Anda di halaman 1dari 34

UJI STERILISASI RUANGAN

I.

KOMPETENSI UMUM
Agar kita mengetahui cara-cara uji sterilisasi terhadap
ruangan.

II.

KOMPETENSI KHUSUS
Agar kita dapat menjelaskan mengenai pengertian keadaan
steril, sterilisasi, sterilitas, ruang steril dan aseptis. Selain itu pula,
kita dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara LAF dan
HEPA,

pembagian

kelas

ruang

steril,

alasan

perlakuan

penyemprotan alkohol 70 %, tiga titik pengujian, dibuka cawan petri


1/3 bagian, lama penapisan 15 menit, serta hasil dari uji sterilisasi
pada alat LAF, UV dan Enkas.
III.

PRINSIP
Prinsip percobaan ini adalah mengetahui tingkat sterilitas
suatu ruangan dengan menggunakan alat sterilisasi LAF, enkas
dan UV sebagai ruang steril.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

IV.

LANDASAN TEORI
Pematian
mikrobiologik

mikroorganisme

dan

pengawetan

mendasari
bahan

metode

makanan;

kerja

sehingga

diperlukan pembahasan lebih lanjut. Pembebasan sesuatu bahan


dari mikroorganisme hidup atau stadium istrahatnya disebut
sterilisasi (Irianto, 2002).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau
memusnahkan semua mikroorganisme atau jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu meium tidak ada lagi
mikroorganisme atau jasad renik yang dapat berkembang biak
(Djide, 2008).
Sterilisasi

dalam

mikrobiologi

merupakan

proses

penghilangan semua jenis organism hidup dalam hal ini adalah


mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, virus) yang terdapat
pada/di dalam suatu benda. Melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme (Pratiwi, 2008).
Mikroorganisme mempunyai kerentanan berbeda terhadap
bahan-bahan yang digunakan untuk mematikannya. Terdapat
perbedaan antar jenis tergantung dari kadar air dan pH
linglukngan, dan dari umur sel atau spora dan seterusnya.
Kecepatan pemusnahan atau pematian yang eksponensial tidak
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

hanya tergantung dari jes organism saja tetapi juga dari berbagai
kondisi lingkungan (Irianto, 2002).
Dalam kegiatan sehari-hari terutama yang berhubungan
dengan industry dikenal istilah sterilisasi komersial yaitu suatu
proses

untuk membunuh semua mikroorganisme yang dapat

menyebabkan kerusakan atau pembusukkan produk seperti pada


industry makanan, atau produk-produk farmasi antara lain obatobatab, pada kondisi suhu penyimpanan yang telah ditetapkan
(Djide, 2008).
Kalau sesuatu larutan biak steril atau yang sudah ditanami
kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh mikroorganisme, peristiwa
ini disebut kontaminasi (pencemaran). Istilah desinfeksi (pemataian
semua mikroorganisme pathogen), asepseis, antasiseptis dan
infeksi jarang digunakan pada mikrobiologi dan lebih banyak
dipakai pada ilmu kesehatan (Irianto, 2002).
Sterilisasi atau pasteurisasi dicapai dengan menggunakan
pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran atau
bahan kimia. Pasteurisasi adalah pemanasan selama 5-10 menit
pada 75 C atau 80 C merupakan cara pembebasan kuman
(Irianto, 2002).

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Pemanasan Lembab (Irianto, 2002).


Untuk mencapai suhu yang lebih tinggi daripada titik
mendidih air digunakan autoklaf. Suhu uap dibawah tekan
tergantung pada tekanan. Kalau masih ada udara, suhu yang
sesuai dengan tekanan jauh lebih rendah (Irianto, 2002).
Cara sterilisasi panas dengan pemanasan lembab dibawah
tekanan dianggap terpercaya. Oleh karena itu, cara ini harus
digunakan kapan saja bila mungkin. Preparat farmasi dalam air
wadah terpatri yang tahan temperature autoklaf dapat dibuat steril
dan tetap steril tanpa batas, kecuali bila terjadi kerusakan pada
patri itu. Preparat bukan dalam air wadah terpatri tidak dapat
disterilkan dengan cara ini selama siklus normal, karena tidak ada
air dalam wadah untuk menghasilkan uap, sehingga tidak ada efek
sterilisasi (Lachman, 2008).
Karena pematian dengan pemanasan lembab tergantung
pada

suhu

tinggi

dan

tidak

pada

besar

tekanan.

