sebelumnya tidak
ada orang yang mendahuluinya. Oleh karena itu, seluruh umat Islam dan pengikutpengikutnya berbeda pendapat dengan pemikiran Ibnu Taimiyah yang syadz ini.
Bahkan, pemimpin mazhabnya pun, yakni Ahmad bin Hambal, berbeda pendapat
dengannya mengenai hal tersebut.
Aku berkata, Tinggalkanlah Ibnu Taimiyah, aku ingin dalil dari al-Quran dan
Hadis.
Sahabatku menimpali, Aku akan membatasi gerakmu dan kita tidak akan
memasuki pembicaraan yang simpang siur. Aku bacakan kepadamu dua ayat al-Quran
yang di dalamnya terdapat hukum tawassul. Pertama, dalam surat Yusuf, ketika para
saudaranya menemui ayahnya setelah menyesali perbuatan mereka. Mereka berkata,
Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami atas dosa-dosa kami,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). Ya'qub berkata,
Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku, sesungguhnya Dia-lah
Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang. ( Yusuf: 97-98)
Lalu, mengapa mereka mendatangi ayah mereka?! Seandainya mereka
mengetahuisedangkan mereka adalah anak-anak nabibahwa permohonan mereka
ketika itu adalah perbuatan syirik, niscaya mereka tidak akan meminta kepada
ayahnya! Seandainya mereka memang tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah
syirik, mengapa ayah mereka, Nabi Yaqub, tidak melarang mereka, tetapi malah
berjanji akan memohonkan ampun untuk mereka kepada Allah Swt yang terdapat
dalam lafal ( )akan. Nabi Yaqub menunda permohonan ampun untuk mereka
hingga malam Jumat.
Engkau akan mengatakan kepadaku bahwa hal itu boleh dilakukan pada masa
Nabi Yaqub as tetapi Islam tidak membolehkannya. Maka aku akan menjawab,
Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah Swt hanyalah Islam dan setiap nabi
adalah satu cahaya, satu hati, dari satu penolong, dan tidak mungkin ada perbuatan
atau perkataan yang dikatakan oleh seorang nabi dan dianggap syirik oleh nabi lain
sesudahnya.
Ini dari satu sisi, sementara dari sisi lain aku katakan, Sesungguhnya tawassul
juga dengan jelas terdapat dalam ajaran Islam, dalam firman Allah Swt,
Sesungguhnya jika mereka ketika berbuat aniaya kepada dirinya datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun
untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Mahapenerima tobat lagi
Mahapenyayang. ( al-Nisa: 64)134
Lalu, mengapa rasul memohonkan ampun untuk mereka? Apakah Allah Swt
jauh dari mereka?! Jika ayat ini dibandingkan dengan ayat yang terdapat dalam surat
Yusuf, niscaya engkau akan mendapati bahwa keduanya kurang lebih memiliki makna
yang sama.
Aku berkata kepada sahabatku itu, dan dalam diriku masih tersisa hal kecil
berupa keraguan, Mungkin tawassul kepada nabi atau wali diperbolehkan ketika
mereka masih hidup, tetapi apakah boleh bertawassul setelah mereka wafat?
Sahabatku menjawab dengan cepat, Yang terpenting, kita telah mantap
tentang asal tawassul secara umum. Ia menambahkan, Lalu, apakah boleh
melakukan sunah Rasulullah saw selama beliau hidup dan membuangnya jauh-jauh
setelah beliau wafat?!

134

Lihat juga Sunan Binu Majah: tentang cerita adh-Dharir yang bertawassul dengan
Rasulullah saw agar mengembalikan penglihatannya, lalu ia kembali bisa melihat. Juz 1/436, Bab
Shalat Hajat.

63

Apakah sekarang, misalnya, engkau berada di depan Raudhah Rasulullah saw


dan di hadapan makamnya lalu engkau meninggikan suaramu, sedangkan Allah Swt
berfirman,
Janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi. ( al-Hujurat: 2)
Apakah engkau dapat mengatakan bahwa ayat itu hanya khusus pada masa
hidup Rasulullah saw?! Tidak masuk akal orang yang mengatakan demikian.
Kemudian, seandainya tawassul kepada Rasulullah saw haram setelah beliau
wafat, mengapa seluruh umat dan pemimpin mereka dari berbagai golongan
menyepakati perbuatan ini dan hingga saat ini mereka tidak meragukan serta
mengeluhkan perbuatan ini. Sementara itu, Ahmad bin Hambal, yang diperkirakan
bahwa orang-orang Wahabi merujuk kepada mazhabnya, ia pernah melakukan
tawassul dan berdoa di makam Rasulullah saw. Secara santun dapat dikatakan bahwa
orang-orang terdahulu dan pemimpin mereka yang musyrik telah keluar dari koridor
Islam, sementara itu Ibnu Taimiyah dan orang-orang yang mengikutinya tetap dalam
agama hanif dan mulia.
Aku tambahkan kepadamu bahwa tawassul kepada Rasulullah saw
diperbolehkan bahkan sebelum beliau dilahirkan. Tidakkah engkau membaca firman
Allah Swt,
... Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk
mendapat kemenangan atas orang-orang kafir . ( al-Baqarah: 89)
Dahulu, orang-orang Yahudi berperang dengan suku Aus dan Khazraj. Mereka
bertawassul dengan kedatangan rasul yang diutus pada akhir zaman, akhirnya mereka
menang.135
Baiklah, mari kita lanjut pada permasalahan tabarruk. Aku berkata demikian
berdasarkan perkataan sahabatku, setelah aku melihat bahwa ketika itu tidak lagi ada
masalah mengenai tawassul kepada orang-orang saleh, terutama kepada Rasulullah
saw, karena sesungguhnya mereka itu baik dan memiliki kedudukan di sisi Allah Swt.
Sahabatku mengambil segelas air lalu meminumnya dan ia berkata, Engkau
telah membuatku banyak bicara pada hari ini. Wahai sahabatku, tabarruk itu tidak
jauh berbeda dengan tawassul, yaitu meminta berkah kepada peninggalan-peninggalan
nabi, sahabat, atau syuhada.
Aku memotong perkataan sahabatku, Berikan aku dalil dari al-Quran!
Ia berkata, Sesungguhnya Allah Swt memberkahi beberapa tempat dan waktu
tertentu, sebagaimana Dia memberkahi perbuatan hamba-hamba-Nya yang saleh. Di
antara tempat-tempat yang diberkahi berdasarkan dalil-dalil al-Quran adalah Baitul
Maqdis atau Masjid al-Aqsha136, demikian juga lembah Thuwa137, ketika Allah Swt
berbicara dengan hamba sekaligus nabinya, Musa as. Begitu juga Baitullah Haram
(Kabah)138, sebagaimana Allah Swt memberkahi makam Nabi Ibrahim as dan Dia
memerintahkan kita untuk menjadikan makam tersebut sebagai tempat shalat. Di
antara waktu-waktu yang diberkahi adalah Lailatul Qadar,139 sebagaimana Dia juga
memberkahi hari-hari tertentu seperti hari Jumat. Allah Swt pun memberkahi
hijrahnya ibunda Ismail, dan menjadikan beberapa perbuatan yang ia kerjakan sebagai
syiar dalam ibadah haji.
135

Al-Alusy, Tafsir Ruh al-Maani, juz 1/319.


Menuju Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya... ( al-Isra: 1)
137
Sesungguhnya engkau (Musa) berada di lembah yang suci, Thuwa. ( Thaha: 12)
138
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah
Baitullah yang berada di Bakkah (Mekah) yang diberkahi. ( Ali Imran: 96)
139
Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran pada suatu malam yang diberkahi. ( alDukhan: 3)
136

64

Oleh karena itu, misalnya engkau mendapati bahwa shalat di Baitullah


pahalanya menyamai seribu kali shalat di tempat lain, mengapa? Karena
keberkahannya lebih besar, dan demikian seterusnya.
Al-Quran telah mengingatkan kepada kita tentang pendapat orang-orang
beriman yang berkuasa dalam urusan mereka mengenai cerita Ashabul Kahfi,
Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, Sesungguhnya
kami akan mendirikan sebuah masjid di atasnya. (QS al-Kahfi: 21)140
Sementara itu, sekarang kita dapati bahwa orang-orang Wahabi
menghancurkan makam-makam para wali. Ada beberapa Hadis141 mengenai tabarruk
kepada Rasulullah saw dan bekas-bekas peninggalannya yang sebagiannya akan aku
sebutkan nantiinsya Allahkarena sekarang hadis-hadis tersebut tidak ada di
hadapanku.
Seperti tawassul, dalam perjalanan hidup ulama salaf juga terdapat tabarruk.
Dahulu, Ahmad bin Hambal, misalnya, ber-tabarruk dengan rambut dan mangkuk
Rasulullah saw.142 Sementara itu, kaum muslimin menghormati beliau dengan
mencari berkah pada makamnya, serta mereka mencari berkah melalui al-Quran,
dengan mengagungkan dan menciuminya. Kaum muslimin tidaklah bermaksud
mengagungkan bebatuan yang ada pada makam atau batu nisan, karena jika tidak
demikian mereka tidak mungkin mencium batu nisan istana L'Elyse, misalnya, atau
mengusap batu-batu Piramida. Engkau tidak akan melihat seorang muslim yang
mencium pintu gerbang biasa meskipun engkau meletakkan mutiara dan perhiasan
dunia yang berharga padanya.
Yang mengherankan, orang-orang Wahabi mengklaim bahwa mereka
mengikuti orang-orang salaf padahal mereka berbeda dengan orang-orang salaf
sebanyak 1800. Apabila tawassul adalah perbuatan syirik, berarti Ahmad bin Hambal
adalah seorang musyrik, dan apabila tabarruk adalah perbuatan bidah, berbarti
Ahmad bin Hambal adalah pembuat bidah.
Sebenarnya ulama kita telah menjelaskan tentang tema-tema ini, tetapi apa
yang engkau lakukan, sementara umat Islam tidak membacanya, tetapi mereka
memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke
mukanya) ( Nuh: 7). bahkan lebih dari itu. Mereka kembali pada teknologi modern,
seperti televisi dan VCD, dan lain-lain!!143
Aku merasa puas dengan penjelasan dari sahabatku ini, tetapi aku ingin
melanjutkannya seandainya aku merasa tidak takut akan memberatkannya. Oleh
karena itu, aku berterima kasih kepadanya atas jawabannya yang bermanfaat untukku
dan aku segera keluar dari rumahnya.
APAKAH KITA TELAH MENGENAL ALLAH SWT DENGAN
BENAR?
Di antara musibah yang ada pada zaman sekarang adalah beberapa golongan
muslim berbeda pendapat dalam segala hal, bahkan mengenai Allah Swt. Aku telah
menyaksikan bahwa sebagian golongan muslim meyakini dengan mantap bahwa
Allah Swt itu berada di langit, berupa sesosok jasad yang akan dilihat pada Hari
140

Lihat Tafsir al-Thabari, 15/147; al-Dur al-Mantsur, 5/370.


