DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BENDA ASING DI SALURAN NAPAS
A. Etiologi Dan Faktor Predisposisi ...........................................................
B. Kekerapan ..............................................................................................
C. Patogenesis .............................................................................................
D. Diagnosis ................................................................................................
G. Penatalaksanaan .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
B. Kekerapan
Dari semua kasus benda asing yang masuk ke dalam saluran napas dan
saluran cerna yang terjadi pada anak-anak, sepertiga dari benda asing yang
teraspirasi tersangkut di saluran napas. Lima puluh lima persen. dari kasus benda
asing di saluran napas terjadi pada anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada tahun
1975 anak di bawah umur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat aspirasi
atau ter-telan benda asing lebih tinggi. Bayi di bawah umur 1 tahun, gawat napas
karena aspirasi benda asing merupakan penyebab utama kematian (National
Safety Council, 1981). Kacang atau biji tumbuhan lebih sering teraspirasi pada
anak yang berumur antara 2-4 tahun, karena belum mempunyai gigi molar yang
lengkap dan belum dapat mengunyah makanan dengan baik. Enam sampai
delapan persen benda asing yang teraspirasi berupa plastik yang sukar didiagnosis
secara radiologik, karena bersifat non iritatif serta radiolusen, sehingga dapat
menetap di traktus trakeobronkial untuk periode yang lama. Benda asing di laring
dan trakea lebih sering terdapat pada bayi kurang dari 1 tahun. Benda asing
hidung lebih sering terjadi pada anak-anak, karena anak yang berumur 2-4 tahun
cenderung memasukkan benda-benda yang ditemukan dan dapat dijangkaunya ke
dalam lubang hidung, mulut atau dimasukkan oleh anak lain.
Benda asing bronkus paling sering berada di bronkus kanan, karena
bronkus utama kanan lebih besar, mempunyai aliran udara lebih besar dan
membentuk sudui lebih kecil terhadap trakea dibandingkan dengan bronkus utama
kiri. Benda asing di saluran napas dapat menjadi penyebab berbagai penyakit
paru, baik akut maupun kronis, dan harus dianggap sebagai diagnosis banding.
C. Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat
bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengan membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau. Cacing
D. Diagnosis
Diagnosis klinis benda asing di saluran napas ditegakkan berdasarkan
anamnesis adanya riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba timbul "choking" (rasa
tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan auskultasi, palpasi dan
pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti benda
itu di dasar lidah, valekula dan sinus piriformis diperlukan kaca tenggorok yang
besar.
Benda asing di sinus piriformis menunjukkan tanda Jakcson (Jackson's
Sign) yaitu terdapat akumulasi ludah di sinus piriformis tempat benda asing
tersangkut. Bila benda asing menyumbat introitus esofagus, maka tampak ludah
tergenang di kedua sinus piriformis.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing
yang bersifat radioopak dapat dibuat Ro foto segera setelah kejadian, sedangkan
benda asing radiolusen (seperti kacang-kacangan) dibuatkan Ro foto setelah
24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum menunjukkan gambaran
radio-logis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru tampak tanda atelektasis
atau emfisema.
Pemeriksaan radiologik leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan
lunak leher dan pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting
pada aspirasi benda asing. Pemeriksaan toraks lateral dilakukan dengan lengan di
belakang punggung, leher dalam fleksi dan kepala ekstensi untuk melihat
keseluruhan jalan napas dari mulut sampai karina. Karena benda asing di bronkus
sering tersumbat di orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat
membantu diagnosis.
Video Fluoroskopi merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas
secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan
adanya obstruksi parsial. Emfisema obstruktif merupakan bukti radiologik pada
benda asing di saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran
emfisema tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada
saat ekspirasi (mediastinal shift) dan pelebaran inter-kostal.
Bronkogram berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer
pada pandangan endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiektasis akibat benda
asing yang lama berada di bronkus.
G. Penatalaksanaan
Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan
tepat perlu diketahui dengan sebaik-baiknya gejala di tiap lokasi tersangkutnya
benda asing tersebut. Secara prinsip benda asing di saluran napas diatasi dengan
pengangkatan segera secara endoskopik dalam kondisi yang paling aman, dengan
trauma yang minimum. Kebanyakan pasien dengan aspirasi benda asing yang
datang ke ahli THT telah melalui fase akut, sehingga pengangkatan secara
endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun
personal yang telah terlatih.
Benda asing di laring. Pasien dengan benda asing di laring harus diberi
pertolongan dengan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya
beberapa menit. Pada anak dengan sumbatan total pada laring, dapat dicoba
menolongnya dengan memegang anak dengan posisi terbalik, kepala ke bawah,
kemudian daerah punggung/tengkuk dipukul, sehingga diharapkan benda asing
dapat dibatukkan ke luar.
Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara
total ialah dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlich maneuver), dapat
dilakukan pada anak maupun orang dewasa. Menurut teori Heimlich, benda asing
masuk ke dalam laring ialah pada waktu inspirasi. Dengan demikian paru penuh
oleh udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol
itu, maka sumbatnya akan terlempar ke luar.
Dengan perasat Heimlich, dilakukan penekanan pada paru. Caranya ialah,
bila pasien masih dapat berdiri, maka penolong berdiri di beiakang pasien,
kepalan tangan kanan penolong diletakkan di atas prosesus xifoid, sedangkan
tangan kirinya diletakkan di atasnya. Kemudian dilakukan penekanan ke belakang
dan ke atas ke arah paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda asing akan
terlempar ke luar dari muiut pasien.
Bila pasien sudah terbaring karena pingsan, maka penolong bersetumpu
pada lututnya di kedua sisi pasien, kepalan tangan diletakkan di bawah prosesus
10
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Birrel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol, 1986: p.212-55
Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea and bronchi. In:
Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric Otolaryngology,
vol.2. Philadelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401
Shapiro RS. Foreign bodies of the Nose. In: Bluestone CD. Stool SE. and Scheete
MD. Pediatric Otolaryngology vol I, Philadelphia. W.B. Saunders Co,
1990: p.752-9
Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign Bodies. In: Prakash UBS,
eds. Bronchoscopy, Raven Press, New York 1994: p.253-74.