Maka

penghilangan udara sebelum autoklaf ditutup harus dilakukan


secara teliti. Udara dapat dibuang dengan mengeluarkan uap dan
dengan evakuasi. Selanjutnya yang harus diukur ialah suhu
didalam coklat dan bukan tekanannya, tetapi karena sederhana
dan lebih pasti (Irianto, 2002).

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Beberap
mikroorganisme,
denaturasi

cara

pemanasan

karena

protein,

panas

termasuk

basah
basah

dapat

dapat

enzim-enzim

membunuh

menyebabkan
di

dalam

sel

mikroorganisme (Djide, 2008).


Pengukuran dengan tanaman dapat dilakukan dengan
menggunakan alat berupa autoklaf, yaitu untuk membunuh spora
bakteri yang pang paling tahan panas. Spora yang paling tahan
panas akan mati pada suhu 121 C selama 15 menit. Kekuatan
membunuh dari uap air panas disebabkan sejumlah besar panas
(Djide, 2008).
Dalam uap mengalir pada suhu 100 C (tindalisasi).
Tindalisasi, adalah proses dangan cara menggunakan pemanasan
dengan suhu 100 C tiap kali 30 menit, dan dilakukan setiap hari
berturut-turut selama tiga hari. Waktu inkubasi dilakukan diantara
dua proses pemanasan sengaja dilakukan agar sulfaya spora
bergerminasan berikutnya (Djide, 2008).
Untuk banyak keperluan sudah dianggap cukup kalau
dilakukan pembebasan kuman sebagian, dengan mematikan
bentuk vegetative dari mikroorganisme (Irianto, 2002).

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Dua metode pasteurisasi yang digunakan yaitu (Irianto,


2002) :
1. Pemanasan massa pendek (20 detik pada 71,5-74 C)
2. Pemanasan massa tinggi (2-5 detik pada 85-87 C)
Tabel. 1 Massa sterilisasi cairan dalam berbagai bejana dalam
autoklaf (121-123 C) (Irianto, 2002).
BEJANA
TABUNG KIMIA
LABU ERLENMEYER
LABU ERLENMEYER
LABU ERLENMEYER
LABU ERLENMEYER
BOTOL

ISI
20 ml
50 ml
200 ml
1000 ml
2000 ml
9000 ml

MASSA PEMAPARAN (MENIT)


12 sampai 14
12 sampai 14
12 sampai 15
20 sampai 25
30 sampai 35
50 sampai 55

Pemanasan Kering (Djide, 2008).


Pemanasan

kering

kurang

efektif

karena

dapat

menyebabkan terjadinya dehidrasi sel dan oksidasi komponenkomponen di dalam sel (Djide, 2008).
Peralatan kaca, serbuk, minyak dan sebagainya yang tahan
terhadap pemanasan, disucihamakan delam sterilisator kering
selama 2 jam pada 160 C. untuk bahan-bahan dengan kapasitas
panas yang lebih tinggi atau dengan sifat-sifat isolasi termik, lama
pemanasan harus disesuaikan (Irianto, 2002).

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Zat-zat yang tahan peruraian pada temperature diatas kirakira 140 C (248 F) bias dibuat steril dengan cara pemanasan
kering. Pemaparan selama 2 jam pada temperature 180 C (356
F) atau 45 menit pada 260 C (500 F) biasanya diharapkan
membunuh

spora

dan

bentuk

vegetative

dari

semua

mikroorganisme (Lachman, 2008).

Penyinaran (Irianto, 2002).


Cahaya dari kebanyakan lampu UV kaya akan sinar dengan
gelombang sekitar 260 nm, yaitu sinar terpilih untuk diadsorbsi oleh
asam-asam nukleat dan kalu pengaruhnya berlangsung lama,
dapat mengakibatkan pematian bakteri (Irianto, 2002).
Sinar ultra violet (UV) yang dipancarkan dari lampu uap
merkuri sering digunakan untuk menyinari ruangan-ruangan
tertentu, sehingga dapat mengurangi kontaminasi mikroorganisme
di udara dalam ruang tersebut, misalnya ruang inokulasi di
laboratorium, ruang bedah dirumah sakit, ruang pengolahan
dipabrik obat dalan lain-lain (Djide, 2008).
Penyerapan dengan sinar UV cocok untuk suci hama
sebagian ruangan,dengan perlakuan ini bakteri cepar dan spor
fungsi yang jauh kurang peka terhadap penyinaran memerlukan
waktu yang lebih lama untuk dimatikan (Irianto, 2002).