Lihat, misalnya, Shahih Muslim, 4/1816, Kitab al-Fadhail; Mustadrak al-Hakim, 4/515.
142
Lihat Muqaddimaat al-Musnad, juz 1 yang ditahqiq oleh Ahmad Muhammad Syakir: Adab
Ahmad Hanbal, hlm. 57.
143
Sebagaimana yang dilakukan oleh dua orang mahasiswa di Afghanistan, dan mereka
memberikan sisi buruk yang berbeda dengan Islam dari arah yang tidak mereka sadari, dan sudah jelas
bahwa mereka berhubungan dengan Barat.
141

65

Kiamat, bahkan sampai di alam mimpi. Selain itu, Dia naik dan turun dari langit,
tertawa,144 duduk di Arsy yang terletak di atas langit, serta sifat-sifat lainnya.
Aku dulu berada di kota Qabis dan aku berkenalan dengan seorang sahabat
bermazhab Syiah. Ia pernah berkata kepadaku mengenai jamaah al-Dawah wa alTabligh yang terkenal.
Sahabatku bercerita, Aku sering bergaul dengan mereka karena budi pekerti
mereka yang mulia dan semangat mereka yang tinggi. Dahulu kami pernah
melakukan itikaf di sebuah masjid yang dibangun oleh seorang sahabat Nabi yang
terkenal di daerah kami, yaitu Abu Lubabah al-Anshari,145 di mana ketika itu kami
berpuasa pada siang hari dan beribadah pada malam hari. Kami bergantian
melaksanakan ibadah setiap dua jam, ada yang bangun dan ada yang tidur. Ketika tiba
1/3 malam yang akhir, kami bergegas menuju pelataran masjid dengan penuh
kerinduan sambil menengadahkan kepala dan mengangkat tangan kami ke langit yang
bersih yang berhiaskan bintang-bintang, dan kami lebih khusyuk dalam doa serta
permohonan kami; memohon perlindungan dari kesusahan. Allah Swt berada pada
tempat yang terdekat dengan kami, yakni di langit yang terdekat (dengan dunia,
penerj.). Dia turun ke langit tersebut menyaksikan permohonan orang-orang yang
berdoa, sebagaimana yang diyakini oleh seluruh umat Islam.
Sahabatku melanjutkan pembicaraannya, Aku tidak tahu apakah Allah Swt
turun ke langit yang terdekat dengan dunia tersebut bersama Arsy-Nya atau Dia
meninggalkannya dalam keadaan kosong di langit ke-7 dan turun tanpa membawa
Arsy tersebut. Adapun masalah 1/3 malam yang akhir, membuatku tidak dapat tidur
karena itu bertentangan dengan kebenaran ilmiah yang tetap menjadi pembicaraan
sejak lama. Yaitu, bumi ini tidak pernah sunyi dari orang-orang beriman (karena
perbedaan waktu siang dan malam di berbagai belahan bumi,penerj.), begitu juga
bumi ini selalu mengalami malam 1/3 yang akhir (di setiap belahannya,penerj.).
Oleh karena itu, seharusnya Allah Swt menghabiskan waktunya di langit yang
terdekat dengan dunia. Mungkin ini yang membuat seorang Syaikh dari golongan
Wahabi146 menyangkal bentuk bumi yang bulat, dan menulis sebuah buku yang
membicarakan bahwa bumi itu terhampar, hingga ia membenci Galileo147 dan teoriteori yang datang sesudahnya.
Bagaimanapun, aku yakin pada hadis-hadis tersebut (tentang turunnya Allah
Swt ke langit yang terdekat dengan dunia pada 1/3 malam yang akhir,penerj.)
karena yang aku tahu hadis-hadis tersebut bukanlah Hadis maudhu dan belum ada
kesempatan untuk mendiskusikannya. Demikianlah sahabatku mengakhiri
pembicaraannya.
Sudah lama aku mengetahui hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan
perawi lainnya, yang terdapat dalam kitab Riyadh al-Shalihin,148 di mana Rasulullah
saw bersabda di dalam hadis tersebut, Kalian sungguh akan melihat Tuhan kalian
pada Hari Kiamat seperti bulan purnama pada malam 15
144

Lihat Sunan Binu Majah 1/64; Ibnu Taimiyyah, al-Akidah al-Wasithah.


Dia adalah sahabat dari golongan Anshar, yaitu Basyr bin Abdul Mundzir yang dikenal
dengan Abu Lubabah. Dalam pandangan kami, dia memiliki kedudukan mulia. Dia adalah sahabat
yang mengikatkan tubuhnya di tiang masjid hingga akhirnya turun ayat yang menjelaskan tentang
penerimaan taubatnya.
146
Yakni, Syaikh Bin Baaz dalam bukunya yang berjudul, al-Adillah al-Naqliyyah wa alHissiyyah ala Jaryaan al-Syams wa Sukuni al-Ardhi wa Imkaan al-Shuud ila al-Kawaakib.
147
Dia adalah seorang ilmuwan Italia (Galileo-Galilei) yang menetapkan bahwa bumi itu bulat
dan bumi itu bukanlah pusat kosmos.
148
Al-Nawawi, Riyadh al-Shalihin, no. 492. lihat juga Shahih al-Bukhari, 9/156; Sunan Abu
Daud, 4/245.
145

66

Aku sangat gembira ketika aku mendengar hadis ini, lalu aku berkata, Ini
merupakan nikmat Allah Swt yang terbesar bagi ahli surga, yakni mereka melihat
Tuhan dan pencipta mereka. Dia menampakkan diri-Nya di hadapan mereka dengan
segala keagungan dan cahaya-Nya. Aku pernah mendengar bahwa Syiah mengingkari
bahwa manusia bisa melihat Allah Swt pada Hari Kiamat, lalu aku heran dan marah
karena sesungguhnya mereka mengharamkan kita melihat rahasia Dzat Yang Wujud
sekaligus penguasa alam semesta. Namun, aku tidak pernah mengetahui dalil mereka
mengenai hal ini.
Aku mendapat kesempatan dan diskusi lain dengan sahabatku yang bermazhab
Syiah tersebut, yang pada kali ini tentunya aku telah mempersiapkan sanggahan untuk
menghadapinya yang tidak bisa dikalahkan, dan tidak mungkin ia akan
mengalahkanku lagi.
Belum lama kami duduk, aku langsung memulai pembicaraan kepada
sahabatku itu, Tampaknya kalian, para pemeluk Syiah, menggunakan peribahasa
terkenal berbedalah, maka engkau akan dikenal.
Sahabatku berkata sedangkan tanda-tanda keheranan terlukis di keningnya,
Bagaimana bisa begitu?
Aku berkata, Wahai saudaraku, apakah kalian melebih-lebihkan dari kami
dalam hal melihat Allah Swt padahal hal tersebut adalah anugerah terbesar yang Allah
berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman?!
Sahabatku menjawab, Ini bukan cerita bohong, perkataan ini apa adanya jika
engkau mengetahuinya.
Aku menyanggahnya, Lalu apa maksud dari perkataan tersebut?
Sahabatku berkata, Hal ini menuntut suatu pernyataan bahwasanya Allah Swt
itu berupa jasad.149 Mahatinggi Allah mengenai hal itu.
Aku menjawabnya dengan sanggahan, Wahai saudaraku, sesungguhnya Allah
itu ada dan setiap yang ada pasti terlihat.
Sahabatku berkata, Ini adalah sebuah kesalahan bagi orang yang berkata
tentang melihat Allah Swt. Tidak benar bahwa setiap yang ada itu terlihat. Marah itu
ada, kegembiraan itu ada, kesedihan itu ada, nafsu syahwat yang membuat manusia
terhina bahkan membawanya kepada kehancuran, semua itu ada dan bisa dirasakan.
Ayo! Katakan kepadaku, di mana semua itu ditemukan, mengapa kita tidak
melihatnya?!
Ia terus melanjutkan perkataannya, Aku tambahkan kepadamu, engkau
percaya bahwa engkau memiliki ruh, yaitu asal yang terdapat dalam dirimu, bukan
jasadmu. Ayo tunjukkan di mana tempat ruhmu berada, apakah di dalam kepalamu, di
otak, di jantung, atau di mana?
Aku berkata kepada sahabatku, Sebentar...sebentar, berikan aku dalil dari alQuran agar aku tidak sia-sia berdiskusi denganmu.
Sahabatku berkata, Permintaanmu itu bagus. Demi Allah, aku masih saja
heran kepada orang-orang yang berkata bahwa Allah Swt itu berupa jasad dan
bahwasanya Dia akan dilihat, dan bahwasanya Dia....dst. padahal mereka membaca

149

Hal ini menguatkan kebenaran pernyataan Ahlusunah, yakni Allah Swt memiliki dua
tangan (Sunan Binu Majah 1/71 bab Fi Ma Ankara al-Jahmiyyah) dan bahwasanya Allah Swt
menyingkap dua betis-Nya pada hari kiamat (Al-Mustadrak li al-Hakim 4/582, Kitab al-Ahwal), Allah
Swt juga menyalami Umar dan memasukkannya dengan tangan-Nya ke dalam surga!! (Sunan Ibnu
Majah 1/39, Fadhail Umar), serta Allah Swt juga memiliki wajah, dua tangan, dua mata, kaki,
telapak kaki, dan Dia juga tertawa, merasa kagum, bahagia...dst. (Al-Akidah al-Wasithah li Ibnu
Taymiyyah).

67

al-Quran. Sesungguhnya al-Quran itu benar-benar mencaci maki mereka, tetapi....


Allah Swt berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia,
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala penglihatan itu dan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui. (QS alAnam: 103)
Aku menyangkal perkataan sahabatku, Hal itu berlaku di dunia!!
Dia menjawab, Dalam ayat tersebut terdapat kemutlakan. Allah Swt tidak
berkata bahwa ayat tersebut khusus untuk di dunia atau untuk di akhirat.
Perhatikanlah ayat lainnya,
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah
Kitab dari langit. Maka, sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang
lebih besar dari itu. Mereka berkata, Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan
nyata. Maka, mereka disambar petir karena kezalimannya... . ( al-Nisa: 153)
Engkau melihat bahwa Allah Swt mencela Bani Israil karena permintaan
mereka untuk melihat Tuhan, dan Dia menyebut mereka sebagi orang-orang yang
zalim, serta mereka disambar petir karena permintaannya tersebut. Seandainya
melihat Tuhan itu adalah hal yang mungkin, lalu mengapa pengingkaran ini hanya
bagi Bani Israil, dan mengapa mereka disambar petir?
Ayat yang lain Allah juga berfirman,
Dan tatkala Musa datang untuk (bermunajat dengan Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah
Musa, Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau. Tuhan berfirman, Kamu sekali-kali tidak akan bisa melihat-Ku...
( al-Araf: 143)
Engkau adalah orang Arab dan mengetahui makna tidak akan. Oleh karena
itu, Allah tidak berkata kepada Nabi Musa as kamu tidak bisa melihat-Ku
karena mustahil untuk melihat Allah Swt di dunia dan akhirat karena lafadz tersebut
tertulis dengan "".
Lalu, aku mengajukan pertanyaan serius kepada sahabatku tersebut, Apabila
melihat Allah itu mustahil, lalu mengapa Nabi Musa as memintanya, padahal semua
nabi itu terjaga dari kesalahan lagi mengetahui?!
Sahabatku berkata, Sebuah pertanyaan yang bagus! Nabi Musa as tidak
meminta melihat Allah untuk dirinya sendiri, tetapi ketika beliau membawa
sekelompok orang dari Bani Isarail menuju bukit Thur dan mereka mendengar
perkataan Allah Swt, lalu mereka berkata kepada Nabi Musa as, Kami tidak percaya
bahwa itu adalah perkataan Allah Swt hingga kami melihat-Nya. Oleh karena itu,
mereka disambar petir. Setelah itu, mereka berkata kepada Nabi Musa as, Mintalah
kepada Tuhanmu agar engkau melihat-Nya karena engkau adalah orang yang pantas
menurut-Nya. Ketika engkau benar-benar telah melihat-Nya, lalu gambarkan Dia
kepada kami, maka kami akan mempercayaimu. Lalu Nabi Musa as melakukan
permohonan ini di hadapan mereka untuk menetapkan hati mereka, padahal ia
mengetahui bahwa hal itu adalah mustahil. Musa hanya menuruti kaumnya yang
bodoh. Oleh sebab itu, datanglah jawaban dari Allah Swt kepada Musa, Kamu tidak
akan bisa melihat-Ku
Dalam ayat lain Allah Swt menggambarkan pengikut Nabi Musa as yang
meminta untuk melihat Allah Swt dengan orang-orang yang kurang akal.
Lihatlah firman Allah Swt,
Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan tobat
kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka diguncang
gempa bumi, Musa berkata, Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau

68

membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan
kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?... ( al-Araf:
155)
Oleh karena itu, Nabi Musa as berkata tentang mereka bahwa mereka adalah
orang-orang yang kurang akal. Jika tidak demikan, tidaklah mungkin mereka berani
berkata seperti itu.
Sahabatku melanjutkan perkataannya, Supaya engkau tenang, aku tambahkan
lagi dalil lain dari al-Quran. Allah Swt berfirman,
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. ( al-Najm: 11)
Apa yang dilihat oleh hati Rasulullah saw?! Jawabannya terdapat dalam surat
yang sama, Sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat sebagian tanda-tanda
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. ( al-Najm: 18)
Allah Swt berfirman, Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. ( alSyura: 11), dan Dia juga berfirman, Tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.
( al-Ikhlash: 4)
Aku berkata membenarkan, Akan tetapi, apa makna dari Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka
melihat. ( al-Qiyamah: 22-23)
Ia menjawab, Jika engkau meneruskan bacaannya, niscaya engkau akan
menemukan jawabannya. Allah Swt berfirman setelah ayat tersebut,
Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa
akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat. ( al-Qiyamah: 24-25)
Ayat sebelumnya menceritakan tentang wajah berseri-seri dan indah yang
terpancar pada orang-orang yang menang, sedangkan ayat sesudahnya menceritakan
tentang wajah muram dan ketakutan yang tergores pada orang-orang yang binasa.
Para pemilik wajah yang berseri-seri tersebut menantikan rahmat Allah Swt ketika
para pemilik wajah yang muram menyangka (maksudnya meyakini) bahwa mereka
pasti akan disiksa dan mereka tidak menantikan rahmat Allah Swt akan datang
menyusul mereka (setelah disiksa,penerj.).
Bukankah Allah Swt telah berfirman, Kursi Allah meliputi langit dan bumi. (
al-Baqarah: 255), dan Dia berfirman, Dan Dia-lah Tuhan (Yang disembah) di langit
dan Tuhan (Yang disembah) di bumi. ( al-Zukhruf: 84), Dia juga berfirman, Dia
bersama kamu semua di mana pun kamu berada. ( al-Hadid:4) Ayat-ayat inilah yang
mendustakan mereka yang berkata bahwa Allah Swt berada di atas langit dan duduk
di Arsy-Nya.
Kemudian aku bertanya kepadamu, maka akan aku jawab, Sekiranya Allah
Swt akan dilihat pada Hari Kiamat, bagaimana engkau akan melihatnya? Dari atas?
Jika tidak terlihat, lalu dari bawah, atau dari depan? Jika tidak terlihat juga, lalu dari
belakang, atau dari kanan? Dan jika tidak terlihat juga, lalu dari kiri, dan demikian
seterusnya.
Kemudian, ketahuilah bahwa setiap jasad memiliki 3 dimensi: panjang, dalam,
dan lebar. Jika adanya Allah Swt seperti itu, ia pasti tersusun-susun, dan ini adalah
kufur.
Sahabatku melanjutkan pembicaraannya, Demi Allah! Aku tidak mengerti
mengapa aku dengki terhadap aliran Wahabi dan orang yang berkata seperti perkataan
mereka, tentang pengetahuan mereka terhadap geografi, atau fisika, atau al-Quran
yang diucapkan dengan bahasa Arab yang jelas! Mereka menukar semua itu dengan
perhiasan dunia. Aku tidak berkata tentang hadis-hadis dari Abu Hurairah dan dari
Kaab al-Ahbar, serta dari perawi-perawi lainnya. Mereka (kaum Wahabi) menentang

69

dan mendustakan Kitabullah secara terang-terangan dari sisi yang tidak mereka
ketahui.
Kita berkata kepada mereka, Kembalikan (penjelasan) ayat-ayat mutasyabihat
kepada ayat-ayat muhkamat.
Mereka berkata, Kami hanya mengambil hukum dari yang tampak saja.
Kita katakan kepada mereka, Ambillah yang jelas terlihat dalam ayat-ayat
muhkamat.
Mereka menjawab, Tidak, tidak ada yang mengetahui pentakwilannya kecuali
Allah Swt.
Inilah sebenarnya kajian lain yang menurutku harus didiskusikan bersamamu
sekarang, agar permasalahan ini selesai.
Aku berkata kepada sahabatku tersebut, sementara dalil-dalilnya baik yang
aqli maupun naqli telah membuatku tergugah, Baik, silakan! Beri tahukan
kepadaku!
Sahabatku memulia pembicaraan tentang permasalahan tambahan tersebut,
Sesungguhnya al-Quran itu tidak mungkin dipahami sebagai kesatuan yang saling
berhubungan kecuali oleh Ahlulbait. Untuk itu, kakek mereka, Rasulullah saw
bersabda, Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah hingga Hari Kiamat. yakni
Ahlulbait dan al-Quran. Setiap orang yang berani terhadap al-Quran yang penuh
kemukjizatan, ia akan terjerumus dalam pentakwilan yang membahayakan, sesat dan
menyesatkan, hingga akhirnya sama dengan perkataan umat Yahudi dan Nasrani.
Akan aku bacakan beberapa isi dari Taurat dan Injil agar engkau yakin akan hal
tersebut.
Al-Quran berkata, misalnya, (Tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah
terbuka ( al-Maidah: 64), dalam ayat lain dikatakan Tangan Allah di atas tangan
mereka ( al-Fath: 10), ayat yang lain mengatakan, Dan langit itu Kami bangun dengan
tangan-tangan (Kami). ( al-Dzariyat: 47) Sebagaimana yang engkau lihat, jika kita
mengambil zhahir ayat-ayat di atas, berarti Allah Swt tidak konsisten dalam firmanNya! Terkadang dikatakan bahwa Allah Swt memiliki satu tangan, terkadang dua
tangan, dan ayat lain mengatakan beberapa tangan dengan bentuk plural.
Al-Quran juga mengatakan, Segala sesuatu pasti binasa kecuali Allah. ( alQashash: 88) Maksudnya, tidak ada yang kekal kecuali Allah. Apakah ini masuk
akal? Lalu, mengapa kebinasaan ditujukan kepada Allah Swt. Apakah ada kekuatan
yang lebih besar dari-Nya yang menghancur segala sesuatu hingga bagian-bagian
tubuh Allah Swt. Bukankah pastinya Allah Swt tidak memiliki bagian tubuh?!
Allah Swt berfirman, Dan Kami turunkan besi yang di dalamnya terdapat
kekuatan yang hebat... . ( al-Hadid: 25) Saat ini kita tahu bahwa besi itu terdapat di
dalam perut bumi. Lalu, apa makna dari firman-Nya ( )Kami turunkan?!
Dia juga berfirman, Berpegang teguhlah kamu semua dengan tali Allah ( Ali
Imran: 103), apakah yang dimaksud adalah tali yang bersifat materi?!
Dia juga berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya. ( al-Ahzab: 57) Lalu, apakah Allah Swt disakiti?! Mahasuci Allah dari
kekuasaan yang menghalangi-Nya.
Allah Swt berfirman dalam ayat lain, misalnya, Mereka melakukan tipu daya
dan Allah membatalkan tipu daya itu. ( al-Anfal: 30), Allah akan membalas
penghinaan mereka itu. ( at-Taubah: 79) Lalu, apakah Allah Swt melakukan tipu daya
dan penghinaan?! Tentu tidak, tetapi Dia ingin mengatakan bahwa diri-Nya mengakui
segala aktivitas dengan aktivitasnya Dan Kami tidak menzalimi mereka tetapi mereka
yang menzalimi diri mereka sendiri. ( al-Nahl: 118)

70

Yang serupa dengan ini banyak sekali dalam al-Quran, bahkan membutuhkan
tulisan khusus. Para ulama kitapewaris para nabitelah mengerahkan berbagai
usaha yang serius, di antaranya para pemimpin Ahlulbait, dengan cara menjelaskan
berbagai kebenaran dan mengembalikan manusia ke jalan yang lurus.
Benar, ini adalah agama Islam milik Muhammad, Ali, Hasan al-Syahid,
Husain al-Syahid, Jafar al-Shadiq, dan imam-imam lainnya. Bukan agama Islam
milik Abu Hurairah, Kaab al-Ahbar, Abdullah bin Umar, Muawiyyah, dan alHajjaj.150
Sahabatku berkata penuh semangat hingga akhirnya berhenti sendiri. Ketika ia
diam, aku berkata kepadanya, Aku baru kali ini mendengar perkataan seperti ini, lalu
mengapa belum ada seorang pun yang berbicara demikian sebelummu?!
Dia menjawab, Ini termasuk musibah lainnya, hingga engkau akan melihat
kezaliman yang menimpa Ahlulbait dan pengikutnya. Mereka tidak menemukan
batasan informasi yang tegas yang mencegah mereka untuk menyebarkan kebenaran
seperti apa adanya. Hanya saja, hal ini khusus bagi orang-orang tertentu dan orangorang suci dari golongan mereka.
Demikian juga, sebagaimana para imam yang suci dijauhkan dari
pemerintahan, dan mereka juga dijauhkan dari para ilmuwan dan ulama, hingga
akhirnya agama menjadi sebuah pasar yang dimasuki semua orang.
Aku berkata kepada sahabatku tersebut dengan maksud mengingatkan,
Engkau pernah berjanji kepadaku untuk memberikan beberapa contoh dari Taurat
dan Injil seputar keberadaan Allah Swt di langit. Mengapa belum engkau lakukan?!
Ia berkata, Benar, engkau telah mengingatkanku.
Lalu ia bangkit menuju ruangan lain tempat perpustakaan keluarga. Tidak
lama dari itu ia sudah kembali dan di tangannya terdapat sebuah buku tebal yang
terdapat tambalan dan di atasnya tertulis Kitab Suci. Dalam kitab tersebut terdapat
dua perjanjian: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Sahabatku tadi duduk dan berbicara kepadaku, Golongan Ahlusunah
menghujat kami dengan segala keburukan, sebagaimana perkataan mereka
bahwasanya kami mengadopsi akidah kami dari umat Yahudi, Nasrani, Majusi, dan
sebagainya. Sekarang aku akan membacakan kepadamu akidah umat Yahudi dan
Nasrani tentang Allah Swt. Engkau akan mengetahui siapa dari kami yang
mengadopsi akidah umat Yahudi dan Nasrani. Dalam sebuah peribahasa dikatakan,
Semut di seberang lautan tampak, tetapi gajah di pelupuk mata tak tampak.
Sahabatku berkata demikian, lalu ia mulai membuka lembaran kitab.
Dengarkan ini, misalnya, Tuhan turun untuk melihat kota dan istana yang
keduanya dibangun oleh anak cucu Adam.151 Jadi, Allah Swt itu naik turun!
Perhatikan juga teks berikut, Kemudian Musa, Harun, Nadab, Abihu, dan 70
orang-orang tua Israil menaiki bukit. Mereka melihat Tuhan Israil dan di bawah kakiNya terdapat sesuatu yang terbuat dari batu permata biru transparan, yang terangnya
seperti langit yang cerah...152 Jadi, Allah Swt dapat dilihat dengan mata telanjang dan
dapat digambarkan, Dia juga memiliki dua kaki153, dsb.