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Penyaringan (Djide, 2008).


Telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium di
laboratorium dan larutan-larutan yang dapat mengalami kerusakan
jika dipanaskan. Penyaring yang banyak digunakan tersebut diat
dari gelas sinter, film selulosa (gelman, Milipore) dan asbestos atau
penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkisar antara
0,22-10 mikron (Djide, 2008).
Metode sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk
bahan yang sensitive terhadap panas, misalnya enzim. Pada
proses ini digunakan membrane filter yang terbuat dari selulosa
asetat. Kerugian prosedur ini adalah biaya yang mahal serta filter
yang mudah mampat akibat filtrate tertinggal pada saringan
sehingga harus sering diganti (Pratiwi, 2008).

Bahan-Bahan Kimia (Irianto, 2002).


Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang
rusak bila disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari
plastic). Kekuatan dari agen antimikroba kimiawi diklasifikasikan
atas dasar efisiensi dalam membunuh mikroorganisme (Pratiwi,
2008).

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Zat etileokside (oxiran) mematikan sel vegetative mupun


spora tetapi bekerj hanya kalau ada air / kadar air 5-15 %. Juga
digunakan sebagai gas (2-50 % etilenokside) dalam campuran
dengan nitrogen atau karbondioksia (2-50 %) (Irianto, 2002).
Pada WHO TRS 957-2010 dinyatakan bahwa untuk Kelas C
operasional dan Kelas D nonoperasional volume sampel hendaklah
minimal 2 liter dan waktu pengambilan sampel per lokasi
pengambilan sampel hendaklah tidak kurang dari 1 menit. Untuk
Kelas D tidak ditentukan batas kondisi operasional; industri
hendaklah menentukan batas operasional berdasarkan analisis
risiko dan data historis yang terkait (Tyas, 2013).
Ruang

bersih

dan

sarana

udara

bersih

dinyatakan

terkualifkasi setelah diperoleh hasil yang stabil dan memenuhi


persyaratan

selama

hari

berturut-turut

pada

kondisi

nonoperasional (Tyas, 2013).


ISO 1464-1 Anex f mempunyai bagian informatif mengenai
pengunan teknik sampling sekuensial untuk pemantauan partikel
nonviabel. Teknik ini mungkin bermanfat untuk mengurangi waktu
pengambilan sampel pada area ruang bersih yang sangat besar
pada kondisi nonoperasional. Metode ini tidak cocok untuk dipakai
sat melakukan klasifkasi operasional. Industri dapat melakukan

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

rekualifkasi ruang bersih sesuai dengan EN/ISO 1464-2 (termasuk


frekuensi yang dianjurkan) (Tyas, 2013).
Untuk rekualifkasi area Kelas A, kegiatan berikut dianjurkan
pada sat melakukan rekualifkasi tiap 6 bulan (Tyas, 2013) :
-

kecepatan aliran udara

integritas filter,

dan perbedan tekanan (tidak berlaku untuk area ruang bersih


yang tidak dapat tertutup rapat).
Frekuensi rekualifkasi untuk ruang Kelas B (Tyas, 2013) :

kondisi nonoperasional tiap 6 bulan,

dankondisi operasional tiap 12 bulan.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

V.

METODE KERJA
1. Penyiapan Medium
a. Medium NA
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
beserta medium NA sebanyak yang dibutuhkan, kemudian
disterilkan pada suhu 121oC selama 15 menit. Medium yang
telah disterilkan dituang ke dalam cawan petri steril
sebanyak 10 mL. Kemudian dibiarkan memadat selama 15
menit.
b. Medium PDA
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
beserta medium PDA sebanyak yang dibutuhkan. Kemudian
disterilkan pada suhu 121oC selama 15 menit. Medium yang
telah disterilkan dituang ke dalam cawan petri steril
sebanyak 10 mL. Setelah itu dibiarkan memadat selama 15
menit.
2. Penyiapan ruangan steril
a. LAF
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian disemprot LAF dengan etanol.

Kemudian

dinyalakan dan dibiarkan selama + 15 menit.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

b. Lampu UV
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian disemprot Lampu UV dengan etanol. Setelah itu
dinyalakan dan dibiarkan selama + 15 menit.
c. Enkas
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Enkas disemprot dengan etanol, kemudian dibiarkan selama
+ 15 menit.

VI.

HASIL PRAKTIKUM

No

Kelompok

1
2
3
4
5

I
II
III
IV
V

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

UV
NA
15
9
17
7
17

PDA
12
33
12

Ruangan
Enkas
NA
PDA
66
38
25
37
78
31
96
81

LAF
NA
PDA
9
6
5
12
10
18
13
9

Ket

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

VII.

PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau
memusnahkan semua mikroorganisme atau jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu meium tidak ada lagi
mikroorganisme atau jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi

dalam

mikrobiologi

merupakan

proses

penghilangan semua jenis organism hidup dalam hal ini adalah


mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, virus) yang terdapat
pada/di dalam suatu benda. Melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme.
Ruang produksi steril adalah tempat yang disiapkan secara
khusus dari bahan-bahan dan tata bentuk yang sesuai dengan
Cara

Pembuatan

Obat

yang

Baik

(CPOB).

Ruangan

ini

dipersiapkan untuk produksi obat steril, sehingga harus mempunyai


syarat khusus Obata tau bahan obat yang akan diproduksi harus
mempunyai kepastian bahwa obat tidak terkontaminasi.
Steril komersial adalah kondisi bahan pangan dimana pada
suhu penyimpanan normal tanpa refrigerasi tidak ada mikroba yang
mampu tumbuh.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan sterilitas


ruangan yang disterilkan dengan menggunakan lampu UV, LAF,
dan Enkas. Dimana ruangan steril adalah keadaan ruangan yang
bebas dari semua bentuk kehidupan bakteri yang patogen maupun
yang nonpatogen termasuk sporanya.
Dalam praktikum ini dilakukan uji sterilisasi pada lampu UV,
Laminary Air Flow (LAF) dan enkas. Lampu UV, enkas dan LAF
disterilkan dengan cara disemprot dengan etanol dan dinyalakan
selama + 15 menit yang bertujuan untuk membunuh semua
mikroba yang ada pada tempat itu. Cawan Petri dibuka 1/3 bagian
dengan harapan mikroba sudah dapat masuk sehingga dapat
diamati. Dibiarkan 15 menit karena pada selang waktu tersebut
mikroba sudah mampu di isolasi dari suatu tempat (lingkungan) ke
dalam suatu medium.
Adapun alasan dari penggunaan medium Nutrien Agar (NA)
dan Potato Dextrose Agar (PDA) dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana pertumbuhan bakteri dan jamur/kapang pada ruang
steril tersebut. Medium ini terlebih dahulu diinkubasi selama 1 x 24
jam pada inkubator bersuhu 37C pada medium Na dan selama 3
x 24 jam untuk medium PDA, setelah itu dilihat pertumbuhan
mikrobanya. Hal ini dilakukan karena apabila tidak diinkubasikan
terlebih dahulu maka kemungkinan adanya mikroba berupa spora
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

bakteri yang belum tampak yang berasal dari lingkungan luar pada
waktu pembuatan medium.
LAF (Laminar Air Flow), enkas, dan lampu UV digunakan
pada pengujian sterilisasi ruangan karena ketiga alat sterilisasi ini
dapat

membantu

proses

sterilisasi

untuk

membunuh

mikroorganisme yang masih tumbuh yang sudah tidak berfungsi


dalam

kegiatan

laboratorium

agar

tidak

tercemar

atau

terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.


Dari hasil pengamatan diperoleh untuk pertumbuhan bakteri,
yaitu lampu UV untuk medium NA dan PDA jumlah koloni masingmasing yaitu 17 dan 22, dan enkas untuk medium NA dan PDA
jumlah koloni masing-masing yaitu

96 dan 81. Jumlah koloni

jamur, pada LAF untuk medium NA dan PDA jumlah koloni masingmasing yaitu 13 dan 9 koloni. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa sterilisasi ruangan yang paling steril adalah LAF dilihat dari
sedikitnya mikroorganisme yang tumbuh.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat
bahwa pada medium NA, LAF termasuk dalam ruang kelas II
karena jumlah mikrobanya 3.500 < 98.230 < 350.000/m3, UV
termasuk dalam ruang kelas II karena jumlah mikrobanya 3.500 <
112,632 < 350.000/m3, dan Enkas termasuk dalam ruang kelas III
karena jumlah mikrobanya 350.000 < 504,063/m 3.
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Untuk medium PDA, LAF termasuk dalam ruang kelas II


karena jumlah mikrobanya 3.500 < 96.012 < 350.000/m 3, UV
termasuk dalam ruang kelas II karena jumlah mikrobanya 3.500 <
147.345 < 350.000/m3, dan Enkas termasuk ruang kelas III karena
jumlah mikrobanya 350.000 < 363.888/m3.
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat sterilitas
yang paling baik secara berurutan yaitu LAF, UV dan Enkas.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