150

Al-Hajjaj adalah orang yang dikatakan oleh Rasulullah saw dengan Sesungguhnya pada
diri orang yang cerdas itu terdapat perusak dan pendusta. Lihat Musnad Ahmad 7/14, no. 4790, alJami al-Kabir li at-Turmudzi 6/217, no. 3944.
151
Kejadian: 11/5.
152
Keluaran: 24/9-10.
153
Lihat di mana tempat kedua kaki Allah, sebagaimana yang tertulis dalam Mustadrak
Sahihain, karya Hakim ketika menafsirkan ayat Kursi

71

Baca juga olehmu, Setelah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka. Ia melihat ruh Allah turun kepadanya seperti burung
merpati. Lalu, terdengarlah suara dari surga yang mengatakan, Inilah anak-Ku yang
Kukasihi, yang membuatku sangat senang.154 Jadi, Allah berada di langit,
sebagaimana yang dikatakan umat Nasrani tersebut!
Baca juga olehmu, Setiap orang yang mengenalku di depan orang banyak,
aku juga akan mengenalnya di depan Bapaku yang berada di langit.155
Pernyataan-pernyataan seperti di atas banyak sekali.
Yang lebih mengagumkan, Aisyah mencaci maki orang yang mengira bahwa
Rasulullah saw melihat Tuhannya pada malam Miraj. Ia menolak hal itu dengan
keras!156 Namun, orang itu tidak hidup lama.
Aku akhiri pembahasan ini dengan sebuah ucapan dari Imam Ali bin Abi
Thalib ketika beliau berkata tentang melihat Allah Swt dan sebelumnya beliau
mendeskripsikan tentang Malaikat Maut.
Imam Ali berkata, Apakah engkau merasakan jika Malaikat Maut memasuki
sebuah rumah? Atau, apakah engkau melihatnya jika dia mencabut nyawa seseorang?
Akan tetapi, bagaimana caranya mencabut nyawa janin yang berada dalam perut
ibunya! Apakah dia memasuki perut tersebut dari bagian-bagian lubang tubuh sang
ibu atau ruh janin tersebut keluar menyusul Malaikat Maut atas izin Tuhan? Atau,
Malaikat Maut berdiam diri bersama janin tersebut di dalam perut ibunya? Bagaimana
mungkin orang yang tidak bisa mendeskripsikan makhluk-Nya yang seperti itu akan
mendeskripsikan Tuhannya!157
Aku rasa diskusi ini telah selesai dan di benakku tidak ada lagi keraguan
setelah perbincangan tersebut. Aku keluar dari rumah sahabatku dan aku merasa puas
akan semua perkataannya kepadaku. Setiap ayat yang dibacakannya, seakan-akan
baru pertama kali aku dengar dalam hidupku. Ketika itu, aku mengerti maksud dari
firman-Nya, Tidak ada yang menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (
al-Waqiah: 79) Menyentuh dalam ayat tersebut bukanlah menyentuh secara materi.
Jika demikian berarti kita semua harus menyentuh al-Quran dalam keadaan suci.
Akan tetapi, makna ayat tersebut adalah al-Quran tidak bisa dipahami dan dimengerti
kecuali oleh para hamba-Nya yang disucikan, yang bersikap tulus kepada al-Quran.
Mahasuci Allah yang mengetahui di mana Dia akan menjadikan risalah-Nya. Jika
tidak demikian niscaya agama ini akan hancur dan tidak berbekas.
Aku keluar dari rumah sahabatku tersebut dan aku melihat bintang-bintang
saling beradu sinar pada malam musim gugur yang dingin tersebut. Benar, aku telah
banyak menghabiskan waktu tetapi aku tidak merasakannya. Aku melangkahkan
kakiku dengan cepat untuk pulang.

154

Matius: 3/16-17.
Matius: 10/15
156
Lihat perkataan Aisyah dalam Tafsir al-Thabari 27/30; Shahih al-Bukhari 6/175 dalam
Kitab at-Tafsir Surah al-Najm; lihat juga al-Suyuthi, Tafsir al-Dur al-Mantsur, 7/648, Tafsir Surah alNajm, di mana Rasulullah saw mengingkari bahwa dirinya melihat Tuhannya dengan kedua matanya,
tetapi beliau melihat-Nya dengan hatinya.
157
Nahj al-Balaghah: al-Khuthbah: 112.
155

72

AL-MAHDI....NYATA ATAU KHAYAL?


Aku sering kali mendengar perkataan Al-Mahdi al-Muntazhar Al-Mahdi
yang dinanti-nantikan, dan biasanya diungkapkan dalam sebuah ironi untuk orang
yang menantikan penyelesaian yang fiktif atau untuk orang yang memiliki harapan
hidup yang tipis.
Melalui ironi-ironi tersebut aku mengetahui beberapa hal bahwasanya AlMahdi al-Muntazhar adalah akidah yang diyakini kaum Syiah Imamiyah dan mereka
membelanya mati-matian.
Mulanya aku heran mendengar perkataan tersebut karena aku tahu bahwa
kaum Syiah adalah orang-orang yang mengklaim diri mereka adalah kaum rasionalis
dan logis, serta mereka tidak mempercayai khurafat dan mitos! Dan, yang sangat
menyita perhatianku dalam masalah ini adalah bahwasanya Mahdi kaum Syiah hidup
dan diberi rezeki (oleh Allah Swt,penerj.). Bukan itu saja, dia juga adalah Imam
terakhir menurut mereka, yakni imam ke-12.
Aku tidak sabar menantikan diskusi sengit dengan sahabatku, karenanya aku
segera menghubunginya melalui saluran telepon. Tenyata yang mengangkat telepon
adalah ayahnya. Lalu aku memintanya untuk dapat berbicara dengan sahabatku.
Aku menunggu beberapa saat dan aku mendengar suara ayahnya sedang
memanggilnya.
Ya, dengan siapa ini? sahabatku bertanya.
Aku menjawabnya dengan suara yang sengaja aku ubah, Al-Mahdi alMuntazhar sedang berbicara denganmu.
Aku mendengar sahabatku tertawa terbahak-bahak, lalu ia berkata, Aku tahu
siapa kamu, tetapi Imam Mahdi tidak berbicara kepada seorang pun melalui telepon
karena keberadaannya gaib.
Aku berkata kepadanya dengan maksud mengajaknya berdiskusi lebih serius,
Apakah sekarang engkau ada waktu untuk menemuiku agar aku bisa mengetahui
pendapatmu tentang masalah ini?
Sahabatku berkata, Baiklah, aku memang ingin refreshing ke pantai untuk
sedikit mengubah suasana. Jika engkau mau, engkau bisa menemuiku dan kali ini kita
akan melakukan diskusi panjang.
Aku segera menjawab, Ide bagus. Tunggu aku 10 menit lagi, aku akan
menyusulmu. Insya Allah.
Baiklah, aku tunggu, jawab sahabatku, lalu ia menutup teleponnya.
Aku keluar dari distrik al-Atiq di kota kami, melewati distrik at-Tijari, lalu
distrik Bab al-Bahr158 yang harus kami lalui ketika menuju pantai sepanjang pesisir
yang terbentang dan berakhir di laut.
Sepanjang perjalanan, aku menantikan sahabatku memulai tema ini karena aku
tidak memiliki ide yang bagus untuk memulainya. Namun, dia tidak melakukannya,
tetapi malah pembicaraan kami berkutat pada sepak bola meskipun aku bukanlah
penggemar sepak bola.
Apakah benar kalian (kaum Syiah) mempercayai al-Mahdi al-Muntazhar?!
tiba-tiba dan tanpa basa-basi lagi aku lontarkan pertanyaan itu kepada sahabatku.
Sahabatku menjawab dengan singkat, Ya.
Aku berkata, Aku tahu bahwa kalian mempercayainya, tetapi yang aku
maksudkan dari pertanyaanku agar engkau memberiku dalil mengenai keyakinan ini.

158

Bab al-Bahr: Setiap kota di pesisir yang terdapat di Tunisia dahulu memiliki arsitektur
yang menyerupai pagar yang mengelilingi seluruh kota di pesisir dan setiap sudut kota terdapat pintu.
Pintu yang menghadap ke laut dinamakan dengan Bab al-Bahr.

73

Sahabatku berkata, Sebelum aku jawab, giliran aku bertanya kepadamu,


Apakah engkau percaya bahwa Islam adalah agama universal dan sempurna bagi
setiap manusia hingga Hari Kiamat, dan akan mengalahkan semua agama?
Aku menjawab, Benar, begitulah yang aku pelajari dan aku dengar sejak
kecil.
Sahabatku melanjutkan pertanyaannya, Apakah engkau tahu bahwa kita
sekarang, sebagai umat Islam, terpisah-pisah menjadi beberapa aliran yang hampir
tidak ada yang bisa menyatukan kita kecuali al-Quran dan Kiblat, dan bahwasanya
Tuhan dan Nabi kita satu?! Apakah engkau tahu bahwa kita semua berbeda pendapat
dalam masalah wudhu, shalat, haji, dan sebagainya.?!
Aku menjawab, Benar, lalu apa maksud dari semua itu?
Sahabatku berkata, Jadi, bagaimana kita akan bersatu dan menyatukan umat
lainnya di bawah satu bendera?! kehilangan sesuatu berarti tidak dapat memberi,
sebagaimana yang dikatakan orang.
Sahabatku melanjutkan perkataannya, Mengenai hal ini, kita butuh sosok
yang jenius yang akan mengembalikan seluruh muslimin pada kemurnian Islam dan
membersihkannya dari penyimpangan, serta dari debu-debu zaman hingga Islam
kembali murni sebagaimana pada masa Rasulullah saw.
Aku mengomentarinya, Aku sangat setuju denganmu mengenai masalah ini.
Kalau begitu, sekarang kita butuh sesosok orang yang penuh kemukjizatan, jika tidak
kita akan dihadapkan pada kesulitan dalam kebijaksanaan apa pun.
Sahabatku berkata, Dialah al-Mahdi, yang dinamakan juga dengan orang
yang jenius atau pemersatu, atau pelopor kebangkitan Islam. Yang dimaksud
semuanya itu adalah al-Mahdi.
Aku bertanya kepada sahabatku dengan maksud mengujinya, Baiklah, lalu
apa yang terjadi seandainya al-Mahdi itu bermazhab Maliki atau Sunni secara
umum?!
Sahabatku berkata membenarkan, Lalu apa yang terjadi seandainya dia
bermazhab Syafii atau Hambali, atau mazhab-mazhab lainnya. Permasalahan tetap
rumit. Sementara kita, Dinasti Umayyah tidak bisa menyatukan kita, begitu juga
Dinasti Abbasiyah dan Turki Utsmani, meskipun secara geografis kita dalam satu
kesatuan. Mazhab Maliki tetap Maliki; Mazhab Syafii tetap Syafii, semuanya
berpegang teguh pada mazhab mereka. Namun uniknya, Dinasti Utsmani ketika
memimpin Tunisia selama 4 abad, mereka memiliki 2 orang mufti pemberi fatwa:
mufti bermazhab Hanafi untuk lingkungan istana, dan mufti bermazhab Maliki untuk
rakyat lainnya.
Al-Mahdi adalah representasi dari Islam yang dibawa Nabi Muhammad yang
merupakan patokan seluruh nabi. Oleh karena itu, Isa bin Maryam akan shalat di
belakangnya dengan memandang bahwa Islam adalah agama Allah Swt yang
sempurna yang memberi kabar gembira bagi seluruh nabi dan rasul.
Aku berkata kepada sahabatku sambil bergurau, Tentu engkau akan berkata
kepadaku bahwa Islam yang murni dan orisinal adalah mazhab Syiah?!
Sahabatku berkata dengan tegas, Aku tidak mengatakan apapun kepadamu.
Carilah olehmu kebenaran, maka engkau tidak akan mencapainya atau hanya sedikit
darinya.
Aku berkata, Baiklah, bagaimana kalian akan mengatakan bahwa al-Mahdi
itu masih hidup dan usianya sekarang adalah aku tidak tahu dan seterusnya. Apakah
ini masuk akal?!

74

Sahabatku menjawab, Apakah engkau ingin aku menjawabnya dengan


pembicaraan mengenai kekuasaan Allah Swt atau dengan pernyataan yang terdapat
dalam al-Quran dan Hadis?!
Aku berkata, Dengan dalil dari al-Quran dan Hadis saja, karena aku tahu
bahwa Allah Swt itu Mahakuasa atas segala sesuatu, dan mungkin Dia akan
menjadikan aku sebagai Imam al-Mahdi
Sahabatku menjawab, Pertama, panjang umur bukanlah hal yang baru, tetapi
suatu kebenaran yang dikuatkan dalam al-Quran al-Karim. Tidakkah engkau
mengetahui bahwa Nabi Nuh as hidup bersama kaumnya selama 950 tahun, kemudian
terjadilah air bah yang tentunya tidak membinasakannya tetapi dia masih hidup
setelah kaumnya (terbawa air bah,penerj.). Kita dapati berbagai riwayat yang
mengatakan bahwasanya mungkin umur Nabi Nuh as mencapai 4000 tahun.
Ia melanjutkan perkataannya, Kita juga mendapati bahwa Nabi Isa bin
Maryam as, yang dengan persaksian dari al-Quran kita mempercayai bahwa beliau
masih hidup dan tidak disalib, serta beliau akan kembali ke dunia dan akan hidup di
dalamnya.
Aku memotong pembicaraannya, Wahai saudaraku, mereka adalah para nabi,
sedangkan al-Mahdi bukanlah seorang nabi.
Sahabatku berkata, Yang penting, masalah panjang umur adalah tetap, baik
untuk nabi maupun bukan, sementara pembicaraan kita sekarang adalah tentang
panjang umur. Lalu, mengapa engkau mencampur adukkan umur dengan masalah
lainnya?!
Aku berkata penuh tanda tanya, Akan tetapi, Rasulullah saw bersabda
sebagaimana yang aku dengar, Sesungguhnya usia umat Muhammad antara 60
hingga 70 tahun sedangkan al-Mahdi adalah umat Muhammad saw.
Sahabatku menjawab, Maksud dari Hadis itu adalah umumnya usia umat
Muhammad saw adalah seukuran tersebut. Ini tidak menutup kemungkinan lebih
sedikit atau melewati usia umat Islam dari ukuran tersebut. Perhatikanlah, sekarang
yang seperti ini ratusan, bahkan ribuan.
Sahabatku menambahkan, Aku akan memberimu bukti dari orang yang
bukan nabi dan rasul, yaitu Ashabul Kahfi,159 tidak ada seorang pun yang mengatakan
bahwa mereka adalah para nabi?! Akan tetapi, mereka adalah para pemuda yang
beriman kepada Tuhan mereka dan tinggal di dalam goa selama 3 abad dan kembali
dalam keadaan hidup, sebagaimana yang engkau baca dalam al-Quran. Demikian pula
Khidir as, yang telah disepakati oleh kaum muslim tentang usianya yang panjang, dan
ia masih hidup hingga sekarang.
Aku memotong pembicaraannya, Maaf, Khidir adalah seorang nabi,
sebagaimana yang aku yakini.
Sahabatku menjawab, Ada perbedaan pendapat dalam masalah ini. Eksistensi
Khidir sebagai seorang nabi tidak ada dalil yang mengatakannya. Keberadaan Khidir
sama dengan Luqman, kenabian keduanya tidak ditetapkan (dalam al-Quran,
penerj.). Jika demikian berarti ini masalah yang masuk akal.
Ketahuilah bahwa setiap golongan kaum muslimin menyepakati permasalahan
tentang al-Mahdi dan kemunculannya, dan dia merupakan Ahlulbait. Akan tetapi,
perbedaan antara Ahlusunah dan Syiah adalah Syiah mengatakan bahwa al-Mahdi
telah lahir yang merupakan putera Imam Hasan al-Askari, sedangkan Ahlusunah

159
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka
dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. ( al-Kahfi: 13)

75

mengingkarinya dan mereka berkata, Al-Mahdi akan dilahirkan pada akhir


zaman.160
Aku bertanya, Jika demikian, bagaimana solusinya?!
Sahabatku berkata, Aku akan memberitahukan kepadamu tiga dalil agar
engkau mengetahui dengan yakin bahwa al-Mahdi telah dilahirkan dan dia masih
hidup dan diberi rezeki (oleh Allah Swt,penerj.). Kemudian sahabatku itu duduk di
atas sebuah batu besar yang diletakkan di atas pantai berpasir dekat laut. Aku juga
mengambil posisi seperti posisinya.
Ia melanjutkan pembicaraannya, Dalil pertama: bukankah telah diriwayatkan
oleh kaum muslimin dan tertulis dalam Hadis bahwa orang yang mati tanpa imam, ia
mati dalam keadaan Jahiliah.?!161
Aku berkata, Benar, demikianlah yang aku dengar.
Dia bertanya, Lalu, siapa pemimpin pada zamanmu sekarang?!
Aku terdiam, aku ingin mengatakan kepadanya bahwa imamku adalah Imam
Malik, tetapi aku takut ia akan berkata kepadaku bahwa sang imam telah meninggal
sejak berabad-abad lalu.
Sahabatku berkata, Ini adalah sebuah dalil. Dalil kedua, pernahkah engkau
membaca dalam Shahih Muslim dan lainnya tentang sabda Rasulullah saw,
Sesungguhnya para penggantiku (khalifah) setelah aku wafat ada 12 orang dan
semuanya dari suku Quraisy.162
Lalu, siapa imam-imam tersebut menurut Ahlusunah, dan siapa imam yang
terakhir? Dan, siapa pula imam yang pertama?!
Aku juga terdiam karena aku tahu bahwa Ahlusunah memasukkan raja-raja
Dinasti Bani Umayyah yang berbeda-beda. Dari sini, terdapat kekacauan dalam
penjelasan Hadis di atas
Sahabatku melanjutkan perkataannya, Dalil ketiga adalah Hadis tentang atsTsaqlani Kitabullah dan Ahlulbait yang disabdakan oleh Rasulullah saw,
Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian ats-tsaqlani, yakni Kitabullah dan
Ahlulbait. Keduanya tidak akan berpisah hingga Hari Kiamat. Terdapat juga Hadis
lain yang serupa.
Kita akan mengumpulkan Hadis-Hadis di atas dengan mengatakan,
Sesungguhnya pada setiap zaman terdapat imam tersendiri, sesuai dengan Hadis
pertama bahwa setiap zaman tidak terlepas dari seorang imam. Jumlah imam-imam
tersebut secara syari, setelah Rasulullah saw wafat adalah 12 orang dan semuanya
adalah Ahlulbait, dan al-Quran yang keduanya adalah petunjuk bagi umat ini dan
tidak akan terpisah selagi Islam masih berdiri.
Jadi, kesimpulannya adalah imam yang kedua belas ini sudah tentu
menghilang dari pandangan, tetapi dia hidup dan ada. Dia adalah imam pada zaman
160

Banyak informasi yang didapat dari Ahlusunah yang menyebutkan tentang al-Mahdi dan
kemunculannya: Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad, 5/277 dan 3/37; Turmudzi, Shahih at-Turmudzi,
Kitab al-Fitan; al-Safarini al-Nabilisi, Nazam al-Durrah al-Mudhiyyah, ketika ia mengatakan:
Di antara orang yang muncul (pada akhir zaman) adalah Imam penutup yang pandai berbicara
yaitu Muhammad al-Mahdi dan Isa al-Masih
161
Musnad Ahmad bin Hambal, 4/96. Lihat al-Suyuthi, Tafsir al-Durr al-Mantsur, yang
menerangkan tentang tafsir surat al-Isra: 71 ((Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap
umat dengan pemimpin mereka). Ada juga sebuah hadis dari Ali bin Abi Thalib yang mengatakan,
(Setiap umat akan dipanggil bersama pemimpin zaman mereka dan kitab Tuhan mereka, serta Sunnah
nabi mereka.) Ini menunjukkan bahwa lafal al-imam bukan berarti al-Kitab atau nabi, sebagaimana
pendapat sebagian orang.
162
Lihat Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, juz 3; Musnad Ahmad, juz 5/100; Tafsir Ibnu
Katsir, juz 3/312; Sunan Abi Daud, juz 4/86; dan lain-lain.