VIII.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah untuk
medium NA yang terdapat pada lampu UV menghasilkan 17
koloni bakteri sedangkan untuk medium PDA menghasilkan 12
koloni bakteri. Serta untuk medium NA yang terdapat pada LAF
menghasilkan 13 koloni bakteri sedangkan untuk medium PDA
menghasilkan 9 koloni. Sementara untuk medium NA yang
terdapat

pada enkas menghasilkan

96

koloni bakteri

sedangkan pada medium PDA menghasilkan 81 koloni bakteri.


Dengan demikian, berdasarkan hasil yang telah
dibahas

pada

bagian

sebelumnya,

maka

dapat

ditarik

kesimpulan bahwa LAF (Laminary Air Flow) dan UV termasuk


dalam kelas II (Clear area) dan Enkas termasuk dalam kelas III
(grey area).
B. SARAN
Diharapkan

kepada

praktikan

agar

selalu

lebih

memahami prosedur praktikum ketika melakukan percobaan


dan pengamatan, agar diperoleh hasil yang baik.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Penuntun Mikrobiologi Farmasi Terapan .Fakultas
Farmasi Universitas Muslim Indonesia :Makassar.
Djide, Natsir & Sartini. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi Farmasi.
Universitas Hasanuddin : Makassar.
Ditjen POM.1979 . Farmakope Indonesia Edisi III Depkes RI:
Jakarta.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme.
Yrama Widya; Bandung.
Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI Press
: Jakarta
Sylvia, T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Tyas, A. Retno. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman
Cara Pembuatan Obat Yang Baik Aneks 1 Pembuatan
Produk Steril. Badan POM RI : Jakarta.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

X.

LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
1. Skema Kerja untuk medium NA
Medium Steril NA (Nutrient Agar)

LAF

Sinar UV

Enkas

Disterilkan dengan cara disemprot etanol

Biarkan 15 menit
Letakkan medium steril
Buka 1/3 bagian
Biarkan 15 menit
Tutup cawan

Inkubasi
1 x 24 jam 37C

Pengamatan
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

2. Skema Kerja untuk medium PDA


Medium Steril PDA ( Potato Dextrose Agar)

LAF

Sinar UV

Enkas

Disterilkan dengan cara disemprot dengan etanol

Biarkan 15 menit

Letakkan medium steril


Buka 1/3 bagian

Biarkan 15 menit
Tutup cawan

Inkubasi
3 x 24 jam 37C

Pengamatan

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

B. PERHITUNGAN
1. Medium

Nutrien Agar (NA)


Dibuat untuk 250 mL :
NA

250 mL / 1000 x 23

5,75 gram

PDA (Potato Dextrosa Agar)


Dibuat untuk 250 mL
PDA

= 250 mL / 1000 x 39
= 9,75 gram.

2. Pembagian ruang steril

Medium PDA
LAF
r

= 4,65 cm

= 1,8 cm

volume capet

= r2.t
=

3,14 x 4,652 x 1,8

124,97 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,2497 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8001
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari LAF (medium PDA)


adalah 12 x 8001 = 96.012 /m3
UV
r

4,65 cm

1,5 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

101,8 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,018 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 9823
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari UV (medium PDA)
adalah 15 x 9823 = 147.345 /m3
Enkas
r

4,65 cm

1,7 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

115,42 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,1542 x 10-4 m3
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8664


Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari enkas (medium PDA)
adalah 42 x 8664 = 363.888 /m3

Medium NA
Enkas
r

4,65 cm

1,8 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,8

124,97 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,2497 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8001
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari enkas (medium NA)
adalah 63 x 8001 = 504.063/m3
LAF
r

4,65 cm

1,5 cm

volume capet

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

101,8 cm3

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,018 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 9823
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari LAF (medium NA)
adalah 10 x 9823 = 98.230 /m3
Enkas
r