76

kita, dan dia akan muncul pada waktu yang telah ditentukan setelah ia bersembunyi
karena takut akan serangan orang-orang zalim, sebagaimana mereka menyerang
nenek moyangnya yang suci, seperti Ali, Husain, Jafar al-Shadiq, dan lain-lain.
Ketahuilah, jika engkau tidak puas dengan kesimpulan dariku ini, masih
banyak hadis-hadis yang tersebar dan terkumpul yang belum disatukan oleh apa pun!
Kita akan katakan kepada orang yang percaya bahwa Imam Mahdi akan dilahirkan,
Siapa imammu? Imam pada zamanmu sekarang, supaya engkau mengetahuinya dan
engkau tidak mati seperti matinya orang Jahiliah? Aku nantikan jawabanya jika ia
akan menjawabnya.
Sahabatku mengakhiri pembicaraannya, ia menepuk pundakku dengan
berkata, Jangan terlalu dipikirkan semua kekacauan yang engkau dengar seputar
keyakinan Syiah ini. Engkau telah mengetahui sendiri kebohongan suara lantang
tersebut. Mereka tidak meninggalkan salah satu keyakinan kami, sedangkan mereka
hidup di dunia penuh dengan gurauan. Dalam seputar masalah Mutah terdapat
gurauan, seputar Imamah terdapat gurauan, seputar sahabat Nabi terdapat keributan,
demikian seterusnya. Semua itu mereka lakukan agar orang-orang menjauhi kita dan
tidak mendengarkan kita. Bahkan, sampai-sampai beberapa orang dari mereka
memperingatkan dan memberi fatwa kepada pengikutnya agar tidak berdebat dengan
Syiah karena mereka menguji manusia bahkan memperdayakannya, sebagaimana
yang diyakini oleh sebagian bangsa di Timur. Sampai-sampai salah seorang mufti
kerajaan Arab memerintahkan pengikut mereka untuk mengumpulkan beberapa buku
Syiah dalam jumlah yang besar, dan ia memerintahkan untuk membakarnya dengan
menganggap bahwa ini adalah jalan keluar dari berbagai persoalan. Selalu
menggunakan politik burung unta!
Aku tidak tahu! Mereka mengira bahwa pemikiran Islam mereka tidak bisa
dikalahkan oleh seorang pun. Lalu, mengapa mereka takut dan apa yang akan mereka
lakukan terhadap paham baru yang berasal dari paham materialis, sekuler dan lainlain yang memenuhi dunia dengan penuh keraguan?! Lebih parah lagi, para ulama
yang dianggap sebagai Ahlusunah berbeda pendapat terhadap beberapa sunah
Rasulullah saw dengan berdalih bahwa itu semua adalah simbol dari orang-orang
Rafidhah (Syiah), yang demikian seperti menggunakan cincin di tangan kanan,
meratakan makam, dsb.
Oleh karena itu, selama Imam Mahdi menjadi simbol dari Rafidhah, mereka
tidak menyerah dengan menggunakan berbagai dalil dan akan selalu berbeda pendapat
dengan memupuk kedengkian terhadap orang-orang Rafidhah!! Mereka juga akan
mengubah arah kiblat, meninggalkan puasa Ramadhan karena keduanya amalan orang
Rafidhah. Demikianlah sebagian orang mematuhi pemimpin dan penguasa mereka,
maka mereka menyesatkan jalan umatnya dan tidak ada sesuatu pun yang dapat
menolak (siksa) Allah Swt atas mereka ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas
diri dari orang-orang yang mengikutinya.
Sahabatku melanjutkan pembicaraannya kepadaku, Oleh karena itu, jika
engkau menginginkan kebenaran, maka carilah dari ahlinya dan jangan engkau
berkata, Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama,
dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti)
jejak mereka. ( al-Zukhruf: 22) Jika tidak demikian, berarti orang Nasrani pada saat
ini benar jika berpegang teguh pada agama nenek moyang mereka. Demikian
seterusnya, setiap orang memiliki agama sendiri. Ini adalah dalil yang bertentangan
dengan penjelasan al-Quran.
Sahabatku berdiri setelah menyelesaikan pembicaraannya lalu aku berdiri di
belakangnya dan kami kembali melalui jalan yang sama, dan aku telah berjanji

77

kepadanya untuk membayar harga kopi yang kami minum di warung kopi yang
terletak di sisi pantai pada tengah hari musim semi yang panas.

78

SEMUT DI SEBERANG LAUTAN TAMPAK... GAJAH DI PELUPUK MATA


TAK TAMPAK
Pada suatu hari, aku mendapati sebuah artikel dalam majalah berbahasa Arab
yang dikirim oleh salah seorang pembaca. Isinya penuh dengan cacian terhadap orang
yang disebut dengan kelompok Rafidhah. Di antara kalimat yang ia tulis adalah
bahwasanya orang-orang Rafidhah percaya kepada reinkarnasi!!!
Tentunya, aku jadi memperhatikan sungguh-sungguh perkataan yang
diungkapkan sebagai tantangan kepada Syiah tersebut, bahkan kepada golongan selain
Syiah, karena sebagaimana yang dikatakan orang-orang Arab, Kadang-kadang orang
yang terkenal tidak diketahui asalnya. Aku katakan bahwa aku pernah berbicara
dengan salah seorang guru, lalu terjadilah pembicaraan tentang orang-orang India, aku
heran mengapa mereka menyembah sapi. Lalu sahabat kami merasa terkejut dan
berkata, Sesungguhnya mereka tidak menyembah sapi, tetapi mensucikan dan
melindunginya. Yang terpenting aku telah terbiasa untuk tidak menyalahkan dan
memvonis dengan berbagai hukum yang tegas mengenai sebuah kepercayaan dan ide
siapa pun atau golongan apa pun hingga aku meyakininya sendiri, terutama jika hal
itu memungkinkan bagi kami untuk dapat diterima.
Tentunya, aku tidak membenarkan tulisan yang menyudutkan Syiah Imamiyah
dengan kebohongan besar, yaitu ucapan tentang reinkarnasi. Akan tetapi, aku berkata
dalam hati, Pasti ada suatu masalah yang menurut Syiah sudah ada hukumnya.
Pada pertemuan pertamaku dengan sahabatku yang bermazhab Syiah, aku
akan memperlihatkan artikel tersebut yang telah aku bawa di saku bajuku.
Sahabatku segera membacanya, lalu meletakkan kertas itu di atas meja dan
berkata, Terkadang aku merasa prihatin terhadap beberapa periode Islam terdahulu,
di mana ketika itu kaum muslimin memiliki ulama dari mazhab yang berbeda, bahkan
cara pandang mereka terhadap satu sama lain mengenai akhlak yang mulia terutama
tentang semangat keilmuan saling mengungguli secara tidak wajar. Yang
mengherankan, sekarang kita berada pada era ilmu pengetahuan, sebagaimana
dikatakan bahwa kita masih melihat orang yang hidup di tengah-tengah kita dan
mempercayai tentang Syiah dan mazhab lainnya dengan keyakinan-keyakinan seperti
ini. Apa yang telah aku dengar membuatku merasa sangat heran, bahkan ada orang di
negara-negara Islam meyakini bahwa orang-orang Syiah memiliki ekor seperti ekor
kera!! Atau, Syiah itu mengatakan bahwa Jibril as telah mengkhianati kepercayaan.
Oleh karena itu, akhirnya setelah melaksanakan shalat mereka mengulang-ulangi
ungkapan Khna al-Amn (Jibril telah berkhianat) sebanyak tiga kali, dan lain-lain.
Sangat disayangkan, ini adalah salah satu hasil dari kemunduran kaum
muslimin dan peradaban Islam.
Sahabatku menarik kesimpulan dengan berkata, Kita pasti akan berjumpa
dengan masalah besar tentang tuduhan dan dakwaan kaum Wahabi, dan aku tetap
heran dengan golongan terkenal ini yang termasuk salah satu dari golongan yang
mencetuskan gerakan Islam yang mengafirkan dan menganggap bidah golongangolongan Islam yang sudah mengakar baik dalam sisi sejarah maupun sisi pemikiran.
Yang perlu dibicarakan adalah gerakan yang tidak memiliki asal ini (seperti pohon
yang buruk). Jika memang memiliki asal, seandainya gerakan tersebut berasal dari
mazhab Hambali, sebagaimana yang dikatakan orang-orang, lantas mengapa gerakan
tersebut sangat berbeda jauh dengan mazhab Hambali. Terkadang mereka
mengkafirkan Ahmad bin Hambal setelah kita melihat apa yang mereka katakan dan
mereka yakini tentang kebenaran dan perjalanan hidup Ahmad bin Hambal.
Adapun masalah tentang reinkarnasi yang mereka dakwakan kepada kami,
maka kami membutuhkan dalil dari mereka atau sebuah pernyataan meskipun tidak

79

populer, yang diucapkan oleh salah seorang ulama kami sepanjang sejarah. Begitu
juga masalah yang berhubungan dengan pengkhianatan Jibril as dan lain-lain.
Sahabatku melanjutkan pembicaraannya, Adapun di antara perkataan dan
pendapat yang tidak populer, seperti masalah perkataan tentang penyimpangan alQuran, maka dalam kitab-kitab umat Islam seperti Shahih al-Bukhari dan lainnya
berupa perkataan-perkataan atau pendapat-pendapat dari para sahabat besar, seperti
Umar dan Aisyah163 yang memahami bahwa al-Quran itu ada yang kurang. Akan
tetapi, kami tentu tidak mengatakan bahwa Ahlusunah mengatakan tentang
penyimpangan al-Quran. Dalam setiap mazhab terdapat pendapat-pendapat yang tidak
populer yang tidak perlu diperhatikan.
Demikian pula masalah Mutah, jika engkau membuka lembaran buku-buku
saudara kami, niscaya engkau akan menemukan beberapa hadis yang diriwayatkan
oleh beberapa sahabat besar yang mendukung akan penghalalan Mutah.
Adapun tentang ayat-ayat israiliyyat, hal ini telah dibicarakan dan tidak ada
masalah di dalamnya karena dalam berbagai kitab suci umat terdahulu banyak
memuat pembicaraan yang menceritakan tentang budi pekerti para nabi dan rasul,
bahkan budi pekerti Rasulullah saw, terutama yang menceritakan tentang kemashum-an para nabi dan rasul sebelumnya.164
Orang-orang dari mazhab lain menuduh bahwa kami tidak percaya kepada
musyawarah, yang dimaksud adalah demokrasi dan lain sebagainya. Padahal, tidak
ditemukan dalam sejarah bahwa keempat khalifah memedulikan musyawarah. Dalam
perkataan maupun perbuatan para sahabat juga tidak terdapat bekas tentang
musyawarah, tetapi hanya pedanglah yang digunakan sebagai pengadilan dan
petunjuk.
Ketika kaum Syiah berkata, misalnya, tentang ke-mashum-an para imam
mereka, kaum Sunni meributkannya dengan caci maki maupun hinaan. Mereka juga
mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mashum kecuali Nabi Muhammad
saw, bahkan Nabi pun terjaga dari berkata kotor, pikun, salah, dan lupa. Pada waktu
yang sama, mereka bersikeras bahwasanya semua sahabat adalah orang-orang adil dan
tsiqah, tidak diragukan lagi, bahkan tidak ada seorang pun dari mereka yang tidak
demikian,165 sedangkan jumlah mereka puluhan ribu!
Ketika kaum Syiah berkata bahwa manusia yang paling mulia setelah
Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib karena tidak ada seorang sahabat pun yang
seperti dia, baik dalam hal kedahuluannya dalam memeluk Islam, perjuangannya,
ilmunya,166 kesabarannya, dan mengenai cerita-cerita tentang dirinya yang
diriwayatkan baik dari kaum Syiah maupun Sunni, kaum Sunni meributkannya dan
mengklaim bahwa kami berlebih-lebihan dan sebagainya. Padahal, kami menemukan
beberapa hadis dalam pandangan kaum Sunni yang mengatakan bahwa Umar adalah
163

Lihat perkataan Umar dalam penjelasan tentang hilangnya ayat rajam dan ayat lain yang
terdapat dalam al-Quran, Shahih al-Bukhari 8/209. Lihat juga perkataan Aisyah tentang ayat rajam
dan menyusui anak berusia 10 tahun, yang keduanya hilang setelah Rasulullah saw wafat, Sunan Ibnu
Majah 1/609, Kitab al-Nikah; Sunan Abi Daud, 2/184, Kitab al-Nikah; Sunan al-Nasai, 6/100, Kitab
al-Nikah.
Ada juga hadis lain dari para sahabat selain Umar dan Aisyah.
164
Seperti hadis-hadis dari Abu Hurairah dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, yang
membuat tubuh orang-orang bergetar karenanya. Lihat, misalnya dalam Shahih Muslim, 4/1842,
Fadhail Musa, hlm. 1839.
165
Lihat Ibnu Hajar, al-Ishabah, hlm. 6-7, dalam Akidah Thahawiyah ketika pengarangnya
mengatakan, Cinta kepada mereka merupakan tanda beragama,keimanan, dan kebaikan.adapun
membenci mereka adalah kekafiran,kemunafikan, dan kelaliman.
166
Ali adalah orang yang pertama masuk Islam, ia mengikuti peperangan Badar, Uhud,
Khandaq melawan kaum kafir.

80

orang yang berbicara dengan para malaikat167 dan bahwasanya jika Rasulullah saw
tidak diutus menjadi Nabi, pasti Umar bin Khattab lah yang diutus,168 dan lain-lain.
Wahai saudaraku, kami hanya meminta sedikit keadilan. Kami katakan kepada
orang-orang di luar mazhab, Bacalah buku-buku kami, kunjungilah para ulama kami,
dan lakukanlah perjalanan ke berbagai negara Syiah. Yang mengherankan, engkau
melihat bahwa di antara kita akan merasa bangga jika ia telah mengunjungi Museum
Louvre, naik ke Menara Eifel, atau membaca antologi drama Inggris Seakspears, dan
mengenal makanan Cina, Italia, dan lain-lain. Kemudian, engkau akan
menemukannya dalam keadaan tuli dan bisu jika engkau bertanya kepadanya
tentang salah satu akidah Syiah yang terpenting.
Keadilan dan kejujuran ilmiah dalam mengatakan apa yang kami minta dari
orang-orang di luar mazhab Syiah sedikit sekali.

167

Shahih al-Bukhari, 5/15; al-Jami al-Kabir li at-Turmudzi, 6/64, hadis no. 3693.
Atau, seandainya ada Nabi lain setelahku, pasti ia adalah Umar. Dalam al-Mustadrak li alHakim, 3/85; dan Jami al-Kabir li at-Turmudzi, 6/59, hadis no. 3686.
168

81

LANTAS, APA....?
Kejelasan telah tampak di depan mata. Mahasuci atas Dzat yang mengubah
segala keadaan ketika aku dahulu tidak mengetahui sedikit pun tentang akidah Syiah.
Bahkan, benakku dihinggapi rasa malu yang teramat sangat ketika aku melihat
kebenaran yang memancar setelah lenyapnya kabut penghalang.
Aku sungguh sangat kagum terhadap penjelasan dan keyakinan yang
dilontarkan oleh kaum Syiah, yang belum pernah kudengar sebelumnya tentang
Syiah, baik dari orang dekat maupun jauh.
Aku menemukan kemurnian Islam menurut akidah Syiah setelah aku
memperhatikannya baik-baik. Terbukalah teka-teki dan aku tahu bahwa Islam
seperti agama-agama lainnyasering kali mendapat berbagai serangan dari dalam,
terlebih lagi dari luar. Para pemimpin yang sesat tak berusaha keras, baik dalam
memberi bantuan atau melenyapkannya secara langsung, serta dalam menyatukan
umat Islam maupun menjauhkannya dengan umat lain.
Orang-orang menembaki Kabah dengan meriamKabah yang dahulu
dimuliakan oleh orang-orang Arab Jahiliahdan mereka menghina Madinah
Rasulullah saw, benteng pertahanan kaum Anshar, serta makam Rasulullah saw
dengan cara tidak mengagungkannya, untuk mengubah sunah Rasulullah saw dan
menjauhkan manusiabaik dengan hasutan maupun intimidasidari Ahlulbait
Rasulullah saw.
Namun, alhamdulillah yang telah menjanjikan kami dengan menjaga Kitab169
Nya. Jika tidak, maka hanya tinggal sejarah karena para penguasa yang jahat juga
bermain-main dengan makna ayat-ayat al-Quran. Oleh karena itu, makna Ahlulbait
menjadi istri-istri Rasulullah saw170, dan makna Ulul Amri yang merupakan orangorang yang diperintahkan Allah Swt untuk ditaati, setelah menaati-Nya dan menaati
Rasul-Nya menjadi para pemimpin Bani Umayyah yang suka berfoya-foya dan para
pemimpin Bani Abbasiah yang fasik. Dan melawan serta memberontak mereka yang
seperti kera171 tersebut adalah fitnah dan diasingkan dari lingkungan, dsb. Apakah
para pemimpin tersebut menginginkan yang lebih dari itu? Hendaklah kaum muslimin
melaksanakan shalat hingga kening mereka terluka; berhaji hingga telapak kaki
mereka pecah selama kekuasaan mereka masih terjaga karena hadis-hadis yang dibuat
untuk mereka oleh pembual dengan membayarnya. Hal ini terjadi meskipun
Rasulullah saw sudah sering kali memperingatkan akan adanya para pendusta hadis
setelah beliau wafat.
Alhamdulillah, sekarang aku mengerti mengapa sebagian orang bersikeras
mengenai keadilan semua sahabat Rasulullah saw, dan mengapa mereka menganggap
bahwa para sahabat adalah garis merah yang tidak boleh dilewati, serta mengapa
mereka memerintahkan kita untuk diam mengenai perselisihan yang terjadi di antara
mereka.
Bukankah ini hanya perbuatan sahabat Muaawiyah dan orang-orang
sesudahnya? Bagaimana mungkin ia tidak melakukan itu, sedangkan dia adalah orang
yang melakukan perbuatan itu sendiri dan mematahkan tongkat kaum muslimin.
Apakah mereka ingin menulis sejarah tentang Muawiyah bahwa dia adalah perampas

169

Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran dan Kami juga yang akan menjaganya. (

al-Hijr: 9)
170

Sebagaimana Ikrimah al-Khariji memanggil mereka demikian, ketika berada di pasar.


Lihatlah biografi Ikrimah yang jahat ini dalam Kutub ar-Rijal.
171
Karena Rasulullah saw bermimpi bahwa keturunan Hakam bin Umayyah berubah dalam
bentuk kera di atas mimbar mereka. (al-Mustadrak, 4/480).

82

kekhalifahan, dan dia tidak pantas mendudukinya begitu juga orang-orang


sesudahnya172?!
Apakah kalian ingin menceritakan kepada generasi-generasi sesudahnya
tentang perbuatan kejinya serta pembunuhan yang dilakukan olehnya terhadap para
sahabat terbaik, seperti Ammar,173 Hasan bin Ali, Hajr bin Adiyy, Muhammad bin
Abu Bakr, dll?!
Jika demikian, bagaimana solusinya? Solusinya adalah membuang hadis-hadis
dusta tentang keadilan semua sahabat tersebut, bahkan sampai kepada mereka yang
melihat Rasulullah saw hanya sekali. Adapun solusi untuk membuang hadis-hadis
tersebut adalah mengancam orang yang membuka catatan para sahabat agar tidak
terbuka aib mereka. Beginilah solusinya, seperti yang diriwayatkan oleh Muawiyah
al-Thaliq bin al-Thaliq yang sangat semena-mena.
Akhirnya aku mengerti mengapa Muawiyah, Hindun, Abu Sufyan, dll.
memiliki kemuliaan. Apakah kalian mengizinkan umat Islam menyebutkan perbuatan
keji kedua orang tua Muawiyah174Pemimpin umat Islam pertama pada masa
pemerintahannya?! Lalu, mengapa ia menjadi khalifah jika perbuatan tercela
tersebut belum dihilangkan dan diganti dengan kemuliaan yang telah tersebar luas?!
Sekarang aku mengerti mengapa mereka mengatakan bahwa Abu Thalib,
paman Rasulullah saw dan ayah Amirul Mukminin Ali (musuh pertama Muawiyah),
masuk neraka!?
Mereka telah melakukan kajian terhadap sejarah hidup Ali dan mereka tidak
menemukan kesalahan dan setitik noda hitam pun pada diri Ali, lalu mereka
mengatakan bahwa ayahnya (Abu Thalib) berada dalam hiruk-pikuk neraka. Adapun
Abu Sufyan, mereka mengatakannya sebagai muslim yang baik keislamannya begitu
juga Hindun al-Batul yang masih perawan!!
Aku tahu mengapa Yazid disiksa di Madinah dan kaum Anshar175 dibunuh
pada Perang Harrah yang terkenal. Bukankah kaum Anshar adalah kaum yang telah
berperang bersama Rasulullah saw melawan bapak, kakek, dan paman-paman
Muawiyah pada Perang Badar?! Bukankah Islam tidak akan berdiri tanpa bantuan
Kaum Anshar?!
Demikian juga cerita tentang Asyura, di mana sang pemimpin pemuda ahli
surga, Husain bin Ali, dibunuh oleh tentara Yazid, sebagaimana mereka memerangi
ayahnya, Ali bin Abi Thalib, melalui Muawiyah. Demikian juga seperti ketika
kakeknya, Rasulullah saw, diserang oleh kakek Yazid, Abu Sufyan.
Apakah Yazid lupa bahwa ketenarannya adalah berkat Rasulullah saw?! Jauh
sekali, ia telah meminum air susu orang yang dengki yang berasal dari neneknya,
Hindun sang pemakan jantung, yang telah mengunyah jantung Hamzah, pemimpin
syuhada pada Perang Uhud. Apakah sebelumnya Hindun bertaubat, begitu juga
mereka yang sewenang-wenang!? Sejarah dan perbuatan mereka menolak adanya
pertaubatan itu.

172

Lihatlah perkataan Umar tentang kebebasan dan bahwasanya kekhilafahan tidak pantas
untuk mereka. Dalam Thabaqat Bin Saad, 3/342.
173
Rasulullah saw bersabda, Ammar akan dibunuh oleh kelompok yang zalim, Shahih alBukhari, 4/25; Musnad Ahmad, 2/161.
174
Yakni, Abu Sufyan dan Hindun (-penerj.)
175
Rasulullah saw bersabda, Siapa yang mencintai kaum Anshar, ia akan dicintai oleh Allah
Swt dan siapa yang membencinya, ia akan dibenci oleh Allah Swt, Sunan Ibnu Majah, 1/57, Fadhail
al-Anshar; Musnad Ahmad, 2/501.

83

Atas karunia dan anugerah Allah Swt, akhirnya aku benar-benar mengikuti Ali
bin Abi Thalib176 dan keturunannya yang mashum agar aku terlepas dari tanggungan
Allah Swt dan Rasul-Nya. Bukankah Allah Swt telah berfirman dengan bahasa yang
singkat, Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang
yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah). Dan, siapa yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah
yang pasti menang. ( al-Maidah: 55-56)
Lihatlah dalam berbagai tafsir, meskipun terdapat generalisasi makna,
pelesapan, penambahan, maupun penyamaran, tafsir-tafsir tersebut mengatakan
bahwa maksud dari ayat di atas adalah Ali bin Abi Thalib.
Apakah orang selain Ali tidak memiliki kemuliaan?! Bahkan mengenai asumsi
bahwa Rasulullah saw tidak berwasiat kepada seorang pun setelah Ali. Oleh karena
itu, seharusnya Ali lah yang menjadi khalifah karena ia lebih dahulu memeluk
Islam,177 karena kesuciannya dari dosa sejak ia dilahirkan hingga mengucapkan
syahadat, dan karena perjuangannya hingga orang-orang Arab mengucapkan l ilha
illallh (memeluk Islam,penerj.), padahal Fulan bin Fulan melarikan diri dan
pedang mereka bersih, belum menebas seorang musyrik yang lemah pun, apalagi yang
kuat.178
Allah Swt berfirman, Katakanlah, Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? ( al-Zumar: 9) Apakah ada
seseorang yang lebih mengetahui daripada Ali?! Ali adalah orang yang dikatakan oleh
Rasulullah saw, Aku adalah gudangnya ilmu pengetahuan, sementara Ali adalah
pintunya179 Apa makna penyerupaan Ali dengan pintu?!
Bukankah Ali adalah orang yang pernah tinggal bersama beliau saw, lalu
bersama Fathimah, Hasan, dan Husain. Firman Allah Swt, Siapa yang membantahmu
tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah
(kepadanya), Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istriistri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita
memohon kepada Allah dan kita menjadikan supaya laknat Allah ditimpakan kepada
orang-orang yang dusta. ( Ali Imran: 61) Bukankah telah turun firman Allah Swt,
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim
dan orang yang ditawan. ( al-Insan: 8)
Bukankah Rasulullah saw telah bersabda kepada kita, Aku meninggalkan
untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian
tidak akan sesat setelah kematianku selamanya, yakni Kitabullah dan Ahlulbaitku.
Keduanya tidak akan berpisah hingga Hari Kiamat.180 Lalu, siapakah mereka yang
disebut Ahlulbait?! Apakah mereka adalah Aisyah dan Hafshah yang kepada
keduanya telah diturunkan sebuah surat yang lengkap yang mengancam keduanya
dengan talak dan neraka181?! Atau, mereka adalah orang yang ditetapkan sebagai

176
Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Ali berasal dari keturunanku, dan aku juga
berasal dari keturunannya, dan dia adalah pemimpin semua orang yang beriman setelah aku wafat.
Lihat Sunan at-Turmudzi, 5/632, Bab Manaqib Ali.
177
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, Aku sudah melaksanakan shalat 7 tahun
sebelum orang-orang melaksanakannya. Ibnu Majah, 1/44, Fadhail Ali.
178
Shaib Abdul Hamid, Ibnu Taimiyyah: Hayatuhu wa Aqaiduhu, hlm. 320.
179
Hakim al-Naisabury, Al-Mustadrak ala al-Shahihain, 3/126, kitab Marifah al-Shahabah.
180
Hakim al-Naisabury, al-Mustadrak ala al-Shahihain, 3/148, kitab Marifah al-Shahabah.
181
Yakni, surat at-Tahrim.