4,65 cm

1,7 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

115,42 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,1542 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8664
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari UV (medium NA)
adalah 13 x 8664 = 112.632 /m3

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

3. GAMBAR
UV MEDIUM NA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CAPET

KOLONI

UV MEDIUM PDA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CAPET

KOLONI

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

LAV MEDIUM NA

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CAPET

KOLONI

LAV MEDIUM PDA


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CAPET

KOLONI

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

ENKAS
MEDIUM NA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KOLONI

KOLONI

ENKAS
MEDIUM PDA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KOLONI

KOLONI

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

4. Uraian Bahan
1. Alkohol ( Ditjen POM, 1979)
Nama resmi

:AETHANOLUM

Sinonim

: Etanol, Alkohol

BM/RM

: 46,07 / C2H5OH

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap,


bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang idak berasap

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P


dan dalam eter P.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: Sebagai desinfektan

2. Aquadest (Ditjen POM ,1979)


Nama resmi

: Aqua destillata

Nama lain

: Aquades, air suling

Rumus molekul/BM : H2O/18,02


Pemerian

: Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan


tidak mengandung bahan kimia yang dapat
membahayakan tubuh.

Penyimpanan

: Dalam wadah trtutup baik

Kegunaan

: Sebagai bahan pengencer

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

3. Pepton (Ditjen POM. 1979)


Pemerian

: Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat;


bau khas tidak busuk.

Kelarutan

:Larut

dalam

air;

memberikan

larutan

berwarna coklat kekuningan yang bereaksi


agak asam; praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P.
Kegunaan

: Sebagai komposisi medium.

4. Agar (Ditjen POM. 1979 )


Nama resmi

: Agar

Nama lain

: Agar-agar

Pemerian

:Berkas potongan memanjang, tipis seperti


selaput

dan

berlekatan,

atau

berbentuk

keeping, serpih atau butiran; jingga lemah


kekuningan, rasa berlendir; jika lembab liat; jika
kering rapuh.
Kelarutan

:Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air


mendidih.

Penyimpanan

:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan

:Sebagai komposisi medium.

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

5. Dekstrosa (Ditjen POM.1995)


Nama resmi

:Dextrosum

Nama lain

:Dekstrosa, Glukosa

RM/BM

:C6H12O6 / 180,16

Pemerian

:Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau


serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan

: Mudah larut dalam air; sangat mudah larut


dalam

air

mendidih;

larut

dalam

etanol

mendidih; sukar larut dalam etanol.


Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan

: Sebagian komposisi medium

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

5. PERHITUNGAN
6. Medium

Nutrien Agar (NA)


Dibuat untuk 250 mL :
NA

250 mL / 1000 x 23

5,75 gram

PDA (Potato Dextrosa Agar)


Dibuat untuk 250 mL
PDA

= 250 mL / 1000 x 39
= 9,75 gram.

7. Pembagian ruang steril

Medium PDA
LAF
r

= 4,65 cm

= 1,8 cm

volume capet

= r2.t
=

3,14 x 4,652 x 1,8

124,97 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,2497 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8001
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari LAF (medium PDA)


adalah 12 x 8001 = 96.012 /m3
UV
r

4,65 cm

1,5 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

101,8 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,018 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 9823
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari UV (medium PDA)
adalah 15 x 9823 = 147.345 /m3
Enkas
r

4,65 cm

1,7 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

115,42 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,1542 x 10-4 m3
WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8664


Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari enkas (medium PDA)
adalah 42 x 8664 = 363.888 /m3

Medium NA
Enkas
r

4,65 cm

1,8 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,8

124,97 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,2497 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8001
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari enkas (medium NA)
adalah 63 x 8001 = 504.063/m3
LAF

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

4,65 cm

1,5 cm

NASRUL HAQ

UJI STERILISASI RUANGAN

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

101,8 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,018 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 9823
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari LAF (medium NA)
adalah 10 x 9823 = 98.230 /m3
Enkas
r

4,65 cm

1,7 cm

volume capet

r2.t

3,14 x 4,652 x 1,7

115,42 cm3

Untuk menjadi m3 , maka :


= 1,1542 x 10-4 m3
Untuk menjadi 1 m3 , maka dikalikan 8664
Jadi, jumlah koloni permeter kubik dari UV (medium NA)
adalah 13 x 8664 = 112.632 /m3

WA ODE ASRIANI
150 2012 0027

NASRUL HAQ

Anda mungkin juga menyukai