84

sahabat besar dan umahat al-mukminin karena mereka adalah lima orang Shhib alKas (pemilik kemuliaan).182
Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda, Sesungguhnya para penggantiku
(khalifah) setelah aku wafat ada 12 orang dan semuanya dari suku Quraisy.183 Lalu,
siapa para khalifah tersebut?! Apakah kita akan menjadikan Muawiyah dalam bagian
mereka? Apakah kita akan memasukkan Yazid dalam bagian mereka? Apakah kita
akan menjadikan semua raja-raja Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah bagian dari
para khalifah tersebut?! Tentunya jumlah yang ada tidak sesuai.
Mengapa para ulama tidak mengakui dan menerangkan bahwa mereka adalah
Imam yang berjumlah 12 dari golongan Ahlulbait?! Apakah kebencian terhadap Syiah
membuat mereka tidak menghiraukan sabda-sabda Rasulullah saw, dan sebelumnya
mereka mengindahkan ayat-ayat al-Quran?!
Lalu setelah melakukan pengamatan, aku menemukan bahwa mereka orangorang yang menyimpang belum puas dengan menyembunyikan keutamaan-keutamaan
Ali dan keturunannya. Namun, mereka menjadikan kelebihan-kelebihan itu sebagai
bahan tertawaan anak-anak dengan cara menjatuhkan dan merendahkannya.184
Aku mendapati bahwa kaum Syiah dituduh dengan berbagai tuduhan yang
tidak masuk akal, di antaranya mereka mencaci maki para sahabat Nabi saw. Yang
lebih tidak masuk akal lagi, para sahabat adalah orang yang pertama kali mencaci
maki kaum Syiah, baik pada zaman Rasulullah saw maupun setelah beliau wafat!
Mereka juga dicaci maki dengan pernyataan Mutahnya, padahal para sahabat
besar, seperti Ibnu Abbas, Jabir, dan Ibnu Hashin mendukung penghalalan Mutah
dalam beberapa Hadis shahih!!
Dan, tuduhan-tuduhan lemah lainnya yang kebanyakan hanya berupa
kekacauan dan guyonan.
Karena semua itu, aku tahu bahwa mazhab Syiah, meskipun menjadi bahan
pembicaraan dan cacian oleh mazhab yang kuat, ia tetap murni, tidak menyalahi baik
secara rasional maupun tekstual.
Kemudian aku tahu, sepanjang kebingunganku, tentang pendapat orang yang
mengatakan bahwa kita tidak boleh menyelami berbagai masalah kebenaran mazhabmazhab karena kita bukan ulama. Melalui pendapat ini, orang-orang non muslim tetap
berpegang teguh kepada agama mereka hingga mereka menjadi orang yang mengerti
tentang Taurat, Injil, dsb. Sementara itu, agama Allah Swt yang kita anut akan
menjadi agama yang suci lagi bersih, dan Rasulullah saw diutus kepada orang-orang
pintar, bukan kepada orang-orang awam?!
Setelah mengkajinya, aku melihat bahwa perdebatan itu sangat mudah terjadi
bagi orang yang ingin mengingkari kebenaran. Akan tetapi, kembalilah kepada alQuran yang diturunkan agar kita merasa cukup dengan dalil-dalilnya dan
meninggalkan kitab-kitab lainnya.
Sesungguhnya semua akidah Syiah dikuatkan oleh al-Quran.185
Seperti pengakuan Saad bin Abi Waqash di hadapan Muawiyah mengenai hal itu. Lihat
Shahih Muslim, 4/1871, Kitab Fadhail al-Shahabah.
183
Lihat Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, juz 3.
184
Seperti, ((Aku adalah gudangnya ilmu pengetahuan, sedangkan Ali adalah pintunya, Abu
Bakar adalah temboknya, Umar adalah atapnya, Muawiyah adalah pelatarannya.)) atau, ((Abu Bakar
dan Umar adalah dua orang pemimpin orang-orang tua ahli surga)), sebagai perbandingan dari sebuah
hadts Shahih, ((Hasan dan Husain adalah dua orang pemimpin pemuda ahli surga)).
185
Lihat surat al-Maidah: 55, mengenai kepemimpinan Ali dan dalam pembahasan tentang
sahabat: surat al-Hujurat: 5,6; surat at-Taubah: 25, 38, 39, 75, dan 77; surat al-Ahzab: 12, 53; surat Ali
Imran: 121, 152, 155; surat al-Jumuah: 11; surat at-Tahrim: 4,5; surat al-Nur: 11; surat al-Anfal: 6769; surat al-Anam: 93.
182

85

Demikianlah aku melihat bahwa Syiah itu adalah benar. Seandainya mereka
jauh dari kebenaran, maka umat selain Syiah lebih jauh dari kebenaran. Dan,
seandainya umat selain Syiah dekat dengan kebenaran, maka kaum Syiah lebih dekat
dengan kebenaran. Seandainya umat selain Syiah berada dalam kebenaran ia adalah
tempat ketika kebenaran tidak dapat dibagi, bukankah selain kebenaran hanyalah
kesesatan maka kaum Syiah adalah lebih benar. Semua ini berdasarkan dalil-dalil,
bukan perkataan bohong ataupun khayalan.
Alhamdulillah, aku telah mendapat kesempatan cukup untuk mendalami
mazhab Syiah, tetapi orang lain belum tentu mendapat kesempatan yang memadai ini.
Aku katakan kepadanya bahwa aku mengenal mazhab Syiah dari buku-buku mereka
dan ulama mereka, bukan dari apa yang dikatakan oleh orang-orang fasik186 dan
orang-orang yang memiliki maksud tertentu.
Segala puji bagi Allah dan bagi-Nya keutamaan dari awal hingga akhir yang
telah mengenalkan aku dengan mazhab yang hak di antara mazhab-mazhab yang
beragam, dan yang dikatakan oleh Rasulullah saw bahwa jumlah mazhab tersebut
mencapai 73 mazhab.187 Aku telah menemukan bahwa Syiah itu terbebas dari tuduhan
yang dilontarkan kepadanya sepanjang sejarah dan akhirnya aku mengenal ulama
mereka dan menyaksikan bahwa hanya kebaikan yang terdapat pada negara-negara
mereka. Yang mengherankan, banyak orang yang menuntut ilmu menghalangi jalan
Allah Swt dan melarang pengikutnya serta memberi fatwa kepada mereka tentang
haramnya membaca buku-buku Syiah dan memerintahkan untuk membakarnya jika
menemukan buku tersebut. Bukankah ini termasuk menghalangi jalan Allah Swt?!
Apabila Syiah itu sesat dan ahli kebatilan, maka apakah engkau tidak membaca bukubuku mereka dan mereka membalas kalian melalui buku tersebut dengan dalil dan
petunjuk, bukan dengan caci maki. Apabila Syiah itu benar, lantas apa pendapat
kalian....?!
Mahasuci Allah, apakah mereka ingin menyebarkan agama Allah Swt di
seluruh dunia sedangkan mereka takut pada sebuah buku?! Jadi, bagaimana orang non
muslim merasa puas dengan Islam?! Dan, bagaimana mereka menjawab kesamaran
yang sulit dimengerti yang dihujani kepada pemuda Islam dan menepismu dari asas
ajaran agama Islam?!
Demikianlah, aku telah melihat bahwa Syiah, meskipun dihujat oleh mereka
dan tidak ada kekuatan dari semua umat Islam yang menolongnya, aku telah melihat
dengan kedua mataku beberapa orang yang bukan dari mazhab Syiah melaksanakan
shalat dengan bebas di masjid mereka. Sementara itu, jika salah seorang mazhab
Syiah shalat di masjid milik mazhab Sunni, mereka mengganggunya. Inilah yang
memaksa mazhab Syiah melakukan taqiyyah. Bukalah sisi kebebasan akidah dan
kebenaran dalam perbedaan. Demi Allah, mereka tidak akan mendapatkan seorang
Syiah pun yang melakukan taqiyyah.
Akan tetapi, alhamdulillah, Sunni dan Syiah kecuali pada beberapa masa dan
di beberapa tempat, telah hidup berdampingan dan mencukupi, tidak bertikai satu

Dalam pembahasan tentang taqiyyah: surat Ali Imran: 28; surat Ghafir: 28; surat al-Nahl: 106.
Dalam masalah mutah: surat al-Nisa: 24.
Dalam masalah keutamaan Ahlulbait: surat al-Ahzab: 33; surat Ali Imran 61; dan surat alInsan: 8.
186

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ( al-Hujurat: 6)
187
Lihat Sunan Bini Majah, 2/1321, Kitab al-Fitan; dan Musnad Ahmad, 2/332.

86

sama lain. Perhitungan amal dan tempat berkumpul mereka pada Hari Kiamat ada di
sisi Allah Swt.188 Setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing
Di antara hal yang mengagumkan dan penting, demikian pula bagi orang
selain dari mazhab Syiah, dan atas asumsi bahwa hal itu adalah benar padahal
sebenarnya tidak lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang berkata.
Apakah buku yang ada di hadapan kalian benar atau salah? Jika salah, apa dalilnya?
Adapun keraguan dan perdebatan, maka sama sekali tidak akan ada manfaatnya.
Aku telah menghasilkan sesuatu, sebagai hasil dari perbincanganku dengan
sahabatku yang bermazhab Syiah di negeriku, berupa buku-buku yang menurutku
harus diperhatikan karena penuh manfaat dan petunjuk bagi orang yang tidak
mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan Mazhab Syiah dan mengetahui
akidah mereka. Aku mengungkapkannya demi mengharap pahala dari Allah Swt.

188

Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada Hari Kiamat, tentang apa-apa yang
mereka perselisihkan.. ( al-Baqarah: 113)
Telah disabdakan oleh Rasulullah saw bahwasanya beliau mengambil yang zhahir, sementara
Allah Swt memperhatikan yang tersembunyi. Oleh karena itu, Islam menerima semua orang yang
mengucapkan dua kalimat syahadat.

87

Anda mungkin juga menyukai